Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.7.2022.1744

Value Creation and Stock Price Dynamics in the Construction Sector: An Indonesian Perspective


Penciptaan Nilai dan Dinamika Harga Saham dalam Sektor Konstruksi: Perspektif Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Value creation Stock prices Construction sector Economic Value Added (EVA) Market Value Added (MVA)

Abstract

This study investigates the impact of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Financial Value Added (FVA), and Return on Investment (ROI) on stock prices in the Indonesian construction industry from 2014 to 2018. A purposive sampling technique was employed, resulting in a sample size of 12 companies. Using multiple linear regression analysis, the study explores the relationships between EVA, MVA, FVA, ROI as independent variables, and stock prices as the dependent variable. The findings reveal that EVA exerts a significant negative influence on stock prices, while MVA and FVA exhibit a significant positive effect. However, no significant relationship was observed between ROI and stock prices. These results contribute to a better understanding of the value creation mechanisms in the construction industry, offering valuable insights for investors, practitioners, and policymakers in optimizing investment decisions and fostering sustainable growth.

Highlights:

  • Value Creation in Construction: This study explores the impact of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), and Financial Value Added (FVA) on stock prices in the Indonesian construction industry.
  • Contrasting Effects: The findings reveal a significant negative relationship between Economic Value Added (EVA) and stock prices, while Market Value Added (MVA) and Financial Value Added (FVA) exhibit a significant positive influence.
  • Return on Investment (ROI): Surprisingly, the study finds no significant impact of Return on Investment (ROI) on stock prices in the construction companies analyzed, highlighting the need for further investigation into value drivers in this sector.

Keywords: Value creation, Stock prices, Construction sector, Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA)

Pendahuluan

Keuntungan yang diperoleh dalam investasi saham tidak terlepas dari pergerakan harga saham itu sendiri. Investor harus mampu untuk mengidentifikasi berbagai informasi untuk dapat memprediksi suatu trend, memperhitungkan risiko (risk) dan memperhitungkan pendapatan yang diharapkan (expected return) sehingga tidak mengalami kerugian dikemudian hari dan dapat memaksimalkan pendapatan [1] .

Figure 1.Harga Saham Perusahaan KonstruksiData BEI yang di olah

Menurut Data Bursa Efek Indonesia Harga Saham Perusahaan Konstruksi Sektor Bangunan dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan tetapi dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 harga saham perusahaan Konstruksi cenderung terus mengalami penurunan. Pergerakan harga saham yang cukup mencolok ini patut menjadi fokus utama bagi investor dalam menginvestasikan dananya di pasar saham. Hal ini karena harga saham menjadi patokan utama investor dalam mengambil keputusan untuk membeli saham pada harga rendah dan kemudian menjual saham pada saat harga saham berada dipuncak tertinggi dalam rangka memaksimalkan laba dari aktivitas investasinya di pasar saham [2].

[3] Menyatakan bahwa harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya.

Penilaian perusahaan adalah langkah penting yang harus diambil oleh investor sebelum mereka berinvestasi dalam perusahaan. Melalui penilaian perusahaan, investor dapat memilih langkah apa yang harus diambil di perusahaan jika mau membeli atau menjual ekuitasnya [4]. Menciptakan nilai adalah untuk membawa perubahan pada perusahaan di era global seperti sekarang, dan kemudian muncul konsep pengukuran kinerja itu adalah Economic Value Added (EVA). Prinsip analisis ini adalah Untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, perusahaan harus mendapatkan pengembalian modal yang melebihi biaya modal [5]. Menurut penelitian [6] menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kekayaan Pemegang Saham akan dimaksimalkan dengan meningkatkan nilai pasar saham jumlah nominal modal ekuitas yang telah disediakan oleh pemegang saham[8]. Semakin tinggi MVA, semakin baik pekerjaan yang dilakukan oleh manajer untuk pemegang saham perusahaan demikian bahwa perusahaan layak menjadi tempat untuk berinvestasi [9]. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh [9] yang menyatakan bahwa Market Value Added (MVA) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian [10] bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Perusahaan tentunya akan berusaha untuk memiliki nilai tambah financial bagi perusahaan, Financial Value Added(FVA) merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur nilai tambah financial suatu perusahaan yang mempertimbangkan kontribusi fixed assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan [11]. Menurut [12] menyatakan bahwa Financial Value Added (FVA) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] yang menyatakan bahwa Financial Value Added tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kemampuan manajer dalam mengelola aset dalam investasi yang akan menghasilkan laba bagi perusahaan mempunyai peran penting terhadap kinerja perusahaan untuk meningkatkan keuntungan, sehingga rasio ROI dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan dalam hal ini untuk menilai pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Return on investment (ROI) atau pengembalian investasi, sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan [14]. Menurut Penelitian [15] Menyatakan bahwa Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [16] Menyatakan bahwa Return On Investment (ROI) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Tinjauan Teori

Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham

EVA (economic value added) pada dasarnya merupakan indikator kinerja perusahaan yang mengukur apakah pada suatu periode perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi investor [17]. Hasil perhitungan EVA yang positif merefleksikan tingkat return yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal [12].Penelitian ini diperkuat oleh [18] yang menyatakan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian ini tidak sejalan dengan yang telah dilakukan oleh [19], [13] bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2. Hubungan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham

MVA adalah selisih nilai pasar perusahaan dengan modal keseluruhan yang diinvestasikan perusahaan. MVA mengukur kinerja keuangan selama perusahaan berdiri. MVA positif berarti manajemen keuangan berhasil memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Berhasil memaksimalkan kekayaan pemegang saham berarti pemegang saham menerima pengembalian lebih dari modal yang ditanamkan untuk investasi. kemakmuran pemegang saham dimaksimumkan dengan memaksimumkan kenaikan nilai.

3. Hubungan Financial Value Added (FVA) terhadap Harga Saham

pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham [8]. Hal ini membuat investor banyak menginginkan saham- saham perusahaan tersebut. Penelitian ini diperkuat oleh [9] yang secara teoritis menyatakan bahwa MVA berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [10] yang menyatakan bahwa MVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

4. Hubungan Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham

Financial Value Added (FVA) merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur nilai tambah financial suatu perusahaan yang mempertimbangkan kontribusi fixed assets dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan [11]. Perusahaan tentunya akan berusaha untuk memiliki nilai tambah finansial bagi perusahaan dimana FVA bernilai positif atau lebih besar dari nol, hal ini terjadi manakala keuntungan bersih perusahaan dan penyusutan dapat menutupi equivalent depreciation atau lebih besar dari ED. Jika ini tercapai maka perusahaan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Penelitian ini diperkuat oleh [12] yang meyatakan bahwa secara teoritis FVA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] menyatakan bahwa FVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan[14]. Hal ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya dalam rangka mencapai laba. Maka, apabila perhitungan rasio ini semakin tinggi, semakin baik pula keadaan suatu perusahaan. Keadaan baik dalam perusahaan, maka akan menjadi hal yang menarik bagi investor untuk berinvestasi, karena perusahaan dengan ROI yang tinggi dirasa aman dan ada pengharapan untuk memperoleh keuntungan[16]. Penelitian ini diperkuat oleh [20] yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [21] yang menyatakan bahwa secara parsial ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan metode Pendekatan Kuantitatif dimana data tersebut yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angka-angka dan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan statistik. Berdasarkan karakteristiknya,penelitian ini tergolong sebagai penelitian kausal komparatif. Artinya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, yaitu variabel independen terhadap variabel dependen [22].

A. Variabel Dependen

Variabel dependen (Y) sering juga disebut dengan variabel terikat,yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas [22]. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Harga Saham perusahaan Industri Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Variabel Independen

Variabel Independen Variabel independen (X) atau yang biasa disebut dengan variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai variabelindependen atau variabel bebas yaitu Economic Value Added (EVA),Market Value Added (MVA), Financial Value Added (FVA) dan Return On Investment (ROI).

Figure 2.Definisi Operasional

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yang terletak di Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammdyah Sidoarjo yang berlokasi di Jl Mojopahit No. 666-B Sidoarjo.

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [22]. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 201 hingga periode 2018, yaitu sebanyak 18 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi [22]. Sampel harus merepresentatifkan atau mewakili karakteristik dari populasi tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

No Kriteria Jumlah
1. Populasi Perusahaan Konstruksi subsektor Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 18
2. Perusahaan Konstruksi subsektor Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode dan memplubikasikan laporankeuangan Periode th 2014-2018 12
3. Perusahaan Konstruksi subsektor Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tahun listing kurang dari tahunpenelitian (Tahun Listing 2016-2017) (6)
Jumlah perusahaan yang tidak memenuhi kriteria 6
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 12
Table 1.Kriteria Sampel

No Perusahaan Konstruksi Bangunan di Indonesia
1 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
2 PT. PP (Persero) Tbk
3 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
4 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk
5 Acset Indonesia Tbk
6 PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
7 Nusa Raya Cipta Tbk
8 PT. Hanson International Tbk
9 Indonesia Pondasi Raya Tbk
10 Total Bangun Persada Tbk
11. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
12. Surya Semesta Internusa Tbk
Table 2.Sampel PenelitianIDX (Data diolah)

E. Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif seperti yang dipaparkan oleh [22] data peneliti dalam metode kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh . Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliri dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yang berada di Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammdyah Sidoarjo.

Tehnik Pengumpulan yang digunakan adalah pengumpulan melalui observasi tidak langsung yaitu dengan mengumpulkan dokumen – dokumen laporan keuangan tahunan dari Perusahaan Konstruksi sektor Bangunan di Indonesia periode 2014 – 2018 yang dipublikasikan di website Bank Indonesia maupun Bursa Efek Indonesia.

F. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan model regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut:

HS it = β+ β1EVA it +β2MVA it+β3FVA it+ β4ROI it e

Tingkat signifikansi yang dipakai dalam penelitian adalah sebesar 5% maka tingkat signifikansi 0,05 untuk menolak suatu hipotesis.

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

  1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
  2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak. Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk memberikan gambaran penelitian yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Analisis ini akan menjelaskan dan menggambarkan variabel dependen yaitu harga saham serta variabel independen yaitu EVA, MVA, FVA, dan ROI. Adapun data statistik deskriptif disajikan pada tabel berikut:

X1 X2 X3 X4 Y
Mean 11.81104 28.59472 12.81969 1.161147 6.744052
Median 11.87062 28.77379 12.94452 1.348698 6.910697
Maximum 14.64476 31.43295 15.01561 3.213946 8.262301
Minimum 8.203864 25.53065 8.780043 -3.472494 3.912023
Std. Dev. 1.353015 1.417716 1.214478 1.258102 1.144923
Skewness -0.252596 -0.198431 -0.892767 -1.662375 -0.817057
Kurtosis 3.045221 2.015809 4.221726 6.724364 2.983018
Jarque-Bera 0.643162 2.815330 11.70186 62.31214 6.676542
Probability 0.725002 0.244714 0.002877 0.000000 0.035498
Sum 708.6625 1715.683 769.1814 69.66880 404.6431
Sum Sq. Dev. 108.0084 118.5852 87.02239 93.38636 77.34001
Observations 60 60 60 60 60
Table 3.Statistik Deskriptif

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Variabel dependen yaitu harga saham, memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 6.744052. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian yang ditentukan yaitu tahun 2014-2018 rata-rata perubahan harga saham tiap tahun untuk masing-masing perusahaan sebesar 6.744052%. Nilai standar deviasi variabel harga saham sebesar 1.144923 yang berarti selama 5 periode yaitu antara tahun 2014-2018 ukuran penyebaran dari variabel harga saham sebesar 1.144923%
  2. Variabel Economic Value Added (EVA) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 11.81104, nilai yang dimiliki merupakan hasil konversi menggunakan fungsi Ln sehingga nilai tersebut harus dianti Ln terlebih dahulu sehingga memiliki nilai awalnya yaitu dalam bentuk rupiah. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa dalam periode 2014-2018 rata-rata nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham sebesar Rp. 134.732,-. Untuk standar deviasi variabel EVA menghasilkan nilai sebesar 2.215835, yang berarti bahwa selama periode 2015-2019 ukuran penyebaran dari variabel EVA adalah sebesar Rp. 9,170,-.
  3. Variabel Market Value Added (MVA) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 28.59472, nilai yang dimiliki merupakan hasil konversi menggunakan fungsi Ln sehingga nilai tersebut harus dianti Ln terlebih dahulu sehingga memiliki nilai awalnya yaitu dalam bentuk rupiah. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa dalam periode 2014-2018 rata-rata nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham sebesar Rp. 2.621.374.724.237,-. Untuk standar deviasi variabel MVA menghasilkan nilai sebesar 1.417716, yang berarti bahwa selama periode 2014-2018 ukuran penyebaran dari variabel MVA adalah sebesar Rp. 4,128,-.
  4. Variabel Financial Value Added (FVA) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 12.81969, nilai yang dimiliki merupakan hasil konversi menggunakan fungsi Ln sehingga nilai tersebut harus dianti Ln terlebih dahulu sehingga memiliki nilai awalnya yaitu dalam bentuk rupiah. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa dalam periode 2014-2018 rata-rata nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham sebesar Rp. 369.420,-. Untuk standar deviasi variabel FVA menghasilkan nilai sebesar 1.214478, yang berarti bahwa selama periode 2014-2018 ukuran penyebaran dari variabel FVA adalah sebesar Rp. 3,368,-.
  5. Variabel Return on Investment (ROI) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1.161147. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian yang ditentukan yaitu tahun 2014-2018 rata-rata pengembalian investasi tiap tahun untuk masing-masing perusahaan sebesar 1.161147%. Nilai standar deviasi variabel pengembalian investasi sebesar 1.258102 yang berarti selama 5 periode yaitu antara tahun 2014-2018ukuran penyebaran dari variabel pengembalian saham sebesar 1.258102%.

Hasil Regresi Linier Berganda

1. Regresi Data Panel

Regresi data panel merupakan gabungan dari data yang memiliki jumlah cross section dan jumlah time series. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data dari 12 perusahaan di BEI dengan masa periode yang

diteliti adalah 5 tahun, yaitu 2014-2018. Untuk menentukan model mana yang terbaik digunakan dalam analisis maka dalam penelitian ini menggunakan dua teknik estimasi model, yaitu Uji Chow dan Uji Hausmen.

a. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Chow

Uji Chow adalah teknik analisis yang bertujuan untuk memilih antara model fixed effect atau model

common effect yang seharusnya digunakan [23]. H0 : common effect

Ha : fixed effect

Dari hipotesis yang digunakan, maka H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value kurang lebih besar dari nilai a. Selanjutnya untuk nilai signifikansi yang digunakan adalah 5%.

Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 35.149481 (11,44) 0.0000
Cross-section Chi-square 136.865569 11 0.0000
Table 4.Data Hasil Uji ChowData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan hasil uji Chi-square yang dihasilkan yaitu 0.0000. Hal ini menunjukkan probabilitas (P-value) yang dihasilkan yaitu kurang dari 5% atau 0,05. Dari analisis yang dilakukan menggunakan software Eviews 9.0 probabilitas yang dihasilkan model CEM yaitu 0,069280 sedangkan untuk model FEM sebesar 0,000000. Sehingga dari kedua hasil tersebut yang disesuaikan dengan Uji Chow maka model yang baik digunakan adalah FEM. Oleh karena itu Ha diterima.

b. Uji Spesifikasi Model dengan Uji Hausmen

Uji Hausmen adalah teknik analisis yang bertujuan untuk memilih antara model fixed effect

atau model random effect yang seharusnya digunakan [23]. H0 : random effect

Ha : fixed effect

Dari hipotesis yang digunakan, maka H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value kurang lebih besar dari nilai a. Selanjutnya untuk nilai signifikansi yang digunakan adalah 5%.

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 8.189738 4 0.0849
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
X1 -0.162342 -0.136026 0.000293 0.1243
X2 0.207507 0.227090 0.000983 0.5321
X3 -0.185953 -0.187784 0.000171 0.8885
X4 0.017035 0.016677 0.000069 0.9656
Table 5.Data Hasil Uji HausmenData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan uji Hausmen probabilitas yang dihasilkan yaitu 0.0849. Hal ini menunjukkan probabilitas (P-value) yang dihasilkan yaitu lebih dari 5% atau 0,05. Dari analisis yang dilakukan menggunakan software Eviews 9.0 probabilitas yang dihasilkan model REM yaitu 0,0849 sedangkan untuk model FEM sebesar 0,000000. Sehingga dari analisis yang telah dilakukan maka model yang baik digunakan adalah REM. Oleh karena itu H0 diterima.

2. Regresi Linier Berganda

Teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.245046 2.352646 1.804371 0.0766
X1 -0.136026 0.068456 -1.987041 0.0519
X2 0.227090 0.084681 2.681724 0.0097
X3 0.187784 0.065445 2.869331 0.0058
X4 0.016677 0.052090 0.320153 0.7501
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.986652 0.8636
Idiosyncratic random 0.392126 0.1364
Weighted Statistics
R-squared 0.300799 Mean dependent var 1.180169
Adjusted R-squared 0.249948 S.D. dependent var 0.469702
S.E. of regression 0.406788 Sum squared resid 9.101185
F-statistic 5.915313 Durbin-Watson stat 1.148868
Prob(F-statistic) 0.000494
Unweighted Statistics
R-squared -0.056820 Mean dependent var 6.744052
Table 6.Hasil Uji Regresi Linier BergandaData diolah Eviews 9.0

Untuk rumus yang digunakan dalam regresi linier berganda adalah sebagai berikut: HS it = β + β1 EVA it + β1 MVA it + β1 FVA it + β1 ROI it + e

Dari rumus di atas diperoleh persamaan untuk regresi linier berganda berdasarkan analisis yang dilakukan yaitu:

HS it = 4.245046– 0.136026EVAit + 0.227090MVAit + 0.187784FVAit + 0.016677ROIit + e

Dapat persamaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Nilai konstanta sebesar 4.245046 berarti bahwa EVA, MVA, FVA, dan ROI konstan atau sama dengan empat, maka nilai harga saham perusahaan akan mengalami peningkatan.
  2. Koefisien regresi variabel Economic Value Added (EVA) menunjukkan nilai negatif sebesar –0.136026 yang berarti bahwa jika semakin rendah nilai EVA, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin naik. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin tinggi nilai EVA, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin turun.
  3. Koefisien regresi variabel Market Value Added (MVA) menunjukkan nilai positif sebesar 0.227090 yang berarti bahwa jika semakin tinggi nilai MVA, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin naik. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin rendah nilai MVA, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin turun.
  4. Koefisien regresi variabel Financial Value Added (FVA) menunjukkan nilai positif sebesar 0.187784 yang berarti bahwa jika semakin tinggi nilai FVA, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin naik. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin rendah nilai FVA, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin turun.
  5. Koefisien regresi variabel Return on Investment (ROI) menunjukkan nilai positif sebesar 0.016677 yang berarti bahwa jika semakin tinggi nilai ROI, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin naik. Begitu pula sebaliknya, apabila semakin rendah nilai ROI, maka nilai harga saham perusahaan akan semakin turun.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.

Figure 3.Data Hasil Uji NormalitasData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal karena nilai Jarque-Bera sebesar 3,405234 dengan probabilitas yang dihasilkan sebesar 0,182206 atau 18,2206%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebihdari 0,05 atau 5%.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas.

X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 0.372924 0.384787 -0.205411
X2 0.372924 1.000000 0.392477 -0.142445
X3 0.384787 0.392477 1.000000 0.082894
X4 -0.205411 -0.142445 0.082894 1.000000
Table 7.Hasil Uji MultikolinearitasData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat untuk hubungan antara variabel EVA dengan variabel yang lain nilainya kurang dari 1, begitupula untuk variabel MVA, FVA, dan ROI juga menghasilkan nilai kurang dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari adanya korelasi yang tinggi antara variabel bebas sehingga kesimpulannya adalah data-data tersebut terbebas dari multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

3. Uji Heteroskeatisitas

Uji heteroskeatisitas memiliki tujuan untuk menguji ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila variasi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan apabila berbeda maka disebut heteroskedatisitas (Ghozali, 2016).

R-squared 0.147096 Mean dependent var 0.295493
Adjusted R-squared 0.085067 S.D. dependent var 0.363718
S.E. of regression 0.347904 Sum squared resid 6.657059
F-statistic 2.371396 Durbin-Watson stat 1.427174
Prob(F-statistic) 0.063478
Unweighted Statistics
R-squared 0.124351 Mean dependent var 0.965446
Sum squared resid 22.59990 Durbin-Watson stat 0.420391
Table 8.Uji HeteroskedatisitasData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F hitung sebesar 0,063478 yang berarti bahwa nilai yang dihasilkan lebih dari ketentuan yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam analisis uji heteroskedatisitas data yang dianalisis tidak terjadi atau tidak ada gejala heteroskedatisitas.

4. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.

R-squared 0.300799 Mean dependent var 1.180169
Adjusted R-squared 0.249948 S.D. dependent var 0.469702
S.E. of regression 0.406788 Sum squared resid 9.101185
F-statistic 5.915313 Durbin-Watson stat 1.148868
Prob(F-statistic) 0.000494
Unweighted Statistics
R-squared -0.056820 Mean dependent var 6.744052
Sum squared resid 81.73449 Durbin-Watson stat 0.127927
Table 9.Uji AutokorelasiData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan data pada Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa uji Durbin-Watson yang diperoleh sebesar 1,148868. Selanjutnya, berdasarkan jumlah sampel dan jumlah variabel maka nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson adalah 1,4083 dan 1,7671. Untuk deteksi autokorelasi positif, nilai dw yang dihasilkan kurang dari nilai dL dan dU. Sehingga, berdasarkan ketentuan yang ada maka terdapat autokorelasi positif.

D. Uji Ketetapan Model

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) merupakan sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Prinsip uji R2 yaitu semakin besar nilai R2 maka menunjukkan semakin besar pula pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

R-squared 0.300799 Mean dependent var 1.180169
Adjusted R-squared 0.249948 S.D. dependent var 0.469702
S.E. of regression 0.406788 Sum squared resid 9.101185
F-statistic 5.915313 Durbin-Watson stat 1.148868
Prob(F-statistic) 0.000494
Unweighted Statistics
R-squared -0.056820 Mean dependent var 6.744052
Sum squared resid 81.73449 Durbin-Watson stat 0.127927
Table 10.Data Hasil Uji Koefisien DeterminasiData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan hasil analisis nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0.249948. Hal ini menunjukkan variasi naik turunnya harga saham perusahaan dapat dijelaskan sebesar 24,9948% oleh variabel EVA, MVA, FVA, dan ROI. Untuk sisanya sebesar 75,0052% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji F (Simultan)

Uji F merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

R-squared 0.300799 Mean dependent var 1.180169
Adjusted R-squared 0.249948 S.D. dependent var 0.469702
S.E. of regression 0.406788 Sum squared resid 9.101185
F-statistic 5.915313 Durbin-Watson stat 1.148868
Prob(F-statistic) 0.000494
Unweighted Statistics
R-squared -0.056820 Mean dependent var 6.744052
Sum squared resid 81.73449 Durbin-Watson stat 0.127927
Table 11.Data Hasil Uji FData diolah Eviews 9.0

Berdasarkan hasil analisis F-statistic yang diperoleh sebesar 5.915313 dan probabilitas dari F- statistic sebesar 0.000494. Selanjutnya untuk F tabel yang yang diperoleh dari tabel F yaitu sebesar 2,54. Sehingga F-statistic > F tabel yaitu 5.915313>2,54 dan untuk probabilitas F-statistic yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu EVA, MVA, FVA, dan ROI secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu harga saham.

3. Uji T (Parsial)

Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 4.245046 2.352646 1.804371 0.0766
X1 -0.136026 0.068456 -1.987041 0.0519
X2 0.227090 0.084681 2.681724 0.0097
X3 0.187784 0.065445 2.869331 0.0058
X4 0.016677 0.052090 0.320153 0.7501
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.986652 0.8636
Idiosyncratic random 0.392126 0.1364
Weighted Statistics
R-squared 0.300799 Mean dependent var 1.180169
Adjusted R-squared 0.249948 S.D. dependent var 0.469702
S.E. of regression 0.406788 Sum squared resid 9.101185
F-statistic 5.915313 Durbin-Watson stat 1.148868
Prob(F-statistic) 0.000494
Unweighted Statistics
R-squared -0.056820 Mean dependent var 6.744052
Sum squared resid 81.73449 Durbin-Watson stat 0.127927
Table 12.Data Hasil Uji TData diolah Eviews 9.0

Kriteria yang digunakan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa diperoleh t-statistic dan nilai probabilitas untuk masing-masing variabel independen. Untuk t tabel yang diperoleh yaitu sebesar 2,00404, nilai tersebut dapat dilihat pada tabel nilai t dengan probabilitas 0,05.

Berdasarkan Uji T yang telah dilakukan diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Berdasarkan Uji T pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai t-hitung nya sebesar -1.987041dan t- statistic sebesar 2,00404. Oleh karena itu t-statistic < t tabel, yaitu -1.987041< 2,00404 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0519. Tingkat probabilitas yang diperoleh kurang dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05 atau 5%. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa variabel EVA berpengaruh negatif signifikan atau berlawanan arah terhadap progres harga saham perusahaan.
  2. Berdasarkan Uji T Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa variabel MVA memiliki nilai t-hitung sebesar 2.681724dan t-statistic sebesar 2,00404. Oleh karena itut-statistic > t tabel, yaitu 2.681724> 2,00404 dengan tingkat probabilitas t-statistic sebesar 0.0097. Tingkat probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel MVA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham.
  3. Berdasarkan Uji T Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel FVA memiliki nilai t-hitung nya sebesar 2.869331dan t-statistic sebesar 2,00404. Oleh karena itu t-statistic > t tabel, yaitu 2.869331> 2,00404 dengan tingkat probabilitas sebanyak 0.0058. Tingkat probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05 atau 5%. Sehingga hal ini menunjukkan variabel FVA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan.
  4. Seperti analisis yang sudah dilakukan, berdasarkan Uji T Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel ROI memiliki nilai t-hitung nya sebesar 0.320153 sehingga t-statistic < t tabel, yaitu 0.320153< 2,00404. Sedangkan untuk probabilitas t-statistic sebesar 0,7501 yang menunjukkan nilainya lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen ROI tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Pembahasan

1. Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham

Setelah melakukan berbagai jenis Uji atau analisis terhadap data penelitian dari 12 perusahaan yang berada di BEI, untuk variabel EVA Tingkat probabilitas yang diperoleh kurang dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05 atau 5%. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa variabel EVA berpengaruh negatif signifikan atau berlawanan arah terhadap progres harga saham perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh[5]. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [18] yang menyatakan apabila EVA memiliki hubungan yang positif signifikan dalam harga saham. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [1] bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Pada dasarnya EVA merupakan indikator kinerja perusahaan yang berfungsi untuk mengukur apakah pada suatu periode perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi investor [17]. Akan tetapi, dalam penelitian kali ini variabel EVA berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kondisi sosial dan ekonomi Indonesia yang kurang stabil sehingga mengakibatkan resiko bisnis serta ketidakpastian tingkat pendapatan yang akan diperoleh oleh investor. Sehingga dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha1 diterima, yakni Economic Value Added (EVA) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

2. Pengaruh Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel MVA tingkat probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel MVA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [26] yang menyatakan bahwa secara parsial Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Akan tetapi, penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [10] yang menyatakan bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Market Value Added (MVA) merupakan nilai yang dihasilkan berdasarkan perhitungan dengan cara mengurangkan modal yang diinvestasikan dari jumlah keseluruhan nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah utangnya[27]. Peningkatan nilai tambah pasar saham yang jumlah nominal modal ekuitas disediakan oleh pemegang saham kekayaannya bisa dimaksimalkan [8]. Semakin baik pekerjaan yang dilakukan oleh manajer untuk pemegang saham perusahaan, demikian bahwa perusahaan menjadi layak sebagai tempat berinvestasi maka nilai MVA akan semakin tinggi [9]. Sehingga dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha2 diterima, yakni Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

3. Pengaruh Financial Value Added (FVA) Terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel FVA Tingkat probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari tingkat probabilitas yang ditetapkan, yaitu 0,05 atau 5%. Sehingga hal ini menunjukkan variabel FVA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [12] yang menyatakan bahwa FVA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] menyatakan bahwa FVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dikarenakan perusahaan yang diteliti tidak terlalu tertarik untuk mencari investor sehingga perusahaan tidak bisa mengoptimalkan perhitungan kontribusi aset tetap yang berpengaruh pada laba perusahaan.

Financial Value Added (FVA) merupakan analisis untuk mengukur nilai tambah financial sebagai pengukuran kinerja suatu perusahaan yang mempertimbangkan kontribusi fixed assests dalam menghasilkan laba bersih perusahaan[11]. Dalam penelitian ini FVA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengoptimalkan perhitungan kontribusi aset tetap sehingga dapat menghasilkan laba yang besar bagi perusahaan serta sangat menguntungkan pihak investor. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [28] menyatakan bahwa FVA bernilai positif disebabkan adanya pengurangan biaya modal dan menunjukkan bahwa pihak perusahaan bisa memberikan keuntungan bagi investasi sehingga sesuai dengan harapan para investor.

Sehingga dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha3 diterima, yakni Financial Value Added (FVA) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

4. Pengaruh Return on Investment (ROI) Terhadap Harga Saham

Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa nilai ROI lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen ROI tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh [16] yang menyatakan bahwa secara parsial ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi penelitian ini penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh [15] yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh baik signfikan terhadap harga saham.

Return on Investment (ROI) merupakan tolak ukur sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan dengan tingkat yang diharapkan. Oleh karena itu, rasio ROI dijadikan indikator dalam menilai kinerja perusahaan berupa penilaian terhadap pengaruhnya bagi nilai perusahaan atau harga saham. Semakin tinggi rationya maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini ROI tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham karena sebagian besar perusahaan yang diteliti menghasilkan nilai ROI yang rendah. Persentase ROI yang rendah tidak selalu buruk, disebabkan keputusan manajemen yang sengaja menggunakan utang dalam jumlah yang besar, beban bunga yang relatif tinggi ini menyebabkan laba bersih yang dihasilkan relatif rendah. Sehingga meskipun ROI mengalami fluktuasi maka harga saham tidak akan terpengaruh [21}.

Simpulan

Berdasarkan dari hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis yang dibantu aplikasi eviews, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Variabel EVA berpengaruh negatif signifikan atau berlawanan arah terhadap progres harga saham perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.
  2. Variabel MVA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.
  3. Variabel FVA berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.
  4. Variabel ROI tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

References

  1. Al-Tamimi, H. A. H., Alwan, A. A., & Rahman, A. A. A. (2011). Factors affecting stock prices in the UAE financial markets. Journal of Transnational Management, 16(1), 3–19
  2. Al Qaisi, F., Tahtamouni, A., & Al-Qudah, M. (2016). Factors affecting the market stock price-The case of the insurance companies listed in Amman Stock Exchange. International Journal of Business and Social Science, 7(10), 81-90. International Journal of Business and Social Science, 7(10), 81–90.
  3. Shamsudin, N., Mahmood, W. M. W., & Ismail, F. (2013). The Performance of Stock and the Indicators. International Journal of Trade, Economics and Finance, September 2017, 409–413.
  4. Sharif, T., Purohit, H., & Pillai, R. (2015). Analysis of Factors Affecting Share Prices: The Case of Bahrain Stock Exchange. International Journal of Economics and Finance, 7(3).
  5. Pasha, A., & Ramzan, M. (2019). Asymmetric impact of economic value-added dynamics on market value of stocks in Pakistan stock exchange, a new evidence from panel co-integration, FMOLS and DOLS. Cogent Business and Management, 6(1).
  6. M. N. N. (2018). The Effect of Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Refined Economic Value Added (REVA) on Stock Prices and Returns Stock at Manufacturing Industries Who Listed on Indonesia Stock Exchange (BEI). Archives of Business Research, 6(12)
  7. J., A. N., & M., A. (2014). The Association between Economic Value Added, Market Value Added and Leverage. International Journal of Business and Management, 9(10), 126–13
  8. Kimbonguila, A., Matos, L., Petit, J., Scher, J., & Nzikou, J.-M. (2019). Effect of Physical Treatment on the Physicochemical, Rheological and Functional Properties of Yam Meal of the Cultivar “Ngumvu” From Dioscorea Alata L. of Congo. International Journal of Recent Scientific Research, December.
  9. Akgun, A. I., Samiloglu, F., & Oztop, A. O. (2018). The Impact of Profitability on Market Value Added: Evidence from Turkish Informatics and Technology Firms. International Journal of Economics and Financial Issues, 8(4), 105–112.Juniarta, I. W., & Purbawangsa, I. B. A. (2020). the Effect of Financial Performance on Stock Return At Manufacturing Company of Indonesia Stock Exchange. Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences, 97(1), 11–19.
  10. Bakar, A. (2010). Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi Dengan Menggunakan Eva, Reva, Fva, Dan Mva. Jurnal Itenas Rekayasa, 14(1), 218731.
  11. Sugianto, I., & Falah, A. S. (2019). The Analysis of Financial Performance by Using Economic Value Added (EVA) Method and Financial Value Added (FVA) Case Studies on Manufacturing Companies Cosmetics and Household Sub-Sector Listed in Indonesian Stock Exchange During 2014-2016. 65(Icebef 2018), 790–794
  12. Nurlita, E., & Robiyanto, R. (2018). The Effect of Financial Performance and Company Size on The Indonesian Sharia Stocks. Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, 11(2), 87–96
  13. Runtu, T., Poputra, A., & Wangarry, A. (2015). Pengaruh Tingkat Return on Investment (Roi), Net Profit Margin (Npm), Dan Debt to Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (Bei). Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(4), 470–477
  14. Anwar, T. (2020). The Effect of Per and Roi on Stock Price in Cement Company ( PT X , Cikarang ). International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 7(4), 55–60.
  15. Shawer, M., & Ajlouni, A. (2018). Impact of Profitability on Stock Market Value Evidence from Petrochemical Industry in Saudi Arabia View Project Cooperative Finance Munir Ismai. 11(November), 23–37.
  16. GS, A. D., & Rahmansyah, M. R. (2017). Implementation of Economic Value Added and Market Value Added Analysis as Valuation Tools of Invest Feasibility. Sinergi : Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 7(2), 6–15.
  17. Guritno, A. D., Yuliando, H., & Dairo, A. N. (2016). The Creation of Financial Performance Based on the Economic Value Added Perspective: A Case of Indonesian Estate Firms. International Journal of Management and Sustainability, 5(6), 38–47
  18. Agnatia, V., & Amalia, D. (2018). Pengaruh Economic Value Added (Eva) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Journal of Applied Managerial Accounting, 2(2), 290–303.
  19. Nur, M., & Praintinah, D. (2012). Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012. Jurnal Nominal, I(1), 15–22
  20. Rodiyah, W. A., & Sulasmiyati, S. (2018). Pengaruh Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 59(1), 125–133.
  21. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatuf dan R&D. Bandung: Alfabeta
  22. Gujarati, D.N.,2012, Dasar-dasar Ekonometrika, Terjemahan Mangunsong, R.C.,Salemba Empat, buku 2, Edisi 5, Jakarta
  23. Ikbar, M. M., & Dewi, A. S. (2015). The Analysis of Effect of Economic Value Added ( EVA ) and Market Value Added ( MVA ) on Share Price of Subsector Companies of Property Incorporated in LQ45 Indonesia Stock Exchange in Period of 2009-2013. International Journal of Science and Research, 4(4), 2310–2314.
  24. Nakhaei, H. (2016). Market value added and traditional accounting criteria: Which measure is a best predictor of stock return in Malaysian companies. Iranian Journal of Management Studies, 9(2), 433–455.
  25. Sunardi, N. (2018). ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), FINANCIAL VALUE ADDED (FVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) DENGAN TIME SERIES APPROACH SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Industri Konstruksi (BUMN) di Indonesia Yang Listing di BEI Tahun 2013-2017). Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 2(1), 62–76.