Abstract
The purpose of this study was to determine the use of the Think Pairs Share Method to increase student participation in understanding Mathematical Multiplication material in elementary schools. The method used in this research is a quantitative research approach. This study used the One Group Pretest Posttest design. The population used in this study were all students of class II SDN Kedinding with a sample of 22 students. Data collection techniques in this study used learning outcomes tests, where there are pretest (initial test) and postest (final test). The results of this study obtained the value of the Eta Square test with a value of 0.5582 indicating that there was a great influence with the Think Pairs Share Method on the learning outcomes of Class II Multiplication Material at SDN Kedinding, Tarik District.
Pendahuluan
Interaksi siswa yang rendah, hasih belajar pada mata pelajaran matematika juga masih belum memuaskan dari Standar KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran matematika kelas 2 adalah 70, namun siswa yang belum memenuhi KKM adalah sebesar 68% berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 2 Kedinding. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru tidak selalu sama dalam memblajarkan siswanya. Hasil belajar siswanya bervariasi. Apalagi jika kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan dan tidak mengacu pada tujuan yang ditentukan dalam SK,KD,indikator serta kesalahan dalam mengkemas pemblajaran yang tidak inovatif dan merangsang siswa untuk membangun pemikirannya sendiri melalui ide –ide yang ada dibenaknya.
Hal ini juga terjadi pada siswa kelas 2 di SD Kedinding Tarik dimana hasil observasi melalui wawancara dengan guru kelas 2 menunjukkan bahwa interaksi siswa di dalam kelas dikarenakan dalam pemblajaran yang dilakukan oleh guru, siswa tidak mau mengungkapkan masalah yang dihadapinya dan siswa kurang mau bertanya maupun menjawab soal yang diberikan, sehingga kesempatan untuk melakukan diskusi maupun urun pendapat tidak dapat terlaksana. Proses pemblajaran menjadi semakin jenuh dan tidak bergairah pada saat guru menyampaikan materi pelajaran pada metode ceramah. Beberapa siswa terlihat menguap beberapa siswa lain yang duduk yang duduk dibarisan belakang ramai berbicara antar teman tanpa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Kadang mereka membuat ulah negatif dengan menggangu temannya untuk menarik perhatian guru. Ada juga yang mengisi waktu luang dengan mengerjakan tugas mata pelajaran lain.
Masalah rendahnya hasil belajar siswa tentu harus disikapi dengan serius sehingga berbagai upaya perbaikan terhadap strategi metode serta teknik pemblajaran matematika terus dilakukan, diantara model pemblajaran TPS yang dinilai akomodatif dapat meningkatkan aktivitas siswa, kemampuan bekerja sama antara siswa adalah metode think pair share(TPS). Tipe think pair share ini berkembang dari penilaian belajar dan waktu tunggu, jenis pembelajaran ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dengan berfikir,berpasangan berbagi.
Pertama dikembangkan oleh (frank Lyman, Universitas Maryland) menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat suatu variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan peraturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan. Maka prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk berfikir, merespon dan saling membatu. Peran guru hanya memfasilitasi penyajian singkat siswa ketika membaca hasil kerjanya, selain itu juga menjelaskan materi yang belum dimengerti siswa sehingga dengan Metode Think Pairs Share (TPS), guru dapat memfasilitasi hanya tanya jawab kelompok secara keseluruhan.
Selain Metode Think Pairs Share (TPS), Frank Lyman dan rekannya di Universitas Maryland (Tahun 1981), faktor lain yang menentukan prestasi belajar matematika adalah kemampuan perkalian. Faktor lain yang mendukung pencapaian prestasi belajar matematika siswa yaitu kecepatan dan kecermatan siswa dalam melakukan perhitungan segala aktifitas siswa dalam belajar matematika didasarkan pada aktifitas berhitung dalam mengelompokkan kemampuan individu kemampuan untuk berhitung sering disebut dengan kemampuan perkalian Kelebihan Metode TPS diantaranya yaitu:meningkatkan partisipasi, cocok untuk tugas sederhana, kelebihan banyak kesempatan untuk kotribusi masing-masing anggota kelompok, interaksi lebih mudah, lebih mudah dan cepat membentuknya.
Berdasarkan permasalah tersebut, peneliti melakukan observasi awal yang dilakukan di SD Kedinding Tarik. Alasan peneliti melakukan penelitian di tempat tersebut dikarenakan terdapat permasalahan kemampuan perkalian rendah pada siswa kelas II yang disampaikan oleh narasumber. Peneliti melihat bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam menjawab soal materi perkalian. Hal ini bisa dilihat pada salah satu siswa menyelesaikan tugasnya mengenai materi perkalian masih kurang mampu dalam mengerjakan tugasnya. Melihat dari berbagai masalah di atas muncul karena kurangnya kemampuan perkalian matematika siswa dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut disebabkan karena adanya kendala yang dialami siswa yaitu interaksi siswa di dalam kelas dikarenakan dalam pemblajaran yang dilakukan oleh guru, siswa tidak mau mengungkapkan masalah yang dihadapinya dan siswa kurang mau bertanya maupun menjawab soal perkalian yang diberikan. Selain itu juga, siswa mengatakan bahwa materi perkalian termasuk pokok bahasan yang sulit dipahami.
Informasi ini diperoleh dari guru wali kelas II, bahwa berdasarkan kemampuan perkalian matematika siswa memiliki 2 tingkatan yaitu tinggi dan rendah. Melihat dari berbagai tingkatan tersebut, hal ini timbul karena kurangnya pemahaman siswa dalam memahami materi perkalian yang disampaikan guru. Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaraan proses pembelajaran yang efektif agar siswa memperoleh keberhasilan dalam hasil belajar. Salah satu upaya mengatasi masalah tersebut yakni menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui Metode Think Pair Share (TPS) karena merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat suatu variasi suasana pola diskusi kelas. Siswa yang mendapat kemampuan dalam belajar matematika umumnya dapat dilihat dari beberapa tingkah laku seperti: sering mengulang materi perkalian, dan sering bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, serta daya serap dan pemahaman yang tinggi dalam memahami kalimat-kalimat matematika.
Metode
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain One Group Pretest Posttest. Pada desain ini, sebelum diberikan treatment dilakukannya pretest dahulu. Dengan begitu hasil yang diperoleh sesudah diberikan treatment dapat diketahui lebih akurat, karena untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberikan treatment. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1 : Nilai pretest(Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTPS
X: Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
O2: Nilai posttet (setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTPS)
Sumber dan Jenis Data
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa pada pokok bahasan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah mata pelajaran Matematika. Sumber data diperoleh dari nilai sebelum diberi perlakuan (pretest) dan nilai setelah diberi perlakuan (posttest) pada siswa di SDN Kedinding Tarik.
Jenis Data
Data adalah catatan atau kumpulan fakta yang berupa hasil pengamatan tentang masalah yang diteliti. Data tersebut dapat berupa angka, kata ataupun dokumen yang berfungsi untuk menjelaskan variabel penelitian sehingga memiliki
makna yang dapat dipahami. Data pada penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari subjek penelitian yakni siswa kelas II SDN Kedinding dengan jumlah 22 siswa.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik serta sistematis. Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa pada ranah kognitif instrumen yang digunakan adalah lembar tes hasil belajar. Lembar tes yang digunakan dalam mengumpulkan data ini merupakan tes tulis jenis pilihan ganda. Instrumen lembar tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 tes yaitu:
Pretest
Pretest diberikan pada siswa sebelum siswa diberi perlakuan menggunakan Metode Think Pair Share TPS. Tes ini bertujuan untuk mengetahui Hasil belajar siswa dan pemahaman awal siswa terhadap materi Perkalian Matematika.
Posttest
Postest diberikan pada siswa setelah diberi perlakuan menggunakan Metode Think Pair Share (TPS). Posttest dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atu tidaknya pengaruh model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil belajar siswa pada materi perkalian. Instrumen-instrumen yang digunakan tersebut terlebih dahulu harus divalidasi oleh dosen atau para ahli karena instrumen yang baik ialah instrumen yang mengalami proses validasi yang kemudian di revisi. Sehingga instrumen yang digunakan dapat layak pakai. Baik lembar angket maupun soal tes sebelum digunakan butir pernyataan maupun butir soal diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
1. Analisis (Analisys)
Pada tahap analisis, observasi dan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa sekolah dasar. Tujuan dilakukan observasi dan wawancara untuk mendapatkan informasi awal mengenai kendala dan permasalahan yang terjadi saat proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung saat proses belajar mengajar berlangsung. Sementara wawancara dilakukan kepada guru kelas mengenai proses pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan, kendala dan permasalahan yang terjadi, dan karakter setiap siswa saat mengikuti pembelajaran.
2.Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas Data
a. Uji Validitas Data
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk megetahui tingakat kevalidan instrumen. Sebelum instrumen diterapkan kepada siswa, instrumen tersebut divalidasikan terlebih dahulu kepada para ahli. Validasi instrumen dilakukan oleh satu dosen ahli yaitu, validator adalah Dr. Nur Effendi, M.Pd adapun hasil validasi ahli meliputi Silabus, RPP, BAS, LKS adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran | Validasi | Presentase skor | Kriteria |
SilabusRPPBASLKSSOAL pre-post test | 5361404056 | 82 %81%80%80%80% | Sangat ValidSangat ValidSangat ValidSangat ValidSangat Valid |
Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran diatas menunjukkan prosentase skor hasil pengumpulan data dengan kriteria sangat valid. Setelah melakukan validasi ke dosen ahli, maka langkah selanjutnya menguji cobakan tes hasil belajar ke sekolah lain yakni di SD Kedinding Kecamatan Tarik untuk mengetahui instrumen tersebut valid atau tidak. Dari 5 soal esay yang peneliti uji cobakan kepada 22 siswa terdapat 5 soal yang valid dan digunakan peniliti sebagai tes hasil belajar dikarenakan 5 soal tersebut sudah mewakili indikator-indikator yang terdapat di RPP.
Tabel 1.2 Hasil Validitas Soal Tes Hasil Belajar
Keterangan | Nomor Butir Soal | Jumlah |
ValidTidak Valid | 1, 2, 3 , 4, 50 | 50 |
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah jumlah soal tes hasil belajar yang valid berjumlah 5 dan tidak valid berjumlah 0.
b. Uji Reliabilitas Data
Selanjutnya tes hasil belajar siswa dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Sperman Brown. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas tes hasil belajar siswa:
Tabel 1.3 Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa
Uji Reabilitas menggunakan rumus Sperman Brown
Ri = 0,62097
Berdasarkan perhitungan dari 5 butir soal esay = 0,4503. Dapat disimpulkan dari perhitungan uji reliabilitas bahwa soal-soal tersebut dapat digunakan. Peneliti menyajikan data penelitian yang merupakan hasil pretest dan posttest sebagai berikut:
Tabel 1.4 Hasil Pre-test
No | Nama Siswa | Nilai Pretest | No | Nama Siswa | Nilai Pretest |
1234567891011 | ARPAAPANAAWCFEIAEFECPFAFHGLH | 92964052100963240284080 | 1213141516171819202122 | IDPMADCHMAMHPMNSNSPDWRKRWITDYA | 9620321004028281002820100 |
Rata-rata 58,5454 |
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest yang diperoleh siswa kelas II di SDN Kedinding Kecamatan Tarik sebesar 58,5454 sehingga masih kurang dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) kelas sebesar 70.
Tabel 4.5 Hasil Post-test
No | Nama Siswa | Nilai Pretest | No | Nama Siswa | Nilai Pretest |
1234567891011 | ARPAAPANAAWCFEIAEFECPFAFHGLH | 100968484100966464648092 | 1213141516171819202122 | IDPMADCHMAMHPMNSNSPDWRKRWITDYA | 9684641007684881008864100 |
Rata-rata = 84,9090 |
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test yang diperoleh siswa kelas II di SDN Kedinding Kecamatan Tarik Sidoarjo mulai terlihat ada peningkatan dalam mencapai skor yakni dari 58,5454 ke 84,9090.
Pembahasan
1. Berdasarkan data yang sudah dipaparkan diatas setelah melakukan penelitian di SDN Kedinding Kecamatn Tarik Sidoarjo maka peneliti menganalisis data sebagai berikut:
Pengaruh Metode Pembelajaran TPS Terhadap Hasil BelajarPerkalian Kelas II di SDN Kedinding Kecamatan Tarik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SDN Kedinding Kecamatan Tarik pada maateri Perkalian sebelum diberikan perlakuan, peneliti memperoleh data bahwa masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimal). Sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif TPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih optimal.
Mengingat bahwa pembelajaran Perkalian adalah salah satu mata pelajaran yang membosankan karena pembelajaran tersebut bersifat menghitung, sehingga siswa juga kurang berminat pada pembelajaran Perkalian. Perkalian tidak menarik dan membosankan karena pembelajaran Perkalian dianggap tidak bisa mengaplikasikan untuk mengetahui secara lebih jauh apa yang dipelajarinya.
2. Besarnya Pengaruh Metode Pembelajaran TPS Terhadap Hasil Belajar Perkalian Kelas II di SDN Kedinding Kecamatan Tarik.
Peneliti menggunakan uji Eta Squared, dalam penelitiannya ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran TPS terhadap hasil belajar Perkalian kelas II SDN Kedinding Kecamatan Tarik. Dari hasil perhitungan diperoleh pengaruh yang diberikan sebesar 0,5582 kemudian diinterpretasikan dengan kriteria eta squared menunjukkan pada kategori terdapat pengaruh yang besar pada metode pembelajaran TPS terhadap hasil belajar Perkalian kelas II SDN Kedinding Kecamatan Tarik.
Kesimpulan
Penerapan Metode Think Pair Share (TPS) pada materi Perkalian pada siswa kelas II SDN Kedinding dengan baik. Siswa telah mampu memahami konsep matematika melalui pembelajaran dengan cara praktik langsung. Siswa memanfaatkan benda-benda konkret yang ada di sekitarnya untuk belajar materi Perkalian. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan sedang dan tinggi dalam diterapkannya Metode Think Pair Share (TPS) sangat menunjukkan respon yang baik dan signifikan. Siswa merasa senang karena pembelajarannya dilaksanakan dengan cara variasi suasana pola diskusi kelas. Pembelajaran yang demikian membuat siswa tidak bosan dan jenuh. Siswa merasa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengeksplorasi lingkungan kelas disekitarnya.
References
- A. Susanto, "Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar," Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2013.
- S. Arikunto, "Penelitian suatu pendekatan.," 2006.
- I. Evi, "pengaruh penerapan model pemblajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPA siswa," skripsi S-1, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan UMSIDA, 2015.
- N. Made, "Pengaruh model pemblajaran Think pair share (TPS)".
- Kunandar, "Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru," Jakarta: PT Raja, 2013.
- Riduwan, "Belajar mudah penelitian Bandung," 2004.
- Musfiqon, "metodologi penelitian pendidikan," Jakarta PT. Ptestasi pustakarya, 2012.
- N. Sudjana, "Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar," Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
- "Penelitian dan Evaluasi," E-journal program pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 5, p. 1, 2015.
- A. Soimin, "Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum," Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.