Abstract
This study aims to reveal the profile of the science process skills of vibration and waves in everyday life at SMP Muhammadiyah 2. The research method used is a quantitative survey. The population used was all students of class IX SMP Muhammadiyah 2 Taman and the student population taken in this study was 96 students by dividing the sample using the slovin formula so as to get a sample of 33 students in the English Proficiency Program class and 39 students in the regular class. The data collection technique used was in the form of a science process skills test. Data collection techniques using surveys through Microsoft Forms. The test results were then analyzed using the formula for the percentage of science process skills and categorized into 4 criteria, namely very good, good, quite good and not good. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the students of the English Proficiency Program class at SMP Muhammadiyah 2 Taman have science process skills at a very good level. Meanwhile, the regular class has an average category at a good level.
Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan bersiklus untuk mengembangkan berbagai pengembangan siswa. Pendidikan yang diharapkan oleh bangsa dan negara adalah pendidikan. Pendidikan berkarakter [1] adalah suatu upaya untuk membangun generasi supaya berakhlak mulia. Usaha pendidikan berkarakter ini dibutuhkan untuk menumbuhkan dan menaikkan mutu karakter generasi kini dan masa depan. Pendidikan tidak hanya ingin membentuk insan yang cerdas pada akademi, namun pendidikan juga mengharapkan insan mempunyai akhlak mulia setelah memperoleh pendidikannya.
Pendidikan mempunyai peran penting untuk menentukan kemampuan bakat yang dimiliki oleh peserta didik dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin banyak inovasi yang berkembang maka semakin mudah mengembangkan potensi peserta didik dalam mengembangkan potensi keterampilan proses yang dimilikinya.[2]. Menurut pandangan [3] “kemampuan keterampilan proses dipandang sangat penting karena akan membuat peserta didik memiliki banyak cara dalam menyelesaikan berbagai persoalan dengan berbagai persepsi dan konsep yang berbeda.
Metode
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Taman untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa kelas IX, penelitian menggunakan tes keterampilan proses sains dengan menganalisis sembilan indikator keterampilan proses sains yaitu, Pengamatan, klasifikasi, mengukur, komunikasi, inteprestasi, prediksi, merancang percobaan, melakukan percobaan dan menyimpulkan. Dari kesembilan indikator tersebut bertujuan untuk mengetahui peserta didik dalam tingkat keterampilan proses sains di pembelajaran materi geteran dan gelombang pada kehidupan sehari-hari. [4] Peningkatan hasil belajar sains siswa tidak hanya dilakukan dengan mengajarkan konsep atau teori-teori tentang sains seperti yang banyak dilakukan selama ini, tetapi juga mengajarkan keterampilan proses sains.
Keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolahan kegiatan belajar yang berfokus ada keterlibatan siswa secara aktif dan dalam pemerolehan hasil belajar. [5]. Keterampilan proses sains ini dipandang sebagai keterampilan yang sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi yang semakin cepat berkembang. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan kogitif dan intelektual manual dan social [6]. Keterampilan proses sains sebagai seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam rangka mengembangkan konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya [7]
Keterampilan proses sains merupakan suatu kebutuhan yang dimiliki oleh manusia untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan ilmiah, pada kenyataanya siswa jarang terlibat dalam kegiatan seperti merancang percobaan meliputi penentuan alat dan bahan, variabel serta menentukan Langkah-langkah percobaan. Kegiatan yang dilaksanakan hanya berpedoman pada petunjuk guru.
Keterampilan proses sains siswa rendah disebabkan oleh beberapa faktor meliputi rendahnya tentang sains, minimnya sarana prasarana laboratorium dan sikap ilmiah. Sekolah hanya menekan penguasaan konsep serta kegiatan pembelajaran yang belum mengeksplorasi keterampilan proses sains siswa [8]. Keterampilan proses sains perlu dikembangkan melalui pengalaman lansung yang melibatkan siswa untuk membantu mengingatkan pemahaman materi yang bersifat long term memory sehingga dapat diharapkan mampu menyelasaikan segala bentuk permasalahan kehidupan sehari-hari tertutama persainagan global [9]
Keterampilan proses sains diharapkan dapat dimiliki oleh semua siswa agar mereka lebih memiliki pilihan yang banyak untuk menyelesaikan permasalahan terutam adalam melakukan percobaan, sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan penyelesaian masalah yang baru dan berbeda akan tetap efektif untuk digunakan. Maka dengan ini akan menjadikan setiap siswa percaya akan keterampilan proses sains dalam dirinya. Keterampilan proses sains sangat dibutuhkan siswa dalam kehidupan dan proses pembelajaran. [10]
Untuk mendapatkan pembelajaran IPA yang baik, sebaiknya siswa memenuhi sebuah keterampilan proses sains yang telah diberikan sebelumnya untukmendpaatkan kelanjutan keterampilan proses sains dalam beberapa sub indikator untuk membantu siswa memahami pembelajaran IPA yang sebenarnya, siswa harus dilatih untuk keterampilan proses sains [11]. Siswa perlu dilatih keterampilan prosesnya, dengan itu keterampilan proses sains siswa mampu untuk menyelesaikan percobaan yang dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMP Muhammadiyah 2 Taman, guru telah mengembangkan keterampilan proses sains terhadap peserta didik dengan melalui metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok dan praktikum atau percobaan. Sebelum dan sesudah kegiatan praktikum dilakukan, guru sudah memberikan panduan praktikum untuk memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetetahui profil keterampilan proses sains siswa.
SMP Muhammadiyah 2 Taman terdapat 2 pengelompokkan yang terdiri dari 2 kelas yakni, kelas EPP ( English Proficiency Program ) dan kelas Reguler. Untuk kelas EPP metode pembelajaran menggunakan bahasa inggris melalui program English Prociency Program yang melatih skil berkomunkasi menggunakan bahasa inggris sedangkan. Kelas Reguler merupakan kelas yang memadukan kurikulum berstandart nasional dan kurikulum khas SMP Muhammadiyah 2 Taman dengan menitik beratkan karakter dan akhlaq peserta didik
Upaya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang tidak membosankan dan menarik serta meningkatkan kualitas siswa, salah satu model yang dapat diterapakan dalam pemberlajaran ipa yaitu dengan menggunakan model survei cross sectional dengan ini siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan sikap ilmiah serta keterampilan proses sains [12]. Agar keterampilan proses sains tercapai secara optimal, perlu dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perubahan paradigma dari mengajar siswa menjadi membelajarkan siswa, serta menekankan pada proses belajar siswa [13].
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survei cross sectional karena penelitian dilakukan dengan cara survei.Rancangan penelitian yang digunakan kuantitatif dengan jenis survey cross sectional, bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat keterampilan proses sains
Populasi peneleitian adalah seluruh peserta didik yang diambil dari kelas Semester Genap SMP Muhammadiyah 2 Taman tahun ajaran 2020/2021. Pemilihan di kelas akan dibuat sampel yang terdiri dari 33 peserta didik kelas EPP Program dan 39 peserta didik kelas Reguler, maka jumlah 96 peserta didik. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelas EPP 33 Siswa dan Kelas Reguler 39 Siswa. Penghitungan sampel dilakukan dengan menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh slovin yang dikutip Rumus Slovin ini dikutip dari buku [14]
n = N/(1+N e^2 )
Instrument penelitan tes keterampilan proses sains peserta didik. Dengan mengumpulkan jawaban peserta didik setelah menyelesaikan soal tes berdasarkan indikator. Pada tes keterampilan proses sains tertulis uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui kriteria keterampilan proses sains.
N =
Hasil yang diperoleh dari penelitian hasil tes keterampilan proses sains kelas EPP dan Reguler Sebagai berikut:
Data hasil kelas EPP
Hasil tes keterampilan proses sains kelas EPP terdiri dari 33 siswa adalah sebagai berikut:
Kelas EPP | |||
No Induk Siswa | Nilai Keterampilan Proses Sains (%) | Keterangan | |
10623 | 100 | Sangat Baik | |
10662 | 100 | Sangat Baik | |
10665 | 96,55 | Sangat Baik | |
10685 | 98,28 | Sangat Baik | |
10697 | 98,28 | Sangat Baik | |
10700 | 100 | Sangat Baik | |
10711 | 100 | Sangat Baik | |
10721 | 89,66 | Sangat Baik | |
10731 | 100 | Sangat Baik | |
10741 | 100 | Sangat Baik | |
10745 | 100 | Sangat Baik | |
10750 | 79,31 | Baik | |
10789 | 82,76 | Sangat Baik | |
10626 | 77,59 | Baik | |
10841 | 87,93 | Sangat Baik | |
10652 | 84,48 | Sangat Baik | |
10670 | 75,86 | Baik | |
10720 | 86,21 | Sangat Baik | |
10728 | 93,10 | Sangat Baik | |
10769 | 84,48 | Sangat Baik | |
10787 | 98,28 | Sangat Baik | |
10799 | 98,28 | Sangat Baik | |
10809 | 100 | Sangat Baik | |
10821 | 79,31 | Baik | |
10660 | 82,76 | Sangat Baik | |
10673 | 100 | Sangat Baik | |
10698 | 100 | Sangat Baik | |
10717 | 96,55 | Sangat Baik | |
10729 | 98,28 | Sangat Baik | |
10735 | 98,28 | Sangat Baik | |
10742 | 100 | Sangat Baik | |
10747 | 100 | Sangat Baik | |
10770 | 79,31 | Baik | |
Rata-rata | 92,89 | Sangat Baik |
Data hasil kelas Reguler
Hasil tes keterampilan proses sains kelas Reguler terdiri dari 33 siswa adalah sebagai berikut:
Kelas Reguler | |||
No Induk Siswa | Nilai Keterampilan Proses Sains (%) | Keterangan | |
10619 | 63,79 | Baik | |
10628 | 63,79 | Baik | |
10648 | 65,52 | Baik | |
10663 | 55,17 | Cukup Baik | |
10676 | 67,24 | Baik | |
10684 | 58,62 | Cukup Baik | |
10694 | 51,72 | Cukup Baik | |
10705 | 70,69 | Baik | |
10714 | 65,52 | Baik | |
10732 | 51,72 | Cukup Baik | |
10739 | 70,69 | Baik | |
10748 | 58,62 | Cukup Baik | |
10754 | 48,28 | Cukup Baik | |
10759 | 74,14 | Baik | |
10771 | 58,62 | Cukup Baik | |
10782 | 62,07 | Cukup Baik | |
10807 | 56,90 | Cukup Baik | |
10818 | 68,97 | Baik | |
10833 | 62,07 | Cukup Baik | |
10617 | 67,24 | Baik | |
10633 | 62,07 | Cukup Baik | |
10637 | 60,34 | Cukup Baik | |
10669 | 70,69 | Baik | |
10682 | 50,00 | Cukup Baik | |
10693 | 68,97 | Baik | |
10715 | 74,14 | Baik | |
10726 | 55,17 | Cukup Baik | |
10765 | 51,72 | Cukup Baik | |
10792 | 68,97 | Baik | |
10795 | 56,90 | Cukup Baik | |
10802 | 56,90 | Cukup Baik | |
10813 | 58,62 | Cukup Baik | |
10822 | 56,90 | Cukup Baik | |
10828 | 62,07 | Cukup Baik | |
10620 | 67,24 | Baik | |
10622 | 58,62 | Cukup Baik | |
10629 | 72.41 | Baik | |
10649 | 62.34 | Baik | |
Rata-rata | 62,34 | Cukup Baik |
Data di atas menunjukan sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menjawab soal yang memiliki aspek pengamatan menurut Rustaman [15] menyatakan bahwa terdapat beberapa kegiatan yang masuk dalam keterampilan mengamati antara lain menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri suatu objek, serta menggunakan fakta-fakta yang relevan dan mema-dai dari hasil pengamatan.[16]. Keterampilan siswa dalam mengklasifikasikan juga termasuk kategori baik. Menurut dimyati mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari peristiwa yang dimaksud.[17]. Berdasarkan hasil kelulusan kelas EPP lebih unggul dibandingkan dengan kelas reguler, di kelas EPP nilai tertinggi mendapatkan nilai 100 dan nilai terendah 75.86. Sedangkan untuk kelas reguler mendapatkan nilai tertinggi 75,86 dan nilai terendah mendapatkan nilai 48,28.
Hal tersebut juga ditunjang dari sebuah penelitian oleh Yesi Gasila yang menyatakan bahwa peserta didik juga cenderung keterampilan proses sains dan peserta didik juga memiliki keterampilan proses sains dengan kategori sangat baik. [18]. Menurut Zaki (2013) KPS terdiri dari KPS dasar (basic science process skills) dan KPS terintegrasi (integrated science process skills). KPS dasar terdiri dari: (1) mengamati, (2) mengklasifikasikan; (3) mengkomunikasikan; (4) mengukur; (5) memprediksi; dan (6) menyimpulkan. Sedangkan KPS terintegrasi terdiri dari: (1) mengenali variabel; (2) membuat tabel data; (3) membuat grafik; (4) menggambar hubungan antar variabel; (5) mengumpulkan dan mengolah data; (6) menganalisis data penelitian; (7) menyusun hipotesis; (8) mendefinisikan variabel; (9) merancang penelitian; serta (10) bereksperimen.[19]
Grafik nilai keterampilan proses sains
Grafik nilai tes keterampilan proses sains
Berdasarkan diagram 4.2 dari hasil analisis dari tes keterampilan proses sains peserta didik kelas IX EPP Reguller SMP Muhammadiyah 2 Taman ini peserta didik lebih banyak memiliki keterampilan proses sains dalam tingkat sangat baik. Dapat diketahui bahwa peserta didik memiliki tingkat keterampilan proses sains yang sangat baik adalah 97,6%, peserta didik yang memiliki keterampilan proses sains yang tingkat baik adalah 66,61%, peserta didik yang memiliki keterampilan proses sains yang cukup baik adalah 62,22%.
Berdasarkan hasil kelulusan kelas EPP lebih unggul dibandingkan dengan kelas reguler, di kelas EPP nilai tertinggi mendapatkan nilai 100 dan nilai terendah 75.86. Sedangkan untuk kelas reguler mendapatkan nilai tertinggi 75,86 dan nilai terendah mendapatkan nilai 48,28.
Hal tersebut juga ditunjang dari sebuah penelitian oleh Yesi Gasila yang menyatakan bahwa peserta didik juga cenderung keterampilan proses sains dan peserta didik juga memiliki keterampilan proses sains dengan kategori sangat baik. [20]
Dengan ini dapat disimpulkan kelas EPP keterampilan proses sains lebih unggul dari kelas reguler, berdasarkan observasi dan wawancara di sekolah pembagian kelas EPP dan Reguler ini melalu sejumlah tes di awal PPDB untuk mengelompokan prestasi dan hasil belajar siswa. Kelas EPP metode pembelajaran menggunakan bahasa inggris melalui program English Prociency Program yang melatih skil berkomunkasi menggunakan bahasa inggris sedangkan Kelas Reguler merupakan kelas yang memadukan kurikulum berstandart nasional dan kurikulum khas SMP Muhammadiyah 2 Taman dengan menitik beratkan karakter dan akhlaq peserta didik. Untuk masuk dalam kelas EPP siswa diberi tes khusus sebagai syarat untuk memenuhi standart Kelas EPP jika tes tidak berhasil atau tidak memenuhi standart maka akan langung masuk ke Kelas Reguler.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat, disimpulkan sebagai berikut :
Profil keterampilan proses sains kela EPP SMP Muhammadiyah 2 Taman pada masing-masing indikator diperoleh pengataman 84,85%, indikator klasifikasi 92,93%, indikator mengukur 93,33%, indikator komunikasi 95,15%, indikator inteprestasi 94,44%, indikator prediksi 96,97%, indikator merancang percobaan 97,58%, indikator melakukan percobaan 93,94%, indikator menyimpulkan 93,94%. Dengan rata-rata dalam kategori keterampilan proses sains yang sangat baik dengan hasil rata-rata presentase 93,96%.
Profil keterampilan proses sains kela Reguler SMP Muhammadiyah 2 Taman pada masing-masing indikator diperoleh pengataman 60,79%, indikator klasifikasi 66,14%, indikator mengukur 64,55%, indikator komunikasi 65,08%, indikator inteprestasi 62,22%, indikator prediksi 66,40%, indikator merancang percobaan 65,61%, indikator melakukan percobaan 60,32%, indikator menyimpulkan 57,14%. dalam kategori baik dengan hasil rata-rata presentase 63,14%.
References
- Andriani, Ria. 2018. Korelasi Sikap Ilmiah Siswa Dengan Hasil Belajar IPA Kelas VIII Pada Materi Gerak Pada Makhluk Hidup di MTsN Pangian.
- Amnah, S, dan Tengku, I. 2016. “Hubungan Indeks Prestasi Kumulatif dengan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UIR T.A 2013/2014". Jurnal Pelita Pendidikan. Vol 4. No 1.
- Andriani, Ria. 2018. Korelasi Sikap Ilmiah Siswa Dengan Hasil Belajar IPA Kelas VIII Pada Materi Gerak Pada Makhluk Hidup di MTsN Pangian.
- Artayasa, I Putu, Herawati Susilo, Umi Lestari, Sri Endah Indriwati. (2017). Profil Keterampilan Proses Sains Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Sains Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Prosiding TEP & PDs
- Skripsi FTIK, Institut Agama Islam Negeri, Batu Sangkar.
- Grafindo Persada.Sulistiarmi, Wike. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
- Lestari, T. P. (2016). Keterampilan Dasar IPA/Keterampilan Proses Sains. [Online]. http://lestarysnote.blogspot.co.id. [21 Agustus 2017].
- Toharudin, Hendrawati, S., dan Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Humaniora. Bandung.
- Awang dan Ramly. 2008. Creativ Thinking Skill Approach Through Problem Based Learning: Pedagogy and Pratice in the Engineering Classroom. International Journal of Human and Social Sciences
- Suparno, Paul, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997
- Rustaman, (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains. Makalah pada pendidikan Biologi-FKIP Unpas Bandung. Tidak Diterbitkan.
- Artayasa, I Putu, Herawati Susilo, Umi Lestari, Sri Endah Indriwati. (2017). Profil Keterampilan Proses Sains Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Sains Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Prosiding TEP & PDs
- Kurniawan, Afif & Fadloli. (2016). Profil Penguasaan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka. Proceeding Biology Education Conference(ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 410-419.
- Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi penelitian: Lengkap, praktis, dan mudah dipahami. Yogyakarta: PT Pustaka Baru
- Sugihartono, dkk, 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers. Sumaatmadja, Nursid, 2004. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Suryabrata, Sumadi, 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali pers. Suyadi, 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Pers. Uno, Hamzah B, 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
- Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
- Abu Ahmadi & Supriyono Widodo. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
- Zaki, K.V. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student TeamsAchievement Divisions Berbasis Eksperimen[Abstrak]. UPEJ UnnesPhysics Education Journal, Vol 2 No 2 (2013)
- Rustaman, N. (1995). Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung : tidak diterbitkan
- Rustaman, (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains. Makalah pada pendidikan Biologi-FKIP Unpas Bandung. Tidak Diterbitkan.