Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2080

Application of the Brainstorming Method to Increase Maharoh Al Kalam in Class XI Science Students at MA Al Karimi


Penerapan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Maharoh Al Kalam pada Siswa Kelas XI IPA di MA Al Karimi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Maharoh Al Kalam MA Al Karimi Brainstorming Method

Abstract

This research was conducted because researchers found several problems in class XI IPA, namely that the majority of students were less interested in learning Arabic, the purpose of this study was to determine the use of the Brainstorming method to improve maharoh al kalam in class XI IPA students at MA Al Karimi Gresik. . And to find out the increase in maharoh al kalam by applying the Brainstorming method to class XI IPA students at MA Al Karimi Gresik. This research is a classroom action research. The data obtained were collected by means of observation, documentation, and test techniques. The data analysis in this study used a statistical approach and a qualitative approach that used a narrative-qualitative analysis. The results of this study reveal that the Brainstorming method in learning Arabic can improve students' maharoh al kalam based on the data obtained in each cycle.

Penerapan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Maharoh Al Kalam Pada Siswa Kelas XI IPA Di MA Al Karimi

Nurul Badiyah1, Najih Anwar2

1Program studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

2Program studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

Email : ,

Abstrak. Pe nelitian ini dilakukan karena peneliti menemukan beberapa problematika yang ada di kelas XI IPA yakni mayoritas peserta didik kurang berminat dalam belajar bahasa Arab, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan metode Brainstorming untuk meningkatkan maharoh al kalam pada peserta didik kelas XI IPA di MA Al Karimi Gresik . Serta untuk mengetahui peningkatan maharoh al kalam dengan menerapkan metode Brainstorming pada peserta didik kelas XI IPA di MA Al Karimi Gresik. Penelitian adalah penelitian tindakan kelas . Data yang diperoleh dikumpulkan dengan teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan statistik dan pendekatan kualitatif yang menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa metode Brainstorming dalam pembelajaran bahasa Arab dapat meningkatkan maharoh al kalam peserta didik berdasarkan data yang diperoleh pada setiap s iklusnya mengalami peningkatan.

Kata kunci - Me t ode Brainstorming ; Maharoh Al Kalam ; MA Al Karimi

Abstract. This research was conducted because researchers found several problems in class XI IPA, namely that the majority of students were less interested in learning Arabic, the purpose of this study was to determine the use of the Brainstorming method to improve maharoh al kalam in class XI IPA students at MA Al Karimi Gresik. . And to find out the increase in maharoh al kalam by applying the Brainstorming method to class XI IPA students at MA Al Karimi Gresik. This research is a classroom action research. The data obtained were collected by means of observation, documentation, and test techniques. The data analysis in this study used a statistical approach and a qualitative approach that used a narrative-qualitative analysis. The results of this study reveal that the Brainstorming method in learning Arabic can improve students' maharoh al kalam based on the data obtained in each cycle.

Keywords- Brainstorming Method, Maharoh Al Kalam , MA Al Karimi

I. PENDAHULUAN

Bahasa Arab merupakan dunia yang mempunyai fungsi sangat istemewa dari bahasa-bahasa yang lain, itu disebabkan karena bahasa arab merupakan bahasa pilihan Allah sebagai bahasa Al- qur’an, begitu juga karena Al-Qur’an memiliki nilai sastra yang sangat tinggi.[1]

Adapun keterampilan dalam berbahasa Arab itu meliputi empat aspek yaitu istima’, kalam, qira’ah dan kitabah. Adapun media yang digunakan untuk pengembangan maharoh kalam yakni suara yang langsung menghubungkan antara seseorang yang berbicara dengan pendengar, sedangkan media untuk mengembangkan maharoh qiro’ah dan kitabah adalah huruf yang tertulis.

Maharoh kalam atau kemampuan berbicara yakni sebuah kemampuan dalam mengungkapkan sebuah bunyi-bunyi yang berupa artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk mengekspresikan, mengungkapkan sebuah pemikiran, gagasan dan perasaan.

Maharoh kalam adalah sebuah ketrampilan paling sering digunakan dalam kehidupan manusia dan lebih dihargai daripada sebuah karya tulis, begitu juga merupakan sarana keamanan dalam memenuhi dan pelaksanaan kebutuhan didalam masyarakat .[2]

Maharoh Al Kalam merupaka ketrampilan berbicara yang diartikan sebagai kemampuan mengungkapkan sebuah ide dan berupa gagasan secara kreatif, aktif dan alamiah tentang suatu tema tertentu, dan tanpa ada batasan dengan hal kosa kata, struktur dan ungkapan-ungkapan.[3]

Metode pembelajaran merupakan sebuah pedoman yang bisa digunakan untuk menentukan langkah kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran.

Metode terbaik dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya di maharoh al kalam dengan mengajak siswa untuk membiasakan dan menuntut berbicara bahasa Arab, untuk belajar berbicara maka cara satu-satunya adalah berbicara. [4]

Pembelajaran bahasa Arab tidak lepas dari hambatan atau problematika yang sering ditemui disekolah-sekolah menengah yakni permasalahan linguistik yaitu merupakan sebuah kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang diakibatkan oleh bahasa Arab itu sendiri merupakan bahasa asing, misal dari permasalahan linguistic adalah tata bunyi, kosa kata, tulisan, morfologi, sintaksis atau gramatikaldan semantik.

Adapun problematika yang lain dalam bahasa Arab adalah permasalahan non linguistik yaitu pendidik yang belum mempunyai kemampuan dalam mengajar bahasa Arab, atau karena peserta didik yang kurang memahami bahasa Arab, peserta didik tidak mempunyai semangat yang kuat dalam pembelajaran bahasa Arab, materi ajar yang belum relavan dengan yang dibutuhkan oleh peserta didik, serta sarana dan prasarana yang belum bisa mendukung sepenuhnya dalam proses pembelajaran.[5]

Berdasarkan kejadian yang ditemukan peneliti di MA Al-Karimi khususnya dikelas XI IPA, yang menyebabkan lemahnya kemampuan peserta didik dalam berbicara bahasa Arab disebabkan karena beberapa faktor, yakni mayoritas peserta didik kurang berminat dalam belajar bahasa Arab, penerapan pembelajaran bahasa Arab hanya sampai pada proses menghafal kosa kata tanpa adanya praktek untuk berbicara,serta hanya menghafal qoidah nahwu shorof tanpa mencoba untuk menerapkanya, lingkungan sekolah yang tidak mengharuskan menggunakan bahasa Arab dan guru masih menggunakan metode konversional yakni metode ceramah dalam pembelajaran maharoh al kalam pada mata pelajaran bahasa Arab.

Dalam hal ini, jika tidak ditemukan sebuah metode yang terbaik untuk memecahkan masalah pembelajaran bahasa Arab, khususnya maharoh al kalam, maka peserta didik tidak mampu untuk mengapikasikan kemampuanya dalam percakapan sehari-hari. Dampak lain adalah mereka menjadi siswa yang pasif dan lebih mengandalkan guru dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan sebuah metode dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Arab atau maharoh al kalam, yaitu metode brainstorming yakni metode yang merupakan bentuk dari pengembangan metode diskusi.

Brainstorming merupakan suatu cara atau metode dalam pemasalah masalah secara kreatif yang dibuat oleh Alex F. Osborn yang bertepatan pada tahun 1953. Metode yang menitik beratkan dalam penyampaian pemikiran ini berawal dari keinginan Osborn dalam memberikan semangat pada karyawannya supaya memiliki pemikiran yang kreatif dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah yang ditemukan di perusahaannya dengan cara berdiskusi dimana setiap karyawannya bebas mengungkapkan pendapat.[6]

Metode brainstorming merujuk pada pencarian dan pengumpulan ide atau pemikiran yang didasarkan oleh keaktifan dalam berpikir dan berpendapat , peserta didik dapat menyampaikan pendapat tanpa diserta I rasa takut dan ragu terhadap kritik dan penilaian saat yang diterima saat penerapan metode tersebut berlangsung dalam proses pembelajaran. [7]

Peneliti berharap dengan penerapan yang menggunakan metode brainstorming ini peserta didik bisa lebih berfikir dengan aktif dalam menyampaikan pendapat, merupakan ajang untuk berlatih peserta didik berfikir dengan cepat dan tersusun dengan baik, menjadikan peserta didik bisa menyampaikan pendapat dengan tanggap, adanya sikap saling membantu antara peserta didik, peserta didik bisa merasakan kebebasan dan senang dengan keadaan yang demokrasi dan kedisiplinan dapat tumbuh dan peserta didik bisa lebih aktif daripada pendidiknya, dan peserta didik memiiki tanggug jawab untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan pengetahuanya dengan menggunakan bahasa Arab.

II. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian yang diteliti merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan adanya peningkatan dalam mutu atau memecahkan masalah pada sekumpulan orang dan mengamati tingkat keberhasilam setelah adanya tindakan dan masalahnya berasal dari problematika yang ada didalam kelas. [8]

Apabila dilihat dari data, maka penelitian ini adalah penelitian kuantitaif yaitu datanya dalam bentuk angka.[9] Penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif yang datanya dalam bentuk kalimat atau berupa beberapa kata dan tindakan setelahnya merupakan data tambahan seperti dokumen, gambar dan lain-lain.[10]

Pendekatan penelitian ini pelaksanaanya menggunkan pendekatan kuantitatif yakni pendekatan yang analisisnya menekankan pada data-data numerical atau angka yang diproses dengan metode statiska, namun dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif yakni menekankan analisinya dalam proses penyimpulan dedukti dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati.[11]

Penelitian ini dilaksanakan di kelas yang dilaksanakan dala dua siklus dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan maharoh al kalam peserta didik kelas XI IPA di MA Al Karimi Gresik.

Penelitian ini menggunakan model penilitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh John Ellot pada setiap siklus tersusun dari 4 siklus yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.[12]

Penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kemampuan peserta didik belum optimal dalam maharoh al kalam pada mata pelajaran bahasa Arab. Hal ini Nampak pada perolehan nilai rata-rata peserta didik di kelas ini sangat rendah. Subjek penelitian ini adalah peserta didik yang berjumlah 16 peserta didik yang terdiri dari 4 siswa dan 12 siswi. Para siswa memiliki maharoh al kalam yang berbeda pada mata pelajaran bahasa Arab.

Dalam tahap perencanaan ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh peneliti yakni: 1) merancang jadwal tersusun yang pelaksanaanya akan dimulai pada bulan November 2020 tahun ajaran 2020/2021, 2) menganalisa kurukulum untuk mengetahui kemampuan dasar peserta didik yang akan dilaksanakan saat pembelajaran, 3) membuat rencana pembelajaran yang tersusun didalam pelajaran pelajaran bahasa Arab pada tema النظافة في الإسلام, 4) menyiapkan sumber-sumber belajar, 5) pendidik mempersiapkan soal yang akan dikerjakan peserta didik pada tahap pra siklus dan setiap siklus 6) pendidik menyiapkan lembar instrument dengan tujuan mengumpulkan data yang akan ditulis di lembar observasi 7) membuat ringkasan dan perbaikan pada tiap siklus.

Adapun dalam tahap melaksananakan penelitian, peneliti harus melaksanakan beberapa langkah yakni : 1) menyampaikan tujuan pembelajaran, 2) menggali pengetahuan peserta didik dengan melakukan tanya jawab, 3) melakukan pretes terhadap peserta didik, 4) mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan materi ajar, 5) melaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode brainstorming, 6) setiap kelompok mendapatkan materi yang akan dibahas, 7) membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, 8) peserta didik mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan pemikiranya, 9) melaksanakan test pada akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan.

Adapun dalam tahab observasi yakni dilakukan oleh peneliti sendiri saat melaksanakan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas.

Sedangkan pada tahap refleksi merupakan tahapan yang paling penting dalam melakukan segala sesuatu, kegiatan ini dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Subyek penelitian ini merupakan peserta didik kelas XI IPA di MA Al-Karimi Gresik yang akan dilaksanakan pada semester ganjil 2020/2021. Yang didalamnya terdiri dari 16 siswa dari 3 laki-laki dan 13 perempuan.

Data yang di peroleh dalam penelitian ini menggunakan metode: pengamatan, dokumentasi dan tes yang terdiri dari pre test dan post test.[13]

Adapun teknik analisis data pada penelitia ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data aktivitas peserta didik didalam kelas dicatat dalam lembar observasi yang telah dibuat untuk mengukur aktivitas belajar peserta didik dalam setiap siklus, kemudian dianalisi dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya belajar peseta didik, utuk menentukan peningkatan maharoh kalam secara klasikal dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Menurut pendapat Zainal Aqib dalam penentuan kriteria pada tingkat kemampuan belajar peserta didik dalam presentase (%) terbagi menjadi 5 hal yakni :

Tabel I. Presentase Tingkat Kemampuan Belajar[1]
Tingkat Keberhasilan (%) Kriteria
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
65-79 Sedang
55-65 Rendah
0-45 Sangat Rendah

Seorang peserta didik dikatakan telah meningkat dalam maharoh kalam jika sudah mendapatkan nilai 75%, tuntasan itu bisa terhitung dengan rumus :

Keterangan:

DS: Daya Serap

0% ≤ DS ≤ 75%:peserta didik yang belum tuntas dalam belajar

75%≤ DS ≤ 100%:peserta didik yang telah tuntas dalam belajar

Suatu kelas dikatakan adanya peningkatan dalam maharoh kalam ketika pada satu kelas ada ≥85% yang sudah memperoleh daya serapnya ≥ 75%, perhitungan dalam tuntasan tersebut dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

P : Presentase pada hasil penilaian

X: Jumlah peserta didik yang tuntas dalam belajar

N: Jumlah keseluruhan peserta didik.

Melalui penilailaian dalam peningkatan maharoh kalam tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik tuntas apabila dalam peningkatan maharoh kalam jika sudah melalui daya serap paling sedikitl 75% .

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti melaksanakan penelitian dalam pra tindakan yang pelaksanaanya bertepatan pada tanggal 15 November 2020 bertepatan pada hari ahad, peneliti malakukan sebuah pengamatan pra tindakan dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas XI IPA MA Al Karimi Gresik untuk mengetahui kondisi dan karakter peserta didik. peneliti juga melaksanakan wawancara dengan guru bahasa Arab kelas XI IPA untuk memahami beberapa permasalahan yang sedanga dihadapi oleh pendidik.

Dalam pra siklus ini peneliti memperhatikan proses belajar mengajar bahasa Arab yang dilaksanakan oleh guru pengampu mata pelajaran yang dalam hal ini masih menggunakan pebelajaran konvensional seperti metode ceramah, sehingga pendidik lebih aktif daripada peserta didik, yakni pendidik belum menerapkan metode brainstorming.

Dalam pre tes ini peneliti memanggil peserta didik satu persatu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sudah di sediakan oleh peneliti. kemudian setiap anak mendapatkan lima pertanyaan seputar tema النظافة في الإسلام, peneliti akan menilai sesuai standart penilaian berdasarkan aspek maharoh kalam yang telah ditentukan, berikut tabel aspek-aspek maharoh kalam menurut Nurgiyantoro, aspek ini dibagi menjadi 2 yakni aspek kebahasaan yang meliputi intonasi, kefasiha, penggunaan tata bahasa dan gaya bahasa, sedangkan aspek nonkebahasaan meliputi kelancaran, keberanian, penguasaan topic dan pemahaman materi

Setelah adanya pelaksanaan pre test dan mendapatkan hasil dari nilai peserta didik, adapun nilai tersebut terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Hasil Test Ketrampilan Berbicara Pra Siklus[2]
Jumlah Nilai 780
Rata-rata 48,75
Nilai Tinggi 75
Nilai rendah 40
Peserta Didik Tuntas Belajar 2
Presentase Peserta Didik Tuntas Belajar 12,5%
Peserta Didik Tidak Tuntas Belajar 14
Pesentase Peserta Didik Tidak Tuntas Belajar 87,5 %

Seperti tabel yang berada diatas dapat terlihat bahwa kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam menjawab beberapa sosal pre test tergolong sangat rendah, dengan pencapaian hasil dengan nilai 780 dari jumlah nilai keseluruhan siswa, nilai rata-rata peserta didik 48,75 didapat dari jumlah nilai keseluruhan peserta didik kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik dikali 100, dan nilai tertinggi peserta didik 75 dan nilai terendah yang diperoleh oleh peserta didik adalah 40, dapat dilihat dari 16 peserta didik hanya 2 orang yang bisa mendpatkan nilai ketuntasan belajar. Maka tingkat ketuntasanya sangat rendah karena presentasenya hanya 12,5 karena ini berada pada rentang 0%-54%.

Pada akhir pelaksanaan siklus I, peneliti mengadakan test siklus I, adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada siklus ini sama dengan langkah-langkah yang ada di pra siklus dengan tujuan agar bisa mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang akan diberikan yang nanti hasilnya akan dijadikan sebagai perbandingan pada siklus selanjutnya agar bisa menentukan adanya peningkatan maharoh kalam atau tidak ada peningkatan maharoh kalam.

Adapun hal ini akan diungkapkan pada tingkat penguasaan dan kriteria ketuntasan yang ada pada siklus I yang disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 3.Hasil Post Test Pada Siklus I [3]
Jumlah Nilai 1.100
Rata-rata 68,75
Nilai Tinggi 85
Nilai rendah 50
Peserta Didik Tuntas Belajar 9
Presentase Peserta Didik Tuntas Belajar 56.25 %
Peserta Didik Tidak Tuntas Belajar 7
Pesentase Peserta Didik Tidak Tuntas Belajar 43.75%

Seperti tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya kemampuan peserta didik saat memberikan jawaban pada soal-soal pre test yang termasuk rendah, dengan jumlah nilai keseluruhan peserta didik 1.100, nilai rata-rata peserta didik 68,75 yang didapat dari hasil penjumlahan nilai pada keseluruhan nilai siswa, kemudian dibagi dengan jumlah siswa, dan nilai tertinggi peserta didik 85 dan nilai terendah 50 terbukti dari 16 siswa yang bisa mendapatkan nilai ketuntasan hanya 9, maka tingkat ketuntasanya rendah, karena presentasinya hanya 56,25 dan ini pada rentang 55%-64% , maka tingkat ketuntasanya rendah, karena presentasinya 56,25 dan ini berada pada rentang 55%-64%.

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa peningkatan maharoh kalam yang dialami oleh peserta didik setelah adanya penerapan dengan menerapkan model pembelajaran brainstorming itu rendah, pada akhirnya masih belum menyesuaikan dengan presentase ketuntasan keseluruhan pada kriteria yang telah menjadi ketetapan yakni (≥ 74%), oleh karena itu masih memerlukan tindak lanjuta atau perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II yang memiliki kemungkinan bisa mencapai presentasi ketuntasan keseluruhan yang sudah menjadi ketetapan.

Pada akhir pelaksanaan pada siklus yang II, peneliti mengadakan test siklus II dengan tujuan untuk melihat peningkatan setelah diterapkanya metode tersebut yang hasilnya akan menjadi sebuah perbandingan pada siklus berikutnya agar dapat melihat adanya peningkatan maharoh kalam atau tidak ada peningkatan maharoh kalam.

Dalam hal ini akan dijelaskan tingkat kemampuan dan kriteria ketuntasan pada siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Post Test Pada Siklus II [4]
Jumlah Nilai 1.295
Rata-rata 80.93
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 50
Peserta Didik Tuntas Belajar 14
Presentase Tuntas Belajar 87,5%
Peserta Didik Tidak Tuntas Belajar 2
Pesentase Tidak Tuntas Belajar 12,5

seperti tabel diatas dapat dilihat bahwa kemampuanyang dimiiki peserta didik dalam menjawab soal-soal post test pada siklus II menjadi baik, terbukti dengan jumlah nilai keseluruhan siswa 1,295, dengan nilai rata-rata pada peserta didik 80,93, didapat dari jumlah nilai yang diperoleh pada keseluruhan siswa yang dibagi dengan jumlah keseluruhan siswa, dan nilai tertinggi siswa 95 dan nilai terendah 50, terlihat bahwa dari 16 siswa hanya terdapat 3 orang yang tidak mencapai ketuntasan belajar, namun sudah mengalami perkembangan dalam maharoh kalamnya, maka tingkat ketuntasanya tinggi, karena presentasinya 87,5 dan ini berada pada rentang 80%-89%.

Dalam hal ini terbukti bahwa dengan penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran maharoh al kalam dapat mengurangi kesulitan belajar peserta didik dan meningkat maharoh kalam yang merupakan sebuah permasalahan yang dihadapi pendidik dan peserta didik saat proses pembelajaran bahasa Arab,

Menurut trianto bahwa suatu kelas dikatan tuntas atau adanya peningkatan belajar terjadi jika dalam kelas yang dituju terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas dalam belajar. sehingga peniliti tidak perlu melanjutkan ke siklus III, jadi cukup dengan 2 siklus saja.

peneliti mengaplikasikan metode brainstorming ini di madrasah aliyah Al Karimi , hususnya pada kelas XI IPA yang terdiri dari 16 peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda, metode brainstorming ini diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab dengan tema النظافة في الإسلام dengan menggunakan 2 siklus, namun sebelum siklus dilaksanakan, sebelumnya peneliti melakukan post test agar peneliti memahami kekurangan dan kendala peserta didik dalam maharoh kalam yang dimiliki, pada siklus I dan II peneliti menerapkan metode brainstorming pada pembelajaran bahasa Arab dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, kemudian peneliti memberikan sebuah masalah yang dimuat dalam bentuk gambar, kemudian memberikan tugas setiap kelompok untuk mendiskusikan masalah tersebut dengan menerapkan maharoh kalam, setelah berdiskusi dengan setiap anggota kelompok, kemudian setiap kelompok menyampaikan pendapatnya ke kelompok lain, dan anggota kelompok lain memberikan tanggapan atau pertanyaan dengan menggunakan bahasa Arab. Sehingga akan terjadi saling tukar pendapat dan membiasakan mereka untuk melatih maharoh kalam yang dimilikinya, kemudian pada akhir siklus diadakan pre test yang berbentuk tes lisan dengan mengajukan 5 pertanyaan bagi setiap peserta didik untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan maharoh kalam peserta didik , begitu jugan pada siklus II .

berdasarkan hasil penerapan metode brainstorming pada pembelajaran bahasa Arab hususnya pada tema النظافة في الإسلام bahwa Pada pra siklus jumlah nilai keseluruhan siswa sebesar 780 dengan nilai rata-rata 48,75 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40, sedangkan peserta didik yang tuntas belajar 2 siswa dari 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 12, 5 yang masuk dalam kategori sangat rendah karena berada pada rentang 0%-54%. Pada siklus I jumlah nilai keseluruhan siswa berjumlah 1.100 dengan nilai rata-rata 68,75 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50, sedangkan peserta didik yang tuntas belajar 9 siswa dari 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 56,25 yang masuk dalam kategori rendah karena berada pada rentang 55%-64%. Dan pada siklus II yang menjadi nilai akhir keseluruhan siswa berjumlah 1.295 dengan nilai rata-rata 80,93 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50, sedangkan peserta didik yang tuntas belajar 14 siswa dari 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 87,5 yang masuk dalam kategori tinggi karena berada pada rentang 80%-89%. Berdasarkan trianto bahwa suatu kelas dikatan tuntas atau adanya peningkatan dalam belajar ketika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% peserta didik yang tuntas dalam belajar, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa metode brainstorming dapat meningkatkan maharoh kalam peserta didik.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan paparan dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan dalam berikut :

  • Pembelajaran bahasa arab dengan menerapkan metode brainstorming oleh peserta didik kelas XI IPA di MA Al Karimi hususnya dalam tema النظافة في الإسلام dapat meningkatkan maharoh kalam peserta didik, yang dibuktikan dengan respon peserta didik saat pembelajaran berlangsung berdasarkan lembar observasi peserta didik yang dilaksanakan pada 2 siklus , peserta didik juga lebih aktif dan merasa senang saat pembelajaran berlangsung dan lebih terbiasa untuk mengungkapkan pemikirannya dengan menggunakan bahasa Arab, kemudian kemampuan maharoh kalam peserta didik juga meningkat setelah adanya penerapan metode brainstorming dalam pembelajaran bahasa Arab, hususnya maharoh kalam, ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai test yang diadakanya pada setiap siklus, baik siklus I maupun siklus II.
  • Peningkatan maharoh kalam peserta didik kelas IX IPA di MA Al karimi pada mata pelajara bahasa Arab husunya pada tema النظافة في الإسلام setelah diterapkan metode brainstorming yakni Pada pra siklus jumlah nilai keseluruhan siswa sebesar 780 dengan nilai rata-rata 48,75 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40, sedangkan peserta didik yang tuntas belajar 2 siswa dari 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 12, 5 yang masuk dalam kategori sangat rendah karena berada pada rentang 0%-54%. Pada siklus I jumlah nilai keseluruhan siswa berjumlah 1.100 dengan nilai rata-rata 68,75 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50, sedangkan peserta didik yang tuntas belajar 9 siswa dari 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 56,25 yang masuk dalam kategori rendah karena berada pada rentang 55%-64%. Dan pada siklus II yang menjadi nilai akhir keseluruhan siswa berjumlah 1.295 dengan nilai rata-rata 80,93 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50, sedangkan peserta didik yang tuntas belajar 14 siswa dari 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 87,5 yang masuk dalam kategori tinggi karena berada pada rentang 80%-89%. Berdasarkan trianto bahwa suatu kelas dikatan tuntas atau adanya peningkatan belajar jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajar, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa metode brainstorming dapat meningkatkan maharoh kalam peserta didik.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur atas rahmat serta hidayah yang diberikan oleh Allah, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ilmiah ini dengan baik, penulis mengucapkan terimakasih kepada lembaga pendidikan MA Al Karimi Gresik yang telah memeberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian khususnya pada peserta didik di kelas XI IPA dan guru bahasa Arab yang ada di kelas XI IPA yang telah menemani peneliti selama pelaksanaan penelitian dan observasi , semoga hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat untuk peneliti, peserta didik dan pendidik dalam proses belajar mengajar.

REFRENSI

[1]Yusuf Tayat, Metodelogi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT Grafindo Persada, 1997.

[2]محمد خير أحمد الفوال, “تدريس اللغة العربية وظيفها لغير الناطقين بها دراسة ميدانية في معاهد تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها,” p. 47, 2014 2015.

[3]Ulin Nuha, . Yogyakarta: DIVA pres, 2016.

[4]عبد الرحمن بن ابراهيم الفوزان, إَضاءات لمعلمى اللغة العربية لغير الناطقين بها. 1431.

[5]Nandang Sarip Hidayat, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab,” vol. 37, pp. 82–88, 2012.

[6]Muhammad Afandi, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNUSILLA pres, 2013.

[7]Diyah Nur Fauziyah Amin, “Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah,” UNJ, pp. 1–15, 2016.

[8]M Musfiqon, Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2012.

[9]Syahrum & Salim, Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media, 2012.

[10]Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

[11]Saifuddin Azwar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

[12]Mualimin & Arofah H. C., Penelitian Tindakan Kelas Teori dalam Praktik. Jogjakarta: Gading Pustaka, 2014.

[13]Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009.

References

  1. Yusuf Tayat, Metodelogi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT Grafindo Persada, 1997.
  2. Muhammad Khair Ahmed Al-Fawal, “Pengajaran bahasa Arab sebagai fungsi untuk non-penutur asli, studi lapangan di lembaga pengajaran bahasa Arab untuk non-penutur asli,” p. 47, 2014 2015.
  3. Ulin Nuha, Ragam Metodelogi & Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: DIVA pres, 2016.
  4. Abdul Rahman bin Ibrahim Al-Fawzan, Iluminasi untuk Guru Bahasa Arab untuk Non-Native Speaker. 1431.
  5. Nandang Sarip Hidayat, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab,” vol. 37, pp. 82–88, 2012.
  6. Muhammad Afandi, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNUSILLA pres, 2013.
  7. Diyah Nur Fauziyah Amin, “Penerapan Metode Curah Gagasan (Brainstorming) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa. Jurnal Pendidikan Sejarah,” UNJ, pp. 1–15, 2016.
  8. M Musfiqon, Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2012.
  9. Syahrum & Salim, Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media, 2012.
  10. Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
  11. Saifuddin Azwar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
  12. Mualimin & Arofah H. C., Penelitian Tindakan Kelas Teori dalam Praktik. Jogjakarta: Gading Pustaka, 2014.
  13. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2009.