Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2041

The Raw Material Inventory Accounting Information System Analysis


Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Accounting iInformation iSystem Rawi Material Perdana Sukses Makmur

Abstract

The aims of this research are to describe the Accounting Information System for raw material inventory at PT. Perdana Sukses Makmur and to analyze the Accountingi Information iSystem for raw material inventory is accordance to the theory of Accounting iInformation System. This research used qualitative approach. Descriptive method is used in this research. To collect the data, this research used interview, documentation and observation. Interview method is used to find in-depth information from company staff and academic experts by giving questions. Documentation method is used to support and strengthen the data in this study. Observation method is used to record the information and activities that occur during field research. The data ianalysis techniquesi used iin this istudy were datai reduction, idata idisplay and iconclusion idrawing/data iverification. Thei results of ithis study ishowed that Accounting iInformation System for raw material inventory are running well at PT. Perdana Sukses Makmur even though it’s still manual. It supported by the implementation of procedures that related to the supply of raw materials by involving various functions with their respective duties and responsibilities and is equipped with the documents that can be accounted for.

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERDANA SUKSES MAKMUR

Intan Nur Lailiyah1), Santi Rahma Dewi *, 2)

1) Program Studi Akuntansi , Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial , Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

2) Dosen Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial , Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia

*Email Penulis Korespondensi: santirahma.d@gmail.com

Abstract . The aims of this research are to describe the Accounting Information System for raw material inventory at PT. Perdana Sukses Makmur and to analyze the Accountingi Information iSystem for raw material inventory is accordance to the theory of Accounting iInformation System. This research used qualitative approach. Descriptive method is used in this research. To collect the data, this research used interview, documentation and observation. Interview method is used to find in-depth information from company staff and academic experts by giving questions. Documentation method is used to support and strengthen the data in this study. Observation method is used to record the information and activities that occur during field research. The data ianalysis techniquesi used iin this istudy were datai reduction, idata idisplay and iconclusion idrawing/data iverification. Thei results of ithis study ishowed that Accounting iInformation System for raw material inventory are running well at PT. Perdana Sukses Makmur even though it’s still manual. It supported by the implementation of procedures that related to the supply of raw materials by involving various functions with their respective duties and responsibilities and is equipped with the documents that can be accounted for.

Keywords: Accounting iInformation iSystem, Rawi Material, Perdana Sukses Makmur

Abstrak. Penelitian iini dilakukan dengan tujuan iuntuk mendeskripsikan iSistem Informasi iAkuntansi persediaan ibahan baku ipada iPT. Perdana Sukses Makmur, tatepi juga untuk menganalisis apakahi Sistem iInformasii Akuntansi ipersediaan bahan ibaku yang dijalankan ioleh iPT. Perdana Sukses Makmur sudah tepat dengan teori iSistem iInformasi iAkuntansi. Pendekatan ipenelitian yang idigunakan yaitu ipendekatan ikualitatif. Metodei penelitian yangi digunakan iyakni metodei deskriptif. Metodei pengumpulan idata menggunakan iwawancara, dokumentasi dan observasi. Metode iwawancara digunakani untuk mencari iinformasi yang imendalam dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada bagian tenaga perusahaan maupun bagian itenaga ahli akademik. Metode idokumentasi dilakukan untuk mendukung dan menguatkan idata-data dalam ipenelitian. Metode iobservasi dilakukan untuk mencatat informasi dan kegiatan yang terjadi selama penelitian dilapangan. Dalam ipenelitian ini, menggunakan iteknik analisis idata seperti reduksi idata, penyajiani data dani verifikasi idata. Hasili penelitian imenyatakan bahwa iSistem Informasii iAkuntansi persediaan ibahan bakui yang diterapkan ioleh PT. Perdana Sukses Makmur berjalan dengan baik meski masih imanual. Hal tersebut didukung dengan dijalankannya iprosedur-prosedur yang ada kaitannya dengan ipersediaan bahan baku dan berbagai ifungsi dengan tugasi juga tanggungjawab masing-masing beserta kelengkapan idokumen-dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Persediaan Bahan Baku, Perdana Sukses Makmur

I. Pendahuluan

Dalam dunia bisnis terjadi persaingan yang cukup tinggi, baik dalam bidang jasa maupun industri. Salah satu penyebab persaingan itu adalah perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga muncul kompetitor baru yang memiliki potensi untuk melakukan pengembangan produk yang inovatif dan berkualitas. Dengan begitu, perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kegiatannya secara keseluruhan serta harus memiliki strategi dan sistem informasi yang tepat agar produknya dapat tetap bersaing dengan produk kompetitor [1].

Salah satu sumber daya yang dibutuhkan oleh Manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan salah satunya adalah informasi. Guna memproleh informasi yang dapat dipercaya, maka diperlukan suatu sistem yang dapat mengubah data hingga menjadi suatu informasi yang berguna. Sistem yang dimaksud disebut dengan sistem informasi. Terdapat dua macam sistem informasi yaitu sistem informasi yang berbasis komputer dan sistem informasi yang manual. Peran komputer sangatlah penting dalam sistem informasi berbasis komputer [2].

Kebutuhan sistem informasi dalam setiap perusahaan pasti beragam, karena sistem informasi yang sudah tersedia misal sistem informasi pemasaran, sistem iinformasi akuntansi persediaan, sistem iinformasi akuntansi produksi dan sistem informasi lainnya yang tidak dapat dijalankan disemua ijenis perusahaan.

Menurut [3] menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan sumber daya seperti orang dan perlengkapan yang dirancang untuk mengubah data keuangan menjadi suatu informasi. Berdasarkan uraian tersebut, maka sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien diharapkan dapat menghasilkan informasi yang handal serta berkualitas bagi pihak-pihak yang membutuhkan, pengolahan data harus bebas dari kesalahan, pencatatan yang kurang serta kesalahan-kesahalan lain dan harus jelas maksud serta tujuan siklus akuntansi yang digunakan.

Persediaan bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh dalam keadaan mentah (belum jadi) yang perlu dilakukan pengembangan yang nantinya akan menjadi bahan utama dari suatu produk dan dapat menjadi produk jadi setelah melewati proses produksi. Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan manufaktur selalu melakukan pengadaan persediaan. Maka jika tidak, perusahaan akan menanggung risiko bahwa pada waktu tertentu perusahaan tidak mampu untuk memenuhi permintaan konsumen atas produk yang dipasarkan jika tidak ditunjang dengan persediaan yang optimal. Masalah tersebut dapat timbul karena ketersediaan produk yang tidak selalu ada setiap saat, itu artinya perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya diperoleh [4].

Pengelolaan persediaan bahan baku memerlukan perhatian yang besar karena persediaan bahan baku adalah suatu aktiva dari sebuah perusahaan yang mempunyai nilai materiil dan aktiva yang rentan dengan waktu, penurunan harga dipasaran, mudah rusak serta biaya-biaya yang timbul yang diakibatkan oleh kesalahaan saat menanganinya. Perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya, dan juga agar pengelolaan persediaan dapat sesuai dengan aturan manajemen perusahaan [4].

Masalah yang sering dihadapi dalam perusahaan manufaktur yaitu masalah kelancaran proses produksi berkaitan dengan pengelolaan bahan baku (inventory) supaya tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan bahan baku. Permasalahan lain juga sering dihadapi yaitu persediaan barang yang ada digudang tidak akurat. Persediaan bahan utama yaitu kain dengan motif tertentu sering kosong yang dapat menyebakan pelanggan kecewa dan berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Kosongnya persediaan tersebut berakibat pada pemesanan secara mendadak oleh perusahaan kepada pemasok guna memenuhi permintaan konsumen, dimana jarak pemasok yang berada diluar kota yang menyebabkan barang tidak dapat datang pada saat itu juga dan harus menunggu beberapa waktu kemudian [5].

Tujuan diterapkannya sistem iinformasi akuntansi ipersediaan ibahan baku diperusahaan yaitu sebagai langkah untuk melakukan tata kelola persediaan bahan baku secara baik dan terkontrol, dimana manajemen perusahaan yang menjadi subjek dalam penggunaan sistem iinformasi akuntansi ipersediaan ibahan baku dan merupakan suatu upaya dalam mewujudkan tata kelola persediaan bahan baku yang tepat dengan berprinsip pada kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan sehingga mampu mendapatkan laporan ipersediaan bahan baku yang handal.

Berdasarkan penelitian iyang dilakukan oleh [6] hasil ipenelitiannya imenunjukkan ibahwa sistem informasi akuntansi ipersediaan baku PT. Fajar Indah Kusuma menggunakan sistem manual. Fungsi iyang iterkait dengan sistem iinformasi akuntansi persediaan pada iPT. Fajar Indah Kusuma yaitu ipemilik, administrasi, gudang, teknisi dan transportasi. Dokumen iyang dipakai dalam sistem iinformasi iakuntansi persediaan ipada PT. Fajar Indah Kusuma adalah surat order pembelian, nota pembelian, surat pengantaran pengiriman, surat terima barang. Catatan-catatan yang terkait yaitu catatan pembelian, rekapitulasi persediaan, kartu persediaan, kartu gudang.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh [7] di PT. Semen Bosowa Banyuwangi menjelaskan bahwa sistem iakuntansi persediaan ibahan ibaku yang diterapkan dalam iperusahaan tersebut sudah berjalan dengan baik. Sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku serta penerimaan bahan ibaku yang diterapkan sudah memadai, hal terebut dapat dilihat idari : adanya kebijakan yang telah diatur dalam pembelian dan penerimaan bahan baku sehigga jelas wewenang dari setiap bagian dimana hal ini akan mempermudah dalam pengendalian bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan.

PT. Perdana Sukses Makmur merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi perlengkapan bayi, dimana produk yang dihasilkan seperti kasur bayi, kelambu, bantal menyusui, selimut topi dan lain sebagainya. Bahan baku utama yang digunakan dalam perusahaan ini yaitu kain dan dacron. Produk yang dihasilkan oleh PT. Perdana Sukses Makmur dipasarkan melalui media sosial lebih tepatnya instagram dengan nama akun bumbee_collection. Namun tidak hanya melalui media sosial saja, melainkan juga dipasarkan melalui marketplace, tokopedia, shopee serta website. Pemasaran produk juga dilakukan secara offline, dimana PT. Perdana Sukses Makmur memiliki satu offline store yang berlokasi di Ruko Valencia Regency Blok AC-06 Desa Gemurung, Gedangan – Sidoarjo.

Menurut hasil wawancara dengan bagian keuangan PT. Perdana Sukses Makmur, bahwa perusahaan tersebut masih menggunakan sistem yang manual dalam melakukan prosedur pengelolaan persediaan bahan baku. Perusahaan hanya menggunakan Microsoft Excel dalam melakukan perencanaan pembelian, rekap pembelian bahan baku, pemakaian bahan baku, hingga laporan persediaan bahan baku. Dalam pelaksanaannya, perusahaan mengalami kendala terhadap pelaporan pemakaian bahan baku dari bagian produksi yang terkadang ada selisih dalam pencatatan karena kesalahan saat memotong kain, sehingga dua kali potong kain namun yang dicatat dalam form pemakaian bahan baku hanya satu kali potong.

Karena PT. Perdana Sukses Makmur masih menggunakan sistem yang manual, perusahaan kesulitan untuk melakukan kontrol stok melalui data. Sehingga perusahaan seringkali kehabisan bahan baku dan harus melakukan pembelian secara mendadak untuk memenuhi permintaan konsumen. Masalah-masalah seperti ini yang seringkali terjadi di perusahaan manufaktur jika penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan bakunya belum berjalan secara maksimal.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada perusahaan manufaktur. Maka penulis mengambil judul tentang “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perdana Sukses Makmur”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, ipenulis membuat irumusan masalah isebagai berikut : Bagaimana isistem informasi akuntansi ipersediaan bahan ibaku yang diterapkan pada PT. Perdana Sukses Makmur?

II . Metode

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini membahas tentang penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur. Jadi, peneliti akan melakukan evaluasi terkait dengan penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut [8] penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang memiliki tujuan untuk memahami suatu fenomena yang berkaitan dengan apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, presepsi, motivasi, tindakan serta hal-hal lain dengan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian data yang diperoleh dikumpulkan secara deskriptif yang berupa cerita yang diberikan oleh narasumber maupun keadaan dilapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena metode ini digunakan untuk memaparkan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku dengan melihat pada prosedur persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perlengkapan bayi seperti kasur bayi, sofa bayi, kelambu, selimut bayi dan lain sebagainya yaitu PT. Perdana Sukses Makmur yang berlokasi di Taman Vancouver Blok J12/16 Puri Surya Jaya Gedangan-Sidoarjo.

Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada informasi mengenai Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku suatu perusahaan yang akan menuju industri yang lebih maju. Fokus penelitian mengenai Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku termasuk prosedurnya, dokumen dan catatan yang digunakan, bagan alir hingga pengendalian intern atas persediaan bahan baku yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan Sistem Informasi Akuntansi yang dilakukan guna menghasilkan laporan persediaan yang sesuai dengan fisik persediaan dalam PT. Perdana Sukses Makmur atau dapat dikatakan agar tidak terjadi selisih antara angka persediaan dalam laporan dengan angka persediaan dilapangan yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Jadi, alasan yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut yaitu :

  • Untuk mengetahui penerapan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur.
  • Untuk mengevaluasi kemudian menganalisis ketidakefektivan yang terjadi dalam penerapan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku.
  • Untuk memperoleh informasi mengenai penerapan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur yang berpengaruh pada laporan persediaan bahan baku.

Rancangan Penelitian

Tahap penelitian kualitatif terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam melakukan penelitian. Peneliti menyusun rancangan penelitian hingga menyiapkan perlengkapan penelitian dengan memperhatikan etika penelitian lapangan. Terdapat enam tahap yang harus dilakukan dalam penelitian pada tahap pralapangan ini, ada pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian lapangan. Keenam tahap tersebut yaitu, menyusun rancangan penelitian, memilih lokasi penelitian, mengurus perizinan, menjajaki atau menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan dan yang terakhir menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam tahap ini, penulis harus dapat memahami dengan baik latar belakang penelitian yang mengenai sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku dengan mempersiapkan pemahaman diri mengenai perusahaan tersebut yakni PT. Perdana Sukses Makmur.

Tahap ini merupakan tahap kedua dalam penelitian dengan mengumpulkan data-data apa saja yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Pada tahap ini, peneliti datang ke lokasi penelitian dan melakukan hubungan secara pribadi guna menjaga keakraban dengan informan. Dengan menyesuaikan diri dan mengikuti aturan yang berlaku pada lokasi penelitian, peneliti berusaha melakukan pengamatan/observasi, wawancara, berdiskusi untuk bertukar informasi serta mendokumentasikan data-data yang berkaitan dalam penelitian ini. Beberapa informan tersebut yakni bagian keuangan, bagian gudang dan Direktur Operasional pada PT. Perdana Sukses Makmur. Data-data yang telah diperoleh akan dikumpulkan dan kemudian akan disusun sehingga informasi selengkap-lengkapmya yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian yang telah direncanakan yaitu prosedur pembelian bahan baku, penerimaan, pengecekan dan pencatatan, pemakaian/pengeluaran hingga pengendalian bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur.

  • Tahap Pralapangan
  • Tahap Pekerjaan Lapangan
  • Tahap Analisis Data

Tahap ini merupakan tahap akhir dimana peneliti melakukan analisis data yang diperoleh dari narasumber, pengamatan/observasi, data-data serta dokumen atau studi kepustakaan yang telah didapat sebelumnya. Dokumen atau data-data yang diperoleh dari PT. Perdana Sukses Makmur mengenai Sistem Infomasi Akuntansi persediaan bahan baku dianalisis dengan teori yang ada. Hasil dari analisis data tersebut akan dituangkan dalam laporan sementara sebelum dilakukan penulisan keputusan akhir. Tahap ini diperlukan oleh peneliti sebelum menyelesaikan laporan penelitian.

Jenis dan Sumber Data

Untuk melangkapi data penelitian maka diperlukan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.

Menurut [9] data primer merupakan sumber data yang secara langsung diberikan kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan berupa hasil wawancara yang dilakukan di PT. Perdana Sukses Makmur dengan pihak yang bersangkutan yaitu manajemen perusahaan yang memegang alur atau prosedur sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku beserta pengendaliannya jika terjadi selisih pada catatan dengan perhitungan fisik. Untuk mendapat informasi yang akurat yang mengacu pada informasi yang objektif, maka saat memilih orang-orang yang ditunjuk sebagai informan dalam wawancara haruslah dengan cermat. Tabel 1 menunjukkan orang-orang yang akan diwawancarai dalam penelitian ini.

Tabel 1

Informan Peneliti

No. Nama Jabatan
1. Bpk. Lutfi Dwi Kurniawan Direktur Operasional PT. Perdana Sukses Makmur
2. Ibu Alfina Prima Bagian Akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur
3. Ibu Abidah Garizah Admin Bahan Baku PT. Perdana Sukses Makmur
4. Ibu Hadiah Fitriyah, SE., M.Si Dosen (Akademisi) Akuntansi Biaya Univ. Muhammadiyah Sidoarjo
5. Ibu Imelda Dian Rahmawati, SE., M.Ak Dosen (Akademisi) Sistem Informasi Akuntansi Univ. Muhammadiyah Sidoarjo
  • Data Primer
  • Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diberikan tidak secara langsung kepada pengumpul data, melainkan melalui orang lain atau melaui dokumen [10] . Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan yaitu prosedur sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang diterapkan oleh pihak perusahaan PT. Perdana Sukses Makmur. Data sekunder ini digunakan untuk mendukung pernyataan dari hasil wawancara yang dilaksanakan dengan informan. Data sekunder juga digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan prosedur pembelian bahan baku, penerimaan, pengecekan dan pencatatan, pemakaian/pengeluaran hingga pengendalian bahan baku. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa prosedur Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan tata cara penelitian agar dapat memperoleh data-data yang diperlukan. Menurut [11] teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam suatu penelitian, karena tujuan utama sebuah penelitian yaitu mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu :

Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang atau lebih untuk bertukar ide dan informasi melalui tanya jawab, sehingga dapat memperoleh makna dalam topik tersebut [12]. Ada beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur [11] . Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh seluruh informasi yang berkaitan dengan SIA persediaan bahan baku dari perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Subjek yang akan diwawancarai yaitu pihak yang terlibat dan berkaitan langsung dengan persediaan bahan baku yaitu Direktur Operasional, bagian gudang, bagian akuntansi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur.

Berikut merupakan pertanyaan yang akan dikemukakan pada informan dalam wawancara, antara lain :

  • Bagaimana fungsi utama terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Apa tujuan disusunnya Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Apa saja fungsi-fungsi yang terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Dokumen-dokumen apa sajakah yang berkaitan dengan persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Catatan-catatan apa sajakah yang berkaitan dengan persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Bagaimana prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Apakah metode pencatatan harga pokok persediaan yang digunakan pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Apakah metode pencatatan persediaan yang digunakan pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Bagaimana bagan alir (flowchart)S Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Bagaimana kegiatan pembelian bahan baku dan bagaimana prosedur pembelian bahan baku di PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Bagaimana bagian pembelian PT. Perdana Sukses Makmur menentukan waktu pembelian bahan baku yang tepat?
  • Bagaimana pihak pembelian menentukan supplier yang tepat dalam melakukan pembelian bahan baku?
  • Bagaimana pengendalian intern atas Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Bagaimana prosedur penerimaan persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Bagiamana prosedur retur pembelian jika terdapat barang yang cacat/rusak ataupun tidak sesuai saat diterima?
  • Bagaimana bagian gudang melakukan pencatatan prosedur pengeluaran bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur?
  • Apakah bagian gudang melakukan perhitungan fisik persediaan secara berkala? Bagaimana prosedurnya?
  • Bagaimana menurut pendapat anda mengenai metode pencatatan persediaan yang dapat digunakan dalam suatu perusahaan?
  • Bagaimana menurut pendapat anda mengenai metode penilaian harga pokok persediaan dalam perusahaan?
  • Jika terdapat persediaan yang hilang ataupun rusak, menurut pendapat anda bagaimana pengakuan biayanya?
  • Jika terdapat kelebihan persediaan dalam gudang, maka menurut pendapat anda biaya-biaya apa saja yang akan timbul?
  • Bagaimana menurut pendapat anda mengenai pengendalian persediaan bahan baku dalam perusahaan?
  • Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sistem informasi akuntansi?
  • Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sistem persediaan bahan baku?
  • Menurut pendapat anda, fungsi apa saja yang terkait dengan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku?
  • Menurut pendapat anda, dokumen apa saja yang terkait dengan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku?
  • Menurut pendapat anda, catatan apa saja yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku?
  • Bagaimana jaringan prosedur yang membentuk sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku?

Wawancara ini juga dilakukan untuk mememperoleh informasi bagaimana perusahaan dalam mencapai sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang efektif. Metode yang digunakan yaitu dengan cara mewawancarai secara langsung dan mendalam (in-dept interview) kepada pihak yang terlibat dan terkait langsung guna memperoleh penjelasan mengenai kondisi dan situasi yang sebenarnya.

Observasi adalah sebuah metode yang digunakan dalam penelitian untuk mengamati perilaku manusia, suatu proses kerja, gejala alam serta responden atau juga dapat diartikan mengumpulkan data penelitian melalui pengamatan serta pengindraan [13]. Karena dengan melakukan observasi, maka peneliti akan mampu mengenali lingkungan yang akan diteliti, misalnya seperti perilaku, kebiasaan serta budaya yang ada pada lingkungan yang diteliti.

Observasi juga dilakukan dengan mencari data secara langsung dilapangan, penelitian ini tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan sumber lain misal dokumen serta catatan yang ada. Beberapa yang akan dilakukan obervasi yaitu mengenai catatan akuntansi, dokumen, serta prosedur yang dapat membentuk Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada PT. Perdana Sukses Makmur.

  • Observasi
  • Dokumentasi

Menurut [14] bahwa dokumentasi merupakan catatan suatu peristiwa yang sudah lalu. Dokumen telah lama digunakan dalam penelitian sebagai salah satu sumber data karena sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan juga meramalkan.

Fungsi dokumen dalam penelitian ini adalah yang paling penting untuk menambah dan mendukung bukti dari sumber-sumber lainnya. Pencarian informasi yang akan digunakan untuk mencari permasalahan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur dan dokumen yang diperoleh dari perusahaan. Analisis dokumen dilaksanakan dengan menghimpun serta menganalisis data-data sekunder seperti :

  • Surat Permintaan Pembelian Barang
  • Surat Order Pembelian
  • Laporan Penerimaan Bahan Baku
  • Kartu Perhitungan Fisik
  • Dokumen lain yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku

Dan dokumen-dokumen lain yang bersifat tidak rahasia yang dapat diperoleh langsung dari manajemen perusahaan. Dokumen yang digunakan juga berupa gambar (foto), tulisan hasil wawancara serta rekaman sebagai pelengkap dalam menggunakan metode wawancara dan observasi pada penelitian kualitatif. Dokumen tersebut akan menjadi data pendukung penelitian supaya hasil penelitian yang dilakukan dapat menyajikan data yang akurat dan lengkap, sehingga keluaran (output) yang dihasilkan juga dapat dipertanggungjawabkan.

Peneliti menggunakan ketiga teknik pengumpulan data tersebut dengan alasan karena pada penelitian kualitatif untuk mengumpulkan informasi membutuhkan partisipasi langsung, yang berupa wawancara mendalam, observasi lapangan hingga mengulas kembali dokumen-dokumen yang menjadi pendukung dalam penelitian ini.

Uji Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus memaparkan kebenaran yang objektif, karena keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan bagian yang penting. Dengan melalui keabsahan dan kredibilatas (kepercayaan), penelitian kualitatif dapat dicapai. Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Menurut [8] menyatakan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sutau hal lain diluar data tersebut yang digunakan untuk keperluan pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data tersebut. [9] menyatakan bahwa terdapat 3 jenis triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu. Ketiga triangulasi data tersebut yaitu :

Peneliti melakukan perbandingan dengan melalui pengecekan ulang terhadap informasi yang diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda. Agar peneliti dapat memperoleh hasil yang berbeda dan akurat, maka peneliti menggunakan berbagi sumber data yang berupa arsip, dokumen, hasil observasi atau mewawancarai lebih dari satu subjek yang mempunyai sudut pandang yang berbeda mengenai sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku.

Peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk memperoleh kekurangan informasi serta melakukan cross check kebenaran data kepada sumber dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara kemudian dengan dokumentasi dan didukung dengan teori-teori yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku.

  • Triangulasi Sumber
  • Triangulasi Metode
  • Triangulasi Waktu

Waktu yang digunakan untuk melakukan uji keabsahan data yaitu dengan pengamatan dan wawancara pada situasi dan waktu yang berbeda. Tujuan dari triangulasi waktu yaitu untuk mengetahui keakuratan data yang diperoleh selama wawancara serta observasi lapangan.

Berdasarkan ketiga teknik pemeriksaan keabsahan data tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber pada penelitian ini menggunakan berbagai sumber seperti dokumen, hasil observasi atau mewawancarai berbagai subjek yang mempunyai sudut pandang yang berbeda. Kemudian triangulasi metode pada penelitian ini dengan melakukan cross check serta membandingkan hasil observasi dengan data hasil wawancara dan hasil dokumentasi.

Dapat juga dikatakan bahwa hasil analisis sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur yang akan diperoleh dengan melakukan wawancara atau data hasil dokumentasi ditriangulasikan dengan kenyataan yang ada dilapangan yaitu kenyataan perusahaan dalam pengolaaan persediaan bahan baku.

Teknik Analisis Data

[15] menyatakan bahwa analisis data adalah kegiatan yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-memilah sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, menemukan paa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data merupakan langkah yang penting untuk memperoleh temuan-temuan dalam suatu penelitian. Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sebelum peneliti datang langsung ke lapangan, selama melakukan penelitian di lapangan, hingga pelaporan hasil penelitian. Analisis data dilakukan mulai dari penentuan fokus penelitian hingga laporan penelitian rampung. Jadi, teknik analisis data dilakukan sejak merencanakan penelitian hingga penelitian selesai.

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data kualitatif milik [16] terdapat tiga langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini yang mencakup tahap reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi data (conclussion drawing/verifying).

Fungsi reduksi data adalah menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, menghapus data yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan data-data yang telah direduksi sehingga dapat memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan (Basrowi dan Suwandi, 2008).

Reduksi data merupakan penyempurnaan data, dimana dapat dilakukan pengurangan data yang dianggap tidak perlu atau kurang cocok dan menambahkan data yang dianggap masih kurang. Didalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan oleh peneliti yaitu data mengenai prosedur pengelolaan bahan baku, pengendalian bahan baku serta data-data lain yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perdana Sukses Makmur.

Yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang berupa naratif. Pada penyampaian data selain berupa teks naratif, peneliti juga dapat menggunakan bahasa nonverbal yang berupa tabel, bagan, grafik dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunkan Flow Chart sebagai media untuk menggambarkan sistem informasi persediaan bahan baku yang diterapkan pada PT. Perdana Sukses Makmur secara ringkas.

  • Reduksi Data (Data Reduction)
  • Penyajian Data (Data Display)
  • Verifikasi Data (Conclusion Drawing/Verifying)

Verifikasi data merupakan langkah terakhir dalam analisis data. Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan mengalami perubahan jika tidak didukung dengan bukti-bukti yang kuat pada saat pengumpulan data selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat membuat dan menarik kesimpulan serta saran bagi perusahaan mengenai penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur.

Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menjelaskan serta memaparkan fenomena atau peristiwa yang terjadi di lapangan sesuai data yang diperoleh sehingga dengan mudah dapat dipahami dan mudah untuk menarik kesimpulan. Hasil penelitian berupa Flow Chart yang menjelaskan bagaimana sistem informasi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur yang meliputi pembelian, penerimaan & pengecekan, pencatatan, pengeluaran, pengendalian.

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil

Sistem iInformasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku yang diterapkan ipada PT. Perdana Sukses Makmur masih ibersifat imanual. Namun, perusahaan berharap fungsi utama dari penerapan Sistem Infomasi Akuntansi pada perusahaan dapat membantu untuk mengontrol keuangan perusahaan. Hasil penelitian didukung dengan percakapan hasil wawancara dengan beberapa pegawai perusahaan. Yang pertama, Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi menjelaskan mengenai fungsi utama terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Sebenarnya fungsi utamanya untuk memproses semua data yang terkait dengan seluruh aktivitas dan transaksi yang nantinya akan dijadikan laporan keuangan dan untuk mengontrol keuangan agar tidak terjadi kecurangan.”

Berdasarkan jawaban tersebut diatas, bagian akuntansi perusahaan berharap dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dapat membantu untuk memproses data-data transaksi yang nantinya digunakan dalam pembuatan laporan keuangan. Dengan Sistem Informasi Akuntansi juga, perusahaan dapat dengan mudah melakukan kontrol keuangan yang dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan penyusunan Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan mereka. Penjelasan mengenai tujuan disusunnya Sistem Informasi Akuntansi juga dipaparkan oleh Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Tujuannya untuk mendukung dalam kepengurusan manajemen saat menjalankan tugasnya, kalau dalam pengambilan keputusan memberikan informasi agar manajer dapat mengambil keputusan yang baik dan kalau untuk sehari-harinya menyediakan informasi secara efektif dan efisien.”

Tujuan dari penerapan Sistem Informasi Akuntansi ini dapat mendukung dan memudahkan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Manajemen perusahaan memperoleh informasi yang akurat sehingga memudahkan manajamen perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat. Tujuan lain atas penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Perdana Sukses Makmur yakni setiap divisi dapat menyediakan informasi secara efektif dan efisien dengan didukung oleh sistem yang telah dijalankan dengan baik.

  • Sistem Informasi Akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur
  • Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku PT. Perdana Sukses Makmur

PT. Perdana Suskes Makmur merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang perlengkapan bayi, yang mana proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan. Bahan ibaku yang idigunakan idalam proses produksi di PT. Perdana Sukses Makmur tidaklah hanya satu jenis, melainkan terdapat beberapa jenis ibahan baku iyang digunakan idalam proses iproduksi salah satunya adalah kain. Bahan baku kain nantinya akan dipotong kemudian dijahit sehingga menjadi suatu produk seperti bantal meyusui dan produk-produk lainnya. Bahan baku yang digunakan diperoleh dari pemasok dan industri yang telah bekerjasama dengan PT. Perdana Sukses Makmur yang berlokasi di Surabaya dan Jakarta. Pembelian bahan baku dilakukan secara kredit dan tunai. Agar dapat menghasilkan pembelian yang tepat sasaran, maka dalam pemenuhan kebutuhan operasional perusahaan harus dilakukan pengecekan persediaan serta melakukan analisa pembelian.

Dalam mengontrol pemakaian bahan baku, perusahaan melakukan estimasi pemakaian bahan baku untuk setiap pesanan yang masuk. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan pemakain bahan baku saat proses produksi, sehingga perusahaan mampu memenuhi permintaan customer. Dalam menjalankan kegiatan operasional, perlu adanya suatu sistem informasi akuntansi yang baik. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku disusun dengan tujuan untuk mencegah dan menghindari adanya penyelewengan serta penyalahgunaan pemakaian bahan baku saat proses produksi.

Berikut merupakan iunsur-unsur yang iterdapat pada isistem informasi iakuntansi PT. Perdana Sukses Makmur :

Untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur, penulis melakukan wawancara pada Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur mengenai hal tersebut.

Berikut penjelasannya :

“Fungsi-fungsinya ada produksi, pembelian, gudang, penerimaan, tapi sebenarnya fungsi gudang dan penerimaan ini jadi satu, jadi fungsi gudang juga melakukan penerimaan dan penyimpanan bahan baku, kemudian ada fungsi akuntansi sama panitia perhitungan fisik. Untuk perhitungan fisik itu biasanya dilakukan bersama admin bahan baku dan Direktur Operasional.”

Fungsi-fungsi yang dijalankan pada PT. Perdana Sukses Makmur diharapkan dapat berjalan dengan maksimal, dimulai dari fungsi produksi yang bertanggungjawab atas proses produksi. Dan jika terdapat bahan baku yang menipis maka fungsi produksi melakukan permintaan pengeluaran barang dari gudang pada fungsi gudang. Selanjutnya fungsi pembelian yang bertanggungjawab atas pembelian bahan baku, penawaran harga pada pemasok dan juga mengeluarkan pusrchase order pada pemasok. Pembelian bahan baku perlu dilakukan penawaran harga guna meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan baku dan dapat memaksimalkan laba yang diperoleh atas penjualan barang jadi.

Perusahaan juga menjalankan fungsi penerimaan yang bertanggungjawab atas penerimaan atas barang-barang yang dipesan oleh fungsi pembelian, kemudian melakukan pengecekan barang yang diterima berdasarkan purchase order dan surat jalan dari pemasok. Barang-barang yang telah dicek akan diserahkan ke fungsi gudang yang bersangkutan.

Kemudian terdapat fungsi gudang yang bertanggungjawab atas pengelolaan bahan baku perusahaan seperti menyimpan ibarang-barang yang itelah iditerima dari bagian penerimaan idan kemudian dicatat dalam rekap pembelian bahan baku, mencatat mutasi bahan baku yang keluar masuk gudang, mencatat pemakaian bahan baku serta melakukan perhitungan fisik pada periode tertentu. Fungsi gudang juga bertanggungjawab untuk memberikan informasi bahan baku apa saja yang habis atau perlu dilakukan pembelian.

Selanjutnya fungsi akuntansi yang bertanggungjawab atas aliran kas dan bank untuk pembayaran bahan baku, pencatatan harga pokok produk kedalam jurnal pemakaian bahan baku serta melakukan penyajian laporan keuangan yang akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan. Setiap akhir periode tepatnya satu bulan sekali perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan dan membentuk panitia perhitungan fisik yang bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan persediaan secara fisik. Perhitungan fisik dilakukan oleh admin bahan baku dan diotorisasi oleh Direktur Operasional. Kartu persediaan nantinya akan disesuaikan berdasarkan hasil perhitungan fisik.

  • Fungsi iyang terkait idengan sistem iinformasi akuntansi ipersediaan bahan ibaku PT. Perdana Sukses Makmur
  • Dokumen-dokumen iyang terkait idengan Sistem iInformasi Akuntansi iPersediaan Bahan iBaku PT. Perdana Sukses Makmur

Dalam menjalankan Sistem Informasi Akuntansi, perusahaan menggunakan beberapa dokumen dalam mendukung kegiatannya. Penulis juga melakukan wawancara mengenai dokumen-dokumen yang terkait dengan SIA persediaan bahan baku pada Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Dokumennya banyak yang dipakai, kayak surat permintaan pembelian itu, surat order pembelian yang dipakai pesan ke pemasok, nota pembelian, laporan penerimaan bahan baku, surat jalan yang dari pemasok itu,, nota retur, surat retur itu dipakai kalo ada barang yang cacat atau biasanya tidak sesuai, rekap order, surat permintaan dan pengeluaran beserta surat jalannya, form pemakaian bahan baku, bukti kas keluar, kemudian kartu perhitungan fisik dan yang terakhir daftar hasil perhitungan fisik untuk mencatat hasil akhir perhitungan fisik.”

Dalam menjalankan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku, PT. Perdana Sukses Makmur menggunakan beberapa dokumen untuk menunjang keakuratan data yang dihasilkan, dokumen-dokumen tersebut yakni :

Dokumen ini berupa formulir yang digunakan fungsi gudang untuk melakukan pengajuan permintaan pembelian bahan baku yang sudah menipis.

Surat ini digunakan oleh bagian pembelian untuk melakukan pembelian bahan baku pada pemasok. Surat ini berisi jenis bahan baku apa saja yang akan dipesan beserta kuantitasnya.

Nota pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian. Dokumen ini diperoleh dari pemasok, sehingga terdapat format nota pembelian yang berbeda-beda dari setiap pemasok, namun isinya terdapat informasi mengenai jenis barang, kuantitas beserta harga.

Dokumen ini dibuat oleh bagian penerimaan sebagai bukti bahwa barang yang diterima sudah sesuai baik jenis, kualitas dan kuantitas dengan pesanan yang dilakukan oleh fungsi pembelian. Tanggal dalam laporan penerimaan barang dicatat berdasarkan tanggal kedatangan barang, bukan berdasarkan tanggal yang tertera di nota pembelian.

Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengiriman yang valid. Surat jalan dibuat oleh pemasok yang kemudian diberikan kepada pemesan (fungsi penerimaan) bersamaan dengan barang yang telah dipesan. Surat jalan digunakan sebagai pembanding order pembelian dengan barang yang diterima.

Dokumen ini digunakan untuk mencatat barang-barang pesanan yang cacat/rusak maupun yang tidak sesuai dengan pesanan untuk dikembalikan ke pemasok, nota retur di isi oleh admin bahan baku.

Dokumen iini diisi ioleh Direktur Operasional iberdasarkan nota iretur yang telah idikeluarkan oleh admin bahan baku. Surat retur digunakan untuk melakukan pengiriman barang yang cacat/tidak sesuai dengan pesanan ke pemasok.

Dokumen ini dibuat oleh SPV produksi sebagai perintah produksi kepada bagian potong kain. Dokumen tersebut berisi produk-produk yang dipesan oleh customer.

Dokumen ini dibuat oleh bagian potong kain untuk meminta pengeluaran bahan baku dari gudang dan dokumen tersebut diserahkan pada admin bahan baku.

Dokumen ini dibuat oleh admin bahan baku untuk diberikan pada bagian potong kain saat ibahan baku iyang diminta akan idikirim ke ibagian potong kain.

Form ini digunakan oleh bagian potong kain dan dacron untuk mencatat pemakaian bahan baku kain dan dacron yang digunakan setiap harinya. Kemudian disetorkan ke admin bahan baku setiap hari untuk dilakukan pencatatan pemakain bahan baku kain dan dacron dalam kartu persediaan.

Dokumen iini diisi ioleh bagian akuntansi isebagai acuan dalam itransaksi pembelian idan sebagai iperintah untuk melakukan pengeluaran ikas guna imembayar hutang ke pemasok.

Dokumen iini digunakan iuntuk mencatat ihasil perhitungan ifisik persediaan sementara yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Dalam perhitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan bahan baku dihitung satu kali secara independent oleh admin bahan baku.

  • Surat Permintaan Pembelian Barang (SPPB)
  • Surat Order Pembelian (SOP)
  • Nota Pembelian
  • Laporan Penerimaan Bahan Baku
  • Surat Jalan
  • Nota Retur
  • Surat iRetur
  • Rekap Order
  • Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang
  • Surat Jalan Pengeluaran Barang
  • Form Pemakaian Bahan Baku
  • Bukti iKas Keluar
  • Kartu iPerhitungan Fisik
  • Daftar iHasil iPerhitungan iFisik

Dokumen iini digunakan iuntuk mencatat hasil perhitungan fisik yang sudah benar dan sesuai dengan saldo persediaan yang ada digudang.

Setelah mengathui dokumen-dokumen terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur, penulis melakukan wawancara perihal catatan-catatan yang digunakan oleh perusahaan pada Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Kalau untuk catatan, pakai kartu persediaan, kartu gudang dan jurnal umum yang dipakai untuk mencatat semua transaksi perusahaan termasuk saat ada koreksi perhitungan fisik.”

Penulis juga melakukan wawancara dengan akademisi yaitu Ibu Imelda Dian Rahmawati mengenai icatatan iyang digunakan idalam perusahaan terkait dengan Sistem iInformasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku.

Berikut penjelasannya :

“Untuk catatan yang diperlukan itu kartu gudang, kartu persediaan dan jurnal umum, jadi ketiga catatan itu berkaitan erat dengan persediaan bahan baku.”

Didalam perusahaan ini, kartu persediaan dibuat untuk setiap jenis persediaan bahan baku. Pada dasarnya, kartu persediaan dibuat oleh fungsi kartu persediaan, namun pada perusahaan ini kartu persediaan dibuat oleh fungsi gudang, sehingga yang mengetahui posisi stok persediaan bahan baku adalah fungsi gudang. Kartu ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok persediaan bahan baku berdasarkan laporan penerimaan barang.

Kemudian kartu gudang, dimana kartu ini dibuat oleh fungsi gudang untuk mencatat jumlah persediaan bahan baku yang diterima serta jumlah persediaan bahan baku yang dikeluarkan dari gudang untuk proses produksi. Bahan baku kain yang diminta oleh bagian produksi biasanya langsung dalam satuan roll. Dan yang terkahir perusahaan menggunakan jurnal umum sebagai catatan, jadi jurnal umum ini digunakan untuk mencatat jurnal penyesuaian pada rekening persediaan jika adanya perbedaan saldo antara saldo di rekening persediaan dengan saldo hasil perhitungan fisik. Jurnal umum juga digunakan untuk mencatat semua transaksi pada perusahaan secara terperinci agar memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Pencatatan dalam jurnal umum juga dengan mengumpulkan bukti transaksi seperti invoice, nota pembelian, faktur dan bukti transaksi lainnya kemudian direkap debet-kredit dalam jurnal.

Jika dikaitkan dengan penjelasan yang dipaparkan oleh akademisi yaitu Bu Imelda, perusahaan telah sesuai dalam penggunaan catatan yang terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku dalam kegiatan operasionalnya.

  • Catatan-catatan iyang digunakan iterkait dengan iSistem Informasi Akuntansi iPersediaan Bahan iBaku iPT. Perdana Sukses Makmur
  • Prosedur yang membentuk Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur

Dalam menerapkan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku, perusahaan juga melakukan beberapa prosedur yang dapat membentuk Sistem Informasi Akuntansi yang baik. Untuk mengetahui gambaran dari prosedur iyang membentuk iSistem Informasi iAkuntansi persediaan ipada PT. Perdana Sukses Makmur, maka penulis melakukan wawancara masih dengan Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Prosedurnya sama seperti di teori-teori, jadi ada prosedur pembelian sampai penerimaan, kemudian retur pembelian jika ada yang cacat, permintaan dan pengeluaran, pemakaian bahan baku dan perhitungan fisik. Yang beda hanya ada pemakaian bahan bakunya, karena saat pengeluaran barang dari gudang itu tidak semuanya kain dipakaiproduksi, jadi menyesuaikan dengan orderan customer.”

Untuk penjelasan secara detailnya, peneliti melakukan wawancara mendalam dan tidak terstruktur. Dan jika diuraikan dengan jelas, berikut penjelasannya :

Dalam menentukan pemasok, Direktur Operasional lebih menekankan pada harga dan juga jatuh tempo pembayarannya. Direktur Operasional melakukan pembelian berpedoman pada permintaan pembelian yang diajukan oleh admin bahan baku, sedangkan admin bahan baku harus mengajukan permintaan pembelian ke bagian pembelian yakni Direktur Operasional jika bahan baku sudah menipis kurang lebih sisa 15 meter untuk kain dan 2 roll untuk dacron. Pada prosedur ini, Direktur Operasional menerima surat permintaan pembelian dari admin bahan baku mengenai bahan-bahan apa saja yang habis dan perlu dilakukan pembelian. Kemudian Direktur Operasional membuat surat order pembelian dan dikirimkan ke pemasok.

Bahan baku yang telah dipesan oleh Direktur Operasional diterima oleh admin bahan baku, kemudian dilakukan pengecekan sesuai dengan surat order pembelian dan surat jalan yang diperoleh dari pemasok. Jika terdapat bahan baku yang cacat/rusak dan tidak sesuai, maka admin bahan baku akan membuat nota retur dan diserahkan pada Direktur Operasional untuk dilakukan retur pembelian ke pemasok. Bahan baku yang telah diterima dan sesuai dengan pesanan, kemudian dilakukan penyimpanan bahan baku di gudang dan dilakukan pencatatan dalam laporan penerimaan barang.

Bahan ibaku yang cacat/irusak dan tidak isesuai pesanan akan idikembalikan ke pemasok isesuai dengan iperjanjian. Admin ibahan baku membuat nota iretur dan diserahkan ke Direktur Operasional untuk dibuatkan surat retur sesuai dengan nota retur.

Pada prosedur pengeluaran bahan baku, dimulai pada bagian potong kain membuat bukti permintaan barang dan diberikan pada admin bahan baku. Kemudian admin bahan baku melakukan pengecekan stok bahan baku yang diminta, jika barang “tidak ada/habis” maka admin bahan baku membuat isurat permintaan ipembelian bahan baku ke bagian ipembelian, dan jika barang “ada”, maka admin bahan baku menyiapkan barang yang diminta dan diserahkan ke bagian potong kain. Jika sudah, admin bahan baku mencatat bahan baku yang telah dikeluarkan kedalam kartu gudang.

Dalam prosedur ini, bagian potong kain mencatat setiap pemakaian bahan baku kain maupun dacron ke dalam kartu /form pemakaian bahan baku. Kartu pemakaian bahan baku setiap harinya disetor ke admin bahan baku untuk dilakukan pencatatan ke dalam kartu persediaan oleh admin bahan baku. Pada dasarnya, pencatatan pemakaian bahan baku dilakukan oleh bagian kartu persediaan, namun pada perusahaan ini tanggungjawab tersebut dibebankan pada admin bahan baku.

  • Prosedur Pembelian Persediaan Bahan Baku
  • Prosedur iRetur iPembelian ke Pemasok
  • Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Bahan Baku dari Gudang
  • Prosedur Pemakaian Bahan Baku
  • Sistem Perhitungan Fisik Persediaan

Perhitungan fisik dilakukan satu bulan sekali oleh admin bahan baku. Sistem perhitungan fisik dilakukan oleh iperusahaan untuk imenghitung secara ifisik persediaan iyang ada digudang dan hasilnya idigunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian gudang sebagai fungsi ipenyimpanan dan pengeluaran, bagian kartu ipersediaan mengenai pencatatan persediaan iyang diselenggarakannya dan melakukan penyesuaian persediaan idalam kartu ipersediaan.

Dalam perhitungan fisik, semua persediaan bahan baku kain dan dacron akan dicek satu persatu. Untuk bahan baku kain akan dilakukan penghitungan dan pengecekan berdasarkan setiap jenis kain dan motifnya. Hal tersebut berguna untuk mengetahui jenis kain dan motif apa sajakah yang perlu disesuaikan saldonya. Hasil perhitungan fisik dicatat dalam kartu perhitungan fisik yang nantinya akan dilakukan penyesuaian dalam kartu persediaan dan juga diserahkan pada bagian akuntansi untuk dilakukan penyesuaian saldo dalam jurnal umum.

Setelah mengetahui iunsur-unsur mengenai Sistem Informasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku pada PT. Perdana Sukses Makmur, penulis melakukan wawancara dengan Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur mengenai bagan alir yang digunakan dalam perusahaan,

Berikut penjelasannya :

“Kalau untuk bagan alirnya itu sebenarnya masih seherhana, karena kita kan masih manual jadi bagannya mulai dari pembelian bahan baku sampai perhitungan fisik.”

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai tiap-tiap prosedurnya, penulis melakukan wawancara dengan Bpk. Lutfi Dwi Kurniawan selaku Direktur Operasional dan selaku bagian pembelian bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur. Penulis bertanya mengenai prosedur pembelian yang terdapat pada PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Kalau melakukan pembelian harus minta surat permintaan pembelian. Kemudian pembelian biasanya dilakukan secara tunai dan kredit, ada beberapa pemasok yang tidak boleh kredit jadi bayarnya harus cash. Untuk prosedurnya sendiri admin bahan baku membuat surat permintaan pembelian kemudian diajukan ke saya bagian pembelian, nanti saya sebagai bagian pembelian akan melakukan pengecekan dulu apa bahan baku yang diminta tersebut benar-benar habis atau tidak, kalau habis nanti saya memilih pemasok berdasarkan tawaran harga dan membuat surat order pembelian.”

Setelah melakukan wawancara dengan Bpk. Lutfi Dwi Kueniawan selaku Direktur Operasional dan bagian pembelian, penulis juga melakukan wawancara dengan Ibu Abidah Garizah selaku admin bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur mengenai prosedur penerimaan bahan baku dalam perusahaan.

Berikut penjelasannya :

“Prosedur penerimaan itu saat bahan baku datang, saya periksa dan cocokkan dengan surat order, nota pembelian terkadang diganti dengan surat jalan dari pemasok. Kalau barang sudah sesuai semua, saya buatkan laporan penerimaan nanti diteruskan ke Direktur operasional dan bagian akuntansi.”

Jika bahan baku digudang sudah mulai menipis, bagian gudang melakukan permintaan dan pembelian barang pada Direktur Operasional guna memenuhi permintaan konsumen. Pengajuan permintaan pembelian barang tidak langsung disetujui oleh Direktur Operasional, melainkan dicek terlebih dahulu melalui data dikomputer dan juga secara fisik. Jika prosedurnya diuraikan, maka prosedur pembelian persedian bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur sebagai berikut :

  • Admin bahan baku membutuhkan bahan baku kain yang stoknya menipis dan mengajukan Surat Permintaan Pembelian Barang (SPPB) rangkap 2. Lembar kesatu diberikan pada Direktur Operasional selaku fungsi pembelian, kemudian lembar kedua diarsip oleh admin bahan baku sesuai urutan tanggalnya.
  • Setelah Direktur Operasional menerima Surat Permintaan Pembelian (SPPB) rangkap kesatu dari admin bahan baku, maka dilakukan pengecekan terhadap ketersediaan bahan baku digudang dan melakukan penawaran harga dengan pemasok.
  • Jika perlu dilakukan pemesanan kembali, maka Direktur Operasional membuat Surat Order Pembelian (SOP) rangkap 3, lembar kesatu dikirimkan ke pemasok, lembar kedua diberikan pada admin bahan baku dan lembar ketiga diarsip sesuai urutan tanggalnya. Namun, jika tidak perlu dilakukan pemesanan kembali, Direktur Operasional memberitahu pada admin bahan baku jika bahan baku masih cukup dan tidak perlu melakukan pembelian bahan baku.
  • Admin bahan baku menerima Surat Order Pembelian (SOP) lembar kedua dari Direktur Operasional untuk digunakan pengecekan saat pesanan bahan baku diterima dari pemasok dan kemudian di arsip sesuai urutan tanggal.
  • Setelah ibahan baku yang idipesan tiba, admin bahan baku melakukan pengecekan berdasarkan Surat Order Pembelian (SOP) lembar kedua dan surat jalan/faktur dari pemasok. Jika terdapat bahan baku yang tidak sesuai/cacat, maka akan dilakukan retur pembelian ke pemasok. Namun, jika bahan baku telah sesuai pesanan disimpan digudang dan admin bahan baku membuat Laporan Penerimaan Barang rangkap tiga. Lembar kesatu diberikan pada Direktur Operasional, lembar kedua diberikan pada bagian akuntansi, lembar ketiga diarsip oleh admin bahan baku sesuai urutan tanggalnya.
  • Bagian akuntansi setelah menerima Laporan Penerimaan Barang lembar kedua dari admin bahan baku, maka nilai nota yang tercantum dalam Laporan Penerimaan Barang dicatat dalam Laporan Hutang Dagang/Outstanding, kemudian dicatat dalam jurnal umum.
  • Laporan Hutang Dagang diarsip oleh bagian akuntansi sesuai urutan tanggalnya.
  • Selesai

Saat melakukan pembelian dan penerimaan bahan baku, terkadang bahan baku yang diterima tidak sesuai atau cacat, sehingga perusahaan harus melakukan retur pembelian ke pemasok. Untuk mengetahui lebih jelasnya, penulis melakukan wawancara dengan Ibu Abidah Garizah selaku admin bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur mengenai hal tersebut.

Berikut penjelasannya :

“Kalau ada barang yang tidak sesuai/cacat, harus diretur dengan membuat nota retur yang diisi bahan baku apa saja yang tidak sesuai/cacat, kemudian diteruskan ke Direktur Operasoinal. Nanti saat sebelum retur barang, Direktur Operasional membuat surat retur yang diberikan ke pemasok bersamaan dengan barang yang tidak sesuai tadi, dan diberikan ke bagian akuntansi supaya dijurnal.”

Tidak jarang perusahaan dalam melakukan penerimaan barang atas barang yang telah dipesan tidak sesuai atau cacat. Untuk itu, perusahaan mengadakan prosedur retur pembelian bahan baku ke pemasok agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan persediaan bahan baku yang telah dibeli dapat dimaksimalkan pemakaiannya dalam proses produksi. Untuk lebih jelasnya, prosedur retur pembelian ke pemasok pada PT. Perdana Sukses Makmur dijabarkan sebagai berikut :

  • Saat bahan baku diterima oleh admin bahan baku dan terdapat pesanan yang tidak sesuai/cacat, maka admin bahan baku membuat Nota Retur rangkap dua. Lembar kesatu diberikan pada Direktur Operasional, kemudian lembar kedua dicatat dalam kartu persediaan dan diarsip oleh admin bahan baku sesuai dengan urutan tanggalnya.
  • Setelah Direktur Operasional menerima Nota Retur lembar kesatu dari admin bahan baku, maka Direktur Operasional membuat Surat Retur rangkap tiga. Lembar kesatu diberikan pada bagian akuntansi, lembar kedua dikirim ke pemasok bersamaan dengan bahan baku yang tidak sesuai/cacat dan lembar ketiga diarsip oleh Direktur Operasional berdasarkan urutan tanggalnya.
  • Bagian akuntansi menerima Surat Retur lembar kesatu dari Direktur Operasional dan kemudian dilakukan pencatatan dalam Laporan Hutang Dagang/Outstanding dan dicatat dalam jurnal umum.
  • Selesai

Untuk mengetahui prosedur dalam melakukan permintaan dan pengeluaran bahan baku dari gudang, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Abidah Garizah selaku admin bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Prosedur pengeluaran disini ada 2, pengeluaran dari gudang dan pemakain bahan baku. Kalau pengeluaran dari gudang itu bagian potong kain harus membuat surat permintaan dan pengeluaran barang dulu, kemudian dikasihkan ke saya selaku admin bahan baku untuk dicek barang yang diminta ada atau tidak. Kalau barang ada, saya siapkan barangnya dan membuat surat jalan kemudian dikirim ke bagian potong kain bersamaan dengan barang yang diminta tadi. Nah, kalau untuk pemakaian bahan baku itu sendiri, bagian potong kain setiap memotong kain sesuai rekap order harus dicatat ke form pemakaian bahan baku. Dicatatnya sesuai ukuran produk yang diproduksi. Nanti foam tersebut diserahkan ke saya untuk dicacat ke kartu persediaan.”

Bahan baku yang dikeluarkan dari gudang untuk proses produksi bukanlah dalam satuan meter, melainkan dalam satuan roll. Sehingga dalam pencatatannya dalam kartu gudang, bagian gudang mencatatnya langsung 1 roll untuk setiap motif yang diminta oleh bagian produksi. Untuk mutasi bahan baku kain yang diproses pada bagian produksi, perusahaan menerapkan prosedur pemakaian bahan baku. Dalam prosedur tersebut, bagian potong kain melakukan pencatatan ukuran kain yang digunakan dalam pembuatan setiap produk. Pemakaian bahan baku dicatat dalam form pemakaian bahan baku oleh bagian potong kain. Berikut prosedurnya :

  • Bagian potong kain menerima rekap order dari SPV produksi, kemudian bagian potong kain melakukan pengajuan Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang ke admin bahan baku. Surat tersebut dibuat rangkap dua, lembar kesatu diberikan pada admin bahan baku dan lembar kedua diarsip sesuai tanggalnya.
  • Admin bahan baku menerima Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang lembar kesatu dari bagian potong kain.
  • Admin bahan baku melakukan ipengecekan iketersediaan bahan baku di gudang, jika bahan baku tidak cukup/tidak ada, maka admin bahan baku mengajukan permintaan pembelian ke Direktur Operasional. Namun, jika bahan baku cukup dan ada, admin bahan baku membuat Surat Jalan Pengeluaran Barang rangkap dua. Lembar kesatu diberikan pada bagian potong kain bersamaan dengan bahan baku kain yang diminta, lembar kedua dicatat dalam kartu gudang kemudian diarsip sesuai tanggal.
  • Selesai.
  • Bagian potong kain memotong kain sesuai dengan rekap order dan dicatat dalam Foam Pemakaian Bahan Baku rangkap tiga.
  • Lembar kesatu diberikan pada admin bahan baku, lembar kedua diberikan pada bagian akuntansi, lembar ketiga diarsip sesuai tanggal.
  • Admin bahan baku menerima Foam Pemakaian Bahan Baku lembar kesatu dari bagian potong kain.
  • Melakukan pengecekan ukuran kain per produk yang dipotong, jika tidak sesuai maka dilakukan koreksi stok. Jika catatan telah sesuai, dicatat dalam kartu persediaan sesuai angka yang tercantum dalam Foam Pemakain Bahan Baku.
  • Bagian akuntansi menerima Foam Pemakaian Bahan Baku lembar kedua dari bagian potong kain.
  • Dicatat dalam jurnal umum oleh bagian akuntansi dan diarsip sesuai tanggal.
  • Selesai.

Setelah mengetahui prosedur pengeluaran dan pemakaian bahan baku, peneliti melakukan wawancara kembali dengan Ibu Abidah Garizah selaku admin bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur mengenai sistem perhitungan fisik persediaan yang diterapkan dalam perusahaan.

Berikut penjelasannya :

“Setiap satu bulan sekali saya selaku admin bahan baku dan Direktur Operasional melakukan perhitungan fisik,, perhitungan dilakukan satu kali hitung saja. Jadi, Direktur Operasional memberi kartu perhitungan fisik ke saya (admin bahan baku), kemudian saya hitung. Kalau sudah selesai, kartu perhitungan fisik diserahkan ke Direktur Operasional untuk dicek kebenaran saldonya, kalo ada yang tidak sesuai maka dicek ulang persediaannya. Jika sudah sesuai, dicatat kedalam daftar hasil perhitungan fisik oleh Direktur Operasional, kemudian dicatat ke kartu persediaan.”

Perhitungan fisik persediaan merupakan prosedur yang wajib dilaksanakan oleh perusahaan manufaktur, karena peran persediaan yang cukup besar dalam perusahaan sehingga harus benar-benar dikelola dengan baik. Dalam proses perhitungan fisik persediaan, perhitungan harus dilakukan dengan teliti, karena jika terdapat ketidaksesuaian saldo dalam catatan, akan dilakukan perhitungan ulang atau koreksi dalam laporan persediaan bahan baku. Prosedur perhitungan fisik persediaan dalam PT. Perdana Sukses Makmur sebagai berikut :

  • Direktur Operasional membagikan Katu Perhitungan Fisik pada admin bahan baku.
  • Admin bahan baku menerima Kartu Perhitungan Fisik dan melakukan perhitungan fisik persediaan kemudian dicatat dalam Kartu Perhitungan Fisik Persediaan.
  • Kartu Perhitungan Fisik diserahkan pada Direktur Operasional.
  • Direktur Operasional melakukan pengecekan data yang tercantum dalam Kartu Perhitungan Fisik. Jika ada ketidaksesuaian, maka dilakukan perhitungan dan pengecekan ulang, jika data sudah sesuai maka dicatat dalam Daftar Hasil Perhitungan Fisik oleh Direktur Operasional.
  • Daftar Hasil Perhitungan Fisik dicatat dalam kartu persediaan dan diarsip sesuai urutan tanggalnya.
  • Selesai.

Perusahaan sebelumnya telah menggunakan sebuah program yang bernama “Alliance”, namun program tersebut hanya digunakan untuk penjualan produk jadi saja. Hal tersebut dikarenakan program tersebut belum rampung pembuatannya dan yang dapat dijalankan hanya pada menu penjualannya saja. Untuk melakukan transaksi selain penjualan seperti pembelian bahan baku, mutasi kas dan bank dan traksaksi-transaksi lainnya, perusahaan masih menggunakan sistem manual yakni dengan menggunakan Microsoft Excel.

Selama menjalankan sistem “Alliance” tersebut, PT. Perdana Sukses Makmur telah memesan sebuah sistem yang bernama “Bumbee App”. Sistem tersebut dirancang untuk dapat melaksanakan seluruh transaksi yang ada pada perusahaan mulai dari pembelian bahan baku, input transaksi kas dan bank, stock opname hingga menghasilkan laporan keuangan disetiap akhir periode (akhir bulan). Sistem yang bernama “Bumbee App” ini mulai digunakan pertengahan bulan Mei 2021 dan masih dalam masa trial. Sistem tersebut juga digunakan untuk pengendalian internal perusahaan karena semua transaksi perusahaan terekam dalam sistem tersebut sehingga memudahkan manajemen perusahaan dalam melakukan controlling setiap saat.

Pencatatan persediaan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan dalam perusahaan, terutama pada perusahaan manufaktur yang menyimpan stok digudang. Peneliti melakukan wawancara dengan akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yaitu Ibu Hadiah Fitriyah mengenai metode pencatatan persediaan bahan baku untuk mengetahui ada berapa metode yang dapat digunakan pada suatu perusahaan.

Berikut penjelasannya :

“Ada dua metode pencatatan persediaan yang biasa digunakan untuk menghitung nilai dan mencatat persediaan, yaitu : metode persediaan fisik dan metode perpetual. Tujuan penilaian persediaan itu sendiri agar aset perusahaan tersebut dapat dioptimalkan untuk menciptakan laba perusahaan.”

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur mengenai metode pencatatan persediaan yang digunakan pada PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Metode pencatatannya yang dipakai metode perpetual. Jadi dalam metode perpetual, semua penambahan dan pengurangan persediaan bahan baku dicatat dengan cara yang sama dengan kenaikan dan penurunan kas. Kalau ada pembelian maka dicatat dengan mendebit persediaan dan mengkredit kas atau hutang dagang. Ketika ada penjualan, harga pokok barang yang terjual tadi dicatat dengan mendebit HPP dan mengkredit persediaan.”

PT. Perdana Sukses Makmur menggunakan metode perpetual untuk setiap mutasi penambahan persediaan dari aktivitas pembelian dan untuk setiap mutasi pengurangan persediaan dari aktivitas penjualan. Untuk pemakaian bahan baku kain maupun dacron dilakukan pencatatan setiap terjadi transaksi, data tersebut diperoleh dari form pemakaian kain atau dacron bagian potong kain dan potong dacron. Setiap harinya, bagian potong kain dan bagian potong dacron menyetorkan form pemakaian bahan baku ke admin bahan baku guna untuk dilakukan pencatatan pada kartu persediaan.

Alasan PT. Perdana Sukses Makmur menggunakan metode perpetual karena metode tersebut akan memudahkan perusahaan dalam melakukan kontrol stok persediaan bahan baku kain dan dacron yang mana pencatatannya dilakukan setiap waktu jika terdapat mutasi keluar ataupun masuk. Namun, setiap satu bulan sekali perusahaan tetap melakukan perhitungan fisik persediaan, sehingga dapat disesuaikan antara catatan admin bahan baku dengan hasil perhitungan fisik dan agar nilai persediaan dapat diketahui setiap saat. Dalam metode perpetual, saldo pada akun persediaan diawal periode akuntansi mengindikasikan jumlah stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebit persediaan dan mengkredit kas/bank/utang usaha. Jika penjualan, dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan mengkredit persediaan.

Penetuan Harga Pokok Persediaan disesuikan dengan kebijakan perusahaan ataupun dengan kebutuhan perusahaan. Untuk mengetahui metode penentuan harga pokok persediaan yang digunakan pada PT. Perdana Sukses Makmur, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Alfina Prima selaku bagian akuntansi PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Metode pencatatan HPP, perusahaan menggunakan metode rata-rata, karena harga kain dari beberapa supplier beda-beda meskipun jenis kain sama. Jadi, biaya rata – rata per unit untuk masing – masing barang dihitung setiap ada pembelian. Kemudian biaya tersebut digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian selanjutnya dilakukan dan rata-rata baru dihitung lagi.”

PT. Perdana Sukses Makmur menggunakan metode rata-rata (average) dalam menentukan Harga Pokok Persediaan. Pada metode ini, biaya rata-rata per unit untuk masing-masing barang dihitung setiap kali melakukan pembelian. Biaya per unit digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan hingga pembelian berikutnya dilakukan, maka rata-rata baru dihitung lagi.

Alasan perusahaan menggunakan metode rata-rata dalam penentuan harga pokok persediaan karena PT. Perdana Sukses Makmur dalam melakukan pembelian kain dan dacron pada beberapa pemasok yang cenderung harganya berbeda-beda antar tiap pemasok. Perusahaan melakukan pembelian kain dengan motif yang sama pada beberapa pemasok yang berbeda, hal tersebut dikarenakan stok kain di pemasok satu sedang kosong. Sehingga perusahaan tidak dapat berpedoman pada satu harga saja, melainkan terdapat harga-harga yang berbeda pada setiap pemasok dengan jenis kain atau motif yang sama.

  • Rekomendasi Sistem Pada PT. Perdana Sukses Makmur
  • Sistem Pencatatan Persediaan Bahan Baku PT. Perdana Sukses Makmur
  • Sistem Penentuan Harga Pokok Persediaan PT. Perdana Sukses Makmur
  • Pengendalian Intern Atas Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Pada PT. Perdana Sukses Makmur

Pengendalian intern merupakan keseluruhan dari sumber daya perusahaan yang bertujuan untuk mengarahkan, meningkatkan, mengendalikan dan mengawasi setiap aktivitas dalam perusahaan untuk memastikan tercapainya tujuan perusahaan. Sedangkan tujuan dilakukannya pengendalian persediaan yaitu agar memperoleh kualitas dan kuantitas persediaan yang tepat untuk menjamin tersedianya persediaan dalam tingkat yang optimal sehingga aktivitas penjualan maupun proses porduksi dapat berjalan dengan lancar.

Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Lutfi Dwi Kurniawan selaku Direktur Operasional PT. Perdana Sukses Makmur mengenai pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Perdana Sukses Makmur.

Berikut penjelasannya :

“Disini pengendalian intern persediaan bahan baku dilakukan dengan pemisahan fungsi dan tugas, cuma memang bagian gudang dan penerimaan dijadikan satu karena supaya lebih mudah dalam melakukan pengecekan dan penyimpnan persediaan.”

Peneliti telah melakukan wawancara mendalam mengenai pengendalian intern atas persediaan bahan baku yang dijalankan dalam PT. Perdana Sukses Makmut, dan jika diuraikan maka pengendalian tersebut sebagai berikut :

  • Fungsi ipembelian dilakukan ioleh Direktur Operasional dan fungsi ipenerimaan dilakukan ioleh admin bahan baku.
  • Fungsi ipembelian terpisah dengan fungsi iakuntansi. Fungsi pembelian idilakukan oleh Direktur Operasional, sedangkan fungsi iakuntansi dilakukan ioleh bagian Accounting. iDengan pemisahan fungsi yang idemikian, maka akan mengurangi terjadinya kecurangan.
  • Fungsi penerimaan dan ifungsi gudang idilakukan oleh admin bahan ibaku karena perusahaan tidak memiliki bagian khusus penerimaan.
  • Fungsi igudang terpisah dengan fungsi iproduksi. Fungsi igudang dilakukan ioleh admin bahan ibaku, sedangakan fungsi iproduksi dilakukan ioleh bagian ipotong kain idan penjahit.
  • Fungsi igudang terpisah dengan fungsi iakuntansi. Fungsi igudang dilakukan ioleh admin bahan ibaku, sedangkan fungsi iakuntansi dilakukan ioleh ibagian Accounting.
  • Perhitungan fisik ipersediaan dilakukan ioleh admin bahan ibaku yang dihitung setiap satu bulan sekali dan setiap kali perhitungan dilakukan satu kali hitung. Direktur Operasional sebagai pemegang kartu perhitungan fisik dan daftar hasil perhitungan fisik.
  • Panitia perhitungan fisik persediaan terdiri dari admin bahan baku.
  • Fungsi gudang memiliki otoritas atas surat permintaan pembelian barang.
  • Surat order pembelian diotoritaskan pada Direktur Operasional.
  • Laporan penerimaan barang diotoritaskan pada admin bahan baku.
  • Bukti kas keluar diotoritaskan pada bagian akuntansi.
  • Surat retur diotoritaskan oleh Direktur Operasional.
  • Pencatatan jurnal umum diotoritaskan pada bagianakuntansi.
  • Surat Permintaan idan iPengeluaran Barang gudang diotoritaskan pada perwakilan bagian potong kain.
  • Perhitungan fisik persediaan diotoritaskan pada Direktur Operasional.
  • Pencatatan hasil perhitungan fisik persediaan bahan baku dicatat berdasarkan Daftar Hasil Perhitungan Fisik dan perhitungan fisik kartu yang dilakukan oleh admin bahan baku.
  • Surat iOrder iPembelian (SOP) bernomor iurut tidak tercetak.
  • Pemakaian iSurat Order iPembelian idipertanggungjawabkan oleh Direktur Operasional.
  • Laporan ipenerimaan barang tidak bernomor iurut dan tidak tercetak.
  • Pemakaian ilaporan penerimaan ibarang dipertanggungjawabkan oleh admin bahan baku.
  • Pemasok idipilih berdasarkan ijawaban penawaran iharga bersaing idari berbagai ipemasok.
  • Pada saat barang diterima dari pemasok, penerimaan dan pemeriksaan dilakukan oleh admin bahan baku berdasarkan surat jalan yang diterima dari pemasok yang sesuai dengan order pembelian.
  • Admin bahan baku melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan menghitung barang tersebut dan membandingkan antara surat jalan dengan nota pembelian.
  • Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian dalam perkalian antara kuantitas dengan harga per item dalam ifaktur dari ipemasok sebelum ifaktur tersebut diproses iuntuk dibayar.
  • Bukti ikas keluar ibeserta dokumen pendukung iditandatangani oleh ibagian iakuntansisetelah butki transfer idikirimkan ke pemasok.
  • Surat iretur bernomor iurut tidak itercetak.
  • Pemakaian isurat retur idipertanggungjawabkan oleh Direktur Operasional.
  • Laporan ipengiriman barang ibernomor urut dan tidak itercetak.
  • Pemakaian ilaporan pengiriman ibarang idipertanggungjawabkan ioleh Direktur Operasional.
  • Surat Permintaan idan Pengeluaran iBarang bernomor iurut dan tercetak.
  • Pemakaian Surat Permintaan idan Pengeluaran iBarang dipertanggungjawabkan ioleh admin bahan baku.
  • Dilakukan perhitungan fisik ipersediaan secara periodik dan dicocokkan dengan kartu persediaan.

Karyawan iyang kompeten imerupakan salah satu iunsur penting idalam kegiatan ioperasional perusahaan, isehingga perusahaan iharus melakukan berbagai icara untuk memperoleh karyawan iyang berkompeten dibidangnya, bertanggungjawab dan dapat dipercaya oleh perusahaan. Berikut merupakan caranya :

  • Pegawai yang sesuai tanggungjawabnya dan memiliki mutu
  • Perekrutan ikaryawan didasarkan ipada seleksi iyang dilakukan saat ipenerimaan ikaryawan. Tes yang dilakukan tergantung pada bagian yang sedang dibutuhkan, misal bagian jahit. Maka calon karyawan akan dites dengan menjahit kain/menjahit satu produk.
  • Persayaratan tertentu bagi calon karyawan yaitu minimal SMA/SMK untuk bagian produksi dan minimal D3/S1 untuk bagian kantor yang berkompeten dibidangnya.
  • Pelatihan dilakukan satu minggu untuk karyawan ibaru.
  • Ada ikesempatan bagi ikaryawan yang isudah ada iuntuk mengembangkan keterampilannya yaitu dengan mengikuti workshop, pelatihan.

Untuk imemperoleh informasi imengenai ikesesuaian unsur-unsur Sistem iInformasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku dan pengendalian intern yang diterapakn PT. Perdana Sukses Makmur, maka kemudian dibandingkan antara Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku dan pengenalian intern yang diterapkan oleh PT. Perdana Sukses Makmur dengan kajian teori. Hal ini dilakukan untuk menjawab masalah apakah unsur-unsur iSistem Informasi iAkuntansi persediaan ibahan baku dan ipengendalian intern iyang diterapkan PT. Perdana Sukses Makmur telah sesuai atau belum. Berikut informasinya :

Berikut merupakan perbandingan iantara fungsi-fungsi iSistem Informasi iAkuntansi persediaan ibahan baku PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori [17]:

Tabel 2 .

Perbandingan Teori Dengan Praktik Fungsi yang Terkait SIA

Teori Fungsi yang Terkait Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Fungsi iGudang Fungsi igudang dilakukan ioleh admin bahan baku.
Fungsi Pembelian Fungsi pembelian dilakukan ioleh Direktur Operasional.
Fungsii Penerimaan Fungsi ipenerimaan dilakukan oleh admin bahan baku.
Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi dilakukan ioleh bagianakuntansi.
Panitia Perhitungan Fisik Persediaan Perhitungan fisik persediaan dilakukan oleh admin bahan baku dan Direktur Oprasional.

Berdasarkan rincian pada tabel 2 bahwa PT. Perdana Sukses Makmur memiliki fungsi-fungsi iyang sesuai idengan teori Mulyadi. Fungsi gudang dan fungsi penerimaan idilakukan oleh admin bahan baku. Panitia perhitungan fisik terdiri dari admin bahan baku dan Direktur Operasional yang pelaksanaannya dilakukan setiap stau bulan sekali. Terdapat fungsi produksi pada PT. Perdana Sukses Makmur yang bertanggungjawab atas proses produksi dan melakukan permintaan pengeluaran barang dari gudang ke admin bahan baku jika bahan baku saat proses produksi menipis.

Berikut merupakan perbandingan iantara dokumen-dokumen iyang digunakan mengenai Sistem iInformasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori [17]:

Tabel 3 .

Perbandingan Teori Dengan Praktik Dokumen yang

Digunakan Dalam SIA

Teori Dokumen yang Digunakan Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Surat Order Pembelian Sesuai dengan teori.
Laporan Penerimaan Bahan Baku Sesuai dengan teori.
Bukti Kas Keluar Sesuai dengan teori.
Laporan Pengiriman Barang Perusahaan menggunakan notai retur iyang memiliki fungsi isama dengan laporan ipengiriman barang.
Memo Debit Perusahaani menggunakan isurat retur iyang memiliki fungsi sama dengan memoi debit
Bukti Memorial Perusahaan tidak menggunakan bukti memorial, hanya menggunakan note biasa.
Kartu Perhitungan Fisik Sesuai dengan teori.

Berdasarkan uraian tabel 3 dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan teori Mulyadi. Tetapi PT. Perdana Sukses Makmur tidak menggunakan bukti memorial sebagai dokumen pendukung karena jika ada penyesuaian atau transaksi lain, perusahaan hanya menggunakan note biasa. Namun, PT. Perdana Sukses Makmur menggunakan dokumen tambahan selain yang tercantum dalam terori Mulyadi seperti nota pembelian, surat jalan yang diperoleh dari pemasok, rekap order, surat permintaan dan pengeluaran barang dan surat jalan pengeluaran barang, form pemakaian bahan baku dan daftar hasil perhitungan fisik.

  • Fungsi-fungsii yang iterkait dengan iSistem Informasi iAkuntansi persediaan ibahan baku
  • Dokumen-dokumeni yang terkait dengan Sistem iInformasi Akuntansi persediaan ibahan baku
  • Catatan-catatan yang digunakan terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku

Berikut merupakan perbandingan iantara catatan-catatan iyang digunakan mengenai Sistemi Informasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori [17]:

Tabel 4.

Perbandingan Teori Dengan Praktik Catatan yang

Digunakan Dalam SIA

Teori Catatan yang Digunakan Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Kartu Persediaan Sesuai dengan teori.
Kartu Gudang Sesuai dengan teori.
Jurnal Umum Sesuai dengan teori.

Berdasarkan uraian pada tabel 4 bahwa PT. Perdana Sukses Makmur menggunakan catatan-catatan sesuai dengan teori Mulyadi.

Berikut merupakan perbandingan antara prosedur Sistem Infromasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku PT. Perdana Sukses Makmur idengan teori [17] :

Tabel 5.

Perbandingan Teori Dengan Praktik Prosedur yang

Terkait SIA Persediaan Bahan Baku

Teori Prosedur yang Terkait Parktik Keterangan
Ada Tidak Ada
ProsedurI pencatatan Harga Pokoki Persediaan iyang dibeli Dalam iperusahaan prosedur tersebut disebut dengan proseduri pembelian.
Proseduri pencatatan Harga Pokoki Persediaan yang dikembalikani pada pemasok Dalam iperusahaan prosedur ini disebut dengan iprosedur retur ipembelian ke pemasok.
Proseduri permintaan idan pengeluarang barang igudang Pada iperusahaan disebut dengan proseduri permintaan dan pengeluaran bahan ibaku dari gudang.
Sistem perhitungan fisik persediaan Sesuai dengan teori.

Berdasarkan tabel 5 bahwa perusahaan telah imenjalankan prosedur isesuai dengan teori Mulyadi. Terdapat tambahan satu prosedur yang dijalankan oleh PT. Perdana Sukses Makmur yakni prosedur pemakaian bahan baku, prosedur tersebut dibuat karena bahan baku yang diambil dari gudang tidaklah langsung habis melainkan dipakai sesuai dengan kebutuhan pesanan konsumen. Setiap kali bagian potong memakai kain tersebut harus dicatat dalam form pemakaian bahan baku yang berisi mengenai ukuran kain yang digunakan dalam proses produksi per produk, kegiatan pencatatan tersebut dilakukan setiap hari dan disetorkan ke admin bahan baku. Sistem perhitungan fisik persediaan dilakukan oleh PT. Perdana Sukses Makmur dijalankan oleh admin bahan baku itu sendiri sehingga dapat memicu terjadinya manipulasi data.

  • Prosedur iyang membentuk iSistem Informasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku
  • Pengendalian Intern Atas Persediaan Bahan Baku

Berikuti merupakan perbandingan antara pengendalian intern atas persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori [17]:

Perbandingan istruktur organisasi yang dapat imemisahkan tanggungjawab fungsional secara itegas dalam isistem pengendalian iintern PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori Mulyadi dapat dilihat ipada tabel 6 iberikut :

Tabel 6.

Perbandingan Teori Dengan Praktik Struktur Organisasi yang

Dapat Memisahkan Tanggungjawab

Fungsional Secara Tegas

Teori Struktur Organisasi yang Dapat Memisahkan Tanggungjawab Secara Tegas Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Fungsi pembelian terpisah dengan fungsi penerimaan Sesuai dengan teori.
Fungsi pembelian terpisah dengan fungsi akuntansi Surati Order Pembelian diotorisasi ioleh Direktur Operasional sebagai fungsi pembelian.
Fungsi ipenerimaan terpisah idengan fungsi gudang Fungsii penerimaan dan fungsii gudang digabung.
Fungsii gudang terpisahi dengan fungsii produksi Sesuai dengan teori.
Fungsii gudang terpisahi dengan fungsii akuntansi Sesuai dengan teori.
Perhitungani fisik persediaani dilakukan oleh panitiai perhitungan fisik yang iterdiri dari pemegang ikartu perhitungan ifisik, penghitung dan pengeceki Admin bahan baku sebagai penghitung, sedangkan Direktur Operasional sebagai pengecek dan pemegang daftar hasil perhitungan fisik.
Panitia perhitungan fisik terdiri dari karyawan selain bagian gudang Panitia terdiri dari bagian gudang itu sendiri yakni admin bahan baku.

Berdasarkan tabel 6 bahwa iperusahaan merangkap fungsi gudangi dan fungsi ipenerimaan dalam menjalankan sistem informasi iakuntansi persediaan ibahan baku, fungsi keduanya dijalankan oleh admin bahan baku. Panitia perhitungan fisik persediaan terdiri dari Direktur Operasional dan admin bahan baku. Pada dasarnya panitia perhitungan fisik terdiri dari karyawan selain bagian gudang, karena jika perhitungan fisik dilakukan oleh bagian gudang itu sendiri maka otomatis bagian gudang tersebut mengevaluasi pekerjaannya sendiri.

Perbandingan sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam sistem pengendalian intern PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori [17] dapat dilihat padai tabel 7 berikut :

Tabel 7.

Perbandingan Teori Dengan Praktik Sistem Wewenang Serta Prosedur Pencatatan

Teori Sistem Wewenang Serta Prosedur Pencatatan Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Fungsi gudang diberi wewenang atas Surat Permintaan dan Pembelian Barang Sesuai dengan teori.
Fungsi pembelian diberi wewenang atas Surat Order Pembelian SOP diotoritaskan pada Direktur Operasional selaku fungsi pembelian.
Fungsi penerimaan diberi wewenang atas Laporan Penerimaan Barang Laporani penerimaani barang diotorisasi olehi admin bahan baku selakui fungsi penerimaan.
Fungsi akuntansi diberi wewenang atas Buktii Kas Keluari Sesuai dengan teori.
Fungsi pembelian diberi wewenang atas Memoi Debit untuki retur pembeliani Surat retur diotorisasi oleh Direktur Operasional selaku fungsi pembelian.
Fungsi akuntansi diberi wewenang atas pencatatan kedalam jurnal umum Sesuai dengan teori.
Kepala fungsi produksi diberi wewenang atas Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang Sesuai dengan teori.
Ketua panitia perhitungan fisik persediaan menandatangani daftar hasil perhitungan fisik persediaan Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditandatangani oleh admin bahan baku yang melakukan perhitungan fisik.
Pencatatan hasil perhitungan fisik mengacu pada kartu perhitungan fisik yang telah diikuti kebenaran datanya oleh pemegang kartu perhitungan fisik Pencatatan hasil perhitungan fisik berdasarkan pada Daftar Hasil Perhitungan Fisik dan perhitungan fisik.

Berdasarkan tabel 7 bahwa iperusahaan telah imemenuhi unsuri pengenalian iintern dalam praktiki sistem wewenang idan prosedur ipencatatan sesuai dengan iteori.

Perbandingan ipraktik yang isehat dalam isistem pengendalian iintern PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori Mulyadi dapat idilihat pada itabel 8 berikut :

Tabel 8

Perbandingan Teori Dengan Praktik Pelaksanaan Tugas dan

Fungsi Setiap Unit Organisasi Secara Sehat

Teori Pelaksanaan Tugas & Fungsi Secara Sehat Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Surati Order Pembeliani bernomor urut tercetaki Nomor iurut pada Surat Order Pembelian diketiki manual.
Penggunaan Surat Order Pembelian dipertanggungjawabkan oleh ifungsi pembeliani Sesuai dengan teori.
Laporani Penerimaan Barangi bernomor urut yang itercetak Nomori urut Laporan Penerimaani Barang idiketik manual.
Penggunaan Laporan Penerimaan Barang dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan Penggunaan Laporan Penerimaan Barang dipertanggungjawabkan oleh admin bahan baku selaku fungsi penerimaan
Pemasok dipilih berdasarkan surat penawaran harga dari berbagai pemasok Sesuai dengan teori.
Barang yang diterima hanya diperiksa oleh fungsi penerimaan jika fungsi penerimaan telah menerima tembusan Surat Order Pembelian dari fungsi pembelian Sesuai dengan teori.
Fungsi penerimaan memeriksa barang yang diterima dari pemasok dengan menghitung barang tersebut dan membandingkan kuantitasnya dengan tembusan Surat Order Pembelian Sesuai dengan teori.
Dilakukan pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian dalam perkalian antara kuantitas dengan harga per item dalam ifaktur dari ipemasok sebelum ifaktur tersebut idiproses untuki dibayar Sesuai dengan teori.
Bukti ikas keluar besertai dokumen pendukung dibubuhkan cap “lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah bukti pembayaran dikirimkan ke pemasok Bukti Kas Keluar ditandatangani oleh bagian akuntansi setelah bukti transfer dikirimkan pada pemasok, dan dicatat terbayar dalam Outstanding oleh bagian akuntansi.
Memoi debit untuk retur ipembelian bernomori urut yangi tercetak Nomori uruti Surat iRetur diketiki manual.
Fungsi pembelian bertanggungjawab atas penyelenggaraan memo debit Penyelenggaraan Surat Retur dipertanggungjawabkan pada Direktur Operasional selaku fungsi pembelian.
Laporani pengirimani barang diberi nomor urut yang itercetak Nomor iurut nota returi diketik manual.
Fungsi pengiriman bertanggungjawab atas penyelenggaraan laporan pengiriman barang Sesuai dengan teori.
Bukti ipermintaan dan pengeluaran barang ibernomor urut yang itercetak Nomor iurut Surat Permintaan idan Pengeluaran Barangi idiketik manual.
Fungsi gudang bertanggungjawab atas penyelenggaraan bukti permintaan dan pengeluaran barang Sesuai dengan teori.
Perhitungan persediaan yang digudang dilakukan secara periodik untuk dicocokkan dengan kartu persediaan Perhitungan persediaan dilakukan satu bulan sekali untuk dicocokkan dengan kartu persediaan.

Berdasarkan tabel 8 bahwa Surat Order Pembelian, Laporan Penerimaan Barang, Surat Retur, Nota Retur, Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang tercetak dengan nomor urut yang diketik manual. Untuk Bukti Kas iKeluar tidak idicap “lunas” melainkan ditandatangani oleh bagian akuntansii setelah bukti transfer idikirimkan ke pemasoki via WhatsApp.

  • Strukturi organisasi iyang dapat memisahkani tanggungjawab fungsional secara tegas :
  • Sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang dapat memberikan perlindungan cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya :
  • Pelaksanaan tugas idan fungsii setiap unit iorganisasi secara sehat :
  • Pegawai yang sesuai tanggungjawabnya dan memiliki mutu :

Perbandingan pegawai yang sesuai tanggungjawabnya dan memiliki mutu dalam sistem pengendalian intern PT. Perdana Sukses Makmur dengan teori Mulyadi dapat dilihat ipada tabel 9 berikut :

Tabel 9

Perbandingan Teori Dengan Pegawai yang Sesuai

Tanggungjawabnya dan Memiliki Mutu

Teori Pegawai yang Sesuai dan Bermutu Praktik Keterangan
Ada Tidak Ada
Perekrutani berdasarkan seleksii Sesuai dengan teori.
Memiliki kriteria dan persyaratan tertentui bagi calon karyawani Sesuai dengan teori.
Terdapat pelatihan bagii karyawan barui Sesuai dengan teori.
Adanya kesempatani untuk karyawani yang sudah ada iuntuk mengembangkan keterampilan sesuai dengan pekerjaannya Sesuai dengan teori.

Berdasarkan tabel 9 diatas bahwa perusahaan dalam menajalankan pengendalian intern dalam aspek pegawai yang bertanggungjawab dan bermutu telah sesuai dengan ikajian teori.

Pembahasan

Sistem Informasi Akuntansi ipersediaan bahan ibaku pada PT. Perdana Sukses Makmur masih manual, namun telah diterapkan dengan baik. Perusahaan telah menjalankan unsur-unsur Sistem iInformasi Akuntansii persediaan bahani baku sesuai idengan teori, seperti fungsi yang terkait, prosedur, dokumen, catatan hingga pengendalian intern atas persediaan bahan baku. Beberapa unsur ada penambahan seperti pada unsur dokumen yang digunakan, perusahaan menggunakan dokumen tambahan seperti nota pembelian, surat jalan yang diperoleh dari pemasok, rekap order, surat permintaan dan pengeluaran barang dan surat jalan pengeluaran barang, form pemakaian bahan baku dan daftar hasil perhitungan fisik. Dan terdapat penambahan juga pada unsur prosedurnya yaitu prosedur pemakaian bahan baku. Hal tersbut dilakukan karena untuk menjunjang kelancaran kegiatan perusahaan dan untuk mendukung kevalidan data perusahaan. Namun, dalam penerapannya masih terdapat beberapa poin yang belum sesuai dengan teori karena perusahaan masih menerapkan Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku secara manual yakni :

Penggabungan ifungsi penerimaan dan ifungsi gudang yang dilakukan ioleh admin bahan baku sehingga memiliki kelemahan jika dikaitkan idengan pengendaliani intern perusahaan yaitu ifungsi penerimaan yang ibertugas untuk imengeluarkan Laporan Penerimaan Barang merangkap sebagai fungsi gudang yang bertugas untuk mengeluarkan Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang dapat dengan mudah merekayasa kuantitas barang yang diterima dan barang yang dikeluarkan. Penggabungan ifungsi tersebut idilakukan dengan tujuani untuk meminimalkan sumber daya manusia. Sebaiknya perusahaan melakukan pemisahan fungsi terhadap fungsi penerimaan dan fungsi gudang dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kecurangan.

Dalam melakukan perhitungan fisik persediaan, perusahaan melibatkan bagian gudang dalam perhitungan persediaannya. Perhitungan ifisik persediaan idilakukan oleh bagiani gudang yaitu admini bahani baku satu bulan sekali dan dilakukan satu kali hitung saja. Sebaiknya perhitungan fisik persediaan pada PT. Perdana Sukses Makmur dilakukan oleh bagian lain selain bagian gudang, karena jika perhitungan fisik dilakukan oleh bagian gudang itu sendiri maka otomatis bagian gudang tersebut mengevaluasi pekerjaannya sendiri. Pemilik hanya mengetahui bahwa rekapitulasi persediaan telah dibuat dan tidak melakukan pengecekan lebih lanjut.

Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan pengendalian intern yakni Daftar Hasil Perhitungan Fisik diotoritaskan pada Direktur Operasional, namun lebih baik perusahaan membentuk panitia perhitungan fisik selain bagian gudang guna mencegah adanya kemungkinan terjadi kecurangan seperti mencuri ataupun melakukan pencatatan fiktif terhadap stok bahan baku.

Hal tersebut terjadi karena iperusahaan mencetak idokumen secara ilangsung dari ikomputer dan inomor iurut diketik imanual disesuaikan idengan kebutuhan penggunaan idokumen tersebut. Penggunaan iformulir yang ibernomor iurut idiketik manual tersebut belum imemenuhi unsur ipengendalian interni dalam ipraktik yang sehati karena ipenggunaan dokumen tersebut idapat dengan imudah dimanipulasii sehingga menyebabkan ipenyalahgunaan iformulir semakin ibesar.

  • Perusahaani tidak imemisahkan fungsi ipenerimaan dengan ifungsi gudang.
  • Panitia perhitungan fisik terdiri dari karyawan bagian gudang.
  • Surat Order Pembelian, Laporan Penerimaan Barang, Surat Retur, Nota Retur, Surat Permintaan dan Pengeluaran Barang nomor urut diketik manual.
  • Bukti iKas iKeluar tidak dibubuhkan cap “lunas” oleh iagian akuntansi.

Hal tersebut terjadi karenai dalam perusahaan telah iditetapkan jika BKK telah ditandatangani oleh bagian akuntansi dan dicatat terbayar dalam outstanding, maka jumlahi yang itercantum idalam BKK itelah dibayar. Hal iini memiliki kelemahani jika iBKK hanya ditandatanganii oleh bagiani akuntansi maka ikeluarnya uang imelalui BKK tersebut ikurang terjamini keandalannya. Sebaiknyai bagian akuntansii membubuhkan icap “lunas” padai BKK beserta tandatangan iuntuk memastikani penanggungjawab atas ipemakaian BKKi tersebut.

V . Kesimpulan

Simpulan

Setelah melakukan penelitian pada PT. Perdana Sukses Makmur dan memperoleh hasil penelitian, maka berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa :

  • Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada PT. Perdana Sukses Makmur dilakukan dengan baik namun masih manual, dengan diadakannya prosedur-prosedur mulai dari pembelian hingga penerimaan persediaan, retur pembelian, permintaan dan pengeluaran barang gudang, pemakaian bahan baku dan juga perhitungan fisik persediaan. Semua prosedur tersebut dijalankan dengan tujuan agar mutasi persediaan bahan baku dapat terkontrol dengan mudah yang terdiri dari berbagai fungsi dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing beserta kelengkapan dokumen-dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Fungsi-fungsi yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku PT. Perdana Sukses Makmur kurang efektif karena terdapat fungsi yang digabung yakni fungsi gudang dan fungsi penerimaan persediaan bahan baku. Selain itu, perhitungan fisik juga dilakukan oleh bagian gudang, sehingga dapat dikatakan bahwa bagian gudang mengevaluasi pekerjaannya sendiri.
  • Susunan pelaksanaan suatu Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur meliputi fungsi-fungsi yang berkaitan dengan SIA, dokumen-dokumen dan catatan yang dipakai serta jaringan prosedur yang dapat membentuk suatu Sistem Informasi Akuntansi.
  • Pelaksanaan Sistem Informasi AkuntanSi persediaan bahan baku PT. Perdana Sukses Makmur masih memiliki kekurangan yaitu perusahaan seringkali kehabisan bahan baku terutama bahan baku kain. Beberapa faktor penyebabnya yakni :
  • Selera konsumen yang tidak dapat diprediksi.
  • Kelalaian dan kesalahan bagian produksi dalam melakukan pencatatan pemakaian bahan baku kain dalam form pemakaian bahan baku.
  • Bahan baku yang cacat.

Saran

Sistem Informasi Akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Perdana Sukses Makmur dapat berjalan lebih baik dan tepat dengan teori jika :

  • Perusahaan melakukan pemisahan fungsi yakni fungsi gudang dan fungsi penerimaan agar kinerja masing-masing fungsi dapat dimaksimalkan dan pengendalian bahan baku dapat terkontrol.
  • Sebaiknya panitia perhitungan fisik terdiri dari karyawan selain bagian gudang serta dibentuk fungsi pengecek yang bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kembali supaya hasil perhitungan fisik dapat dipertanggungjawabkan.
  • Perusahaan perlu membuat nomor urut disetiap dokumen yang digunakan untuk menghindari penyalahgunaan dokumen perusahaan.
  • Dalam melakukan pembayaran hutang ke supplier, dalam Bukti Kas Keluar perlu ditambahkan cap “lunas” dan tidak hanya tandatangan saja, hal tersebut agar dapat terjamin keandalannya.
  • Perlu meningkatkan kembali kinerja bagian produksi dan penerimaan bahan baku dalam melakukan pengelolaan serta pengecekan bahan baku supaya tidak mengalami kekurangan maupun kelebihan bahan baku.

UCAPAN TERIMA KASIH

  • Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang senantiasa memberi dukungan baik materil maupun do’a dan kasih sayang.
  • Ibu Santi Rahma Dewi, SE., M.Ak selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1]R. E. Putra, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain (Studi Kasus CV. Celine Productin),” Equilibiria, 2018.

[2]A. Khomarudin, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku PT. Profilindah Kharisma,” Akuntansi, 2018.

[3]Mulyadi, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain (Studi Kasus CV. Celine Productin),” Equilibiria, 2018.

[4]I. Haidar, “ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU (Studi Kasus pada Pabrik PT. Ongkowidjojo Gadang Malang),” Anal. Sist. Inf. Akunt. PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU (Studi Kasus pada Pabrik PT. Ongkowidjojo Gadang Malang), pp. 01-117, 2017.

[5]R. E. Putra, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain,” Akuntansi, 2018.

[6]H. R. Adawiyah, “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku Dan Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Terhadap Efektivitas Persediaan Bahan Baku Pada Pt.Ipha Laboratories,” J. Akuntansi, Audit dan Sist. Inf. Akunt., 2018.

[7]I. Lanastriani, R. K. Ekawati, and C. Yunita, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada UMKM Pempek dan Kerupuk Beringin,” Akuntansi, 2016.

[8]D. M. A. Lexy J. Moleong, “Moleong, Lexi J, 2014. ” Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”. Bandung : Remaja Rosdakarya.,” PT. Remaja Rosda Karya, 2019.

[9]Sugiyono, “Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,” , 2015.

[10]P. D. Sugiono, “Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif.pdf,” . 2014.

[11]Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif,” Bandung Alf., 2016.

[12]Wahidmurni, “PEMAPARAN METODE PENELITIAN KUALITATIF Oleh:,” J. Sains dan Seni ITS, 2017.

[13]P. D. Sugiyono, . Bandung: Alfabeta, 2012.

[14]A. Rijali, “ANALISIS DATA KUALITATIF,” Alhadharah J. Ilmu Dakwah, 2019.

[15]Sugiyono, , Cetakan ke. Bandung: Alfabeta, 2015.

[16]Maiti and Bidinger, “Teknik Pengumpulan dan Teknik Analisis data Kualitatif.,” J. Chem. Inf. Model., 1981.

[17]Mulyadi, “Pengertian sistem menurut mulyadi,” Sist. Akunt., 2016.

References

  1. R. E. Putra, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain (Studi Kasus CV. Celine Productin),” Equilibiria, 2018.
  2. A. Khomarudin, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku PT. Profilindah Kharisma,” Akuntansi, 2018.
  3. Mulyadi, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain (Studi Kasus CV. Celine Productin),” Equilibiria, 2018.
  4. I. Haidar, “ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU (Studi Kasus pada Pabrik PT. Ongkowidjojo Gadang Malang),” Anal. Sist. Inf. Akunt. PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU (Studi Kasus pada Pabrik PT. Ongkowidjojo Gadang Malang), pp. 01-117, 2017.
  5. R. E. Putra, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Kain,” Akuntansi, 2018.
  6. H. R. Adawiyah, “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Bahan Baku Dan Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Terhadap Efektivitas Persediaan Bahan Baku Pada Pt.Ipha Laboratories,” J. Akuntansi, Audit dan Sist. Inf. Akunt., 2018.
  7. I. Lanastriani, R. K. Ekawati, and C. Yunita, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku pada UMKM Pempek dan Kerupuk Beringin,” Akuntansi, 2016.
  8. D. M. A. Lexy J. Moleong, “Moleong, Lexi J, 2014. ” Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”. Bandung : Remaja Rosdakarya.,” PT. Remaja Rosda Karya, 2019.
  9. Sugiyono, “Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,” Metod. Penelit. dan Pengemb. Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, 2015.
  10. P. D. Sugiono, “Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif.pdf,” Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. 2014.
  11. Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif,” Bandung Alf., 2016.
  12. Wahidmurni, “PEMAPARAN METODE PENELITIAN KUALITATIF Oleh:,” J. Sains dan Seni ITS, 2017.
  13. P. D. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
  14. A. Rijali, “ANALISIS DATA KUALITATIF,” Alhadharah J. Ilmu Dakwah, 2019.
  15. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke. Bandung: Alfabeta, 2015.
  16. Maiti and Bidinger, “Teknik Pengumpulan dan Teknik Analisis data Kualitatif.,” J. Chem. Inf. Model., 1981.
  17. Mulyadi, “Pengertian sistem menurut mulyadi,” Sist. Akunt., 2016.