Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.1713

The Effect of The Active Learning Strategy Type Everyone is Teacher Here on The Improvement of The Speaking Skills in Five Grade Elementary School


Pengaruh Strategi Active Learning Tipe Everyone Is Teacher Here (Eth) Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Sd Kelas V

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

strategy active learning tipe everyone is teacher here keterampilan berbicara

Abstract

The purpose of this study was to determine whether there was an effect of the Active Learning Strategy Type Everyone Is Teacher Here on improving the speaking skills of elementary school students in Grade V at SDN Kwedenkembar Mojokerto, the purpose of conducting research at SDN Kwedenkembar was because students at the SDN had very poor speaking skills. In the learning process, students only speak occasionally because there are reasons of fear and lack of confidence and make their speaking skills lacking. This research was conducted using a quantitative approach using True Experimental Design research with Posttest Only Control Design. There are two groups in this design, namely the Experiment class and the Control class. The results of this study indicate that there is an effect of Active Learning Strategy Type Everyone Is Teacher Here on improving the speaking skills of fifth grade elementary school students at SDN Kwedenkembar Mojokerto.

Pendahuluan

Berbicara merupakan aspek produktif yang mana aktivitas berbicara merupakan aktivitas dalam bentuk melahirkan kata yang mengandung sebuah pesan dan informasi menggunakan bahasa lisan.

Berbicara artinya melahirkan pendapat dengan perkataan. Berbicara yaitu menyampaikan informasi melalui bunyi bahasa. Berbicara di anggap sebagai kebutuhan pokok bagi masyarakat karena dengan berbicara seseorang dapat menyampaikan dan mengkomunikasikan segala isi dan gagasan batin. Berbicara adalah kemampuan bunyi bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan menyatakan serta menyampaikan pikiran,mgagasan, dan perasaan[1]. Nurgiyantorome nambahkan bahwa berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan. Harmer menyatakan bahwa berbicara adalah alami berarti komunikasi antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran mereka dan sebagai bentuk perilaku sosial. Selanjutnya, Harmer menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk mengatur kalimat karena komunikasi berlangsung melalui kalimat untuk menunjukkan perbedaan dalam perilaku yang berbeda dari orang yang berbeda. Dalam berbicara Pengirim pesan atau pembicarapharus menguasai lafal, struktur dan kosa kata agar dapat berbicara dengan baik, tidak hanya itu untuk berbicara dengan baik harus memahami bahasa lawan bicara dan juga pemahaman dan penguasaan gagasan dan pendapat yang akan disampaikan[2].

Sedangkan wujud dari berbicara sendiri dipandang sebagai sebuah alat berkomunikasi dengan kebutuhan-kebutuhan penyimak penerimaan pesan yang telah disusun dalam pikiran pembicara. Pada intinya berbicara adalah sebuah kemampuan diri dalam mengekspresikan pikiran atau ide melalui lambang-lambang bunyi. Terkait penjelasan di atas keterampilan berbicara sangat penting, penting untuk perkembangan keterampilan berbahasa pada seseorang dalam mengekpresikan pendapat mereka atau pikiran dan perasaan kepada seseorang secara lisan sebagai bentuk perilaku social mereka.

Keterampilan berbicara sangat penting dan di butuhkan oleh anak sd karena dengan keterampilan berbicara yang baik mereka akan memiliki kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis karena berbicara adalah salah satu alat untuk berkomunikasi pada proses kognitif internal yang memungkinkan kita untuk memproses komunikasi melalui pembicaraan. Akan tetapi, kemampuan berbicara sudah dipelajari dan mungkin sekali sudah dimiliki anak sebelum mereka memasuki sekolah. Taraf kemampuan berbicara anak ini bervariasi mulai dari taraf baik atau lancar, sedang, gagap, atau bahkan kurang. Ada anak yang lancar dan efisien menyatakan keinginan, rasa senang, sedih, sakit, atau letih. Sementara itu, anak lainnya mungkin masih takut-takut berdiri di hadapan teman sekelasnya. Bahkan, tidak jarang kita lihat beberapa anak berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa segalanya bila berhadapan dengan sejumlah anak-anak lainnya[3].

Disamping itu, dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, anak cendrung sangat pasif. Mereka enggan untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya. Akibatnya, kemampuan berbicara anak dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar cendrung kurang. Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin pula kemampuan berbicara akan terus rendah. Anak pun akan cendrung mengalami kesulitan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara lancar, memilih kata (diksi) yang tepat, dan ekspresi yang tepat pada saat menjalin kontak dengan pihak lain secara komunikatif dan interaktif pada saat berbicara. Kurangnya keterampilan berbicara juga di didasari oleh keterbatasan dalam memahami kosa kata, lafal dan struktur dalam berbicara Hurlock menyatakan bahwa keterampilan berbicara pada anak harus didukung dengan perbendaharan kata atau kosa kata yang sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa[4]. Dalam konteks demikian, diperlukan pembelajaran berbicara yang inovatif dan kreatif sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suparno, tentang keterampilan berbicara menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan berbicara sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat baik. Artinya siswa yang mempunyai kemampuan berbicara baik hanya 36,07%. Dan yang lainnya membutuhkan pembinaan. Dari su berhasil penelitian pembelajaran berbicara tersebut membuktikan bahwa siswa membutuhkan keterampilan berbicara sebagai komunikasi lisan yang efektif[5]. Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan pelatihan, sehingga dibutuhkan strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara mereka.

Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kweden Kembar Mojokerto mendapatkan hasil bahwa banyak peseta didik yang kurang memahami materi lantaran tidak berani bertanya dan tidak dapat mengutarakan pendapat karena keterampilan berbicara yang kurang, jika guru menanyakan kepada siswa tentang seputar materi yang di jelaskan siswa takut berbicara di depan kelas untuk memberi komentar ataupun sekedar bertanya padahal jika siswa berani berbicara, bertanya dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dan pertanyaan maka siswa tersebut akan mengetahui lebih jelas materi yang tengah di sampaiakan oleh guru Berdasarkan pemaparan tersebut, dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa sekolah dasar, salah satu upaya yang dapat di lakukan yaitu dengan menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang cocok di terapkan untuk keterampilan berbicara pada siswa adalah strategi Active Learning tipe Everyone Teacher Here (ETH). Strategi active learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau pengalikasikan apa yang mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata[6]. Banyak tipe dari strategi active learning ini dan peneliti memilih tipe everyone teacher here (eth) karena menurut model ini mudah untuk memperoleh partisipasi siswa di kelas memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menjadi guru bagi siswa yang lainnya Sutikno menyatakan bahwa cara terbaik untuk membuat seseorang belajar yaitu dengan mengubah menjadi pengajar yang bermakna siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran jika materi tersebut diajaran oleh orang lain[7]. Model pembelajaran ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai tujuan tersebut yakni antara lain: kemampuan mengemukakan pendapat yaitu yang mana suatu upaya dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa di dalam kelas. Dimana peneliti berharap model ETH ini membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara.

Keterampilan berbicara identik dan banyak terkandung dalam pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek di kehidupan nyata bahwa siswa SD tidak banyak menunjukkan keterampilan berbicara lewat pelajaran Bahasa Indonesia mereka hanya membaca saja dan tidak menampakkan ekspresi berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik membuat sebuah judul “Pengaruh Strategi Active Learning Tipe Everyone Is TeacherHere (ETH) Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa SD Kelas V SDN Kedenkembar Mojokerto”

Metode

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan suatu metode ekperimen dengan desain True- Eksperimental Design dalam disain ini peniliti betul betul melakukan sebuah ekperimen, peneliti dapat mengontrol semua variable luar yang dapat mempengaruhi jalannya eksperimen, dengan demikian Validitas internal dapat menjadi tinggi True – Eksperimental mempunyai dua bentuk desain yaitu Posttest Only Control Design dan Pretest Group Design dan peneliti menggunakan bentuk desain Posttest Only Control design dimana pada model ini peneliti memilih dua kelompok yang dipilih secara random kelompok yang pertama di beri perlakuan dan yang kelompok lain tidak di berikan perlakuan, kelompok yang di berikan perlakuan di sebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak di beri perlakuan di sebut kelompok control pengaruh adanya treatment Dalam penelitian eksperimen ada beberapa jenis Untuk menentukan anggota dua kelompok tersebut peneliti melaukan pengambilan sampel dengan menggunakan model Teknik Sampling Simple Random Sampling[8].

Penelitian ini dilakukan di SDN Kwedenkembar Mojokerto dimana populasi pada kelas V yaitu sebanyak 44 siswa. Dari populasi tersebut peneliti mennetukan sampel dengan cara menggunakan model Teknik Sampling Non Probability Sampling, Sampling Jenuh. Teknik pengambilan sampel bila semua angguta populasi relative kecil kurang dari 30 orang [9], peneliti menggunakan semua anggota yang berjumlah 44 siswa. Pada penelitian ini peneliti mengambil 2 sampel yang menentukan kelas eksperimen dan kelas control. Peneliti mengambil sampel kelas eksperimen yang berjumlah 22 orang siswa dan kelas control yang berjumlah 22 orang siswa, dimana untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara random dengan cara mengundi nomor urut yang telah di bagikan pada siswa peneliti mengundi nomor urut dengan memilih nomor urut genap sebagai kelas eksperimen dan nomor urut ganjil sebagai kelas kontrol.

Dari dua kelompok ini salah satu kelompok akan diberikan treatment Strategi Active Learning Tipe Everyone Is Teacher Here dan kelompok satunya tidak diberikan Strategi Active Learning Tipe Everyone Is Teacher Here, sehingga pada awal penelitian tidak diberikan pre test, melainkan lansung pemberian treatment dan pada akhir penelitian akan menggunakan posttest untuk mengetahui hasil dari dua kelompok tersebut. Pada Teknik pengumpulan data peneliti melakukan berbagai uji penelitian antara lain: uji normalitas, uji reliabilitas, uji validitas, dan uji hipotesis. Uji hipotesis merupakan uji penentuan apakah peneliian kita berhasil atau tidak, uji hipotesis seringkali disebut uji keputusan dalam sebuah penelitian[10].

Hasil dan Pembahasan

Pada tahap ini peneliti melakukan berbagai jenis uji penelitian anatara lain; uji normalitas, uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis. Adapun hasil uji hipotesis pada penelitian ini yaitu:

Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
hasil perbandingan nilai significan Equal variances assumed .118 .733 7.172 42 .000 12.81818 1.78729 9.21128 16.42508
Equal variances not assumed 7.172 42.000 .000 12.81818 1.78729 9.21128 16.42508
Table 1.

Kemudian hasil pengujian hipotesis peneliti dapat menyimpulkan dari hasil analisis ini bahwa kelas eksperimen tersebut terdapat pengaruh yang signifikan. Dapat dilihat dari tabel di atas dengan hasli Sig. 2- tailed 0,000 atau 0,000 < 0,05. Dapat juga di lihat dari thitung sebesar 7,172 dan ttabel 1.717 atau (7,172 > 1,717) dan di simpulkan HO ditolak dan Ha di terima. Jadi adanya pengaruh terhadap penggunaan Strategi Everyone Is Teacher Here (ETH) terhadap keterampilan menyimak siswa kelas V SDN Kwedenkembar Mojokerto.

Strategi ini sangat cocok untuk melatih anak agar aktif dan percaya diri juga mengembangkan keterampilan berbicara atau lisan dan keterampilan menyimak pada siswa, Strategi ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk melatih tanggungpjawab terhadapppembelajarannya sendiri dan jugap pembelajaranporang lain, strategi tersebut juga dapatpmendorongpsiswa untukpberani menyampaikanppendapat di hadapanpteman-temannya, denganpdemikian siswaplebih percayapdiri terhadappkemampuanpyang dimilikinya .

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh strategi everyone is teacher here terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Kwedenkembar Mojokerto yang dilakukan peneliti maka dapat di Tarik kesimpilan bahwa adanya pengaruh strategi everyone is teacher here terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Kwedenkembar Mojokerto, hal ini dapat di buktikan dari hasil perhitungan uji hipotesis peneliti dengan two sample t test (independent t test), hasil di ketahui bahwa Ha diterima dan HO di tolak dengan nilai signifikannya yang di peroleh 0,000 atau 0,000<0,05.

References

  1. E. P. Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah. yogyakarta: Puataka Pelajar., 2018.
  2. M. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia, 2017.
  3. B. Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. yogyakarta: BPFE Yogyakarta., 2014.
  4. H. G. Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa, 2013.
  5. sugiono, Metode Peneletian. Bandung: Alfabeta CV, 2015.
  6. L. Madyawati, Strategi Pemngembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.
  7. E. Widiasworo, Mahir Penelitian Pendidikan Modern. yogyakarta: Araska, 2018.
  8. M. Usman, Keterampilan Berbicara Dengan Active Learning. yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.
  9. H. M.A, Strategi Belajara Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia, 2011.