Abstract
The research used is descriptive qualitive research. Aims to knowing the value of dicipline character in grade 4a students at SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Technique data collection using interview techniques, observation, and documentation with analytical techniques data 1) data reduction 2) data presentation 3) drawing conclusions that are tested for the validity of the data by using sourch triangulation. The results showed that the application of students discipline character values had been realized through the rules and habits of students carried out at school with various activities in the form of 1) routine activities 2) spontaneous activities 3) conditioning activities and 4) exemplary activities. In these activities, grade 4A students’ can run implementation of the four aspects compiled by researchers.
Pendahuluan
Sebuah negara akan mengalami penurunan dan kekacauan jika terjadi kemerosotan moral pada masyarakatnya. Banyak pakar ahli sosial maupun pakar pendidikan berpendapat bahwa karakter adalah faktor utama yang harus di bangun terlebih dahulu agar bisa membangun kehidupan masyarakat yang tertib, aman, damai, dan sejahtera.[1] Hal tersebut mengartikan bahwa nilai karaktersangatlah penting untuk kehidupan manusia, manusia tidak akan dipandang oleh kecerdasan saja, namun nilai karakter yang baik menjadi pondasi utama bagi setiap manusia.
Sementara itu, Manusia sebagai makhluk secara utuh memiliki hati nurani dan akal pikir.[2] Nilai karakter tidak hanya ditujukan untuk mengolah moral manusia yang lebih baik saja, akan tetapi juga bagaimana seseorang tersebut meningkatkan implementasi tingkat karakter dan moral manusia itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana manusia belajar bahwa implementasi nilai karakter sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Pernyataan diatas dijelaskan bahwa nilai karakter di suatu negara bukan hanya mengajarkan bagaimana cara kita mengolah akal pikir yang baik sehingga menjadi anak bangsa yang cerdas, akan tetapi pendididikan juga harus disertai dengan bagaimana kita mempunyai karakter dan moral yang baik, dengan kita mempunyai karakter bangsa yang kuat maka bangsa tersebut juga tidak akan hilang jati dirinya.“sebuah bangsa sedang menuju kehancuran, ketika karakternya tergadai.” Jadi, jati diri pada suatu negara tercemin melalui karakter bangsa. Untuk itu karakter bangsa harus dimiliki oleh setiap manusia yang berada dalam bangsa tersebut.[3] Para ahli menjelaskan bahwa penyebab utama terjadinya krisis moral dan karakter ini di kalangan peserta didik yakni terjadinya dikotomisasi yaitu pemisahan secara tegas antara pendidikan intelektual di satu pihak dan pendidikan nilai dari pihak lain.[4] Padahal jika berdasarkan para ahli ada 3 domain dalam sistem pembelajaran yakni kognitif, avektif dn psikomotor.[5] Demikian pula dalam hal pendidikan karakter, untuk dapat membentuk karakter yang baik dalam peserta didik, maka sekolah harus mengembangkan 3 aspek penting, yaitu moral knowling (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral action (perilaku moral).[6]
Di indonesia saat ini hampir mengalami krisis karakter, hal tersebut harus diberantas dengan adanya pewarisan nilai karakter dan moral yang baik kepada anak bangsa nantinya, semakin majunya negara dengan pengembangan globalisasi saat ini semakin banyak pula karakter yang sudah berubah seiring dengan perkembangan zaman, dengan globalisasi perkembangan teknologi juga akan maju, dan hal tersebut juga tidak bisa diatasi dengan bekal kecerdasan saja, akan tetapi harus diiringi dengan bekal karakter yang kuat pada diri. Hal tersebut menyebabkan luntur moral yang sudah tidak dapat lagi untuk dihindarkan, misalnya di negara ini banyak sekali kasus-kasus kejahatan semakin memarak, korupsi di dunia pejabat yang semakin ricuh, serta generasi muda yang saat ini kurang tepat untuk mencari pergaulan yang tepat.
Hal-hal tersebut merupakan karakter dan moral yang akan sedikit-demi sedikit mulai luntur. Saat ini di dunia pendidikan nilai-nilai karakterpun juga menurun, budaya mencotek dan melanggar tata tertib di sekolah seakan menjadi hal yang sudah biasa dalam setiap sekolah yang banyak kita temui, tidak hanya sekolah menengah keatas saja yang mengalami hal tersebut, akan tetapi sekolah dasarpun juga sering kita jumpai mengenai hal tersebut, Selain itu banyak juga kasus-kasus yang sering kita jumpai di sekolah dasar seperti siswa tidak mengerjakan PR tepat waktu, siswa dihukum karena tidak mengenakan atribut sekolah, siswa terlambat masuk sekolah dan berbagai bentuk contoh-contoh masalah yang lain, hal tersebut masih saja terjadi pada lingkungan sekolah.
Nilai karakter disiplin merupakan karakter moral yang harus ditanamkan pada setiap siswa, agar pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak akan diulang kembali. Para ahli menjelaskan bahwa disiplin merupakan suatu sikap, perbuatan, untuk selalu mentati tata tertib.[6] Sebagai contoh pada SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo yang terletak di kabupaten sidoarjo ini sudah mengimplementasikan pendidikan karakter disiplin dengan baik dan akan selalu dikembangkan saat ini agar penanaman pendidikan karakter disiplin tersebut berlahan-lahan akan terbentuk pada setiap siswa. berdasarkan hasil wawancara dengan guru kesiswaan pada hari rabu tanggal 06 november 2019 beliau mengatakan bahwa arti disiplin pada dasarnya ialah bagaimana seorang siswa bisa memahmi dan menjalankan peraturan yang sudah disepakati dan sudah di sosialisasikan.
Sebelumnya peneliti melakukan observasi pada SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo bagaimana SD tersebut saat ini sedang menangani/menanggulangi siswa yang kurang disiplin, pada hasil observasi tersebut SD Muhammadiyah sidoarjo saat ini sedang menjalankan program pengembangan karakter disiplin untuk para peserta didik yang sering datang terlambat masuk sekolah, hal ini dikarenakan pada awalnya SD tersebut mengalami banyaknya siswa yang dulu setiap harinya hampir 100 siswa yang datang terlambat, maka dari itu sekolah tersebut sedang menjalankan program untuk siswa agar siswa tersebut datang di sekolah tepat waktu, sekolah tersebut mempunyai rekapan data bagi siswa yang terlambat setiap harinya, guu wali kelas masing-masing diberikan 1 data rekapan untuk mencatat siapa saja siswa yang terlambat masuk sekolah, dari data tersebut setiap 2 minggunya akan dikumpulkan di biro kesiswaan dan di cek, siapa saja nam-nama siswa yang selama 2 minggu ini terlambat, dalam data tersebut setiap siswa mempunyai 3x kesempatan terlambat sekolah selama 2 minggu, jika siswa terlambat 3x dalam 2 minggu maka guru wali kelas akan melakukan penanganan dengan menelvon orangtuanya dan menanyakan bagaimana anak tersebut bisa sampai terlambat sekolah, karena berdasarkan hasil wawancara tersebut guru kesiswaan mengatakan dalam hal keterlambatan tersebut ada 2 faktor yang mempengaruhi, yakni dari siswanya sendiri dan dari orangtuanya. Dan setiap guru wali kelas bertugas untuk menanyakan “bagaimana siswa tersebut sampai bisa terlambat ke sekolah”.
Selain peraturan kedisplinan keterlambatan ke sekolah, ada beberapa contoh peraturan di sekolah tersebut yang harus dijalankan, misalnya siswa tidak boleh membeli jajanan diluar pagar sekolah, kecuali di jam-jam tertentu seperti saat jam olahraga dan ketika memang kantin sedang sekolah tutup, agar terhindar dari makanan yang mengandung bahan pengawet demi menjaga kesehatan setiap peserta didik, karena dalam hal ini sekolah sudah menyediakan kantin di sekolah dengan jajanan yang sehat, contoh yang kedua siswa diwajibkan untuk melepas sepatu ketika masuk dalam kelas, agar setiap kelas yang ditempati selalu bersih, contoh ketiga siswa yang belum dijemput tidak diperkenankan untuk pulang terlebih dahulu agar terhindar dari banyaknya kasus penculikan anak, dalam hal tersebut sekolah menyedikan telefon untuk kebutuhan siswa jika siswa tersebut belum dijemput oleh orang tuanya. contoh keempat yakni setiap siswa diwajibkan untuk sholat dhuha sebelum masuk kelas, dan sholat dhuhur dikarenakan pada SD tersebut sudah berdedikasi sekolah full day untuk kelas-kelas tinggi, bagi kelas rendah juga wajib melakukan sholat dhuhur sebelum pulang sekolah, contoh kelima yakni setiap kelas memiliki jadwal piket untuk kebersihan kelasnya masing-masing, contoh keenam yakni mengerjakan PR tepat waktu, jika tidak mengerjakan PR tepat waktu siswa diberikan punishment berupa membaca surat-surat pilihan yang diberikan oleh setiap wali kelas, dari hal ini siswa diajarkan nilai disiplin pada dirinya sendiri untuk selalu membiasakan tertip dan menjalankan setiap peraturan yang dibuat disekolah.
Selain contoh-contoh diatas ada kebiasaan yang diterapkan dalam sekolah tersebut untuk mengembangkan nilai karakter disiplin lainnya seperti kebiasaan sebelum masuk di kelas masing-masing siswa diwajibkan untuk berbaris terlebih dahulu, setelah berbaris siswa masuk di dalam kelas dan mengawali membaca surat-surat pendek, melakukan kuis berhitung matematika, dan kuis bahasa Inggris. Hal tersebut membantu mengembangkan nilai-nilai akademik pada siswa.
Implementasi karakter disiplin tersebut memberikan kontribusi dalam pencapaian yang bagus di sekolah, misalnya pencapaian pada prestasi siswa baik akademik maupun non akademik serta prestasi sekolah juga tentunya, prestsi ini misalnya meliputi kejuaraan lomba ekstra kulikuler, lomba dalam bidang pendidikan dan lain sebagainya, danberdasarkan paparan tersebutpeneliti igin meneliti bagaimanakah implementasi nilai karakter disiplin siswa kelas 4a di SD Muhammadiyah 2 sidoarjo itu seperti apa,
Metode
Pada penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, pada metode penelitian kualitatif ini menjelaskan satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang yang diamati.[7] Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah metode pengolahan data dengan cara menganalisa faktor-faktor yang berkaitan dengan objek penelitian dengan penyajian data secara lebih mendalam terhadap objek penelitian. Penelitian deskriptif ini mengumpulkan data untuk menggambarkan obyek dengan apa adanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptifkan suatu keadaan, melukiskan serta menggambarkan implementasi nilai karakter disiplin pada siswa kelas 4a di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi [8] dengan teknik analisis data 1) reduksi data. 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan yang diuji keabsahan datanya dengan menggunakan triangulasi sumber.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menyatakan bahwa implementasi nilai karakter disiplin pada siswa kelas 4a di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo memiliki 4 aspek yang meliputi: 1) implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan rutin, 2) implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan spontan, 3) implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan keteladanan, 4) implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan pengkondisian, hasil penelitian ini berdasarkan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Berikut hasil penelitian dan pembahasan peneliti:
Implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan rutin
Implementasi nilai karakter kedisiplinan pada siswa dapat dilakukan dengan melakukan pembiasan-pembiasaan kedisiplinan yang baik kepada siswa. Pembiasan yang dilakukan siswa tersebut, adapun pandangan para ahli yang menyatakan bahwa, “Pada hakekatnya metode atau model pembiasaan dalam pendidikan karakter tidak dapat di pisahkan dari kegiatan pembiasaan yang meliputi kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan.”[9]
Berikut merupakan Implementasi nilai karakter disiplin yang dilakukan siswa kelas 4a sesuai dengan pendapat para ahli [10]:
1). Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal
Berdasarkan penuturan ibu Intan dan hasil observasi tersebut, menunjukkan adanya penanaman implementasi nuilai karakter disiplin siswa, berupa kebiasaan yang dilakukan secara rutin sebelum memulai pelajaran. Dan hal ini telah dilakukan oleh siswa kelas 4a secara rutin. Sehingga siswa terbiasa untuk disiplin dalam berdoa dan mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan sebelum belajar.
2). Berdoa sebelum belajar dan Tanya jawab sebelum pelajaran
Berdasarkan penuturan ibu Intan dan hasil observasi tersebut, menunjukkan adanya penanaman implementasi nuilai karakter disiplin siswa, berupa kebiasaan yang dilakukan secara rutin sebelum memulai pelajaran. Dan hal ini telah dilakukan oleh siswa kelas 4a secara rutin. Sehingga siswa terbiasa untuk disiplin dalam berdoa dan mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan sebelum belajar.
3). Pembiasaan Tertib ketika pelajaran dimulai
Setiap siswa memiliki karakter berbeda beda, dalam hal ini proses implementasi nilai karakter disiplin dilakukan melalui pembiasaan tertib ketika pelajaran di mulai hingga selesai. Sesuai dengan wawancara dan penelitian secara langsung selama proses belajar siswa kelas 4a mampu menanamkan pembiasaan tertib ketika pelajaran dimulai. Hal ini juga dipengaruhi oleh nasehat yang diberikan oleh wali kelas 4a dan pemberian reward berupa nilai plus bagi siswa yang mampu membiasakan diri tertib ketika pelajaran dimulai. Sehingga implementasi nilai karakter disiplin ini mampu tercapai dengan baik
4). Pengumpulan tugas tepat waktu
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa implementasi nilai karakter di kelas 4 SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo telah tercapai. Hal tersebut terjadi karena adanya dorongan dan motivasi dari wali kelas dan guru maple. Bahwa pentingaya dalam pengumpulan tugas secara tepat waktu. Karena jika tugas dikumpulkan tidak sesuai waktu yang ditentukan maka akan dianggap tidak mengerjakan tugas dan akan mendapat nilai kosong.
5). Tidak membuat kegaduhan di kelas
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, menunjukkan bahwa seluruh sisw kelas 4a dilarang untuk membuat kegaduhan dikelas karena akan menimbulkan efek tidak fokus pada proses pembelajaran untuk siswa-siswa yang lainnya.
Implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan spontan
Implementasi melalui kegiatan spontan ini bagaimana guru mengajarkan siswa untuk melakukan kedisiplinan dengan cara spontanitas dan melalui kegiatan tersebut maka siswa juga akan terbiasa secara spontan untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan dengan kedisiplinan.
1). Memberikan hukuman secara spontan
Dari hasil wawancara tersebut, menunjukkan bahwa guru akan mengajarkan siswa dalam kegiatan spontanitas yang dilakukan oleh guru dengan cara bagaimana guru akan menghukum siswa ketika siswa tersebut berbuat kesalahan, akan tetapi hukuman yang akan diberikan juga harus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh siswa tersebut, dalam hal ini siswa akan belajar memahami kesalahan yang ia perbuat dengan adanya hukuman tersebut, dengan begitu siswa juga jerah dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
2). Guru memberikan teguran dan pesan moral secara spontan
Dalam hal tersebut, menunjukkan bahwa sebelum guru menghukum siswa atas kesalahan yang diperbuat, maka siswa terlebih dahulu akan diberikan pesan moral kepada siswa ataupun teguran, jika siswa tersebut tidak bisa diatasi dengan cara teguran maupun pesan moral, maka siswa akan dikenakan hukuman dari guru tersebut sesuai dari besar kecilnya kesalahan yang siswa lakukan.
Implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan keteladanan
Implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan keteladanan ini bagaimana guru mengajarkan siswa unuk selalu memberikan suri tauladanan yang baik untuk siswa agara siswa mempunyai keteladanan yang baik.
1). Guru memeberikan keteladanan datang tepat waktu
Dalam hal tersebut, menunjukkan bahwa guru adalah suri tauladanan yang baik untuk siswa, guru wajib datang tepat waktu setiap harinya lebih tepatnya pada jam 07.00 guru harus sudah sampai di sekolah, dengan guru mencontohkan datang tepat waktu, maka siswapun akan mencontoh apa yang telah dilakukan oleh guru setiap harinya dengan datang sekolah tepat waktu, sesuai aturan tata tertib sekolah dengan disiplin.
2). Guru memberikan keteladanan berjabat tangan
Pada hal tersebut, hasil wawancara mennjukkan bahwa guru memberikan keteladanan kepada siswa untuk saling berjabat tangan kepada siswa yang lainnya jika bertemu, terkecuali pada siswa laki-laki yang bukan makhrom nya, sebelum memasuki kelas siswa juga wajib untuk berjabat tangan terlebih dahulu terhadap guru kelasnya, hal ini menunjukkan bahwa guru telah melatih siswa untuk memberikan contoh yang baik agar siswa mengaplikasikan hal tersebut setiap harinya diluar sekolah.
3). Guru memberikan keteladanan untuk izin saat tidak masuk kesekolah
Pada hal tersebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru wajib untuk ijin terlebih dahulu ketika guru tersebut berhalangan hadir ataupun sakit, jika guru tersebut tidak bisa masuk sekolah maka akan ada guru piket yang menggantikannya, keteladanan tersebut akan dicontoh oleh siswa ketika siswa juga behalangan hadir ataupun sakit, makan orang tua wajib konfirmasi terlebih dahulu.
4). Guru memberikan keteladanan membuang sampah pada tempatnya
Pada hal tersebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru mencontohkan membuang sampah pada tempatnya kepada siswa, hal ini juga guna untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah serta melatih siswa agar selalu membuang sampah pada tempatnya, hal ini bukan hanya agar terbiasa melatih pembiasaan dalam lingkungan sekolah akan tetapi melatih pembiasaan di lingkungan rumah juga.
5). Guru memberikan keteladanan untuk berpakaian rapi dan sopan
Pada hal terebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru mencontohkan untuk berpakaian rapi dan sopan saat mengajar di skolah, dan untuk guru perempuan juga diwajibkan untuk berpakaian rapi sesuai dengan sayriat islam, hal tersebut mencontohkan siswa untuk terbiasa berpakaian rapi dan sopan serta mentaati tata tertib berseragam sesuai jadwal setiap harinya.
Implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan pengkondisian
Pada implementasi nilai karakter disiplin melalui kegiatan pengkondisian ini merupakan bagaimana cara guru mengkondisikan siswa dalam aturan yang sudah di sepakati serta bagaimana menjaga sarana dan pra sarana di dalam kelas serta bagaimana siswa melakukan pembiasaan merawat dan selalu menjaga kebersihan:
1). Siswa tidak boleh jaja diluar pagar sekolah
Pada hal tersebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru mengkondisikan siswa untuk tidak jajan diluar pagar sekolah, hal ini untuk menghindari makanan yang tidak higenis yang dijual di luar pagar sekolah serta menjaga kesehatan setiap siswa, dalam hal ini sekolah menyiapkan kantin yang lengkap guna menunjang kebutuhan siswa di dalam sekolah.
2). Guru menyuruh siswa agar masuk kelas setelah bel berbunyi
Pada hal tersebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru mengkondisikan siswa untuk selalu tepat waktu dalam memasuki kelas setelah tepat bel berbunyi, dalam hal ini guru menghimbau agar siswa untuk disiplin waktu, namun disini siswa masih ada beberapa yang belum mentaati peraturan.
3). Guru menempel jadwal pelajaran dan jadwal piket di kelas
Pada hal tersebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru mengkondisikan siswa melalui jadwal-jadwal yang sudah ditempelkan di dinding kelas untuk mempermudah siswa dalam mengingat jadwal pelajaran, mentaati aturan tata tertib yang sudah disepakati dikelas serta selau ingat jadwal piket setiap harinya.
4). Guru menyediakan alat kebersihan kelas
Dalam hal tersebut, hasil wawancara menunjukkan bahwa guru menyiapkan sarana dan prasarana setiap kelas, salah satunya adalah alat kebersihan guna menunjang kebersihan kelas, selain itu dalam hal ini juga akan melatih kedisiplinan siswa untuk selalu menjaga kebersihan kelas sesuai jadwal piket yang sudah disepakati.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai kedisiplinan di kelas 4A di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo adalah sebagai berikut: Penerapan nilai karakter disiplin siswa diwujudkan melalui peraturan dan kebiasaan – kebiasaan siswa yang dilakukan disekolah yang meliputi 4 aspek kegiatan yang diamati yakni 1) Melalui kegiatan rutin, 2) melalui kegitan spontan, 3) melalui kegiatan keteladanan, serta 4) melalui kegiatan pengkondisian, dari ke empat aspek yang diamati menunjukkan bahwa implementasi nilai karakter disiplin pada siswa kelas 4a di SD Muhammadiyah 2 Sidoarjo berjalan dengan tertib dan disiplin.
References
- Pupu Saeful Rahmat, (jurnal tentang penelitian kualitatif), hlm (2-3).
- Rahman, K.A (2015). Pembinaan Pendidikan Karakter Berbasis Agama Bagi Guru (MI) dan (DTA), Jambi, Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, Vol 30, No 2.
- Suryadi, A.2012. Outlock 2025 Pembangunan Pendidikan Indonesia: Menuju Kualitas Yang Berdaya Saing Secara Global (The Indonesian Education Outlock 2025: Toword A Sustainalable World Class Quality Level). Jakarta: Badan Penelitian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Bloom, B.S., 1979. Taxonomy of Educational Objectives Book 1: Cognitive Domain. London:Longman Group LTD.
- Lickona, T. 2012.Educating For Character.
- Pandji Anoraga. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
- Aan Prabowo, Heriyanto,S.Sos.,M.IM,(jurnal tentang Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-book) oleh Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang). hlm (5).