Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.2219

The Urgency of Independent Learning in Virtual Learning


Urgensi Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Virtual

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Media Pembelajaran Kelas Virtual Kemandirian Belajar Siswa

Abstract

The purpose of this study was to determine the importance of independent learning in virtual learning. The protracted pandemic period makes students miss learning. Students must quickly adapt to technology and learn without a classroom. To overcome this, students are needed with independent learning in virtual classes using media that are adapted to the material presented by the teacher. This study uses quantitative research with a sample of 17 students in grade IV SD Muhammadiyah 1 Ngimbang . The results are obtained from the calculation of the questionnaire with a percentage of 94% of students answering 'YES', and the results of t-count with a price of tcount 0.150 > ttable 2.119, which means H1 is accepted and H0 is rejected. And the results of the influence of variables on the value of R Square are 0.255, which means that the virtual classroom learning media variable has an effect on student learning independence by 25.5%.

Pendahuluan

Dalam UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.[1] Dalam UU No. 20 tahun 2003 juga dituliskan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Di masa pandemi yang belum diketahui ujungnya, dunia pendidikan perlu mengubah tampilan pembelajaran dari ruang kelas fisik menjadi ruang kelas virtual, dan kelas virtual membuat guru harus memainkan media pembelajaran kelas virtual dengan kondisi belum faham tekhnologi media pembelajaran modern. [2]

Melalui surat edaran Mendikbud RI No 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID19 dan Surat edaran Mendikbud RI No 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19, tertanggal 24 Maret 2020, maka seluruh satuan pendidikan termasuk perguruan di Indonesia, mengambil langkah tegas atas himbauan pemerintah untuk melakukan aktivitas belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan berbasis online.

Tehknologi dan informasi berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan zaman, pada era 4.0 ini tehknologi dan informasi bisa dikatakan yang paling utama dalam kehidupan terutama pada pendidikan. Pendidikan berkembang beriringan dengan tekhnologi informasi yang juga berkembang pesat, seolah-olah tehknologi dan informasi menjadi pengaruh besar pada proses pembelajaran. Untuk mengikuti perkembangan zaman guru harus melakukan seleksi kecenderungan peserta didik dalam mengarahkan proses pembelajaran melalui kelas virtual dengan beragam media pembelajaran.

E-Learning merupakan terobosan dalam pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi. Berbagai model pembelajaran online sudah mulai dikembangkan. Misalnya, pembelajaran campuran, pembelajaran jarak jauh, dan pembelajaran terbalik. [3] Kemajuan teknologi abad 21 menuntut pendidik untuk segera beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital. Dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan percepatan kemajuan teknologi dan menghubungkan pembelajaran didalam dan diluar kelas.[4]

Pakar kebijakan publik Universitas Gadjah Mada, Agustin Subarsono mengatakan bahwa, “ semakin tua usia guru hambatan dalam pemanfaatan teknologi makin besar. Hambatan relatif lebih kecil dialami pada guru yang berusia di bawah 35 tahun” beliau juga menyatakan “ sebagian besar siswa mengeluh bosan mengikuti pembelajaran daring dan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran tatap muka”.[5]

Media pembelajaran daring atau virtual merupakan media pembelajaran yang digunakan dengan memanfaatkan jaringan internet dalam penggunaannya. Media pembelajaran secara daring atau virtual ini sendiri biasanya menggunakan aplikasi pada handphone android atau memanfaatkan website dalam prakteknya, semua penggunaan media pembelajaran ini mengharuskan pemanfaatan internet, sehingga dapat dioperasikan.[6] Sedangkan Menurut (Tahar & Enceng) dalam Aulia, kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang dilakukan oleh seseorang dengan kebebasannya dalam menentukan dan mengelola sendiri bahan ajar, tempat, waktu, dan memanfaatkan sumber belajar yang diperlukan.[7]

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SD Muhammadiyah 1 Ngimbang yang jumlahnya 150 siswa dengan jumlah 12 guru, SD Muhammadiyah 1 Ngimbang memanfaatkan WhatsApp grup sebagai wadah pembelajaran atau (kelas virtual) dan Youtube sebagai media pendamping. Tidak mudah bagi guru SD Muhammadiyah 1 Ngimbang dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh saat ini. Peneliti juga mengambil kesimpulan dari hasil observasi bahwa kemandirian belajar siswa belum terlihat jelas pada siswa-siswi kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ngimbang. Kemandirian belajar sangatlah penting untuk siswa, karena kemandirian belajar adalah salah satu dari nilai karakter bangsa yang harus dimiliki sebagai bekal kehidupan bernegara dan berbangsa, kemandirian belajar juga peran penting dalam meningkatkan hasil dan kesuksesan dalam belajar siswa.

Kemandirian belajar pada siswa sangat penting terutama di era COVID-19 seperti ini yang mengharuskan untuk belajar di rumah. Ketika belajar dirumah dengan berinteraksi hanya menggunakan smartphone maka kemandirian belajar pada siswa adalah yang utama. Karena ketika siswa memiliki kemandirian dalam belajar maka akan mudah bagi siswa untuk menyelesaikan masalah yang ada, siswa juga akan mempunyai strategi dalam belajar, tanggung jawab, dan mampu mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak.

Penelitian juga pernah dilakukan oleh Fatkhul Arifin dan Tatang Herman yang berjudul PengaruhPembelajaran E-Learning Model Web Centric Course TerhadapPemahamanKonsep Dan KemandirianBelajarMatematikaSiswa. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk Quasi Experimental Designdengan hasil penelitian kemandirian belajar siswa yang memperoleh e-learning model web centric course lebih baik dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan media power point dan E-learning yang baik mempunyai kriteria yang sederhana, tampilan yang menarik dan dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang lengkap seperti materi, latihan, contoh soal, games berupa media flash, sehingga siswa tidak bosan ketika belajar menggunakan media elearning.[8]

Berdasarkan paparan diatas maka perlu adanya tindak lanjut proses perbaikan dan pengembangan pembelajaran daring agar kegiatan pendidikan di negara Indonesia bisa terus berjalan dengan efektif, efesien dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada masa pandemi covid-19, terutama untuk peserta didik MI/SD akan terus mendapatkan materi pelajaran dari gurunya dengan media pembelajaran seperti video sehingga para peserta didik tidak tertinggal dalam pembelajaran kelas virtual. Dalam penelitian “Pengaruh Media Pembelajaran Kelas Virtual Terhadap Kemandirian Belajar Siswa SD Muhammadiyah 1 Ngimbang”.

Metode

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah sampel 17 siswa di SD kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ngimbang. Peneliti menggunakan instrumen kemandirian belajar dan media yang diukur dengan skala guttman dengan jawaban ‘YA’ dan ‘TIDAK’. Berikut instrumen penelitian kemandirian belajar dan media dalam pembelajaran kelas virtual

Aspek/komponen Indikator
Media pembelajaran virtual Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
Memanfaatkan berbagai media pembelajaran
Kegunaan media pembelajaran virtual
Menunjukkan kemandirian belajar dalam penggunaan media pembelajaran virtual
Table 1.Instrumen Media Pembelajaran

Instrumen media pembelajaran kelas virtual diadopsi dari penelitian Melinda pada tahun 2018 dengan judul “Pengembangan Media Video Pembelajaran Ips Berbasis Virtual Field Trip (Vft) Pada Kelas V Sd NU Kratonkencong”.[9]

Aspek/komponen Indikator
Kemandirian belajar siswa Menetapkan tujuan belajar
Memilih dan menentukan sumber belajar
Memilih strategi belajar
Tanggung jawab untuk belajar dengan sendirinya
Mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain
Mengetahui kelebihan dan kelemahan diri sendiri
Percaya pada kemampuan diri sendiri
Table 2.Instrumen Kemandirian Belajar

Instrumen kemandirian belajar siswa diadopsi dari penelitian Anggara (2021) denga judul “Kerja sama orang tua dan guru dalam meningkatkan kemandirian belajar masa Pandemi Covid-19”.[10]

Instrumen telah divalidasi oleh ahli dan dinyatakan valid untuk diterapkan ke siswa. Selanjutnya, diakhir eksperimen peneliti menyebarkan angket berupa google form ke siswa.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Ngimbang dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan kuisioner skala Guttman. Sampel yang digunakan yaitu siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ngimbang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media pembelajaran kelas virtual terhadap kemandirian belajar siswa SD Muhammadiyah 1 Ngimbang. Sebelum pelaksanaan uji tersebut dilakukan uji prasyarat berupa uji validitas menggunakan koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas, dan uji reabilitas menggunakan KR.20 (Kuder Richardson).

Diperoleh dari hasil angket responden yang menjawab ‘YA’ 275 responden dan yang menjawab ‘TIDAK’ 31 responden, dengan rata-rata 16 dan diprosentasikan dengan besar 94% dengan arti diatas nilai kesesuaian skala guttman 50% dan dianggap mendekati sesuai.

Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh nilai KR variabel media pembelajaran kelas virtual 0,93 dan KR kemandirian belajar siswa 0,91 dan KR standar adalah 0,90 makan kedua variabel dianggap valid. Sedangkan hasil KS variabel media pembelajaran kelas virtual 0,87 dan KS variabel 0,82 maka kedua variabel dianggap valid dengan KS standar 0,60. Adapun hasil uji reliabilitas menggunakan rumus KR.20 adalah 1,05 dengan kriteria reliabilitas sangat tinggi, dengan hasil uji validitas dan reliabilitas disimpulkan kuesioner valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Berdasarkan pada hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk menghasilkan nilai sig atau berarti nilai signifikansi yang disebut sebagai nilai probabilitas sebesar 0,017 untuk variabel media pembelajaran virtual sedangkan nilai sig untuk variabel kemandirian belajar siswa adalah 0,020. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa nilai sig untuk variabel media pembelajaran virtual 0,017 > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan untuk variabel kemandirian belajar siswa memiliki nilai sig 0,020 > 0,05 maka data ini juga berdistribusi normal.

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 16.402 8.545 1.919 .103
Media pembelajaran virtual .080 .537 -.061 -.150 .886
a. Dependent Variable: Y
Table 3.Hasil t Hitung

Dari hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.4 diketahui bahwa harga t hitung adalah -0,150. Sedangkan nilai t tabel dengan (df = n - 1) maka df = 17 – 1 = 16. Bila df (degree of freedom) = 16 dan taraf kesalahan sebesar 5% maka harga t tabel adalah 2,119. Jika thitung ttabelmaka H0 ditolak. Nilai thitung 0,150 ttabel 2,119, maka hipotesis penelitian ini adalah H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran kelas virtual terhadap kemandirian belajar siswa SD Muhammadiyah 1 Ngimbang.

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .061a .255 -.162 1.77034
a. Predictors: (Constant), Media pembelajaran virtual
Table 4.Hasil Pengaruh Variabel

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi atau R Squere sebesar 0,255. Angka tersebut mengandung arti bahwa variabel media pembelajaran kelas virtual (x) berpengaruh terhadap manajemen mutu sebesar 25,5%. Sedangkan sisanya (100% - 25,5% = 74,5%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau variabel lain yang tidak diteliti.

Adapun untuk persamaan regresinya dapat ditentukan berdasarkan tabel 4.8 sebagai berikut : nilai constanta (a) sebesar 16,402, dan nilai media pembelajaran kelas virtual (b atau koefisien regresi) sebesar 0,080 . Hasil persamaan regresi adalah Y = 16,402 + 0,080 X menyatakan bahwa koefisien regresi X sebesar 0,080 yang berarti bahwa setiap bertambahnya 1% nilai media pembelajaran kelas virtual, maka nilai kemandirian belajar siawa bertambah sebesar 0,080.

Berdasarkan hasil yang diperoleh membuktikan bahwa adanya pengaruh media pembelajaran kelas virtual terhadap kemandirian belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ngimbang. Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu: pemaparan materi yang jelas, tidak bergantung dengan media yang lain, menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, materi harus sesuai dengan kompetensi dasar, dikemas dengan video yang menarik mencakup dengan tulisan, animasi dan musik, dan dapat digunakan secara mandiri atau berkelompok serta disekolah maupun diluar sekolah.[11]

Menurut Daryanto dalam (Prananda: 2021) video pembelajaran didalamnya harus ada kombinasi antara gambar yang bergerak dan suara, animasi dan kecepatan perubahan dari waktu ke waktu agar dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.[12] Sesuai dengan konsep yang ada pada pembelajaran mandiri bahawa seorang siswa diharapkan dapat: 1. Siswa tetap memahami adanya hubungan antara dirinya dengan guru dan temannya, tetapi hal itu sudah diwakili dengan media pembelajaran seperti buku, video dan bahan ajar yang lain, 2. Siswa mampu memahami konsep dari belajar mandiri, 3. Siswa mengetahui waktu kapan harus bekerja sendiri dan kapan harus membutuhkan pertolongan orang lain dan 4. Siswa memahami tempat dimana dan kepada siapa dia meminta bantuan.[13]

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian belajar pada anak yaitu: gen, sintem Pendidikan di sekolah, dan simtem kehidupan di masyarakat.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh media pembelajaran virtual terhadap kemandirian belajar siswa SD Muhammadiyah 1 Ngimbang. Yang dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji t dengan hasil nilai thitung 0,150 > ttabel 2,119, maka hipotesis penelitian ini adalah H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran kelas virtual terhadap kemandirian belajar siswa SD Muhammadiyah 1 Ngimbang.

Media pembelajaran berupa video pembelajaran mempunyai tingkat pengaruh sebesar 0,080 terhadap kemandirian belajar siswa. Yang dibuktikan bahwa hasil persamaan regresi adalah Y = 16,402 + 0,080 X menyatakan bahwa koefisien regresi X sebesar 0,080 yang berarti bahwa setiap bertambahnya 1% nilai kepemimpinan kepala madrasah, maka nilai manajemen mutu bertambah sebesar 0,080.

References

  1. Rusmiati, D. 2020. Perkembangan Kurikulum dan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
  2. Indawati, Y. F., Rindaningsih, I., & Hastuti, W. D. (2021, May). Development of Flipped Learning Based on Android for Elementary School. In 1st Annual International Conference on Natural and Social Science Education (ICNSSE 2020) (pp. 362-365). Atlantis Press.
  3. Rindaningsih, I., Findawati, Y., Hastuti, W. D., & Fahyuni, E. F. (2021). SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS WITH FLIPPED LEARNING ENVIRONMENT IN PRIMARY SCHOOL. PrimaryEdu-Journal of Primary Education, 5(1), 33-44.
  4. Rindaningsih, I., Hastuti, W. D., & Findawati, Y. (2019). Desain Lingkungan Belajar yang Menyenangkan Berbasis Flipped Classroom di Sekolah Dasar. Proceedings of the ICECRS, 2(1), 41-47.
  5. Kaltengpos.co. “Kendala yang Banyak Dihadapi Dalam Pembelajaran Daring”. Diakses dari https://kaltengpos.co/berita/-51250-kendala_yang_banyak_dihadapi_dalam_pembelajaran_daring.
  6. Elianur, C. (2020). Pilihan Media Pembelajaran Daring Oleh Guru Pai Di Bengkulu Tengah. Jurnal As Salam, 4(1), 37-45.
  7. Aulia, dkk. (2019). Upaya Peningkatan Kemandirian belajar Siswa dengan Model Problem based Learning Berbantuan Media Edmodo. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(1), 67-78.
  8. Arifin, F., & Hermawan, T. (2018). Pengaruh Pembelajaran E-Learning Model Web Centric Course Terhadap Pemahaman Konsep Dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, 12(2), 1-12.
  9. Melinda, V. A., Degeng, N. S., & Kuswandi, D. (2018). Pengembangan Media Video Pembelajaran Ips Berbasis Virtual Field Trip (Vft) Pada Kelas V Sdnu Kratonkencong. JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran): Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 3(2), 158-164.
  10. Anggara, D. D. (2021). Kerja sama orang tua dan guru dalam meningkatkan kemandirian belajar masa Pandemi Covid-19: studi kasus Siswa Kelas V Min 2 Bangkalan (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
  11. Cheppy Riyana. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video, (Jakarta: P3AI UPI).
  12. Prananda, G., Wardana, A., & Darniyanti, Y. (2021). Pengembangan Media Video Pembelajaran Tema 6 Subtema 2 Untuk Siswa Kelas SD Negeri 17 Pasar Masurai 1. Jurnal Dharma PGSD. 1(1), Hal. 40.
  13. Maulidiyah, R. J. (2021). Pengaruh efikasi diri Siswa terhadap kemandirian belajar pada Siswa kelas 7 mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) di MTs Negeri 1 Sidoarjo (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).