Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.1683

Differences in Abnormal Return, Trading Volume Activity, Firm Value Volatility Before and After Stock Split


Perbedaan Abnormal Return, Trading Volume Activity, Nilai Perusahaan Volatilitas Sebelum dan Sesudah Stock Split

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Abnormal Return Trading Volume Activity Volatilitas Stock Split The value of the company

Abstract

This study aims to determine and understand the differences in Abnormal Return, Trading Volume Activity, Firm Value, Volatility before and after the stock split. This research is a type of quantitative research with hypothesis testing. In this study, from a population of 145 Indonesian manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2010-2019 period, 40 companies conducted stock splits. In order to solve the problems contained in the formulation of the problem in this study, the method used is the Paired T Test or Wilcoxon Signed Rank analysis model depending on the distribution of the data, the analysis is carried out using the help of the Stata software program. The results of this study prove that abnormal returns before and after the stock split have a significant difference with the test results of 0.0344 difference. Trading volume activity before and after the stock split there is a significant difference in the test results of 0.0175. The value of the company before and after the stock split there is a significant difference in the test results of 0.0178. Volatility before and after the stock split there is a significant difference in the test results of 0.0196.

Pendahuluan

Peningkatan harga saham yang sangat besar, hendak menimbulkan investor menyudahi buat membeli saham tersebut serta pada kesimpulannya bisa menimbulkan harga saham industri tersebut jadi statis tidak fluktuatif lagi [1].

Grafik 1.1

Pergerakan Harga Saham Perusahaan Manufaktur

Di BEI Tahun 2010-2020

Sumber : (Data di olah)

Berdasarkan grafik 1.1 di atas menunjukkan bahwa harga saham penutupan yang di tunjukkan pada tahun 2010-2020 mengalami pergerakan yang bervariasi. Ada saham yang mengalami penurunan, dan ada pula saham yang mengalami naik turun. Seperti yang ditunjukkan pada saham INTP mengalami penurunan pada tahun 2011-2013 , di tahun 2014 harganya meningkat kembali namun di tahun 2015 harga saham tersebut kembali menurun.

Perihal ini diakibatkan sebab tidak seluruh investor tertarik buat membeli saham dengan harga yang sangat besar, paling utama investor perorangan yang mempunyai dana terbatas, hingga yang terjalin setelah itu merupakan para investor hendak berputar buat membeli saham- saham industri lain. Buat menjauhi timbulnya keadaan tersebut, hingga upaya yang butuh dicoba oleh sesuatu industri merupakan menempatkan kembali harga saham pada jangkauan tertentu ataupun corporate action. Menurut [2] corporate action ialah kegiatan emiten yang mempengaruhi terhadap jumlah saham yang tersebar ataupun terhadap harga saham di pasar. Salah satu langkah yang bisa diambil industri supaya saham yang dijual bisa menarik atensi investor ialah lewat aktivitas stock split.

Kejadian stock split di pasar modal dicoba oleh para manajer industri buat menata kembali harga pasar saham. Perihal ini mengindikasikan kalau stock split ialah perlengkapan yang berarti dalam aplikasi pasar modal. Stock split sesuatu metode untuk memecah selembar saham jadi n lembar saham. Harga perlembar saham merupakan 1/ n dari harga tadinya. Dengan demikian total ekuitas industri yang dipunyai industri senantiasa ataupun tidak hadapi pergantian, dengan kata lain stock split tidak memiliki nilai murah [3]. Tujuan dikerjakannya stock split oleh emiten merupakan supaya sahamnya terletak dalam rentang perdagangan yang maksimal sehingga distribusi saham jadi lebih luas serta energi beli investor bertambah paling utama buat investor kecil..

Untuk investor tujuan berinvestasi merupakan buat mendapatkan tingkatan pengembalian( return) yang lebih besar dibanding dengan dana yang ditanamkan [4]. Tingkatan pengembalian( return) ialah salah satu aspek yang memotivasi investor berinvestasi serta pula ialah imbalan atas keberanian menanggung efek atas investasi yang dicoba..

Besar ataupun kecilnya return yang hendak diterima oleh investor hendak terukur dengan terdapatnya abnormal return pada pengumuman stock split yang dicoba oleh industri. Abnormal return ialah jumlah dimana return sebetulnya( actual return) sekuritas berbeda dari return ekspetasi( expected return) yang didasakan pada return pasar serta ikatan sekuritas dengan pasar[5].

Trading volume activity ialah rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang tersebar pada waktu tertentu [6]. Trading volume activity digunakan buat mengukur pergantian volume perdagangan saham. Transaksi saham yang besar hendak diisyarati dengan terdapatnya pergantian pada volume saham industri tersebut.

Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, di mana harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi [7].

Volatilitas ialah fluktuasi harga saham secara kilat serta tajam. Peluang investor buat mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek dan efek investasi bisa tercermin pada volatilitas saham [8].

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti ingin meneliti tentang perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukannya stock split dengan judul “Perbedaan Abnormal Return, Trading Volume Activity, Nilai Perusahaan, Volatilitas Sebelum dan Sesudah Stock Split”

Metode Penelitian

Lokasi Penelitian

Data yang diperoleh pada penelitian ini di peroleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial yang berada di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jln. Mojopahit No. 666B, Celep, Sidoarjo. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini dari populasi 145 perusahaan manufaktur Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2019 didapatkan 40 perusahaan yang melakukan stock split.

Jenis Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data sekunder dapat diartikan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data yang diperoleh melalui perantara berupa data historis, bukti catatan, laporan keuangan yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Data penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berada di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo berupa annual report atau laporan tahunan perusahaan manufaktur Indonesia pada tahun 2010-2019

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini agar dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah maka metode yang digunakan adalah model analisis Paired T Test atau Wilcoxon Signed Rank tergantung dengan distribusi datanya, analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program software Stata.

Kerangka Konseptual

Gambar 1.Kerangka Konseptual

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kajian teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

  1. Ada perbedaan signifikan abnormal return sebelum dan sesudah stock split
  2. Ada perbedaan signifikan Trading volume activity spread sebelum dan sesudah stock split
  3. Ada perbedaan signifikan Nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split
  4. Ada perbedaan signifikan Volatilitas sebelum dan sesudah stock split

Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Data

1. Uji Deskripsi Statistik

Uji deskripsi statistik dilakukan guna memberikan gambaran atau deskripsi dari variabel yang diteliti. Dalam deskripsi statistic dapat diketahui angka minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

Berikut tabel 4.1 hasil uji deskripsi statistic

Tabel 4.1Hasil Uji Deskripsi Statistik
Variabel Obs Mean Std. Dev. Min Max
AriSebelum 40 -.01595 .283879 -.6720627 .687931
TVASebelum 40 .2377151 .1510499 .0008621 .6
TobinsQSebelum 40 .8903324 .5501007 .0819041 1.928325
PVSebelum 40 .8912627 .5465641 .0377358 1.928325
AriSesudah 40 .060628 .0524976 .0012097 .1833333
TVASesudah 40 .3013766 .1993127 .003 .8
TobinsQSesudah 40 1.067608 .5742515 .1202091 2.025641
PVSebelum 40 1.136605 .5252696 .2038763 1.927329
Sumber : Hasil Output Stata
Table 1.

Berdasarkan hasil tabel 4.1 menunjukkan data dari 40 sampel perusahaan selama 4 triwulan perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.

2. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas abnormal return, trading volume activity, nilai perusahaan dan volatilitas sebelum dan sesudah stock split. Data diuji normalitas untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak. Setelah mengetahui hasilnya, kemudian menentukan alat uji hipotesis yang sesuai. Berikut tabel 4.2 hasil uji normalitas

Tabel 4.2 Hasil Uji Skewness/Kurtosis tests for Normality
Variable Obs Pr (Skewness) Pr (Kurtosis) adj chi2 (2) Prob>chi2
AriSebelum 40 0.9390 0.2183 1.61 0.4463
TVASebelum 40 0.0818 0.7109 3.40 0.1826
TobinsQSebelum 40 0.3298 0.0375 5.14 0.0764
PVSebelum 40 0.2906 0.0461 5.00 0.0819
AriSesudah 40 0.1316 0.0173 7.09 0.0891
TVASesudah 40 0.0346 0.4151 5.03 0.0808
TobinsQSesudah 40 0.9508 0.1774 1.94 0.3790
PVSesudah 40 0.4330 0.0123 6.33 0.0422
Sumber : Hasil Output Stata
Table 2.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.2 nilai Prob>chi2 abnormal return, trading volume activity, nilai perusahaan dan volatilitas sebelum dan sesudah stock split lebih besar dari 0.05 maka data berdistribusi normal [9]. Oleh karena itu dilakukan uji hipotesis dengan uji paired sample t-test.

B. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

1. Uji beda abnormal return sebelum dan sesudah stock split

Pengujian hipotesis ini yaitu tentang perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hipotesis ini diuji menggunakan paired sample t-test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan hasilnya normal, maka pengujian menggunakan paired sample t-test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3Hasil Uji Paired t test Abnormal Return
Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval
AriSesudah 40 .060628 .0083006 .0524976 .0438384 .0774175
AriSebelum 40 -.01595 .0448852 .283879 -.1067389 .0748389
diff 40 .076578 .0409054 .2587083 -.0061609 .159317
mean (diff) = mean (AriSesudah - AriSebelum) t = 1.8721
H0 : mean (diff) = 0 degrees of freedom = 39
Ha: mean (diff) < 0 Ha : mean (diff) !=0 Ha: mean (diff) > 0
Pr (T < t ) = 0.9656 Pr (|T| > |t| = 0.0687 Pr (T > t) = 0.0344
Sumber : Hasil Output Stata
Table 3.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3 di atas diperoleh hasil 0.0344. karena 0.0344 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan abnormal return sebelum dan sesudah stock split.

2. Uji beda Trading Volume Activity sebelum dan sesudah stock split

Pengujian hipotesis ini yaitu tentang perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. Hipotesis ini diuji menggunakan paired sample t-test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan hasilnya normal, maka pengujian menggunakan paired sample t-test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Pengujian hipotesis ini yaitu tentang perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. Hipotesis ini diuji menggunakan paired sample t-test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan hasilnya normal, maka pengujian menggunakan paired sample t-test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.Tabel 4.3Hasil Uji Paired t test Trading Volume Activity
Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval
TVASesudah 40 .3013766 .0315141 .1993127 .2376333 .3651199
TVASebelum 40 .2377151 .0238831 .1510499 .189407 .2860232
diff 40 .0636615 .0291564 .184401 .0046872 .1226358
mean (diff) = mean (AriSesudah - AriSebelum) t = 2.1835
H0 : mean (diff) = 0 degrees of freedom = 39
Ha: mean (diff) < 0 Ha : mean (diff) !=0 Ha: mean (diff) > 0
Pr (T < t ) = 0.9825 Pr (|T| > |t| = 0.0351 Pr (T > t) = 0.0175
Sumber : Hasil Output Stata
Table 4.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4 di atas diperoleh hasil 0.0175. karena 0.0175 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split.

3. Uji beda nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split

Pengujian hipotesis ini yaitu tentang perbedaan nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split. Hipotesis ini diuji menggunakan paired sample t-test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan hasilnya normal, maka pengujian menggunakan paired sample t-test. Hasil pengujian dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5Hasil Uji Paired t test Tobins Q
Variabel Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval
TobinsQSesudah 40 1.067608 .0907971 .5742515 .8839537 1.251263
TobinsQSebelum 40 .8903324 .0869786 .5501007 .7144016 1.066263
Diff 40 .1772759 .0814236 .5149679 .0125812 .3419706
mean (diff) = mean (TobinsQSesudah - TobinsQSebelum) t = 2.1772
H0 : mean (diff) = 0 degrees of freedom = 39
Ha: mean (diff) < 0 Ha : mean (diff) !=0 Ha: mean (diff) > 0
Pr (T < t ) = 0.9822 Pr (|T| > |t| = 0.0356 Pr (T > t) = 0.0178
Sumber : Hasil Output Stata
Table 5.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.5 di atas diperoleh hasil 0.0178. karena 0.0178 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sifnifikan nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split.

4. Uji beda volatilitas sebelum dan sesudah stock split

Pengujian hipotesis ini yaitu tentang perbedaan nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split. Hipotesis ini diuji menggunakan paired sample t-test. Sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan hasilnya normal, maka pengujian menggunakan paired sample t-test. Hasil pengujian dapat dilihat pada table 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6Hasil Uji Paired t test Volatilitas
Variable Obs Mean Std. Err. Std. Dev. [95% Conf. Interval
PVSesudah 40 1.136605 .0830524 .5252696 .9686158 1.304595
PVSebelum 40 .8912627 .0864194 .5465641 .716463 1.066062
Diff 40 .2453424 .114996 .7272983 .0127412 .4779437
mean (diff) = mean (PVSesudah - PVSebelum) t = 2.1335
H0 : mean (diff) = 0 degrees of freedom = 39
Ha: mean (diff) < 0 Ha : mean (diff) !=0 Ha: mean (diff) > 0
Pr (T < t ) = 0.9804 Pr (|T| > |t| = 0.0392 Pr (T > t) = 0.0196
Sumber : Hasil Output Stata
Table 6.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.6 di atas diperoleh hasil 0.0196. karena 0.0196 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan volatilitas sebelum dan sesudah stock split.

Pembahasan

1. Perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split

Berdasarkan hasil uji beda abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah stock split adalah 0.0344. karena 0.0344 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Maka, dengan adanya stock split tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan rata-rata abnormal return kumulatif. Kenaikan abnormal return kumulatif ini disebabkan oleh pasar yang merespon positif atas adanya peristiwa stock split.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [10] yang menyimpulkan bahwa terdapat rata-rata abnormal return positif yang terjadi selama periode stock split. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan [11] yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split.

2. Perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split

Berdasarkan hasil uji beda trading volume activity perusahaan sebelum dan sesudah stock split adalah 0.0175. karena 0.0175 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split. Trading volume activity sebelum dan sesudah stock split dilihat dari hasil uji beda pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi di pasar modal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [4] yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara TVA sebelum dan sesudah stock split. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan [12] yang mengatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume activity sebelum dan sesudah stock split.

3. Perbedaan nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split

Berdasarkan hasil uji beda nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split adalah 0.0178. karena 0.0178 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan sesudah stock split mengalami kenaikan yang signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [13] yang menyimpulkan bahwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tobin’s q. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan [14] yang mengatakan bahwa nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap keputusan stock split

4. Perbedaan volatilitas sebelum dan sesudah stock split

Berdasarkan hasil uji beda volatilitas sebelum dan sesudah stock split adalah 0.0196. karena 0.0196 lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan volatilitas sebelum dan sesudah stock split. saat sebelum serta setelah stock split. Perihal tersebut menampilkan kalau kejadian stock split lumayan mempunyai isi data yang bisa pengaruhi keputusan investasi yang diambil oleh para investor..

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [15] yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan volatilitas harga saham sebelum dan setelah stock split. Akan tetapi penelitian ini tidak sejaln dengan penelitian yang dilakukan oleh [16] yang mengatakan bahwa volatilitas sebelum dan sesudah stock split tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Abnormal return sebelum dan sesudah stock split terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa stock split adalah good news, sehingga mengubah preferensi investor terhadap keputusan investasinya.
  2. Trading volume activity sebelum dan sesudah stock split terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa stock split dapat mempengaruhi investor dalam melakukan transaksi di pasar modal
  3. Nilai perusahaan sebelum dan sesudah stock split terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan sesudah stock split mengalami kenaikan.
  4. Volatilitas sebelum dan sesudah stock split terdapat perbedaan yang signifikan. Perihal ini menampilkan kalau kejadian stock split mempunyai isi data yang bisa pengaruhi keputusan investasi yang diambil oleh para investor di pasar modal.

References

  1. I. G. A. M. Widhyawati and I. G. A. E. Damayanthi, “Pengaruh Trading Volume, Market Value, Dan Return Variance Pada Bid-Ask Spread,” E-Jurnal Akunt. Univ. Udayana, vol. 10, no. 3, pp. 763–777, 2015.
  2. A. P. Lusiana Fransiska, “Perbedaan Likuiditas Saham Sebelum Dan Sesudah Reverse Stock Split,” J. Ris. Akunt. Indones., vol. Vol 3, 2011.
  3. Muhammad and A. Hemoyo, “Pengaruh Stock Split Announcement Terhadap Volume Perdagangan Dan Return,” Manaj. Anal. J., p. Hal 110-116, 2013.
  4. S. Ali, “Analisis Abnormal return saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham (Studi pada perusahaan Go Public yang terdaftar dalam BEI),” J. Manaj. Dan Akunt., vol. Vol 12, 2011.
  5. A. Alexander and M. A. Kadafi, “Analisis abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia,” J. Manaj., vol. 10, no. 1, p. 1, 2018, doi: 10.29264/jmmn.v10i1.3803.
  6. T. H. Safira and F. Simon, “UJI KOMPARASI ABNORMAL RETURN, TRADING VOLUME, TRADING FREQUENCY, DAN BID-ASK SPREAD SEBELUM DAN SESUDAH SHARE SPLIT (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008-2015),” Ultim. Account., vol. 8, no. 8, pp. 24–45, 2016.
  7. Bhekti Fitri Prasetyorini, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan,” J. Ekon., vol. Vol. 12, p. No.5, 2013.
  8. M. Adler Haymans, “Restrukturisasi Perusahaan :Merger, Akuisisi dan Konsolidasi, serta pembiayaan,” 2011.
  9. B. P. Triton, STATA 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006.
  10. J. O. and C. C. Aduda, “Market Reaction to Stock Split Empirical Evidence from the Nairobi Stock Exchage,” African J. Bus. Manag., vol. Vol.1, 2010.
  11. H. M. Chi-Chur.-C., Malone C. & Young M, “Real Determinants of Stock Split Announcements,” Int. Rev. Econ. Financ., 2017.
  12. A. M. Lu H, Ma X, Huang K, “Carbon trading volume and price forecasting in China using multiple machine learning models,” J. Clean. Prod., 2019.
  13. T. Yongxian, “The real effect of partial privatization on corporate innovation: evidence from china’s split share structure reform,” J. Corp. Financ., vol. 64, 2020.
  14. G. Lifeng, “Stock Liquidity And Corporate Diversification : Evidence From China’s Split Share Structure Reform,” J. Empir. Financ., vol. Vol 49, 2018.
  15. A. N. A. Dewi and I. Kartika, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Manufaktur,” J. Akunt. Indones., vol. 4, no. 2, p. 85, 2016, doi: 10.30659/jai.4.2.85-96.
  16. K. . C. J. Wang and C. Wu, “Volatility and the cross-section of corporate bond returns.,” J. Financ. Ekon., p. 133, 2014.