Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.2030

Implementation of Extracurricular Management


Implementasi Manajemen Ekstrakurikuler

Universitas Muhammdiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammdiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Management Extracurricular Marching Band

Abstract

Management is essential for any activity or group in an effort to achieve the desired goal. Management activities consist of planning, organizing, placement, briefing, cultivation, communication, and decision making conducted by each organization with the aim to coordinate various resources owned by the company so that an efficient product or service is produced. Extracurricular activities are activities that are commonly done outside the classroom and outside the lesson hours to develop the potential of human resources owned by students, both related to the application of science obtained and in a special sense to guide learners in developing the potential and talents that exist in him develop the potential and talents that exist in him through mandatory activities and choices. Marching Band is a group of people who play one or more songs using a number of combinations of musical instruments (inflatable, percussion, and a number of instruments) together. The marching band's performance is a combination of the music (inflatable and punching) as well as the line-up action of the players.

Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen adalah aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan mengahasilkan suatu produk atau jasa secara efision.[1]

Senada dengan hal tersebut, G. R. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasi, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.[2]

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalamnya dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.[3]

Fungsi ekstrakurikuler tidak saja menaikkan derajat gengsi sekolah di tengah-tengah pesaingnya. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah perkumpulan peserta didik berdasarkan minat, bakat, dan kecenderungannya untuk beraktifitas dan berkreatifitas di luar program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok peserta didik misalnya, olahraga, kesenian, berbagai macam ketrampilan, kepramukaan, dan lain sebagainya.[4]

Latihan ekstrakurikuler efektif jika mereka dapat menumbuhkan karunia dan kepentingan yang kurang mampu memiliki baik dan menumbuhkan sudut pandang understudies yang pada akhirnya dapat menjunjung tinggi program intrakuler di sekolah. Sepanjang garis-garis ini, sekolah berkewajiban untuk menyelesaikan latihan ekstrakurikuler. Selain mendukung pencapaian program intrakular, latihan ekstrakurikuler juga dilakukan sebagai jenis kepuasan hak siswa bahwa understudies memenuhi syarat untuk administrasi instruktif sesuai hadiah, minat, dan kapasitas mereka.

Marching Band adalah pertemuan individu yang memainkan setidaknya satu melodi yang menggunakan berbagai campuran instrumen, misalnya, instrumen tiup dan instrumen pukul sementara waktu. Penampilan band berjalan adalah perpaduan permainan melodi sama seperti aktivitas line-up dari para pemain. Oleh dan besar, pameran band berjalan didorong oleh beberapa petugas lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka dan tertutup dalam garis-garis yang struktur pengaturan dengan selalu mengubah contoh sesuai diatur ekspresi melodi dimainkan, dan bergabung dengan gerakan yang dilakukan oleh berbagai pemain bendera. [5]

SD Islam Sabilil Huda Candi Sidoarjo adalah salah satu Sekolah Dasar ynga berada di desa Sumorame Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan januari 2021, SD Islam Sabilil Huda menerapkan manajemen ekstrakurikuler marching band. Selain menyusun program kerja menjelang dimulainya setiap masa pembelajaran, mentor ekstrakurikuler secara konsisten harus menghadirkan rundown partisipasi dan latihan yang telah selesai. Hal ini dilakukan dengan demikian setiap ekstrakurikuler dapat terus diperiksa perkembangannya.evaluasi sehingga setiap penilaian juga konsisten dilakukan menjelang selesainya setiap tahun ajaran.

  • PENDAHULUAN
  • METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan di SD Islam Sabilil Huda ini bertujuan untuk mencari informasi yang berkenan dengan manajemen ekstrakurikuler marching band di sekolah tersebut. melibatkan Yayasan Sabilil Huda, Kepala Sekolah, Kesiswaan, Koordinator Ekstra, dan Pelatih Ekstrakurikuler dimana semuanya menjadi subyek utama dalam penelitian ini.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Tindakan, pendapat, tindakan dan motivasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manajemen ekstrakurikuler. Menggunakan metode yang dipelopori oleh Lexy J. Moloeng, dan dilakukan penelitian yang mendalam. Deskripsi dalam kata-kata atau bahasa dan metode alami. [6]

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan susunan sebagai berikut:

Merupakan teknik pengumpulan yang diperoleh melalui komunikasi dan interaksi langsung antara peneliti dengan nara sumber. Aliran alami melalui ketersediaan informan dan rasa saling percaya. Dialog mengacu pada apa yang peneliti ingin capai.[7]

Informan yang dipilih oleh peneliti berkompeten di bidangnya dan memiliki tanggung jawab di bidangnya. Alasan lainnya adalah karena orang-orang ini diyakini memiliki dua data yang akurat dan dapat diandalkan.

Wawancara atau interview tersebut dilakukan dengan beberapa orang dibawah ini:

  • Yayasan Sabilil Huda
  • Kepala Sekolah Sabilil Huda
  • Kesiswaan
  • Koordinator Ekstrakurikuler
  • Pelatih Marching Band

Observasi adalah kegiatan mengumpulkan data dengan mengamati gejala, peristiwa, fenomena, dan fakta empiris yang berkaitan dengan masalah penelitian. Alat ini biasanya berbentuk catatan sehingga peneliti harus mempersiapkan diri sebelum melakukan penelitian.

Penulis menggunakan tipe observasi langsung atau publik. Kuncinya adalah peneliti hadir langsung di lokasi penelitian dimana objek penelitian diketahui aktif. Hal ini dikarenakan beberapa nara sumber sangat senang mengembangkan dan mempromosikan sistem pembelajaran di lokasi penelitian dengan bantuan solusi peneliti.[8]

Observasi yang dilakukan berhubungan dengan sebagai berikut:

  • Observasi manajemen ekstrakurikuler marching band terkait perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan, evaluasi.
  • Observasi faktor pendukung dan faktor kendala terkait manajemen ekstrakurikuler marching.

Secara bahasa, manajemen berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Secara etimologi manajemen ialah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam sebuah organisasi.[9]

Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya berasal dari dua kata, yaitu ekstra dan kurikuler. Menurut bahasanya, istilah “kurikuler” memiliki arti yang berkaitan dengan kursus.[10] oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan selain yang berkaitan dengan kursus.

Data yang dicari oleh penulis adalah sebagai berikut:

  • Latar belakang sekolah seperti riwayat sekolah, jumlah guru dan siswa, profil sekolah dan data lain yang diperlukan.
  • Dokumentasi kegiatan marching band SD Islam Sabilil Huda dimulai dari latihan reguler sampai kegiatan mengikuti kejuaraan diluar sekolah.

Membedah informasi menyiratkan spesialis perlu menjelaskan informasi saat memimpin pemeriksaan. Informasi harus dikoordinasikan ke dalam contoh atau kelas unit penggambaran mendasar. Kemudian, pencipta harus menyelidiki dengan mengatur informasi, mengumpulkan, memilah, terakhir mengatur unit.

  • Analisis data
  • Interpretasi data

Melalui terjemahan informasi ini, pencipta akan melacak signifikansi mendalam dari konsekuensi eksplorasi yang dipimpin. Sehingga konsekuensi dari pemeriksaan dapat dinilai secara mendasar. Tidak diragukan lagi audit harus mematuhi hipotesis yang berlaku. Kreator menggunakan informasi persepsi yang jelas, mengingat konsekuensi dari penyelidikan informasi yang diperoleh dari objek penelitian.

Manajemen berasal dari bahasa Inggris “manage” yang memiliki arti mengatur, mengurus, melaksanakan, mengelola. Sedangkan menurut istilah bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.[11]

Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya berasal dari dua kata, yaitu ekstra dan kurikuler. Menurut bahasanya, istilah “ekstra” memiliki arti tambahan. Pada saat yang sama, istilah”kurikuler” memiliki arti yang berkaitan dengan kursus.[12] oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan selain yang berkaitan dengan kursus.

Marching band adalah bentuk permainan musik dan olahraga yang terdiri dari beberapa orang personil yang mengiringi langkah dalam berbaris, atau dengan kata lain berbaris sambil bermain musik.[13]

Manajemen ekstrakurikuler marching band di SD Islam Sabilil Huda memiliki 4 bagian yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Perencanaan manajemen ekstrakurikuler marching band diawali dengan menysuus jadwal selama satu tahun ajaran di sekolah SD Islam Sabilil Huda. pihak sekolah memberikan kalender pendidikan SD Islam Sabilil Huda kepada semua pelatih ekstrakurikuler. Pelatih diamanati oleh sekolah agar fokus untuk mengembangkan prestasi siswa-siswi Sabilil Huda dengan mengikuti acara-acara diluar sekolah maupun didalam sekolah. Sistem yang diterapkan berupa kepercayaan pihak sekolah kepada pelatih ekstrakurikuler, jadi pihak sekolah tidak mengharuskan untuk pelatih marching band membuat silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Setelah amanat dari sekolah sudah disampaikan, pelatih menentukan jadwal latihan dengan persetujuan dari pihak sekolah. Dari hasil yang didapat jadwal latihan ditetapkan setiap hari jumat pukul 13.00 WIB dengan durasi satu jam setengah. Setelah menentukan jadwal latihan, dilanjutkan untuk materi yang dibuat oleh pelatih marching band dan tidak ada modul sama seklai. Kenyataannya seluruh ekstrakurikuler lebih menerapkan sistem pembelajaran klasik seperti menyampaikan materi dari mulut ke mulut atau praktek secara langsung.

Pengorganisasian ekstrakurikuler marching band di SD Islam Sabilil Huda tidak sama dengan lembaga lainnya. Perbedaan ini tergantung dari tingkat dari TK, SD, SMP, dan SMA. Jika ekstrakurikuler marching band tingkat SMP dan SMA, para siswa-siswi membuat organisasi yang beranggotakan kelas senior. Jika TK dan SD organisasi yang diterapkan hanya sebatas pelatih dan beberapa pihak sekolah. Susunan organisasi ekstrakurikuler marcihng band terdiri dari Yayayan Sabilil Huda, Kepala Sekolah SD Islam Sabilil Huda, Kesiswaan, Koordinator Ekstrakurikuler, dan Pelatih Ekstrakurikuler.

Dalam manajemen ekstrakurikuler marching band di SD Islam Sabilil Huda, pelatih marching band diharuskan untuk selalu berkomunikasi kepada seluruh bagian dari pihak sekolah SD Islam Sabilil Huda. minimal komunikasi ditujukan kepada koordinator ekstrakurikuler dan kepala sekolah SD Islam Sabilil Huda.

Pelaksanaan ekstrakurikuler marching di SD Islam Sabilil Huda, langkah awal pelatih marching band adalah melakukan pendekatan kepada siswa-siswi agar ada rasa keingintahuan terhadap ekstrakurikuler marching band. Disini pelatih rata-rata sudah berkeluarga jadi terbilang faham akan logika anak usiao 10 tahun kebawah. Selain pendekatan terhadap siswa-siswi, pelatih juga harus bisa menarik perhatian siswa-siswinya agar terlihat suka dengan kegiatan ekstrakurikuler marching band.

Setelah pengenalan dan perhatian terhadap siswa-siswinya sudah ada kedekatan, bisa dilanjutkan dengan materi awal yakni pengenalan alat marching bana dimulai dari alat tiup dan alat pukul dan bendera. Lalu dilanjutkan dengan materi dasar selama 1 bulan lalu memasuki baris-berbaris karena arti dari marching band sendiri adalah musik yang berjalan.

  • Perencanaan
  • Pengorganisasian
  • Pelaksanaan
  • Evaluasi

Evaluasi ekstrakurikuler dilaksanakan 3 bulan sekali dengan mengahadirkan seluruh pelatih ekstrakurikuler SD Islam Sabilil Huda. selama perkumpulan evaluasi, hal yang perlu dibenahi adalah kehadiran siswa-siswi bagi yang mengikuti ekstrakurikuler salah satunya marching band. Adapun beberapa siswa-siswi yang masih mengikuti lebih dari satu ekstrakurikuler dengan jadwal yang sama. Dari situlah perlu ada evaluasi dari koordinator dan pelatih agar anak bisa fokus dalam mengikuti ekstrakurikuler di SD Islam Sabilil Huda.

Adapun evaluasi juga dilaksanakan jika sudah mengikuti acara di luar sekolah seperti ekstrakurikuler marching band sudah mengikuti perlombaan di luar kota maka sehari setelah perlombaan pihak sekolah mengevaluasi dengan perkumpulan beberapa orang agar semua yang sudah dilakukan sewaktu acara menjadi perbaikan sekolah dan pelatih ekstrakurikuler.

Manajemen ekstrakurikuler marching band terdapat faktor pendukung dan faktor kendala dengan penjelasan sebagai berikut:

Apapun yang dilakukan seorang anak dalam menempuh pendidikannya, orang tua menjadi peran pendukung terdekat agar harapan si anak tercapai. Selama ekstrakurikuler marching band para orang tua selalu antusias khususnya ketika marching band SD Islam Sabilil Huda mengikuti kejuaraan baik tingkat nasional maupun tingkat kabupaten.

  • Dukungan orang tua
  • Dukungan sekolah

Ekstrakurikuler yang ada dilembaga pendidikan seperti sekolah mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA tidak hanya sebagai kegiatan sebatas ikut saja, melainkan sebagai bentuk pengembangan prestasi beserta minat dan bakat peserta didik. Sekolah sendiri juga harus mendukung semua kegiatan yang ada di sekolah tersebut mulai dari kegiatan belajar mengajar (KBM) dan semua kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler marching band adalah salah satu kegiatan dengan pengeluaran dana terbanyak disetiap lembaga pendidikan. Pelatih marching band harus bisa menyampaikan jika ada sekolah baru memulai kegiata marching band, bisa dengan dana yang seadanya dulu untuk membeli alat marching. Adapun target yang harus dicapai untuk melengkapi alat marching band, bisa 2 tahun sampai 5 tahun untuk perlengkapan alat marching band.

  • Pendanaan
  • Komunikasi

Dimanapun kita belajar dan dimanapun kita bekerja tidak jauh dengan adanya komunikasi sebagi penghubung antara satu orang ke orang lain. Minimal bisa saling menanyakan onformasi terkait jadwal belajar atau pekerjaan yang sedang dijalani. Pelatih marching band SD Islam Sabilil Huda harus bisa berkomunikasi kepada pengurus sekolah terkait informasi latihan, perijinan kehadiran dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian terkait manajemen ekstrakurikuler marching band di SD Islam Sabilil Huda dengan penjelasan sebagai berikut:

  • manajemen ekstrakurkurikuler dimulai dengan perencanaan yakni menyiapkan kalender pendidikan dari sekolah untuk mengatur materi dan jadwal latihan. Pengorganisasian yakni urutan organisasi dari yayasan Sabilil Huda, Kepala Sekolah Sabilil, Kesiswaan, Koordinator Ekstrakurikuler, dan Pelatih Ekstrakurikuler. Pelaksanaan yakni pendekatan dan perhatian pelatih terhadap siswa-siswinya dilanjutkan dengan materi dasar dan baris-berbaris. evaluasi yakni perkumpulan pelatih ekstrakurikuler setiap 3 bulan sekali untuk menyampaikan program ekstrakurikuler yang dijalani.
  • Faktor pendukung dalam manajemen ekstrakurikuler terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: a) dukungan orang tua karena perannya yang dekat siswa-siswinya. b) dukungan sekolah karena sebagai pemiliki lembaga pendidikan untuk menaikan nama sekolah.
  • Faktor kendala dalam manajemen ekstrakurikuler terbagai menjadi beberapa bagian sebagai berikut: a) pendanaan karena kegiatan marching band menjadi salah satu kegiatan yang memiliki alat dengan harga yang terbilang mahal. b) komunikasi terkait hubungan pelatih terhadap pihak sekolah harus baik karena hubungan ini akan mempengaruhi proses eksrakurikuler.

penulis menyadari bahwa penyusunan artikel ini tidak akan terlaksanan tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan demikian, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada bapak Nurdyansyah S. Pd, M. Pd, Dr. Selaku dosen pembimbing, Ibu Dr. Eni Fariyatul Fahyuni M. Pd. I. Selaku ketua prodi Manajemen Pendidikan Islam. Kepala Sekolah Islam Sabilil Huda bapak Muchammad Rizal Nur Wahyudi S. Pd. dan Pelatih marching band baik Dodik Prasulistya dan bapa Ilmawan Masyhuri.

References

  1. Abdurrahman, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press. 2007
  2. Suryosobroto, Proso Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
  3. Daryanto, Administrasi dan Manajeme Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
  4. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005.
  5. Husaini, Manajemen, Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
  6. Kinardi, Pengetahuan Dasar Marching Band, Jakarta: PT Citra Intirama. 2004.
  7. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
  8. Musfiqon, Panduan Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka. 2012.
  9. Mamat Supriatna, Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler, Bandung: UPI.
  10. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Press. 2009.
  11. Prihatin Eka, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta. 2014.
  12. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
  13. Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Pusat Bahasa dan Departemen Pendidikan Nasional.