Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.6.2022.1595

The Role of Teachers in Teaching and Learning from Home Through TVRI Broadcasts and Whatsapp Groups


Peran Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar dari Rumah Melalui Siaran TVRI dan Whatsapp Group

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

The role of the teacher home learning activities distance learning media far away elementary students

Abstract

This research is motivated by the Covid-19 pandemic. With the Covid-19 pandemic, all educational arrangements have changed. The educational system has undergone changes in accordance with the direction of the Government, namely implementing Distance Learning). This distance learning is carried out to break the chain of transmission of the covid-19 virus. SDN Durungbanjar Candi has a policy for different teaching and learning activities at each grade level. The research was conducted in grades 1 to 6 of SDN Durungbanjar Candi. Class 1 to 3 the learning process through TVRI broadcasts. The use of TVRI broadcasts in learning is considered easy to apply to lower classes who are not trusted to have their own cellphones or are still under full supervision by parents. In grades 4 to 6 the learning process is through the whatsapp grub application. The use of the whatsapp grub application is considered easy to implement and easy to convey communication. The research instruments used were interviews and documentation. The data collection technique used was in-depth interviews with several summons and documentation (Triangulation of Resources). Data analysis techniques are data reduction, data presentation, verification and conclusion. The role of teachers in teaching and learning activities from home starts from planning, implementing, and assessing learning. The three indicators were achieved well except during class discussions through Whatsapp Groups, this was because gathering all students to go online together and discussing was still difficult. The obstacles experienced by teachers in implementing activities from home include the presence of underprivileged students so that they do not have their own cellphones, this makes it difficult for students to accept learning from teachers, students do not have internet quotas and there are students who cannot understand the learning videos that have been given by the teacher.

PERAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DARI RUMAH MELALUI SIARAN TVRI DAN WHATSAPP GROUP

Auliana Fitri Yani 1) , Enik Setiyawati , M.Pd ,2 )

1) Prog ram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar , Universitas Muhammadiyah Sidoarjo , Indonesia

*Email Penulis Korespondensi:

Abstract . This research is motivated by the Covid-19 pandemic. With the Covid-19 pandemic, all educational arrangements have changed. The educational system has undergone changes in accordance with the direction of the Government, namely imp lementing Distance Learning ). This distance learning is carried out to break the chain of transmission of the covid-19 virus. SDN Durungbanjar Candi has a policy for different teaching and learning activities at each grade level. The research was conducted in grades 1 to 6 of SDN Durungbanjar Candi. Class 1 to 3 the learning process through TVRI broadcasts. The use of TVRI broadcasts in learning is considered easy to apply to lower classes who are not trusted to have their own cellphones or are still under full supervision by parents. In grades 4 to 6 the learning process is through the whatsapp grub application. The use of the whatsapp grub application is considered easy to implement and easy to convey communication. The research instruments used were interviews and documentation. The data collection technique used was in-depth interviews with several summons and documentation (Triangulation of Resources). Data analysis techniques are data reduction, data presentation, verification and conclusion. The role of teachers in teaching and learning activities from home starts from planning, implementing, and assessing learning. The three indicators were achieved well except during class discussions through Whatsapp Groups, this was because gathering all students to go online together and discussing was still difficult. The obstacles experienced by teachers in implementing activities from home include the presence of underprivileged students so that they do not have their own cellphones, this makes it difficult for students to accept learning from teachers, students do not have internet quotas and there are students who cannot understand the learning videos that have been given by the teacher.

Keywords: The role of the teacher, home learning activities, distance learning media far away, elementary students

Abstrak . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pandemi Covid-19. Dengan adanya pandemi covid-19 semua tatanan pendidikan mengalami perubahan. Tatanan pendidikan mengalami perubahan yang sesuai dengan arahan dari Pemerintah yakni melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran jarak jauh ini dilakukan untuk memutus rantai penularan virus covid-19. Di SDN Durungbanjar Candi mempunyai kebijakan dalam kegiatan proses belajar mengajar yang berbeda-beda pada setiap jenjang kelas. Penelitian dilakukan pada kelas 1 sampai 6 SDN Durungbanjar Candi. Kelas 1 sampai 3 proses pembelajaran melalui siaran TVRI. Penggunaan siaran TVRI dalam pembelajaran dianggap mudah untuk diterapkan pada kelas rendah yang belum dipercaya memilik handphone sendiri atau masih dalam pengawasan penuh oleh orang tua. Kelas 4 sampai 6 proses pembelajaran melalui Whatsapp Group . Penggunaan aplikasi Whatsapp Group dianggap mudah untuk diterapkan dan mudah untuk menyampaikan komunikasi. Instrument penelitian yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam pada beberapa sumper dan dokumentasi (Trianggulasi Sumber). Teknik analisis data reduksi data, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar dari rumah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Ketiga indikator tercapai dengan baik kecuali pada saat diskusi kelas melalui Whatsapp Group, hal ini dikarenakan mengumpulkan seluruh siswa untuk online secara bersama-sama dan berdiskusi masih sulit. Kendala yang dialami oleh guru dalam penerapan kegiatan dari rumah meliputi adanya siswa yang kurang mampu sehingga tidak memiliki handphone sendiri, hal ini membuat siswa kesulitan dalam menerima pembelajaran dari guru, Siswa tidak memiliki kuota internet dan a danya siswa yang kurang bisa memahami video pembelajran yang telah diberikan oleh guru.

Kata Kunci : Peran guru, Kegiatan belajar dari rumah, Media pembelajaran jarak

jauh, Siswa SD

Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memaksa semua aktivitas dilakukan di rumah, termasuk proses belajar mengajar. Menteri Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa darurat Coronavirus Disease (COVID-19) maka kegaiatan belajar dilakukan secara daring (online) dalam rangka pencegahan penyebaran coronavirus disease (COVID0- 19). Guru dan siswa melakukan proses belajar mengajar dari rumah masing-masing. Hal ini dilakukan demi membantu pemerintah dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Kegiatan ini sudah berjalan dalam dua bulan terakhir sejak ditetapkannya peraturan pemerintah pada tanggal 16 Maret 2020. Dengan ditetapkannya peraturan dari pemerintah untuk belajar dari rumah, proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan sisitem daring. Pembelajaran online atau daring adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti [1]. hal ini tentu akan menambah pengalaman baru bagi siswa yang selama ini mendapatkan pembelajaran hanya dari sekolah saja.

Terkait belajar dari rumah, Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, guru pun dipastikan untuk mengajar dari rumah demi keamanan bersama. Demi tercapainya kesuksesan dalam program ini, peran serta pihak-pihak terkait seperti orang tua diharapkan bisa mendampingi dan mengawasi anaknya dalam belajar di rumah masing-masing, karena ketika anak pegang handphone dirumah tanpa pengawasan orang tua, mereka cenderung tidak fokus dengan pembelajaran melainkan lebih cenderung untuk memainkan game yang ada di handphone tersebut. Unutk itu peran orang tua sangat berpengaruh terhadap pencapaian siswa dalam menerima materi dari guru, karena guru hanya membantu memberikan bahan ajar dan lain – lainnya sedangkan yang mengawasi siswa tersebut apkah benr – benar belajar atau tidak merupkan tanggung jawab orang tua. Pembelejaran jarak jauh ini dilakukan agar anak usia dasar mbisa mengerti kondisi yang dialami oleh asyarakat maupun di lingkungan sekitar mereka.

Dari hasil wawancara peneliti dengan seluruh guru kelas mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 di SDN Durungbanjar pada tanggal 15 Mei 2020, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas 1 sampai dengan kelas 3 menggunakan penugasan melalui siaran televisi dengan menyimak tayangan TVRI, mengerjakan LKS, dan buku paket tema, hal ini dilakukan karena dalam satu kelas tidak semua siswa yang ketika di rumah memiliki handphone sendiri dan siswa yang memiliki keterbatasan akses internet, sedangkan kegiatan pembelajaran kelas 4 sampai dengan kelas 6 menggunakan pembelajaran daring dari group whatsapp kelas masing-masing, mengerjakan LKS, dan buku paket tema, hal ini dikarenakan untuk kelas tinggi sudah bisa menggunakan handphone untuk melakukan kegiatan belajar.

Berbagai macam cara guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswanya dari rumah masing-masing, penggunaan siaran televisi dan Whatsapp Group sangat efektif untuk melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing siswa. Media televisi memudahkan semua siswa untuk tetap belajar termasuk bagi siswa yang memiliki keterbatasan akses internet, tidak memiliki akses internet, kesulitan menggunakan platform teknologi, hingga keterbatasan dana untuk kuota internet atau pulsa. TVRI merupakan saluran gratis yang bisa dinikmati masyarakat di berbagai daerah, dan bisa dimanfaatkan oleh siswa, guru, dan orang tua untuk membantu pembelajaran dari rumah selama pandemi Covid-19. Siaran televisi merupakan siaran yang bekerjasama antara Televisi Nasional TVRI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menjamin keberlangsungan akses pembelajaran yang berkualitas dan menambah atau menguatkan bahan materi pembelajaran bagi siswa. Siaran televsi TVRI adalah siaran yang memuat pelajaran berdasarkan kelas dan jenjang pendidikannya sesuai dengan jadwal (Terlampir). Pada siaran tersebut siswa diminta menyimak tayangan secara seksama serta menjawab pertanyaan tersebut. Siaran TVRI tersebut bersifat wajib untuk disaksikan oleh siswa dengan target siswa dapat menjawab pertanyaan serta mengumpulkan hasil jawaban tersebut melalui whatsapp guru jalur pribadi atau dating langsung ke sekolah dengan bantuan orang tua.

Penggunaan aplikasi Whatsapp Group kelas sangat efektif untuk melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing siswa, karena aplikasi whatsapp sudah tersedia di semua handphone dengan merk apapun, siswa tidak perlu download aplikasi tambahan untuk melakukan kegiatan pembelajaran cukup menggunakan aplikasi whatsapp dan guru membuat group kelas di aplikasi tersebut, sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak kuota internet dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Salah satu contoh proses pembelajaran melalui aplikasi whatsapp grup kelas langkah – langkahnya yang pertama Guru memberikan video tentang materi yang sesuai dengan tema hari itu untuk dipelajari oleh siswa dan kemudian guru memberikan penugasan sesuai materi yang diberikan. Sebelum guru memberikan penugasan terlebih dahulu guru memberikan kisi – kisi kepada siswa untuk dijadikan acuan dalam pengerjaan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Cara pengumpulan tugas juga tergolong cukup mudah yaitu hanya dengan mengambil gambar dari tugas mereka kemudian dikirimkan ke dalam aplikasi whatsapp grup yang sudah tersedia di handphone mereka.

II. Metode

Penelitin ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus (case study). Penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus [2]. Alat pengumpulan data atau instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang langsung terjun ke lapangan [3]. Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif adalah sesuatu yang mutlak, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpul data [4]. Peneliti melakukan interaksi dengan partisipan secara tidak langsung, melalui rekaman suara untuk wawancara, dan capture dokumen kegiatan belajar mengajar dari WhatsApp Group, partisipan dalam hal ini adalah guru kelas SDN Durungbanjar Candi [5]. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Hubberman, yang meliputi penyajian data, reduksi data, verifikasi dan kesimpulan. Instrumen yang valid akan dapat digunakan untuk mengambil data yang benar sehingga kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan [6].

III. Hasil

Berdasarkan hasil wawancara, dan dokumentasi dapat disajikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Penelitian Menggunakan Media Siaran TVRI

No Indikator Aspek Hasil
Wawancancara Dokumen Ket
1 Perencanaan pembelajaran Guru mengintegrasikan materi pada siaran TVRI dengan buku panduan/ modul/ RPP yang telah disusun sebagai acuan pembelajaran. Kredibel
Guru mengintegrasikan materi yang ada dalam siaran TVRI dengan bahan ajar berupa buku paket dan LKS. Kredibel
Guru membuat bahan ajar berupa materi/video pembelajaran meskipun sudah terdapat materi/video pembelajaran pada siaran televisi TVRI. Kredibel
Guru memberikan kisi-kisi soal penugasan/ kuis/ ujian selesai anak melihat tayangan di siaran televise TVRI. Kredibel
2 Pelaksanaan pembelajaran Guru menyampaikan materi pembelajaran lagi setelah anak menyaksikan siaran TVRI. Kredibel
Guru membentuk diskusi kelompok mata pelajaran setelah siswa menyaksikan siaran TVRI. _ _ Kredibel, tetapi tidak valid
Guru memberikan tugas/ kuis/ ujian baik kelompok atau mandiri setelah siswa menyaksikan program siaran TVRI. Kredibel
Guru memeriksa tugas/ kuis/ ujian baik kelompok atau mandiri yang diunggah siswa. Kredibel
3 Penilaian pembelajaran Guru memberikan umpan balik yang merupakan hasil penilaian tugas/ kuis/ ujian. Kredibel
Guru mereview atau merangkum pembelajaran setelah anak menyaksikan siaran TVRI. Kredibel

Berdasarkan Tabel 1. semua indikator yang dilakukan semua datanya kredibel atau dapat dipercaya kecuali satu indikator yang menyatakan tentang guru membuat diskusi kelompok datanya tidak kredibel, karena selama pembelajaran daring melalui siaran televise TVRI guru tidak membentuk kelompok belajar. Hal ini terbukti dengan adanya data dari hasil wawancara dan dokumentasi menunjukkan bahwa guru membuat perangkat pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran serta memberikan penilaian semuanya dilakukan dalam jaringan.

Tabel 2. Hasil Penelitian Menggunakan Media Whatsapp Group

No Indikator Aspek Hasil
Wawancancara Dokumen Ket
1 Perencanaan pembelajaran Guru membuat buku panduan/ modul/ RPP disusun sebagai acuan pembelajaran. Kredibel
Guru membuat jurnal harian selama pembelajaran jarak jauh Kredibel
Guru membuat bahan ajar berupa materi/video pembelajaran. Kredibel
Guru membuat kisi-kisi soal penugasan/ kuis/ ujian. Kredibel
2 Pelaksanaan pembelajaran Guru menyampaikan materi pembelajaran. Kredibel
Guru membentuk diskusi kelompok mata pelajaran melalui forum diskusi yang disediakan. _ _ Kredibel, tetapi tidak valid
Guru memberikan tugas/ kuis/ ujian baik kelompok atau mandiri yang diunggah di menu yang disediakan. Kredibel
Guru memeriksa tugas/ kuis/ ujian baik kelompok atau mandiri yang diunggah siswa. Kredibel
3 Penilaian pembelajaran Guru memberikan umpan balik yang merupakan hasil penilaian tugas/ kuis/ ujian melalui menu yang tersedia. Kredibel
Guru mereview atau merangkum pembelajaran. Kredibel

Berdasarkan Tabel 2. semua indikator yang dilakukan semua datanya kredibel atau dapat dipercaya kecuali satu indikator yang menyatakan tentang guru membuat diskusi kelompok datanya tidak kredibel, karena selama pembelajaran daring melalui Whatsapp Group guru tidak membentuk kelompok belajar. Hal ini terbukti dengan adanya data dari hasil wawancara dan dokumentasi menunjukkan bahwa guru membuat perangkat pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran serta memberikan penilaian semuanya dilakukan dan dibagikan ke dalam Whatsapp Group kelas.

III. Pembahasan

Berdasarkan hasil pada Tabel 1 dan 2, dapat dinayatakan bahwa guru merupakan memegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan [7]. Proses belajar mengajar tidak lepas dari peran guru sebagai kunci utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dan siswa dikatakan melakukan proses belajar mengajar ketika terjadinya hubungan timbal balik saling merespon apa yang disampaikan oleh guru dan murid menanggapi apa yang telah disampaikan oleh guru sebagai bukti siswa mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu guru harus bisa menyajikan pembelajaran yang terbaik demi peningkatan mutu pendidikan.

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya [8]. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bisa diikuti oleh siswa, siswa dengan mudah menyerap apa yang disampaikan oleh guru, dan merefleksikannya ke dalam tugas yang diberikan oleh guru. Guru yang baik adalah guru yang mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran [9].

Siswa Sekolah Dasar (SD) sangat memerlukan kelas yang inovatif. Karena siswa sekolah dasar yang mayoritas masih mempunyai sikap kanak-kanak yang pada dasarnya sangat suka bermain [10]. Masa kanak-kanak adalah masa yang selalu ingin mencoba hal-hal baru dan diikuti rasa ingin tahu yang sangat besar, tetapi juga mudah merasa bosan dengan apa yang sudah dikerjakan, untuk itu guru harus mampu menyediakan pembelajaran yang inovatif agar siswa tidak mudah bosan dan semakin termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru memegang peran utama dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa [11]. Dalam sebuah proses pembelajaran pasti akan ada siswa yang terdepan dan ada siswa yang terbelakang. Guru harus bisa memberikan motivasi agar siswa yang merasa terbelakang dan kurang bisa mengikuti pembelajaran tidak merasa tertinggal dan bisa mengikuti siswa lainnya. kelas yang di dalamnya berisi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan menjadi kelas yang terus berkembang sehingga kualitas siswa semakin meningkat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, guru berperan dalam menyiapkan sarana pembelajaran. Ketika sebuah pembelajaran disusun dengan rapi dan terarah sehingga siswa dengan mudah memahami materi di dalam sebuah pembelajaran. Peran guru sangat penting bahkan sebelum pembelajaran diberikan keesokan harinya, guru harus sudah memiliki konsep pembelajaran dengan membuat rangkaian materi dan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa [12]. Pada pembelajaran yang dilakukan dirumah, guru harus membuat video materi pembelajaran yang ringkas tetapi meliputi keseluruhan materi yang akan diberikan kepada siswa.

Guru juga harus bisa memberikan umpan balik berupa soal dan penugasan untuk mengetahui seberapa dalam siswa menyerap materi yang diberikan dalam bentuk video pembelajaran, setelah itu guru memberikan penilaian dan mereview pembelajaran yang telah dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang telah dilakukan [13]. Hasil dari pembelajaran dirangkum dalam jurnal harian agar bisa mengetahui perkembangan siswa di setiap harinya.

Peran guru dalam konsepsi connectivism tidak hanya sebagai penyedia dan pendestribusi pengetahuan belaka; melainkan, mereka memiliki peran yang lebih besar yaitu sebagai master artist, kurator, administrator jaringan, dan “concierge” untuk peserta didik [14]. Guru tidak hanya sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang ada, seperti saat ini pada masa pandemi guru harus lebih kreatif bagaimana caranya pembelajaran tetap berlangsung dan siswa merasa nyaman dengan pembelajaran yang dilakukan.

Peran ini menuntut guru untuk paham bahan ajar, paham pedagogi, dan paham tentang teknologi sehingga pengalaman belajar melalui teknologi menjadi sebuah pengalaman belajar yang bermutu dan juga asik untuk peserta didik [15]. Terdapat banyak peluang untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermutu melalui pembelajaran daring namun untuk itu guru harus siap dalam memanfaatkan pedagogi era teknologi dan juga siap dalam memanfaatkan teknologi untuk kepentingan peserta didik. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Whatsapp dapat meningkatkan motivasi siswa, melalui aplikasi WhatsApp ini siswa bisa termotivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar dari rumah [16].

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar dari rumah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Ketiga indikator tercapai dengan baik kecuali pada saat diskusi kelas, hal ini dikarenakan mengumpulkan seluruh siswa untuk online secara bersama-sama dan berdiskusi masih sulit.

V. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disampaikan saran yaitu penggunaan angket dan wawancara sebagai isntrumen pengumpulan data memiliki data yang hampir mirip, hal ini terpaksa dilakukan karena kondisi pandemi saat ini hanya cara itu yang mudah untuk dilakukan dalam pengambilan data, peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan teknik wawancara dengan triangulasi sumber, karena dalam hal ini kegiatan belajar dilakukan di rumah maka membutuhkan sumber selain guru yaitu siswa dan wali murid, sehingga analisis dan simpulan yang dihasilkan lebih mendalam.

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini. Peneliti ucapkan terima kasih kepada :

  • Dr. Akhtim Wahyuni, M.Ag selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan
  • Tri Linggo Wati, M.Pd selaku Kaprodi Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan
  • Enik Setiyaati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi
  • Dr. Supriyadi, M.Pd.I selaku Dosen Penguji I Skripsi
  • Vevy Liansari, M.Pd selaku Dosen Penguji II Skripsi
  • Kepala Sekolah dan Dewan Guru SDN Durungbanjar

Referensi

[1]Arnesi, Novita & Abdul Hamid. 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Online – Offline dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris. Jurnal teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan Volume 2 No 1. Universitas Negeri Medan.

[2]Hadari, Nawawi. 2003. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Perss.

[3]Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[4]Sugiyono. 2016. . Bandung: Alfabeta.

[5]Arikunto. 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

[6]Abidin, Yusuf. 2009. Guru danPembelajaranBermutu. Bandung: Rizqi Perss.

[7]Sanjani, M.A. 2020. Tugas dan Peranan Guru Dalam Proses Peningkatan Belajar Mengajar. Serunai: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume 6 No 1. STKIP Budidaya Binjai.

[8]Sulfemi, W.B. 2015. Kemampuan Pedagogik Guru. Prosiding Seminar Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor Volume 1 No 5. STKIP Muhammadiyah Bogor.

[9]Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

[10]Minish, M & Adinda Galih. 2018. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Profesi Pendidikan Dasar Volume 5 No 1. Universitas Muhammdiyah Surakarta.

[11]Idzhar, Ahmad. 2016. Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Office Volume 2 No 2. Universitas Negeri Makassar.

[12]Sari, Widya. 2020. Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid 19. Institut Agama Islam Negeri Bone.

[13]Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta:Hikayat.

[14]Usman, Moh Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosdakarya.

[15]Hamalik, Oemar. 2011 Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

[16]Susanto, Ahmad. 2013. TeoriBelajardanPembelajarandiSekolahDasar. Jakarta: kencana Prenada Media Group.

References

  1. Arnesi, Novita & Abdul Hamid. 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Online – Offline dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris. Jurnal teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan Volume 2 No 1. Universitas Negeri Medan.
  2. Arora, Amit & Srinivasan. 2020. Impact Of Pandemic Covid-19 On The Teaching-Learning Process: A Study Of Higher Education Teachers. Prabadhan: Indian Journal Of Management.
  3. Astini, Ni Komang Suni. 2020. Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang Volume 11 No 2. STKIP Agama Hindu Amlapura
  4. Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
  5. Hadari, Nawawi. 2003. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Perss.
  6. Hamalik, Oemar. 2011 Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  7. Idzhar, Ahmad. 2016. Peranan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Office Volume 2 No 2. Universitas Negeri Makassar.
  8. Kawuryan, Sekar Purbarini, Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan Pembelajarannya, PPSD FIP UNY
  9. Kemendikbud. 2020. Surat Edaran Nomor 4 Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Covid-19. Jakarta:Kemendikbud.
  10. Kemendikbud. 2020. Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah. Jakarta:Kemendikbud.
  11. Kusnadi, Moh. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Lengkap dan Praktis Edisi Terbaru. Surabaya: CV Cahaya Agency.
  12. Malayu, Hasibuan SP. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Bumi Aksara. Jakarta
  13. Mastur, Muhammad. Dkk. 2020 Upaya Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Malang : PGMI Universitas Islam Malang.
  14. Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
  15. Minish, M & Adinda Galih. 2018. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Profesi Pendidikan Dasar Volume 5 No 1. Universitas Muhammdiyah Surakarta.
  16. Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  17. Mustaghfiroh, Siti. 2020. Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme John Dewey. Lampung:IAIN Metro.
  18. Ningsih, Widya. 2020. Merdeka Belajar Melalui Empat Pokok Kebijakan Baru di Bidang Pendidikan. Akses: 16 Januari 2019. https://suaraguruonline.com/merdeka-belajar-melalui-empat-pokok-kebijakan-baru-di-bidang-pendidikan/
  19. Pendidikan, M. 2020. Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19). Jakarta:Menteri Pendidikan.
  20. Poerwandari. 2013. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 UI.
  21. Purwanto, Agus. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling Volume 2 No 1. P3M STKIP Muhammadiyah Enrekang.
  22. Sanjani, M.A. 2020. Tugas dan Peranan Guru Dalam Proses Peningkatan Belajar Mengajar. Serunai: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume 6 No 1. STKIP Budidaya Binjai.
  23. Sari, Widya. 2020. Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid 19. Institut Agama Islam Negeri Bone.
  24. Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
  25. Snelling & Fingal. 2020. Introduction To The Special Issue On Emergency Remote Teaching (ERT) Under Covid-19. Akses: 13 Juli 2020. https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/ILS-05-2020-144/full/html
  26. Sumantri, Suryana. 2001. Perilaku Organisasi. Bandung : Universitas Padjajaran
  27. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: kencana Prenada Media Group.
  28. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  29. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif R Dan D. Bandung: Alfabeta.
  30. Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&. Bandung: Alfabeta.
  31. Sulfemi, W.B. 2015. Kemampuan Pedagogik Guru. Prosiding Seminar Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor Volume 1 No 5. STKIP Muhammadiyah Bogor.
  32. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta:Hikayat.
  33. Suryani, Rani. 2017. Fungsi Whatsapp Grup Shalehah Cabang Bandar Lampung sebagai Pengembangan Media Dakwah dalam Membentuk Akhlakul Kharimah. Lampung: Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lamung.
  34. Uscher, Pines. 2018. School Practices to Promote Social Distancing in K-12 School: Review of Influenza Pandemic Policies and Practices. BMC Public Health.
  35. Usman, Moh Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosdakarya.
  36. Wiratma, Adjat. 2020. Belajar dari Covid-19, New Normal. Akses: 02 Mei 2020. https://www.google.com/amp/s/www.inews.id/amp/news/nasional/belajar-dari-covid-19-new-normal-pendidikan
  37. Yin, Robert K. 2014. Case Study research Design Methods. Journal CJPE Volume 30 Issue 1. University of Ottawa.