Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.1991

The Effect of Audit Quality, Previous Year's Audit Opinion, And Company Growth on the Acceptance of Going Concern Audit Opinions


Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Audit Quality Previous Year's Audit Opinion Company Growth Acceptance of Going Concern Audit Opinions

Abstract

This study aims to analyze the Effect of Audit Quality, Previous Year's Audit Opinion, and Company Growth on the Acceptance of Going Concern Audit Opinions in Food and Beverage Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period. The sampling method used is purposive sampling method. The number of companies that were sampled in this study were 10 Food and Beverage companies listed on the IDX in the 2015-2019 period. The data used is secondary data. The data analysis method used in this study is Logistic Regression with SPSS 23. The results of this study indicate that audit quality has an effect on the acceptance of going concern audit opinions. The previous year's audit opinion has an effect on the acceptance of going-concern audit opinion. Company growth has an effect on going concern audit acceptance.

I. Pendahuluan

Krisis keuangan global akan berpengaruh terhadap krisis keuangan suatu negara. Apabila suatu negara terjadi krisis keuangan maka hal ini akan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan perusahaan di negara tersebut. Dan keberadaan entitas Bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, dimana tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going concern [1]. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya [2]. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar dapat bertahan hidup. Pengeluaran opini audit going concern ini sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi [3].

Peran investor saat ini sangat besar dalam mendanai kegiatan operasional perusahaan melalui penanaman modal. Selain itu, setiap investor pastinya menginginkan keuntungan dari investasinya, karena itu salah satu pertimbangan investor adalah opini auditor terhadap laporan keuangan perusahaan [4]. Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting untuk melihat keadaan perusahaan, sehingga harus menyajikan informasi yang dapat membantu para investor maupun kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam mengambil keputusan [3]. Laporan keuangan yang diterbitkan menyajikan informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya informasi yang digunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Oleh karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut memuat sebanyak mungkin data yang relevan.

Suatu perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yaitu dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan suatu entitas ekonomi yang berdiri sendiri yang berbeda dari pemiliknya. Entitas ekonomi ini dianggap akan terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu yang melebihi suatu periode akuntansi (going concern) [6]. Opini going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas, sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut mungkin akan mengalami masalah untuk survive. Sekalipun tujuan audit bukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, auditor memiliki tanggung jawab menurut SAS (AU 341) untuk mengevaluasi apakah perusahaan mempunyai kemungkinan untuk bertahan.

Auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan- kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. [6] menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Sedangkan perusahaan besar memiliki akses yang lebih mudah dalam mendapatkan dana baik itu berupa pinjaman dari kreditur atau dana investasi dari investor, maupun dari sumber dana eksternal lainnya. Kemudahan ini dikarenakan trust yang didapat oleh perusahaan besar dari calon sumber dana. Kreditur misalnya, akan lebih merasa secure memberikan pinjaman pada perusahaan besar yang biasanya memiliki tatanan perusahaan yang besar dari perusahaan dengan skala yang kecil, baik itu tatanan birokrasi perusahaan, sistem pengendalian internal, manajerial perusahaan, teknologi informasi yang dipakai, dan aspek-aspek lain yang nantinya akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam mencapai target. Dalam penelitian [3] hasil penelitian Opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh pada opini audit going concern, Kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern, Auditor client tenure tidak berpengaruh pada opini audit going concern dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada opini audit going concern.

Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini audit going concern sangat berguna bagi investor untuk menetapkan keputusan investasi. [8] Standart auditing mengharuskan auditor mengevaluasi apakah terdapat keraguan yang subtansial mengenai kemampuan klien untuk terus going concern setidaknya selama satu tahun setelah tanggal neraca. Auditor melakukan penilaian awalnya sebagai bagian dari perencanaa tetapi dapat merevisinya jika memperoleh informasi baru. Perusahaan yang telah menerima opini audit going concern pada periode sebelumnya kemungkinan besar akan menerima opini yang sama pada periode berjalan apabila tidak mengalami peningkatan keuangan yang signifikan [9]. Namun penilaian akhir atas status going concern entitas dilakukan setelah semua bukti dikumpulkan dan penyesuaian audit yang diusulkan telah dimasukkan kedalam laporan keuangan. Jika memiliki reservasi mengenai asumsi going concern , auditor harus mengevaluasi rencana manajemen untuk menghindari kebangkrutan dan kemampuan mencapai rencana tersebut. [10] kualitas audit berpengaruh positif pada opini audit going concern. Variabel kondisi keuangan dan kepemilikan perusahaan berpengaruh negatif pada opini audit going concern.

Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda–tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan [11]. [2] Opini audit going concern selain dipengaruhi informasi financial dan kualitas auditor juga perlu mempertimbangkan informasi non financial seperti karakteristik kepemilikan perusahaan, dengan adanya kepemilikan tersebut diharapkan keputusan yang diambil merupakan keputusan perusahaan.Dalam penelitian [6] opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dan kondisi keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dengan Semakin besar kepemilikan institusional dan manjerial, maka semakin efisien pemanfaatan keuangan perusahaan.

Berdasarkan penelitian–penelitian yang telah dilakukan sebelumnya penulis akan meneliti kembali faktor–faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2016. Mengingat begitu besar pengaruh diberikannya opini audit going concern atas laporan keuangan auditee yaitu hilangnya kepercayaan publik terhadap manajemen perusahaan dalam mengelola bisnisnya, serta minimnya penelitian mengenai opini audit going concern yang memasukkan variabel non keuangan maka peneliti tertarik untukmengkaji sekali lagi mengenai opini audit going concern, sehingga peneliti mengambil judul penelitian yang digunakan adalah ‘’Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern’’.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • Apakah kualitas audit berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern ?
  • Apakah opini audit tahun sebelunya berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern ?
  • Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada penerimaan audit going concern ?

II . Metode

Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan ini menggunakan metode kuantitatif, menurut [13] adalah metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sempel tertentu, dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini menggunakan permasalahan asosiatif statistik, yang merupakan suatu metode analisis data secara terperinci yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian adalah hubungan kasual, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Dimana peneliti ingin mendapatkan bukti empiris tentang variabel bebas/ independent yaitu kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan terhadap indikasi perusahaan manufaktur yang melakukan penerimaan opini audit going concern yang terdaftar di BEI.

Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini tidak terdapat informasi tempat penelitian, karena peneliti menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan dari BEI yang diakses melalui website resmi www.idx.co.id.

Indikator Variabel

Tabel 1

Indikator Variabel

No. Variabel Indikator Variabel Sumber
Penerimaan opini audit going concern (Y). Going Concern Audit Opinion = 1Non Going Concern Audit Opinion = 0 [15] ; [16]
Kualitas Audit X1 KAP big Four = 1KAP non big Four = 0 [17] ; [18]; [19]
Opini audit tahun sebelumnya X2 (GCAO) akan diberi kode 1(NGCAO) akan diberi kode 0 [20]; [21] ; [22]
Pertumbuhan perusahaan X3 Pertumbuhan laba = Laba bersih setelah pajak t – laba bersih setelah pajak t-1laba bersih setelah pajak t-1 [23];

Populasi Dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti dan dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan [24]. Dalam penelitian ini data populasi yang digunakan adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan yang dilakukan dari periode 2015-2019.

Sedangkan sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian [24]. Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau karakteristik tertentu.

Kriteria dari pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

  • Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo periode tahun 2015-2019
  • Menyajikan laporan keuangan pada periode tahun 2015-2019
  • Mengungkapkan laporan keuangan nya melalui web
  • Perusahaan yang lengkap menyajikan laporan keuangannya di web

Ada 10 perusahaan yag digunakan sampel , sebagai berikut :

Tabel 2

Kriteria penelitian

No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo periode tahun 2015-2019 15
2. Perusahaan yang tidak Menyajikan laporan keuangan pada periode tahun 2015-2019 (0)
3. Perusahaan yang tidak lengkap menyajikan laporan keuangannya di web mengenai variabel penelitian (5)
4. Jumlah perusahaan yang diteliti 10
5. Jumlah observasi 10 x 5 tahun 50

Dari kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka ditentukan daftar perusahaan yang memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Daftar Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Saham
1 PT Tri bayan Tirta Tbk ALTO
2 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3 PT. Mayora Inda Tbk MYOR
4 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
5 PT. Sekar Bumi Tbk SKBM
6 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ
7 PT. Sekar Laut Tbk SKLT
8 PT Indofood CBS sukses Makmur Tbk ICBP
9 PT. Wilmar Bintang Indonesia Tbk CEKA
10 PT. Siantar Top Tbk STTP

Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian penulis menggunakan jenis kuantitatif, yaitu yang berbentuk angka / bilangan, sesuai dengan kriterianya data kuantitatif bisa diolah memakai teknik pertimbangan sistematika [25].

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah ada dan tidak dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan penelitian – penelitian yang dilakukan sebelumnya. Dan data skunder ini juga diunduh melalui www.idx.co.id .

Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya [26]. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan Makanan dan Minuman periode 2015-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terletak di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan website resmi www.idx.co.id.

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menjelaskan mengenai bagaimana pengambilan data penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah [27]:

  • Metode Studi Dokumentasi yaitu Metode yang dilakukan dengan cara mendapatkan data berupa laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2015-2019. Data tersebut bisa diperoleh di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
  • Metode Studi Pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu. Dalam hal ini data diperoleh dari jurnal, artikel, buku-buku, penelitian terdahulu, serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan bentuk analisa data yang berupa angka-angka dan dengan menggunakan perhitungan statistik untuk menganalisa suatu hipotesis. Analisa data kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan, kemudian mengolahnya dan menyajikannya dalam bentuk tabel, grafik, dan output analisis lain yang digunakan untuk menarik kesimpulan sebagai dasar pengambilan keputusan [28].

Teknik analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik yang menjelaskan pengaruh antara variable terikat dengan beberapa variable bebas. Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah profitabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya [29]. Regresi logistik dipilih dalam penelitian ini dikarenakan variabel dependen dalam penelitian ini berupa variabel dummy. Regresi logistik dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap ketepatan waktu IFR. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (α) lima persen (5%) [30] . Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji statistik deskriptif. Untuk mempermudah dalam menganalisis digunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara ringkas variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam menginteprestasikan hasil analisis data dan pembahasannya [27].

Alat analisis yang digunakan dalam uji statistic deskriptif antara lain adalah nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi [31]. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Ukuran numerik ini merupakan bentuk penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada suatu penjelasan dan penafsiran.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logistik karena variabel terikatnya merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy dan variabel independennya merupakan kombinasi antara metric dan nonmetric [26]. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ln / Y= α + + + +ℯ

Keterangan :

Ln / Y = Penerimaan opini audit going concern

α : Konstanta

X1 : Kualitas Audit X1

X2 : Opini audit tahun sebelumnya X2

X3 : Pertumbuhan perusahaan X3

e : Standart Error / Kesalahan residual

  • Uji Statistik Deskriptif
  • Analisis Regresi Logistik
  • Pengujian Hipotesis

Uji Parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t- test ini pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen. Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat signifikan 5 %. Hipotesis diterima jika tingkat signifikansi < 5 % (kurang dari 0,05) dan hipotesis ditolak apabila tingkat signifikansi > 5 % [26].

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil

Uji statistic deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Adapun hasil olahan statistic deskriptif data yang menjadi variabel penelitian dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science ) versi 23 ditunjukkan dalam table berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kualitas Audit 50 0 1 4.50 .505
Opini Audit Tahun Sebelumnya 50 0 1 3.94 .240
Pertumbuhan Laba 50 -1179.84 1.07 424.0833 166.79661
Opini Audit 50 0 1 1.94 .240
Valid N (listwise) 50

Berdasarkan hasil perhitungan pada table 4 tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengamatan dalam penelitian ini ada 10 perusahaan Makanan dan Minuman yang menjadi sample dimana 10 perusahaan tersebut dikalikan periode tahun pengamatan (5 tahun), sehingga observasi dalam penelitian ini sebanyak 50 observasi (10 x 5 = 50). Berdasarkan perolehan data diketahui hasil sebagai berikut :

Kualitas Audit mempunyai nilaiminimumsebesar 0, dengan nilai maksimum sebesar 1, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 4.50 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.505 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Kualitas Audit sudah normal.

Opini Audit Tahun Sebelumnya mempunyai nilaiminimumsebesar 0, dengan nilai maksimum sebesar 1, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 3.94 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.240 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Opini Audit Tahun Sebelumnya sudah normal.

Pertumbuhan Laba mempunyai nilaiminimumsebesar -1179.84, dengan nilai maksimum sebesar 1.07, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 424.0833 dengan nilai standar deviasi sebesar 166.79661 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Pertumbuhan Laba sudah normal.

  • Kualitas Audit
  • Opini Audit Tahun Sebelumnya
  • Pertumbuhan Laba
  • Opini Audit

Opini Audit mempunyai nilaiminimumsebesar 0, dengan nilai maksimum sebesar 1, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 1.94 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.240 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Opini Audit sudah normal.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistic. Regresi logistic digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistic tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya dan mengabaikan asumsi klasik.

Tabel 5

Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 11.667 4 .167

Hosmer and Lemeshow Test adalah uji Goodness of Fit Test yaitu uji untuk menentukan apakah model yang dibentuk sudah tepat atau tidak. Dikatakan tepat apabila tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya. Pada table 4.6 Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test di atas nilai signifikansi sebesar 0,167 > 0,05, maka hal ini berarti model regresi binary logistic layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati [26].

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistic ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R Square. Hasil pengujian Nagelkerke R Square yang ditunjukkan table dibawah ini:

Tabel 6

Hasil Uji Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 21.260a .315 .875
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,875 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 87,5% , sedangkan sisanya sebesar 12,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian (Sujarweni, 2016).

  • Menilai Kelayakan Model Regresi
  • Koefisien Determinasi ( Nagelkerke R Square)
  • Model Regresi Logistik Yang Terbentuk Dan Pengujian Hipotesis

Model regresi logistic dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai berikut ini:

Ln / Y= α + + + + ℯ

Ln / Y= 52.793 + +2.142 + 1.830 + ℯ

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :

  • Nilai Konstanta (α) diperoleh sebesar 52.793 mengindikasikan bahwa jika variabel independen Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Umur Perusahaan adalah nol, maka niat untuk melakukan IFR sebesar 52.793.
  • Nilai koefisien regresi variabel X1 yaitu Kualitas Audit ( bernilai positif yaitu ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Profitabilitas sebesar 1 point, sementara variabel independen lain nilainya tetap, maka meningkatkan niat untuk melakukan Opini Audit sebesar atau dengan kata lain nilai koefisien regresi untuk variabel Kualitas Audit adalah bernilai positif menyatakan bahwa apabila semakin tinggi tingkat Kualitas Audit maka meningkatkan niat untuk melakukan Opini Audit .
  • Nilai koefisien regresi variable X2 yaitu Opini Audit Tahun Sebelumnya ( bernilai positif yaitu ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Opini Audit Tahun Sebelumnya sebesar 1 point, sementara asumsi variabel independen lainnya tetap, maka akan meningkatkan niat untuk melakukan opini audit sebesar atau dengan kata lain nilai koefisien regresi untuk variabel Opini Audit Tahun Sebelumnya adalah bernilai positive menyatakan bahwa apabila semakin tinggi tingkat Opini Audit Tahun Sebelumnya maka akan meningkatkan niat untuk melakukan opini audit.
  • Nilai koefisien regresi variabel X3 yaitu Pertumbuhan Laba ( bernilai positif yaitu ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan Pertumbuhan Laba sebesar 1 point, sementara asumsi variabel independen lainnya tetap, maka akan meningkatkan niat untuk melakukan Opini audit sebesar 1.830 atau dengan kata lain nilai koefisien regresi untuk variabel Pertumbuhan Laba adalah bernilai positive menyatakan bahwa apabila semakin tinggi tingkat Pertumbuhan Laba maka akan meningkatkan niat untuk melakukan Opini audit.

Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikansinya dapat dilihat sebagai berikut:

Table 7

Hasil Uji Hipotesis

Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a X1 1.082 .121 .458 1 .009 .921
X2 2.142 .090 2.472 1 .006 1.153
X3 1.830 .849 4.650 1 .001 6.237
Constant 52.793 24.482 4.650 1 .001 .000
a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (0,05) = 5% (Sujarweni, 2016). Berdasarkan hasil di atas dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut:

  • Hipotesis pertama menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2015-2019. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.009 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas audit berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern . Hal ini menunjukkan bahwan Hipotesis pertama diterima.
  • Hipotesis kedua menyatakan bahwa opini audit tahun sebelunya berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2015-2019. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.006 yang lebih Besar dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit tahun sebelunya berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwan Hipotesis kedua Diterima.
  • Hipotesis ketiga menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada penerimaan audit going concern pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2015-2019. Hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.001 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada penerimaan audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwan Hipotesis ketiga diterima.

Tabel 8

Hasil Pengujian Hipotesis

No. Uraian Hasil Keterangan
1 Kualitas Audit Berpengaruh Pada Penerimaan Opini Audit Going Concern 0.009 < 0,05 Diterima
2 Opini Audit Tahun Sebelunya Berpengaruh Pada Penerimaan Opini Audit Going Concern 0.006 > 0,05 Diterima
3 Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Pada Penerimaan Audit Going Concern 0.001 < 0,05 Diterima

Pembahasan

Hasil pengujian regresi logistic variabel Kualitas Audit pada perusahaan Makanan dan Minuman menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,009 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Kualitas Audit Berpengaruh Pada Penerimaan Opini Audit Going Concernditerima dan mempengaruhi perusahaan dalam pelaporan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila kliennya terdapat masalah mengenai going concern. Auditor skala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki kemungkinan atau dorongan yang lebih untuk melaporkan masalah going concern apabila terbukti kliennya terdapat masalah untuk melangsungkan usahanya dibandingkan dengan auditor skala kecil. kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi auditee nya. Opini going concern adalah opini yang menyatakan bahwa suatu perusahaan layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan. Bila dikaitkan maka seorang auditor seharusnya menyatakan pendapat sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan secara wajar. Auditor sebagai agen diharuskan memberikan informasi yang rinci dan relevan atas pendanaan biaya modal perusahaan, namun karena adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agen menyebabkan agen cenderung menahan informasi yang dibutuhkan oleh principal. Model teori agency dapat terjadi dalam keterlibatan kontrak yang mana memaksimalkan kontrak kerja yang diharapkan oleh principal sementara mempertahankan agen yang dipekerjakan dan menjamin bahwa ia memilih tindakan yang optimal atau setidaknya sama dengan level usaha yang optimal yang dikerjakan oleh seorang agen. Hal ini menunjukkan bahwa teori agency membantu auditor sebagai pihak ketiga untuk memahami konflik kepentingan antara agen dan principal. Principal selaku investor bekerja sama menandatangani kontrak kerja dengan agen atau manajemen perusahaan untuk menginvestasikan uang mereka. Dengan adanya auditor yang independen diharapkan dapat meminimalisir kecurangan laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Sekaligus dapat mengevaluasi kinerja agen sehingga dapat menghasilkan sistem informasi yang relevan yang berguna bagi investor, kreditor dalam mengambil keputusan yang rasional untuk investasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik auditor maka akan semakin besar pula kemungkinan memberikan opini audit going concern.

Hasil pengujian regresi logistic Opini Audit Tahun Sebelumnya dalam penelitian ini menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,006 yang berarti nilai lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (5%) artinya dapat disimpulkan bahwa hipotesis Opini Audit Tahun Sebelumnya Berpengaruh Pada Penerimaan Opini Audit Going Concern Diterima. Ada hubungan positif yang signifikan antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Karena adanya perbedaan kepentingan antara agen dan principal memungkinkan adanya ketakutan pada pihak agen untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik sehingga ada kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen dalam hal ini adalah akuntan public. Adapun kaitan antara opini tahun sebelumnya dengan teori agency adalah adanya perbedaan tujuan antara agen dan principal memungkinkan adanya ketidakjujuran dalam menyampaikan laporan keuangan, dan ini akan berlangsung pada tahun berikutnya. Dalam kaitannya dengan penerimaan opini audit going concern, agen bertanggung jawab secara moral terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang dipimpinnya. Jika suatu perusahaan menerima opini audit going concern maka akan cenderung untuk mengganti audit dengan harapan menerima opini yang berbeda (unqualified opinion) sehingga berdampak pada audit delay. Akan tetapi jika suatu perusahaan menerima opini going concern pada tahun tertentu akan besar kemungkinan untuk mendapatkan opini yang sama pada tahun berikutnya meskipun sudah mengganti auditor hal ini terjadi karena kegiatan usaha pada tahun berikutnya berdasar pada kegiatan usaha pada tahun sebelumnya.

  • Kualitas Audit Berpengaruh Pada Penerimaan Opini Audit Going Concern
  • Opini Audit Tahun Sebelunya Berpengaruh Pada Penerimaan Opini Audit Going Concern
  • Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Pada Penerimaan Audit Going Concern

Hasil pengujian regresi logistic variabel ukuran perusahaan pada perusahaan farmasi di indonesia menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,001 dibawah tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Pada Penerimaan Audit Going Concernditerima dan mempengaruhi perusahaan dalam Penerimaan Audit Going Concern. Hasil pengujian yang dilakukan dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Suatu perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kemungkinan perusahaan terhadap kebangkrutan adalah kecil. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan pertumbuhan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan karena kebangkrutan merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan perusahaan yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini going concern.

I V . Kesimpulan

Simpulan

Penelitian ini meneliti tentang Penerimaan Audit Going Concern yang dipengaruhi oleh kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi logistic dengan menggunakan program SPSS 23. Data sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • Kualitas audit berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2015-2019
  • Opini audit tahun sebelunya berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2015-2019
  • Pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada penerimaan audit going concern pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2015-2019

Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti diantaranya :

  • Sampel penelitian hanya terbatas pada perusahaan Makanan dan Minuman saja sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasikan ke perusahaan lain.
  • Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel Independen dan 1 variabel Dependen
  • Penelitian ini hanya mengambil 5 periode saja dari tahun 2015-2019,

Penelitian ini hanya menggunakan objek 1 negara yaitu Indonesia

Saran

Dari keterbatasan diatas peneliti memberikan saran sebagai berikut :

  • Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel dengan mengikutsertakan perusahaan manufaktur, perbankan, Farmasi, LQ45 dan sector lainnya , sehingga kesimpulan penelitian lebih dapat digeneralisasi.
  • Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi penerimaan audit going concern,
  • Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi
  • Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan objek lebih dari 1 negara, contoh: Negara ASEAN.

UCAPAN TERIMA KASIH

  • Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta yang senantiasa memberi dukungan baik materil maupun do’a dan kasih sayang.
  • Bapak Drs. Nurasik, MM selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

References

  1. A. Djunaidi and G. Soepriyanto, “PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN : Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia,” vol. 4, no. 1, pp. 514–530, 2018.
  2. I. Januarti and U. Diponegoro, “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan , Kualitas Auditor , Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ( Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ),” pp. 1–26, 2019.
  3. A. Silfi, “Pengaruh opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan dan auditor client tenure terhadap opini audit going concern dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol,” vol. 1, no. 2, 2014.
  4. E. M. A. D. Adjani, “ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEMUNGKINAN PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN OLEH AUDITOR INDEPENDEN,” 2013.
  5. P. U. Perusahaan et al., Pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern. 2015.
  6. I. Permata and I. Rosini, “Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Kondisi Keuangan terhadap Opini Audit Going Concern,” vol. 8, no. 2, pp. 123–133, 2017.
  7. Y. P. Alichia, P. S. Akuntansi, F. Ekonomi, and U. N. Padang, “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , PERTUMBUHAN PERUSAHAAN , DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN,” 2013.
  8. A. I. Sari, “PENGARUH KUALITAS AUDIT , OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA , UKURAN PERUSAHAAN , DAN ( Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI,” 2012.
  9. J. Dura and M. Nuryatno, “Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Audit Lag Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei),” Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, vol. 2, no. 2. p. 145, 2015.
  10. R. A. Difa and B. Suryono, “Pengaruh keuangan, kualitas auditor, kepemilikan perusahaan terhadap penerimaan opini audit,” vol. 4, no. 8, 2015.
  11. I. Kusumawardhani, “Pengaruh Kondisi Keuangan, Financial Distres, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern,” Bul. Ekon., 2018.
  12. “No Title,” 2013.
  13. Sugiyono, “Sugiyono, Metode Penelitian,” Penelitian, 2017.
  14. W. Meiranto and M. Si, “Pengaruh kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, dan kepemilikan perusahaan terhadap penerimaan opini audit,” pp. 1–30.
  15. M. Suryo, E. Nugraha, and L. Nugroho, “Pentingnya Opini Audit Going Concern dan Determinasinya,” Inovbiz J. Inov. Bisnis, 2019.
  16. Y. A. Pravasanti, “Rasio Keuangan: Pemberian Opini Audit Going Concern oleh Auditor,” J. Akunt. Dan Pajak, 2017.
  17. N. L. H. Sholehah and S. Mohamad, “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit,” J. Technopreneursh. Econ. Bus. Rev., 2020.
  18. T. Rahayu and B. Suryono, “Pengaruh Independensi Auditor , Etika Auditor , Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit,” J. Ilmu dan Ris. Akuntasi, 2016.
  19. G. B. Kristianto, W. Ramadhanti, and I. R. Bawono, “PENGARUH INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI,” J. Ekon. Bisnis dan Akunt., 2020.
  20. A. A. Daya and N. Amah, “… PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur …,” SIMBA Semin. Inov. Manaj. …, 2019.
  21. P. Nainggolan, “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur,” J. Lentera Akunt., 2016.
  22. I. Benny and A. Dwirandra, “Kemampuan Opini Audit Tahun Sebelumnya Memoderasi Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Pada Âopini Audit Going Concernâ,” E-Jurnal Akunt., 2016.
  23. R. Pratiwi, “PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN DIVIDEN TERHADAP RETURN SAHAM,” 2017.
  24. S. Hermawan and Amirullah, “Metode Penelitian Bisnis Bandung,” CV Alfa Beta, 2016.
  25. U. Sekaran and R. Bogie, Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. 2017.
  26. W. Sujarweni, Metodologi penelitian (bisnis & ekonomi). Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
  27. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke. Bandung: Alfabeta, 2015.
  28. Wahidmurni, “Pemaparan Metode Penelitian Kuantitatif,” pp. 1–16, 2017.
  29. I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, Cetakan VI. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
  30. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cv Alfabeta. 2017.
  31. I. Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.