Abstract
This study aims to examine the effect of sales growth, profitability, and firm size on tax avoidance with institutional ownership as a moderating variable. This study consists of three independent variables, namely sales growth (X1), profitability (X2), and firm size (X3) with the dependent variable being tax avoidance (Y), and the moderating variable, namely institutional ownership (Z). This study uses 20 samples of manufacturing companies in the consumer goods sector during 2017-2019 using the purposive sampling method with data obtained from the annual reports of manufacturing companies in the consumer goods sector listed on the Indonesia Stock Exchange. The data analysis technique used multiple linear analysis on the SPSS 18 application and moderated regression analysis (MRA). The results of this study are sales growth moderated by institutional ownership has no significant effect on tax avoidance, profitability moderated by institutional ownership has no significant effect on tax avoidance and firm size moderated by institutional ownership has a significant effect on tax avoidance.
Pendahuluan
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari iuran wajib rakyat, keikutsertaan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak secara langsung dan bersama – sama diperlukan untuk memenuhi pembiayaan negara dan pembangunan nasional [1]. Sejalan dengan naik – turunnya pendapatan yang diperoleh perusahaan dari permintaan pasar, beberapa perusahaan mengupayakan agar dalam proses pembayaran pajak dapat dilakukan seminimal mungkin atau ditekan sekecil mungkin agar tetap dapat mengoptimalkan laba. Ada tiga penyebab utama para wajib pajak badan menghindari kewajibannya dalam membayar pajak. Pertama, perusahaan tersebut merupakan perusahaan afiliasi yang induk perusahaannya berada di luar negeri sehingga sangat rawan terjadi proses transfer pricing. Kedua, ribuan perusahaan multinasional merugi karena banyak perusahaan yang mendapatkan fasilitas insentif pajak, seperti tax holiday dan tax allowance saat pengajuan izin ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ketiga, perusahaan sering berganti nama.
Tujuannya untuk mendapatkan kembali insentif pajak dan akhirnya perusahaan tersebut dapat menjadi merugi kembali. Oleh karena itu para manajemen melakukan berbagai upaya untuk mengurangi beban pajak bagi perusahaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah tax avoidance (penghindaran pajak). Sebagai perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang berorientasi laba sudah tentu suatu perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya melalui berbagai macam efisiensi biaya, termasuk efiesiensi beban (biaya) pajak. Tax avoidance merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak secara legal dengan mengikuti aturan perundang - undangan yang ada. Penghindaran Pajak dapat dihitung melalui CASH ETR, yaitu jumlah kas pajak yang dibayarkan perusahaan pada tahun berjalan [2]. Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan praktek penghindaran pajak, meliputi: sales growth, profitabilitas dan ukuran perusahaan.
Kepemilikan saham oleh suatu institusi dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga tingkat pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada akhirnya dapat menekan potensi kecurangan dalam banyak hal salah satunya tentang tax avoidance atau penghindaran pajak. Menurut penelitian [3] sales growth tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dan Kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi hubungan antara sales growth dan tax avoidance. Menurut penelitian [4] profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, dan Kepemilikan institusional sebagai variabel pemoderasi terbukti memperkuat hubungan antara profitabilitas dan tax avoidance. Ukuran perusahan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai aktiva, menurut penelitian yang dilakukan [4] menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, dan kepemilkan institusional sebagai variabel pemoderasi terbukti memperkuat hubungan antara ukuran perusahaan dan tax avoidance.
Metode Penelitian
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif . Sumber data menggunakan data sekunder yang diperoleh dari websiteBEI, website perusahaan yang bersangkutan, dan hasil penelitian pihak lain.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Sales Growth merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan seberapa jauh pertumbuhan penjualan suatu perusahaan berdasarkan rentan waktu yang ditentukan
No | Indikator |
1 | Penjualan Tahun (t) – Penjualan Tahun (t-1) / Penjualan (t-1) |
b. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
No | Indikator |
1 | Laba Bersih Setelah Pajak / Total Asset |
c. Ukuran Perusahaan merupakan gambaran ukuran besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat diukur dengan total aset, penjualan, atau modal.
No | Indikator |
1 | Laba Bersih Setelah Pajak / Total Asset |
d. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) merupakan perlawanan aktif yang berasal dari wajib pajak. Hal ini dilakukan ketika SKP (Surat Ketetapan Pajak) belum dikeluarkan
No | Indikator |
1 | Pembayaran Pajak / Laba Sebelum Pajak |
e. Kepemilikan Institusional merupakan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dan blockholders pada akhir tahun [8].
No | Indikator |
1 | Kepemilikan Saham Institusional / Total Saham Yang Beredar |
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2019. Berikut daftar nama perusahaan
No | Kode | Nama |
1 | GGRM | PT. Gudang Garam Tbk |
2 | INDF | PT. Indofood Sukses Makmur Tbk |
3 | MYOR | PT. Mayora Indah Tbk |
4 | ICBP | PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk |
5 | ROTI | PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk |
6 | ULTJ | PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk |
7 | KLBF | PT. Kalbe Farma Tbk |
8 | TSPC | PT. Tempo Scan Pasific Tbk |
9 | UNVR | PT. Unilever Indonesia Tbk |
10 | STTP | PT. Siantar Top Tbk |
11 | CLEO | PT. Sariguna Prima Tirta Tbk |
12 | FOOD | PT. Sentra Food Indonesia Tbk |
13 | GOOD | PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk |
14 | HOKI | PT. Buyung Poetra Sembada Tbk |
15 | HRTA | PT. Hardinata Abadi Tbk |
16 | KINO | PT. Kino Indonesia Tbk |
17 | MLBI | PT. Multi Bintang Indonesia Tbk |
18 | PEHA | PT. Phapros Tbk |
19 | SIDO | PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk |
20 | CAMP | PT. Champina Ice Cream Indonesia Tbk |
D. Teknik Analisis, Uji Hipotesis, dan Uji Koefisien Determinasi (R2)
Teknik analisis yang digunakan dalam proses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS. Metode analisis data dalam penelitian ini melalui berbagai tahapan uji instrument penelitian yaitu :
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran data yang dapat diketahui dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi pada masing-masing variabel penelitian.
Uji Normalitas
Apabila nilai sig > 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi secara normal.
Uji Multikolineritas
Apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10
Uji Heterokedastisitas
Apabila titik menyebar dan bentuk suatu pola maka tidak terjadi heteroskedatisitas
Uji Autokorelasi
Apabila nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka tidak ada autokorelasi
Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (uji-t)
Penggunaan uji parsial (uji-t) adalah agar pengaruh masing–masing variabel bebas terhadap variabel terikat bisa diketahui ada atau tidak. jika nilai sig < 0,05 maka terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut :
Y=a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + ... +e
Keterangan :
Y : Tax Avoidance
a: Koefisien Konstanta
b1b2b3: Koefisien Regresi
X1: Sales Growth
X2: Profitabilitas
X3: Ukuran Perusahaan
e : eror
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut :
Y = β1.X1+β2.X2+β3.X3+ β4.Z+ β5X1.Z+ β6X2.Z…e
Keterangan :
a: Konstanta
β1,2 : Koefisien regresi masing-masing Xi X1: Sales Growth
β3: Koefisien regresi perkalian dari Xi
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) merupakan uji untuk mengetahui sejauh mana bagian dari keragaman total variabel terikat (TaxAvoidance) dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas Sales Growth, Profitabilitas dan ukuran perusahaan yang dimoderasi dengan variabel kepemilikan institusional.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Uji Analisis Data
Hasil Uji Analisis
Stastistik Deskriptif
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
X1 | 60 | -.10 | .35 | .0960 | .08313 |
X2 | 60 | .01 | .53 | .1392 | .12848 |
X3 | 60 | 25.50 | 32.20 | 29.1327 | 1.68136 |
Z | 60 | .00 | 1.00 | .5917 | .28058 |
Y | 60 | .19 | .48 | .2663 | .05217 |
Moderat1 | 60 | -.07 | .29 | .0584 | .06548 |
Moderat2 | 60 | .00 | .43 | .0874 | .10756 |
Moderat3 | 60 | .00 | 26.06 | 17.1729 | 8.06870 |
Valid N (listwise) | 60 | ||||
X1 | 60 | -.10 | .35 | .0960 | .08313 |
Sales Growth (X1)
Sales Growth (X1) memiliki nilai minimum -0,10 dan nilai maximum 0,35 dengan nilai rata – rata 0,960 > dari standart deviasi 0,831 yang berati bahwa sebaran data berdistribusi kurang baik. Sedangkan pada variable independent Sales Growth yang dimoderasi dengan kepemilikan institusional (Moderat1) memiliki nilai minimum -0,07 dan nilai maximum 0,29 dengan nilai rata – rata 0,058 < dari standart deviasi 0,065 yang berarti sebaran data berdistribusi dengan baik.
Profitabilitas (X2)
Profitabilitas (X2) memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maximum 0,53 dengan nilai rata – rata 0,139 > dari standart deviasi 0,128 yang berarti bahwa sebaran data berdistribusi kurang baik. Sedangkan pada variabel independent Profitabilitas yang dimoderasi dengan kepemilikan institusional (Moderat2) memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maximum 0,43 dengan nilai rata – rata 0,087 < dari standart deviasi 0,107 yang berarti sebaran data berdistribusi dengan baik.
Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran Perusahaan (X3) memiliki nilai minimum 25,50 dan nilai maximum 32,20 dengan nilai rata – rata 29,132 > standart deviasi 1,681 yang berarti sebaran data berdistribusi kurang baik. Sedangkan pada variabel independent ukuran perusahaan yang dimoderasi dengan kepemilikan institusional (Moderat3) memiliki nilai minimum 0,00 dan maximum 26,06 dengan nilai rata – rata 17,17 > 8,06 yang berarti sebaran data berdistribusi kurang baik.
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
Unstandardized Residual | ||
N | 60 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | .03746789 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .076 |
Positive | .076 | |
Negative | -.049 | |
Kolmogorov-Smirnov Z | .591 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .876 | |
a. Test distribution is Normal. | ||
b. Calculated from data. |
Hasil uji normalitas data memiliki nilai Asymp.Sig. ( 2-tailed ) bernilai 0,876. Dengan hasil Asymp.Sig. ( 2-tailed ) yang diharuskan memiliki nilai lebih besar dari 0,050 ( 0,876 > 0,050 ) yang diartikan bahwa data berdistribusi dengan normal.
Uji Multikolineritas
Model | Collinearity Statistics | |
Tolerance | VIF | |
1 (Constant) | ||
X1 | .106 | 9.451 |
X2 | .053 | 18.925 |
X3 | .039 | 25.959 |
Z | .001 | 1108.788 |
Moderat1 | .083 | 12.004 |
Moderat2 | .044 | 22.852 |
Moderat3 | .001 | 1074.586 |
Hasil uji diatas bahwa nilai Tolerance 0,106 > dari 0,10 yang berarti Sales Growth (X1) tidak memiliki korelasi terhadap variabel dependent. Sedangkan variabel Profitabilitas (X2), ukuran perusahaan (X3), dan kepemilikan institusional sebagai variabel moderasi memiliki nilai tolerance dibawah 0,10 yang berarti terjadi multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas, titik-titik menyebar secara acak dan tidak ada kecenderungan untuk membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Runs Test | |
Unstandardized Residual | |
Test Valuea | -.00334 |
Cases < Test Value | 30 |
Cases >= Test Value | 30 |
Total Cases | 60 |
Number of Runs | 33 |
Z | .521 |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .602 |
a. Median |
Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi random atau acak dengan nilai signifikan 0.602 > 0.05. hal ini membuktikan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut.
Hasil Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | |
B | Std. Error | Beta | |||
1(Constant) | -2.247 | .465 | -4.832 | .000 | |
X1 | .125 | .192 | .200 | .652 | .517 |
X2 | -.041 | .176 | -.100 | -.232 | .818 |
X3 | .086 | .016 | 2.761 | 5.440 | .000 |
Z | 3.733 | .617 | 20.077 | 6.054 | .000 |
Moderat1 | -.316 | .275 | -.397 | -1.150 | .256 |
Moderat2 | .053 | .231 | .109 | .229 | .819 |
Moderat3 | -.127 | .021 | -19.666 | -6.023 | .000 |
Berdasarkan tabel diatas uji parsial (uji t) dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Untuk variabel Sales Growth nilai signifikan 0,256 > 1,150, menunjukkan bahwa X1*Z mempunyai hubungan tidak searah dengan Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kriteria point b ditolak, karena nilai signifikan dari Sales Growth 0,256 > 0,05 dan nilai t hitung negatif 1,150 < 1, 674 (t tabel). Dengan kata lain bahwa Sales Growth yang di moderasi oleh kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.
- Untuk variabel Profitabilitas nilai sig. sebesar 0,819 > nilai t hitung 0,229 nilai t hitung , yang menunjukkan bahwa X2*Z memiliki hubungan yang searah dengan Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kriteria point b ditolak, karena nilai signifikan dari Profitabilitas 0,819 > 0,05 dan nilai t hitung 0,229 < 1,674 (t tabel). Dengan kata lain bahwa Profitabilitas yang di moderasi oleh kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.
- Untuk variabel Ukuran Perusahaan nilai sig. sebesar 0,0 > -6,023 nilai t hitung. yang menunjukkan bahwa X3*Z memiliki hubungan yang tidak searah dengan Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kriteria point b diterima, karena nilai signifikan dari Ukuran perusahaan 0,0 < 0,05 dan nilai t hitung negatif 6,024 < 1,674 (t tabel). Dengan kata lain bahwa ukuran perusahaan yang di moderasi oleh kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.
Analisis Regresi Linear Berganda
Y=a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + ... +e
Y = β1.X1+β2.X2+β3.X3+ β4.Z+ β5X1.Z+ β6X2.Z…e
Y = -2,247 + 0,125(X1) + -0,041(X2) +0,086(X3) + 3,733(Z) + -0,316(Moderat1) + 0,053(Moderat2) + -0,127(Moderat3)
- Konstanta adalah sebesar -2,247. Hal ini jika semua variabel bebas yaitu, Sales Growth, Profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional sebagai variabel moderating diasumsikan bernilai 0 (konstan) , maka tingkat tax avoidance akan mengalami penurunan sebesar 2,247.
- koefisien (Moderat1) sebesar negative 0,316 yang memiliki arti jika Sales Growth yang di moderasi oleh kepemilikan institusional akan mengalami kenaikan sebesar satu persen (dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya tetap/cateris paribus), maka tingkat Tax Avoidance mengalami penurunan sebesar 0,316.
- koefisien (Moderat2) sebesar 0,053 yang memiliki arti jika Profitabilitas yang di moderasi oleh kepemilikan institusional akan mengalami kenaikan sebesar satu persen (dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya tetap/cateris paribus), maka tingkat Tax Avoidance mengalami kenaikan sebesar 0,053.
- koefisien (Moderat3) sebesar negatif 0,127 yang memiliki arti jika ukuran perusahaan yang di moderasi oleh kepemilikan institusional akan mengalami kenaikan sebesar satu persen (dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya tetap/cateris paribus), maka tingkat Tax Avoidance mengalami penurunan sebesar 0,127.
Pembahasan
1. Pengaruh Sales Growth di Moderasi oleh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur
Berdasarkan hasil hipotesis dari uji t untuk variabel Sales Growth nilai signifikan 0,256 > 1,150, menunjukkan bahwa X1*Z mempunyai hubungan tidak searah dengan Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kriteria point b ditolak, karena nilai signifikan dari Sales Growth 0,256 > 0,05 dan nilai t hitung negatif 1,150 < 1, 674 (t tabel). Dengan kata lain bahwa Sales Growth yang di moderasi oleh kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [3] yang membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi hubungan antara sales growth dan tax avoidance.
2. Pengaruh Profitabilitas di Moderasi oleh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur
Berdasarkan hasil hipotesis dari uji t untuk variabel Profitabilitas nilai sig. sebesar 0,819 > nilai t hitung 0,229 nilai t hitung , yang menunjukkan bahwa X2*Z memiliki hubungan yang searah dengan Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kriteria point b ditolak, karena nilai signifikan dari Profitabilitas 0,819 > 0,05 dan nilai t hitung 0,229 < 1,674 (t tabel). Dengan kata lain bahwa Profitabilitas yang di moderasi oleh kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [10] yang membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan di Moderasi oleh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur
Berdasarkan hasil hipotesis dari uji t untuk variabel Ukuran Perusahaan nilai sig. sebesar 0,0 > -6,023 nilai t hitung. yang menunjukkan bahwa X3*Z memiliki hubungan yang tidak searah dengan Y. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kriteria point b diterima, karena nilai signifikan dari Ukuran perusahaan 0,0 < 0,05 dan nilai t hitung negatif 6,024 < 1,674 (t tabel). Dengan kata lain bahwa ukuran perusahaan yang di moderasi oleh kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [4] yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional sebagai variabel pemoderasi terbukti memperkuat hubungan antara tax avoidance dan ukuran perusahaan.
Kesimpulan
- Sales Growth tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance dengan Kepemilikan Institusional sebagai variabel moderating. Kepemilikan institusional memiliki fungsi sebagai pengawas atas setiap kebijakan yang dilakukan oleh manajemen. Kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi pengaruh sales growth terhadap variabel tax avoidance, dikarenakan kepemilikan institusional tidak menjalankan perannya dalam mengatur fungsi kebijakan perusahaan.
- Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance dengan Kepemilikan Institusional sebagai variabel moderating. Kepemilikan institusional tidak bisa menjadi variabel moderasi pengaruhprofitabilitas terhadap variabel tax avoidance Semakin tinggi tingkat profitabilitas dengan adanya peran Instutusional tidak akan mempengaruhi adanya tax avoidance, dikarenakan kepemilikan institusional tidak menjalankan peranya dalam mengatur fungsi kebijakan perusahaan.
- Ukuran perusahaanberpengaruh terhadap Tax Avoidance dengan Kepemilikan Institusional sebagai variabel moderating. Kepemilikan institusional mampu memoderasi ukuran perusahaan terhadap variabel tax avoidance. Karena pada sampel yang digunakan peran kepemilikan Instutusional dapat mengatur seberapa besar jumlah asset yang digunakan untuk miminimalisir kegiatan penghindaran pajak (tax avoidance).
Keterbatasan Penelitian
- Indikator yang dipilih hanya berdasarkan ketersediaan informasi yang ada pada annual report, namun tidak semua yang disajikan dalam annual report.
- Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel moderator untuk mengetahui sejauh mana determinan mempengaruhi tax avoidance suatu perusahaan.
Saran
- Bagi peneliti dengan topik sejenis diharapkan untuk melanjutkan penelitian ini dengan menambah sampel penelitian dengan sektor yang lain agar dapat menggambarkan kondisi perusahaan secara keseluruhan terkait penghindaran pajak.
- Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah atau mengganti variabel independen yang lain diluar variabel peneliti ini dan menggunakan proksi yang berbeda.
References
- A. Chandra and I. Sundarta, “Fenomena Pengampunan Pajak (Tax Annesty), Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Dan Perencanaan Pajak (Tax Planning),” Fak. Ekon. dan Bisnis Univ. IBN Khaldun, 2016.
- A. P. Titiek and A. A. Y, “Tren Penghindaran Pajak Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2001-2014,” Fak. Ekon. Univ. Setia Budi Surakarta dan Fak. Ekon. Bisnis Univ. Sebel. Maret, 2016.
- M. Aprianto and S. Dwimulyani, “Pengaruh Sales Growth Dan Leverage Terhadap Tax Avoidance Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderasi,” Pros. Semin. Nas. Pakar ke 2 Tahun 2019. Jakarta Fak. Ekon. dan Bisnis Trisakti, 2019.
- V. A. Tandean and P. E. T. Nainggolan, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi,” Jakarta Inst. Bisnis dan Inform. Kwik Kian Gie Univ. Bunda Mulia, 2017.
- I. G. N. G. Rudangga and M. G. Sudiarta, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan,” E-Jurnal Manaj. Unud, Vol. 5, No.7, 2016 4394 - 4422 Bali Fak. Ekon. dan Bisnis Univ. Udayana, 2016.
- A. Limbong, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014-2017,” Fak. Ekon. dan Bisnis, Univ. Trisakti, 2019.
- D. Tristianto and M. R. Oktaviani, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance Dengan Leverage Sebagai Variabel Mediasi,” Din. Akuntansi, Keuang. dan Perbankan, Mei 2016, Hal 65- 81.Semarang Fak. Ekon. dan Bisnis, Univ. Stikubank, 2016.
- P. P. A. Simarmata, “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011- 2012),” Semarang Fak. Ekon. dan Bisnis Univ. Diponegoro, 2014.
- “Bursa Efek Indonesia.” www.idx.co.id.
- D. Oktaviani and S. Badingatus, “Peran Kepemilikan Institusional Dalam Memoderasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance,” Akunt. Dewantara Vol. 3 No. 2 Oktober 2019. Semarang Fak. Ekon. dan Bisnis, Univ. Negeri Semarang, 2019.