Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.5.2021.1636

Analysis of the Calculation of Fixed Assets Depreciation Methods Between PSAK and the Taxation Law and Its Implications for Financial Statements (Case Study at Pt. Prima Beton Bangun Persada).


Analisis Perhitungan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Antara PSAK Dan UU Perpajakan Serta Implikasinya Terhadap Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Pt. Prima Beton Bangun Persada).

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Penyusutan aktiva tetap Implikasi Laporan Keuangan

Abstract

In the face of a business world whose competition is getting tougher, a company is required to have a goal that will maintain the survival of the company, in achieving these goals, the company must be able to move the wheels of the company well, the goal of each company is to achieve optimal returns on the investment it invests. , while the investment is in the form of fixed assets. This study aims to determine the implications of the financial statements resulting from the existing depreciation method. The depreciation method used is the straight-line depreciation method, the double-declining balance depreciation method, and the total year depreciation method. The data used in this study are primary data, companies for the 2016 & 2017 financial reporting period. By using the straight-line depreciation method the implications in the Financial Statements, especially on the profit generated, experience and fluctuate or fluctuate packs that can go up or down, using the method double-declining balance depreciation the resulting profit experiences a fluctuating or variable impact, it can increase or decrease, and by using the depreciation method the number of years profit has a fluctuating impact but the depreciation value increases with this method the percentage difference is very large and cannot be used as a basis for determining cost of depreciation

Pendahuluan

Menghadapi dunia bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan harus mempunyai tujuan yang dapat menopang kelangsungan hidup perusahaan.Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus dapat memajukan operasional perusahaan dengan baik. Setiap investasi perusahaan adalah untuk mendapatkan pengembalian investasi terbaik, dan investasi dalam bentuk aset tetap [1] .

Sebuah perusahaan yang akan didirikan atau sudah didirikan harus mempunyai tujuan agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang artinya perusahaan tersebut dapat menjaga kelangsungan hidup dengan pencapaian tujuan yang optimal. Suatu tujuan dapat dilaksanakan dengan baik apabila perusahaan dikelola dengan baik pula, sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan dan ditetapkan oleh perusahaan, tujuan dalam suatu perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan, salah satu bentuk investasi dalam perusahaan adalah aktiva tetap yang sering digunakan dalam kegiatan perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai masa umur manfaat lebih dari satu tahun

Berbicara mengenai aktiva tetap Hal tersebut tidak lepas dari kebijakan dan metode depresiasi, karena seiring berjalannya waktu, nilai ekonomis aset tetap akan menurun karena digunakan, tergantung kebijakanperusahaan yang bersangkutan . Aktiva tetap merupakan alat yang penting dan pokok dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufakur yang kegiatannya melakukan proses produksi, karena pada perusahaan-perusahaan jenis ini aktiva tetap merupakan tulang punggung bagi aktivitas perusahaan sehari-hari. Aktiva tetap dimiliki perusahan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, sebab aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang dimiliki oleh perusahaan yang dimana masa manfaatnya lebih dari satu tahun . [2] .

Mengenai aktiva tetap tidak lepas dari kebijakan metode penyusutan dari aktiva tetap itu sendiri. Metode penyusutan yang akan dipakai tergantung dari kebijakan yang akan ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan harus mempertimbangkan benar-benar metode yang akan digunakan oleh perusahaan dalam menghitung penyusutan aktiva tetap. Perusahaan harus mempertimbangkan untung ruginya untuk masa yang akan datang, dalam penetuan metode penyusutan aktiva tetap, oleh karena itu beban penyusutan harus dialokasikan secara rasional dan sistematis agar sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum. Pemilihan metode penyusutan juga tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan.[3]. Dalam melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap dapat menggunakan metode penyusutan yang sesuai standar akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan.

[4]. Menurut manajemen perusahaan perhitungan penyusutan aktiva tetap dalam proses pencatatan dapat menggunakan 5 macam metode penyusutan yaitu : metode garis lurus (Straight Line Method), metode saldo menurun ganda (Double Declining Balance), metode jumlah angka tahun (Sum O/The Years Digits), metode jam jasa (Service Hours Method), metode hasil produksi (Productive Output - Method). Sedangkan menurut peraturan pajak yangberlaku hanya dapat digunakan 2 macam metode penyusutan aktiva tetap yaitu : metode garis.lurus (stright-line method) dan metode saldo menurun (DecliningBalance Method). [5] Perhitungan terhadap beban penyusutan aktiva tetap dapat menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) maupun peraturan Undang – Undang perpajakan. Standar Akuntansi Keuangan memperbolehkan memilih berbagai metode penyusutan. Namun dalam Undang-Undang perpajakan metode penyusutan yang diperbolehkan hanya metode garis lurus dan metode saldo menurun ganda untuk harta berwujud non bangunan, sedangkan untuk harta berwujud bangunan hanya boleh menggunakan metode garis lurus saja [6]

Dengan adanya perbedaan atas penerapan metode penyusutun tersebut akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PERHITUNGAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP ANTARA PSAK DAN UU PERPAJAKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN (Studi kasus pada PT. Prima Beton Bangun Persada)”

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan k ualitatif . Peneliti cenderung menggunakan pendekatan naturalistik untuk memahami suatu fenomena tertentu. Peneliti kualitatif berusaha mendapatkan pencerahan, pemahaman terhadap suatu fenomena dan ekstrapolasi pada keadaan yang sama.

Fokus Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menfokuskan untuk mengetahui implikasi terhadap laporan keuangan atas perbedan metode penyusutan aktiva tetap menurut PSAK dan UU Perpajakan, yang terdiri dari beberapa metode perhitungan aktiva tetap menurut PSAK dan UU Perpajakan, khusunya bagi pemilik perusahaan sekaligus dan manager keungannya

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan meminta kesediaan dari kepala keuangan PT. Prima Beton Bangun Persada. Setelah mendapatkan persetujuan dari semua pihak dalam hal ini adalah responden yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, maka peneliti segera melakukan survey yang lebih mendalam pada PT. Prima Beton Bangun Persada, menyangkut pemakain metode Aktiva Tetap yang digunakan.

Setelah survey dilakukan, maka peneliti melakukan evaluasi data yaitu dengan mengamati berbagai hal yang perlu untuk diamati berkaitan dan menyangkut pemakaian metode Aktiva Tetap yang digunakan yaitu melakukan observasi dan wawancara dengan responden yang sudah ditentukan.

Teknik yang digunakan untuk menilai reabilitas dan validitas dalam penelitian ini dalam dengan menggunakan triangulation test. Menurut Meleong triangulation test merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Didalam melakukan test ini agar lebih terarah hendaknya dilakukan selama masa pengumpulan data, artinya dalam proses pengumpulan data, artinya dalam proses pengumpulan data maka pada saat itu juga dilakukan analisis reliabilitas dan validitas dapat dieroleh data yang di inginkan.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Prima Beton Bangun Persada, tepatnya terletak di Jl. Raya Lebaniwaras KM 32.8 Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, telepon (031) 8986059, fax (031) 898855, email . Adapun dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian, dikarenakan PT. Prima Beton Bangun Persada dalam penggunan perhitungan metode penyusutan dirasa belum menemukan metode yang efektif dan efisien tepatnya Prima Beton Bangun Persada, diharapkan adanya penelitian ini mampu menjawab permasalahan yang ada pada perhitungan penyusutan Aktiva tetap, dengan perhitungan yang sesuai dengan standart yang berlaku.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer dana data Sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2015) Menjadi subyek dalam penelitian ini adalah segenap unsur yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan usaha di PT. Prima Beton Bangun Persada.

Konsep sampel berkaitan dengan pemilihan informasi harus mempertimbanggkan paling mengetahui masalah yang di kaji, informasi dalam penelitian ini.

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan dana yang diharapkan [7] . Teknik pengumpulan data yang digunakan dalampenelitian ini diantaranya adalah :

Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung mauun tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak perusahaan PT. Prima Beton Bangun Persada.

Observasi

Teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dengan cara pengmatan objek secara langsung dengan pelaksanaan magang kerja. Dalam penelitian ini, penulis melihat langsung mengenai kegiatan yang dilakukan oleh PT. Prima Beton Prima Beton Bangun Persada Persada.

Dokumentasi

Teknik pengumpulan data degan cara mencatat data dari dokumen atau laporan yang mendukung operasional perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip dari catatan-catatan yang ada pada PT. Prima Beton Bangun Persada yang berupa :

Uji Keabsahan Data

Aspek dalam nilai kebeneran pada metode kualitatif dilakukan dengan cara melakukan uji kredibilitas, uji kredibilitas dilakukan dengan tujuan akurasi data. Dalam melakukan uji keredibilitas ini penelitian menggunakan uji kredibilitas dengan cara triangulasi, yaitu suatu preoses uji keabsahan data yangmemberikan keyakinan pada peneliti bahwa data telah dikonfirmasikan pada sumber, metode, teori, dan antar peneliti lain serta dengan waktu yang berbeda.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Tringaluasi sumber adalah proses uji keabsahan data dengan cara melakukan konfirmasi data penelitian yang telah diperoleh kepada sumber yang berbeda [8] . Triangulasi sumber akan dilakukan pada perusahaan PT. Prima Beton Bangun Persada.

Teknik Analisis

Teknik analisis data merupakan proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh baik dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan – bahan lain, sehingga mudah untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Berbeda dengan penelitian kuantitatif dalam penelitian kualitatif penelitian lebih menekankan kepada pengguna metode – metode tang berbeda untuk dapat memahami, menganalisis, mengungkapkan fenomena dari suatu kejadian secara lebih natural, serta mencari jawaban atas pertanyaan yang menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya.

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik analisis data dilapangan dengan model Miles dan Hubermen ,bahwa dalam menggunakan analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.

Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu mereduksi data,menyajikan data dan menyimpan data.

Mereduksi Data ( Data Reduction)

Mereduksi data merupakan aktivitas analisis data dengan cara mengurangi data yang ada, yaitu dengan menyeleksi data yang telah diperoleh kemudian disesuaikan dengan rumusan masalah, tujuan, serta fokus penelitian. Pada tahapan mereduksi data, peneliti melakukan transkip wawancara kemudian menyusun hasil wawancara dengan sistematis yang dilakukan dengan pembuatan kode ( coding ). Proses pembuatan kode dalam penelitian tentunya dilakukan terhadap elemen kunci dari analisis hasil wawancara yang tertuang dalam transkip wawancara [11].

Menyajikan Data ( Data Display)

Data display merupakan aktivitas menampilkan data – data hasil dari data reduction pada laporan penelitian. Data yang ditampilkan berupa data petikan – petikan wawancara untuk tiap – tiap ide dalam topik – topik penelitian tersebut. Pada tahapan penyajian data, peneliti menyajikan data berupa naratif atau fenomena yang terjadi dengan disertai dengan kutipan wawancara sesuai dengan tema tertentu dalam penelitian. Tahap penyajian data ini dimaksudkan untuk dapat memberikan kemudahan serta dapat menyimpulkan hasil wawancara [14].

Conclusion Drawing/verification

Pada tahap ini peneliti dapat melakukan penarikan kesimpulan dan mewakili dan memverifikasi data yang telah disajikan. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tentunya melakukan pengevaluasian data dari data yang telah dikumpulkan, baik wawancara, dokumentasi, serta observasi. Dalam melakukan hal tersebut peneliti meneliti dari setiap data yang telah dikumpulkan, lalu peneliti melakukan penarikan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang ingin peneliti teliti[9].

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang penulis uraikan pada Bab III, melalui penelitian langsung terhadap perusahaan, penulis memperoleh data tentang metode penghitungan penyusutan aktiva tetap PT. Prima Beton Bangun Persada serta implikasinya terhadap lapoan keuangan PT. Prima Beton Bangun Persada mengidentifikasikan aktiva tetap sebagai aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun dahulu yang digunakan dalam operasi normal perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

Aktiva tetap pada PT. Prima Beton Bangun Persada

Aktiva tetap pada PT. Prima Beton Bangun Persada adalah aktivamilik perusahaan tidak digunakan untuk dijual kembali, tetapi digunakan untuk mendukung operasional perusahaan. PT. Prima Beton Bangun Persada memiliki kategori danijenisiasetitetapisebagaiiberikut:

Bangunan

Artinya, sebuah gedung digunakan sebagai tempat kegiatan usaha perusahaan , bangun tersebut dikelompokkan sebagai bagunan permanen

Inventaris Kantor

Artinya termasuk alat yang digunakan dalam operasi perusahaan, diantaranya daftar inventaris kantor

Mesin Dan Peralatan

Artinya alat bantu yang digunakan sebagai penunjang dalam semua aktivitas perusahaan, berikut daftar mesin dan Peralatan[10].

Berikut jenis kelompok aktiva tetap dari masa manfaat dan masing-masing aktiva tetap yang dimiliku oleh PT. Prima Beton Bangun Persada beserta nila dan tahun perolehan dari aktiva tetap PT. Prima Beton Bangun Persada

Analisis Data dan Hasil Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,pada pembahasanartikel ini,penulis hanya membahas tentang penyusutan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan usaha, oleh karena itu penulis hanya membahas biaya penyusutan yang dicatat sebagai biaya operasional tidak langsung dan pengaruhnya terhadap laba kotor Diperoleh oleh PT.Prima Beton Bangun Persada.

Implikasi pada laba jika penilaiana penyusutan aktiva tetap perusahaan dilakukan dengan metode garis lurus

Untuk menghasilkan laba maka perlu dilakukan perhitungan pendapatan dikurangi biaya operasional, dimana biaya operasional yang dimaksud adalah biaya operasional tidak langsung. Berikut hasil perhitungan laba bila metode depresiasi adalah metode depresiasi garis lurus.

Dapat dilihat dari data di atas bahwa dengan menggunakan metode penyusutan yang dianut oleh perusahaan, laba kotor yang dihasilkan dari biaya penyusutan yaitu metode penyusutan garis lurus sama dengan Rp 25.975.58.811 untukitahun 2016, kemudianipadaitahun 2017, mengalami dampak kenaikan laba sebesar 7%, dari tahun sebelumnya menjadi Rp 90.053.355.115. Dari data diatas bisa ikita lihat bahwa laba yang dihasilkan dengan metode garis lurus mengalami fluktuasi setiap tahunnya[13].

Implikasi pada laba jika penilaian penyusutan aktiva tetap perusahaan dilakukan dengan metode saldo ganda menurun

Berikut hasil perhitungan laba bila metode depresiasi adalah metode saldo menurun ganda.

Selain itu, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode penyusutan yang diterapkan oleh perusahaan, pendapatan yang dihasilkan dari beban penyusutan yaituimetodeipenyusutanigarisilurus adalah sebesar Rp 22.436.269.917,6 pada tahun 2016, sehingga laba yang dihasilkan pada tahun 2017 sebesar Rp. 86.972.869.946,6 meningkat 7% dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa laba yang dihasilkan dengan metode saldo menurun berfluktuasi setiap tahun [15].

Kemudian , karena menggunakan metode penyusutan yang berbeda dari sebelumnya maka keuntungan yang dihasilkan juga berbeda, seperti yang dapat kita lihat pada table di bawah ini. Tabel berikut adalah table perbandingan laba kotor antara metode depresiasi garis lurus dan metode depresiasi saldo menurun berganda.

Dari hasil data di atas terlihat bahwa keuntungan yang dihasilkan dengan metode garis lurus lebih besar daripada keuntungan yang dihasilkan metode depresiasi saldo menurun berganda sebesar Rp.6.619.794.061,8. Hal ini dikarenakan metode beban penyusutan garis lurus harus selalu sama setiap tahunnya, namun berbeda dalam laporan perusahaan karena aset pada tahun kedua bertambah dan memiliki nilai yang signifikan, sedangkan metode saldo menurun ganda menggunakan metode penyusutan. Pengeluaran di awal masa kerja lebih besar daripada di akhir masa layanan.[13].

Implikasi pada laba jika penilaiana penyusutan aktiva tetap perusahaan dilakukan dengan metode jumlah angka tahun

Berikut hasil perhitungan laba metode penyusutan untuk metode jumlah angka tahun Laba Kotor dengan metode jumlah angka tahun

Dari data di atas terlihat bahwa laba yang dihasilkan melalui biaya penyusutan dengan menggunakan metode penyusutan perusahaan (yaitu jumlah tahun) adalah sebesar Rp 29.163.933.841.1. Pada tahun 2016 berdampak pada tahun kedua beban meningkat 50% darinbeban penyusutan 2017.

Karena metode penyusutan yang digunakan berbeda dengan sebelumnya, maka keuntungan yang dihasilkan juga berbeda , seperti yang dapat kita lihat pada table di bawah ini. Tabel berikut adalah table perbandingan laba kotor antara metode penyusutan garis lurus dan metode jumlah tahun penyusutan.

Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa laba yang dihasilkan dengan metode jumlah tahun lebih tinggi Rp4.997.601.604 dari pada laba yang diperoleh dengan metode depresiasi garis lurus. Hal ini karena dengan metode tahun, biaya penyusutan pada awal masa pakai lebih besar dari pada akhir masa pakai, sehingga terjadi peningkatan laba di akhir masa pakai. Pada metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutan tahunan adalah sama, sehingga tidak banyak berdampak pada laba.

Untuk melihat perbandingan keseluruhan laba dari ketiga metode yang digunakan, berikut adalah table perba dingan selisih laba antara ketiga metode yang digunakan.

Disini terlihat bahwa setiap metode menghasilkan laba yang berbeda, karena biaya penyusutan yang dihasilkan juga berbeda. Diantara ketiga metode yang ada, metode penyusutan tahunan paling menguntungkan diantara ketiga metode yang ada, hal ini dikarenakan pada tahun-tahun awal tingkat pemanfaatan aset akan lebih tinggi, karena pada tahun-tahun awal produktivitas aset lebih tinggi dari padaitahun terakhir periode tersebut. Hal ini akan menyebabkan biaya penyusutan yang lebih tinggi di awalitahun dan di akhir masa manfaat aset, biaya penyusutan akan menjadi sangat rendah, dan laba akan lebih tinggi di akhir masa manfaat. Inilah alasan berakhirnya masa manfaat aset. Ini akan menghasilkan lebih banyak biaya penyusutan dan dengan demikian menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi [12].

Kesimpulan

Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

  1. Dampak Pada Laba Jika Penilaian Penyusutan Aset Tetap Perusahaan Dilakukan Dengan Metode Garis Lurus adalah laba yang dihasilkan dengan metode garis lurus mengalami fluktuasi setiap tahunnya Dengan kenaikan sebesar 7%, dan untuk beban penyusutan atau beban operasional mengalami penurunan pada tahun sebesar 7% .
  2. Dampak pada laba jika penilaian penyusutan aset tetap perusahan dilakukan dengan metode saldo menurun ganda adalah laba yang dihasilkan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dengan kenaikan sebesar 7%, dan untuk beban penyusutan atau beban operasional mengalami penurunan pada tahun sebesar 7% .
  3. Dampak pada laba jika penilaian penyusutan aset tetap dengan menggunakan metode jumlah angka tahun adalah mengalami kenaikan laba yang tidak konsisten. Dimana implikasi beban penyusutan pada laba yang diperoleh dari kenaikan tahun 2016 hingga tahun 2017 sama yaitu 50%, tidak terjadi bisa dijadikan dasar untuk menentukan biaya penyusutan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. Prima Beton Bangun Persada Tbk , penulis mengemukakan saran yang berhubungan dengan penilaian penyusutan aset tetap adalah sebagai berikut:

Bagi Penulis

Pada penelitian ini penulis seharusnya bisa lebih mempelajari tentang ketetapan undang-undang perpajakan karena ada kaitan nya dengan beban penyusutan aktiva tetap.

Bagi Perusahaan

Melihat dampak laba yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan, sebaiknya PT. Prima Beton Bangun Persada menggunakan metode penyusutan garis lurus dikarenakan laba yang diperoleh lebih konsisten dalam perubahan tidak terlalu rendah atau pun tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan perubahan laba yang perhitungan penyusutannya menggunakan metode saldo ganda menurun atau jumlah angka tahun.

Metode yang digunakan saat ini sudah tepat. Karena Perusahaan harus menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan tujuan perusahaan dengan memperhatikan beberapa factor seperti pelaporan keuangan kepada pemegang saham dan pihak external dan pelaporan pajak.

Bagi Pihak Lain

Pada penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk mengkaitkan fenomena penyusutan aktiva tetap ini dari berbagai sudut pandang tidak hanya dari laba saja, dan aktiva tetap yang diiteliti tidak hanya yang secara umum saja, bisa lebih detail pada aktiva tertentu agar menghasilkan penelitian yang lebih luas lagi cakupannya.

References

  1. Akbar, Rusdi. 2004. Akuntansi Pengantar. Jogjakarta. UPP STIM h.237.
  2. Firdaus, Dunia A. i2010. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia h.177.
  3. Hermawan, Sigit and Amirullah. (2016) METODE PENELITIAN BISNIS Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif. Media Nusa Creative, Malang. ISBN 9786026931382.
  4. IAI. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesi, Jakarta, Salemba Empat.
  5. Martini, Veronica, Wardhani dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 2, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat.
  6. Purwaji, Wibowo dan Sri. 2015. Akuntansi Pengantar 2, Jakarta, Cikal Sakti.
  7. Pramesti, Sapna. 2009. Analisa penerapan kebijakan akuntansi aset tetap dan pengaruhnya terhadap peningkatan laba perusahaan pada PT. Sermani steel di makassar.
  8. Rudianto.2012. Pengantar Akuntansi. Dalam Suryadi Saat (ed), Aset Tetap (hlm 260). Erlangga. Jakarta.
  9. Rudianto.2012. Pengantar Akuntansi. Dalam Suryadi Saat(ed), Aset Tetap (hlm 261). Erlangga. Jakarta.
  10. Rudianto.2012. Pengantar Akuntansi. Dalam Suryadi Saat (ed), Aset Tetap (hlm 17-22). Erlangga. Jakarta.
  11. Syafri, SoyanHarapan. 1994. Akuntansi Aktiva tetap. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. H.23.
  12. Syarah Sanschia Risky Fauzi, Analisis metode penyusutan aktiva tetap dan dampaknya pada laba perusahaan PT. Bahari Lestari Medan, 2018, skripsi, universitas muhammadiyah Sumatera Utara, Medan.
  13. Syuroya, Elly Fahimsah. 2016. Analisis Pengakuan, pengukuran, peyajian dan pengungkapan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAK 16, Malang, Nim 12520021.
  14. Widyawati, Herydan Lekok. 2011. Akuntansi Keuangan Menengah 2. Jakarta: Bumi Akasara h.2.
  15. WinstoniPontoh. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Penerbit Moeka. Jakarta Barat. h. 358.