Abstract
In learning Indonesian, each student has different abilities. One of the problems that elementary school (SD) students often encounter in their daily lives is problems related to not reading fluently. Because unwittingly fluent reading is often found in human activities in carrying out various activities in daily life, elementary school students are no exception. To describe the results of the third grade students reading skills with the group learning method at SDN Modong Tulangan, namely through the learning process students are expected to have the ability to think and interact to be able to solve problems in everyday life. Based on this, in this study the researchers used descriptive qualitative research with an approach to students. Qualitative research is research that produces descriptive data in the form of written and spoken words from people and behaviors observed in the field. The population in this study was 19 students divided into 9 female students and 10 male students in grade III at SDN Modong Tulangan. The instruments used are test questions, student response questionnaires, interviews, and observation sheets. The results showed that the application of group learning to reading skills was found in the teacher's teaching and learning activities which began by providing guidance to students through explanations from Indonesian books that made me smart, then students began to apply according to the explanations of the class teacher to use Indonesian books to make me smarter. Thorough and correct. The use of group learning can attract students' attention by encouraging students to learn to read which makes students' reading skills very good.
Pendahuluan
Bahasa mempunyai arti penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari dan memahami semua bidang studi. Pada pendidikan sekolah dasar bahasa diajarkan melalui pembelajaran bahasa. Pada tingkat ini peserta didik dibekali dengan kemampuan dan keterampilan dasar, salah satunya keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek: mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek itu saling terhubung dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dari keempat aspek keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki, dikuasai dan dipahami oleh seseorang. Dengan membaca seseorang bisa mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru.
Terdapat banyak sekali metode, pendekatan, dan teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa untuk semaksimal mungkin tercapainya tujuan pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama pada keterampilan membaca siswa. Salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kelompok seperti pada penelitian ini yang khususnya membahas salah satu penerapan pembelajaran kelompok memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan peran aktif siswa sebelum, dan sesudah membaca. kemudian penggunan pembelajaran kelompok dapat melatih proses keterampilan membaca siswa. Pembelajaran kelompok akan menuntun dan mengarahkan pembaca untuk terus mengingat apa yang telah dibaca sekaligus mengingat pokok-pokok fikiran dalam bacaan.
Berdasarkan permasalah tersebut, peneliti melakukan observasi awal yang dilakukan di SDN Modong, Tulangan. Alasan peneliti melakukan penelitian di tempat tersebut dikarenakan terdapat Masalah yang dihadapi guru dan siswa tersebut diatas disebabkan oleh faktor pemahaman guru terhadap proses pembelajaran membaca. Strategi atau metode yang diterapkan oleh guru yang hanya berputar pada metode menjelaskan, metode tanya jawab dan metode penugasan, sehingga seringkali siswa merasa jenuh dan bosan setiap kali belajar Bahasa Indonesia, siswa hanya terpaku pada latihan yang disediakan oleh guru, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam membaca. Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaraan proses pembelajaran yang efektif agar siswa memperoleh keberhasilan dalam hasil belajar. Salah satu upaya mengatasi masalah tersebut yakni menggunakan model pembelajaran Kelompok yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa.
Pada penerapan pembelajaran kelompok dalam bahasa didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat generatif. Paradigma kontruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkontruksi wawasan yang baru. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Apriliawati berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Pembelajaran Kelompok ” pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Karang Ngasem tahun 2014/2015” menyimpulkan bahwa Penerapan Pembelajaran Kelompok dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, serta pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penelitian dengan subyek yang sama pernah dilakukan oleh Ayuning, yang berjudul Analisis Penggunaan Pembelajaran Kelompok untuk meningkatkan Keterampilan Membaca siswa, siswa dapat menyeleksi informasi yang dibutuhkan, serta dapat meningkatkan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berjalan dengan efektif dan menarik.
Metode
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis kualitatif deskriptif dengan pendekatan kepada siswa. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dilapangan. Pendekatan ini merupakan pendekatan suatu proses dimana pengumpulan data secara sistematis untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang Penerapan Pembelajaran Kelompok Pada Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SDN Modong Tulangan serta faktor yang mendukung dan menghambat dalam menganalisis pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, objek alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika objek tersebut sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data, analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif mengarahkan makna dari generalisasi.
Menurut Biklen analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-memilah menjadi satu kesatuan yang dapat dikelolah, mensisteksiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. sedangkan menurut sugiono, dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pungumpulan data. karena dalam kenyataan, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada selesai pengumpulan data. berdasarkan pendapat diatas maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif naratif dengan menggunakan teknik analisis model huberman. teknik analisis model huberman merupakan analisis data sesuai selama dilapangan. peneliti menggunakan teknik ini karena pada teknik ini aktivitas didalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus selama dilapangan sampai tuntas sehingga datanya penuh. sehingga dapat dipergunakan untuk mengukur suatu dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua instrument yaitu:
Instrument utama yang menjadi instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Instrument sebagai penunjang keberhasilan untuk manila data tersebut antara lain:
1. Buku Paket Bahasa Indonesia dan Soal Tes bagi Siswa
2. Lembar Observasi
3. Data Hasil Wawancara dengan guru.
4. Lembar Angket Respon Siswa
Hasil dan Pembahasan
Pada tahap penerapan ini peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru dan siswa sekolah dasar. Tujuan dilakukan observasi dan wawancara untuk mendapatkan informasi awal mengenai kendala dan permasalahan yang terjadi saat proses pembelajaran, maka peneliti memberikan penjelasan dengan mendeskripsikan infomasi awal sebagai berikut.
Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa kelas III di SDN Modong Tulangan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah direncanakan sebelumnya. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca lancar 4 sampai 6 kalimat dengan menggunakan penerapan pembelajaran kelompok, yaitu terdapat pada kegiatan inti. Penerapan pembelajaran kelompok ini terdapat pada kegiatan inti, yang mulai memberikan bimbingan kepada siswa melalui penjelasan dari penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa, Kemudian siswa mulai mengaplikasikan sesuai dengan penjelasan dan bimbingan dari guru untuk menerapkan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa tersebut secara mandiri baik dari secara individu maupun berkelompok.
Guru tidak mengalami kesulitan saat menerapkan pembelajaran pada keterampilan membaca siswa dalam Bahasa Indonesia, karena keterampilan membaca ini terdapat gambar jadi untuk siswa yang kurang lancar dalam membaca masih bisa mengikuti dan mengerti dengan melihat gambar yang ada penerapan pembelajaran kelompok. Misalnya tadi guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa dan siswa pun aktif menjawab gambar yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok itu, setelah itu guru mengarahkan siswa untuk membaca kalimat yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok.
Kelebihan menggunakan penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca adalah anak lebih mengerti dan lebih memahami pembelajaran yang disampaikan, karena penerapan ini juga tidak hanya terdapat tulisan saja tetapi terdapat gambarnya juga. Sehingga sangat tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran siswa kelas III yang ibaratnya masih kelas rendah dalam membaca.
Gambar-gambar yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia ini juga dapat menarik ketertarikan siswa untuk belajar membaca, karena gambar-gambarnya dikemas secara menarik dengan menggunakan gambar animasi. Penggunaan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa dapat berjalan dengan efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat mengarahkan ke gambar yang ada penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa, dengan begitu siswa dapat mengerti secara langsung dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Sehingga penerapan pembelajaran kelompok ini dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Nilai siswa juga sudah diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hanya ada satu sampai tiga siswa yang masih belum memenuhi tetapi sudah bagus, sudah bisa dikatakan tujuan pembelajaran tercapai.
Aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan pembelajaran kelompok, respon siswa sangat senang. Siswa aktif menjawab pertayaaan ketika guru bertanya seputar penerapan pembelajaran kelompok siswa dan mereka pun senang ketika guru menerapkan pembelajaran kelompok. Penerapan pembelajaran kelompok ini juga memudahkan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Indonesia, siswa jadi lebih cepat memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru ketika menerapkan pembelajaran kelompok dan siswa pun lebih menjadi bersemangat dalam belajar membaca dengan menerapkan pembelajaran kelompok.
Mendiskripsikan hasil keterampilan membaca siswa kelas III dengan metode pembelajaran kelompok di SDN Modong Tulangan
Pembahasan data penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca lancar 4 sampai 6 kalimat yang diteliti oleh peneliti dilaksanakan dua pertemuan. Pengecekkan keabsaaan data penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasidan data hasil wawancara maka didapatkan data penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa yang absah dan valid. Berikut adalah data penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa dimata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Modong Tulangan yang sudah melalui proses triagulasi.
Pada proses keterampilan membaca dengan menggunakan penerapan pembelajaran kelompok dilaksanakan, guru mulai dengan mengawali dengan menerapkan pembelajaran kelompok dan memberikan rangsangan melalui gambar-gambar yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok dengan cara melakukan berinteraksi dan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang gambar yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok yang ditunjukan oleh guru. Kemudian dilanjutkan membaca bacaan yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia dengan benar.
Untuk mengecek keterampilan membaca siswa, guru mengajak siswa untuk membaca buku paket Bahasa Indonesia yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok kepada setiap siswa. Guru pun mulai menunjuk siswa secara acak untuk membaca kalimat yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok dan siswa pun satu persatu membaca buku Bahasa Indonesia yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa yang didapatkan dari guru, siswa terlihat sangat lantang dalam dan percaya diri tanpa ragu saat membaca kalimat yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok yang dipegangnya.
Semua siswa membaca kalimat dengan lancar dan pelafalan yang diucapkan juga jelas, Lalu guru meminta siswa untuk menerapkan keterampilan membaca yang telah dibaca kepada teman sebangkunya, dan setiap siswa diminta untuk membaca kalimat yang ada didapat penerapan pembelajaran kelompok yang baru saja didapatkannya. Semua siswa terlihat sangat antusias untuk membaca kalimat yang ada pada penerapan pembelajaran kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat nur hamidah yang mengungkapkan bahwa, penerapan pembelajaran kelompok merupakan sebuah wahana penyalur pesan atau penyalur informasi belajar. Muhammad jaunhar menjelaskan pendapatnya bahwa, penerapan pembelajaran adalah menerapkan dan bantu segala bentuk perangsang yang disediakan oleh guru untuk mendorong atau menyemangati siswa untuk belajar secara cepat, tepat, benar, mudah, dan mudah dan tidak terjadinya verbalisme. Kemudian guru mengajak siswa membaca teks yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia, siswa membaca lancar kalimat sederhana yang ada pada teks tersebut dengan memperhatikan lafal, intonasi, jeda dan ejaan yang tepat.Walaupun ada tiga siswa yang membacanya mengejadalam membaca teks. Dalam proses penilaian guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia secara individu.
Setelah selesai waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas sudah habis, siswa mengumpulkan tugasnya kepada guru untuk diberikan penilaian secara lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan pendapat nur hamidah mengemukakan bahwa, penilaian hasil belajar peserta didik bertujuan untuk melihat penugasan materi pengajaran yang telah dipelajari melalui kemajuan hasil belajar peserta didik yang sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pada proses penerapan pembelajaran kelompok dengan menggunakan keterampilan membaca dilaksanakan, guru menunjukkan satu cara bagaimana terampil membaca dengan benar yang terdapat soal berupa penggalan cerita dan siswa harus maju kedepan papan tulis dan menjawab dengan tepat untuk melanjutkan penggalan cerita tersebut. Siswa sangat antusias memperhatikan pembelajaran selama guru menunjukkan bagaimana cara membaca dengan benar.
Guru membimbing siswa dengan mencontohkan terlebih dahulu cara penerapan pembelajaran kelompok untuk mengisi penggalan cerita tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat sobri sutisno yang mengungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Setelah itu guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama penggalan cerita tersebut. Setelah itu, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok diskusi yaitu menjadi 6 kelompok.
Guru membagikan satu soal pada masing-masing kelompok untuk untuk maju didepan dengan menjawab dengan benar dan tepat sesuai dengan penggalan cerita yang ada disampingnya. Siswa mulai mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompok masing-masing. Hal ini sesuai dengan pendapat sobrisutisno yang mengungkapkan bahwa, interaksi dapat dikatakan maksimal apabila terjadi antara guru dengan siswa lainnya, antara siswa dengan dengan penerapan pembelajaran kelompok, bahkan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Setelah semua kelompok sudah selesai mengerjakan tugasnya, guru membimbing dan meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju kedepan membacakan hasil diskusinya didepan kelas secara bergantian. Siswa yang membaca penggalan cerita tersebut sudah dapat membaca lancar dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, jeda, dan ejaan yang tepat. Dari uraian data dua pertemuan diatas terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca lancar 4 sampai 6 kalimat, hal ini dikarenakan penggunaan penerapan pembelajaran kelompok pada keterampilan membaca siswa kelas III sangat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.
Keterampilan membaca siswa juga sangat baik, hal ini terlihat dari siswa yang dapat membaca lancar tanpa tersendat-sendat dengan memperhatikan intonasi dan pelafalan yang tepat. Walaupun masih ada beberapa siswa yang masih mengeja ketika membaca teks atau membaca dengan kalimat yang lebih panjang. Dipertemuan pertama keterampilan membaca siswa terlihat ketika guru diminta guru untuk membaca teks yang ada pada buku paket, siswa dapat membaca lancar dengan memperhatikan lafal, intonasi, jeda, dan ejaan yang tepat.
Penerapan pembelajaran kelompok yang digunakan oleh guru kelas III ini juga mempunyai kekurangan yaitu padaketerampilan membaca siswa yang digunakan oleh guru. Menurut azhar arsyad merupakan penerapan pembelajaran berisi teks, gambar, atau simbol yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan yang sebenarnya. Ukuran teks pada gambar dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Namun, pembelajaran kelompok yang digunakan oleh guru ketika menjelaskan didepan terlalu kecil dalam penulisan didepan papan tulis, sehingga memungkinkan siswa yang dibelakang tidak bisa melihat didepan papan tulis dengan jelas. Hal ini dikarenakan guru menggunakan penerapan pembelajaran kelompok yang digunakan siswa secara individu atau yang digunakan tidak kelompok diskusi, sehingga penerapan pembelajaran kelompok kecil karena dikhususkan digunakan dengan jarak dekat.
Konsep penerapan pembelajaran kelompok yang berisi gambar dan terdapat tulisan kata yang disertai dengan ejaan supaya dapat membantu belajar membaca. Hal ini sesuai dengan teori asal piaget Setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalamiempat tingkat perkembangan kognitif yaitu sensorimotor, praoperasional, serasi kongkret dan operasi formal. Dimana siswa kelas III usia 9 tahun, berada pada periode operasi kongkret yang lebih mudah mencerna materi yang disampaikan dan disajikan dengan menggunakan benda-benda yang (kongkret) seperti gambar. Disamping teori azhar arsyad sudah dijelaskan, bahwa penerapan pembelajarankelompok yaitu dimana dia melihat langsung hubungan komunikasi akan berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu.
Proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan pembelajaran kelompok dapat berjalan dengan baik ketika guru dapat mempersiapkan penerapan pembelajaran kelompok. Adapun penerapan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan, serta ketika terdapat aktivitas guru dan aktivitas siswa yang saling timbal baik melalui interaksi antara guru dan siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran juga sangat baik, karena siswa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran, lebih aktif bertanya, lebih semangat untuk belajar membaca, dan pemahaman materi juga menjadi lebih mudah dimengerti oleh siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan penyajian data, temuan penelitian dan pembahasan penelitian mengenai analisis keterampilan membaca siswa kelas III dengan metode pembelajaran kelompok di SDN Modong Tulangan. Aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan pembelajaran kelompok, respon siswa sangat senang, siswa aktif menjawab pertayaaan ketika guru bertanya seputar penerapan pembelajaran kelompok siswa dan mereka pun senang ketika guru menerapkan pembelajaran kelompok. Penerapan pembelajaran kelompok ini juga memudahkan siswa dalam memahami pelajaran Bahasa Indonesia, siswa jadi lebih cepat memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru ketika menerapkan pembelajaran kelompok dan siswa pun lebih menjadi bersemangat dalam belajar membaca dengan menerapkan pembelajaran kelompok.. Hasil keterampilan membaca siswa kelas III dengan Metode Pembelajaran Kelompok di SDN Modong Tulangan, yang terkait dengan hasil penelitian yang sudah dilampirkan, menunjukkan hasil secara tuntas dari ke tiga Indikator yaitu : (1). Melafalkan kalimat secara bergiliran dalam suatu bacaan, secara dominan siswa yang belum lancar dalam melafalkan kalimat terdapat 4 siswa dalam satu kelompok (2). Menyimpulkan isi bacaan secara bergantian dengan suara nyaring sebagai wujud kejelasan dalam pemahaman isi bacaan, secara dominan terdapat 4 siswa yang tidak mampu menyimpulkan isi bacaan dengan suara yang nyaring dan jelas (3). Pemahaman bacaan melalui pertanyaan 5W + 1H, secara dominan 3 hingga 4 siswadari 6 siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari Metode Pembelajaran Kelompok untuk meningkatkan Keterampilan Membaca siswa, siswa dapat menyeleksi informasi yang dibutuhkan, serta dapat meningkatkan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berjalan dengan efektif dan menarik. Maka dari itu Pembelajaran Kelompok dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk meningkatkan Keterampilan Membaca siswa.
References
- Abidin, Yunus 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : PT Refika Aditama.
- Abidin, Yunus 2016 . Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : PT Refika Aditama.
- Anggara, Wisnu Putra. 2016. Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Keterampilan BerbicaraSiswa Kelas V SDN Wonosari 4. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri, Yogyakarta.
- Ardiyanti, Lia. 2015. peningkatan keterampilan membaca permulaan melaui metode kata lembaga siswa kelas I SD Karanggayam. Universitas Negeri Yogyakarta.
- Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
- Arsyad, Paparan Perlu adanya Proses Belajar Mengajar Untuk Melatih Siswa Terampil Membaca (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Universitas Terbuka.
- Cristine, Nuttall Teaching Reading Skills In a Foreign Languange, Heiniman Educational Books, 1996.
- Departemen Pendidikan Nasional, 2007.Melatih Siswa Dalam Terampil Membaca kelas III SDN Muhammadiyah 5 Jogyakarta.
- Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)
- Drs. Harras Khalid membaca 1 (Jakarta Universitas Terbuka Januari, 2007).
- Fathurrohman, Pupuh dan M sobry Sutisno, Strategi Belajar Mengajar: Startegi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Islami (Bandung: PT Rafika Aditama, 2007)