Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.1802

Description of the Correct Hand Washing Knowledge in School-Age Children in Elementary School


Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan Yang Benar Pada Anak Usia Sekolah Di Mts

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Anak Usia Sekolah Pengetahuan Cuci Tangan Yang Benar

Abstract

Washing hands is an act of sanitation by cleaning hands and between fingers using running water and soap by the community to be clean and break the chain of germs. The design of this study was carried out descriptively without statistical testing with a population of 37 students at Mts Nahdlatul Ulama', Candi Sidoarjo sub-district. This study used primary data by filling out closed questionnaires. Based on the results of the study, almost all 30 students (82%) had good knowledge and a small portion of students 7 (18%) had sufficient knowledge. The conclusion of the study is that there is still a lack of knowledge of proper hand washing in school-age children.

Pendahuluan

Mencuci tangan merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun atau handrub oleh manusia supaya menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman [1]

Cuci tangan adalah kegiatan membersihkan kotoran yang melekat pada kulit dengan memakai sabun dan air yang mengalir atau cairan antiseptic [2].

Diare merupakan penyebab utama kematian secara global dalam jangka waktu 15 tahun terakhir ini [3].

Anak-anak sekolah adalah anak berusia antara 6 dan 12 tahun. Kesehatan anak-anak sekolah biasanya tidak menjadi masalah. Kesehatan adalah kesehatan sehat yang sehat di sini. Anak-anak dari zaman ini memiliki pengetahuan terkenal ketika pekerjaan berhenti. Tinjauan anak-anak dan peningkatan meningkat [4].

Sikap yakni respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak bisa langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku-perilaku yang tertutup tersebut [5].

Untuk menunjang haI tersebut dengan mencuci tangan pakai sabun dan air serta memiIih jajanan yang sehat di sekolah, diperlukan kerjasama yang baik antara pihak sekolah, orang tua, siswa, dan Iingkungan sekitar sekolah. Taman Kanak-Kanak dan MI Assasul Huda di Kepuh Kemiri TuIangan, Kabupaten Sidoarjo, terletak di sebuah desa dekat desa, dekat dengan perkebunan sayur, sehingga siswa memiIiki kesempatan yang baik untuk mengembangkan kebiasaan bersih-bersih dan jajanan sehat di sekoIah, namun faktanya adalah jajan luar kantin sekoIah Makanan dibalik, terdapat risiko jajan sekoIah yang tidak terkontrol, dan dapat mengancam kesehatan anak. Sekolah tidak memiIiki tempat untuk mencuci tangan dan menyediakan air bersih. Untuk itu perlu diperkenaIkan jajanan sehat anak kepada siswa dan waIi untuk menjaga kesinambungan yang baik antara sekolah dan waIi.

Untuk komunikasi, pendidikan dan konsultasi siswa dan wali. Sekolah tersebut akan bersama-sama melakukan kegiatan pertukaran, edukasi dan konsultasi dengan Universitas Mohammedia Hidorho, yang diharapkan dapat menciptakan gaya hidup bersih dan sehat bagi siswa TK dan MI Assasul Huda, Kepuh Kemiri Tulangan, Sekolah Kabupaten Sidoarjo, dan Menumbuhkan kesadaran siswa terhadap pelaksanaan hidup bersih dan higienis (cuci tangan pakai sabun, cuci pakai air, makan jajanan sehat), sehingga terbentuk generasi yang sehat dan cerdas [6].

Menurut Suriasumantri yang dikutip oleh Nurroh menyebutkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil yang diketahui dari manusia atas penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek tertentu yang mengetahui dan objek yang diketahui dari hal yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu [7].

Data Risksdas tahun 2013 menunjukkan hanya 47,2% rumah tangga yang mencuci tangan dengan benar. Dalam peneIitian [8], menunjukkan bahwa dibandingkan dengan periIaku mencuci tangan yang baik (14,8%) dan periIaku mencuci tangan yang buruk (53,8%), periIaku mencuci tangan yang buruk (64,3%) rentan terhadap diare. Orang dengan kejadian diare tertinggi adalah periIaku mencuci tangan yang buruk (64,3%).

Dari hasil survey awal yang dilakukan tanggal 9 Mei 2020 dari wawancara secara online melalui grup WA 10 anak usia sekolah menengah pertama Di Perumahan Grand Oriental, yang melakukan cuci tangan yang benar di dapatkan 4 orang atau 40%. Dari data di atas menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan tentang praktek cuci tangan yang benar di Perumahan Grand Oriental.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam suatu populasi, dan bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan cuci tangan yang benar pada anak usia sekolah. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan cuci tangan yang benar pada anak usia sekolah. Populasi dala penelitian ini yakni 37 siswa di Mts. Nahdaltul Ulama’ Kecamatan Candi Sidarjo, pengumpulan data menggunaka data primer dengan membagikan kuesioner berupa googleform via whatsapp. Data yang di peroleh direkapitulasi kemudian disajikan dalam bentuk table frekuensi untuk dianalisis secara deskrptif.

Hasil Penelitian

Umur Siswa Jumlah Persentase
12Tahun 5 13,5
13 Tahun 26 70,3
14 Tahun 4 10,8
15 Tahun 2 5,4
Total 37 100
Table 1.Distribusi Umur Siswa Di Mts Nahdlatul Ulama’ Kecamatan Candi SidoarjoTabel 4.1 Menunjukkan bahwa mayoritas siswa berumur 13 tahun sekitar 26 (70,3%) siswa dan sebagian kecil siswa berumur 15 tahun sebanyak 2 (5,4%) siswa.

Pengetahuan tentang cuci tangan Yang Benar Jumlah yang Menjawab Benar Persentase
Pengertian cuci tangan 30 81,1
Manfaat cuci tangan 30 81,1
Tujuan cuci tangan 33 89,2
Penyakit yang timbul jika tidak cuci tangan 35 94,6
Waktu yang tepat untuk cuci tangan 37 100
Durasi tepat untuk cuci tangan pakai sabun 9 24,3
Perlengkapan yang digunakan untuk cuci tangan 35 94,6
Jumlah langkah-langkah cuci tangan yang benar 28 75,7
Langkah mencuci tangan dengan sabun 34 91,9
Langkah setelah mencuci tangan 32 86,5
Table 2.Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan Cuci Tangan Yang BenarTable 4.2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa yang menjawab benar tentang pengertian sebanyak (81,1%), tujuan (89,3%), (faktor 94,6%), manfaat (81,1%), jenis (94,6%), indikasi (100%). Sedangkan, sebagian kecil siswa menjawab benar tentang prosedur (24,3%).

Pengetahuan Siswa Jumlah P e r sentase
Baik 30 82
Cukup 7 18
Kurang 0 0
Total 37 100
Table 3.Distribusi Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan BenarTabel 4.3 Menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa 30 (82%) memiliki pengetahuan yang baik dan sebagian kecil siswa 7 (18%) memiliki pengatahuan yang cukup.

Pembahasan

Dari penelitian yang sudah dilaksanakan didapatkan hasil dan dibahas sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa 30 (82%) memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan yang benar dan sebagian kecil siswa 7 (18%) memiliki pengetahuan yang cukup. Ini di sebabkan karena masih kurangnya pengetahuan tentang cuci tangan yang benar pada anak usia sekolah di Mts. Nahdlatul Ulama’. Masih diperlukannya edukasi tentang cuci tangan yang benar sehingga dapat melakukan upaya mencegah penyakit yang di cegah dengan menjaga kebersihan tangan apalagi di masa pandemik yang sedang berlangsung ini.

Hal ini sesuai dengan [9], yakni pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera pendengaran, indera penglihatan,indera penciuman, indera perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

Menurut [10] dari pengalaman dan penelitian sudah terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan. Sehingga semakin tinggi pengetahuan tentang cuci tangan yang benar dapat merubah perilaku untuk menjaga kebersihan tangan.

Mencuci tangan dengan menggunakan sabun terbukti secara ilmiah efektif untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Flu Burung [11].

Komunikasi, Edukasi dan Penyuluhan yang di perlukan dan sudah diadakan pihak sekolah bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diharapkan terwujudnya perilaku Hidup Yang Bersih dan sehat bagi siswa/siswi TK dan MI Assasul Huda, Kepuh Kemiri Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dan kesadaran bagi siswa/siswi dalam menerapkan hidup Bersih dan Sehat (Cuci tangan pakai sabun, pengunaan air bersih, jajanan sehat) sehingga terbentuk generasi sehat dan cerdas [6].

Terdapat salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yakni Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup [9]. Maka karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan, akan mempengaruhih pada perilaku mencuci tangan yang benar.

Kesimpulan

Siwa di Mts Nahdlatul Ulama’ Kecamatan Candi Sidoarjo hampir seluruh siswanya memiliki pengetahuan baik dan hanya sebagian kecil yang memiliki pengetahuan cukup.

References

  1. Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. JAKARTA: Kementrian Kesehatan RI.
  2. Dikutip dari penelitian wohangara 2017.Di akses pada tanggal 23 maret 2020 https://www.kompasiana.com/riskaikaa/5e78a0aa097f36021f323e12/perilaku-cuci-tangan-dengan-baik-dan-benar?page=1
  3. Dikutip dari penelitian yanik purwanti dkk 2020. Di akses pada tanggal 03 agustus 2020 http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/article/view/2721
  4. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Diakses pada tanggal 23 maret 2020 https://www.kemkes.go.id/
  5. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  6. Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.