Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.2388

The Effect of Intellectual Capital on Firm Value with Financial Performance as an Intervening Variable


Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Intellectual Capital Company Value Financial Performance

Abstract

This study aims to determine the effect of intellectual capital on firm value with financial performance as an intervening variable (study of companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2016-2019 period). The sampling method used is purposive sampling method. The number of companies that were sampled in this study were 13 banking companies listed on the IDX in the 2016-2019 period. The data used is secondary data. The data analysis method used in this research is PLS (Partial Least Square) 3.2. The results of this study indicate that Intellectual Capital (X) has an effect on Firm Value (Y), Intellectual Capital (X) has an effect on Financial Performance (Z), Financial Performance (Z) has an effect on Firm Value (Y), Intellectual Capital (X) has an effect on to Firm Value (Y) with financial performance (Z) as the Intervening variable.

Pendahuluan

Pada era globalisasi saat ini di semua sektor perusahaan mengalami perkembangan dan perubahan, saat ini sektor yang mengalami perubahaan, perkembangan yang cukup pesat dan paling signifikan terjadi pada sektor bisnis [1]. Perusahan - perusahaan harus tanggap mengubah strategi dari bisnis yg didasarkan pda tenaga kerja menuju bisnis berdasarkan pengetahuan, sehingga karakteristik utama perusahaan menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Dengan ditambahnya bisnis berdasarkan pengetahuan, maka perusahaan dapat dikatakan mampu untuk bersaing dengan kompetitor dan tidak hanya bersaing kepemilikan aset berwujud saja melainkan perusahaan lebih menekankan untuk mengelola aset tidak berwujud yang dimilikinya yaitu pengetahuan dan kemampuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu aset tidak berwujud yang penting bagi perusahaan adalah modal intelektual (intellectual capital) yang dimana modal intelektual tersebut lebih mengutamakan padailmu pengetahuan yg dimiliki perusahan [2].

Dalam hal ini intellectual capital merupakan hasil gabungan salah satu dari keutama organisasi yang berkaitan dengan teknologi dan pengetahuan [3]. Sumber terpenting perusahaan saat ini telah berganti dr aset berwujud mnjadi intellectual capital yg dimana terdapat satu elemen penting yaitu pengetahuan dan daya pikir. Intellectual capital berkaitan pada pengalaman manusia, penegtahuan serta teknologi yang digunakan saat ini. Intellectual capital satu kapasitas intellectual yang dapat mendorong kreativitas dlm meningkatkan produktivitas, dengan menemukan cara-cara produksi yang lebih efisien dan efektif yang pada akhirnya akan mendukung daya bersaing pada suatu perusahaan, maka dari itu intellectual capital memiliki tujuan untuk memajukan organisasi dalam kondisi dan lingkungan yang cukup tinggi dalam suatu persaingan bisnis. Intellectual capital memiliki andil cukup besar dalam proses penciptaan nilai perusahaan dan peningkatan kinerja bagi perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja dengan mengoptimalkan intellectual capital secara efektif dan efisien [4].

Prospek pada suatu organisasi akan bergantung pada bagaimana kemampuan manajemen untuk memelihara dan mengembangkan nilai yang tidak tampak dari aset tidak berwujud berupa intellectual capital tersebut. Maka dari itu, sangat penting bagi perusahaan melakukan penilaian terhadap aset tidak berwujud tersebut yang berupa intellectual capital yang akan mempengaruhi kinerja keuangan terhadap perusahaan.Terdapat beberapa pendapat jika intellectual capital tidak ada pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan seperti penelitian [5] menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Namunterdapat perbedaan dengan penelitian yang di lakukan oleh [6] menyatakan bahwa intellectual capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.

Istilah kinerja kerap dihubungkan dengan bagaimana kondisi keuangan perusahaan. Kinerja dapat diartikan suatu pencapai perusahaan dalam satu periode tertentu yang mencerminkan bagaimana tingkat kondisi perusahaan [2]. Menurut [7], kinerja merupakan gambaran prestasi yang telah di capai perusahaan dlm kegiatan operasionalnya yg baik, menyangkut aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana & penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusia. Kinerja keuangan juga merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dng indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas [8]. Kinerja yg baik merupakan langkah untk tercapinya tujuan perusahaan. Sehingga perlu diupayakan usaha utk meningkatkan kinerja. Dimana dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an surat Al-ahqaaf ayat 19.

نوَمَُلظُْيلََمُْهوَ مْهَُلامَعَْأمْهُيَفِوَُيلِوَ ۖاوُلمِعَ امَّمِ تاٌجَرََد لٍّكُلِوَ

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.

Jika seseorang melaksanakan pekerjaan dgan baik dan menunjukan kinerja yg baik bagi organisasinnya maka ia akan mendapat hasil yang baik dari kerjanya dan akan memberikan keuntungan bgi organisasinya. Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pda satu periode tertentu menyangkut penyaluran dana maupun aspek penghimpunan dana, yg biasanya diukur dengn indikator kecukupan modal, profitabilitas, dan likuiditas [9]. Dalam pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kinerja keuangan yng di lakukan oleh karyawan dpat meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri dlm segala lingkup yng terdapat di perusahaan tersebut.

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda dan dalam tujuan jangka panjang perusahaan ialah mengoptimalkan nilai perusahaan. Dalam hal ini nilai perusahaan Menurut [10], kinerja perusahaan yng di cerminkan dng harga saham yng terbentuk dlm permintaan & penawaran pasar modal yng merefleksikan penilaian masyarakat terhdp kinerja perusahaan. Harga saham yng tinggi sngat mempengaruhi nilai jual pada saham dalam perusahaan, dan dapat meningkatkan kepercayaan dlam lingkungan pasar, hal ini juga sangat mempengaruhi tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini, melainkan juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Adanya kelebihan nilai jual diatas nilai likuidasi adalah nilai dari organisasi manajemen yang menjalankan perusahaan itu. Namun Menurut [11], nilai Perusahaan merupakan kondisi yang telah di capai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, sejak perusahaan tersebut di dirikan sampai dengan saat ini.

Pada penelitian ini menggunakan sampel penelitian yaitu perusahaan perbankan dikarenakan Sektor perbankan adalah salah satu sektor yang diharapkan memiliki prospek cukup cerah di masa mendatang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari- hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang memepunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan negara [12]. Dari penjelasan di atas terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah meneliti tentang Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan. Salah satu peneliti [11] menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dalam sebuah perusahaan. Tetapi, menurut [13] menyatakan bahwa intellectual capital memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan.

Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan memiliki perbedaan dalam hasil uji yang telah di lakukan oleh beberapa peneliti, dari penelitian [15] menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun berbeda dengan judul berikut ini, berdasarkan hasil penelitian terdahulu menurut [16], [17] yang memiliki hasil uji yang sama bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut peneliti [18] menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) modal intelektual berpengaruh positif terhadap financial kinerja, (2) modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (3) kinerja keuangan sebagai variabel mediator yang mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan perusahaan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Intellectual capital berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, (2) Intellectual capital berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, (3) kinerja keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan (4) Intellectual capital berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening.

Hasil penelitian ini menguji bahwa pengungkapan modal intelektual memiliki statistik t terbesar dari t tabel (4,137 1,652), leverage memiliki statistik t lebih besar dari t tabel (-0,621 - 1,652), profitabilitas memiliki statistik t lebih besar dari t tabel (2,348 1,652) dan kepemilikan manajerial memiliki statistik t lebih besar dari t tabel (2.157 1.652). Berdasarkan hipotesis yang diuji bahwa Intellectual Capital Disclosure, Variabel Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan Variabel Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan Nilai.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh modal intelektual yang diukur dengan VAIC dan pengungkapan modal intelektual menggunakan Singh dan Zahn indeks terhadap nilai perusahaan (EPS) dengan kinerja perusahaan (ROE) sebagai variabel intervening. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dari Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hipotesis pertama dan kedua. Hal ini mungkin disebabkan dari tidak ada standar dasar untuk mengukur nilai modal intelektual di Indonesia. Hipotesis ketiga diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal intelektual memiliki efek positif terhadap nilai-nilai perusahaan secara tidak langsung melalui kinerja perusahaan sebagai variabel intervening. Hipotesis keempat diterima yang artinya pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hipotesis kelima ditolak, hal ini mungkin disebabkan oleh modal intelektual yang belum mencerminkan nilai perusahaan. Hipotesis terakhir berhasil menemukan bukti bahwa pengungkapan modal intelektual mempengaruhi nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan sebagai variabel intervening.

Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan yang berguna untuk mengetahui hasil temuan yang jika diterapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda, karena dalam fenomena di atas dan juga penelitian terdahulu masih menghasilkan temuan yang tidak konsisten. Maka dari itu dalam penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan dengan menggunakan periode waktu dan obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya, sehingga akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu. Penggunaan variabel intervening digunakan dalam penelitian ini karena nilai perusahaan bukan hanya sebagai hasil atau akibat langsung dari modal intelektual, melainkan juga faktor-faktor lain yang memberi konstribusi terhadap nilai perusahaan. Adanya pengungkapan informasi mengenai modal intelektual juga dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) [19].

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji ulang dengan judul “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABELINTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEKINDONESIA PERIODE 2016-2019” .

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan?
  2. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
  3. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
  4. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening ?

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Jenis pendekatan adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses memperoleh pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat bantu untuk menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui [20]. Metode kuantitatif adalah data penelitian berupa angka dan analisis menggunakan statistik. Metode kuantitatif di gunakan bila masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi, antara pelaksanaan dengan aturan, antara teori dengan praktik, antara rencana dengan pelaksanaan [21].

Dengan menggunakan simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum. Tujuan utama dari metodologi ialah menjelaskan suatu masalah yang menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu.

Pendekatan kuantitatif juga merupakan metode yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor, peringkat, atau frekuensi), yang dapat dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu memengaruhi variabel lain [22].

Indikator variabel

No Variabel Pengukuran Skala Pengukuran
1 Nilai Perusahaan PBV = Harga saham Nilai buku per lembar saham Rasio
2 Intellectual Capital VAICTM =VACA + STVA + VAHU Rasio
3 Return On Asset (ROA) Rasio
Table 1.Indikator Variabel

Populasi dan Sampel

Populasi

Menurut [22], Populasi merupakan sebuah wilayah generalisasi yang tersusun dari objek maupun subjek yang memiliki karakteristik dan kuwalitas tertentu, yang ditentukan oleh seorang peneliti untuk bahan yang dapat dipelajari dan kemudian mengambil sebuah kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019. Pada periode 2016-2019 terdapat 44 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Sampel

Sampel menurut [23], merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi itu besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang terdapat pada populasi. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang telah di ambil sesuai dengan karakteriksik yang telah ditentukan dari populasi itu sendiri. Sektor perbankan pada umumnya menawarkan bidang penelitian intellectual capital yang ideal. Perusahaan sektor keuangan memiliki intellectual capital yang dominan dan menjalankan aktivitas operasional dengan modal pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan modal fisik [24]. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

No Karakteristik Sampel Total perusahaan
1. Perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2019. 44
2. Perusahaan perbankan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang lengkap dan jelas pada tahun 2016-2019 secara berturut-turut (6)
3. Perusahaan perbankan yang tidak menyajikan Laporan keuangan dalam mata uang rupiah (Rp) (0)
4. Perusahaan perbankan yang tidak mempunyai data yang lengkap mengenai variabel penelitian selama periode 2016-2019 (25)
Jumlah sampel yang di ambil dalam setahun 13
Total sampel yang diambil selama 4 tahun (13 x 4) 52
Table 2.Kriteria Pemilihan Sampel

Dari kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka ditentukan daftar perusahaan yang memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No. Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO
1. AGRO Bank Rakat Indonesia Agro Niaga Tbk d.h Bank Agroniaga Tbk 08 Agustus 2003
2. AGRS Bank Agris Tbk d.h Bank Finconesia 22 Desember 2004
3. BABP Bank MNC Internasional Tbk d.h ICB Bumiputera Tbk d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk 15 Juli 2002
4. BACA Bank Capital Indonesia Tbk 08 Oktober 2007
5. BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mai 2000
6. BBKP Bank Bukopin Tbk 10 Juli 2006
7. BBMD Bank Mestika Dharma 08 Juli 2006
8. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 November 1996
9. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 November 2003
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17 Desember 2009
11. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6 Desember 1989
12. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14 Juli 2003
13. BNGA Bank Niaga Tbk d.h Bank Niaga Tbk November 1989
Table 3.Sampel Perusahaan

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik Analisis dengan menggunakan SmartPLS, untuk menguji data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data sekunder. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan untuk menguji pengaruh variabel mediasi (variabel intervening) dalam memediasi variabel independen terhadap variabel dependen digunakan metode analisis Smart Partial Least Square (PLS) [25].

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memnberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) [26].

Analisis Regresi Partial Least Square (PLS)

Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan metode alternatif yaitu Partial Least Square (PLS).Berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini memiliki jumlah sampel yang kecil, model konstruk variabel laten (IC, kinerja keuangan dan competitive advantage) dibentuk dengan indikator formatif bukan refleksif, dasar teori dalam penelitian ini masih belum kuat melainkan masih terus berkembang. Berdasarkan kondisi keterbatasan tersebut, maka regresi dengan memanfaatkan program PLS dipilih sebagai alat analisis dalam penelitian ini karena PLS tidak mensyaratkan berbagai asumsi. Meskipun demikian, PLS tetap powerfull dan mengimplikasikan optimalisasi pada ketepatan prediksi [27]. Hal itu sesuai dan mendukung tujuan penelitian ini yaitu untuk memprediksi pengaruh antara variabel yang diteliti.

Pengujian Hipotesis

  1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi yaitu digunakan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R². Dimana untuk menginter prestasikan besarnya nilai koefisien determinasi harus diubah dalam bentuk presentase. Kemudian sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model [25].

  1. Uji Signifikansi Nilai t

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji nilai t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing- masing variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Kriteria hipotesis diterima apabila nilai signifikansi t < tingkat signifikansi α(alpha) 0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis [28] selain itu juga dapat di ketahui dengan melihat angkat t hitung > 1,96.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan bagian analisis data yang memberikan gambaran awal dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 3 variabel. Variabel dependen yang digunakan adalah Nilai Perusahaan.

Variabel Moderating yang digunakan yaitu Profitabilitas dengan Indikator ROA. Statistik deskriptif data tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum, dan standar deviasi dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ghozali, 2016). Adapun hasil dari statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.4 di bawah ini:

Rata-Rata Median Minimum Maksimum Standar Deviasi Kelebihan Kurtosis Skewness
PBV 803.002 1.83 0.002 1,062.32 249.689 7.001 2.724
ROA 24.074 1.71 -7.47 69.04 13.031 22.298 4.775
IC 3.378 3.792 -3.022 5.142 1.447 6.634 -2.099
Table 4.Statistik Deskriptif

Dari tabel 4. diatas menunjukan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa jumlah pengamatan dalam penelitian ini ada 13 perusahaan Farmasi yang menjadi sample dimana 13 perusahaan tersebut dikalikan periode tahun pengamatan (4 tahun), sehingga observasi dalam penelitian ini sebanyak 52 observasi (13 x 4 = 52). Berdasarkan perolehan data diketahui hasil sebagai berikut:

Intellectual Capital (X)

Berdasarkan tabel 4. mempunyai nilai maksimum sebesar 5.142 dan nilai minimum sebesar -3.022. Nilai rata- rata untuk variabel IC sebesar 3.378 lebih besar dari Nilai standar deviasi dari hasil pengujian sebesar 1.447. Menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel IC sudah normal.

Kinerja Keuangan (ROA) (Z)

Berdasarkan tabel 4. mempunyai nilai maksimum sebesar 69.04 dan nilai minimum sebesar -7.47. Nilai rata- rata untuk variabel Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 24.074 lebih besar dari Nilai standar deviasi dari hasil pengujian sebesar 13.031. Menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Kinerja Keuangan (ROA) sudah normal.

Nilai Perusahaan (Y)

Berdasarkan tabel 4 mempunyai nilai maksimum sebesar 1,062.32 dan nilai minimum sebesar 0.002. Nilai rata- rata untuk variabel Nilai Perusahaan sebesar 249.689 lebih besar dari Nilai standar deviasi dari hasil pengujian sebesar 803.002. Menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Nilai Perusahaan sudah normal.

Outer Model atau Measurement Model

Dalam melakukan uji Outer model dengan menggunakan SEM berbasis PLS, terdapat tiga kriteria yang dapat digunakan, yaitu: Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Composite Reliability.

Convergent Validity

Convergent validity digunakan untuk mengukur kesesuaian antara indikator hasil pengukuran variabel dan konsep teoritis yang menjelaskan keberadaan-keberadaan indikator dari variabel tersebut. Uji convergent validity dapat dievaluasi dengan melihat outer loadings.

Outer loadings adalah tabel yang berisi loading factor untuk menunjukkan besar korelasi antara indikator dengan variabel laten. Loading factor paling lemah yang dapat diterima validitasnya adalah 0,7. Hasil dari pengolahan data dengan SmartPLS dapat dilihat pada tabel 5.

X1 Y1 Z1
IC 1.000
PBV 1.000
ROA 1.000
Table 5. Outer Loadings (Measurement Model)

Tabel di atas menunjukkan bahwa outer loading semuanya memberikan nilai di atas 0,7, Artinya indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki validitas konvergen yang cukup baik.

Discriminant validity

Discriminant validity adalah tingkat diferensi suatu indikator dalam mengukur konstruk-konstruk instrumen. Untuk menguji discriminat validity dapat dilakukan dengan pemeriksaan cross loading yakni koefisien korelasi indicator terhadap konstruk asosiasinya (loading) dibandingkan dengan koefisien korelasi dengan konstruk lain (cross loading). Nilai koefisien korelasi indikator harus lebih besar terhadap konstruk asosiasinya daripada konstruk lain. Nilai yang lebih besar ini mengindikasikan kecocokan suatu indicator untuk menjelaskan konstruk asosiasinya dibandingkan menjelaskan konstruk-konstruk lain. Hasil cross loading dari pengolahan data dengan SmartPLS dapat dilihat pada table 6.

Tabel 6 . Nilai Cross Loading

X1 Y1 Z1
IC 1.000 -0.041 -0.158
PBV -0.041 1.000 0.243
ROA -0.158 0.243 1.000
Table 6.

Dari tabel 6. dapat dilihat bahwa beberapa nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten masih memiliki nilai loading factor yang paling besar dibanding nilai loading jika dihubungkan dengan variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa setiap variabel laten belum memiliki discriminant validity yang baik dimana beberapa variabel laten masih memiliki pengukur yang berkorelasi tinggi dengan konstruk lainnya.

Composite Reliability

Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas suatu konstruk dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilainya 0,70 dan AVE berada diatas 0,50 . Pada tabel 4.7. akan disajikan nilai Composite Reliability dan AVE untuk seluruh variabel.

Cronbach's Alpha rho_A Reliabilitas Komposit Rata-rata Varians Diekstrak (AVE)
X1 1.000 1.000 1.000 1.000
Y1 1.000 1.000 1.000 1.000
Z1 1.000 1.000 1.000 1.000
Table 7.Composite Reliability dan Average Variance Extracted

Berdasarkan tabel 7. dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memenuhi kriteria yang reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai composite reliability di atas 0,70 dan AVE diatas 0,50. Jika didasarkan pada nilai composite reliability, maka semua konstruk memenuhi kriteria memiliki reliabilitas yang tinggi.

Menilai Inner model (model Struktural)

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Nilai R-square atau R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-square atau R2 berarti semakin baik model prediksi dan model yang digunakan.

R Square Adjusted R Square
Y1 0.959 0.821
Z1 0.925 0.805
Table 8.Nilai R-Square

Hasil pengolahan data dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada Tabel 4.8. Nilai R-square untuk Nilai Perusahaan sebesar 0,959, artinya bahwa pengaruh variabel bebasterhadap Nilai Perusahaan sebesar 95,9%. Sebesar 95,9% variabel bebasdapat menjelaskan variabel terikat, sisanya 4,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian.

Hasil pengolahan data dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada Tabel 4.8. Nilai R-square untuk Kinerja Keuangan sebesar 0,925, artinya bahwa pengaruh variabel bebasterhadap Kinerja Keuangan sebesar 92,5%. Sebesar 92,5% variabel bebasdapat menjelaskan variabel terikat, sisanya 7,5% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian.

Pengujian Hipotesis

Pada tabel 9 terlihat keseluruhan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SmartPLS, dibawah ini:

Sampel Asli (O) Rata-rata Sampel (M) Standar Deviasi (STDEV) T Statistik (| O/STDEV |) P Values
X1 -> Y1 -0.002 -0.027 0.123 2.618 0.005
X1 -> Z1 -0.158 -0.114 0.196 3.807 0.000
Z1 -> Y1 0.243 0.279 0.106 2.290 0.022
Table 9.Koefisien Jalur (Pengaruh Langsung)

Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y). Dilihat dari tabel 9, menunjukkan hasil T Statistik sebesar 2.618 > 1,96 dan nilai koefisien regresi sebesar 0.005 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.005 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H1 yang menyatakan bahwa Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) diterima.

Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Z)

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Z). Dilihat dari tabel 9, menunjukkan hasil T Statistik sebesar 3.807 > 1,96 dan nilai koefisien regresi sebesar 0.000 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H2 yang menyatakan bahwa Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Z) diterima.

Kinerja Keuangan (Z) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Kinerja Keuangan (Z) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y). Dilihat dari tabel 9, menunjukkan hasil T Statistik sebesar 5.913> 1,96 dan nilai koefisien regresi sebesar 0.007 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.007 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H3 yang menyatakan bahwa Kinerja Keuangan (Z) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) diterima.

Sampel Asli (O) Rata-rata Sampel (M) Standar Deviasi (STDEV) T Statistik (| O/STDEV |) P Values
X1 -> Z1 -> Y1 -0.038 -0.032 0.070 5.552 0.001
Table 10.Koefisien Jalur (Pengaruh Tidak Langsung)

Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) melalui Kinerja Keuangan (Z)

Hipotesis keempat menyatakan bahwa Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) melalui Kinerja Keuangan (Z). Dilihat dari tabel 10, menunjukkan hasil T Statistik sebesar 5.552 > 1,96 dan nilai koefisien regresi sebesar 0.001 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.001 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H4 yang menyatakan bahwa Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y) melalui Kinerja Keuangan (Z) diterima.

Pembahasan

Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Modal intelektual adalah aset tak berwujud yang merupakan sumber daya berisikan pengetahuan yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan baik dalam pembuatan keputusan untuk saat ini atau di masa depan [29]. Nilai perusahaan yaitu pandangan investor terkait tingkat keberhasilan perusahaan untuk mengelola sumber daya digambarkan melalui harga saham perusahaan.harga saham merupakan gambaran nilai suatu perusahaan.

Perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya yang tercermin dalam harga pasar saham. Maksimalisasi nilai perusahaan dapat dilakukan dengan penciptaan nilai. Penciptaan nilai memerlukan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang meliputi karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) dan structural capital. Nilai tambah yang dihasilkan dari proses penciptaan nilai akan mencipatakan keungulan bersaing bagi perusahaan. keunggulan bersaing akan meningkatkan persepsi pasar terhadap nilai perusahaan karena perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing dapat bertahan dan bersaing di lingkungan bisnis yang dinamis.

Berkaitan dengan teori stakeholder, dijelaskan bahwa seluruh aktivitas perusahaan bermuara pada penciptaan nilai/value creation. Para stakeholder akan lebih menghargai perusahaan yang mampu menciptakan nilai karena dengan penciptaan nilai yang baik, maka perusahaan akan lebih mampu untuk memenuhi kepentingan seluruh stakeholder. Dalam konteks IC, penciptaan nilai dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur IC yaitu human capital, physical capital, maupun structural capital. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [30] dan [31] yang menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan.

Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Z)

Resources Based Theory (RBT) membahas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya dengan baik dapat menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Berdasarkan teori berbasis sumber daya, sebuah perusahaan dipersepsikan sebagai kumpulan dari aset maupun kemampuan berwujud dan tak berwujud [32]. Teori ini menyatakan bahwa kinerja dari sebuah perusahaan sebaiknya didefinisikan sebagai fungsi penggunaan yang efektif dan efisien dari aset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Modal intelektual diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaaan maupun kinerja keuangan. Hasil penelitian ini di dukung dengan Hasil penelitian yang telah di lakukan oleh [33], [34], [35] menyatakan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Perusahaan cenderung melakukan pengung-kapan informasi melalui disclosure ketika muncul kebutuhan khusus untuk meningkatkan legitimasinya. Kebutuhan ini muncul ketika modal fisik yang dimiliki perusahaan, yang biasanya merupakan simbol kesuksesan pada ekonomi tradisional, ternyata kurang kuat dalam memberikan status legitimasi bagi perusahaan. Status legitimasi perusahaan yang kuat berarti juga kepercayaan masyarakat bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh stakeholder, yaitu operasi yang meningkatkan kinerja perusahaan. Jadi, dengan mengungkapkan modal atas intelektualnya perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya.

Kinerja Keuangan (Z) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Menurut teori stakeholder, perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya yang maksimal dapat meningkatkan nilai perusahaan yang kemudian akan meningkatkan laba perusahaan sekaligus menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham [37]. Para pemegang saham akan lebih menghargai perusahaan yang mampu menciptakan nilai karena dengan penciptaan nilai yang baik, maka perusahaan akan lebih mampu untuk memenuhi kepentingan seluruh stakeholder Sebagai salah satu stakeholder perusahaan, para investor di pasar modal akan menunjukkan apresiasi atas keunggulan modal intelektual yang dimiliki perusahaan dengan berinvestasi pada perusahaan tersebut. Penciptaan nilai dalam modal intelektual dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur modal intelektual seperti human capital, physical capital, ataupun structural capital. Hubungannya dengan teori stakeholder, seluruh aktivitas perusahaan bermuara pada penciptaan nilai atau value creation, kepemilikan dan pemanfaatan sumber daya intelektual yang memungkinkan meningkatkan nilai tambah dan mencapai keunggulan bersaing [38].

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh [39] yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang mampu menciptakan nilai secara berkelanjutan akan dinilai lebih oleh investor. Perusahaan yang mampu mengelola sumber daya intelektualnya secara efektif dan efisien akan meningkatkan kinerja keuangannya, sehingga akan direspon positif oleh pasar dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang dapat memanfaatkan modal intelektualnya secara efisien akan meningkatkan nilai pasarnya.

Kinerja Keuangan (Z) Mengintervensi Pengaruh Intelectual Capital (X) terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Semakin tinggi kinerja keuangan yang biasanya dilihat dengan rasio keuangan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat tingkat keberhasilan manajemen perusahaan mengelola aset dan modal yang dimilikinya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam hubungannya dengan teori stakeholder, dijelaskan bahwa seluruh aktivitas perusahaan bermuara pada penciptaan nilai, kepemilikan serta pemanfaatan sumber daya intelektual memungkinkan perusahaan mencapai keunggulan bersaing dan meningkatkan nilai tambah [40]. Investor akan memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan yang mampu menciptakan nilai tambah secara berkesinambungan. Dengan menggunakan modal intelektual yang dimiliki maka perusahaan dapat menggunakannya untuk mengelola aset yang dimiliki agar lebih efisien. Semakin efisien perusahaan dalam mengelola asetnya, maka profitabilitas akan meningkat, sehingga kinerja keuangan perusahaan juga akan meningkat. Jadi apabila kinerja keuangan meningkat yang ditandai dengan kenaikan profitabilitas, hal ini akan menarik perhatian investor sehingga meningkatkan nilai perusahaan karena investor menjadi tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Modal intelektual merupakan sumber daya yang terukur untuk peningkatan keunggulan kompetitif (competitive advantages), maka modal intelektual akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan serta meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian [41] menemukan hasil dimana kinerja keuangan sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai perusahaan.

Kesimpulan

Simpulan

Penelitian ini meneliti tentang Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Analisis dilakukan dengan program PLS 3.2. Data sampel penelitian sebanyak 13 Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y)
  2. Intelectual Capital (X) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Z)
  3. Kinerja Keuangan (Z) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Y)
  4. Kinerja Keuangan (Z) Mengintervensi Pengaruh Intelectual Capital (X) terhadap Nilai Perusahaan (Y)

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

  1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan perbankan sebagai objek penelitian, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh sektor industri karena tiap sektor industri memiliki kekhasan yang berbeda-beda.
  2. Penelitian ini hanya menggunakan data dengan jangka waktu pengamatan selama 4 tahun.
  3. Penelitian ini hanya menggunakan tiga Variabel yaitu Intelectual Capital, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan.

Saran

Adapun saran yang dapat di berikan oleh peneliti untuk penelitian dimasa mendatang adalah :

  1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel dengan mengikut sertakan industri-industri LQ45, manufaktur, farmasi, Perbankan, dan sector lainnya , sehingga kesimpulan penelitian lebih dapat digeneralisasi,
  2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi Nilai Perusahaan,
  3. Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi dan
  4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan objek lebih dari 1 negara

References

  1. H. Auliyah and N. F. Asyik, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening,” J. Ilmu dan Ris. Akunt. Vol. 5, Nomor 9, Sept. 2016, 2016.
  2. L. Jayanti and S. Binastuti, “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA,” J. Ilm. Ekon. Bisnis, 2017.
  3. Sawarjuwono and Kadir, “Intellectual Capital Disclosure, Commitment: Myth or Reality?,” J. Intellect. Cap., vol. 13, no. 1, pp. 39–56, 2003.
  4. R. C. Hadiwijaya, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Intervening,” Univ. Diponegoro Semarang, vol. Vol. 13, no. No. 1, p. pp 17-27, 2013.
  5. S. Santosa, “Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapannya Terhadap Kinerja Perusahaan.,” pp. 16–31, 2007.
  6. N. Yunita, “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Pasar.,” vol. 1, no. 1, pp. 1–4, 2012.
  7. D. A. Wulandari, “Analisis perbandingan kinerja keuangan dengan pendekatan RGEC di negara ASEAN (Studi pada bank umum Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura tahun 2010-2014),” J. Ilm. Mhs. FEB, 2015.
  8. Z. Kristanto, R. Andini, and E. B. Santoso, “Pengaruh Perencanaan Pajak dan Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening,” J. Akunt., pp. 1–20, 2016.
  9. G. Berliana and T. H. Bwarleling, “Peran Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Kaitan Antara Nilai Tambah, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan),” J. Syntax Admiration, 2021.
  10. L. S. R. Deffi, D. Cahyono, and R. M. Aspirandi, “PENGARUH ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DISCLOSURE, INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN,” vol. 1, pp. 147–162, 2020.
  11. A. R. Sihite, “PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI,” 2019.
  12. F. Choirunnisa, “ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERI,” IOSR J. Econ. Financ., vol. 3, no. 1, p. 56, 2016.
  13. F. I. Fitria, “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Disusun oleh : FADILAH ILHAM FITRIA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS,” 2016.
  14. U. Ardimas, W., Gunadarma, “Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank. 18, 57– 66.,” 2014.
  15. T. K. Pertiwi, “Pengaruh Kinerja Keuangan , Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Food And Beverage.,” 2012.
  16. R. Suhendah, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas,dan Penilaian Pasar pada Perusahaan yang GO Public di Indonesia.,” 2012.
  17. H. Lestari and H. Hendrawati, “PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN JAKARTA ISLAMIC INDEKS (JII) TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA …,” … INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, DAN …, 2020.
  18. M. Rivandi, “Pengaruh intellectual capital disclosure, kinerja keuangan, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan,” J. Pundi, vol. 2, no. 1, pp. 41–54, 2018.
  19. Nurfisira, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan (ROA) Dengan Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel Intervening Pada Usaha Kecil Menengah,” SKRIPSI, Fak. Ekon. dan Bisnis Islam, 2017.
  20. K. Basuki, “metode penelitian,” ISSN 2502-3632 ISSN 2356-0304 J. Online Int. Nas. Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Univ. 17 Agustus 1945 Jakarta, 2019.
  21. Sugiyono, “Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,” Metod. Penelit. dan Pengemb. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, 2015.
  22. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2016.
  23. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cv Alfabeta. 2017.
  24. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuaalitatif, dan R&D. Alfabeta, 2016.
  25. I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.
  26. R. Agus, Statisk Deskriptif, Yogyakarta, Nuha Medika. 2017.
  27. P. Tirtasari and M. Syafruddin, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2011,” Diponegoro J. Account., vol. 2, no. 4, pp. 539–553, 2013.
  28. W. Sujarweni, Metodologi penelitian (bisnis & ekonomi). Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
  29. Nurfisira, “PENGARUH INTELECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN (ROA) DENGAN KEUNGGULAN BERSAING SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA USAHA KECIL MENENGAH DI KOTA MAKASSAR,” Univ. Nusant. PGRI Kediri, vol. 01, pp. 1–7, 2017.
  30. G. Septiana, “Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015,” J. PUNDI, 2018.
  31. N. M. A. D. Fitriasari and M. M. R. Sari, “Pengaruh Intellectual Capital Pada Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening,” vol. 26, pp. 1717–1740, 2019.
  32. R. C. Hadiwijaya and A. Rohman, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening,” J. Akunt., 2013.
  33. Yuskar and D. Novita, “ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI INDONESIA Oleh : Abstract,” 2013.
  34. Fitriyani and D. Y. Amalia, “‘Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013),’” 2018.
  35. R. N. Aida and E. V. I. Rahmawati, “Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan : Efek Intervening Kinerja Perusahaan,” pp. 96–109, 2015.
  36. I. Ulum and P. Fitri Wijayanti, “Intellectual Capital Disclosure of Muhammadiyah Universities: Evidence from 4ICU 2018,” J. Account. Invest., vol. 20, no. 1, 2018.
  37. Fauzi, “‘ANALISIS PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM INDEKS LQ45 PERIODE 2009-2014),’” J. Chem. Inf. Model., 2016.
  38. Y. Wergiyanto and N. I. Wahyuni, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan dengan Strategi Bersaing sebagai Pemoderasi,” Artik. Ilm. Mhs., 2016.
  39. Y. Wergiyanto and N. I. Wahyuni, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan dengan Strategi Bersaing Sebagai Pemoderasi The Influence of Intellectual Capital On The Firm Value With Competitive Strategy As Moderating,” SRA Econ. Bus. Artic., 2016.
  40. N. Nurani, ’ Z., and ’ A., “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar DI BEI 2007-2011,” J. Online Mhs. Fak. Ekon. Univ. Riau, 2014.
  41. P. P. Simanungkalit, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013),” Diponegoro J. Manag. Vol. 4, Nomor 3, Tahun 2015, Hal. 1-1, 2015.