Abstract
This study aims to analyze the implementation of Islamic education management at Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum Tahfiẕ Al-Qur'ȃn Surabaya. The study used qualitative research methods with a descriptive approach. The data collected were analyzed by content analysis, narrative analysis and discourse analysis. To describe the facts that occur in the field. Then the validity of the data is tested through the credibility test and transferability test. The results show that the implementation of Islamic education management at the Qowiyyul Ulum Tahfiẕ Al-Qur'ȃn Surabaya Islamic Boarding School has been running optimally and in accordance with the stages of management starting from planning by compiling programs according to needs. Organizing tailored to the duties and functions of each, and the implementation stage is carried out by all parties, as well as supervision carried out by the leadership of the Islamic boarding school. The obstacles in the implementation of Islamic education management are the lack of facilities and infrastructure, and the environmental conditions of the pesantren which are close to the localization area of the Kremil so that the implementation of the pesantren program is not optimal. While the supporting factors come from the guardians of students, alumni, sympathizers, and the community.
Pendahuluan
Pendidikan nasional mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Sebagai salah satu penentu kemajuan suatu bangsa maka pendidikan perlu senantiasa dikembangkan melalui proses pembelajaran dengan melibatkan segenap unsure dalam masyarakat.
Permasalahan pembelajaran di Indonesia secara umum, diidentifikasi dalam 4 krisis utama, yakni menyangkut permasalahan: kualitas, relevansi, elitisme, dan manajemen. Berbagai indikator kuantitatif dikemukakan bertepatan dengan keempat kasus di atas, antara lain : analisa komparatif yang membandingkan suasana pembelajaran antara negeri di kawasan Asia.
Keempat permasalahan itu yakni permasalahan besar, pokok, dan multi dimensional, Permasalahan ini terjalin pada pendidikan secara umum di Indonesia, temasuk didalamnya pendidikan Islam yang dinilai justru lebih besar problematikanya.[2] Oleh karena itu sungguh berarti untuk pembangunan nasional untuk mementingkan peningkatan kualitas pembelajaran. Pendidikan yang baik akan didapat pada lembaga yang baik, dan lembaga pendidikan islam yang baik akan menghasilkan SDM yang baik pula. [3]
Lembaga pesantren sebagai bentuk lembaga pendidikan Islam telah menerapkan pola pengasuhan yang berbeda dengan lembaga pendidikan pada umumnya. Proses pendidikan dan pembelajaran dilakukan untuk menyiapkan lulusan pesantren yang berkualitas serta memiliki keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.[4[ Oleh karena itu manajemen pendidikan Islam sangat penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Manajemen pendidikan islam merupakan salah satu pilar pembangunan sumber daya manusia sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas pada masa kini pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul apabila terdapat lembaga pendidikan yang benar-benar memperhatikan pengelolahan pendidikan islam itu sendiri.
Sebagai muara utama manajemen pendidikan islam berpijak pada kepuasan pelanggan. Adapun pelanggan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: (internal customer) dalam dan (external customer) luar. Pada konteks pendidikan internal customer adalah pengelola institusi: kepala sekolah, guru, dan staf. Sedangkan external custumer adalah masyarakat, dunia industry, dan pemerintah. Kualitas manajerial yang menjadikan lembaga pendidikan berprestasi yang pada puncaknya antara internal customer dan external customer terwujud adanya penerimaan kepuasan atas layanannya.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al- Qur’ȃn” Salah satu lembaga pendidikan yang telah menerapkan sistem Manajemen Pendidikan Islam yaitu dengan mengembangkan implementasi manajemen pendidikan Islam, meliputi pondok pesantren, madrasah diniyah, Taman Pendidikan Al’Qur’ȃn, Madrasah Tahfiẕ Al-Qur’ȃn, Pendidikan Kesetaraan dan Program Ekstra Kulikuler, meliputi Jam’iyah Muballighin, Jamiyah Sholawat, Jam’iyah Qiroah, Hadrah Al-Banjari Al-Qowiyyah, Kontrol pendidikan dipesantren yang berlangsung selama dua puluh empat jam penuh juga sangat memungkinkan terjadinya pembinaan dan bimbingan moral bagi peserta didik secara penuh.Sehingga ilmu dan teori yang mereka pelajari dapat langsung diperaktikkan.
Pesantren tak ubahnya miniature masyarakat yang sebenarnya. Banyaknya program yang di kembangkan oleh Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfidẕ Al-Qur’ȃn”, maka para santri tidak punya waktu untuk bersantai apalagi sampai memikirkan hal-hal yang tidak ada manfaatnya seperti bermain gadget, pergaulan bebas dan dunia luar yang bersifat negative. Maka dari itu, peneliti tertarik meneliti tentang Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” Surabaya.
Melalui penelitian ini, peneliti berusaha mengkaji bagaimana Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”, Untuk mempermudah pembahasan mengenai manajemen pendidikan islam, maka penulis mengambil teorinya George Terry yang mengelompokkan fungsi manajemen menjadi empat (planning, organizing, actuating dan controlling).
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini penulis memakai pendekatan kualitatif [5] Untuk sampai pada inti kasus yang diulas, penulis mengenakan riset dengan referensi yang memakai pendekatan kualitatif, ialah riset yang digunakan untuk mempelajari pada obyek yang alami. [6] Pengumpulan data dalam penelitian ini dicoba dengan cara alami, apa adanya dalam situasi normal yang dimanipulasi kondisi serta keadaannya,[7]
Dalam penelitan ini, penulis memakai model dua pendekatan. Pertama, pendekatan fenomenologis, untuk mendeskripsikan paradigma atau carapan dan terhadap realitas. Pendekatan ini lebih menekankan kajian fenomena yang dapat diamati menggunakan indera manusia, kemudian diintepretasikan makna sebenarnya [8] Dalam penelitian ini penulis akan mengungkap apa yang terjadi dalam implementasi manajemen pendidikan islam di pondok pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn. Kedua, konten analysis ( analisis isi), penelitian ini bersifat ulasan yang mendalam kepada isi sesuatu data tercatat ataupun tercetak dalam media massa. Analisa ini umumnya dipakai pada riset kualitatif. konten analysis ( analisis isi) secara umum dimaksud sebagai metode yang mencakup seluruh analisa tentang isi teks, namun di bagian lain analisa isi juga digunakan untuk mendetesiskan pendekatan analisis khusus. Dalam pengumpulan data penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan secara sirkuler. [9] Oleh karena itu, prosedur pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tehnik, sebagai berikut:“ 1). Pengamatan berperan serta (participant observation); 2). Wawancara mendalam (indepth observation); 3). Dokumentasi [10]
Teknik analisa data menggunakan.[11] 1). Teknik analisis konten: diperlukan ketika kita harus memahami keseluruhan tema pada data kualitatif yang kita miliki. 2). Analisis Naratif: Teknik analisis naratif fokus pada bagaimana suatu ide atau cerita dikomunikasikan kepada seluruh bagian terkait. 3). Analisis Wacana: Selain teknik analisis naratif, teknik analisis wacana juga digunakan untuk menganalisis interaksi orang. Perbedaan keduanya terletak pada fokus. Metode penelitian kualitatif analisis wacana lebih fokus pada konteks sosial dimana komunikasi antara responden dan peneliti terjadi.
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif mengunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif, antara lain: 1). Uji Kredibilitas: Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan memberchek [12] 2). Trasnsferability: merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif.Validitas eksternal menunjukan derajat ketetapan atau dapat diterapkanya hasil penelitian kepopulasi dimana sampel tersebut diambil. Nialai transfer ini berkenaan dengan pertannyaan, sehigga hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. [13]
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Awal mula Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qurȃn” berdiri pada tahun 1985, pada mulanya terletak di kelurahan Embong Kaliasin, kecamatan Genteng Surabaya, namun,Mengingat pertambahan siswa yang terus mengalami peningkatan setiap tahun dan animo masyarakat terhadap pendidikan agama islam semakin tinggi, sehingga tidak memungkinkan lagi untuk melaksanakan proses pembelajaran di 3 lokal kelas dan setiap hari para santri di bagi waktu mulai dari kelas pagi, sore dan malam bahkan musholla dan rumah tetangga juga dijadikan sarana belajar mengajar, maka pada tahun 1990 pondok pesantren dipindah ke jalan Genting Tambak Dalam No. 18, Asemworo, Surabaya dengan berproses membangun sarana dan prasaran dengan gedung seadanya. Dan pada tahun 1995 mulai berdiri dan berjalan kegiata belajar mengajar, Pesantren ini berdiri di atas lahan seluas 1.050 m. pada tahun ini juga berdiri pendidikan MI dan MTS Qowiyyul ‘Ulumsehingga pada tahun 2018 berdiri MA Qowiyyul Ulum.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum ‘Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” pada tahun 2001 mulai renovasi kelas yang sudah ada dan menambah kelas, asrama putra dan putri mengingat santri mukim setiap tahun semakin banyak, kemudian, pada tahun 2018 membangun gedung kelas lantai 3 dan menambah asrama putra dan putri sampai 2021 masih dalam tahap pembangunan yang akan di rencanakan akan dibuat perpustakan dan kelas program santri entrepreneur untuk meningkatkan output daya saing ketika para santri sudah tidak di pondok pesantren
Pesantren Qowiyyul Ulum Tahfiẕ Al-Qur’an” salah satu lembaga yang keberhasilannya tidak lepas dari figur seorang kyai, yang mana kyai dianggap sebagai tokoh central dan selalu menjadi inspirasi serta teladanan bagi santri. Prinsip pendidikan pesantren yang didirikan oleh K.H. M. Iskandar Abdul Qowi ini selalu mengedepankan adab dan akhlaq sebelum ilmu. Program unggulannya tahfiẕ al-Qur’ȃn dan pengembangan bahasa (English area).
Manajemen pendidikan islam yang menjadi focus peneliti adalah mengacu pada teoriGeorge R. Terry, yaitu mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Perencanaan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”
Institusi yang efektif menurut Edward Sallis membutuhkan strategis yang bertujuan dan kuat agar mampu meraih hasil yang kompetitif. Agar efektif, institusi memerlukan proses untuk mengembangkan strategi yang mencakup: misi yang jelas, fokus pada pelanggan, strategi untuk mencapai misi, fokus pada tujuan dalam mencapai tujuan yang berhubungan dengan pelanggan.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” dalam menjalankan manajemen pendidikan Islam, pengurus, staf dan para guru sudah mengimplementasikan manajemen yang dilakukan diantaranya:
Misi yang jelas
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” sudah membuat visi yang jelas yaitu : “Mencetak pemimpin yang beriman dengan wawasan global”
Fokus pelanggan yang jelas
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” dalam melaksanakan kepeduliannya dengan pendekatan customer-centric: internal (staf dan pengurus): melalui pemberian uang, kesempatan untuk berkontribusi dalam pendidikan, dan perluasan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, dan metode lainnya. Sumber daya manusia eksternal primer (santri): jasmani, rohani, dan pelatihan yang memadai dalam rangka peningkatan sumber daya manusia eksternal sekunder (orang tua/wali, pemerintah): Pelanggan akan puas dan percaya diri dengan kinerja pesantren jika mereka memberikan dukungan kepada anak-anaknya dan menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus. Ekternal tersier (pondok pesantren yang mempekerjakan lulusan/tempat kerja): Dengan memenuhi tuntutan sekolahnya dan mengawal pembelajaran mandiri, pondok pesantren membekali santrinya untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Para santri juga dipersiapkan untuk bekerja di dunia kerja melalui kegiatan santri entrepeneur (Menjahit, Pemasaran Bisnis, Komputer, Bahasa Arab, Bahasa Inggris)
Strategi untuk mencapai misi
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” dalam mencapai misi yang ditetapkan untuk Meningkatkan mutu generasi yang unggul menuju terbentuknya khairu ummah, Meningkatkan generasi yang berakhlaqul karimah dan Menyiapkan kader muslim yang luas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dilandasi nilai-nilai ajaran Islam yang kuat dan mampu menerapkan dalam kehidupan masyarakat yaitu dengan mengajarkan materi pendidikan keagamaan seperti: da’wah, tahfidz al-qur’an, qiroah dan hadrah al-banjari yang akan diterjunkan langsung ke masyarakat sehingga masyarakat melihat dan menyaksikan putra dan putrinya sudah berubah dari sebelum menjadi santri di pesantren.
Fokus pada tujuan
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” dalam focus pada tujuan adalah merupakan tugas dari hasil pimpinan. Tujuan harus di kembangkan untuk menentukan semua kegiatan yang akan dilakukan. Dalam menyusun setiap kegiatan suatu pengelolaan waktu pelaksanaannya merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah organisasi atau lembaga agar semua perencanaan yang diterapkan di organisasi atau suatu lembaga tersebut akan berjalan lancar sesuai apa yang telah diinginkan. Karena lembaga organisasi, lembaga pendidikan maupun perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda baik dalam segi metode atau cara agar mencapai tujuan yang sudah ditetapkan pada perencanaan awal oleh setiap manajemen yang terbentuk dalam lembaga organisasi, lembaga pendidikan maupun perusahaan. Begitupun dengan Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum ‘Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” yang termasuk dalam lembaga pendidikan dengan tujuan utama adalah 1). mengupayakan pembentukan hamba Allah yang beraqidah kuat, berakhlaqul karimah, berwawasan luas 2). Menciptakan budaya pesantren yaitu budaya islami 3). Membentuk karakter yang berwawasan imtaq dan iptek dalam persaingan global.
Pengorganisasian Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”
Mengorganiasikan (organizing) merupakan suatu proses menghubungkan orang-orang yang teribat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam organisasi. Dalam prosesnya dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidang masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis, koperatif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.
Hubungan internal-eksternal yang efektif antara pelanggan dan produsen sangat penting untuk keberhasilan manajemen pendidikan islam. Begitu gagasan itu dipahami atau berhasil diterapkan, ia memiliki dampak yang luas bagi organisasi dan pola interaksinya.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” mengubah pemikiran pengurus, staf dan para guru dari apa yang secara tradisional mereka takuti, dihormati oleh murid, menjadi seperti sekarang: staf dan guru yang menawarkan layanan kepada klien, dalam hal ini santri. Karena fokusnya adalah pada layanan pelanggan dan pentingnya institusi bagi pelanggan. Singkatnya, bagaimana bisa membantu dan membantu santri tapi tetap berpegang teguh pada akhlaqur karimah
Tujuan utama lembaga manajemen pendidikan islam adalah untuk memenuhi tuntutan dan keinginan konsumennya. Perusahaan yang hebat adalah perusahaan yang dapat "menjaga hubungan dengan pelanggan" dan "memiliki obsesi yang berkualitas".Mereka memahami bahwa pertumbuhan dan perkembangan institusi ditentukan oleh seberapa baik layanannya memenuhi kebutuhan pelanggannya. Harapan dan aspirasi pelanggan harus memandu kualitas, bukan apa yang menurut institusi terbaik untuk mereka. Tidak akan ada institusi jika tidak ada klien.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” dalam Pertemuan rutin yang diadakan setiap enam bulan digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan strategi pesantren yang melibatkan semua pelanggan, membahas strategi yang akan diterapkan dan meninjau taktik untuk perbaikan yang lebih besar. Ini juga menyoroti tantangan yang telah dihadapi dan bagaimana mereka telah diatasi. Selanjutnya, sebulan sekali, para pengurus bertemu untuk membahas pendidikan islam dan masalah, serta cara memperbaikinya. Atau, jika ada masalah yang membutuhkan perhatian cepat.
Pelaksanaan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”
Menyediakan personil dengan alat yang mereka butuhkan untuk berhasil dengan menghilangkan hambatan dan membantu mereka dalam membuat sebagian besar kontribusi mereka kepada institusi melalui kelompok kerja yang sukses.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’an” dalam hal ini, pengurus, staf dan para guru saling menjalin komunikasi dengan wali santri, alumni dan simpatisan agar tantangan yang mereka hadapi dapat dipahami, kemudian bekerja sama mencari solusi agar mereka lebih nyaman dan dapat memaksimalkan potensi mereka dalam konteks keberhasilan Pondok Pesantren.
Pelaksanaan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” adalah :
Pengurus, Staf dan Guru
Perubahan budaya membutuhkan tidak hanya perubahan perilaku pengurus, staf dan guru tetapi juga perubahan dalam bagaimana sebuah institusi dikelola. Konsep bahwa orang membuat kualitas adalah inti dari perubahan pendekatan ini. Ada dua hal penting yang harus dimiliki karyawan untuk memberikan pekerjaan berkualitas tinggi: Pertama, pengurus, staf dan para guru membutuhkan lingkungan yang cocok untuk bekerja. Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” Menyediakan personel dengan alat yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka, seperti laptop, alat tulis, telepon, dan kebutuhan lainnya. Selain itu, prosedur yang dapat menghambat layanan pelanggan dibuat mudah untuk memotivasi pengurus, staf dan para guru. Kedua: Pengurus, Staf dan para guru membutuhkan lingkungan yang mendukung di mana mereka dihargai atas kinerja dan prestasi mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Pengasuh Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” menjalin komunikasi dengan pengurus, staf dan para guru sehingga tahu akan potensinya kemudian memberikan motivasi dan kesempatan untuk mengembangkan diri, dan bila berprestasi tanpa sungkan memberikan pujian dan penghargaan.
Para Santri
Para santri supaya setoran hafalan al Qur’ȃn pada guru tahfidz dan setoran hafalan kitab kepada para guru yang ditunjuk. Mempraktekkan pendidikan da’wah dengan khitobah dan tahfiẕ al-qura’ȃn di tengah-tengah masyarakat, Keputusan juga didelegasikan pada tingkat yang sesuai oleh pengasuh. Tujuannya adalah untuk membuat pengurus, staf dan para guru bertanggung jawab atas kualitas lingkungan kerja mereka.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” Sarana prasarana seperti kantor, aula, masjid, tempat tidur, gudang, peralatan kantor, peralatan praktik keterampilan, mobilitas roda 2 dan 4, telepon, listrik, PDAM, donatur tetap, dan bantuan pemerintah membantu menyenangkan konsumen baik di dalam maupun di luar.
Wali santri
Menurut pandangan Islam, peranan orang tua yang sangat di butuhkan terlebih pendidikan moral adalah penting bagi setiap individu yang harus dipunyai setiap kanak-kanak dari permulaan perkembangnya untuk dapat berfungsi sebagai manusia dan warga negara yang baik. sehingga anak tersebut mampu membimbing diri sendiri.
Sesudah anak-anak masuk sekolah tanggung jawab keluarga dalam pendidikan intelektual bertambah luas. Sekarang menjadi kewajiban keluarga dalam bidang ini adalah menyiapkan suasana yang sesuai dan menggalakkan untuk belajar, mengulangi pelajaran, mengerjakan tugas, mengikuti kemajuan sekolah, bekejasama dengan sekolah untuk menyelesaikan masalah pelajaran yang dihadapinya, menggalakkan mereka untuk mengulangi pelajaran dan membimbing mereka cara yang paling sesuai untuk belajar jika mereka faham akan hal tersebut, begitu juga dengan memberi peluang untuk memilih jurusan pada pelajaran yang disukainya, menghormati ilmu pengetahuan dan orang-orang berilmu, dan lain sebagainya.
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” dalam hal ini pengurus, staf dan para guru saling bersinergi dengan wali santri:
- melakukan pertemuan di awal tahun ajaran atau bahkan sebelum tahun ajaran berlangsung. Dalam pertemuan tersebut, ditanamkan kesadaran pentingnya peran guru dan orangtua dalam penumbuhan karakter santri.
- Wali santri memahami bahwa karakter anak terbentuk melalui apa yang dilihat, didengar dan dilakukan secara berulang-ulang oleh santri setiap harinya. Terutama di rumah di mana santri menghabiskan banyak waktunya.
- Selain dalam pertemuan tahunan, pesantren juga bisa mengadakan kelas parenting. Berbagi ide dan masukan dari wali santri mengenai topik parenting yang menarik. Wali santri melibatkan diri dalam komunitas pesantren,
- Guru melakukan komunikasi langsung secara pribadi dengan orang tua. Dalam pertemuan pribadi itu, guru bisa menanyakan mengenai karakter, kebiasaan sehari-hari santri dan perilaku santri yang bisa dijadikan pertimbangan guru dalam mendidik santri di kelas.
- Pesantren memberikan kalender kegiatan bulanan kepada wali santri, sehingga wali santri dapat mendukung kegiatan tersebut.
- Guru membantu wali santri mengurangi efek negatif dari gadget, TV, film, video game, dan media lain pada pertumbuhan moral para santri.
Pengawasan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-qur’ȃn”
Pengawasan merupakan proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekuen, baik yang bersifat materil maupun non materil. Pengawasan juga merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan para pelaku rencana dilihat dari relevansinya dengan perencanaan dan tujuan yang telah dtetapkan. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan pesantren dalam pengelolaan pesantren terutama pada komponen akademik sebagaimana temuan penelitian sebelumnya adalah melakukan kontrol terhadap kuantitas dan kualitas kerja organisasi yaitu dengan melakukan supervisi program pesantren dengan cara:
Perbaikan sistem
Melakukan perbaikan sistem artinya sistem yang ada apabila setelah dikaji dan dipraktekkan ternyata menghambat dalam proses pelayanan pelanggan, maka akan diperbaiki agar tidak berbelit belit, menyederhanakan sistem prosedur tetapi tetap memperhatikan fakror kualitas yang telah ditetapkan pesantren
Komitmen jangka panjang
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” sambut dan senyum, etika, kejujuran, kasih sayang, rasa malu, membaca, kompetitif, tadarus dan hafalan, bersih, peduli sesama, disiplin, dan menabung adalah bagian dari budaya pesantren.
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”, Karyawan selalu dilibatkan dan diberdayakan dalam tindakan pesantren, memastikan bahwa setiap kegiatan atau keputusan yang diambil pesantren adalah baik. Karyawan juga akan merasa seolah-olah memiliki pesantren dan diperhatikan, sehingga pesantren dapat mencapai potensi penuhnya. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelanggan puas.
Pendidikan dan pelatihan
Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh penghuni pesantren untuk memperkuat sumber daya manusianya melalui kursus, seminar, pelatihan, dan sarana lainnya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan teknis dan profesionalnya dalam mencapai kepuasan pelanggan.
Factor Hambatan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”
Hambatan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam meliputi:
Sarana dan Prasarana
Untuk menjamin terwujudnya belajar dan mengajar yang nyaman diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai.Sarana dan prasarana yang memadai harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana ini melingkupi:
Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar teori dan praktek antara lain : ruang perpustakaaan, ruang laboratorium, ruang kesenian, ruang olah raga, dan ruang keterampilan.
Ruang administrasi
Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor. Ruang administrasi terdiri dari : ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, dan gudang.
Ruang penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan belajar mengajar antara lain :ruang serbaguna, ruang koperasi sekolah, ruang UKS, ruang OSIS.
Pesantren yang dekat dengan lokalisasi dan tempat maksiat
Pondok pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” harus memberikan jadwal program yang padat agar para santri tidak ada kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan begaul dengan anak – anak yang melakkan hal-hal yang negatif sehingga membuat para santri tidak focus pada program pesantren, kemudian para wali santri bersinergi dengan para guru, diharapkan akan memunculkan bonding kuat antara orang tua dan para guru dan menjadi benteng agar anak tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Factor Dukungan Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn”
Dukungan untuk implementasi manajemen pendidikan islan di pondok pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” berbagai pihak:
Orang tua/Wali santri
Orang tua merupakan faktor yang sangat mendukung belajar anak. Adanya dorongan atau motivasi dari orang tua dalam mengimplementasikan pendidikan islam pada anak akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar dibandingkan dengan tidak adanya dorongan dan motivsi dari orang tua. sebagaimana orang tua mendorong atau memotifasi anak, agar merasa senang dan antusias untuk melaksanakan kegiatan pesantren. Sebab faktor motifasi orang tua sangat mendukung terhadap minat anak dalam belajar. Semakin besar dukungan yang diberikan orang tua akan semakin tinggi motivasi anak dalam belajar. Sebaliknya, anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tuanya motivasi belajarnya juga akan biasa-biasa bahkan akan cendrung malas. Ketika terjadi hal tersebut maka orang tua pun selalu memberikan hukuman kepada anaknya yang selalu bermalas-malasan, sehingga anak akan takut atau anak akan menjadi rajin dalam belajar, hukuman yang diberikan berupa, tidak memberikan jajan atau memarahi anak-anaknya.
Masyarakat
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat sulit dihindari oleh santri, karena sebagian besar waktu anak berada di lingkungan masyarakat. Bilamana lingkungan anak itu baik maka anak tersebut akan baik pula. Demikian halnya di lingkungan anak yang masyarakatnya selalu melaksanakan shalat berjamaah di masjid, maka anak tersebut akan ikut rajin ke masjid, demikian seterusnya.
Dukungan masyarakat di sekitar anak sangat membantu dengan keberadaan pesantren. Dengan kata lain, lingkungan masyarakat tempat anak sangat menentukan keberhasilan anak dalam menjalankan pendidikan islam, masyarakat sekitar pondok pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” sebagian besar sangat membantu para santri untuk menjalankan aktifitas dan program pesantren sehingga para santri tidak akan berpengaruh dengan lingkungan yang negative.
Manajemen pendidikan Islam Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga para pengurus, staf dan para guru akan dapat memaksimalkan potensi yang ada dan muaranya adalah pendidikan Islam meningkat dengan indikator bisa hafalan Al-Qur’ȃn, hafalan kitab, dilatih bisa bhs. Inggris, bisa jadi pengusaha, berjiwa pemimpin, menjadi da’i, mandiri dan berjiwa usaha.
Kesimpulan
- Implementasi manajemen pendidikan islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” berjakan sesuai dengan tahapan manajemen yakni mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, yang dilakukan sesuai dengan program yang ditetapkan.
- Factor penghambat dalam implementasi manajemen pendidikan islam di Pondok Pesantren Qowiyyul Ulum “Tahfiẕ Al-Qur’ȃn” Surabaya adalah Pesantren yang berdekatan dengan bekas lokalisasi kremmil sehingga menghambat kegiatan para santri daerah disekitar pesantren, termasuk sarana dan prasarana yang kurang memadai
References
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional & Undang-undang No.14 th 2005 tentang Guru & Dosen, Jakarta: Visi Media, (2007)
- Hujair A. H. Sanaky, Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan yang Bermutu, Jurnal Tarbawi, No. 1. Vol. I. 2008.
- Rubini, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Vol 6, No 2, Desember 2017.
- Zulkairnai Dali, Manajemen Mutu Pondok Pesantren, Jurnal At-Ta’lim, Vol. 12, No. 1, Januari 2013
- Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, (2007).
- Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, (2007).
- Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, (2006).
- Syamsul Ma‟arif, mutiara-mutiara dakwah KH HASYIM ASY’ARI, Bogor: kanza publishing, (2011).
- MuhamadYasin, Manajemen Mutu di Lembaga Pendidikan Berprestasi (Studi Multi Situs MAN 3 Kediri dan SMAAr-Risalah Lirboyo Kediri)
- Bogdan and Biklen, Qualitative Research for Education, 79.
- https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teknik-analisa-data-apa-bagaimana-dan-ragam-jenisnya di Akses juni 2021
- Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, (2007).
- Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, (2007).