Abstract
This study aims to analyze the effect of knowledge, skills, attitude and competence on professional performance in ASN at the Morokrembangan Kodiklatal Surabaya. The research was conducted using a quantitative approach, with a total sample of 193 ASN in Morokrembangan Kodiklatal Surabaya. The analysis technique used is multiple linear regression analysis, with the help of the SPSS version 25 program. The results show that, 1) knowledge has a significant effect on professional performance, 2) skill has a significant effect on professional performance, 3) attitude has a significant effect on performance. professionals, 4) competence has a significant effect on professional performance, and 5) knowledge, skills, attitudes and competencies on professional performance in ASN at the Morokrembangan Kodiklatal Surabaya.
Pendahuluan
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahaan yang hampir dirasakan disetiap aspek kehidupan. Perubahaan akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dilihat dari semakin pesatnya persaingan global baik dalam maupun luar negeri. Organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, apabila mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya yang dimilikinya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannnya suatu organisasi. Sehingga perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisi [1] Organisasi akan dapat mencapai tujuannya apabila mempunyai sumber daya manusia yang memiliki kinerja profesional dibidangnya.
Berdasarkan pendapat Mangkunegara [2], kinerja sebagai Ikerja yang telah dicapai individu baik secara kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Potensi sumber daya manusia organisasi yang memiliki kinerja baik, akan menjadi penentu keberhasilan organisiasi. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, diantaranya knowledge,skill,attitudedan kompetensi .[1]
kegiatan mental, kegiatan berpikir dan sumber perubahan sosial serta pengerak dalam menyelesaikan tugas kerja. Kompetensi bisa diperoleh dengan proses belajar. Aktivitas belajar akan membuat individu mendapatkan berbagai pengertian, keterampilan, kecakapan, serta sikap dan perilaku.
Metode Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Namun, sebelum dilakukan pengujian analisis data perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis regresi yaitu dengan pengujian asumsi klasik. Adapun penjelasan untuk pengujian regresi linier berganda, asumsi klasik dan uji hipotesis adalah sebagai berikut:
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat dalam analisis regresi linier berganda. Berikut beberapa uji asumsi klasik dalam penelitian ini:
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah terdistribusi normal atau belum. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov-smirnov, dimana dinyatakan terdistribusi normal apabila memperoleh nilai signifikansi > 0,05[3].
Uji Linieritas
Uji linier bertujuan untuk melihat apakah model yang digunakan sudah benar atau tidak. Pada penelitian ini uji linieritas menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga kedua variabel untuk bisa dikatakan mempunyai hubungan yang linier harus memperoleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 [4]
Uji Multikolinieritas
Uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk mengatahui terjadi tidaknya penyimpangan antaran variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi dalam penelitian. Asumsi klasik multikoliniaritas dalam penelitian mempunyai kreteria sebagai berikut [10] 1) Mempunyai angka tolerence diatas atau lebih dari (>) 0,1; 2) Mempunyai nilai VIF di bawah atau kurang dari (<) 10.
Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian kuantitatif uji asumsi heteroskedastisitas bertujuan untuk adanya ketidak samaan varian dari residual pada semua pengamatan yang dilakukan terhadap model regresi trersebut. Dasar pengambilan keputusan [5], dikatakan terjadi tidak heteroskedastisitas apabila hasil regresi membentuk pola menyebar berada di atas maupun dibawah sumbu 0.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji asumsi yang biasa digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Uji autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan metode Durbin Watson Test [5] mengatakan bahwa nilai Durbin-Watson digunakan untuk menentukan uji autokorelasi dengan ketentuan apabila nilai Durbin-Watson hitung tidak berapa pada rentang nilai tabel DW batas bawah dan batas atas. Berikut tabel dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi:
Jika | Keputusan | Hipotesis nol |
0 < d < dL | Tolak | Terjadikkautokorelasi |
dL ≤ d ≤ dU | No decision | Tidak dapat disimpulkan |
dU < d < 4-dU | Tidak ditolak | Tidak ada autokorelasi |
4-dU ≤ d ≤ 4-dL | No decision | Tidak dapat disimpulkan |
4-dL ≤ d ≤ 4 | Tolak | Terjadi autokorelasi |
2. Teknik analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya dan mengetahui arah hubungan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Purnomo, 2017:147). Berikut hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini:
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 4.394 | 1.319 | 3.332 | .001 | |
Knowledge | .162 | .070 | .188 | 2.328 | .021 | |
Skill | .160 | .069 | .164 | 2.313 | .022 | |
Attitude | .164 | .068 | .199 | 2.420 | .016 | |
Kompetensi | .139 | .055 | .169 | 2.518 | .013 | |
a. Dependent Variable: Kinerja |
Dari tabel di atas, dapat dibuat persamaan regrresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 4,394 + 0,162 X1 + 0,160 X2 + 0,164 X3 + 0,139X4 + e
Teknik analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya dan mengetahui arah hubungan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Purnomo, 2017:147). Adapun persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= a+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ e
Keterangan:
Y = Kinerja profesional
a= Konstanta
β1 – 3= Koefisien regresi
X1= Knowledge
X2= Skill
X3= Attitude
X4= Kompetensi
e= error
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. [6] penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang diperoleh dari data kuantitatif dan diolah dengan teknik statistik. Penelitian kuantitatif juga memiliki tujuan utnuk mengembangkan dan menerapkan model matematis, teori serta hipotesis sesuai fakta dilapangan. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel.
3. Uji Hipotesis
Uji Parsial
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara individual antara variabel bebas dengan variabel terikat [7] Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi dari thitung < 0,05.
Uji Simultan
Uji simultan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat [8]. Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh simultan apabila nilai signifikansi dari Fhitung < 0,05.
Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)
Digunakan untuk menghitung tingkat keeratan hubungan yang terjalin antara knowledge, skill, attitude dan kompetensi terhadap kinerja profesional [9] Nilai R berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas memiliki hubungan yang sangat erat terhadap variabel terikat.
Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Uji R2 bertujuan untuk mengetahui kemempuan model dalam menafsirkan pengaruh kedua variabel [10] Nilai R2 berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas besar penafsiran variabel knowledge, skill, attitude dan kompetensi terhadap variabel kinerja profesional.
Hasil dan Pembahasan
Knowledge
[11] knowledgeatau pengetahuan merupakan keseluruhan informasi yang dimiliki individu dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Keberhasilan individu dalam melaksanakan tugas, sangat bergantung pada pengetahuan yang dimiliki. Individu yang memiliki pengetahuan yang cukup, akan memberikan manfaat pada efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan. Mengingat individu yang belum memiliki pengetahuan yang cukup, akan bekerja dengan tersendat-sendat, sehingga akan membutuhkan waktum tenaga dan biaya yang lebih.
Knowledge merupakan sebuah ilmu, pengalaman yang berupa daya serta informasi yang dimiliki individu yang dapat digunakan dalam mempertahankan, menganalisis mengorganisasikan dan meningkatkan kemampuan yang dimiliknya.[12]
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa knowledgeadalah informasi yang dimiliki individu yang dapat dimanfaatkan dalam menjalankan aktivitasnya.
Berdasarkan uraian dia atas, maka Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Knowledgeberpengaruh signifikan terhadap kinerja professional ASN Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
Skill
Keterampilan atau skill merupakan sesuatu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan pada pekerja, seperti standar perilaku pekerja dalam memilih metode kerja yang dianggal lebih efektif dan efisien,[10] Organisasi akan dapat mencapai tujuannya dan mampu berkembang, apabila memiliki anggota atau karyawan profesional dan memiliki keterampilan yang baik sesuai dengan bidang yang dijalani.
[10] dimana keterampilan sebagai kemampuan yang lebih menspesifikasikan dari tujuan performasi, kemampuan mendiagnosa, kemampuan dalam menentukan strategi, kemampuan berinteraksi serta keterampilan menilai efektifitas pekerjaan yang dijalani. Keterampilan dapat diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman individu.
Skillmerupakan potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan yang dapat diperoleh dari pelatihan dan pengalaman dalam melakukan pekerjaan, yang dapat memberikan kemudahan individu dalam menyelesaikan pekerjaannya[11] Dalam hal ini, keterampilan juga dapat dimaknai sebagai kemahiran individu dalam menjalankan pekerjaan yang diperoleh dari pengalaman.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan atau skilladalah kemampuan yang dimiliki individu dalam melakukan aktivitas yang sudah dikembangkan melalui latihan dan pengalaman.
Berdasarkan uraian dia atas, maka Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2: Skill berpengaruh signifikan terhadap kinerja profesional ASN Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
Attitude
[12] sikap atau attitude merupakan perasaan senang atau tidak senang atau reaksi atas adanya rangsangan yang datang dari luar, seperti reaksi atas krisis ekonomi dan perasaan atas kenaikan gaji. Attitudeseseorang dapat dirubah sepanjang ada adakemauan dan komitmen yang kuat dalam dirinya. Namun, kebanyakan orang tidak memiliki kemauan dan komitmen yang kuat untuk berubah, sehingga dipaksa atau terpaksa adanya perubahan itu sendiri tergantung pada seleksi alam.
Attitude merupakan sikap yang dimiliki sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya dalam berbuat serta bertindak untuk menjalankan tugas dan kewajibannya[11] Keberadaan attitudedapat didasarkan pada adanya perbedaan individu satu dengan individu lainnya. Attitude pada dasarnya terbentuk sejak kecil, dimana adanya perbedaan attitude akan berdampak pada perbedaan perubahan sosial dan kebudayaan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa attitude adalah sebuah evaluasi yang dapat bersifat menyenangkan atau tidak, berkaitan dengan situasi, obyek atau orang.
Berdasarkan uraian dia atas, maka Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3 : Attitude berpengaruh signifikan terhadap kinerja profesional
ASN Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
Kompetensi
Kompetensi sebagai kemampuan yang dimiliki individu terkait dengan kegiatan mental, kegiatan berpikir dan sumber perubahan sosial serta pengerak dalam menyelesaikan tugas kerja, [6] Kompetensi bisa diperoleh dengan proses belajar. Aktivitas belajar akan membuat individu mendapatkan berbagai pengertian, ketermapilan, kecakapan, serta sikap dan perilaku. Kompetensi termasuk dalam domain kognitif, yaitu proses yang terjadi melalui indera yang kemudian ditransformasikan, dielaborasi, direduksi, dikemabangkan serta diterapkan.
Kompetensi yang dimiliki individu dalam dimanfaatkan untuk memenuhi tuntutan kerja, yang nantinya akan berdampak pada hasil yang sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
[7] kompetensi sebagai jenis dari pengetahuan, pendidikan, keahlian dan kemampuan individu dalam menjalankan kegiatan dengan efektif dan efisien. Kompetensi yang dimiliki seseorang akan mendorong, orang tersebut untuk bekerja dengan baik. Mengingat kompetensi menjadi modal awal seseorang dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya.
[8]kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki kompetensi tinggi sesuai dnegan jawaban yang diembannya akan terdorong untuk bekerja lebih efektif. Mengingat dengan kompetensi yang dimiliki, pegawai yang bersangkutan akan semakin mampu dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam melakukan pekerjaan. Tujuan organisasi akan dapat tercapai jika didalamnya memiliki sumber daya yang memiliki kompetensi baik.
Berdasarkan uraian dia atas, maka Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H4: Kompetensiberpengaruh signifikan terhadap kinerja profesional ASN Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
Kinerja
[9] kinerja sebagai hasil kerja yang telah dicapai individu baik secara kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Potensi sumber daya manusia organisasi yang memiliki kinerja baik, akan menjadi penentu keberhasilan organisiasi. Individu akan memiliki kinerja yang baik, apabila memiliki kesadaran dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Kinerja individu dianggap sangat perlu, karena dengan kinerja tersebut akan diketahui seberapa jauh kemampuan individu dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya (Afandi, 2016:68). Sehingga diperlukan kriteria yang jelas serta terukur yang dapat dimanfaatkan oleh individu sebagai acuan dalam melaksanakan tugasnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah perilaku yang dilakukan individu dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian dia atas, maka Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H5: Knowledge, skill, attitude dan kompetensiberpengaruh signifikan terhadap kinerja profesional ASN Kodiklatal Morokrembangan Surabaya
Sumber: Hasil Output SPSS (2020)
1. Studi pustaka, metode ini menggunakan populasi keseluruhan atribut yang dapat berupa manusia, objek, atau kejadian yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah keseluruhan ASN Kodiklatal Surabaya yang berjumlah 370 orang.
Penelitian ini dilakukan di Kodiklatal Morokembang Surabaya yang beralamatkan di Morokrembanganan, Kecamatan Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60178.
2. Pengambilan data dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner adalah sekumpulan pernyataan-pernyataan tertentu secara tertulis untuk mendapatkan informasi dengan beberapa opsi jawaban. Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan kriteria jawaban dengan skala likert. [14] skala likert adalah teknik penskalaan yang bertujuan untuk mengetahui sikap dan persepsi seseorang terkait permasalahan dalam penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban responden. Dapat dinyatakan reliabel atau konsisten apabila mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,6 (Sufren dan Natanael, 2014:59). Berikut hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini:
Variabel | Cronbach’s Alpha | Keterangan |
Knowledge | 0,862 | Reliabel |
Skill | 0,823 | Reliabel |
Attitude | 0,842 | Reliabel |
Kompetensi | 0,848 | Reliabel |
Kinerja | 0,812 |
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha diketahui variabel instrumen memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Dengan demikian seluruh instrumen dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis data dengan, perlu perlu dilakukan pengujian prasyarat asumsi klasik. Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat dalam analisis regresi linier berganda. Berikut beberapa uji asumsi klasik dalam penelitian ini:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah terdistribusi normal atau belum. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov-smirnov, dimana dinyatakan terdistribusi normal apabila memperoleh nilai signifikansi > 0,05 [9] Berikut hasil uji normalitas dalam penelitian ini:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
Unstandardized Residual | ||
N | 193 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | 1.83943320 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .052 |
Positive | .052 | |
Negative | -.028 | |
Test Statistic | .052 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .200c,d | |
a. Test distribution is Normal. | ||
b. Calculated from data. | ||
c. Lilliefors Significance Correction. | ||
d. This is a lower bound of the true significance. |
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 atau > 0,0,5. Artinya model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas atau data terdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
Uji linier bertujuan untuk melihat apakah model yang digunakan sudah benar atau tidak. Pada penelitian ini uji linieritas menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga kedua variabel untuk bisa dikatakan mempunyai hubungan yang linier harus memperoleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Gani dan Amalia, 2015:116). Berikut hasil uji linieritas dalam penelitian ini:
Variabel | Signifikansi | Keterangan |
Knoeledge (X1) | 0,000 | Linier |
Skill (X2) | 0,000 | Linier |
Attitude (X3) | 0,000 | Linier |
Kompetensi (X4) | 0,000 | Linier |
Dari tabel di atas, dapat diketahui semua variabel mempunyai nilai signifikansi < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.
c. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk mengatahui terjadi tidaknya penyimpangan antaran variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi dalam penelitian. Asumsi klasik multikoliniaritas dalam penelitian mempunyai kreteria sebagai berikut [10] 1) Mempunyai angka tolerence diatas atau lebih dari (>) 0,1; 2) Mempunyai nilai VIF di bawah atau kurang dari (<) 10. Berikut hasilBerdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas, diperoleh hasil bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,1 sedangkan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat diketahui bahwa model regresi dalam penelitian ini terhindar dari gejala multikolinieritas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian kuantitatif uji asumsi heteroskedastisitas bertujuan untuk adanya ketidak samaan varian dari residual pada semua pengamatan yang dilakukan terhadap model regresi trersebut. Dasar pengambilan keputusan [10], dikatakan terjadi tidak heteroskedastisitas apabila hasil regresi membentuk pola menyebar berada di atas maupun dibawah sumbu 0. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini:
Dari gambar di atas scatter plot terlihat titik-titik menyebar secara secara acak dan tidak ada kecenderungan untuk membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
e. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan uji asumsi yang biasa digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Uji autokorelasi ini dilakukan dengan menggunakan metode Durbin Watson Test [10] mengatakan bahwa nilai Durbin-Watson digunakan untuk menentukan uji autokorelasi dengan ketentuan apabila nilai Durbin-Watson hitung tidak berapa pada rentang nilai tabel DW batas bawah dan batas atas. Berikut hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini:
Model Summaryb | ||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Change Statistics | Durbin-Watson | ||||
R Square Change | F Change | df1 | df2 | Sig. F Change | ||||||
1 | .536a | .287 | .272 | 1.85890 | .287 | 18.919 | 4 | 188 | .000 | 1.957 |
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Attitude, Skill, Knowledge | ||||||||||
b. Dependent Variable: Kinerja |
Dalam penelitian ini menggunakan jumlah responden 193 atau N=93 dengan jumlah variabel bebas 4 atau K=4, sehingga diperoleh dL= 1,7223 dan dU= 1,8068. Dengan demikian DU < DW < 4-DU maka Ho diterima atau tidak terjadi autokorelasi.
Coefficientsa | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 4.394 | 1.319 | 3.332 | .001 | |
Knowledge | .162 | .070 | .188 | 2.328 | .021 | |
Skill | .160 | .069 | .164 | 2.313 | .022 | |
Attitude | .164 | .068 | .199 | 2.420 | .016 | |
Kompetensi | .139 | .055 | .169 | 2.518 | .013 | |
a. Dependent Variable: Kinerja |
Sumber: Hasil Output SPSS (2020)
Dari tabel di atas, dapat dibuat persamaan regrresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 4,394 + 0,162 X1 + 0,160 X2 + 0,164 X3 + 0,139X4 + e
Dari bersamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Nilai konstanta sebesar 4,394. Artinya tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas yaitu knowledge, skill, attitude dan kompetensi, maka nilai variabel kinerja tetap konstan sebesar 4,394.
- Nilai koefisien variabel knowledge sebesar 0,162 dengan nilai positif. Artinya setiap kenaikan satu satuan variabel knowledge akan berdampak pada kenaikan variabel kinerja sebesar 0,162 satuan dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.
- Nilai koefisien variabel skill sebesar 0,160 dengan nilai positif. Artinya setiap kenaikan satu satuan variabel skill akan berdampak pada kenaikan variabel kinerja sebesar 0,160 satuan dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.
- Nilai koefisien variabel attitude sebesar 0,164 dengan nilai positif. Artinya setiap kenaikan satu satuan variabel attitude, akan berdampak pada kenaikan variabel kinerja sebesar 0,164 satuan dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.
- Nilai koefisien variabel kompetensi sebesar 0,139 dengan nilai positif. Artinya setiap kenaikan satu satuan variabel kompetensi, akan berdampak pada kenaikan variabel kinerja sebesar 0,139 satuan dengan asumsi faktor lainnya konstan atau tetap.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji parsial (uji t), uji simultan (uji F), uji koefisien korelasi berganda (R) dan uji koefisien determiansi berganda (R2). Berikut penjelasan untuk masing-masing uji dalam penelitian:
Uji Parsial
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara individual antara variabel bebas dengan variabel terikat (Purnomo, 2017:217). Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh parsial apabila nilai signifikansi dari t hitung < 0,05. Berikut hasil uji parsial dalam penelitian ini:
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Variabel knowledge memiliki nilai signifikansi sebesar 0,021 < 0,05. Artinya variabel knowledge secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.
- Variabel skill memiliki nilai signifikansi sebesar 0,022 < 0,05. Artinya variabel skill secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.
- Variabel attitude memiliki nilai signifikansi sebesar 0,016 < 0,05. Artinya variabel attitude secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.
- Variabel kompetensi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,013 < 0,05. Artinya variabel kompetensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.
Uji Simultan
Uji simultan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat (Purnomo, 2017:216). Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan nilai level of significance (α) 0,05, dimana dapat dinyatakan berpengaruh simultan apabila nilai signifikansi dari Fhitung < 0,05. Berikut hasil uji simultan dalam penelitian:
ANOVAa | ||||||
Model | Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 261.505 | 4 | 65.376 | 18.919 | .000b |
Residual | 649.635 | 188 | 3.456 | |||
Total | 911.140 | 192 | ||||
a. Dependent Variable: Kinerja | ||||||
b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Attitude, Skill, Knowledge |
Dari tabel di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Artinya variabel knowledge, skill, attitude dan kompetensi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.
Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)
Digunakan untuk menghitung tingkat keeratan hubungan yang terjalin antara knowledge, skill, attitude dan kompetensi terhadap kinerja profesional [13] Nilai R berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas memiliki hubungan yang sangat erat terhadap variabel terikat. Berikut hasil uji koefisien korelasi berganda (R) dalam penelitian ini:
Model Summaryb | ||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Change Statistics | Durbin-Watson | ||||
R Square Change | F Change | df1 | df2 | Sig. F Change | ||||||
1 | .536 a | .287 | .272 | 1.85890 | .287 | 18.919 | 4 | 188 | .000 | 1.957 |
a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Attitude, Skill, Knowledge | ||||||||||
b. Dependent Variable: Kinerja |
Dari tabel di atas, diperoleh nilai R sebesar 0,536 atau 53,6%. Artinya naik turunya variabel kinerja, dipengaruhi oleh variabel knowledge, skill, attitude dan kompetensi sebesar 53,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain diluar penelitian.
Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Uji R2 bertujuan untuk mengetahui kemempuan model dalam menafsirkan pengaruh kedua variabel (Suyono, 2018:84). Nilai R2 berkisar 0 sampai dengan 1, dimana semakin mendekati 1 maka variabel bebas besar penafsiran variabel knowledge, skill, attitude dan kompetensi terhadap variabel kinerja profesional.
Hasil uji koefisien determinasi berganda dapat dilihat pada tabel 4.18. Dimana diperoleh nilai R Square sebesar 0,287 atau 28,7%. Artinya naik turunya variabel kinerja pegawai, dapat dijelaskan oleh variabel knowledge, skill, attitude dan kompetensi sebesar 28,7%, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang dilakukan menggunakan data penelitian yang disesuaikan dengan penelitian sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh knowledge terhadap kinerja yang profesional
Dalam penelitian ini knowledge dimaknai sebagai informasi yang dimiliki ASN yang dapat dimanfaatkan dalam menjalankan aktivitasnya. Knowledge merupakan sebuah ilmu, pengalaman yang berupa daya serta informasi yang dimiliki individu yang dapat digunakan dalam mempertahankan, menganalisis mengorganisasikan dan meningkatkan kemampuan yang dimiliknya.
Dari hasil analisis data, diperoleh informasi bahwa knowledge berpengaruh signifikan terhadap kinerja ASN yang profesional. Artinya semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki ASN di Kodiklatal akan semakin meningkatkan profesionalnya dalam melaksanakan tugas. Keberhasilan pegawai dalam malaksanakan tugas, sangat tergantung pada pengetahuan yang dimilikinya.
2. Pengaruh skill terhadap kinerja yang profesional
Dalam penelitian ini skill dimaknai sebagai keterampilan yang dimiliki ASN dalam melakukan aktivitas yang dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman. Keterampilan menjadi modal awal individu dalam menjalankan pekerjaan. Individu yang memiliki keterampilan cukup akan lebih mudah dalam menjalankan pekerjaan. Sedangkan individu yang tidak memiliki keterampilan, dalam bekerja akan mengalami kendala dan masih memerlukan waktu mempelajari pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Dari hasil analisis data, diperoleh informasi bahwa skill berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya. Artinya, apabila ASN memiliki skill atau kerempilan yang mempuni dalam menyelesaikan tugas, maka kinerjanya akan meningkat. Skill yang dimiliki pegawai akan membuat mereka lebih prefesional dalam bekerja.
3. Pengaruh attitude terhadap kinerja yang profesional
Dalam penelitian ini, attitude dimaknai sebagai sikap yang dimiliki ASN dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan jawaban yang diembannya. Keberadaan attitude dapat didasarkan pada adanya perbedaan individu satu dengan individu lainnya.
Dari hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa attitude berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal. Artinya, semakin baik sikap yang dimiliki ASN dalam bekerja, maka kinerjanya akan meningkat. Meningkatnya kinerja menunjukkan bahwa mereka mampu bekerja secara profesional dibidangnya. Sikap yang baik akan memudahkan pegawai untuk bekerjasama dengan rekan kerja, hal ini akan membantu dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja yang profesional
Kompetensi dalam penelitian ini dimaknai sebagai kemampuan yang dimiliki ASN yang digunakan dalam melaksanakan tugas. Kompetensi yang dimiliki individu dalam dimanfaatkan untuk memenuhi tuntutan kerja, yang nantinya akan berdampak pada hasil yang sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
Dari hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya. Artinya, kompetensi ASN yang baik akan semakin meningkatkan kinerjanya.Kompetensi ASN dapat diperoleh dari program-program pelatihan yang diselenggarakan instansi. Selain itu, kompetensi seorang ASN sudah dianggap cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, mengingat proses seleksi untuk menjadi ASN lebih mengedepankan kopentensi individu.
[8] kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki kompetensi tinggi sesuai dengan jawaban yang diembannya akan terdorong untuk bekerja lebih efektif. Mengingat dengan kompetensi yang dimiliki, pegawai yang bersangkutan akan semakin mampu dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
5. Pengaruh knowledge, skill, attitude dan komptensi terhadap kinerja yang profesional
Kinerja dalam penelitian ini dimaknai sebagai perilaku ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan jabatan dan ketentuan yang berlaku. Kinerja sebagai hasil yang telah dicapai individu dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, dimana kinerja setiap individu berbeda-beda. Kinerja individu sangat tergantung pada kombinasi dari adanya usaha, kemampuan dan juga kesempatan.
Dari hasil analisis data, diperoleh informasi knowledge, skill, attitude dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal. Artinya apabila ASN memiliki knowledge, skill, attitude dan kompetensi yang cukup, akan membantu ASN dalam malaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Pegawai akan lebih mudah mengerjakan tugas, apabila memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Selain itu pekerjaan akan mudah terselesaikan apabila pegawai memiliki perilaku yang baik, sehingga mudah bersosialisasi dengan rekan kerja. Pegawai dapat bekerja secara profesional, juga karena kompetensi yang dimiliki. Apabila mereka memilik kompetensi yang kurang, maka akan mengalami kendala dalam malaksanakan tugas.
Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dalam penelitian sebagai berikut:
- Knowledge berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
- Skill berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
- Attitude berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
- Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
- Knowledge, skill, attitude dan kompetensi terhadap kinerja yang profesional pada ASN di Kodiklatal Morokrembangan Surabaya.
References
- Abdullah, D. (2017). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan Perumda Bpr Majalengka. MAKSI : Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi Volume 4 Nomor 2, 68-77.
- Almusaddar, A. S., Ramzan, S. R., & Raju, V. (2018). The Influence Of Knowledge, Satisfaction, And Motivation On Employee Performance Through Competence. International Journal of Business and General Management (IJBGM)Vol. 7, Issue 5, 21-40.
- Anggiani, S. (2017). Skill Influence On Employee Performance (Empirical Study Of Frontlines Three Star Hotels In Jakarta). International Journal of Management and Applied Science, ISSN: 2394-7926 Volume-3, Issue-12,
- -18.
- Basori, M. A. N., Prahiawan, W., & Daenulhay. (2017). Pengaruh Kompetensi Karyawan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada PT. Krakatau Bandar Samudera). Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Tirtayasa (JRBMT), Vol. 1 (2), 149-157.
- Busro, M. (2018). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia Group.
- Chaerudin, A. (2019). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan SDM. Sukabumi: CV. Jejak .
- Chinthia, D. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja, Kinerja, Sikap Terhadap Pekerjaan Dan Komitmen Organisasi Di Pt. Sepanjang Baut Sejahtera Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen Volume 2 Nomor 3,
- -7.
- Fattah, H. (2017). Kepuasan Kerja & Kinerja Pegawai, Budaya Organisasi, Perilaku Pemimpin dan Efikasi Diri. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
- Gani, dan Amalia. (2015). Alat Analisis Data; Aplikasi Statistik untuk Penelitian
- Bidang Ekonomi dan Sosial. Yogyakarta: Deepublish.
- Ibda, H. (2018). Filsafar Umum Zaman Now. Pati: CV. Kataba Group.
- Inuwa, M. (2015). The Impact of Job Satisfaction, Job Attitude and Equity on Employee Performance. The International Journal Of Business & Management (ISSN 2321 –8916) Vol 3 Issue 5, 288-293.
- Iskandar, A., & Subekan, A. (2018). Pengaruh Personal Knowledge, Job Procedure Dan Technology Terhadap Kinerja Pegawai Organisasi Publik. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) | Vol 9, No. 2, 168-192.
- Judisseno, R. (2013). Jadilah Pribadi yang Kompeten di Tempat Kerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Kandou, Y. L., Lengkong, V.P.K., & Sendow, G. (2016). Pengaruh Knowledge Management, Skill Dan Attitude Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Sulutgo Kantor Pusat Di Manado). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01, 147-158
- Khan, I., Dongping, H., & Ghauri, T. A. (2014). Impact of Attitude on Employess Performance : A Study of Textile Industry in Punjab, Pakistan. World Apllied Sciences Journal 30 (Innovation Challenges in Multidiciplinary Research & Pactice), 191-197.
- Khurniawan, D. A., Guswandi., & Sodikin, A. (2018). The Effect Of Compotence and Motivation On Empolyee Performance Throught EmployeesCapabilitieson PT. Binasinar Amity. aInternational Journal of Research Science & Management 5 (5), 48-60.
- Langkai, J. E. (2018). Evaluasi Kebijakan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil di
- Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Jakarta: Kencana.
- Latief, A., Nurlina., Medagri, E., & Suhrayanto, A. (2019). Pengaruh Manajemen Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap terhadap Kinerja Karyawan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial 11(2), 173-182.