Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.4.2021.1716

The Relationship between Motivation and Learning Outcomes of Grade IV Elementary School Students


Hubungan Motivasi Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Motivasi Hasil belajar

Abstract

This study aims to determine the relationship of motivation to learning outcomes of fourth grade students at SDN Juwet Kenongo Porong Sidoarjo. This research uses quantitative research. The method used is ex post facto. The design used in this research is product moment correlation. The instrument used in the study was a questionnaire. The sample in this study were all fourth grade students at SDN Juwet Kenongo Porong Sidoarjo using a saturated sample. Data analysis techniques in this study used validity, reliability, and hypothesis testing. The results showed that motivation had a relationship with student learning outcomes.

Pendahuluan

Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk menyelesaikan pekerjaan [1]. Motivasi adalah salah satu jenis penggerak, jadi seseorang yang ingin melakukan sesuatu, jika seseorang tidak menyukainya maka dia akan berusaha untuk menghilangkan perasaan tidak suka tersebut. motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan perubahan perilaku agar lebih memenuhi kebutuhannya [2]. Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan [3]. Motivasi juga dapat berupa usaha, yang dapat menggerakkan seseorang karena ingin mencapai tujuan yang diinginkan atau merasa puas dengan perilakunya. Motivasi seseorang bisa menentukan tindakan yang harus dilakukan atau tindakan yang harus dilepaskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi belajar sebagai kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar [4]. Kekuatan mental ini adalah bentuk keinginan, perhatian, kemauan atau ambisi. Dengan adanya keinginan atau ambisi, siswa akan lebih giat belajar. Siswa akan memperhatikan penjelasan guru dan perpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan hal yang dimiliki oleh setiap anak, ketika anak memiliki motivasi belajar tinggi maka anak akan lebih bersemangat dalam melakukan setiap proses kegiatan belajar [5].

Adapun beberapa prinsip dalam motivasi belajar antara lain: a. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar b. motivasi intrinsik lebih diutamakan daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar c. motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman d. motivasi berhubungan erat dalam kebutuhan belajar e. motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar f. motivasi melahirkan prestasi dalam belajar [6].

Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil tes mata pelajaran tertentu [7]. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Hasil belajar dapat bertambahnya pengetahuan (kognitif), perubahan sikap dan tingkah laku (afektif), dan cara berfikir (psikomotor) yang dinyatakan dalam angka. Pengetahuan, keterampilan berfikir dan keahlian motoric menjadi tolak ukur penguasan hasil belajar seseorang [8]. Proses pengajaran terbaik juga dapat mencapai efek pembelajaran terbaik pula. Semakin banyak upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, semakin tinggi pula hasil pengajaran. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan untuk

perbaikan serta meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Adapun indicator yang digunakan oleh peneliti, antara lain: a. tekun menghadapi tugas b. ulet menghadapi kesulitan c. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa d. lebih senang bekerja mandiri e. cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin f. dapat mempertahankan pendapatnya g. tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu h. senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal [9].

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang bertujuan untuk menelaah peristiwa yang telah terjadi, kemudian mundur untuk mencari tahu apa yang mungkin menyebabkan peristiwa tersebut [7]. Desain yang digunakan dalam penelitian yaitu korelasi product moment yang digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yaitu untuk menguji hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas IV yang konvensional.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Juwet Kenongo Porong yang berjumlah 27 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling melalui penggunaan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi dijadikan sampel [9]. Jadi peneliti menggunakan sampling jenuh karena semua populasi dari kelas tersbut dijadikan sebagai sampel. Dengan jumlah populasi yang relatif kecil atau kurang dari 30 siswa. Karena jumlah siswa yang ada di SDN Juwet Kenongo Porong Sidoarjo berjumlah 27 siswa. Sedangkan variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau munculnya variabel dependen. Variabel dependen merupakan hasil dari variabel yang terpengaruh atau variabel independen [10]. Hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Desain hubungan independen dan dependen

Keterangan:

X: Variabel Motivasi Belajar (Independen) Y: Variabel Hasil Belajar (Dependen)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti mencakup teknik dalam memperoleh data yang digunakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah kuesioner yang berupa butir-butir pertanyaan mengenai motivasi belajar siswa. Angket meliputi pertanyaan tentang motivasi belajar. Hal tersebut dapat ditinjau dari jawaban yang diberikan, termasuk survei kuesioner langsung, karena responden merespon dirinya sendiri[11]. Penggunaan alat metode dapat memudahkan sebuah penelitian. Oleh karena itu, penggunaan alat bantu berupa skala untuk mengungkap variabel motivasi belajar. Tujuannya demi mendapatkan sebuah data mengenai motivasi belajar siswa. Sedangkan untuk menghitung kevalidan butir-butir pertanyaan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dihitung menggunakan aplikasi SPSS 25. Untuk pengujian reliabilitas instrument peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dihitung menggunakan aplikasi SPSS 25. Peneliti menggunakan teknik analisis data yaitu uji hipotesis yang digunakan untuk menjawab kedua rumusan masalah menggunakan korelasi product moment untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Hasil dan Pembahasan

Data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian diolah menjadi data yang akurat untuk menjawab kedua rumusan masalah. Berikut ini adalah klasifikasi data motivasi belajar siswa.

No.Interval SkorKategoriFrekuensiPresentase
1. 56-66 Rendah 2 7,4 %
2. 67-77 Sedang 10 37,0 %
3. 71-81 Tinggi 15 55,6 %
Jumlah 27 100 %
Table 1.Klasifikasi Data Motivasi Belajar

Menurut data tersebut, motivasi belajar siswa dibedakan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pada kategori tinggi memiliki presentase 55,6 %, pada kategori sedang memiliki presentase 37,0%, dan pada kategori rendah memiliki presentase 7,4%.

Efektivitas instrument diuji dengan bantuan aplikasi SPSS 25 menggunakan rumus terkait korelasi product moment. Jika angka rhitung >rtabel maka instrumen tes dikatakan valid dengan taraf signifikaisi 5%. Dari jumlah sampel yang tersedia adalah 27 siswa maka dapat diketahui rtabel dengan signifikasi 5% adalah 0,388. Dari data peneliti yang berupa butir-butir pertanyaan ada 28 butir pertanyaan yang valid dan 7 butir pertanyaan yang tidak valid.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 25 dengan menghitung besarnya nilai Alpha Cronbach dari variabel yang diuji.Apanila niali Alpha Cronbach lebih besar dari nilai kritis 0,600 maka jawaban responden dinyatakan reliabel. Hasil reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Case Processing Summary
N %
Cases Valid 27 100,0
Excludeda 0 0
Total 27 100,0
a.Listwise deletion based on all variables in the procedure
Table 2.Hasil Uji Reliabilitas
Realiability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Item
,666 2
Table 3.

Dapat dilihat dari tabel di atas, nilai alpha cronbach adalah 0,911. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritis yaitu 0,600 sehingga nilai Alpha Cronbach lebih besar dari nilai kritis berarti instrument penelitian dinyatakan reliabel.

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dengan menggunakan bantuan SPSS 25.

Berikut ini adalah hasil perhitungan uji hipotesis:

Correlations
Motivasi Hasil Belajar
X Pearson Correlation 1 ,800**
Sig. (2-tailed) ,000
N 27 27
Y Pearson Correlation ,800* 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 27 27
Table 4.Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,800 > 0,288) dan nilai signifikansi 0,000 yang artinya kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, hipotesis pertama penelitian ini tidak ditolak. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Juwet Kenongo Porong Sidoarjo.

Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Racmawati Indah Permata Sari yang meneliti tentang “Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS kelas IV di SDN Petang Jakarta Timur”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa di SDN 11 Petang Jakarta Timur memiliki hubungan yang signifikan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: dari 27 sampel yang diambil dan diinput dalam rumus perhitungan validitas korelasi product moment menggunakan aplikasi SPSS 25 diperoleh hasil angka rhitung > rtabel pada hasil kuesioner siswa kelas IV dengan akumulasi angka 0,887 > 0,388, sedangkan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV memperoleh hasil 0,846 > 0,388 dengan taraf signifikan sebesar 5%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Juwet Kenongo Porong Sidoarjo.

References

  1. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Hamzah B. Uno. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. Suryabata, Sumadi. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
  4. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
  5. Aulina, Choirun Nisak. (2018). Penerapan Metode Whole Brain Teaching dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi V2N1. (3)
  6. Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.
  7. Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana.
  8. Sukmadinata.(2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
  9. Sardiman.(2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
  10. Sugiono. (2017).Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
  11. Arikunto Suharsimi. 2016. “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta:Bumi Aksara.