Abstract
Pijat bayi merupakan bentuk pengungkapan rasa kasih sayang orang tua dengan bayi lewat sentuhan halus pada kulit, dimana semua itu memiliki manfaat bagi bayi. Berdasarkan data di desa Sruni, masih terdapat bayi yang berat badannya kurang dari batas normal karena tidak nafsu makan. Desain penelitian dilakukan secara deskriptif tanpa uji statistik dengan populasi 20 ibu yang mempunyai bayi usia 3 bulan-1 tahun di Tata Spa Sukodono, seluruh populasi dijadikan subjek penelitian, menggunakan data sekunder dengan format pengumpulan data melihat dibuku register Tata Spa Sukodono. Data dianalisis secara deskriptif tanpa uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pijat bayi yang rutin lebih banyak (85.8%) terdapat pada ibu yang tidak bekerja dan pelaksanaan pijat bayi yang tidak rutin lebih banyak (66.7%) terdapat pada ibu yang bekerja. Simpulan penelitian sebagian besar ibu tidak bekerja, pelaksanaan pijat bayi yang rutin lebih banyak terdapat pada ibu yang tidak bekerja dibanding dengan ibu yang bekerja.
Pendahuluan
Pijat bayi merupakan salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan halus pada kulit. Sentuhan dan kasih sayang orang tua adalah kebutuhan dasar untuk bayi, dimana semua itu mempunyai manfaat yang luar biasa bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sentuhan dan pijatan lembut untuk bayi merupakan sebuah stimulasi yang penting dalam proses tumbuh kembang bayi. Bayi yang mendapatkan stimulus yang tepat dan teratur akan lebih cepat proses tumbuh kembangnya dibandingkan dengan bayi yang kurang atau tidak terstimulus dengan tepat dan teratur [1].
Manfaat dari pijat bayi ini antara lain dapat membantu bayi tidur lelap, menjaga imunitas bayi agar tidak mudah sakit, mengurangi rasa kembung dan sakit perut pada bayi, mempererat hubungan batin antara orang tua dan bayinya (bounding), membuat bayi lebih tenang, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, meningkatkan nafsu makan bayi, membuat bayi ceria dan lebih aktif [2].
Pada bayi yang akan dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang dapat menyebabkan peningkatan kadar enzimpenyerapan gastrin dan insulin. Setelah mengalami peningkatan kadar enzim dengan demikian, penyerapan makanan menjadi lebih baik. Hal tersebut yang menyebabkan mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat [3].
Pijat merupakan terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular turun-temurun sesuai daerah masing-masing dengan kebudayaan yang bermacam-macam. Pijat adalah salah satu pengobatan yang sudah diterapkan sejak jaman dahulu lamanya, bahkan ilmu ini sudah diperkirakan telah dikenal sejak awal ketika manusia diciptakan di dunia, hal ini mungkin dikarenakan pijat memiliki hubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia [4].
Pijat merupakan salah satu bentuk dari terapi sentuh yang berfungsi sebagai salah satu teknik pengobatan penting. Menurut penelitian modern, pijat bayi secara rutin akan membantu tumbuh kembang fisik dan emosi bayi, disamping mempertahankan kesehatannya, yang pasti manfaat pijat bayi tidak hanya dirasakan oleh si kecil saja tapi demikian juga oleh orang tua [5].
Pijat dapat juga dilakukan pada bayi, seperti yang sering dilakukan pada zaman dahulu di banyak negara termasuk Indonesia. Cara pijat masyarakat di pedesaan masih tradisional/masih kuno, masyarakat di pedesaan sering memanggil dukun pijat atau para nenek yang ahli pijat sering kali diutus untuk melakukan pemijatan pada bayi dengan tujuan yang berbeda-beda. Para ahli medis mulai mencari lebih banyak manfaat pijat bayi yang ditinjau dari bidang kedokteran [6].
Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang pijat bayi maka dapat menerapkan pijat secara rutin. Serta pengetahuan tentang pijat bayi yang dapat merangsang stimulasi bayi dalam peningkatan imun agar bayi tidak mudah sakit, tidur nyenyak, tidak rewel, dan tidak gelisah karena ada sentuhan langsung ke kulit bayi bisa untuk melakukan pijat bayi [7].
Namun sayangnya masih banyak mitos-mitos dimasyarakat khususnya pada perawatan bayi yang tetap dipercaya, contohnya : masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk melakukan pemijatan secara rutin kepada bayinya apalagi diawal-awal kelahirannya karena mereka beranggapan bahwa bayi tidak boleh sering dipijat, badannya masih lemah atau alasan lain yangtidak pernah dibuktikan kebenarannya. Padahal sentuhan pada bayi awal-awal kelahirannya bisa memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan bayi [8].
Metode Penelitian
Dari hasil data survei Bidan Rumiati di desa Sruni tanggal 18 April 2020, didapatkan hasil dari data kohort bayi dan balita pada tahun 2019-2020 bulan Maret, dari 20 bayi terdapat 9 bayi yang berat badannya kurang dari batas normal. Seharusnya dapat dilakukan pijat bayi sebagai alternatif untuk meningkatkan berat badan bayi, karena salah satu manfaat dari pijat bayi yakni dapat meningkatkan nafsu makan bayi. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat bayi yang berat badannya kurang dari batas normal karena tidak nafsu makan, maka dapat dilakukan pijat bayi sehat secara rutin agar membantu meningkatkan nafsu makan serta beran badan bayi dan masih banyak manfaat lainnya untuk tumbuh kembang bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Menggunakan populasi 20 ibu yang mempunyai bayi usia 3 bulan-1 tahun di Tata Spa Sukodono, seluruh populasi dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder, instrument yang digunakan adalah format pengumpulan data melihat dibuku register Tata Spa Sukodono. Data dianalisis secara deskriptif tanpa uji statistik.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Usia Bayi | Frekuensi | Persentase (%) |
3-6 bulan | 9 | 45 |
7-9 bulan | 8 | 40 |
10-12 bulan | 3 | 15 |
Total | 20 | 100 |
Usia Ibu | Frekuensi | Persentase (%) |
<20 tahun | 0 | 0 |
20-35 tahun | 18 | 90 |
>35 tahun | 2 | 10 |
Total | 20 | 100 |
Berat Badan Bayi | Frekuensi | Persentase (%) |
Kurang | 0 | 0 |
Sesuai | 20 | 100 |
Lebih | 0 | 0 |
Total | 20 | 100 |
Paritas Ibu | Frekuensi | Persentase (%) |
1 | 9 | 45 |
>1 | 11 | 55 |
Total | 20 | 100 |
Pendidikan Ibu | Frekuensi | Persentase (%) |
Rendah (SD, SMP sederajat) | 0 | 0 |
Menengah (SMA sederajat) | 16 | 80 |
Tinggi (PT) | 4 | 20 |
Total | 20 | 100 |
Pekerjaan Ibu | Frekuensi | Persentase (%) |
Bekerja | 6 | 30 |
Tidak Bekerja | 14 | 70 |
Total | 20 | 100 |
Pelaksanaan Pijat Bayi | Frekuensi | Persentase (%) |
Rutin | 14 | 70 |
Tidak Rutin | 6 | 30 |
Total | 20 | 100 |
Pekerjaan Ibu | Pelaksanaan Pijat Bayi | Jumlah | |
Rutin | Tidak Rutin | ||
Bekerja | 2 (33.3%) | 4 (66.7%) | 6 (100%) |
Tidak Bekerja | 12 (85.8%) | 2 (14.2%) | 14 (100%) |
Jumlah | 14 | 6 | 20 |
Pembahasan
Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi
Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memijatkan bayinya secara rutin di Tata Spa Sukodono-Sidoarjo. Hal ini bisa disebabkan hasil penelitian paritas ibu yaitu >1 anak. Oleh karena itu sebagian ibu telah memiliki pengalaman memijatkan bayinya dari anak sebelumnya. Selain itu Tata Spa melakukan promosi pijat bayi melalui berbagai media sosial (instagram, facebook, whatsapp), banner, dan kartu nama untuk menarik lebih banyak pelanggan, tarifnya pun terjangkau oleh masyarakat sekitar. Pelanggan baru yang belum mempunyai pengalaman memijatkan bayinya di Tata Spa akan dijelaskan lebih lanjut mengenai manfaat, tujuan, dan hal-hal yang dilakukan sebelum memijat bayi. Bayi yang dipijatkan secara rutin dan sudah ke-3 kalinya berkunjung setiap bulan, akan diberikan souvenir berupa minyak pijat aromaterapi sebagai bentuk reward terhadap bayi dan juga ibu yang rutin memijatkan bayinya di Tata Spa. Kunjungan ulang untuk pijat bayi secara rutin di Tata Spa Sukodono-Sidoarjo yakni setiap 1 bulan sekali.
Gambaran Pekerjaan Ibu
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar (70%) ibu tidak bekerja di Tata Spa Sukodono-Sidoarjo. Hal ini disebabkan karena sebagian ibu yang tinggal didaerah sekitar Sukodono memang adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan, sedangkan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga adalah suaminya, sehingga ibu bisa fokus mengurus bayinya dan kegiatan di rumah lainnya.
Abu A’la al-Maududi menjelaskan dalam bukunya al-Hijab, bahwa peran wanita dalam islam hanyalah menjadi ibu rumah tangga. Oleh karena itu, jika suami termasuk orang yang mampu bekerja dan berusaha, kewajiban seorang istri hanyalah mengatur dan mengurus urusan rumah tangga.
Pekerjaan mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk perilaku pijat bayi. Ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) memiliki waktu luang untuk memijatkan bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja diluar rumah [9].
Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi Ditinjau dari Pekerjaan Ibu di Tata Spa Sukodono
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa pelaksanaan pijat bayi yang rutin lebih banyak terdapat pada ibu yang tidak bekerja dibanding dengan ibu yang bekerja. Sedangkan pelaksanaan pijat bayi yang tidak rutin lebih banyak terdapat pada ibu yang bekerja dibanding dengan ibu yang tidak bekerja.
Hal ini diperkuat dengan teori dari Notoatmodjo (2011) pekerjaan mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk perilaku pijat bayi. Ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) memiliki waktu luang untuk memijatkan bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja diluar rumah.
Abu A’la al-Maududi menjelaskan dalam bukunya al-Hijab, bahwa peran wanita dalam islam hanyalah menjadi ibu rumah tangga. Oleh karena itu, jika suami termasuk orang yang mampu bekerja dan berusaha, kewajiban seorang istri hanyalah mengatur dan mengurus urusan rumah tangga. Muhammad al-Sayyed al-Za’balawi juga mempunyai pendapat yang hampir sama dengan pendapat diatas. Beliau menjelaskan bahwa islam tidak menuntut untuk seorang wanita bekerja, sebagaimana halnya laki-laki. Wanita sebagai anak perempuan, seorang saudara perempuan, seorang istri atau seorang ibu, tidak diwajibkan bekerja untuk menafkahi dirinya atau menafkahi orang lain, berbagai keperluan hidup mereka wajib ditanggung oleh bapak, saudara laki-laki atau suami. Sehubungan dengan pendapat diatas, Beliau mengatakan bahwa seorang ibu yang berada di rumah sedang melaksanakan tugas-tugas rumah tangganya tidak dapat dikategorikan sebagai seseorang yang tidak bekerja atau pengangguran ataupun menjadi beban bagi suaminya, karena mengurus pekerjaan rumah tangga, memikul sendiri kewajiban tugas rumah tangga, serta bersabar dalam mengurus pekerjaan rumah tangga, itu semua akan dihitung sebagai amal saleh bagi seorang muslim jika niatnya sudah benar dan tetap berada dijalan Allah SWT [10].
Kesimpulan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang masuk kedalam kategori faktor yang mempengaruhi pijat bayi yang ditinjau dari pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga memiliki peluang untuk mengetahui tentang pijat bayi, tetapi terkadang mereka tidak memiliki waktu untuk memijatkan bayinya karena terhalang oleh pekerjaannya, sebagian ibu meskipun sibuk bekerja tetapi tetap menyempatkan rutin memijatkan bayinya untuk kebutuhan bayinya. Sedangkan ibu yang tidak bekerja sebagian tidak banyak yang mengetahui tentang pijat bayi namun sebagian ada yang mengetahui dan memiliki pengalaman memijatkan bayinya dari anak sebelumnya, mendapat informasi melalui berbagai media sosial (instagram, facebook, whatsapp), banner, dan kartu nama. Pelanggan baru yang belum mempunyai pengalaman memijatkan bayinya di Tata Spa akan dijelaskan lebih lanjut mengenai manfaat, tujuan, dan hal-hal yang dilakukan sebelum memijat bayi. Bayi yang dipijatkan secara rutin dan sudah ke-3 kalinya berkunjung setiap bulan, akan diberikan souvenir berupa minyak pijat aromaterapi sebagai bentuk reward terhadap bayi dan juga ibu yang rutin memijatkan bayinya, tarifnya pun terjangkau oleh masyarakat sekitar, sehingga banyak ibu yang tertarik datang untuk memijatkan bayinya di Tata Spa Sukodono karena mereka memiliki banyak waktu untuk memijatkan bayinya.
Pengalaman pijat bayi ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru baik secara langsung maupun tidak langsung bagi orang tua dan bayi. Pijat bayi sehat secara rutin setiap 1 bulan sekali mempunyai banyak manfaat bagi tumbuh kembang bayi salah satunya yakni dapat merangsang stimulasi bayi dalam peningkatan imun, bayi tidak akan mudah terserang penyakit, nafsu makan bayi meningkat, berat badan bayi meningkat, tidurnya menjadi lebih nyenyak sehingga esok hari saat bangun bayi menjadi lebih bugar dan rileks, tidak rewel, dan masih banyak lagi.
Sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 3 bulan-1 tahun di Tata Spa Sukodono-Sidoarjo memijatkan bayinya secara rutin. Sebagian besar ibu di Tata Spa Sukodono-Sidoarjo tidak bekerja. Pelaksanaan pijat bayi yang rutin lebih banyak terdapat pada ibu yang tidak bekerja dibanding dengan ibu yang bekerja.
References
- Syaukani, A. 2015.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
- Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Trubus Agrowida
- Aminati, D.2013.Pijat dan Senam untuk Bayi dan Balita.Yogyakarta: Briliant Books
- Notoatmodjo, S.2011.Kesehatan Masyarakat, Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta
- Al-Musayyar, M.2008.Islam Bicara Soal Seks, Percintaan & Rumah Tangga. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.