Abstract
Thisi studyi aimsi toi determinei thei moderatingi rolei ofi Selfi Confidencei in thei relationship ofi Social Intelligence, Learning Behavior, Culture, and Interest in Learning to the Level of Accounting Understanding.
Thisi studyi usesi ai quantitativei approach.i Thei samplingi techniquei usedi is simple random isampling iwith probability sampling by distributing 203 questionnaires to students of the accounting study program at Muhammadiyah University of Sidoarjo. The data analysis technique used is the iOuter iModel ito testi thei validityi and ireliability of the data and the Inner Model to test the hypothesis iusing the iSmartPLS versioni 3.0 program.ii
Thei resultsi ofi thisi studyi indicatei that:i 1)i Self-confidence cannot moderate the relationship between Social Intelligence as evidenced by the p value of 0.560 and ithe t-statistic value of 0.584. 2) iSelf-confidence ican imoderate ithe relationshipi betweeni Learningi Behaviori andi Accountingi Understandingi Level and this is evidenced by the results of the p value of 0.046 and the t-statistic value of 2.003. 3) Self-confidence cannot moderate the relationship between culture as evidenced by the p value of 0.726 and the t-statistic value of 0.350. 4) Self-confidence cannot moderate the relationship between learning interest as evidenced by the p value of 0.146 and the t-statistic value of 1.457.
I. PENDAHULUAN
Di era reformasi saat ini pendidikan sangatlah penting bagi setiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap individu berhak mendapatkan pendidikan dengan haapan untuk bisa berkembang didalamnya. Dengan pendidikan manusia dapat memperoleh masa depan yang lebih baik. Oleh sebab itu pendidikan sangat penting dan perlu untuk membekali ilmu berupa pendidikan sejak dini sehingga setiap individu mampu menghadapi berbagai persaingan.
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan, dalam pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan, dan penginterpretasian dari semua kejadian pada transaksi keuangan yang digunakan oleh pemakainya untuk mengambil sebuah keputusan. Pendidikan akuntansi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dimaksudkan untuk mendidik mahasiswa agar dapat bekerja sebagai seorang akuntan yang professional yang memiliki pengetahuan dibidang akuntansi baik teori maupun praktek.
Pembelajaran akuntansi perlu dan butuh untuk seorang individu dalam memahami secara kompleks mengenai akuntansi, dengan diperlukannya suatu proses serta tahapan dalam belajar melalui level materi yang diajarkan. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh [1] bahwa tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan melalui nilai-nilai yang diperolehnya dalam mata kuliah, tetapi dapat ditunjukkan dengan cara mahasiswa tersebut mengerti, memahami serta dapat menguasai konsep-konsep yang terkait dengan akuntansi.
Pemahaman akuntansi merupakan sejauh mana kemampuan yang dimiliki individu dalam memahami akuntansi baik secara pengetahuan materi maupun prakteknya. Pemahaman akuntansi mahasiswa dapat diketahui melalui seberapa memahami seorang mahasiswa terhadap mata kuliah yang telah diajarkan oleh dosen di dalam dunia kerja. Sehingga nantinya dapat mengimplementasikan perannya sebagai seorang akuntan di dunia kerja secara profesional.
Kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam memahami serta mengelola hubungan pada setiap orang. Sebagai seorang mahasiswa, kecerdasan sosial ini sangat penting dan diperlukan dalam berinteraksi dengan siapapun termasuk teman, dosen, dan juga masyarakat.
Perilaku belajar merupakan sikap seseorang dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh dosen sehingga dengan mengembangkannya melalui meringkas teori yang telah diberi pada saat kuliah, membaca referensi-referensi buku, dan datang ke perpustakaan.
Budaya yang tertanam disetiap masing-masing individu sebagai pola persepsi yang diakui serta yang diharapkan oleh masyarakat. Budaya merupakan salah satu dimensi dari demografi yang dapat mempengauhi tingkat pemahaman akuntansi dengan menyatakan bahwa terdapat banyak perbedaan mengenai budaya dalam berperilaku, namun sama-sama berperilaku, cara berpikir, cara memahami, serta berperilaku budaya.
Minat belajar diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Minat timbul apabila seorang individu tertarik kepada suatu hal yang mereka anggap penting bagi dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan yang individu inginkan tanpa ada paksaan dari manapun.
Percaya diri merupakan bentuk kemampuan yang kuat mengenai kemampuan yang dapat menguatkan ataupun menurunkan individu dalam mengembangkan pemahaman dan meraih cita-cita dan tujuannya.
Keterkaitan antara variabel kecerdasan sosial dan percaya diri adalah mahasiswa yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi maka rasa percaya diri yang dimiliki mahasiswa tersebut akan meningkat pula. Karena dengan rasa percaya diri yang kuat mahasiswa akan lebih mudah untuk terbuka, terampil, dan membangun relasi dengan orang lain. Percaya diri sangat penting untuk dimiliki seorang mahasiswa, karena aktivitas di dalam kelas selalu berhubungan atau berinteraksi dengan pelajar lain dan juga penting dalam kegiatan belajar, seperti dalam memahami materi sehingga mahasiswa tersebut dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Variabel perilaku belajar terdapat keterkaitan dengan percaya diri. Percaya diri akan ada dari keyakinan diri sendiri, sehingga individu mampu dan bisa menghadapi suatu tantangan dalam hidup apapun dengan berbuat tindakan perilaku. dengan kemampuan tersebut, maka mahasiswa akan yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya dan dapat menumbuhkan semangat dari dalam dirinya dalam berperilaku belajar. sehingga dengan keyakinan dalam berperilaku belajar yang baik maka akan meningkatkan pemahamannya terhadap suatu pelajaran.
Budaya merupakan kebiasaan yang melekat pada individu. Budaya memiliki keterkaitan dengan percaya diri. Karena percaya diri merupakan perasaan yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya. Dengan hal tersebut maka mahasiswa yakin dengan kebiasaan-kebiasaan yang telah melekat pada dirinya yang terpogram pada lingkungannya. Sehingga dengan hal itu akan mempengaruhi cara berpikir dalam memahami suatu mata kuliah [2].
Minat belajar bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman akan suatu disiplin ilmu, dan menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri, karena dengan belajar mahasiswa akan dapat mengerti banyak hal. Dengan mengerti banyak hal, maka mahasiswa akan lebih memiliki rasa percaya diri. Tanpa adanya minat belajar mahasiswa tidak akan bisa optimal untuk menghasilkan hasil dari belajarnya. Percaya diri dapat mendorong mahasiswa untuk meningkatkan belajarnya sehingga timbul pemahaman belajar yang maksimal.
Penelitian ini menggunakan sampel dan lokasi yang berbeda pada penelitian terdahulu. Sampel yang digunakan yaitu mahasiswa akuntansi semester 5 dan 7 atau angkatan tahun 2017 dan 2018 yang bertempat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Sampel tersebut dipilih karena mahasiswa semester tersebut telah menempuh mata kulia akuntansi dari dasar hingga lanjutan, seperti pengantar akuntansi, sistem infirmasi akuntansi, akuntansi perilaku, dan yang sebagainya. Penelitian ini menggunakan variabel percaya diri sebagai moderasi. Alasannya karena peneliti ingin mengetahui percaya diri dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat berbagai hasil yang berbeda-beda atau tidak konsisten. Dengan itu peneliti ingin mengambil judul ini untuk dilakukan penelitian “Pengaruh Kecerdasan Sosial, Perilaku Belajar, Budaya, Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Percaya Diri sebagai Variabel Moderating”.
II. STUDI LITERATUR
Penelitian yang dilakukan oleh [3] memiliki hasil bahwa Kecerdasan Sosial dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi oleh Kepercayaan Diri, sedangkan Kepercayaan Diri mampu memoderasi hubungan antara Perilaku Belajar dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi. Penelitian yang dilakukan [4] dan [5] memiliki hasil bahwa Kepercayaan Diri mampu memoderasi Perilaku Belajar dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi. Pada hasil penelitian [6] menyatakan bahwa Kepercayaan Diri tidak mampu memoderasi hubungan Budaya dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh [7] menyatakan bahwa Budaya dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi Kepercayaan Diri pengaruh positif. Penelitian yang dilakukan [8] memiliki hasil bahwa Kepercayaan Diri tidak mampu mempengaruhi hubungan antara Minat Belajar dan Tingkat Pemahaman Akuntansi, sedangkan menurut [9] memiliki hasil bahwa Kepercayaan Diri mampu memoderasi hubungan antara Minat Belajar pada Tingkat Pemahaman Akuntansi.
III. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode yang konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Jenis ini dituntut menggunakan sebuah angket. Peneliti memilih jenis kuantitatif pada metode penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui apakah variabel kecerdasan sosial, perilaku belajar, budaya, dan minat belajar dapat berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi yang dimoderasi oleh percaya diri.
- Jenis Penelitian
- Variabel Penelitian
Kecerdasan sosial merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang berisi sekumpulan keterampilan yang dapat membantu seseorang untuk bisa memahami orang lain, membentuk relasi dengan baik, serta dapat mempertahankannya dengan baik [10]. Kecerdasan sosial merupakan faktor penting yang seharusnya dimiliki oleh setiap mahasiswa yang memiliki kebutuhan dalam memahami materi sehingga mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Adapun indikator untuk mengukur variabel kecerdasan sosial pada penelitian ini:
- Empati dasar
- Penyelarasan
- Ketepatan empatik
- Pengertian Sosial
- Sinkronisasi
- Presentasi diri
- Pengaruh
- Kepedulian
Belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi megerti. Dalam proses belajar membutuhkan perilaku belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang efektif dan efisien sehingga prestasi dapat ditingkatkan. Belajar yang efisien dapat dicapai bila mahasiswa menggunakan strategi yang tepat seperti mengatur waktu dalam belajar di kampus maupun di rumah.
Adapun indikator untuk mengukur variabel perilaku belajar pada penelitian ini:
- Perilaku belajar dalam mengikuti pelajaran
- Perilaku belajar dalam membaca buku
- Perilaku belajar dalam mengunjungi perpustakaan
- Perilaku belajar dalam menghadapi ujian
Budaya dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang diperoleh dan digunakan manusia untuk menginterpretasikan pengalaman sehingga melahirkan perilaku sosial. Pengetahuan tersebut akan membentuk nilai, menciptakan sikap, dan mempengaruhi perilaku [11].
Seorang individu juga memiliki latar budaya pendidikan yang berbeda-beda, seperti pendidikan dengan menggunakan pembelajaran gaya Barat yang lebih berpusat pada siswa atau mahasiswanya, sedangkan gaya Asia lebih berpusat pada guru atau dosen. Dari nilai-nilai inilah yang terciptanya sebuah budaya.
Adapun indikator untuk mengukur variabel budaya pada penelitian ini [12]:
- Lingkungan fisik
- Lingkungan sosial
- Bahasa
Menurut [13] minat merupakan kecenderungan dan sikap gairah yang tinggi atau juga keinginan yang besar terhadap suatu kegiatan. Seorang mahasiswa yang belajar suatu bahan pada materi kuliah dengan penuh minat dan keinginan yang tinggi maka akan memperoleh hasil yang lebih maksimal atau kepuasan dibandingkan dengan mereka yang tidak atau kurang mempunyai minat dalam mempelajari materi kuliah yang sama. Minat dapat menyebabkan seorang mahasiswa giat dalam melakukan suatu hal untuk menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat belajar akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila terdapat stimulus maupun dorongan dari dalam diri untuk memicu minat belajarnya.
Dengan uraian yang telah dijelaskan maka minat belajar dapat diukur dengan beberapa indikator manurut [14] :
- Perasaan senang
- Perhatian dalam belajar
- Ketertarikan
- Kemauan untuk belajar
- Manfaat dan fungsi pelajaran
Pemahaman akuntansi merupakan seseorang yang benar-benar paham/ mengerti mengenai akuntansi baik secara praktek maupun teori. Pemahaman akuntansi juga bagaimana cara mahasiswa dengan memiliki kemampuan yang mengerti dan mengetahui suatu materi yang telah disampaikan oleh dosen dan bagaimana cara mahasiswa mampu untuk mempraktekkannya dengan menyelesaikan persoalan yang diberikan dalam bentuk teori, praktek, maupun kasus.
Mahasiswa dikatakan memahami dan menguasai konsep akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya dalam lingkungan masyarakat atau juga dapat diterapkan ke dalam lingkungan kerja.
Dengan uraian yang telah dijelaskan maka pemahaman akuntansi dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu:
- Seorang individu dapat menerapkan teori akuntansi pada mata kuliah yang telah diajarkan
- Dapat memaparkan kembali materi kuliah akuntansi
- Nilai rata-rata yang diperoleh pada mata kuliah akuntansi.
Menurut [15] mendefinisikan percaya diri adalah kesadaran yang kuat mengenai harga diri dan kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri. Percaya diri juga merupakan kemampuan yang dimiliki mahasiswa untuk memperkuat atau memperlemah dalam meningkatkan pemahaman akuntansinya untuk mencapai tujuan dan cita-cia yang diinginkan oleh mahasiswa tersebut.
Dengan uraian yang telah dijelaskan maka percaya diri dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu:
- Percaya dengan kemampuan yang dimiliki
- Bersikap mandiri dalam mengambil setiap keputusan
- Memiliki rasa positif pada diri sendiri
- Tidak malu (berani) pada saat mengungkapkan pendapat.
Di dalam penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa S1 jurusan akuntansi angkatan 2017 dan 2018 Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 412 mahasiswa. Metode penentuan sampel ini menggunakan teknik simple random sampling yang bersifat probability sampling. Ukuran sampel yang dibutuhkan penelitian ini diperoleh dari rumus Slovin [16] yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Error (5%)
.
Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membutuhkan 203 mahasiswa yang dapat dijadikan sampel.
Penelitian ini menggunakan jenis data subjek. Data subjek merupakan jenis data penelitian dalam bentuk opini, sikap, pengalaman dan karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian.
Dalam penelitian ini data yang diperlukan yaitu berupa data primer. Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dan tidak melalui perantara yang melalui sumber asli. Metode dalam pengumpulan data primer ini dengan metode survey melalui penyebaran kuisioner kepada responden dengan sampel yang sudah ditentukan.
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data dengan tujuan mengolah data tersebut yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis [17]. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan software SmartPLS (Partial Least Square) versi 3.0.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengembalian Kuesioner
Keterangan | Jumlah |
Kuesioner yang disebar | 203 |
Kuesioner yang tidak kembali | 0 |
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian | 203 |
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif prodi akuntansi semester 6 dan 8. Peneliti menyebar kuesioner kepada 203 mahasiswa angkatan yang dipilih oleh peneliti. Berdasarkan 203 kuesioner yang disebar tersebut tidak ada kuesioner yang tidak kembali.
Gambar 1. Outer Model
Sumber : Data diolah dengan SmartPLS 3.0
Pengujian tersebut di evaluasi dengan melihat hasil covergent validity, discriminant validity, uji reliabilitas dan uji signifikasi. Pengujian yang dilakukan melalui proses perhitungan algoritma untuk mengevaluasi hubungan antara konstruk dengan indikatornya.
- Deskripsi Data
- Model Evaluasi Outer Model
- Hasil Uji Convergent Validity
Tabel 2. Average Variance Extracted (AVE)
Konstruk | Average Variance Extracted (AVE) |
Efek Moderasi 1 | 1,000 |
Efek Moderasi 2 | 1,000 |
Efek Moderasi 3 | 1,000 |
Efek Moderasi 4 | 1,000 |
Kecerdasan Sosial (X1) | 0,643 |
Perilaku Belajar (X2) | 0,638 |
Budaya (X3) | 1,000 |
Minat Belajar (X4) | 0,555 |
Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) | 0,603 |
Percaya Diri (Z) | 0,538 |
Sumber : Hasil Output SmartPLS
Pada penelitian ini nilai AVE masing-masing konstruk berada diatas 0,5 (>0,5). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah convergent validity pada model yang diuji.
Tabel 3. Nilai Cross Loading
Moderat-ing Efek 1 | Moderat-ing Efek 2 | Moderat-ing Efek 3 | Moderat- ing Efek 4 | X1 | X2 | X3 | X4 | Y | Z | |
Moderating Efek 1 | 1,000 | |||||||||
Moderating Efek 2 | 0,462 | 1,000 | ||||||||
Moderating Efek 3 | 0,576 | 0,434 | 1,000 | |||||||
Moderating Efek 4 | 0,556 | 0,729 | 0,419 | 1,000 | ||||||
X1 | 0,270 | 0,324 | 0,215 | 0,281 | 0,802 | |||||
X2 | 0,322 | 0,437 | 0,194 | 0,458 | 0,348 | 0,799 | ||||
X3 | 0,192 | 0,174 | 0,317 | 0,230 | 0,258 | 0,240 | 1,000 | |||
X4 | 0,318 | 0,522 | 0,292 | 0,512 | 0,527 | 0,589 | 0,272 | 0,745 | ||
Y | 0,343 | 0,317 | 0,291 | 0,434 | 0,482 | 0,490 | 0,370 | 0,625 | 0,776 | |
Z | 0,337 | 0,238 | 0,299 | 0,375 | 0,483 | 0,292 | 0,362 | 0,443 | 0,508 | 0,734 |
Sumber : Hasil Output SmartPLS
Berdasarkan tabel 3 Nilai Cross Loading diatas dapat dilihat bahwa masing-masing indikator memiliki nilai Cross Loading yang lebih besar dari 0,7 dibandingkan dengan nilai Cross Loading pada variabel laten lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator pada setiap konstruknya dinyatakan valid.
Tabel 4. Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability
Cronbach’s Alpha | Composite Reliability | |
Moderating Efek 1 | 1,000 | 1,000 |
Moderating Efek 2 | 1,000 | 1,000 |
Moderating Efek 3 | 1,000 | 1,000 |
Moderating Efek 4 | 1,000 | 1,000 |
X1 | 0,725 | 0,844 |
X2 | 0,715 | 0,841 |
X3 | 1,000 | 1,000 |
X4 | 0,801 | 0,862 |
Y | 0,672 | 0,819 |
Z | 0,715 | 0,823 |
Sumber : Hasil Output SmartPLS
Berdasarkan tabel 4 Nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability menunjukkan bahwa seluruh konstruk memiliki nilai Cronbach’s Alpha >0,6dan Composite Reliability >0,7. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terdapat masalah reliabilitas atau data reliabel.
Pengujian data dengan menggunakan pengukuran inner model dengan cara menguji boostrapping, hasil uji data dapat dilihat pada R-square dan koefisien path untuk menguji tingkat signifikan antara konstruk pada model pengukuran struktural.
Tabel 5. Nilai R-Square (R2)
R Square | Adjusted R Square | |
Y | 0,519 | 0,497 |
Sumber : Hasil Output SmartPLS
Nilai R-Square sebesar 0,519 dapat disimpulkan bahwa variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Kecerdasan Sosial (X1), Perilaku Belajar (X2), Budaya (X3) dan Minat Belajar (X4) dengan Percaya Diri (Z) sebagai variabel Moderasi. Interaksi antara Kecerdasan Sosial, Perilaku Belajar, Budaya, dan Minat Belajar dengan Percaya Diri sebesar 51,9%, sedangkan sisanya 49,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji tingkat signifikan maka akan menjawab hipotesis pada penelitian ini apakah diterima atau tidak. Pengujian ini dapat dilihat dari nilai T-Statistic dan P-value. Apabila nilai T-Statistic >1,96 dan P-value <0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antar variabel tersebut (diterima). apabila nilai T-statistic <1.96 dan P-value >0.05 dinyatakan tidak terdapat pengaruh antar variabel tersebut (ditolak).
Tabel 6. Path Coefficients
Sampel Asli | Sampel Mean | Standar Deviasi | T Statistic | P Value | |
Efek Moderasi 1 -> Tingkat Pemahaman Akuntansi | 0,043 | 0,039 | 0,074 | 0,584 | 0,560 |
Efek Moderasi 2 -> Tingkat Pemahaman Akuntansi | -0,143 | -0,150 | 0,071 | 2,003 | 0,046 |
Efek Moderasi 3 -> Tingkat Pemahaman Akuntansi | 0,025 | 0,033 | 0,070 | 0,350 | 0,726 |
Efek Moderasi 4 -> Tingkat Pemahaman Akuntansi | 0,103 | 0,104 | 0,071 | 1,457 | 0,146 |
Sumber : Hasil Output SmartPLS
Berdasarkan analisis SmartPLS efek moderasi Percaya Diri dengan Kecerdasan Sosial terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi menunjukkan bahwa memiliki nilai sampel asli (original sampel) sebesar 0,043, t-statistic 0,584, dan P-value senilai 0,560. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa t-statistic < t-table dengan tingkat signifikan 5% = 1,96 dan nilai P-value >0,05 maka variabel Percaya Diri (Self Confidence) tidak mampu memoderasi hubungan antara Kecerdasan Sosial dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi.
Penelitian ini juga didukung oleh [5] yang meneliti tentang Kecerdasan Sosial terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi Percaya Diri juga memperoleh hasil bahwa variabel Percaya Diri tidak mampu memoderasi hubungan antara Kecerdasan Sosial terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak.
Berdasarkan analisis SmartPLS efek moderasi Percaya Diri dengan Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi menunjukkan bahwa memiliki nilai sampel asli (original sampel) sebesar -0,143, t-statistic 2,003, dan P-value senilai 0,046. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa t-statistic > t-table dengan tingkat signifikan 5% = 1,96 dan nilai P-value <0,05 maka variabel Percaya Diri (Self Confidence) mampu memoderasi hubungan antara Perilaku Belajar dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi.
Penelitian ini juga didukung oleh [18] yang meneliti tentang Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi Percaya Diri juga memperoleh hasil bahwa variabel Percaya Diri mampu memoderasi hubungan antara Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima.
Berdasarkan analisis SmartPLS efek moderasi Percaya Diri dengan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi menunjukkan bahwa memiliki nilai sampel asli (original sampel) sebesar 0,025, t-statistic 0,350, dan P-value senilai 0,726. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa t-statistic < t-table dengan tingkat signifikan 5% = 1,96 dan nilai P-value >0,05 maka variabel Percaya Diri (Self Confidence) tidak mampu memoderasi hubungan antara Budaya dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi.
Penelitian ini juga dilakukan oleh [6] yang meneliti tentang Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi Percaya Diri juga memperoleh hasil bahwa variabel Percaya Diri tidak mampu memoderasi hubungan antara Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ditolak.
- Pengaruh Kecerdasan Sosial terhadap Tingkat Pemahaman Akuntan si dimoderasi oleh Percaya Diri ( Self Confidence )
- Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dimoderasi oleh Percaya Diri ( Self Confidence )
- Pengaruh Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dimoderasi oleh Percaya Diri ( Self Confidence )
- Pengaruh Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dimoderasi oleh Percaya Diri ( Self Cinfidence )
Berdasarkan analisis SmartPLS efek moderasi Percaya Diri dengan Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi menunjukkan bahwa memiliki nilai sampel asli (original sampel) sebesar 0,103, t-statistic 1,457, dan P-value senilai 0,146. Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa t-statistic < t-table dengan tingkat signifikan 5% = 1,96 dan nilai P-value >0,05 maka variabel Percaya Diri (Self Confidence) tidak mampu memoderasi hubungan antara Minat Belajar dengan Tingkat Pemahaman Akuntansi.
Penelitian ini juga dilakukan oleh [8] yang meneliti tentang Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi Percaya Diri juga memperoleh hasil bahwa variabel Percaya Diri tidak mampu memoderasi hubungan antara Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak.
V. SIMPULAN
Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan diatas, penelitian ini memiliki kesimpulan dan memberikan bukti bahwa : (1) Percaya Diri tidak dapat memoderasi hubungan Kecerdasan Sosial pada Tingkat Pemahaman Akuntansi dibuktikan dengan hasil pvalue0,560>0,05,dan t-statistic0,584<1,96. (2) Percaya Diri dapat memoderasi hubungan Perilaku Belajar pada Tingkat Pemahaman Akuntansi dibuktikan dengan hasil pvalue 0,046<0,05, dan t-statistic2,003>1,96. (3) Percaya Diri tidak dapat memoderasi hubungan Budaya pada Tingkat Pemahaman Akuntansi dibuktikan dengan hasil p value 0,726>0,05,dan t-statistic0,350<1,96. (4) Percaya Diri tidak dapat memoderasi hubungan Minat Belajar pada Tingkat Pemahaman Akuntansi dibuktikan dengan hasil pvalue0,146>0,05,dan t-statistic1,457<1,96.
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas rampungnya penyunsunan karya ilmiah ini, saya sebagai penulis sangat ingin banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada :
- Seluruh dosen Universitas Muhammdiyah Sidoarjo yang telah sabar dalam memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menuntut ilmu di Universitas Muhammdiyah Sidoarjo.
- Kepada orang tua yang selalu mendukung dan menyemangati dan juga pengorbanan baik secara material maupun moral.
- Saudara, sahabat dan juga seluruh teman yang telah memberikan semangat dan juga motivasi selama penulis mengerjakan skripsi ini.
References
- I. Gusviartina Dwi, “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECERDASAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN MINAT SEBAGAI PEMODERASI,” J. Akunt. dan Sist. Teknol. Inf., vol. 12, 2016.
- P. G. Widyawati, “Pengaruh kecerdasan emosional, perilaku belajar dan budaya terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderating (studi empiris pada mahasiswa di perguruan tinggi swasta Kota Madiun).” Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, 2013.
- Y. F. NINGSIH, “PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SOSIAL, KECERDASAN SPIRITUAL, KEPERCAYAAN DIRI, DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI.” UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2019.
- D. Efriyenti, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Batam,” J. Akunt. BARELANG, vol. 2, no. 2, pp. 1–9, 2018.
- L. S. Ningsih, “Pemgaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan sosial dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi (studi empiris mahasiswa akuntansi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya).” Wijaya Kusuma Surabaya University, 2018.
- A. Rahmawati, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Dan Universitas Islam Batik Surakarta Di Surakarta.” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018.
- E. Hikmawati, “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, PERILAKU BELAJAR, DAN BUDAYA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Jember Angkatan Tahun 2016-2018).” Universitas Muhammadiyah Jember, 2019.
- P. E. Sugiartini, N. T. Herawati, S. E. AK, and N. L. G. E. Sulindawati, “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha),” JIMAT (Jurnal Ilm. Mhs. Akuntansi) Undiksha, vol. 7, no. 1, 2017.
- N. Kholis, “Pengaruh kecerdasan emosional dan minat belajar terhadap hasil belajar akuntansi dasar kelas X Jurusan Akuntansi SMK Islam Batu dengan kepercayaan diri sebagai variabel moderasi.” Universitas Negeri Malang, 2019.
- A. Setiaji, “PENGARUH KECERDASAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD DABIN II KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL.” Universitas Negeri Semarang, 2020.
- A. W. Ramadhan and M. SYAFRUDIN, “Pengaruh Dimensi Nilai Budaya terhadap Dimensi Nilai Akuntansi.” Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2012.
- M. Nasir, “Hubungan Budaya Belajar dengan Perilaku Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2013 UIN Alauddin Makassar.” Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2014.
- M. Syah, “Psikologi belajar,” 2013.
- H. Y. W. Putra, “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Jember).”
- D. Goleman, “Working with Emotional Intelligence (Terjemahan Alex Kantjono W). Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama., 2003,” Emot. Intell., 2000.
- H. Umar, Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. .
- V. W. Sujarweni, “Metodologi penelitian bisnis dan ekonomi,” 2015.
- N. Dewi and D. Wirama, “Kepercayaan Diri Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Belajar Pada Tingkat Pemahaman Akuntansi,” E-Jurnal Akunt., vol. 16, no. 1, pp. 615–644, 2016.