Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2287

The Principal's Strategy in Improving the Quality of Teacher Competence at Senior High School


Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Kompetensi Guru di SMA

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Strategi Kepala Sekolah Kompetensi Guru

Abstract

The purpose of this study was to explore the competence and understand the principal's strategy in improving the quality of teacher competence at SMA Islam As Sakinah Sidoarjo, the obstacles faced by the principal in improving the quality of teachers, as well as the principal's strategy in overcoming the obstacles which appear in efforts to improve the quality of teachers at SMA Islam As Sakinah Sidoarjo. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. The research subjects were determined purposively, they are the principal and teachers of SMA Islam As Sakinah Sidoarjo. Observation, interview and documentation are data collection techniques. Reduction data, display data, and conclusion are the steps of data analysis. To check the validity of the data using source triangulation and discussion with the supervising lecturer. The results of the study prove that the principal's strategies in improving the quality of teacher competence at SMA Islam As Sakinah Sidoarjo are: (1) further study of the S.2 professional degree, (2) activating teachers in increasing competence, (3) providing motivation, (4) maximizing the function of the school library, (5) conducting periodic supervision and (6) providing welfare benefits. The obstacles faced by principals in implementing strategies to improve the quality of teacher competence at SMA Islam As Sakinah Sidoarjo are the lack of interest and awareness of teachers, insight into thinking which still tends to be exclusive, lack of teacher supervision activities and several other external factors. While the solutions to overcome the obstacles which appear include providing motivation and good treatment, involving teachers in scientific activities and increasing the implementation of teacher supervision.

Pendahuluan

Era Digital menuntut peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama guru. Kualitas yang dibutuhkan adalah kemampuan mengenal, menggunakan dan mengembangkan teknologi digital dalam menjalankan tugas belajar mengajar, administrasi pembelajaran dan penilain pembelajaran. Kualitas guru tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, berbasis teknologi informasi dan komunikasi, baik sebelum maupun setelah menjadi guru. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat menentukan kualitas pendidikan masa depan. Untuk itu guru harus terus menerus berupaya meningkatkan kualitasnya. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D4, memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran, berkepribadian baik, sehat jasmani dan rohani, berkecakapan sosial, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.[1] Guru harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.[2] Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. Kelengkapan jumlah dan kualitas guru akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih professional ataupun bermutu dalam menjalankan tugasnya.

Aqib mengatakan bahwa peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar di kelas.[3] Hal ini sangat beralasan karena dari pengelolaan kelas dan pembelajaran yang dilakukan guru, pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter siswa dapat dilakukan. Oleh karena itu guru yang bermutu selalu melakukan dan menunjukkan kinerja secara professional dalam tugasnya. Dari kinerja seperti inilah akan menghasilkan proses pembelajaran yang bermutu, hasil belajar yang bermutu dan tamatan yang bermutu yang muaranya pada mutu pendidikan. Menurut Syafaruddin, kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru.[4] Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan memiliki tanggung jawab meningkatkan kinerja para guru di sekolahnya. Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami manajemen kinerja (performance management) guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi program-program yang dirancangnya dalam rangka meningkatkan kinerja guru dan capaian tujuan organisasi sekolah. Berdasarkan paparan tersebut, program-program yang dirancang oleh kepala sekolah menjadi hal yang sangat penting karena dapat memengaruhi kinerja dari semua warga sekolah, yakni kinerja guru, kinerja staf, dan prestasi belajar siswa.

Strategi meningkatkan kualitas kompetensi guru terutama berkaitan erat dengan tugas kepala sekolah untuk selalu melakukan komunikasi yang berkesinambungan, melalui jalinan kemitraan dengan seluruh guru di sekolah. Kepala sekolah dalam mengembangkan manajemen kinerja guru, di dalamnya harus dapat membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para guru, yaitu: 1) seberapa besar kontribusi pekerjaan guru bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah melakukan pekerjaan dengan baik; 2) bagaimana guru dan kepala sekolah bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja guru yang sudah ada sekarang; 3) bagaimana prestasi kerja akan diukur; dan 4) mengenali berbagai hambatan kinerja dan berupaya menyingkirkannya. Kompetensi guru merupakan suatu kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas profesinya, oleh karena itu kompetensi berkaitan erat dengan sikap profesionalisme seseorang. Pengembangan profesionalisme guru menjadi upaya yang penting dalam rangka peningkatan kualitas sekolah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek guru dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang profesional.

Kompetensi guru adalah potensi yang dimiliki setiap orang dan merupakan asset serta berfungsi sebagai modal (non material/ non finansial) dalam menyelenggarakan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Seorang peraih nobel award pernah melukiskan dalam salah satu tulisannya sebagai berikut[5]:

“Educational change depends on what teachers do and think – it’s as simple and as complex as that. It would all be seasy if we could legislate changes in thinking. Classrooms and schools become effective when: 1) Quality people are recruited to teaching, and; 2) The workplace is organized to energize teachers and reward accomplishments.

Kualitas kompetensi guru secara intelektual, emosional dan spritual sangat berpengaruh pada proses transformasi ilmu dan pengetahuan terhadap peserta didik. Guru yang kreatif akan mencetak siswa yang kreatif, guru santun akan melahirkan siswa yang santun ini karena terdapat ikatan emosional yang sangat kuat antara guru dan peserta didik. gambaran tersebut dapat kita nukil dari sebuah kisah klasik yang sangat popular yaitu kitab Ta’limul Muta’alim bahwa sosok guru adalah manusia yang selalu berbenah meningkatkan kompetensinya, karena ilmu pendidikan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman dari waktu ke waktu. Disamping itu integritas, mentalitas dan spritualitas guru harus terus ditingkatkan sehingga seorang guru meluruskan niat karena dengan niat yang benar akan memperoleh hasil yang bermakna di sisi Allah dan manusia.

SMA Islam As Sakinah Sidoarjo merupakan lembaga pendidikan yang dikelola dengan manajemen yang cukup baik, ini terbukti dengan upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru baik oleh kepala sekolah ataupun oleh pihak yayasan, baik yang dilakukan secara tersetruktur maupun tidak tersetruktur. Peningkatan kualitas kompetensi guru melalui manajemen spiritual gathering, kegiatan workshop, loka karya, pembimbingan khusus dan lain sebagainya terus dilakukan, semata-mata adalah untuk meningkatkan spirit serta kemampuan para guru dalam menyelenggarakan pembelajaran. Pentingnya peningkatan kualitas kompetensi guru tidak saja dalam konteks peningkatan kualitas pembelajaran terhadap peserta didik tetapi juga diorientasikan pada pencapaian tujuan pendidikan secara umum, lebih khusus lagi sebagai upaya mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan sekolah. Lembaga SMA Islam As Sakinah merupakan sekolah full day school dan mondok dimana sebagaian siswa ada yang bisa pulang maupun mondok (24 jam ada di sekolah dan asrama). Para mudabbir selalu memantau perkembangan moral, intelektual, dan religiusitas santrinya yang mondok. Kepala sekolah lebih menekankan pada setiap pendidik/guru agar tidak hanya transfer ilmu saja, namun harus menguasai 4 kompetensi yang ada. Semua ini diharapkan agar dalam pembelajaran full day school siswanya memperoleh ilmu pengetahuan, teknologi, maupun agama dengan benar (baik spiritual maupun sosialnya).

Kepala Sekolah SMA Islam As Sakinah sejak 2016 memberikan terobosan progresif dalam dunia Pendidikan, yaitu full day school dan mondok. Hal ini menarik banyak orang tua yang mempunyai mobilitas tinggi atau orang tua yang menyadari tantangan zaman yang semakin berat di mana peran orang tua sudah tidak dominan lagi dalam Pendidikan anak. Maka kepala sekolah membuat strategi waktu belajarnya, istirahat, olahraga, bergaul dengan teman, refreshing, latihan pengembangan bakat, eksperimentasi, berorganisasi yang dilakukan oleh siswa nya agar guru/pendidik selalu mendampingi dengan semaksimal mungkin yaitu dengan memaksimalkan 4 kualitas kompetensi guru pada pedagogik, kepribadian, sosial, dan professionalitasnya. Penelitian ini akan difokuskan pada Strategi Kepala Sekolah dalam meningkatkan Kompetensi guru, Kendala-kendala yang dihadapi serta solusinya dalam meningkatkan kompetensi guru (pedagogik, kepribadian, sosial dan profesionalitasnya).

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi berusaha mengungkap makna subyektif, berupaya mencari makna, memposisikan individu sebagai pemberi makna, yang kemudian menghasilkan tindakan dilandasi pengalaman.[6] Penelitian ini difokuskan pada Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan kualitas Kompetensi Guru di SMA Islam As Sakinah Sidoarjo dengan sumber data primer (langsung dari obyeknya melalui wawancara kepala sekolah, para waka, guru beserta staf dan studi kepustakaan[7]) dan data sekunder (data guru, penilaian kierja guru, maupun upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru. Sumber ini bisa bersifat orisinil atau bahkan bisa saja berupa data penelitian yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain dan sudah diolah sedemikian rupa termasuk dokumen sekolah.[8] Teknik Pengumpulan Data Penelitian kualitatif ini menghimpun data-data deskriptif dari sekolah, dengan pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya.[9] Sedangkan Teknik Analisis Data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan ujaran dengan menggunakan analisis penelitian yang sesuai.[10] Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan dan menghubungkan 1 (satu) kategori dengan kategori lainnya.[11]

Hasil dan Pembahasan

Peneliti menyajikan setting penelitian, yakni gambaran objek penelitian, dilanjutkan dengan penyajian, analisis dan pembahasan tentang Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kompetensi guru di SMA Islam As Sakinah Sidoarjo, problem yang dihadapi dan solusinya, maka diperoleh

Sekilas Tujuan Proyek SMA Islam As Sakinah Full Integral School Sidoarjo.

Tujuan proyek SMA Islam As Sakinah Full Integral School Sidoarjo adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan melahirkan generasi mendatang yang tangguh dan handal yang mampu mengaplikasikan ilmu dan amal secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan sehingga SMA Islam As Sakinah Full Integral School Sidoarjo bisa menjadi model sekolah yang berbasis Islam dan berstandar internasional di Indonesia dimana akan menjadi barometer pendidikan bagi standar pendidikan di tingkat daerah kabupaten, propinsi bahkan di tingkat nasional.

Dengan memadukan ajaran agama Islam dan teknologi serta fasilitas infrastruktur yang lengkap ditunjang oleh sarana teknologi personal laptop untuk masing-masing siswa maka akan lahir bintang-bintang dari SMA Islam As Sakinah Full Integral School Sidoarjo yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam segala aspek kehidupan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka SMA Islam As Sakinah Sidoarjo bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan terbaik bagi putra-putri masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya yang meliputi : Meningkatkan Pengetahuan dan Kemampuan Akademis, Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris, Meningkatkan Kemampuan Mempraktekkan Ajaran Islam, Mengembangkan Potensi, Pembentukan klub-klub potensi dan memetakan potensi masing-masing siswa untuk dikembangkan potensi masing-masing siswa melalui klub-klub potensi sehingga potensi masing-masing siswa akan menjadi kekuatan nyata sebagai bekal dalam hidupnya kelak (life skill), Mengembangkan Pemberdayaan Dalam Penyampaian Pesan.

Manfaat Proyek SMA Islam As Sakinah Sidoarjo

Manfaat keberadaan proyek SMA Islam As Sakinah Sidoarjo adalah:

  1. Masyarakat mendapatkan pilihan yang tepat, baik dan bermutu untuk pendidikan putra-putri mereka, khususnya dari segi agamanya.
  2. Menghasilkan tenaga pendidik yang handal, professional dengan dedikasi yang tinggi dengan kemampuan yang prima dalam pendidikan dengan memberikan ruang kepada pendidik untuk mengembangkan dirinya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan lanjutan di S2 atau S3.
  3. Sebagai salah satu model pendidikan Islam yang berstandar Internasional Integral sehingga menjadi barometer mutu layanan pendidikan di Indonesia.
  4. Membuka dan menambah kesempatan kerja di bidang pendidikan bagi lulusan-lulusan di bidang pendidikan dan pesantren serta tenaga-tenaga pendukung yang lainnya.
  5. Mendorong kegiatan dibidang ekonomi baik sektor formal maupun non formal dan pengembangan di wilayah sekitar lokasi sekolah.
  6. Memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait baik urusan duniawiyah maupun ukhrawiyah.

Visi Sekolah

Terwujudnyainsan/pribadi yang mandiri, berwawasan global, trampil, berprestasi dan berakhlaqulkarimah

Misi Sekolah

Misi adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untukj mewujudkan visi, jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang di arahkan untuk mewujudkan visi, atau dengan kata lain misi merupakan bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan sekolah dengan berbagai indikatornya, sehingga rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada rumusan visi, misi yang dirumuskan hendaknya: memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu, menjadi dasar program pokok sekolah, menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan sekolah, memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah, memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan kegiatan sekolah.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, peningkatan kompetensi guru di sekolah ini dilakukan dengan banyak cara, diantaranya mengadakan pelatihan (worshop) khusus peningkatan kompetensi guru sebagai pendidik, seminar, lokakarya dan lain-lain. Kondisi ini perkuat oleh pernyataan Ibu Siti Anisatun N, S.E, kepala sekolah, dalam suatu sesi wawancara dengan peneliti bahwa:

“Kegiatan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi guru adalah mengadakan kegiatan workshop, seminar, lokakarya yang khusus membahas bagaimana cara meningkatakan kompetensi seorang guru.”[12]

Secara khusus Strategi yang dilakukan oleh kepala SMA Islam As Sakinah Sidoarjo dalam meningkatkan kualitas kompetensi Guru, adalah sebagai berikut :

  1. Menjadikan Visi dan Misi sekolah Sebagai landasan Peningkatan kualitas SDM Guru
  2. Studi Lanjut Gelar Profesi (S.2)
  3. Mengikutsertakan Guru dalam Kegiatan Ilmiah (diklat, seminar, workshop, loka karya, dan Training of Trainers (TOT)
  4. Mengaktifkan guru dalam kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
  5. Meningkatkan Kompetensi Guru dengan Menguatkan Keimanan dan Ketaqwaan Guru
  6. Memaksimalkan Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
  7. Memberikan Tunjangan Kesejahteraan Guru.

Beberapa tunjangan yang diberlakukan di sekolah ini adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan tunjangan Fungsional
  2. Memberikan tunjangan hari raya kepada semua guru dan karyawan
  3. Memberikan dana social, melahirkan, sakit, meninggal dunia, pensiunan.
  4. Memberikan Biaya Gratis Full bagi Seluruh Anak guru dan Karyawan yang sekolah di Sabilillah maupun di As Sakinah.
  5. Memberikan Fasilitas Transportasi (Sepeda Motor, Mobil) dan menjadi Hak milik pribadi selama kurun waktu tertentu.
  6. Memberikan Fasilitas Umroh Gratis Bagi Guru dan Karyawan.

Menurut teorinya Stoner dan Sirait yang menerangkan bahwa langkah-langkah dalam menerapkan strategi adalah (1) menetapan tujuan, (2) penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dan (3) pengendalian strategi yang memberikan umpan balik mengenai kemajauan yang dicapai dengan mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.[13]

Jika dianalisis berdasarkan teorinya Oemar Hamalik bahwa strategi yang dapat dilakukan oleh kepala SMA Islam As Sakinah dalam meningkatkan kualitas kompetensi guru termasuk dalam model peningkatan berikut ini:

  1. Off The Job Training : Guru dilatih secara individual maupun dalam kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya.
  2. On The Job Training : Bagi guru – buru diberikan kesempatan khusus mengikuti guru-guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru dapat belajar dari seniornya.
  3. Pelatihan Lesson Studi : Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentuk kolaborasi guru dalam memperbaiki kinerja mengajarnya dengan berkonsentrasi pada studi tentang dampak positif guru terhadap kinerja belajar siswa dalam kelas
  4. Melakukan perbaikan melalui kegiatan penilitian tindakan kelas (PTK) : Kegiatan ini dilakukan guru dalam kelas saat proses pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksanan tugas, melakukan penilai proses maupun hasil untuk mendapatkan data mengenai prestasi maupun kendala yang siswa hadapi serta menentukan solusi perbaikan.[14]

Kendala ini lebih dominan muncul dari intern SMA Islam As Sakinah Sidoarjo sendiri, kendala internal itu diantaranya:

Kurangnya Minat dan Kesadaran Para Guru

Kurangya kesadaran ini juga disadari oleh kepala sekolah SMA Islam As Sakinah Sidoarjo sehingga dikeluarkanlah kebijakan tentang perintah peningkatan kualitas kompetensi guru melalui kuliah lanjut S.2, aktif dalam MGMP, KKG atau ikut serta dalam kegiatan-kegiatan worshop yang diadakan sekolah sendiri ataupun oleh lembaga-lembaga lain di luar sekolah.

Wawasan Berfikir yang Sempit

Profesi guru atau pendidik sebenarnya merupakan profesi mulya, dan sangat menentukan bagi keberlangsungan kehidupan umat sejagat ini. Di tangan para gurulah masa depan bangsa bahkan dunia itu berada. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang guru untuk memiliki wawasan yang luas dalam semua disiplin keilmuan. Sehingga tidak hanya mampu menjalankan proses pembelajaran dengan baik tetapi yang terpenting adalah tercapainya tujuan pendidikan yang sesuangguhnya.

Minimnya kegiatan supervisi guru

Kegiatan supervisi yang jarang dilakukan akan menyebabkan para guru merasa aman dengan kemampuan teotitik maupun menejemen yang sudah dikuasainya, padahal jika dikaitkan dengan perkembangan zaman modern saat ini, maka peningkatan kualitas kompetensi itu menjadi WAJIB hukumnya. Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan sains begitu cepat dan massif serta menyentuh sisi-sisi terdalam dari prinsip kemanusiaan.

Menurut hasil pengamatan dan wawancana penulis bahwa faktor eksternal ini juga menjadi kendala tersendiri bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kompetensi para guru, misalnya masih kurangnya perguruan tinggi negeri maupun swasta yang menyelenggarakan program kemitraan dalam konteks meningkatkan kualitas kompetensi para guru. Sedang yang terkait langsung dengan profesinya seb agai seorang guru, adalah masih minimnya kegiatan-kegiatan workshop yang di selenggarakan dalam rangka meningkatkan kualitas kompetensi para guru. Kebanyakan pelatihan maupun workshop yang diselenggarakan tidak mencapai seluruh elemen guru disekolah-sekolah swasta khususnya.

Baik kendala bersifat internal maupun eksternal tersebut harus segera diselesaikan, agar berbagai strategi yang telah ditempuh oleh kepala sekolah lebih efektif, mampu membentuk dan mengembangkan kompetensi guru, baik kompotensi ademik, kepribadian, sosial , maupun profesional.

Berbagai cara telah ditempuh oleh untuk mengatasi kendala dalam peningkatan kualitas kompetensi guru di SMA Islam As Sakinah Sidoarjo. Menurut kepala sekolah mengatasi kendala dalam peningkatan kualitas kompetensi guru adalah dengan: memberi dorongan/motivasi kepada guru-guru melalui Usaha swadaya sekolah, ada pula dengan mengajukan bantuan kepada pemerintah atau koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait serta menjalin kerjasama dengan pihak lain dengan sebaik-baiknya dan meningkatkan kualitas kompetensi guru seperti perguruan tinggi swasta maupun negeri.

Sedangkan menurut Ibu Diah Restuning, S.Hum bahwa mengatasi kendala dalam peningkatan kualitas kompetensi guru: Tetap bersemangat, komitmen meningkatkan profesionalisme diri walaupun usia sudah lanjut, selalu siap diri untuk mengup-date pengetahuan dan keterampilam dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas terutama yang berbasis IT.[15]

Dengan meperhatikan penjelasan tersebut, nampak, bahwa kepala sekolah telah mengampil langkah, yakni:

  1. Memberi motifasi dan perlakuan yang baik kepada kepada para guru.
  2. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi pada strata yang lebih tinggi yaitu S.2, mengaktifkan para guru dalam kegiatan MGMP, KKG ataupun kegiatan-kegiatan workshop yang lain terkait dengan peningkatan kualitas kompetensi khusus perofesi guru.
  3. Melakukan Supervisi guru

Dalam melakukan supervise kelas kepala sekolah lebih banyak melibatkan pengawas yang berada dalam naungan kinerja Dinas Pendidikan Daerah.

Berbagai solusi ini ternyata efektif, sehingga kompetensi semua guru bisa meningkat, bahkan berkembang dengan baik. Indikasinya mereka bisa menjalankan tugas sebagai pendidik maupun pengajar dengan baik. Proses belajar berlangsung dengan baik, dan hasil belajar yang diraih oleh siswa semakin tahun juga semakin membaik. Kepercayaan masyarakat juga semakin tinggi, dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah siswa di SMA ini.

Kesimpulan

Maka kesimpulan dari penelitian mengenai “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas kompetensi Guru di SMA Islam As Sakinah Sidoarjo” adalah:

  1. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas kompetensi Guru di SMA Islam As Sakinah Sidoarjo dilakukan dengan menjadikan visi dan misi serta tujuan sekolah sebagai landasan filosofis, menugaskan guru studi lanjut ke Strata Dua (S.2), mengikutsertakan guru dalam kegiatan ilmiah (diklat, seminar, workshop, loka karya, dan training of trainers, mengaktifkan guru dalam kegiatan MGMP, menguatkan keimanan dan ketaqwaan guru, mengadakan kerjasama dengan lembaga/institusi lain, memaksimalkan peran dan fungsi perpustakaan sekolah dan memberikan tunjangan kesejahteraan guru.
  2. Kendala yang dihadapi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas kompetensi guru di SMA As Sakinah Sidoarjo adalah (1) kendala yang bersifat internal seperti kurangnya minat dan kesadaran para guru, wawasan berfikir yang sempit, minimnya kegiatan supervisi guru; dan (2) kendala yang bersifat Eksternal seperti minimnya Perguruan tinggi (negeri / swasta) yang membuka program khusus lanjutan S.2 bagi para guru, kurangnya kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga lain terkait dengan project pengembangan kualitas SDM guru.
  3. Solusi yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mengatasi Kendala dalam Meningkatkan Kualitas SDM Guru di SMA As Sakinah Sidoarjo adalah dengan memberikan motivasi dan perlakukan baik, memberikan kesempatan kepada semua guru untuk melanjutkan studi pada strata yang lebih tinggi yaitu S.2 dengan bantuan dari sekolah, melakukan supervisi guru dan menyelenggarakan pembinaan khusus kompetensi guru.

Penelitian ini menemukan, bahwa untuk bisa meningkatkan kualitas kompetensi guru diperlukan berbagai stratagi, dalam hal ini kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar efektifitasnya. Temuan ini sekaligus memperkuat hasil kajian teori Strategi Peningkatan Kompetensi Guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik.

References

  1. Isa Anshori, Standar Kualitas Guru Masa Depan, KHAZANAH, 13, (9), September 2007, 4.
  2. Isa Anshori, Penerapan Nilai Budaya Kerja: Peluang dan Tantangan dalam Peningkatan Kinerja Madrasah, CENDEKIA: Jurnal Pendidikan dan Humaniora, 2 (3), Desember 2018. 191-201.
  3. Susilo Martayo, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPPFE, 1980)3.
  4. Syafaruddin & Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan Mengembangkan Keterampilan Manajemen Pendidikan Menuju Sekolah Efektif, (Medan: perdana Publishing, 2011), 16.
  5. Sumarsono, R. B. Iklim Sekolah, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Guru. Jurnal Manajemen Pendidikan, 2012, 23(6): 532-539.
  6. Isa Anshori, Melacak State Of The Art Fenomenologi dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial, HALAQA: Islamic Education Journal, 2 (2), Desember 2018, 165.
  7. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 35
  8. Santana K, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif, 80
  9. Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 138 141..
  10. Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 163.
  11. Lexy.J. Metode Penelitian Kualitatif. `47
  12. Wawancara dengan Ibu Siti Anisatun N, S.E, 30 Juni 2021
  13. Syafaruddin, Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press, 2010, h. 97-10
  14. Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. 3, 38
  15. Wawancara dengan Ibu Diah Restuning, S.Hum, 2 Juli 2021