Abstract
Teaching is an activity that has educational value. Educational values color the interactions that occur between teachers and students. Motivation is the basic drive that moves a person to behave. This drive is in someone who moves him to do something according to the impulse in him. Teachers who can manage classes well so that they can motivate, provide teaching, and provide knowledge to students to equip students not only cognitively and psychomotorically but by prioritizing the affective or attitude or character of these students in the future as the nation's successors. The purpose of this study was to determine the effect of the teacher's teaching style on the learning motivation of the 5th grade MINU NGINGAS students. The form of this research is quantitative research, while the population members in this study are 5th grade students with a total of 94 students. The sample members in this study were 30 students who were randomly selected using the cluster random sampling technique. The data collection techniques used in the research are questionnaires as the main method, documentation as a supporting method.
Pendahuluan
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegitan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegitan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. [1]
Nurdyansyah menjelaskan “The education world must innovate in a whole. It means that all the devices in education system have its role and be the factors which take the important effect in successful of education system”. Pembelajaran dimaksudkan untuk tercapaianya tujuan tertentu agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Belajar secara utuh dapat berarti proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dan proses melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan [2]
Pengelolaan kelas yang baik dan gaya mengajar guru yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar dan motivasi belajar yang baik. Tujuan pembelajaran pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala.[3]
Gaya mengajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. [4]
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorangan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.[5]
Fungsi guru dalam pembelajaran adalah membentuk karakter peserta didik. Keterlibatan guru walaupun tidak secara keseluruhan ataupun dominan terhadap proses pembelajaran, namun mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran. Kemampuan dasar yang harus dimengerti dan miliki oleh guru yaitu awalan, pelaksanaan dan penutup dalam pembelajaran. Segala tugas dan fungsi guru harulah dipahami dan dimengerti oleh guru agar dapat menciptakan kelas yang hangat, kondusif, dan nyaman bagi peserta didik. [6]
Selanjutnya dalam penelitian ini memfokuskan kepada gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di Minu Ngingas. Yang mana penelitian ini dilakukan adanya permasalahan gaya mengajar guru agama yang masih bersifat monoton dengan metode ceramah. Tujuan dari penelitian ini yang kami fokuskan yakni gaya mengajar guru yang baik dan professional agar siswa termotivasi dan lebih semangat lagi untuk belajar. Dalam penelitian ini penulis juga memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud dan harapan peserta didik agar giat dan termotivasi dalam belajar. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan yang berjudul “Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas 5 Minu Ngingas tahun 2020” [7]
Metode Penelitian
Informasi yang diambil dari penelitian ini adalah berkaitan dengan gaya mengajar guru dan motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik. Penelitian yang sering menggunakan cara ini adalah penelitian eksperimen dan survey. [8]
penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional yaitu “hubungan timbal balik berdasarkan pendekatan yang dilakukan dengan mengambil dan mengemukakan gambaran secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi.[6]
Pengukuran instrument menggunakan kategori sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Riduwan dalam Anggraeni “yaitu 81% - 100% di kategorikan sangat baik, 61% - 80% dikategorikan baik, 41% - 60% dikategorikan cukup baik, 21% - 40% dikategorikan kurang baik dan dibawah 20% dikategorikan tidak baik”.[9]
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian yang akan dilakukan menggunakan sumber data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer ini dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab penelitian. Penelitian dengan data primer dapat mengumpulkan data sesuai data yang diinginkan, karena jika ada data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian dapat dieliminir atau setidaknya dikurangi. [10]
Hasil dan Pembahasan
Case Processing Summary | ||||||
Cases | ||||||
Valid | Missing | Total | ||||
N | Percent | N | Percent | N | Percent | |
Gaya Mengajar | 30 | 100.0% | 0 | 0.0% | 30 | 100.0% |
Motivasi Belajar Siswa | 30 | 100.0% | 0 | 0.0% | 30 | 100.0% |
Berdasarkan pada tabel tersebut jumlah peserta didik yang menjadi responden gaya mengajar dan motivasi belajar siswa ada kesamaan yaitu sebanyak 30 responden.
Descriptives | ||||
Statistic | Std. Error | |||
Gaya Mengajar | Mean | 50.20 | .217 | |
95% Confidence Interval for Mean | Lower Bound | 49.76 | ||
Upper Bound | 50.64 | |||
5% Trimmed Mean | 50.22 | |||
Median | 50.50 | |||
Variance | 1.407 | |||
Std. Deviation | 1.186 | |||
Minimum | 48 | |||
Maximum | 52 | |||
Range | 4 | |||
Interquartile Range | 2 | |||
Skewness | -.414 | .427 | ||
Kurtosis | -.784 | .833 | ||
Motivasi Belajar Siswa | Mean | 49.97 | .217 | |
95% Confidence Interval for Mean | Lower Bound | 49.52 | ||
Upper Bound | 50.41 | |||
5% Trimmed Mean | 50.02 | |||
Median | 50.00 | |||
Variance | 1.413 | |||
Std. Deviation | 1.189 | |||
Minimum | 47 | |||
Maximum | 52 | |||
Range | 5 | |||
Interquartile Range | 2 | |||
Skewness | -.724 | .427 | ||
Kurtosis | -.014 | .833 |
Pada hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata antara gaya mengajar dan motivasi belajar siswa berbeda.rata-rata untuk gaya mengajar sebesar 50,20. Sedangkan motivasi belajar siswa hanya 49,97. Dalam data tersebut perbedan hasil belajar sudah sangat terlihat. Gaya mengajar dengan skor minimum 48 dan maximum 52. Motivasi belajar siswa lebih kecil yakni dengan skor minimum 47 dan maximum 52.
Tests of Normality | ||||||
Kolmogorov-Smirnova | Shapiro-Wilk | |||||
Statistic | Df | Sig. | Statistic | Df | Sig. | |
Gaya Mengajar | .250 | 30 | .000 | .891 | 30 | .005 |
Motivasi Belajar Siswa | .211 | 30 | .001 | .892 | 30 | .005 |
a. Lilliefors Significance Correction |
Berdasarkan tabel tersebut nilai sig untuk gaya mengajar sebesar 0,005. Dan nilai sig untuk motivasi belajar sebesar 0,005. Karena nilai sig untuk kedua variabel tersebut dibawah 0,005 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas Shapiro Wilk diatas dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut tidak berkontribusi normal.
Test of Homogeneity of Variances | |||
Gaya Mengajar | |||
Levene Statistic | df1 | df2 | Sig. |
.244 | 1 | 58 | .623 |
ANOVA | |||||
Gaya Mengajar | |||||
Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |
Between Groups | .817 | 1 | .817 | .579 | .450 |
Within Groups | 81.767 | 58 | 1.410 | ||
Total | 82.583 | 59 |
Berdasarkan tabel diatas didapat nilai sig diatas 0,05 maka dikatakan bahwa dari dua variabel tersebut adalah sama.
ANOVA a | ||||||
Model | Sum of Squares | Df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 35.766 | 1 | 35.766 | 192.548 | .000b |
Residual | 5.201 | 28 | .186 | |||
Total | 40.967 | 29 | ||||
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa | ||||||
b. Predictors: (Constant), Gaya Mengajar |
Berdasarkan tabel diatas maka dilihat bahwa nilai sig adalah 0,000 lebih kecil dari nilai alfa dibawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru mempengaruhi motivasi belajar siswa. Selanjutnya menganalisis uji hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana yakni untuk menguji bagimana pengaruh gaya mengajar guru trhadap motivasi belajar siswa kelas 5 di MINU Nngingas.
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan penulis menampilkan seberapa besar pengaruh gaya mengajar terhadap motivasi belajar siswa. Pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata antara gaya mengajar dan motivasi belajar siswa berbeda.rata-rata untuk gaya mengajar sebesar 50,20. Sedangkan motivasi belajar siswa hanya 49,97. Dalam data tersebut perbedan hasil belajar sudah sangat terlihat. Gaya mengajar dengan skor minimum 48 dan maximum 52. Motivasi belajar siswa lebih kecil yakni dengan skor minimum 47 dan maximum 52.
Nilai Homogenitas pada penelitian ini didapat nilai sig diatas 0,05 maka dikatakan bahwa dari dua variabel tersebut adalah sama memiliki pengaruh. Dan regresi pada penelitian ini didapat nilai sig adalah 0,000 lebih kecil dari nilai alfa dibawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Kesimpulan
- Dari hasil analisis pengaruh (uji signifikan regresi) diperoleh sig sebesar 0,000 maka dapat dikatakan lebih kecil dari nilai 𝛼 yaitu (0,000 < 0,05) yang mengakibatkan Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa MINU Ngigas.
- Besar pengaruh terhadap penerapan gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di MINU Ngingas. Berdasarkan tabel Homogenitas maka dilihat bahwa nilai sig adalah 0,000 lebih kecil dari nilai alfa dibawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru mempengaruhi motivasi belajar siswa.
References
- Ali, Muhammad. 2010. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
- Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
- Atmaja Prawira, Purwa. 2012. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
- B. Uno, Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
- Burhan Bunggin, metode penelitian…,122
- B. Suryosubroto (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
- Djauhari, Achmad. 2016. Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar (Studi Pada Mata Pelajaran Ips Peserta Didik di Smp Negeri Saru Atap Plakpak Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan). Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 3.
- Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakrta: Rineka Cipta, 1999), hlm.81
- Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
- Hanafi, Pendik. 20015. Pengaruh Gaya Belajar dan Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Se-Kab Tulungagung. Iain Tulungagung : Tesis.
- Hanafiah dan Cucu Sahana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama
- Isbandi Rukminto Adi. Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta : Grafindo Persada, 1994, (154)
- Isjoni. 2008. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Cet. Pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- Imam Gunawan. Fungsi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran . (Kediri: 2016).
- Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
- Moh. Uzer Usman. 2003. Menjadi Guru Professional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
- Moh. Nazir, Metodologi Penilitian (Bogor:Ghalia Indonesia, 2005) 346-355