Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.2136

Indonesian Capital Market Reaction To The Announcement Of A Recession Due To The Pandemic Covid-19


Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Pengumuman Resesi Akibat Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Abnormal Return Trading Volume Activity Security Return Variability Recession

Abstract

On November 5, 2020, Indonesia was declared a recession after the Central Statistics Agency announced that the Indonesian economy experienced a decline in the third quarter of 2020. The Indonesian economy experienced a decline in the third quarter of 2020, which was minus 3.49 percent. In the second quarter of 2020, the Indonesian economy was already minus 5.32 percent. The announcement of the recession event gave rise to various perceptions for capital market participants. So the purpose of this study is to find out and compare the differences in the average Abnormal Return, Trading Volume Activity, and Security Return Variability of IDX 30 issuers before and after the announcement of the recession due to the COVID-19 pandemic.

The research method used is quantitative research with an event study approach. The type of data in this study is secondary data with data collection techniques using the documentation method. The sample used is IDX30 stock issuers on the Indonesia Stock Exchange for the period August 2020 - January 2021. The data analysis technique in this study is descriptive statistical analysis, paired t-test and Wilcoxon signed rank test.

The results of this study indicate that: (1) there is a significant difference in the average abnormal return of IDX 30 issuers before and after the announcement of the recession due to the covid-19 pandemic. (2) there is a significant difference in the average Trading Volume Activity of IDX 30 issuers before and after the announcement of the recession due to the covid-19 pandemic. (3) there is no significant difference in the average Security Return Variability of IDX 30 issuers before and after the announcement of the recession due to the covid-19 pandemic.

I. Pendahuluan

Menurut investasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu asset yang dipergunakan oleh perusahaan guna mengembangkan kekayaan perusahaan lewat pendistribusian hasil dari kegiatan investasi (misalnya royalti, bunga, dan dividen), guna mengapresiasi kegiatan investasi tersebut. Dewasa ini, banyak masyarakat memilih untuk melakukan investasi di pasar modal. Hal tersebut dilakukan karena dianggap lebih menguntungkan dari pada berinvestasi pada instrumen keuangan yang lainnya. Pasar modal sebagai tempat perjual- belian saham ialah salah satu tempat melaksanakan investasi buat para investor. Pasar modal memilki kedudukan yang berarti pada perekonomian negeri. Dikarenakan pasar modal adalah salah satu sarana buat memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang memerlukan dana .

Semakin besar peranan pasar modal dalam perekonomian negara, maka dapat menimbulkan reaksi pasar yang sensitif terhadap peristiwa disekitarnya. Respon pasar ditunjukkan dengan terdapatnya transformasi terhadap harga sekuritas. Respon tersebut bisa diukur dengan abnormal return yang menggambarkan selisih antara return sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi . Apabila sesuatu peristiwa memiliki informasi hingga bisa membagikan abnormal return kepada pasar. Tidak hanya memakai abnormal return, pengujian terhadap efisiensi pasar bisa diukur dengan memakai trading volume activity, dan security return variability.Untuk menguji apakah suatu kejadian dapat berpengaruh atau tidak terhadap aktivitas jual-beli saham/efek di pasar bisa dianalisa melalui studi peristiwa (event study). Studi peristiwa (event study) dilakukan guna menganalisa respon pasar modal terhadap sesuatu peristiwa ataupun informasi yang sudah diterbitkan. Bila pengumuman tersebut memiliki informasi, pasar bakal menunjukkan reaksi saat pengumuman kejadian tersebut di terima oleh pelakon pasar modal .

Penelitian ini akan mengidentifikasi pada penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan reaksi pasar modal dalam negeri terhadap rangkaian peristiwa besar yang terjadi diantaranya adalah pada penelitian meneliti mengenai reaksi pasar modal terhadap peristiwa virus corona (covid-19) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa peristiwa pengumuman kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia studi pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap abnormal return dan frekuensi perdagangan saham pada pasar modal Indonesia. Lalu penelitian yang dilakukan oleh meneliti mengenai analisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa Pemilihan Umum Serentak tahun 2019. Basil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa Pemilihan Umum Serentak tidak menimbulkan reaksi dari pelaku pasar dikarenakan memiliki cukup kandungan informasi, dimana terlihat dari tidak terdapatnya perbedaan abnormal return dan volume perdagangan saham yang signifikan saat sebelum dan setelah peristiwa tersebut terjadi.

Investor dituntut tahu perihal peristiwa-peristiwa penting baik ekonomi maupun non ekonomi yang diantara adalah peristiwa politik, sosial, budaya, dan yang bisa mengganggu stabilitas nasional misalnya banjir hingga penyebaran virus COVID-19 yang sedang melanda negara-negara di seluruh dunia .

Pandemi virus corona dipublikasikan pertama kali pada 31 Desember 2019 oleh badan kesehatan dunia yaitu WHO saat menerima laporan dari China bahwasannya terdapat wabah/virus baru yang belum di ketahui di Kota Wuhan, China. Virus tersebut penyebarannya begitu cepat hingga meluas ke beberapa Negara, dan beberapa saat kemudian telah berkembang menjadi pandemic global. Pandemi virus corona di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bencana nasional pada 14 Maret 2020 dan pada saat itu Indonesia dinyatakan memasuki fase darurat bencana non-alam .

Tidak hanya pada sector kesehatan yang sangat merasakan dampak dari adanya pandemi Virus Corona (Covid-19) ini, akan tetapi wabah ini juga berdampak pada perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Penyebaran Virus Corona (Covid-19) menyebabkan perlambatan terhadap sistem ekonomi begitu dirasakan. Semakin cepat menyebarnya wabah ini di Indonesia menyebabkan pengaruh yang signifikan bagi bursa saham dalam pasr modal Indonesia.

Saat setelah Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan pengumuman bahwasannya perekonomian Indonesia mengalami penurunan pada kuartal III-2020 (5/11/2020). Perekonomian Indonesia mengalami penurunan pada kuartal III-2020 yaitu sebesar minus 3,49 persen. Pada kuartal II-2020 perekonomian Indonesia juga sudah minus 5,32 persen. Penurunaan dua kuartal berturut-turut tersebut memastikan bahwa perekonomian Indonesia masuk dalam jurang resesi .

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba meneliti pengaruh dari dampak pengumuman resesi akibat covid-19 terhadap pasar modal Indonesia karena pandemi covid-19 sendiri merupakan peristiwa atau bisa dikatakan bencana besar yang sangat berimbas pada penurunan drastis terhadap perekonomian secara global termasuk Indonesia hingga berakibat resesi atau keterpurukan dalam perekonomian negara. Pengumuman resesi cukup menimbulkan berbagai persepsi pada pelaku pasar guna pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia. Objek dalam penelitian ini adalah saham indeks IDX30. Faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan IDX30 sebagai objek penelitian yaitu peneliti ingin melakukan pembaruan objek penelitian dikarenakan dalam penelitian terdahulu dominan menggunakan indeks LQ45, serta karena beberapa faktor lainnya seperti aktivitas transaksi antara lain nilai transaksi, frekuensi transaksi, dan kapitalisasi pasar.

Berdasarkan penjabaran latar belakang permasalahan penelitian di atas, maka peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat perbedaan pada rata-rata Abnormal Return saham emiten IDX 30 sebelum dan setelah terjadi peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19?, (2) Apakah terdapat perbedaan pada rata-rata Trading Volume Activity saham emiten IDX 30 sebelum dan setelah terjadi peristiwa pengumumanresesi akibat pandemi covid-19?, (3) Apakah terdapat perbedaan pada rata-rata Security Return Variability saham emiten IDX 30 sebelum dan setelah terjadi peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19?

Teori sinyal (signaling theory) menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi) memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak penerima (investor).Informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan dan diterima oleh investor, akan diinterpretasikan dan dianalisis terlebih dahulu apakah informasi tersebut dianggap sebagai sinyal positif (berita baik) atau sinyal negatif (berita buruk) .

Event study bisa dipergunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan bisa pula digunakan untuk menguji efisiensi pasar wujud setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar wujud setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda . Study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa dimana informasi dari peristiwa tesebut diterbitkan sebagai sebuah pengumuman dinamakan studi peristiwa (event study).

Abnormal return ialah kelebihan dari return sesungguhnya (actual return) terhadap return normal yang diharapkan (expected return). Actual Return merupakan pemasukan yang sudah diperoleh pelaku pasar, sebaliknya expected return merupakan pemasukan yang di harapkan untuk diperoleh oleh investor di masa yang akan datang . Pengumuman yang memiliki kandungan infomasi baik atau positif, maka akan menyebabkan kenaikan terhadap abnormal return. Sebaliknya, jika pengumuman yang memiliki kandungan infomasi buruk ata negative, maka akan menyebabkan penurunan terhadap abnormal return.

Trading volume activity ataupun kegiatan volume perdagangan merupakan jumlah aktivitas ataupun perdagangan sekuritas investor di pasar secara individual . Pendekatan trading volume activity bisa pula digunakan sabagai alat buat menguji efisiensi pasar bentuk lemah ( weak form efficiency). Perihal ini terjadi disebabkan pada pasar yang belum efektif, harga saham belum seluruhnya mencerminkan informasi yang terdapat sebab pada efisiensi pasar wujud lemah memakai informasi yang dulu sekali, sehingga tidak bisa digunakan buat memprediksi harga saat ini .

Security return variability ialah salah satu analisis yang juga bisa digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap sesuatu peristiwa. Security return variability digunakan mengetahui apakah pasar secara totalitas memperhitungkan informatif tidaknya sesuatu informasi yang menyebabkan perubahan pada return saham .

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan perbedaan pada rata-rata Abnormal Return, Trading Volume Activity, dan Security Return Variability saham emiten IDX 30 sebelum dan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19.Peneliti akan menganalisis variabel-variabel tersebut dengan periode pengamatan selama 8 hari, yaitu 4 hari sebelum peristiwa dan 4 hari sesudah peristiwa.Periode pengamatan yang dilakukan tidak terlalu lama karena dikhawatirkan terdapat peristiwa lain yang tidak diteliti mempengaruhi daripada hasil dari penelitian ini dan membuatnya menjadi bias. Kerangka konseptual penelitian ini akan disajikan pada gambar 1.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

  • H1: Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Abnormal Return saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19
  • H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Trading Volume Activity saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19
  • H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Security Return Variability saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19

II. Metode

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi peristiwa (event study).Studi peristiwa adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasi dari peristiwa tersebut dinyatakan sebagai sebuah pengumuman.Dalam penelitian ini peneliti membahas peristiwa pengumuman resesi akibat covid-19 terhadap pergerakan saham pada emiten-emiten yang terdaftar pada indeks IDX30 dalam Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 8 hari, yang terdiri atas 4 hari sebelum terjadinya pengumuman resesi, dan 4 hari setelah terjadinya pengumuman resesi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan sumber data berupa data sekunder, yaitu berupa data perdagangan saham-saham harian perusahaan yang tergabung dalam Indeks IDX30 di Bursa Efek Indonesia.Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Galeri Bursa Efek Indonesia yang terletak di Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain itu, penelitian ini mengambil data dari website resmi dari Bursa Efek Indonesia yaitu dan juga . Dalam menguji rekasi dalam pasar modal Indonesia, peneliti menggunakan variabel-variabel yang diantaranya adalah sebagai berikut:

Abnormal Return

Abnormal return ialah kelebihan dari return sesungguhnya (actual return) terhadap return normal yang diharapkan (expected return). Actual Return merupakan pemasukan yang sudah diperoleh pelaku pasar, sebaliknya expected return merupakan pemasukan yang di harapkan untuk diperoleh oleh investor di masa yang akan datang . Pengumuman yang memiliki kandungan infomasi baik atau positif, maka akan menyebabkan kenaikan terhadap abnormal return. Sebaliknya, jika pengumuman yang memiliki kandungan infomasi buruk ata negative, maka akan menyebabkan penurunan terhadap abnormal return. Langkah-langkah dalam menghitung Abnormal returnadalah sebagai berikut:

ARit = Rit – Rmt………………..

Keterangan:

ARit= abnormal return saham ( i ) pada periode ke- t

Rit= actual return saham ( i ) pada periode ke- t

Rmt= return saham pada periode ke- t

Untuk menghitung Actual Return dapat diformulasikan menggunakan rumus berikut ini:

Ri,t ………………..

Keterangan:

Pi,t= Harga penutupan saham individual pada hari t

Pi,t-1= Harga penutupan saham individual pada hari t-1

Dalam mengitung estimasi return pasar dalam penelitian ini peneliti menggunakan model market-adjusted, karena menerangkan kalau market-adjusted model menyatakan kalau penduga paling baik dalam melakukan estimasi return dengan memakai return saham itu sendiri. Return saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Rmt……….……..

Rmt= Return pasa pada hari t

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t

IHSGt-1= Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t – 1

Trading Volume Activity

Trading volume activity ialah salah satu instrumen yang bisa digunakan untuk mengukur respon pasar terhadap sesuatu kejadian dengan menggunakan pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal sebagai parameternya. Trading volume activity ataupun kegiatan volume perdagangan merupakan jumlah aktivitas ataupun perdagangan sekuritas investor di pasar secara individual . Pendekatan trading volume activity bisa pula digunakan sabagai alat buat menguji efisiensi pasar bentuk lemah ( weak form efficiency). Perihal ini terjadi disebabkan pada pasar yang belum efektif, harga saham belum seluruhnya mencerminkan informasi yang terdapat sebab pada efisiensi pasar wujud lemah memakai informasi yang dulu sekali, sehingga tidak bisa digunakan buat memprediksi harga saat ini . Trading Volume Activity dapat dirumuskan sebagai berikut:

TVAi,t ………….

Security Return Variability

Security return variability ialah salah satu analisis yang juga bisa digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap sesuatu peristiwa. Security return variability digunakan mengetahui apakah pasar secara totalitas memperhitungkan informatif tidaknya sesuatu informasi yang menyebabkan perubahan pada return saham . Pengujian reaksi pasar serta tingkatan profit bisa di lihat dari Security Return Variability menggunakan rumus tingkatan profit return tak normal kuadrat I pada periode t dibagi dengan varians tingkatan profit di luar pengumuman suatu peristiwa. Perhitungan Security Return Variability dapat diformulasikan sebagai berikut:

V(ARit) ……………

Dimana :

V(ARit)= Varians abnormal return pada periode diluar terjadinya pengumuman peristiwa

ARit= Abnormal return saham i pada hari t

N= jumlah hari yang diamati

  • Menghitung varians dapat menggunakan formula berikut ini :
  • Menghitung security return variability (SRV)

SRVit ………………….

Keterangan :

SRVit= Security return variability I pada hari t

ARit= Abnormal return saham i pada hari tV(ARit)=Varians Abnormal return pada periode pengamatan di luar terjadinya peristiwa

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham dari perusahaan yang terdaftar dalam indeks IDX30 di Bursa Efek Indonesia.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.Pertimbangan tertentu dalam pemilihan sampel perusahaan yang tergabung dalam Indeks IDX30 di Bursa Efek Indonesia di penelitian akan disajikan dalam tabel 1.berikut:

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metodedokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistic deskriptif, dan juga uji normalitas data dengan bantuan SPSS 18 untuk menganalisis apakah data dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, serta untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan pada pengujian hipotesis. Untuk data yang berdistribusi normal menggunakan uji beda paired sample t-test, sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Penarikan kesimpulan pada uji normalitas ini dilakukan dengan cara melihat p-value. Jika p-value> α , makadata berdistribusi normal. Dan jika p-value< α , maka data tidak berdistribusi normal.Nilai α dalam uji normalitas ini menggunakan α = 5%. Sedangkan penarikan kesimpulan untuk uji hipotesis adalahapabila p-value> α, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan signifikan, dan apabila p-value< α, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan.

III. Hasil dan Pembahasan

Jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 30 perusahaan IDX30 yang telah diseleksi dengan beberapa criteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut daftar perusahaan IDX30 periode Agustus 2020 – Januari 2021 yang akan disajikan dalam tabel 2.

Analisis Statistik Deskriptif

Pada iitabel ii3.iidapat iikita iilihat iihasil iidariperhitunganistatistikdeskriptif ii iidengan iimenggunakan iibantuanprogram iiSPSS ii18. N yaitu jumlah perusahaan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu sejumlah 30 perusahaan yang tergabung dalam indeks IDX 30. Nilai minimum tertinggi Abnormal Return pada periode 4 hari sebelum peristiwa yaitu sebesar -0,044443 pada periode t-3 oleh perusahaan Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Kemudian untuk nilai maximum tertinggi Abnormal Return periode 4 hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 0,056875 pada periode t-3 oleh perusahaan Vale Indonesia Tbk (INCO).

Nilai minimum tertinggi Abnormal Return pada periode 4 hari sesudah peristiwa yaitu sebesar -0,058396 pada periode t+4 oleh perusahaan H.M. Sampoerna Tbk (HMSP). Kemudian untuk nilai maximum tertinggi Abnormal Return periode 4 hari sesudah peristiwa yaitu sebesar 0,111176 pada periode t+3 oleh perusahaan Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS). Hasil rata-rata Abnormal Return sebelum dan setelah peristiwa yakni sebesar -0,004245 dan 0,004340 yang berarti mengalami kenaikan Abnormal Return setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemic covid-19.

Pada iitabel ii4.iidapat iikita iilihat iihasil iidari iiperhitungan iistatistikdeskriptif ii dari Average Trading Volume Activity (ATVA) mulai dari nilai minimum, nilai maximum, rata-rata, dan standar deviasi. Nilai minimum tertinggi Trading Volume Activity pada periode 4 hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 0,000349 pada periode t-4 oleh perusahaan Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Kemudian untuk nilai maximum tertinggi Trading Volume Activity periode 4 hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 0,070423 pada periode t-3 oleh perusahaan Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Nilai minimum tertinggi Trading Volume Activity pada periode 4 hari sesudah peristiwa yaitu sebesar 0,000588 pada periode t+3 oleh perusahaan Charon Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Kemudian untuk nilai maximum tertinggi Trading Volume Activity periode 4 hari sesudah peristiwa yaitu sebesar 0,060303 pada periode t+2 oleh perusahaan Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Hasil rata-rata Trading Volume Activity sebelum dan setelah peristiwa yakni sebesar 0,003184 dan 0,005149 yang berarti Trading Volume Activity mengalami kenaikan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19.

Pada iitabel ii4. iidapat iikita iilihat iihasil iidari iiperhitungan iistatistikdeskriptif ii dari Average Security Return Variability (ASRV) mulai dari nilai minimum, nilai maximum, rata-rata, dan standar deviasi. Nilai minimum tertinggi Security Return Variability pada periode 4 hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 0,530497 pada periode t-4 oleh perusahaan Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk (BBRI). Kemudian untuk nilai maximum tertinggi Security Return Variability periode 4 hari sebelum peristiwa yaitu sebesar 2.518,214250 pada periode t-1 oleh perusahaan Aneka Tambang Tbk (ANTM).Nilai minimum tertinggi Security Return Variability pada periode 4 hari sesudah peristiwa yaitu sebesar 2,297945pada periode t+3 oleh perusahaan Gudang Garam Tbk (GGRM). Kemudian untuk nilai maximum tertinggi Security Return Variability periode 4 hari sesudah peristiwa yaitu sebesar 936,216882 pada periode t+3 oleh perusahaan XL Axiata Tbk (EXCL). Hasil rata-rata Security Return Variability sebelum dan setelah peristiwa yakni sebesar 61.042339 dan 2866.177573 yang berarti Security Return Variability mengalami kenaikan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19.

Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil pengujian normalitas diatas menunjukkan bahwa nilai df adalah 30 yang merupakan jumlah perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Nilai Sig (2-tailed) dari Average Abnormal Return (AAR) untuk sebelum peristiwa maupun setelah peristiwa memiliki nilai sig. lebih besar dari 0,05 yaitu masing-masing sebesar (0,081 > 0,05) dan (0,479 > 0,05) . Hal ini menunjukkan bahwa data di atas terdistribusi normal, sehingga dalam pengujian hipotesis nantinya menggunakan uji parametrik Paired T-Test.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas diatas menunjukkan bahwa nilai df adalah 30 yang merupakan jumlah perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Nilai Sig (2-tailed) dari Average Trading Volume Activity (ATVA) untuk sebelum peristiwa maupun setelah peristiwa memiliki nilai sig. lebih kecil dari 0,05 yaitu masing-masing sebesar (0,000 < 0,05) dan (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data di atas terdistribusi tidak normal, sehingga dalam pengujian hipotesis nantinya menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon Signed Rank Test.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas diatas menunjukkan bahwa nilai df adalah 30 yang merupakan jumlah perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Nilai Sig (2-tailed) dari Average Security Return Variability (ASRV) untuk sebelum peristiwa maupun setelah peristiwa memiliki nilai sig. lebih kecil dari 0,05 yaitu masing-masing sebesar (0,000 < 0,05) dan (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data di atas terdistribusi tidak normal, sehingga dalam pengujian hipotesis nantinya menggunakan uji non-parametrik Wilcoxon Signed Rank Test.

Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis pertama ini peneliti menggunakan uji Paired T-Ttest, karena data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada tabel 9. dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,006. Dengan kata lain (0,006 < 0,05 atau 5%) yang berarti Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata abnormal return saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19.

Meskipun pengumuman resesi di Indonesia sempat menjadi sentimen negatif oleh para investor, namun hal tersebut tidak berlangsung lama dan membuat investasi saham langsung ditinggalkan. Pelaku pasar akan memanfaatkan peluang pelemahan yang ada karena saham merupakan instrumen investasi yang cepat recovery, jika berkaca pada krisis-krisis sebelumnya yang tentunya dengan melakukan analisis fundamental yang tepat. Bank investasi global Morgan Stanley (MS) memprediksi bahwa penurunan ekonomi di Indonesia tidak akan berlangsung lama. Hal tersebut sejalan dengan harapan para investor, sehingga pengumuman resesi akibat pandemi covid-19 ini bukan merupakan sinyal buruk (bad news) yang diterima para pelaku pasar modal. Respon positif juga dapat dilihat ketika terjadi kenaikan dari rata-rata abnormal return pada periode saat diumumkannya peristiwa (t0) sampai dengan periode t+1.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada proksi abnormal return antara sebelum dan sesudah peristiwa fluktuatif kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tahun 2020. Namun berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh yang menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return antara sebelum dengan sesudah peristiwa banjir Jakarta.

Pengujian Hipotesis 2

Dalam pengujian hipotesis kedua, peneliti menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test, karena data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Dengan kata lain (0,000 < 0,05 atau 5%) yang berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata tradingvolume activity saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19.

Pemerintah sebagai pengendali perekonomian negara telah berhasil melakukan beberapa tindakan untuk perbaikan perekonomian, diantaranya adalah pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Dengan Program PEN, aktivitas ekonomi mulai meningkat. Kinerja pasar uang dan saham juga telah membaik, serta capital flow sudah mulai positif. Pemerintah juga tetap melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN) di tengah Pandemi Covid-19. Pembangunan infrastruktur melalui PSN ini akan membantu pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia serta meningkatkan investasi . Hal tersebut membuat investor tetap optimis dalam berinvestasi saat terjadinya resesi dan tidak menganggap peristiwa itu menjadi sinyal buruk. Terlihat dari pergerakan pada rata-rata Trading Volume Activity yang terus mengalami kenaikan pada periode t-2 sebelum terjadinya peristiwa sampai dengan t+3 setelah terjadinya peristiwa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada rata-rata trading volume activity sebelum dan setelah peristiwa pilkada serentak tahun 2018. Namun berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh yang menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap trading volume activity sebelum dan sesudah kunjungan Raja Salman di Indonesia pada saham-saham di Indeks LQ-45.

Pengujian Hipotesis 3

Pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test pada penelitian ini menghasilkan nilai sig. (2-tailed) sebesar (0,797 > 0,05), yang berarti menunjukkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikanpada rata-rata Security Return Variabilitysaham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19. Tidak terdapatnya perbedaan signifikan pada rata-rata security return variability saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19 menunjukkan bahwa peristiwa tersebut tidak cukup memiliki kandungan informasi dan tidak memiliki pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi return saham selam periode pengamatan yang dibuktikan dengan pasar hanya menunjukkan reaksi yang signifikan pada saat periode t+1 saja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh melalui penelitiannya yang menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan pada indikator security return variability sebelum dan setelah Pemilu tahun 2019. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh mengenai analisis komparatif abnormal return, trading volume activity, dan security return variablity antara sebelum dan sesudah Pemilihan umum kepala daerah serentak tahun 2018 yang menunjukkan hasil bahwa bahwa peristiwa pilkada serentak tahun 2018 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap security return variability pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan perbedaan pada rata-rata Abnormal Return, Trading Volume Activity, dan Security Return Variability saham emiten IDX 30 sebelum dan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

  • Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Abnormal Return saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19 yang dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,006. Dengan kata lain (0,006 < 0,05 atau 5%) yang berarti Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
  • Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata TradingVolume Activity saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19 yang dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Dengan kata lain (0,000 < 0,05 atau 5%) yang berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.
  • Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Security Return Variability saham emiten IDX 30 antara sebelum dan setelah terjadinya peristiwa pengumuman resesi akibat pandemi covid-19 yang dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,797. Dengan kata lain (0,797 > 0,05 atau 5%) yang berarti Ho3 diterima dan Ha3 ditolak.

Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor yang agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karna penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-penelitian kedepannya. Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dimiliki peneliti, yaitu:

  • Indikator variabel dalam penelitian ini terbatas hanya pada abnormal return, trading volume activity, dan security return variablity.
  • Penelitian ini mencakup pada 8 hari periode pengamatan, yang kemungkinan terdapat peristiwa lain diluar penelitian ini dan tidak melalui pengendalian sehingga berdampak pada hasil penelitian.

References

  1. I. Fahmi, Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Bandung: Alfabeta, 2015.
  2. H. Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2010.
  3. J. N. O. D. E. &. K. H. W. Kabiru, "The Effect of General Elections on Stock Returns at The Nairobi Securities Exchange," European Scientific Journal, 11(28), 435-460, 2015.
  4. Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE, 2009.
  5. I. B. I. S. S. d. J. B. M. Sambuari, "Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Virus Corona (Covid-19) Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia," JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi), vol. 7 No.3, pp. 407-415, 2020.
  6. D. R. P. P. Nida, "ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PEMILU SERENTAK TAHUN 2019," Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Universitas Warmadewa, vol. 4 No. 1 , 2020.
  7. Detikcom, “Berita Ekonomi: Begini virus corona lumpuhkan ekonomi,” 1 April 2020. [Online]. Available: http://www.finance.detik.com. [Diakses 12 November 2020].
  8. C. f. A. S. UNPAD, “Dampak Pandemi Corona Terhadap Laporan Keuangan dan Praktik Bisnis di Indonesia,” April 2020. [Online]. Available: http://feb.unpad.ac.id. [Diakses 12 November 2020].
  9. KOMPAS, "Indonesia Resmi Resesi, Bedanya Krisis dan Depresi Ekonomi," November 2020. [Online]. Available: https://www.kompas.com. [Accessed 14 November 2020].
  10. J. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2014.
  11. M. A. Crig, "Event Studies In Economic And Finance," Journal Of Economics Literature Vol. Xxxv, 1997.
  12. J. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedelapan, Yogyakarta: BPFE, 2013.
  13. E. Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi (Edisi Pertama), Yogyakarta: Kanisius, 2010.
  14. A. D. I. d. W. A. Ridho, “Analisis Reaksi Investor terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015 (Suatu Pengamatan pada Abnormal Return adan Aktivitas Volume Perdagangan),” E-Proceeding of Management Vol.4 No.3, pp. 2562-2569, 2017.
  15. I. Sunur, Pengaruh Peristiwa Pergantian Presiden Republik Indonesia terhadap Return dan Trading Volume Activity: Event Study pada Tanggal 20 September-20 Oktober 2004, Skripsi. Surabaya: STIE Perbanas, 2006.
  16. T. N. M. G. d. I. H. S. Utami, "Dampak Pengumuman Stock Split terhadap Return, Variabilitas Tingkat Keuntungan dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 1997-1999)," Wacana Volume, 2009.
  17. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedelapan, Yogyakarta: BPFE, 2013.
  18. Jogianto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedelapan, Yogyakarta: BPFE, 2011.
  19. Chrisnanti, "Konsistensi Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Penerbitan Indeks SRI-KEHATI," JURNAL MANAGEMEN, vol. 17 N0.1, no. Maret: 2015, pp. 43-54, 2015.
  20. T. N. A. Putri, "REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP FLUKTUASI RUPIAH ATAS PANDEMI COVID-19 (Studi pada Perusahaan yang terdaftar pada LQ45 di Bursa Efek Indonesia)," Jurnal FEB Universitas Brawijaya, Vols. 8, No.2, 2020.
  21. C. M. Fanni, "REAKSI PASAR MODAL TERHADAP BENCANA BANJIR JAKARTA TAHUN 2013 (Event Study Pada Saham Perusahaan Asuransi Yang Listing Di BEI)," Jurnal FEB Universitas Brawijaya, Vols. 1, No.2, 2013.
  22. I. G. A. P. M. A. W. Ni Komang Diantriasih, "ANALISIS KOMPARATIF ABNORMAL RETURN, SECURITY RETURN VARIABILITY DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SETELAH PILKADA SERENTAK TAHUN 2018," Jurnal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 10 No.1, 2019.
  23. B. A. Fami, "ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS KUNJUNGAN RAJA ARAB SAUDI (SALMAN BIN ABDULAZIZ AL-SAUD) DI INDONESIA," SKRIPSI. UNIVERSITAS JEMBER, 2019.
  24. R. D. Putradharma, "REAKSI PASAR MODAL INDONESIA DALAM MERESPON PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2019 (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index)," Skripsi. Universitas Islam Indonesia, 2019.
  25. I. M. Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Jakarta: Erlangga, 2015.
  26. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D., Bandung: Alfabeta, 2017.
  27. B. N. Naibaho, “PENGARUH KASUS AHOK TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM NASIONAL (Studi Kasus Pada Indeks Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia),” E-Jounal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Diponegoro Vol.3 No.1, 2018.
  28. CNBC, 2020. [Online]. Available: http://CNBC.com.
  29. R. Ramadhan, "Update Sebaran Corona Indonesia di 34 Provinsi Kamis 5 November 2020," November 2020. [Online]. Available: http://zonabanten.com. [Accessed 20 November 2020].
  30. Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keempat, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2011.
  31. S. Husnan, Dasar- dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.
  32. T. d. H. M. F. Darmadji, Pasar Modal Di Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat, 2012.
  33. E. d. L. N. I. Sarwoko, “Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Pergantian Menteri Keuangan (Event Study Saham Yang Terdaftar Di Bei),” e-Journal Vol.8 No.1, p. 44–67, 2012.
  34. S. H. &. A. L. Imelda, "Abnormal Returns and Trading Volume in the Indonesian Stock Market in Relation to the Presidential Elections in 2004, 2009, and 2014," International Journal of AdministrativeScience and Organization, 21(2), 66-7, 2015.
  35. J. H. M., Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE, 2009.
  36. iNews.id, "Bauran Kebijakan Melawan Dampak Covid-19," April 2020. [Online]. Available: https://www.inews.id. [Accessed 13 November 2020].
  37. Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
  38. D. S. Sukirno, "Event Study Sebuah Pendekatan Dalam Penelitian Akuntansi," Majalah Informasi, p. 102–150, 2003.
  39. U. Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis II (Edisi 4), Jakarta: Salemba Empat, 2011.