Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.2133

The Relationship Between Social Support Of Coolers And The Self Adjustment Of Employees With The Deaf


Hubungan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja Dengan Penyesuaian Diri Karyawan Penyandang Tunarungu

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Co-workers Social Support Adjustment Deaf Employees

Abstract

This research was conducted because there is a phenomenon of adjustment problems for deaf employees in their workplace, PT. Young Tree Industry Sidoarjo. The purpose of this study was to determine the relationship between the social support of coworkers and the adjustment of deaf employees at PT. Young Tree Industry Sidoarjo. This research is a correlational quantitative research. The population of deaf employees is 23 people so that all of them are used as research samples. The data collection technique uses a psychological adjustment scale and social support which is arranged on a Likert scale. The data analysis technique for hypothesis testing was carried out with the Pearson Correlaton Product Moment. The results of this study indicate the correlation coefficient (rxy) = 0.834 (significance 0.000 <0.05). Thus the research hypothesis is accepted, that there is a positive relationship between co-workers' social support and adjustment to deaf employees at PT. Young Tree Sidoarjo. This means that the higher the social support, the higher the adjustment, and vice versa. The determination test shows the effect of social support on self-adjustment by 68%.

Manusia telah diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk yang lainnya, tetapi manusia memiliki kesempurnaan yang berbeda-beda setiap individunya. Kesempurnaan itu sendiri tidak hanya dilihat berdasarkan dari fisik seseorang tetapi kelebihan yang dimiliki. Umumnya seseorang memandang suatu kesempurnaan dari diri seseorang berdasarkan keadaan fisik yang dimiliki, antara lain seperti alat indra kita yaitu mata, hidung, telinga, lidah, kulit yang biasa kita sebut panca indra. Bila dari salah satu panca indra kita tidak dapat berfungsi, kita akan mengalami suatu yang berbeda yaitu suatu kecacatan fisik. Menurut Efendi salah satu keterbatasan dalam aspek fisik ialah kelainan pada indera pada pendengaran[1].Tunarungu adalah seseorang yang sedang mengalami kekurangan dalam mendengarkan suara atau kesulitan dalam mendengarkan suara[2].Individudengan gangguan pendengaran, akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, dan berimbas pada menyesuaikan diri dengan kondisi yang belum lazim dialaminya[3].

Penyesuaiandiri adalah suatu kemampuan seseorang untukmengatasi ataumenguasaikebutuhan dari dalam diri, ketegangan,afrustasi, konflik dengan tujuan untuk mendapatkan keharmonisandan keselarasanantara tuntutan lingkungandimana ia tinggaldengan tuntutan dari dalamdiri sendiri. Salah satu lingkungan dimana penyandang tunarungu berada adalah lingkungan di tempat kerja[2].Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Satapathy di New Delhi, India. menunjukkan bahwa seorang tunarungu memiliki resiko yang lebih besar mengalami permasalahan penyesuaian diri[4]. Hal yang sama juga dialami karyawan tunarungu di PT. Young Tree Industri Sidoarjo.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prosespenyesuaiandiri, salah satunya adalah faktor lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, tempat kerja dan lingkungan masyarakat[5]. Di dalam lingkungan kerja faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri adalah dukungan dari rekan kerja (dukungan sosial rekan kerja)[5]. Dukungansosial merupakan perasaan yang nyaman,penghargaan, perhatianaatau bantuanyang diperoleh seseorangdari orang lain ataukelompok[6]. Dukungan sosial dapat diperoleh dimanapun kita berada, termasuk dukungan rekan kerja dalam pekerjaan. Dukungan rekan kerja membuat penyandang disabilitas ini memiliki kepercayaan diri dalam melakukan kerjaanya, dan merasa mereka mampu melakukan setiap apa yang mereka kerjakan. Oleh karena itu dukungan rekan kerja sangat penting dalam membantu penyandang tunarungu dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerja.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan“apakah ada hubungan antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu di PT. Young Tree Industri Sidoarjo”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu di PT. Young Tree Industri Sidoarjo. Adapun hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu. Hipotesis ini berarti semakin tinggi dukungan sosial rekan kerja semakin tinggi penyesuaian diri pada karyawan penyandang tunarungu. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial rekan kerja maka semakin rendah penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggunakan proses data-data berupa angka sebagai alat menganalisis dan melakukan kajian penelitian terutama mengenai apa yang sudah di teliti[7]. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional, yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan atau kaitan antara variasi suatu variabel lainnya dengan berdasarkan koefisien korelasi[8].Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Pada variabel dependen yaitu dukungan sosial rekan kerja sedangkan variabel independen yaitu penyesuaian diri.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 orang karyawan penyandang Tunarungu yang ada PT. Young Tree Industri Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah semua karyawan penyandang tunarungu yang ada di PT. Young Tree Industry sebanyak 32 orang. Metode pengumpulan data yang akan dipakai dalam riset ini yaitu dengan memakai skala dukungan sosial rekan kerja dan skala penyesuaian diri dengan memakai Skala Likert.. Skala likert yang yang digunakan adalah yang sudah dimodifikasi berupa pernyataan favourable dan unfavourable, dengan pilihan jawaban, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Tabel 3.1

Model Skala Likert

No Skala Arti Nilai
Favorable Unfavorable
1 SS Sangat setuju 4 1
2 S Setuju 3 2
3 TS Tidak setuju 2 3
4 STS Sangat tidak setuju 1 4

Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian disusun bersarkan aspek dukungan sosial rekan kerja yang terdiri dari empat aspek sosial, yaitu; dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informatif, dan dukungan instrumental[9]. Sedangkan skala penyesuaian diri disusun berdasarkan 2 aspek penyesuaian diri, yaitu, penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial[5].

Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini untuk uji hipotesis. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Pengolahan Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS for windows.

  • PENDAHULUAN
  • METODE
  • HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji normalitas pada output SPSS uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan :

Tabel 4. 2

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dukungan Sosial Penyesuan Diri
N 32 32
Normal Parameters a,b Mean 89.2500 61.6563
Std. Deviation 14.68376 8.61210
Most Extreme Differences Absolute .141 .151
Positive .101 .115
Negative -.141 -.151
Test Statistic .141 .151
Asymp. Sig. (2-tailed) .105c .061c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig. Dukungan Sosial Rekan Kerja 0,105 dan Penyesuaian Diri 0,061, artinya kedua variabrel terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya melakukan uji liniearitas. Hasil uji linearitas pada output SPSS menunjukkan bahwa :

Tabel 4.3

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Penyesuan Diri * Dukungan Sosial Between Groups (Combined) 1935.552 22 87.980 2.177 .114
Linearity 1598.553 1 1598.553 39.561 .000
Deviation from Linearity 336.999 21 16.048 .397 .961
Within Groups 363.667 9 40.407
Total 2299.219 31

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Linearity 0,000 kurang dari 0,05 sehingga dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Penyesuaian Diriterdapat hubungan yang linier.

Sesudah memperoleh data hasil uji asumsi yang dinyatakan lolos asumsi dan persyaratan, berikutnya peneliti melakukan pengujian hipotesis hubungan antara dukugan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu menggunakan uji statistik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS for windows :

Tabel 4.4

Uji Hipotesis

Correlations
Dukungan Sosial Penyesuan Diri
Dukungan Sosial Pearson Correlation 1 .834**
Sig. (1-tailed) .000
N 32 32
Penyesuan Diri Pearson Correlation .834** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Sesuai dengan hasil tabel dapat diketahui, yaitu diperoleh hasil koefisien korelasi (rxy) = 0,834. Hal itu menunjukan bahwa kedua variabel memiliki korelasi yang berhubungan positif dengan keeratan yang kuat dan memiliki nilai signifikasi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima yakni terdapat hubungan positif antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh dukungan rekan kerja terhadap penyesuaian diri, peneliti melakukan uji determinasi

Tabel 4.5

Uji Determinasi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .834a .695 .685 4.83276
a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial

Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui dari kolom AR2 adalah 0,685. Hal ini berarti bahwa sumbangan efektif variabel X (Dukungan Sosial Rekan Kerja) terhadap variabel Y (Penyesuaian Diri) adalah sebesar 68,5%.Sedangkan sisanya 31,5% merupakan faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap variabel penyesuaian diri dan bukan menjadi fokus dalam penelitian ini.

  • Hasil Penelitian
  • PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang sudah dijelaskan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri. Hal tersebut dapat diketahui dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,834 dengan nilai signifikansi sig 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Hipotesis penelitian yang diterima memiliki arti bahwa tinggi rendah dukungan sosial rekan kerja juga mempengaruhi tinggi rendahnya penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang hubungan dukungan sosial dengan penyesuaian diri yang dilakukan oleh Suhariadi dan Isnawati yang hasilnyamenunjukkan koefisien korelasi 0,537 (signifikansi 0,000<0,05), berartiada hubungan yang positif antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri[10].Selain itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Kumalasari dan Ahyanimenunjukkankoefisien korelasi 0,339 (signifikansi 0,011<0,05), berarti ada hubungan antara dukungan sosial dan penyesuaian diri [11]. Hasil penelitian juga dilakukan oleh Rovika menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,,644 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05,yang berarti terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri[12].

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa peran dari dukungan sosial rekan kerja cukup penting untuk penyesuaian diri penyandang tunarungu di PT. Young Tree Industri. Hal ini dibuktikan pada hasil uji koefisien determinasi diketahui hasil sebesar 0,685 yang berarti bahwa variabel dukungan rekan kerja memberikan pengaruh sebesar 68,5% terhadap penyesuaian diri dan 31,5% lainnya merupakan faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Ghufron dan Risnawati, salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri seseorang adalah faktor internal, yaitu seperti penerimaan diri, kebutuhan, kematangan intelektual, kematangan emosi, mental, dan motivasi[13]. Menurut Ghufron dan Risnawati, salah satu faktor yang mempengaruhi peyeseuaian diri seseorang adalah faktor internal, yaitu seperti penerimaan diri, kebutuhan, kematangan intelektual, kematangan emosi, mental, dan motivasi[13].Dimana hal tersebut dibuktikan oleh Andini yang melakukan sebuah penelitian tentang penerimaan diri dengan penyesuaian diri pada penderita tuna daksa. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa nilai korelasi sebesar 0,361 dengan signifikansi sebesar 0,025 sehingga terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penerimaan diri dengan penyesuaian diri[14]. Selain itu Shafirajuga melakukan sebuah penelitian tentang hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri, dimana nilai koefisien determinan sebesar 0,558. Hal tersebut menunjukkan bahwa kematangan emosi memberikan sumbangan efektif sebesar 55,8% dalam mempengaruhi penyesuaian diri[15].

Dari hasil pembahasan di atas peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Limitasi pada penelitian ini yang pertama yaitu terletak pada jumlah subjek yang masih terbatas yaitu hanya 32 subjek, kedua peneliti hanya menggunakan 1 varibel bebas sedangkan masih ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu di PT. Young Tree Industri. Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,834 (signifikansi 0,000<0,05). Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial rekan kerja dengan penyesuaian diri karyawan penyandang tunarungu di PT. Young Tree Industri dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 yangmenunjukkan bahwa hipotesis diterima.

Selain itu pada hasil uji koefisien determinasi diketahui hasil AR2 sebesar 0,685 yang berarti bahwa variabel dukungan sosial rekan kerja memberikan pengaruh sebesar 68,5% terhadap variabel penyesuaian diri. Sedangkan sisanya yaitu 31,5% merupakan faktor lain yang memberikan pengaruh tarhadap variabel penyesuaian diri dan bukan menjadi fokus pada penelitian ini.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi perusahaan untuk menjadi penengah masalah penyesuaian diri karyawan penyandang tuna rungu dengan melibatkan karyawan lain. Untuk pengembangan ilmu, diharapkan ada penelitian lain yang sejenis dengan jumlah sampel lebih banyak dan mempertimbangkan penggunaan faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri karyawan

  • SIMPULAN DAN SARAN
  • UCAPAN TERIMAKSIH

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang berperan dalam penelitian Hubungan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja Dengan Penyesuaian Diri Karyawan Penyandang Tunarungu Di PT. Young Tree Sidoarjo, sehingga diharapkan penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan informasi untuk selanjutnya bisa diterapkan oleh pihak-pihak terkait.

References

  1. M. Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
  2. S. A. Hasan&M. M. Handayani, “Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi,”Psikologi Perkembangan Dan Pendidikan, 3(2), 128–135, 2014.
  3. D. S. Lestari,“Penyesuaian Sosial padaMahasiswa Tuli,”Inklusi, 3(1), 101. https://doi.org/10.14421/ijds.030106, 2016.
  4. S. Satapathy, “Psychosocial and demographic correlates of academic performance of hearing-impaired adolescents,”Asia Pacific Disability Rehabilitation Journal, 19(2), 63–75, 2008.
  5. A. Rahma, “Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas x SMA Excellent Al- Yasini yang Tinggal Di Pondok Pesantren,” Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim, 2016.
  6. S. Maslihah, “Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang Jawa Barat,” Jurnal Psikologi Undip, Vol. 10, No 2, 2011.
  7. Kasiran, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN Malang Press, 2008.
  8. Saifuddin Azwar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
  9. Hikmah Is’ AdaRahmawati, “Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan,” Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013), Http://journal.unnes.ac.id./sju/index.php/aaj, 2013.
  10. D. Isnawati& P. H. F. Suhariadi, “Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri masa persiapan pensiun pada karyawan PT pupuk kaltim. Psikologi Industri Dan Organisasi,”2(3), 2–7. https://doi.org/10.1002/ejoc.201200111, 2013.
  11. L. N. Ahyani&F. Kumalasari, “Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti
  12. Asuhan,” Jurnal Penelitian, Kudus: Universitas Muria Kudus, 2012.
  13. HerniRovika, “Hubungan Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri dalam Menjalankan Metode Pembelajaran Daring / Online di Masa Pandemi Covid-19 pada Mahasiswa Baru UIN Ar-Raniry Banda Aceh Asal Simeulue,”Skripsi. UIN Ar-Raniry, https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/16015, 2021.
  14. M. Ghufron dan N.R. Risnawati, Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014.
  15. L. D.Andini, “Hubungan Penerimaan Diri dengan Penyesuaian Diri Pada Penderita Tuna Daksa,” Skripsi, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2018.
  16. FirdaShafira,“Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Perantau,” Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta,2015.