Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.1671

The Effect of Sales Growth, Company Growth and Company Size on Capital Structure in the Food and Beverages Sub-Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019 Period


Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Perusahaan Ukuran Perusahaan Struktur Modal

Abstract

This study aims to determine the effect of sales growth, company growth and company size on the capital structure. The population used in this study is the food and beverages sub-sector which is listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019 period. This study uses a quantitative method and the object of this research is the population and the sample is selected by the purposive sampling method, namely 6 food and beverages sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019 period. The data collection technique uses the company's annual report from the 2015-2019 period. This research was conducted with the help of the Eviews 10 program. The results of this study indicate that the variables of sales growth, company growth and company size simultaneously have a positive and insignificant effect on capital structure. Partially, sales growth has a negative and insignificant effect on capital structure, company growth has a negative and insignificant effect on capital structure and company size has a negative and insignificant effect on capital structure.

Pendahuluan

Semakin pesatnya kemajuan perekonomian dunia saat ini akan berdampak pada persaingan dan perubahan pola pikir masyarakat. Persaingan produk yang tak terhindarkan memaksa semua perusahaan untuk meningkatkan mesin, sumber daya manusia dan produk yang dihasilkan. Sementara di sisi lain perubahan pola pikir masyarakat akan berdampak pada daya beli yang akan terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman terlebih pada sektor konsumsi atau dalam hal ini sektor food and baverages.

Tingkat persaingan yang semakin ketat ini berakibat pada keuangan perusahaan dimana masa depan perusahaan sulit diprediksi karena faktor perubahan permintaan dan daya beli masyarakat. Dari beberapa laporan keuangan perusahaan yang bergerak pada sektor food and baverages terdapat ketidak stabilan kondisi keuangan dari tahun ke tahun atau bersifat fluktuatif yang kemudian dikaitkan dengan faktor-faktor tersebut.

Fluktuasi keuangan yang tercetak pada laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor food and beverages sesuai dengan Index Fact Sheet yang diterbitkan Indonesia Stock Exchange (IDX)Desember 2019. Walaupun pada 10 tahun terakhir nilainya terus meningkat namun saat tahun penelitian ini terlihat fluktuasinya sangat jelas terlihat dimana pertumbuhan tahun 2015 sebesar -5.2% yang kemudian meningkat pada tahun 2016 sebesar 12.6%, dan tahun 2017 sebesar 23.1% lalu menurun kembali pada tahun 2018 dan semakin turun pada tahun 2019 yaitu sebesar -10.2% dan -20.1%. Fakta ini sejalan dengan Analisis Perkembangan Industri yang di terbitkan oleh Kementrian Perindustrian tahun 2018, dimana sektor industry makanan dan minuman mengalami fluktuasi pertumbuhan yaitu pada tahun 2016 sebesar 8,33% kemudian meningkat pada tahun 2017 yaitu sebesar 9,23% dan kembali turun pada 2018 sebesar 7,91%.

Pada kenyataannya pertumbuhan perusahaan dan penjualan sangat terdampak besar dengan tingginya fluktuasi tersebut, misalnya pada PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2019 tidak bertumbuh dengan baik karena mengalami penurunan laba sebesar 0,5% dibandingkan tahun lalu, padahal pendapatan dari penjualan mengalami peningkatan sebesar 11,09%. Dengan ukuran perusahaan yang besar maka perusahaan ini harus mengendalikan aset yang dimiliki dengan produktif serta mengalokasikan pendanaan modal dengan baik, dimana perusahaan harus mengendalikan hutang dan ekuitas secara terencana agar bisa terus bersaing dalam persaingan yang ketat dan fluktuasinya tidak terkendali dari tahun ke tahun.

Perkembangan dan persaingan tersebut tidak terlepas perusahaan dalam menentukan langkah pendanaan dan permodal demi keberlangsungan perusahan ke depan. Strukur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang atau kewajiban jangka panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan perusahaan [1].

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengeruhi struktur modal, dalam penelitian ini menggunakan tiga faktor yang berpengaruh pada struktur modal yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuuhan perusahaan dan ukuran perusahaan dengan objek perusahaan sektor food and baverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun yang menjadi dasar pemilihan ketiga variabel tersebut adalah karena ketiga variabel merupaka faktor internal yang terdapat dalam perusahaan.

Pertumbuhan penjualan merupakan salah satu indikator dalam hal progres kemajuan atau tidaknya suatu perusahaan [2]. Pertumbuhan penjualan yang pesat ini akan berdampak baik pada perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan pesat cenderung menggunakan hutang untuk memenuhi permintaan dan operasionalnya.

Pertumbuhan perusahaan adalah peluang berkembangnya perusahaan di masa yang akan datang [3]. Sesuai dengan pecking order theory perusahaan yang bertumbuh cenderung menggunakan pendanaan internal, naumun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan hutang .

Ukuran perusahaan adalah cerminan dalam kemampuan dalam melakukan penjualan atas produk yang diproduksi dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki yang dikatakan sebagai aset perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung mudah untuk menambah modalnya dengan cara hutang, karena semakin besar ukuran perusahaan maka pihak ketiga akan mudah untuk memberikan pinjaman dengan kredibilitas yang dimiliki perusahaan tersebut.

Metode Penelitian

Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian oleh penulis adalah di galeri Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, yang terletak di kampus 1 GKB 3 lantai 3 jl. Mojopahit 666 B Sidoarjo.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor food and baveragesperiode 2015-2019 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), metode yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 6 perusahaan sub sektor food and bevereges yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019.

Jenis Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder dari laporan kuengan tahunan perusahaan food and baverages tahun 2015-2019 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi syarat penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat, meneliti, dan menyalin informasi yang telah diperoleh dan berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Data-data tersebut kemudian dikumpulkan dan diseleksi sesuai dengan kriteria peneliti untuk diolah dalam penelitian.

Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang merupakan praduga karena masih harus diuji kebenarannya [4]. Dan dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.

H1 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal

H2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal

H4 : Pertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal

Hasil dan Pembahasan

A. Analisis Data

Deskriptif Statistik

Anlisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan struktur modal. Dari data yang diolah menghasilkan statistik deskriptif sesuai gambaran berikut :

PERT_PENJUALAN PERT_PERUSAHAAN UKURAN_PERUSAHAAN STRUKTUR_MODAL
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Jarque-BeraProbability SumSum Sq. Dev.Observations 0.455619 0.044596 1.900382 0.000548 0.669138 0.982815 2.131586 5.772301 0.055791 13.66858 12.98461 30 -0.045242 0.019749 1.061173-1.012902 0.345710-0.426523 8.087070 33.25746 0.000000-1.357246 3.465956 30 29.73612 29.78948 32.20096 26.65578 1.698612-0.133151 1.910222 1.573167 0.455398 892.0836 83.67318 30 1.396697 1.505365 2.598159 0.042805 0.706813-0.383657 2.411144 1.169403 0.557272 41.90090 14.48794 30
Table 1.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil dari 30 sampel data perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Variabel pertumbuhan penjualan memiliki nilai maksimum sebesar 1,900382 diperoleh pada PT. Siantar Top Tbk (STTP) pada tahun 2015. Sedangkan nilai minimum sebesar 0.000548 diperoleh PT. Siantar Top Tbk (STTP) pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) dari variabel petumbuhan penjualan adalah sebesar 0.455619 dengan standar deviasi sebesar 0.669138.
  2. Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 1,061173 diperoleh pada PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) pada tahun 2016. Sedangkan nilai minimum sebesar -1,012902 diperoleh PT. Siantar Top Tbk (STTP) pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) dari variabel pertumbuhan perusahaan adalah sebesar -0,045242 dengan standar deviasi sebesar 0.345710.
  3. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 32.20096 diperoleh pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada tahun 2018. Sedangkan nilai minimum sebesar 26.65578 diperoleh PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) dari variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 29.73612 dengan standar deviasi sebesar 1.698612.
  4. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu struktur modal yang di proksikan dengan Debt to Equity Ratio. Nilai maksimum sebesar 2,598159 diperoleh PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) pada tahun 2018. Sedangkan nilai minimum sebesar 0,042805 diperoleh PT. Siantar Top Tbk (STTP) pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) dari variabel struktur modal adalah sebesar 1,396697 dengan standar deviasi sebesar 0,706813.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas betujuan untuk mengetahui hasil uji apakah variabel dependen dan independen terdistribusi normal atau tidak normal. Data yang terdistribusi secara tidak normal maka akan menghasilakn bias dalam sebuah hasil penelitian, sehingga model yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal. Berikut adalah hasil uji normalitas dalam penelitian ini :

Sumber : Data diolah dengan Eviews 9

Gambar 2. Uji Normalitas

Berdasarkan grafik histogram diatas, nilai probabilitas menunjukkan angka 0,550626 nilai tersebut lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 0,05 sehingga dapat disimpilkan bahwa data tersebut terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan yang sempurna atau sangat tinggi antar variabel independen dalam sebuah model regresi. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini :

Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Perusahaan Ukuran perusahaan
Pertumbuhan PenjualanPertumbuhan PerusahaanUkuran Perusahaan 1,000000-0,126614-0,017407 0,1266141,0000000,073445 -0,0174070,0734451,000000
Table 2.

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antar variabel independen berada dibawah 0,9 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel penelitian tersebut.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan periode sebelumnya. Berikut hasil uji Autokorelasi dalam penelitian ini :

R-squared 0.724315 Mean dependent var 1.396697
Adjusted R-squared 0.692505 S.D. dependent var 0.706813
S.E. of regression 0.391943 Akaike info criterion 1.088166
Sum squared resid 3.994106 Schwarz criterion 1.274992
Log likelihood -12.32249 Hannan-Quinn criter. 1.147933
F-statistic 22.77020 Durbin-Watson stat 1.885353
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 3.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson Statistic adalah sebesar 1,885353. Nilai tersebut terletak diantara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.

Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini digunkan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengematan model regresi. Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas yaitu yang memiliki kesamaan varian, selain itu variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain harus tetap. Jika mengalami perbedaan maka terjadi Heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil uji hetersokedastisitas dalam penelitian ini :

Heteroskedasticity Test: Glejser
F-statistic 1.403621 Prob. F(3,26) 0.2641
Obs*R-squared 4.181472 Prob. Chi-Square(3) 0.2425
Scaled explained SS 3.832646 Prob. Chi-Square(3) 0.2801
Table 4.

Dari tabel diatas diperoleh nilai Prob sebesar 0,2425 dimana berada diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel bebas dan terikat, yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Hasil regresinya adalah sebagai berikut:

Dependent Variable: STRUKTUR_MODAL
Method: Least Squares
Date: 09/23/20 Time: 14:52
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.633506 1.281689 1.274495 0.2138
PERT_PENJUALAN -0.875173 0.109656 -7.981069 0.0000
PERT_PERUSAHAAN 0.233636 0.212787 1.097982 0.2823
UKURAN_PERUSAHAAN 0.005801 0.042965 0.135021 0.8936
R-squared 0.724315 Mean dependent var 1.396697
Adjusted R-squared 0.692505 S.D. dependent var 0.706813
S.E. of regression 0.391943 Akaike info criterion 1.088166
Sum squared resid 3.994106 Schwarz criterion 1.274992
Log likelihood -12.32249 Hannan-Quinn criter. 1.147933
F-statistic 22.77020 Durbin-Watson stat 1.885353
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 5.Hasil Regresi Linier Berganda

Berdasarkan tabel diatas diperoleh model regresi sebagai berikut :

Y = 2,399 – 0,225X1 – 0,594X2 – 0,051X3

Dimana :

Y= Struktur modal

X1= Pertumbuhan penjualan

X2= Pertumbuhan perusahaan

X3= Ukuran perusahaan

Dari persamaan regresi tersebut maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

  1. Nilai koefisien sebesar 1,633 mencerminkan bahwa walaupun variabel independen bernilai nol, maka nilai stuktur modal tetap sebesar 1,633.
  2. Koefisien pertumbuhan penjualan (X1) sebesar -0,875 artinya setiap perubahan pertumbuhan penjualan sebesar 1 satuan maka akan memberikan dampak penuruan dalam hal pertumbuhan penjualan sebesar -0,875.
  3. Koefisien pertumbuhan perusahaan (X2) sebesar 0,233 artinya setiap perubahan pertumbuhan perusahaan sebesar 1 satuan maka akan memberikan dampak kenaikan dalam hal pertumbuhan perusahaan sebesar 0,233.
  4. Koefisien ukuran perusahaan (X3) sebesar 0,005 artinya setiap perubahan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan maka akan memberikan dampak kenaikan ukuran perusahaan sebesar 0,005.

Uji Hipotesis

Uji F

Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau Uji F adalah sebagai berikut:

R-squared 0.724315 Mean dependent var 1.396697
Adjusted R-squared 0.692505 S.D. dependent var 0.706813
S.E. of regression 0.391943 Akaike info criterion 1.088166
Sum squared resid 3.994106 Schwarz criterion 1.274992
Log likelihood -12.32249 Hannan-Quinn criter. 1.147933
F-statistic 22.77020 Durbin-Watson stat 1.885353
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 6.

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Prob. (F-statistic) yaitu 0,000000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat struktur modal

Uji t

Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau Uji F adalah sebagai berikut:

Dependent Variable: STRUKTUR_MODAL
Method: Least Squares
Date: 09/23/20 Time: 15:15
Sample: 1 30
Included observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.633506 1.281689 1.274495 0.2138
PERT_PENJUALAN -0.875173 0.109656 -7.981069 0.0000
PERT_PERUSAHAAN 0.233636 0.212787 1.097982 0.2823
UKURAN_PERUSAHAAN 0.005801 0.042965 0.135021 0.8936
R-squared 0.724315 Mean dependent var 1.396697
Adjusted R-squared 0.692505 S.D. dependent var 0.706813
S.E. of regression 0.391943 Akaike info criterion 1.088166
Sum squared resid 3.994106 Schwarz criterion 1.274992
Log likelihood -12.32249 Hannan-Quinn criter. 1.147933
F-statistic 22.77020 Durbin-Watson stat 1.885353
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 7.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Nilai koefisien dari variabel pertumbuhan penjualan adalah -0,87, yaitu bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap variabel struktur modal. Diketahui nilai probabilitas statistik t dari variabel pertumbuhan penjualan adalah 0,0000, yaitu < 0,05, maka variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel struktur modal, pada tingkat signifikansi 5%.
  2. Nilai koefisien dari variabel pertumbuhan perusahaan adalah 0,23 , yaitu bernilai positif. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel struktur modal. Diketahui nilai probabilitas statistik t dari variabel pertumbuhan perusahaan adalah 0,2823, yaitu > 0,05, maka variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel struktur modal, pada tingkat signifikansi 5%.
  3. Nilai koefisien dari variabel ukuran perusahaan adalah 0,00, yaitu bernilai positif. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel struktur modal. Diketahui nilai probabilitas statistik t dari variabel ukuran perusahaan adalah 0,8936, yaitu > 0,05, maka variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel struktur modal, pada tingkat signifikansi 5%.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kontribusi dari seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Disajikan sebagai berikut :

R-squared 0.724315 Mean dependent var 1.396697
Adjusted R-squaredS.E. of regression 0.6925050.391943 S.D. dependent var Akaike info criterion 0.7068131.088166
Sum squared resid 3.994106 Schwarz criterion 1.274992
Log likelihood -12.32249 Hannan-Quinn criter. 1.147933
F-statistic 22.77020 Durbin-Watson stat 1.885353
Prob(F-statistic) 0.000000
Table 8.

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi (R squared) sebesar R2 = 0,724. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa pertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan mampu mempengaruhi/menjelaskan struktur modal secara simultan aatau bersama-sama sebesar 72,4%.

B. Pembahasan

Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh Parsial Terhadap Struktur Modal.

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara parsial, diperoleh hasil bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Hal ini dapat diartikan bahwa jika pertumbuhan penjualan terus bertumbuh membutuhkan pendanaan modal untuk mengembangkan perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [5] yang mangatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh secara negatif dan signifikan. dikatakan bahwa pertumbuhan penjualan yang meningkat memerlukan penambahan modal untuk mendukung pengembangan perusahaan namun tidak selalu dengan menggunakan pendanaan luar. Dari sisi kreditur, hal ini memiliki pengaruh pada kreditur yang akan melihat sisi pertumbuhan penjualan sebagai bahan acuan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang ditujunya.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh [6] yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Variabel pertumbuhan penjualan yang tidak signifikan terhadap struktur modal ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan sub sektor food and beverages memiliki tingkat penjualan yang bertumbuh secara rendah sehingga manajer lebih memilih untuk mengalokasikan dana pada sektor-sektor lain yang lebih perlu diperhatikan dan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat pendanaan dan pengaruh yang lebih besar terhadap pemilihan dalam memutuskan struktur modal yang digunakan. Dari sisi eksternal, hal ini akan mengakibatkan investor tidak tertarik untuk mempertimbangkan tingkat pertumbuhan penjualan untuk melakukan investasi pada perusahaan.

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara parsial diperoleh bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal pada sub sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Hal ini diartikan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi lebih memilih untuk menggunakan asetnya tanpa perlu menggunakan pendanaan luar atau hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [7] yang menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal. Pertumbuhan perusahan dengan pertumbuhan yang tinggi lebih menggunakan hasil dari laba untuk melakukan pendanaan perusahaan tanpa perlu memerlukan keputusan dalam hal struktur modal. Dalam hal lain, perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi cenderung menggunakan modal sendiri untuk kegiatan operasional perusahaan dan tidak perlu menggunakan pendanaan eksternal atau hutang, baik jangka pendek atau jangka panjang. Selain itu, perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi lebih suka untuk menggunakan laba ditahan sehingga tidak membebani perusahaan dalam hal struktur modal.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [8] yang dijelaskan bahwa peningkatan aset didukung dengan adanya peningkatan hutang atau pendanaan eksternal. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan meningkatkan jumlah aktiva yang dibutuhkan sehingga memerlukan dana yang lebih banyak untuk memenuhi aktiva tersebut.

Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara parsial diperoleh bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal pada sub sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Hal ini diartikan bahwa perusahaan besar lebih memilih untuk menerbitkan saham dibandingkan hutang dengan asumsi lebih menguntungkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [9] yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan yang akan menambah kapasitas maka akan memerlukan keputusan pendanaan dengan menggunakan laba dibandingkan dengan hutang, karena hutang merupakan beban yang akan menghambat perusahaan untuk berkembang dan menambah kapasitas. Lebih jauh, perusahaan lebih memilih mnerbitkan saham dibandingkan dengan menggunakan pendanaan hutang dengan asumsi penerbitan saham lebuh menguntungkan dan memiliki biaya yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan hutang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [10] yang menyatakan bahwa hal ini mengacu pada teori sinyal, dimana meningkatnya ukuran perusahaan maka akan diikuti dengan peningkatan struktur modalnya karena ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal yang positif bagi pihak luar untuk memberikan tambahan struktur modal sehingga struktur modal menjadi lebih besar.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini memiliki pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dijelaskan, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal,ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal,danpertumbuhan penjualan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal.

References

  1. M. S. Irham Fahmi, S.E., Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2015.
  2. P. D. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta, 2016.
  3. Y. Ria and P. Lestari, “Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal,” E-Jurnal Manaj. Univ. Udayana, vol. 4, no. 5, pp. 1238–1251, 2015.
  4. Rahmadani, R. P. Ananto, and W. Andriani, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan Dan Dividend Payout Ratio Terhadap Struktur Modal,” J. Akunt. Manaj., vol. 14, no. 1, pp. 82–103, 2019.
  5. N. A. Luh Putu Widayanti, Nyoman Triaryati, “Pengaruh Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan, Likuditas dan Pajak Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Pariwisata,” 2016.
  6. E. Maryanti, “Analisis Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia,” Ris. Akunt. dan Keuang. Indones., vol. 1, no. 2, pp. 143–151, 2016.
  7. C. Irawan, “Pengaruh Suku Bunga, Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Modal Dengan Moderasi Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia,” J. Chem. Inf. Model., vol. 7, no. 9, pp. 1689–1699, 2017, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
  8. S. W. Setiyani, D. Prawani, and R. K. Uba, “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran perusahaan, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Stuktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2016,” J. STIE Semarang, vol. 11, no. 2, pp. 15–30, 2019.