Abstract
This study aims to describe the effect of the Drill Method on Knowing Student Cognitive Learning Outcomes in Cultural Arts Subjects in Class VI Sd Negeri Pilang - Sidoarjo and describe the effect of the Drill Method on Knowing Student Cognitive Learning Outcomes in Cultural Arts Subjects in Class VI Public Elementary School Pilang - Sidoarjo. This type of research uses a quantitative research approach. This study used the One Group Pretest Posttest design. The population used in this study were all students in class VI SD Negeri Pilang - Sidoarjo with a sample of 28 students. Data collection techniques in this study used learning outcomes tests, where there are pretest (initial test) and postest (final test). The data obtained were then calculated using the t-test and the values obtained were T count = 1.096 T table = 11.070 with a significant level of 5% and dk 28. The t value was outside the acceptance of Ho, so Ho was rejected and Ha was accepted. Based on the results of the study, it can be concluded that the effect of learning the national song with the drill method to determine the cognitive learning outcomes of students in cultural arts subjects in class VI SD Negeri Pilang - Sidoarjo has a major effect on student cognitive learning outcomes in cultural arts subjects in class VI - public elementary schools. pilang - Sidoarjo.
Pendahuluan
Peningkatan kualitas tersebut merupakan prasyarat mutlak yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan[1]. mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung sebuah inovasi dan kegiatan kreativitas dapat menyampaikan tujuan pembelajaran. Salah satunya terdapat dalam pendidikan seni di sekolah memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan agar siswa mampu berkreasi dan peka dalam berkesenian, atau memberikan kemampuan dalam berkarya dan berapresiasi seni. Hal ini juga terjadi pada siswa dikelas VI di SD Negeri 1 Pilang dengan hasil observasi melalui wawancara dengan guru kelas, menunjukkan bahwa interaksi siswa di dalam kelas dikarenakan dalam pemblajaran yang dilakukan oleh guru, siswa sudah menduduki kelas tinggi dengan beban mata pelajaran utama yang harus mereka kuasai. Dan guru kelas pun hanya memberikan mata pelajaran seni
budaya dengan materi seadanya dengan penggunaan lembar kerja siswa saja, tanpa ada buku bahan ajarnya. Untuk menunjang kreatifitas guru hanya memberikan pengajaran seni budaya sesuai dengan materi yang ada di LKS. Sehingga kesempatan untuk melakukan diskusi maupun memberikan pendapat tidak dapat terlaksana. Proses pemblajaran menjadi semakin jenuh dan tidak bergairah pada saat guru menyampaikan materi pelajaran pada metode ceramah. Maka terdapat interaksi siswa yang rendah, hasih belajar pada mata pelajaran seni budaya pun juga masih belum memuaskan dari Standar KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah 75, namun siswa yang belum memenuhi KKM adalah sebesar 70% berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VI SD Negeri Pilang. Kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan dan tidak mengacu pada tujuan yang ditentukan dalam SK,KD dan indikator yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Bahkan guru mengatakan bahwasanya beliau tidak membuat RPP/SILABUS untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dan Bahasa Jawa. Masalah rendahnya hasil belajar siswa tentu harus disikapi dengan serius sehinggan berbagai upaya perbaikan terhadap strategi metode serta teknik pembelajaran seni budaya dan keterampilan harus terus dilakukan, diantara metode drill yang dinilai dapat mengetahui hasil belajar kognitif siswa, sehingga metode ini berkembang dari pemahaman siswa untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dengan kurun waktu yang berulang dapat memahami proses pembelajaran secara mandiri. Dan untuk meningkatkan keberhasilan penerapan pengetahuan siswa (kognitif).
Lagu nasional adalah lagu yang syairnya berisi tentang sikap cinta tanah air dan bangsa, kepahlawanan, dan rela mengorbankan jiwa raga demi kelangsungan hidup bangsa. Dan sejauh ini, masih banyak siswa sekolah yang kurang memahami lagu nasional [2]. Bahkan sangat disayangkan apabila mereka tidak tahu dan tidak paham lagu nasional. Mereka sebagai generasi muda seharusnya berada dibarisan atau garda paling depan untuk menjaga, mempertahankan, serta melestarikan kebudayaan Indonesia agar tidak terjadi adanya pengakuan dari negara lain.
Dalam Hasil Belajar Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan Pokok Bahasan Seni Musik Melalui Metode Drill bahwa penggunaan metode latihan siap (Metode Dril) ini dapat melatih kebiasaan-kebiasaan yang di pelajari agar mendapatkan ketangkasan, ketepatan, dan keterampilan yang sudah didapatkan dalam pendidikan dasar hingga tinggi [3]. Dengan demikian peneliti juga memasukan unsur Metode Drill digunakan dapat memberikan stimulus pada daya ingat anak, dalam materi yang akan disampaikan anak akan mengenal dan berusaha menghafalkan nada-nada, lirik, makna, hingga pencipta dari lagu nasional yang akan diajarkan. Secara tidak sadar masuk dalam multiple intellgences seperti yang dikemukakan oleh DR. Howard Gander [4].
Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang lebih dikenal dengan hasil belajar. Maka peneliti mengambil sebuah judul “Pengaruh Metode Drill Terhadap Pembelajaran Lagu Nasional Untuk Mengetahui Hasil Belajar Kognitif Siswa Dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Di Kelas VI SD Negeri Pilang - Sidoarjo”.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kuantitatif experiment. Penelitian ini menggunakan desain One Group Pretest Posttest. Pada desain ini, sebelum diberikan treatment dilakukannya pretest dahulu. Dengan begitu hasil yang diperoleh sesudah diberikan treatment dapat diketahui lebih akurat, karena untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberikan treatment. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1 : Nilai pretest(Sebelum menggunakan metode drill untuk mengetahui hasil belajar
kognitif siswa)
X: Perlakuan dengan menggunakan metode drill untuk mengetahui hasil belajar kognitif
siswa
O2: Nilai posttet (setelah menggunakan metode drill untuk mengetahui hasil belajar kognitif
Siswa)
B. Sumber dan Jenis Data
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa pada pokok bahasan pembelajaran lagu nasional mata pelajaran Seni Budaya. Sumber data diperoleh dari nilai sebelum diberi perlakuan (pretest) dan nilai setelah diberi perlakuan (posttest) pada siswa di SD NEGERI 1 PILANG-SIDOARJO.
Jenis Data
Data pada penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari subjek penelitian yakni siswa kelas VI SD NEGERI 1 PILANG-SIDOARJO dengan jumlah 28 siswa.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik serta sistematis [5]. Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa pada ranah kognitif instrumen yang digunakan adalah lembar tes hasil belajar. Instrumen lembar tes pilihan Ganda hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 tes yaitu:
Pretest
Pretest diberikan pada siswa sebelum siswa diberi perlakuan menggunakan MetodeDrill. Tes ini bertujuan untuk mengetahui Hasil belajar siswa dan pemahaman awal siswa terhadap materi Lagu Nasional.
Posttest
Postest diberikan pada siswa setelah diberi perlakuan menggunakan MetodeMetodeDrill, Posttest dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atu tidaknya pengaruh MetodeMetodeDrill terhadap Hasil belajar Kognitif. Instrumen-instrumen yang digunakan tersebut terlebih dahulu harus divalidasi oleh dosen atau para ahli karena instrumen yang baik ialah instrumen yang mengalami proses validasi yang kemudian di revisi.
Hasil Penelitian
A. Hasil Penelitian
1. Analisis (Analisys)
Pada tahap analisis, observasi dan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa sekolah dasar. Tujuan dilakukan observasi dan wawancara untuk mendapatkan informasi awal mengenai kendala dan permasalahan yang terjadi saat proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung saat proses belajar mengajar berlangsung. Sementara wawancara dilakukan kepada guru kelas mengenai proses pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan, kendala dan permasalahan yang terjadi, dan karakter setiap siswa saat mengikuti pembelajaran.
2.Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas Data
Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk megetahui tingakat kevalidan instrumen. Sebelum instrumen diterapkan kepada siswa, instrumen tersebut divalidasikan terlebih dahulu kepada para ahli. Validasi instrumen dilakukan oleh satu dosen ahli dan guru kelas yaitu, validator adalah Sandy Tramiaji Junior, M.Pd dan validator kedua Dewi Anggraini,S.Pd adapun hasil validasi ahli meliputi Silabus, RPP, BAS, Butir Soal adalah sebagai berikut:
Perangkat Pembelajaran | Validator I | Validator 2 | Presentase skor | Kriteria |
Silabus | 35 | 35 | 93,05% | Sangat Valid |
RPP | 32 | 32 | 86,76% | Sangat Valid |
BAS | 62 | 62 | 87,5% | Sangat Valid |
Soal Pre-Post Test | 56 | 56 | 76,78% | Sangat Valid |
Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran diatas menunjukkan prosentase skor hasil pengumpulan data dengan kriteria sangat valid.
Keterangan | Nomor Butir Soal | Jumlah |
Valid | 1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 22, 23, 24, 25 | 16 |
Tidak Valid | 2, 6, 7, 16, 17, 18, 19, 20, 21 | 9 |
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa jumlah jumlah soal tes hasil belajar yang valid berjumlah 16 dan tidak valid berjumlah 9.
Selanjutnya tes hasil belajar siswa dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Sperman Brown. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas tes hasil belajar siswa.
Uji Reabilitas menggunakan rumus Sperman Brown |
Ri = |
Berdasarkan perhitungan dari 16 butir soal esay = 0,82. Dapat disimpulkan dari perhitungan uji reliabilitas bahwa soal-soal tersebut dapat digunakan. Peneliti menyajikan data penelitian yang merupakan hasil pretest dan posttest sebagai berikut:
No | Nama Siswa | Nilai Pretest | No | Nama Siswa | Nilai Pretest | |
1 | RF | 70 | 16 | AU | 70 | |
2 | AD | 80 | 17 | RS | 80 | |
3 | HS | 60 | 18 | RD | 60 | |
4 | HR | 80 | 19 | RM | 80 | |
5 | AN | 40 | 20 | TL | 40 | |
6 | NR | 70 | 21 | CL | 70 | |
7 | AG | 50 | 22 | FG | 50 | |
8 | RY | 60 | 23 | NF | 60 | |
9 | MY | 70 | 24 | SF | 70 | |
10 | WL | 60 | 25 | FR | 60 | |
11 | AZ | 70 | 26 | JR | 70 | |
12 | CL | 40 | 27 | DM | 40 | |
13 | AND | 70 | 28 | AL | 70 | |
14 | MYH | 80 | ||||
15 | SV | 60 | ||||
Rata-rata 64,285 |
Berdasarkan tabel 3.4 diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest yang diperoleh yakni siswa kelas VI Sd Negeri 1 Pilang-Sidoarjo dengan jumlah 28 siswa sebesar 64,285sehingga masih kurang dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) kelas sebesar 75.
No | Nama Siswa | Nilai Pretest | No | Nama Siswa | Nilai Pretest |
1 | RF | 80 | 16 | AU | 80 |
2 | AD | 90 | 17 | RS | 90 |
3 | HS | 80 | 18 | RD | 80 |
4 | HR | 90 | 19 | RM | 90 |
5 | AN | 60 | 20 | TL | 60 |
6 | NR | 80 | 21 | CL | 80 |
7 | AG | 70 | 22 | FG | 70 |
8 | RY | 80 | 23 | NF | 80 |
9 | MY | 80 | 24 | SF | 80 |
10 | WL | 70 | 25 | FR | 70 |
11 | AZ | 80 | 26 | JR | 80 |
12 | CL | 70 | 27 | DM | 70 |
13 | AND | 80 | 28 | AL | 80 |
14 | MYH | 90 | |||
15 | SV | 70 | |||
Rata-rata 78,925 |
Berdasarkan tabel 3.5 diatas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test yang diperoleh siswa kelas VI SD NEGERI 1 PILANG-SIDOARJO dengan jumlah 28 siswa sebesar mulai terlihat ada peningkatan dalam mencapai skor yakni dari 64,285ke 78,925.
- Uji Validitas Data
- Uji Reliabilitas Data
- Uji normalitas data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat. Untuk langkah-langkah perhitungan perhitungan uji normalitas pre-test dan post-test dapat dilihat pada lembar lampiran. Hasil yang diperoleh dalam uji normalitas sebagai berikut :
Hasil hitung | X² hitung | X² tabel | Keterangan |
Pre-test | 6,66 | 11.070 | Normal |
Post-test | 6,66 | 11.070 | Normal |
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas jumlah (fo-fh)² pada tabel ternyata data berdistribusi normal. Chi Kuadrat hitung data pre-test lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel X²hitung ≤ X²tabel (6,66≤11.070) sehingga dapat dinyatakan nilai dari pre-test berdistribusi normal. Untuk Chi Kuadrat hitung nilai post-test lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel X²hitung ≤ X²tabel (6,66≤11.070) sehingga dikatakan dari uji normalitas nilai post-test berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan dengan uji t. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono [1], apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
Untuk menguji hipotesis, dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran lagu nasional dengan Metode Drill untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di kelas VI SD Negeri Pilang – Sidoarjo. Adapun hasil perhitungan akhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Keterangan | Pretest | Posttest | Md | N | |
Total Skor | 331 | 305 | 14,64 | 28 | |
Rata-rata | 64,285 | 78,92 | |||
= 1096,42857143 | |||||
Thitung = 1.096 Ttabel = 11.070 dengan taraf signifikan 5% |
Pembahasan
Berdasarkan data yang sudah dipaparkan diatas setelah melakukan penelitian di kelas VI SD Negeri Pilang – Sidoarjo maka peneliti menganalisis data sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SD Pilang 1 pada mata pelajaran Seni Budaya sebelum diberikan perlakuan, peneliti memperoleh data bahwa masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimal). Dengan penilaian rata-rata nilai minimal 75. Peneliti menemukan bahwa ada 19 siswa yang memiliki nilai rendah dalam penilaian ujian harian yang diberi oleh wali kelas VI SD Negeri 1 Pilang. Dan ada 9 siswa yang berhasil memenuhi keteria hasil KKM.
Nilai Ujian Harian | Jumlah Siswa | Presentase Skor | Keterangan |
NILAI > 75 | 9 SISWA | 75,66% | TUNTAS |
NILAI < 75 | 19 SISWA | 24,34% | BELUM TUNTAS |
Sehingga peneliti memutuskan untuk menggunakan Metode Drilluntuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa agar lebih optimal. Pada dasarnya pembelajaran dengan menggunakan metode drill memiliki arti yakni dapat membantu siswa menemukan kepercayaan dirinya, sehingga siswa mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dalam bekerjasama dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana tingkat keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh keterlibatan anggota kelompoknya.
Metode pembelajaran ini membuat tertanam pada setiap pribadi siswa kebiasaan belajar secara rutin, disiplin, serta bertanggung jawab terhadap peran serta tugasnya dalam mengerjakan soal-soal latihan dandapat memberikan kesempatan langsung kepada peserta didik untuk menempatkan diri mereka dalam sebuah situasi pengenalan materi baru maupun materi yang sudah terlupakan.
Interval | Kategori |
86-100 | Sangat mampu |
76-85 | mampu |
60-75 | Cukup mampu |
≥59 | Tidak mampu |
Sumber : [9]
Pada pertemuan pertama ini kondisi kelas masih sangat kebingungan dikarenakan jam mata pelajaran di akhir pembelajaran sehingga sulit untuk memberikan fokus belajar pada siswa tingkat atas untuk memperhatikan peneliti, siswa juga masih terlihat senang bertukar informasi mengenai siapa peneliti dan apa yang akan dilakukan terhadap murid kelas VI ini dengan teman sebangku dari pada mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru kelas. Hal ini disebabkan karena siswa masih beradaptasi dengan kehadiran guru baru di dalam kelas.
Pada pertemuan pertama ini, diperoleh presentase aktivitas peneliti sebesar 68,33%, hal ini dikarenakan peneliti masih belum bisa menguasai kelas. Selain terdapat siswa yang menanggapi pertanyaan guru dengan bercanda saat pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang hanya diam ketika guru mengadakan tanya jawab terkait materi yang dibahas pada pertemuan tersebut, siswa belum aktif saat pembelajaran berlangsung. Dan pada pertemuan pertama ini, peneliti belum menerapkan metode drill. Pada pertemuan pertama ini diperoleh hasil pretest dengan rata-rata sebesar 78,92% dengan presentase interval sebesar 7.00%. Adapun nilai tertinggi pada pretest 90 dan nilai terendah seebesar 60. Selain pretest, pada pertemuan pertama ini peneliti sudah mengadakan tanya jawab sesuai indikator penguasaan lagu yang sedang berlangsung dengan rata-rata sebesar dibawah 2 lagu ada 95,00% dan diatas 2 lagu 73,00%.
Pertemuan dilanjutkan pada pertemuan kedua, pendahuluan pembelajaran dilakukan seperti biasa yaitu guru mengucapkan salam, meminta siswa berdoa bersama dan sebagainya. Lalu guru membagi siswa untuk memebentuk kelompok terdapat 4 siswa dan ada yang 5 siswa. Dan siswa akan menampilkan sebuah pertunjukan dengan sesuai metode agar dapat meningkatkan hasil kognitif pada pembelajaran materi lagu wajib nasional. Sehingga siswa mempunyai nilai-nilai pratiotisme dan dapat menuangkan kedalam kehidupan sehari-harinya.
Namun ada juga siswa yang hanya diam dan beberapa siswa masih melihat saja teman kelompoknya yang mempresentasikan hasil kelompoknya didepan kelas. Presentase rata-rata yang didapatkan dari hasil belajar, membuat aktivitas peneliti saat di dalam kelas juga mengalami peningkatan akhir dengan menggunakan rumus akhir yang diperoleh dari hasil Eta Squared 0,56%. Dimana hasil t-testnya melebihi dari skor yang ditentukan sebesar <14% yang artinya Terdapat pengaruh besar.
- Pengaruh Metode Drill untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di kelas VI SD Negeri Pilang – Sidoarjo .
- Besarnya Pengaruh Metode Drill untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di kelas VI SD Negeri Pilang – Sidoarjo.
- Untuk menjawab hasil kognitif pada pembelajaran Lagu Nasional dengan Metode drill.
Kognitif adalah penilaian yang dilakukan atas dasar kemampuan dalam mengenal sesuatu yang mengacu pada proses seseorang memperoleh pengetahuan yang ada dalam dirinya sendiri. Metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena beberapa hal berikut: a. Metode Drill dapat membantu siswa menemukan kepercayaan dirinya, sehingga siswa mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dalam bekerjasama dalam kelompok.b. Metode pembelajaran ini membuat tertanam pada setiap pribadi siswa kebiasaan belajar secara rutin, disiplin, serta bertanggung jawab terhadap peran serta tugasnya dalam mengerjakan soal-soal latihan. c. Metode drill membantu siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran [6].
Pada saat peneliti melakukan observasi peneliti menemukan hasil ujian dengan ketuntasan yang tidak seimbang sebagai berikut :
No | indikator | Nilai tes | |
Pre-test Post-tes | |||
1 | Rata-rata | 64,285 | 78,92 |
2 | KKM | 75 | 75 |
3 | Nilai tertinggi | 80 | 90 |
4 | Nilai Terendah | 40 | 60 |
5 | Tingkat Ketuntasan | 66,6% | 70.00% |
Tingkatan ini merupakan tingkatan paling dasar untuk melihat kemampuan seseorang dalam memahami sebuah materi yang telah sesuai dengan indikaor C1 yaitu mengulang. Setiap anak adalah unik sehingga kadang anak tidak memiliki kemampuan yang baik dalam mengingat tetapi memiliki kemampuan lain yang lebih tinggi.
Antusias siswa dalam diskusi dan penugasan kelompok juga baik, selain itu siswa sudah berani menampilkan hasil pembelajarannya didepan teman-temanya dan aktif dalam bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami, serta pada aktivitas terakhir siswa sudah baik dalam berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Dengan demikian hasil belajar siswa pada pertemuan 2 mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan sebesar 78,92% dengan KKM 75.
Wujud kegiatan belajar perkembangan kemampuan kognitif level C2 dapat ditujukkan melalui mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, membedakan, membandingkan, menginterpretasikan data, mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, menjelaskan gagasan pokok, dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. dengan indikator yang terdapat pada RPP dengan berikut:
Standart Kompetensi: 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik
Kompetensi Dasar: 4.2 Menyanyikan lagu wajib, daerah dan Nusantara dengan iringan sederhana
Materi Pokok: Mempelajari lagu Nasional sesuai dengan Notasi Angka, Tempo, Ritme dan Dinamika dengan iringan sederhana.
Beberapa hal yang harus dimiliki pada tahap ini adalah membandingkan, mendeskripsikan, mengorganisir, mengelompokkan, memahami makna, memahami konsep, dan lain-lain. Pada tahap ini juga sudah ada tuntutan bagi seorang peserta didik untuk mengeksplorasi atas konsep yang telah dipahami
Amir dan Rukayah [7], membaca adalah peristiwa penangkapan dan pemahaman aktifitas jiwa sesorang yang tertuang dalam bentuk bahasa tertulis dengan tepat dan cermat.
indikator | Tingkat kognitif | Deskripsi | keterangan |
Mempelajari lagu nasional sesuai sesuai tempo, ritme dengan iringan sederhana | (C1 pengetahuan) | Kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Kata operasionalnya mengingat yaitu menyebutkan dan menjelaskan. | Mengetahui judul-judul lagu perjuangan.(9 siswa tuntas , 19 siswa tidak tuntas) |
Mengapresiasikan lagu nasional dengan menanamkan makna dari syair yang tertulis | ( C2 pemahaman) | Kemampuan untuk memahami materi yang telah dipelajari. | Mengetahui maksud atau makna perjuangan.(10 siswa tidak tuntas , 18 siswa tuntas) |
Melatih lagu nasional sesuai birama. | (C3 penerapan) | Pemahaman menuntut siswa untuk menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Kata operasionalnya mengklasifikasikan dan menjelaskan | Menyanyikan lagu perjuangan sesuai nada dan diiringi dengan alat musik.(28 siswa Tuntas) |
Hasil belajar yang berbeda disebabkan karena langkah pemecahan masalah yang dilakukan berbeda-beda.
Menurut Polya [8], Dalam menjelaskan bahwa dalam memecahkan suatu masalah ada empat langkah yang harus dilakukan, yaitu: 1) Pemahaman terhadap masalah; 2) Perencanaan pemecahan masalah; 3) Melaksanakan perencanaan pemecahan; 4) Melihat kembali kelengkapan pemecahan masalah.
Kemampuan mengaplikasikan sesuatu juga dapat diartikan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar perkembangan kemampuan kognitif level C3 dapat ditunjukkan melalui: menghitung, melakukan percobaan, membuat model, dan merancang strategi penyelesaian masalah. Kata kerja operasional untuk pencapaian indikator ranah kognitif penerapan (C3) meliputi: menugaskan dan memproses [9].
Kemampuan seseorang untuk melakukan pengujian dan pemecahan informasi dalam beberapa bagian. Mampu melihat hubungan satu dengan bagian lainnya dan mampu membuat kesimpulan atas materi yang ada. Analisis dapat dilakukan dalam aspek analisa setiap elemen, analisis keterkaitan, dan analisis.Materi Pembelajaran Seni budaya dan Kreatifitas (SENBUD) pada tingkat Sekolah Dasar pada umumnya masih merupakan bentuk belajar untuk menciptakan aktivitas kreatif siswa yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan kreatifitas dan motorik siswa dengan seperti berlatih mengerjakan berbagai bentuk soal, membuat seni lukis, seni tari, seni musik dan seni drama untuk menciptakan wawasan budaya yang tinggi. Hal ini memerlukan strategi belajar mengajar yang tepat guna mengarahkan siswa pada ketrampilan dan penguasaan terhadap materi yang diajarkan.
Dalam kaitan ini, bentuk belajar seperti mempelajari budaya, dan bentuk belajar ketrampilan seperti olahraga atau ketrampilan. Dalam menerapkan seni budaya harus berulang-ulang dan ada peningkatan skill untuk memerlukan bentuk-bentuk kecakapan yang dapat dipertunjukkan dalam kondisi yang sebenarnya. Kecakapan demikian dapat dicapai melalui latihan atau praktek sehingga kecakapan yang diharapkan dimiliki oleh oleh siswa dapat benar-benar dimiliki. Latihan dapat dilaksanakan secara perseorangan atau kelompok, atau klasikal. Menentukan apakah latihan yang dilaksanakan bersifat perseorangan, kelompok, atau klasikal didasarkan atas sarana dan prasarana yang tersedia. Namun demikian makin sedikit jumlah yang ditangani dalam latihan, makin memperoleh hasil yang baik. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditentukan, maka diperlukan langkah-langkah kegiatan pada setiap pertemuan. Pada dasarnya langkah-langkah kegiatan tersebut mencakup tiga unsur kegiatan, yaitu: Pendahuluan / pembuka, kegiatan inti, kegiatan penutup.
Perkembangan Kognitif : Jean Piaget seorang ahli psikologi berkebangsaan Swiss melakukan studi mengenai perkembangan kognitif anak secara intensif dengan pengamatan 6 yang cermat selama bertahun-tahun. Piaget mengembangkan teori bagaimana kemampuan anak untuk berfikir melalui satu rangkaian tahapan. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar [10]. Anak dapat berfikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berfikir. Oleh karenanya Piaget menamakan tahapan ini sebagai tahapan operasional konkret. Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Materi pembicaraan mulai lebih ditujukan kepada lingkungan sosial, tidak pada dirinya saja Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai mau memelihara alat permainannya.
Dengan menggunakan metode drill Anak mampu berfikir logis untuk belajar mandiri dan berulang-ulang dalam mengamati objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya mengulang, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah mampu berfikir logis, tetapi cara berfikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berfikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan berfikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah digunaka logika.
Bentuk pengembangan atas pembelajaran yang telah diterima dari guru. Seorang anak diharapkan dapat mampu mengembangkan kemampuan dan menciptakan sesuatu yang tergolong unik dari materi yang telah dipelajari. Kreaasi dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada kreativitas masing-masing individu. Kemampuan ini ketika dilihat pada kehidupan sehari-hari ialah kemampuan seseorang yang menghubungkan peristiwa satu dengan yang lain dalam suatu kejadian yang saling berkaitan. Ketika telah menghubungkan suatu permasalahan atau kejadian maka akan dapat ditarik kesimpulan.
KEMAMPUAN KOGNITIF | INDIKATOR | DESKRIPSI | PEMECAHAN MASALAH | |||||
Mengingat (C1) | Membuat kelompok kecil untuk menampilkan satu lirik dan memberikan contoh yang bisa diambil dari mempelajari lagu tersebut didepan teman sekelasnya. | Siswa mempelajari satu lagu yang diberikan peneliti dengan kelompoknya | Siswa diberikan kemandirian untuk memecahkan masalahnya sendiri melalui sebuah materi. | |||||
Dengan tanya jawab siswa dapat mampu mengatasi pemahamanya mengenai pencipta, notasi dan dinamika pada lagu wajib nasional tersebut. | Siswa memperhatikan peneliti saat sedang memberikan materi dari Bahan Buku Ajar. Pengulanganya peneliti akan memainkan sebuah media agar siswa dapat lebih memahami dan belajar individu untuk mengungkapkan suatu jawabanya. | Siswa menerapkan materi yang diberikan guru dan harus memahaminya secara berulang-ulang | ||||||
Memahami (C2) | Dengan menyanyikan lagu siswa diharapkan dapat memahami makna yang terkandung dalam syair lagu wajib nasional. | Peneliti memberikan sebuah kesempatan untuk siswa menamipilkan hasil belajarnya didepan kelas secara berkelompok, disini guru menggunakan metode drill agar siswa dapat terus memahaminya dengan memberikan tanya jawab setelah penampilan. | Didalam pengembangan kognitifnya siswa diwajibkan mampu menjawab apa yang sudah diajarkan peneliti dengan jawaban kritisya yang dipahami saat guru memberikan pembelajara di hari pertama maupun dihari kedua. | |||||
Menerapkan (C3) | Mempelajari lagu wajib dengan iringan sederhana. | Dengan menggunakan media audio peneliti memberikan penjelasan mengenai lagu nasional dengan keterangan materi yang akan diajarkan. | Siswa harus memapu untuk menyanyikan lagu naisonal yang telah diputarkan oleh peneliti. | |||||
Menyanyikan lagu wajib sesuai lirik, tempo dan dinamika. | Peneliti memberikan dorongan agar siswa bisa mengikuti pembelajaran ini sesuai harapan peneliti, yaitu pembelajaran lagu nasional dengan benar dan sesuai kodrat lagu bangsa. | Siswa mampu menerapkan didalam kehidupan sehari-hari cara menghargai jasa para pahlawan dan menjadi anak bangsa dan bernegara sesuai budaya Indonesia. |
Kesimpulan
Penerapan Metodedrillpada materi Lagu Nasional pada siswa kelas VI SDN 1 Pilang – Sidoarjo dengan baik. Siswa telah mampu memahami konsep pembelajaran Seni Budaya melalui pembelajaran dengan cara ceramah maupun praktik langsung. Siswa memanfaatkan pembelajaran secara mandiri dan berkelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan sedang dan tinggi dalam diterapkannya Metode Drill sangat menunjukkan respon yang baik dan signifikan. Siswa merasa senang karena pembelajarannya dilaksanakan dengan cara variasi suasana pola yang berulang tidak membuat bosan siswa di kelas. Pembelajaran yang demikian membuat siswa aktif dan menemukan pembelajaran dengan suasana baru. Siswa merasa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengeksplorasi lingkungan kelas dan dpat menerapkan makna dari pembelajaran yang telah dilaksanakan kedalam kehidupan sehari-hari untuk menghormati para pahlawan dengan harapan sampai masa tua mereka tidak melupakan sejarah kebangsaan kita.
References
- Riyadi, M. I. R. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan Pokok Bahasan Seni Musik Melalui Metode Drill Pada Kelas Vi Di Mi Muhammadiyah Dukuhturi Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2017/2018, Iain Purwokerto.
- Dudung, A. (2018). "Penilaian Psikomotor." Karima: Bojongsari, Depok.Eduka, T. G. (2015). 99% Sukses Menghadapi Ulangan Harian Sd/Mi Kelas 6, Cmedia.
- Nurjanah, N. (2020). "Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas I Pada Tema Kegemaranku Di Sdn 99/Ix Danau Kedap." Jurnal Gentala Pendidikan Dasar vol.5(2): 132-144.
- Sm, I. (2009). Strategipembelajaran Agama Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan, Semarang: Rsail Media Grup.
- Dayangku Mustika Sri Alam, Zariul Antosa, Eddy Noviana , “Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyanyikan Lagu Daerah Riau Siswa Kelas V Sdn 40 Pekanbaru”.
- Afandi, M., Et Al. (2013). "Model Dan Metode Pembelajaran." Semarang Unissula.
- Ibda, F. (2015). "Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget." Intelektualita vol. 3(1).
- Susanto, A. (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar,
- Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Sugiyono, P. D. (2017). "Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Cetakan Ke)." Bandung: CvAlfabeta.
- Yuni, Q. F. (2017). "Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah Dasar: Suatu Tinjauan Konseptual." Elementary: Islamic Teacher Journal vol. 4(1).