This study aims to analyze the effect of firm size, sales growth, profitability and leverage on stock returns in food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period. The sampling method used is purposive sampling method. The number of companies sampled in this study are 11 Food And Beverage companies listed on the IDX in the 2015-2019 period. The data used is secondary data. The data analysis method used in this study is Eviews 9. The results of this study indicate that there is an effect of company size on stock returns in Manufacturing companies in the Food and Beverage sub-sector listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period. There is an effect of Sales Growth (Growth) on Stock Returns in Food and Beverage Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period. Profitability affects stock returns in Food and Beverage Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period. Leverage has an effect on Stock Returns in Food and Beverage Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period.
I. Pendahuluan
Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor produktif [1]. Dengan berkembangnya pasar modal, maka alternatif investasi bagi para pemodal kini tidak lagi terbatas pada “aktiva riil” dan simpanan pada sistem perbankan melainkan dapat menanamkan dananya di pasar modal, baik dalam bentuk saham, obligasi, maupun sekuritas (aktiva finansial) lainnya. Pemodal berharap dengan membeli saham, mereka dapat menerima dividen (pembagian laba) setiap tahun dan mendapat keuntungan (capital gains) pada saat sahamnya dijual kembali. Namun pada saat yang sama, merekapun harus siap menghadapi resiko bila hal sebaliknya terjadi [2].
Berinvestasi di pasar modal tidak saja memerlukan pemikiran yang lebih rumit dan informasi yang lebih kompleks, namun juga menghadapi resiko yang relatif besar bila dibanding dengan bentuk-bentuk simpanan pada sistem perbankan. Oleh karena itu, biasanya return yang diharapkan pada investasi saham relatif lebih besar dibanding tingkat bunga simpanan pada bank-bank (Faozan, 2013).
Salah satu cara yang biasa digunakan dalam menilai perusahaan adalah pendekatan fundamental. Pendekatan tersebut terutama ditujukan kepada faktor-faktor yang pada umumnya berada di luar pasar modal, yang dapat mempengaruhi harga saham di masa-masa mendatang. Hal-hal yang termasuk dalam analisis fundamental antara lain adalah analisis ekonomi dan industri, penilaian perusahaan secara individu baik dengan menggunakan variabel penelitian seperti deviden maupun pendapatan (income) [4].
Faktor fundamental dari perusahaan yang dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan perusahaan di antaranya adalah rasio-rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang terjadi. Kedua, kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama dengan periode tertentu [5].
Investor yang akan melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal akan menganalisis kondisi perusahaan terlebih dahulu agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan keuntungan (return) [6]. Memperoleh return (keuntungan) merupakan tujuan utama dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return yang diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham, maupun dengan memanfaatkan sarana yang diberikan oleh para analisis pasar modal, seperti broker, dealer dan manajer investasi. Pola perilaku perdagangan saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan menentukan pola return yang diterima dari saham tersebut [7].
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (return yang terjadi atau dapat juga disebut sebagai return sesungguhnya) dan expected return (return yang diharapkan oleh investor) [8]. Harapan untuk memperoleh return juga terjadi dalam asset financial. Suatu asset financial menunjukkan kesediaan investor menyediakan sejumlah dana pada saat ini untuk memperoleh sebuah aliran dana pada masa yang akan datang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan risiko yang ditanggung. Dengan demikian para investor sedang mempertaruhkan suatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang diharapkan pada masa mendatang.
Investor dalam asset financial juga mengharapkan return yang maksimal. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal tersebut diusahakan agar dapat terwujud dengan mengadakan analisis dan upaya tindakan-tindakan yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi return saham sehingga harapan untuk memperoleh return yang maksimal bisa dicapai [9].
Menurut [10] ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang berhubungan dengan peluang dan kemampuan untuk bisa masuk ke pasar modal dan jenis pembiayaan eksternal lainnya yang menunjukkan kemampuan perusahaan. Perusahaan yang semakin besar dan sudah mapan akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal.
Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total asset, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total asset [11]. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total asset. Return saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil, karena tingkat pertumbuhan perusahaan besar relatif lebih besar dibanding perusahaan kecil. Oleh karena itu, investor akan lebih berspekulasi untuk memilih perusahaan besar dengan harapan memperoleh return yang besar pula. Hasil penelitian yang dilakukan [12] menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham hal ini bertentangan dengan penelitian [13] yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Pertumbuhan Penjualan dapat dihitung dengan penjualan tahun sekarang yang dikurangkan dengan penjualan tahun sebelumnya lalu dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya [14]. Perusahaan dengan pertumbuhan positif (trendnya meningkat) menjadi indikator majunya perusahaan tersebut. Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi akan cenderung membagikan dividen lebih konsisten dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah. Hal ini dapat berdampak pada meningkatnya minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga harga saham di bursa meningkat dan return saham pun ikut meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh [15] menyatakan bahwa pertumbuhan penjualanberpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Audina, 2018), yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualantidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri [17]. Jumlah laba bersih sering dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham. Besarnya laba juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan produk kemudian dijual guna memperoleh profit yang besar. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki [18].
Leverage yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang [19]. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibiayai oleh hutang. Leverage dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasanya diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER) [15]. Dalam perhitungannya, DER dihitung dengan cara hutang dibagi dengan modal sendiri, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi dari pada modal sendiri maka besarnya rasio DER berada di atas satu, sehingga dana yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan lebih banyak dari unsur hutang dari pada modal sendiri (equity).
[19] meneliti tentang “Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh positif dan signifikan dari profitabilitas dan leverage terhadap return saham dengan sumbangan pengaruh sebesar 52,1%, (2) ada pengaruh positif dan signifikan dari profitabilitas terhadap return saham dengan sumbangan pengaruh sebesar 2,6%, (3) ada pengaruh negatif dan signifikan dari leverage terhadap return saham dengan sumbangan pengaruh sebesar 49,3% .
Dalam penelitiannya [20] menunjukkan hasil penelitian sebagai berikut: kebijakan dividen (DPR), leverage perusahaan (DER), profitabilitas (ROE) baik secara parsial maupun simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Begitu juga dengan [21] meneliti tentang “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan behwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial variabel arus kas operasi dan Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap return saham Sedangkan variabel arus kas investasi, arus kas pendanaan, Return on Equity, Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa, variabel arus kas investasi, arus kas pendanaan kurang menjadi perhatian para investor. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode pengamatan, variabel Return on Asset yang merupakan informasi yang menghubungkan antara laporan laba - rugi dan neraca berpengaruh tergadap return saham.
Hasil penelitian yang di lakukan oleh [22] menyatakan bahwa ROA, DTA dan TATO tidak berpengaruh terhadap return saham terbukti dengan F-hitung sebesar 1,331 dan probabilitasnya sebesar 0,286. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham yaitu dengan t-hitung sebesar 1,437 dan probabilitasnya sebesar 0,163. DTA tidak berpengaruh terhadap return saham yaitu dengan t-hitung sebesar 0,223 dan probabilitasnya sebesar 0,825 dan TATO tidak berpengaruh terhadap return saham yaitu dengan t-hitung sebesar 0,152 dan probabilitasnya sebesar 0,880. Kesimpulan dari penelitian ini laporan keuangan perusahaan property tidak berpengaruh terhadap return saham karena nilai R square (R2) hanya 13,3 %.
[23] juga meneliti tentang ““Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan Penjualan, Arus Kas Operasi, Dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, arus kas operasi, dan volume perdagangan saham berpengaruh secara simultan terhadapreturn saham. Secara parsial, variable pertumbuhan penjualanberpengaruh terhadap return saham, sedangkan profitabilitas, kebijakan dividen, arus kas operasi, dan volume perdagangan saham tidak berpengaruh terhadap return saham.
Begitu juga dengan [24] yang meneliti tentang “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas Terhadap Return Saham Dengan Nilai Tukar Sebagai Variabel Moderasi Pada Saham LQ-45”. Hasilnya menunjukkan secara simultan return on asset, debt to equity ratio, cash ratio tidak berpengaruh pada return saham dan sebagian hanya return on asset (α = 5%) dan debt to equity ratio (α = 10%) berpengaruh terhadap return saham. Ketika nilai tukar yang digunakan sebagai variabel moderasi, ditemukan bahwa return on asset dan rasio hutang terhadap ekuitas tidak memoderasi variabel pada return saham.
Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan yang berguna untuk mengetahui hasil temuan yang jika diterapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda, karena dalam fenomena di atas dan juga penelitian terdahulu masih menghasilkan temuan yang tidak konsisten. Maka dari itu dalam penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Return Saham dengan menggunakan periode waktu dan obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya , sehingga akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu.
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019. Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan untuk melengkapi penelitian terdahulu mengenai Return Saham yang pernah dilakukan di Indonesia. Dari hasil penelitian terdahulu masih menghasilkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini menggunakan variable Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, Leverage Dan Return Saham.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya . Perbedaannya pada populasi, waktu dan sampel yang digunakan yaitu Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan memilihi Perusahaan food and beverages karena Perusahaan food and beverages salah satu sektor yang mampu bertahan dalam kondisi perekonomian Indonesia yang labil, karena masyarakat tetap membutuhkan produk makanan dan minuman. Dari uraian latar belakang diatas, peneliti mengambil judul “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2015-2019”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
II . Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data sekunder sebagai sumber data [25]. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan tahunan Perusahaan Food And Beverage Yang terdaftar di BEI Periode 2015-2019. Penelitian ini menganalisa dan menjelaskan Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2015-2019.
Indikator Variabel
Tabel 1
Indikator Variabel
No | Variabel | Indikator | Sumber |
1 | Ukuran perusahan | Firm size = Log total Aset | [5] |
2 | Pertumbuhan penjualan | g = S 1 – S 0 x 100% | [15] |
3 | Profitabilitas | [12] | |
4 | Leverage | [20] | |
5 | Return Saham | [22] |
Sampel
Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau karakteristik tertentu.
Kriteria dari pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Sampel Perusahaan
No. | Nama Perusahaan | Kode Saham |
1 | PT Tri bayan Tirta Tbk | ALTO |
2 | PT. Delta Djakarta Tbk | DLTA |
3 | PT. Indofood Sukses Makmur Tbk | INDF |
4 | PT. Multi Bintang Indonesia Tbk | MLBI |
5 | PT. Mayora Inda Tbk | MYOR |
6 | PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk | ROTI |
7 | PT. Sekar Bumi Tbk | SKBM |
8 | PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk | ULTJ |
9 | PT. Sekar Laut Tbk | SKLT |
10 | PT Prasidha Aneka Niaga | PSDN |
11 | PT Indofood CBS sukses Makmur Tbk | ICBP |
12 | PT. Wilmar Bintang Indonesia Tbk | CEKA |
13 | PT. Siantar Top Tbk | STTP |
Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data base pasar modal, di Galeri Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tahun 2015-2019, dan situs resmi BEI www.idx.co.id .
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menjelaskan mengenai bagaimana pengambilan data penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
Teknik Analisis Data
Berdasarkan masalah, tujuan serta hipotesis yang telah dikemukakan diatas, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian maka perlu dilakukan teknik analisis data. Menurut [26] regresi data panel yaitu regresi dengan menggabungkan sekaligus data cross-section dan time-series dalam sebuah persamaan. Data panel tersebut akan dianalisis menggunakan Eviews 7.
Untuk mengestimasi Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas Dan Levergae Terhadap Return Sahamdigunakan alat analisis regresi dengan model data panel. Mengingat data panel merupakan gabungan dari data cross-section dan time-series, maka model regresi data panel dapat dituliskan sebagai berikut:
Adapun persamaan model regresi panel dalam penelitian ini sebagai berikut :
Keterangan:
= Ukuran Perusahaan
= Pertumbuhan Penjualan
= Profitabilitas
= Leverage
= Koefisien Regresi (parameter)
= Error term
Dalam membuat regresi data panel, kita dapat menggunakan tiga pendekatan yaitu :
Common Effect merupakan langkah pertama untuk mengestimasi data panel dengan menggabungkan data cross-section dengan time-series menggunakan model OLS (Ordinary Least Square). OLS atau pendekatan Pooled Least Square merupakan metode paling sederhana dalam mengestimasi data panel dengan mengasumsikan intersep dan slope koefisien dianggap konstan (tetap) baik antar individu maupun antar waktu.
Fixed Effect mengasumsikan bahwa adanya perbedaan intersep sebagai akibat dari perbedaan individu obyek analisis atau perusahaan tetapi memiliki slope yang sama atau tetap baik antar individu maupun berdasarkan perubahan waktu.
Random Effect merupakan model yang menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar individu atau perusahaan. Model ini mengasumsikan bahwa setiap variabel mempunyai perbedaan intersep tetapi intersep tersebut bersifat random.
Terdapat beberapa langkah pengujian model untuk memilih estimasi model regresi data panel yang tepat, langkah-langkah tersebut yaitu :
Pengujian ini dilakukan untuk memilih model estimasi antara Common Effect (Pooled Least Square) atau Fixed Effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :
H0 : Common Effect (Pooled Least Square)
Ha : Fixed Effect
Pengujian ini dilakukan untuk memilih model estimasi antara Common Effect (Pooled Least Square) atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :
H0 : Common Effect (Pooled Least Square)
Ha : Random Effect
Pengujian ini dilakukan ketika pengujian f-restricted test menunjukkan bahwa Ho ditolak, artinya model yang baik menggunakan Fixed Effect sehingga diperlukan pengujian dengan menggunakan Hausman test. Hausman Test dilakukan untuk memilih model estimasi antara Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini yaitu :
H0 : Random Effect
Ha : Fixed Effect
Uji normalitas dapat digunakan untuk menguji model regresi variabel mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Menurut [27] Dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan yaitu distribusi normal apabila nilai signifikan p-value > 0.05, sedangkan distribusi tidak normal apabila nilai signifikan p-value < 0.05.
Uji multikolinearitas dapat digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen [28]. Jika nilai tolerance < 0.10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar diantara salah satu variabel independen dengan variabel-variabel independen yang lain (terjadi multikolinearitas). Jika nilai tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Uji autokorelasi dapat digunakan apakah dalam model regresi mempunyai korelasi adanya kesalahan pengganggu perbandingan periode saat ini dengan periode sebelumnya [29]. Model regresi sabaiknya tidak mengandung autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai prob-chi2. Jika nilai prob-chi2 signifikan (kurang dari 5% atau 0.05) maka terjadi autokorelasi tetapi jika nilai prob-chi2 tidak signifikan (lebih dari 5% atau 0,05) maka tidak terjadi autokorelasi.
Menurut [30], model regresi yang baik adalah regresi yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dengan melihat nilai prob-chi2. Jika nilai prob-chi2 signifikan (kurang dari 5% atau 0,05) maka terjadi heteroskedastisitas tetapi jika nilai prob-chi2 tidak signifikan (lebih dari 5% atau 0,05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Setelah melakukan uji asumsi klasik maka selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian berkaitan dengan ada tidaknyaa pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), untuk menguji digunakan hipotesis nul (H0) yang menyatakan bahwa koefisien regresi tidak signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa koefisien regresi signifikan.
uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Sehingga untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan melihat α = 0,05.
Maka cara yang dilakukan adalah:
Pengujian koefisien determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen.
III. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran umum obyek penelitian. Perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham sedangkan Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, ROA, dan DERsebagai variabel independen. Distribusi statistik untuk masing-masing variabel pada penelitian ini terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3
Descriptive Statistics
X1_SIZE | X2_GROWTH | X3_ROA | X4_DER | |
Mean | 12.55236 | 9.843636 | 6.179982 | 0.755618 |
Median | 12.40000 | 0.010000 | 0.100000 | 0.692000 |
Maximum | 13.99000 | 46.00000 | 2.127000 | 1.872000 |
Minimum | 11.53000 | -0.260000 | -0.069000 | 0.001000 |
Std. Dev. | 0.637492 | 6.202687 | 0.320950 | 0.501372 |
Skewness | 0.764825 | 7.208594 | 4.617338 | 0.238971 |
Kurtosis | 2.742948 | 52.98275 | 26.90365 | 2.166922 |
Jarque-Bera | 5.513527 | 6201.550 | 1504.854 | 2.113942 |
Sum | 690.3800 | 46.40000 | 9.899000 | 41.55900 |
Sum Sq. Dev. | 21.94539 | 2077.560 | 5.562475 | 13.57418 |
Observations | 55 | 55 | 55 | 55 |
Dalam penelitian ini jumlah data akhir yang digunakan sebanyak 55 observasi yang berasal dari kombinasi data cross section sebanyak 11 perusahaan dan time series selama periode 2015-2019. Pada tabel 4.2 diperlihatkan bahwa tingkat Ukuran Perusahaan minimum sebesar 11.53000, sedangkan maksimum sebesar 13.99000. Fluktuasi yang terjadi menjelaskan bahwa pertumbuhan perusahaan setiap perusahaan berbeda antara satu dengan lainnya. CEKA pada tahun 2015 menjadi perusahaan dengan Pertumbuhan perusahaan tertinggi, sedangkan DLTA pada tahun 2018 menjadi perusahaan dengan Pertumbuhan perusahaan terendah. Pada Profitabilitas, DLTA menjadi perusahaan dengan tingkat struktur aktiva paling tinggi (2.127) pada tahun 2019, sedangkan PSDN menjadi perusahaan dengan Profitabilitas paling rendah (-0.056) pada tahun 2016. Pada tingkat Leverage, SKLT menjadi perusahaan dengan tingkat leverage 0.001 atau tidak ada yang terjadi pada tahun 2019, sedangkan tingkat pertumbuhan paling tinggi yaitu 1.872 terjadi pada PSDN pada tahun 2018.
Dalam regresi data panel, dilakukan pemilihan model terbaik yang akan digunakan antara common effect, fixed effect dan random effect. Persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y = α + β₁X₁ + + + + e
Persamaan ini menggunakan transformasi logaritma pada variabel Return Saham (dependent) dalam menentukan model terbaik yang akan digunakan. Hasil statistik yang diperoleh dalam pengestimasian model CEM, FEM dan REM adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Tabel Estimasi CEM, FEM dan REM
Variabel | Common Effect | Fixed Effect | Random Effect | |||
t-statistik | prob | t-statistik | prob | t-statistik | prob | |
C | 1.568174 | 0.1231 | 2.852451 | 0.0090 | 1.864013 | 0.0041 |
X1_SIZE | -1.507072 | 0.1381 | 1.903688 | 0.0016 | 1.903073 | 0.0091 |
X2_GROWTH | -1.520425 | 0.1347 | 2.115294 | 0.0014 | 1.716390 | 0.0057 |
X3_ROA | -0.666230 | 0.5083 | 1.835144 | 0.0086 | 2.664463 | 0.0094 |
X4_DER | 0.311766 | 0.7565 | 1.840650 | 0.0055 | 1.810939 | 0.0071 |
Tabel 4 menunjukan hasil estimasi masing-masing model memiliki nilai signifikansi yang berbeda-beda. Maka dari itu dilakukan uji lanjut Hausman Test untuk menentukan model terbaik yang akan digunakan antara Random effect dan fixed effect. Pada penelitian ini dilakukan uji lanjut Hausman Test karena hasil estimasi pada Commond effect tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji lanjut tersebut. Adapun hasil Hausman Test seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 5
Hasil Uji Hausman Test
Test Summary | Chi-Sq. Statistic | Chi-Sq. d.f. | Prob. |
Cross-section random | 6.864050 | 4 | 0.1432 |
Dalam pengujian ini dapat melakukan penglihatan terhadap nilai Chi-square dengan p-value. Jika hasil yang didapatkan kurang dari 5% (signifikan) maka model yang digunakan adalah fixed effect, akan tetapi jika melebihi 5% (tidak signifikan) maka model estimasi yang digunakan adalah model random effect. Berdasarkan tabel (5), terlihat bahwa nilai chi-squares sebesar 6.864050 dengan p-value sebesar 0.1432. Berdasarkan hasil uji Hausman diatas model yang tepat adalah random effect.
Dalam penelitian ini teknik analisi data digunakan untuk mengolah sampel yang sudah diperoleh, membuktikan hipotesis yang telah dibuat dan membahas hasil pengujian hipotesis.
Tabel 6
Hasil Estimasi Regresi Data Panel
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 2.097887 | 1.341349 | 1.864013 | 0.0041 |
X1_SIZE | 1.158859 | 2.105690 | 1.903073 | 0.0091 |
X2_GROWTH | 1.016639 | 4.010973 | 1.716390 | 0.0057 |
X3_ROA | 2.139606 | 3.210103 | 2.664463 | 0.0094 |
X4_DER | 3.042326 | 3.136122 | 1.810939 | 0.0071 |
Angka pada persamaan regresi data panel didapatkan dari nilai coefficient variabel. Persamaan regresi data panel Random effect model adalah sebagai berikut:
Y = 2.097887 + 1.158859 X₁ + + + + e
Berdasarkan pada model regresi diatas, dapat di interpretasikan nilai-nilai tersebut. Dimana Konstanta bernilai 2.097887yang berarti, jika diasumsikan variabel bebas bernilai 0 (tidak ada), maka return saham bernilai konstan sebesar 2.097887. Koefisien X1 (SIZE) bernilai 1.158859 yang berarti setiap peningkatan variabel SIZE sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 1.158859 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan. Koefisien tingkat pertumbuhan (GROW) (X2) bernilai yang berarti setiap peningkatan variabel tingkat pertumbuhan sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan. Koefisien X3 (ROA) bernilai yang berarti setiap peningkatan variabel ROA sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan. Koefisien X4 (DER) bernilai yang berarti setiap peningkatan variabel DER sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terbentuk adanya korelasi tinggi atau sempurna antar variabel bebas (independen). Jika ditemukan ada hubungan korelasi yang tinggi antar 4 variabel bebas maka dapat dinyatakan adanya gejala multikorlinear pada penelitian. Nilai korelasi yang dapat ditoleransi dalam uji multikolinearitas adalah 70 persen atau 80 persen (0,7 atau 0,8).
Tabel 7
Hasil Uji Multikolinearitas
X1_SIZE | X2_GROWTH | X3_ROA | X4_DER | |
X1_SIZE | 0.505000 | 0.680822 | 0.643531 | 0.662888 |
X2_GROWTH | 0.580822 | 0.520000 | 0.545636 | 0.559539 |
X3_ROA | 0.443531 | 0.445636 | 0.606000 | 0.599177 |
X4_DER | 0.662888 | 0.559539 | 0.599177 | 0.600000 |
Dari hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasinya setiap variabel adalah lebih kecil dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel penelitian tersebut. Dengan hasil ini maka satu uji asumsi klasik telah terpenuhi.
Uji autokolerasi merupakan kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Dalam penelitian model regresi yang bebas dari autokorelasi, merupakan model regresi yang baik. Salah satu cara untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan Uji Durbin – Watson. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi :
Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi
R-squared | 0.884338 | Mean dependent var | 0.292516 |
Adjusted R-squared | 0.711085 | S.D. dependent var | 0.368722 |
S.E. of regression | 0.366673 | Akaike info criterion | 0.917814 |
Sum squared resid | 6.722444 | Schwarz criterion | 1.100299 |
Log likelihood | -20.23988 | Hannan-Quinn criter. | 0.988382 |
F-statistic | 3.151331 | Durbin-Watson stat | 2.028310 |
Prob(F-statistic) | 0.003495 |
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson sebesar 1.989. Sehingga nilai DW antara 1,55 s/d 2,46. Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik. Heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Jika nilai prob nya < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian, sedangkan jika nilai prob > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.
Tabel 9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 1.908057 | 0.999307 | 1.909380 | 0.8620 |
X1_SIZE | -0.125968 | 0.078739 | -1.599815 | 0.1159 |
X2_GROWTH | -0.008125 | 0.008175 | -0.993854 | 0.3251 |
X3_ROA | -0.191947 | 0.156527 | -1.226285 | 0.2258 |
X4_DER | 0.009334 | 0.101411 | 0.092041 | 0.9270 |
Dari hasil uji heteroskedastisitas, nilai prob nya sebesar diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.
Uji normalitas untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Cara melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan pendekatan analisis grafik normal probability Plot. Pada pendekatan ini nilai residual terdistribusi secara normal apabila garis (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya. Dari hasil uji di atas dapat dilihat bahwa nilai probability Jarque berra sebsar 0,157267 > 0,05, artinya residual data penelitian terdistribusi secara normal.
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh suatu variable independen terhadap variable dependen. Dengan menggunakan hipotesis :
Jika nilai t hitung > t table , artinya Hipotesis diterima
Nilai sig < 0,05, Artinya Hipotesis diterima
Dengan df = n – k-1, 55 – 4 - 1 = 50 sehingga diperoleh t tabel (0,05) sebesar 1.67303.
Tabel 10
Hasil Uji t (Parsial)
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 2.097887 | 1.341349 | 1.864013 | 0.0041 |
X1_SIZE | 1.158859 | 2.105690 | 1.903073 | 0.0091 |
X2_GROWTH | 1.016639 | 4.010973 | 1.716390 | 0.0057 |
X3_ROA | 2.139606 | 3.210103 | 2.664463 | 0.0094 |
X4_DER | 3.042326 | 3.136122 | 1.810939 | 0.0071 |
Pengujian ini bertujuan untuk mengukur prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi. Perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan yang baik dalam analisis yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2.
Tabel 11
Hasil Uji R-squared
R-squared | 0.884338 |
Adjusted R-squared | 0.711085 |
S.E. of regression | 0.366673 |
Sum squared resid | 6.722444 |
Log likelihood | -20.23988 |
F-statistic | 3.151331 |
Prob(F-statistic) | 0.003495 |
Dari hasil estimasi:
R-squared = 0.884338
Artinya variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 88.4% sedangkan sisanya sebesar 11.6% dijelaskan variabel lain diluar model.
Pembahasan
Ukuran perusahaan menunjukan suatu perusahaan apakah tergolong dalam perusahaan kecil, perusahaan menengah, atau perusahaan besar. Kriteria ukuran perusahaan dapat dinilai dari omset penjualan, jumlah produk yang dijual, modal perusahaan dan total asset. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal. Peningkatan kepercayaan investor ini akan meningkatkan permintaan saham dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham dan juga return saham. Oleh karena itu Ukuran perusahaan (Size) juga berpengaruh signifikan terhadap return saham karena secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan itu sendiri.
Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan atau penurunan penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Growth dapat juga mempengaruhi Return Saham suatu perusahaan. Semakin tingginya penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dapat mendorong semakin tingginya laba kotor yang mampu diperoleh, sehingga dapat mendrong tingginya Return Saham perusahaan.
Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor akan memperhatikan faktor profitabilitas dan resiko. Hal ini disebabkan karena kestabilan harga saham akan berpengaruh pada deviden dan return yang akan diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Bila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di masa yang akan datang.
ROA (Return On Asset) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi nilai Return on Asset (ROA) semakin tinggi kinerja perusahaan yang berarti perusahaan memanfaatkan dengan baik aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba. Oleh karena itu, kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi akan menarik minat investor untuk melakukan investasi perusahaan tersebut, jika banyak investor yang tertarik untuk investasi maka memberikan harapan naiknya harga saham perusahaan tersebut dan berdampak pada naiknya return saham.
Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio utang jangka panjang dengan ekuitas (Debt to Equity Ratio)untuk mengukur leverage. Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kewajiban agar untuk membayar hutang dengan ekuitas (modal sendiri). semakin tinggi rasio DER, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk, karena tingkat ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar semakin besar. Dengan demikian apabila Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, maka harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi dividen
I V . Kesimpulan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian mengenai Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015 – 2019) dengan sampel 11 perusahaan yang bergerak disub sektor makanan dan minuman adalah sebagai berikut :
Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti diantaranya :
Saran
UCAPAN TERIMA KASIH