Rara (1), Apdoludin (2), Reni Guswita (3)
Background: Education is a key driver in shaping students’ knowledge and character, with Indonesian language literacy being crucial at the elementary level. Specific Background: Many fifth-grade students at SDN 224/II Sijau struggled with reading comprehension and failed to meet the Minimum Completion Criteria, showing low motivation and participation. Knowledge Gap: Although the Course Review Horey (CRH) model has been studied, few works explicitly examined its structured use in improving reading comprehension for low-participation students. Aims: This study aimed to describe how CRH could strengthen reading comprehension and participation in Indonesian language lessons. Results: Through two cycles of classroom action research, teacher performance improved (82.5% to 92.5%), student engagement increased (68.5% to 90.6%), and mastery learning rose from 62.5% to 94%. Novelty: The research applied CRH systematically across two action cycles, creating a lively, game-like, student-centered environment. Implications: Findings suggest CRH can be adopted widely to support literacy development and active participation in elementary language learning.
Highlight:
Students’ reading comprehension improved significantly after two CRH cycles
Teachers became more skilled at managing interactive, student-centered lessons
CRH fostered engagement, motivation, and better learning atmosphere
Keywords: Course Review Horey, Reading Comprehension, Student Participation, Elementary Education, Classroom Action Research
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab di dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar menanamkan pengetahuan anak yang berhubungan dengan ilmu hitung yang akan dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari dan guru dapat menguasai materi bahan ajar dari konsep-konsep matematika yang ada. [1].
Pendidikan nasional berfungsi untuk meningkatkan kemampuan, membentuk watak peradaban bangsa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung jawab, sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang System Pendidika Nasional dalam Bab II Pasal 30 yang menerangkan sebagai berikut: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrastis serta bertanggung jawab” [2].
Pendidikan merupakan hal terpenting bagi setiap manusia, baik dinegara berkembang maupun di Negara maju. Negara yang terhebat adalah Negara yang menempatkan pendidikan sebagai prioritas pertamanya, karena dengan pendidikan kemiskinan pada rakyat di suatu Negara akan dapat berganti menjadi kesejahteraan. Pendidikan di dunia yang terus menerus berubah secara signifikan banyak merubah pola pikir guru, dari yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut berdampak terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam lembaga formal tentu saja tidak akan lepas dari peran seorang guru [3].
Sekolah merupakan lembaga pendidikan atau tempat menuntut ilmu yang melaksanakan program pendidikan sebagai dasar untuk mempersiapkan peserta didik unutk dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang lembaga Pendidikan yang lebih tinggi. sekolah memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didiknya memiliki karakter yang unggul dari setiap mata pelajaran yang ada di sekolah, sekolah mempunyai beberapa pelajaran ada pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika [4].
Salah satu mata pelajaran yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan dasar ini adalah Bahasa Indonesia, yang menjadi komponen esensial dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Bahasa memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Kesadaran akan pentingnya peran ini harus dimiliki secara mendalam, terutama oleh para pendidik yang mengajarkan mata pelajaran bahasa secara khusus maupun oleh guru bidang studi lainnya secara umum [5]. Dalam pelaksanaan tugasnya, guru kelas dituntut untuk memahami dengan jelas bahwa tujuan utama pembelajaran bahasa adalah mengembangkan keterampilan berbahasa peserta didik. Keterampilan tersebut mencakup kemampuan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara efektif.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti pada hari Senin tanggal 10 Februari 2025 sampai Rabu tanggal 12 Februari 2025 di kelas V SDN 224/II Sijau Peneliti melihat masih ada beberapa peserta didik yang masih belum mengerti dari materi yang di sampaikan oleh guru dan masih ada peserta didik yang kesusahan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dan ada yang tidak mau untuk ikut pembelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti Bersama wali kelas, kelas V SDN 224/II Sijau Bernama Ibu Tari Eka Oktarika, S.Pd terkait kemampuan dan pemaham peserta didik kelas V dalam materi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca. Hasil belajar peserta didik masih banyak yang belum memenuhi Kriteria ketercapaian nilai pembelajaran (KKTP) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70, berdasarkan penjelasan wali kelas V masih ada beberapa peserta didik juga merasa kesusahan untuk mengatur peserta didiknya karna peserta didik di kelas V tidak mau untuk dilarang keluar masuk kelas.
Secara rinci, hasil belajar peserta didik disajikan pada table 1.1 sebagai berikut:
Sumber : Wali Kelas V SDN 225/II Sijau Tahun Ajaran 2024/2025.
Keefektifan pendekatan pembelajaran yang menarik dan interaktif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar telah dibuktikan dalam sejumlah penelitian sebelumnya. Melalui permainan edukatif, penelitian Suryaningsih (2021) menunjukkan bahwa model pembelajaran Course Review Horey (CRH) dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran [6]. Selain itu, CRH meningkatkan pemahaman membaca dan motivasi belajar siswa, menurut [7]. Namun, sebagian besar penelitian bersifat luas dan belum secara eksplisit mengkaji seberapa efektif strategi ini dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas lima sekolah dasar, terutama bagi siswa dengan tingkat partisipasi rendah.
Penerapan model Course Review Horey untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas lima yang sebelumnya menunjukkan motivasi belajar rendah dan tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belum diteliti secara menyeluruh, meskipun penggunaannya sudah luas. Dengan berfokus pada peningkatan prosedur dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya membaca, penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan ini dengan menggunakan metode yang menyenangkan dan kompetitif seperti CRH.
Orisinalitas penelitian ini terletak pada penerapan metodis paradigma CRH dalam dua siklus tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar membaca siswa kelas lima SDN 224/II Sijau. Dalam paradigma ini, siswa menjadi pusat kegiatan belajar aktif, interaktif, dan kolaboratif, berbeda dengan pendekatan tradisional yang biasanya pasif dan satu arah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara metodis bagaimana model pembelajaran Course Review Horey dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Dari 16 siswa terdapat 7 siswa (43%) yang nilainya sudah mencapai KKTP sedangkan 9 siswa (56,25%) belum dapat memehami materi pembelajaran Bahasa Indonesia skor yang dicapai peserta didik terendah adalah 23 dan nilai tertinggi adalah 79 hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya antusias peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik merasa cenderung dan membosankan untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia hanya ada beberapa peserta didik yang mau untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, dari mengenai masih rendahnya minat peserta didik untuk mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia dan hasil belajar peserta didik secara kumulatif dan keaktifan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung.
Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah model yang meriah dan menyenangkan dimana siswa diajak bermain sambil belajar melalui pemahaman konsep menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberikan nomor untuk menuliskan jawabannya, siswa yang paling cepat mendapatkan tanda benar diwajibkan berteriak [8]. Pada model pembelajaran akan terbentuk kegiatan dari awal sampai akhir pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya. Model Course Review HorayCRH ini adalah model yang membuat peserta didik senang mingikuti pembelajaran karena model ini mengucapkan “Horay” ketika menjawab pertanyaan dengan benar. pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah metode atau strategi yang meriah dan menyenangkan dimana siswa diajak bermain sambil belajar melalui pemahaman konsep menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberikan nomor untuk menuliskan jawabannya, siswa yang paling cepat mendapatkan tanda benar diwajibkan berteriak "hore!" [9].
Berdasarkan latar belakang penulis melakukan penelitian yang berjudul ”Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey Kelas V Sdn 224/II Sijau Kecamatan Rimbo Tengah”. Penekanan artikel ini pada peningkatan pengajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar sangat tepat. Penulis disarankan untuk mengulangi kontribusi teoretis dan praktis penelitian ini terhadap pengembangan strategi pembelajaran bahasa Indonesia agar lebih berbobot secara akademis. Akan bermanfaat untuk menyoroti bagaimana pendekatan Tinjauan Kursus Horey memperkuat keterampilan literasi fundamental dan filosofi pembelajaran konstruktivis. Dalam hal ini, penelitian ini tidak hanya menawarkan solusi lokal tetapi juga memajukan gagasan yang lebih umum untuk menciptakan model pembelajaran yang menarik dan dinamis di sekolah dasar.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK),yakni pemecahan permasalahan yang ada dalam kelas yang sengaja dilakukan jenis penelitian ini sanggat penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan sebaiknya. Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan suatu permasalahan yang nyata di kelas, penelitian tindakan kelas juga mencari solusi mengapa permasalahan tersebut terjadi dan dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Penelitian tindakan juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan kegiatan mengajar pendidik dalam pengembangan professional.
Penelitian ini merpakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) [10] mengungkapkan bahwa penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah pemecahan dalam bentuk Tindakan suatu kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan. [11] mendefinisikan penelitian Tindakan kelas sebagai suatu kegiatan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa Tindakan yang dimunculkan dan terjadi di dalam kelas.
Data untuk penelitian ini dikumpulkan menggunakan sejumlah alat utama, termasuk:
Kertas observasi aktivitas untuk guru dan siswa, penilaian hasil belajar siswa di akhir setiap siklus, dan pencatatan proses pendidikan. Lembar penilaian dengan rubrik penilaian kualitatif yang mengacu pada kriteria penilaian tertentu, seperti sangat baik, baik, cukup, dan buruk, digunakan untuk memeriksa data observasi. Untuk memastikan bagaimana aktivitas pembelajaran berkembang dari siklus ke siklus, data dari lembar observasi instruktur dan siswa dikonversi menjadi persentase. Sementara itu, dua metode utama digunakan untuk mengkaji hasil tes pembelajaran secara kuantitatif Untuk mengevaluasi peningkatan skor secara keseluruhan, rata-rata skor kelas untuk setiap siklus dan Persentase siswa yang memenuhi atau melampaui Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 75 poin dikenal sebagai persentase ketuntasan pembelajaran.
Dengan membandingkan rata-rata skor dan persentase ketuntasan dari pra-siklus, siklus I, dan siklus II, peningkatan hasil pembelajaran dikaji. Kriteria keberhasilan ditetapkan ketika setidaknya 85% siswa memiliki skor ≥ KKM dan skor meningkat secara stabil dari siklus ke siklus.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, yakni siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan yang mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan pada siklus II merupakan tindak lanjut sekaligus perbaikan dari pelaksanaan pada siklus I, dengan mengoptimalkan penggunaan strategi Course Review Horey
Penerapan model Course Review Horey. ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami bacaan yang telah mereka pelajari. Selain itu, strategi ini juga dirancang untuk menunjang proses pembelajaran yang berpusat pada aktivitas membaca secara aktif dan bermakna. Adapun hasil penelitian ini diperoleh melalui dua jenis data, yaitu hasil tes berupa kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui soal evaluasi, serta data observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Temuan dari kedua siklus ini dianalisis untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah diterapkannya strategi PQ4R di kelas V SDN 224/II Sijau
1. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model Course Review Horey. pada siswa kelas V.
a. Hasil lembar observasi guru pada siklus I dan II
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan dari siklus I ke siklus II, dapat dilihat pada tabel dan diagaram berikut ini:
Dalam hal ini terlihat ada peningkatan dari siklus I kesiklus II
Figure 1. Rekapitulasi Presentase Lembar Observasi Guru Dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I Dan II
Peningkatan dari 82,5% menjadi 92,5% menunjukkan bahwa efektivitas instruktur selama proses pembelajaran telah meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa para pendidik semakin mahir dalam menerapkan pendekatan Horey Course Review, yang mencakup pembuatan latihan yang lebih menarik, pemberian komentar yang relevan, dan penataan kelas yang lebih baik. Kualitas pengalaman belajar siswa secara langsung ditingkatkan oleh interaksi guru yang ideal ini. Pemahaman guru terhadap aspek membaca, terutama keterampilan membaca pemahaman, difasilitasi oleh model Horey Course Review yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Penilaian rutin oleh pengamat juga membantu guru dalam mengatasi kelemahan di setiap pembelajaran. Hasilnya, kualitas pembelajaran terus membaik dari siklus ke siklus.
Berdasarkan data yang ditampilkan dalam tabel dan diagram, persentase pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan I 80% , Siklus I pertemuan II terdapat 85% dan pada Siklus II pertemuan I 90%, Siklus II pertemuan II terdapat 95%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Course Review Horey telah terjadi peningkatan dari Siklus I ke Siklus II dengan nilai rata-rata yaitu dari 82,5% ke 92,5%. Peningkatan guru disebabkan model Course Review Horey. membuat guru lebih mengetahui aspek membaca pemahaman.
Proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model Course Review Horey. memberikan kemudahan bagi guru dalam memahami aspek-aspek membaca, khususnya keterampilan membaca pemahaman. Selain itu, guru semakin mampu menerapkan model Course Review Horey. secara tepat dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini juga didukung oleh evaluasi berkala yang dilakukan oleh observer setelah setiap kali pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi sebelumnya.
Berdasarkan catatan dari lembar observasi guru, peneliti menunjukkan kemampuan dalam mengurangi kesalahan dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, yang pada akhirnya mencerminkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu, melalui analisis data dan hasil refleksi setiap siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Course Review Horey. mampu meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V.
Pada proses pembelajaran ada dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan [12] belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dijelaskan oleh pengajar.
b. Hasil Lembar Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Keberhasilan siswa perindividu dalam pembelajaran dapat dilihat juga dari proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi siswa menggunakan model Course Review Horey. karena model Course Review Horey. dapat mengaktifkan siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna siswa tidak hanya mengingat atau menghafal tapi mampu memahami isi bacaan dan siswa bisa mengetahui cara membaca dengan baik [13]. Dalam hal ini terlihat peningkatan dari siklus I ke siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Figure 2. Rekapitulasi Presentase Lembar Observasi Siswa Dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I Dan Siklus II
Siswa menjadi lebih terlibat, bersemangat, dan mampu memahami materi bacaan dengan lebih baik, terbukti dari peningkatan yang signifikan dari 68,5% menjadi 90,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan CRH secara efektif menghasilkan lingkungan belajar yang lebih menarik dan interaktif. Dengan menggunakan pertanyaan bergaya kuis dan berteriak "hore" ketika mereka menjawab dengan benar, siswa dapat lebih terlibat secara emosional dan kognitif, yang pada akhirnya meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
Penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh [14], yang menunjukkan bahwa model pembelajaran Course Review Horey sangat meningkatkan keterampilan pemahaman membaca siswa, juga mendukung perkembangan ini. Kesimpulan Lokal Tambahan: Berdasarkan peningkatan data observasi guru dan siswa secara bersamaan, dapat dikatakan bahwa model Course Review Horey meningkatkan kemampuan guru dalam menyajikan materi dengan cara yang menarik dan efisien, selain meningkatkan pemahaman siswa.
Berdasarkan data yang ditampilkan dalam tabel dan diagram, pada siklus I pertemuan I diperoleh persentase sebesar 62,5%, dan pertemuan II siklus I dengan jumlah 75%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I dengan jumlah 87,5% dan pertemuan II terjadi peningkatan yang signifikan dengan jumlah 94%
Peningkatan tersebut terjadi karena antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran semakin tinggi, serta adanya pemahaman yang lebih baik terhadap materi bacaan dengan pendampingan guru. Capaian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian oleh [15] yang berjudul “Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey Kelas V Sdn 224/II Sijau Kecamatan Rimbo Tengah ”, yang menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca dari 63% pada siklus I menjadi 79% pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada setiap siklus, dapat disimpulkan bahwa strategi Course Review Horey efektif dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V. Hasil ini menunjukkan bahwa paradigma CRH berhasil diterapkan di kelas lima SDN 224/II Sijau. Penting untuk mempertimbangkan bagaimana metode ini dapat diterapkan di berbagai sekolah dengan demografi, latar belakang sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan yang berbeda untuk meningkatkan efikasi dan keberlanjutannya. Oleh karena itu, temuan ini berpotensi untuk diterapkan secara lebih luas dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia di berbagai konteks pendidikan, selain relevan secara lokal.
Berdasarkan paparan data proses dan data hasil belajar siswa maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan bahwa dengan menggunakan strategi PQ4R pada pembelajaran Bahasa Indonesia pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas V SDN 224/II Sijau, Kebupaten Bungo Tahun Ajaran 2025 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya proses pembelajaran dapat dilihat dari perhitungan dari lembar observasi Guru dari siklus I sampai dengan siklus II terlihat adanya peningkatan proses pembelajaran siklus I pertemuan I dengan jumlah presentase 80% dan pada pertemuan II meningkat dengan jumlah presentase 85% sedangkkan pada siklus II pertemuan I dengan jumlah poresenase 90% dan pada pertemuan II meningkat dengan jumlah presentase 95% dikatagorikan sangat baik. Penilaian lembar observasi belajar siswa siklus I pertemuan I dengan jumlah presentase 62,5% dan pada pertemuan II meningkat dengan jumlah presentase 75% sedangkan pada siklus II pertemuan I dengan jumlah presentase 62,5% dan pada pertemuan II meningkat dengan jumlah presentase 94% dikatagorikan sangat baik.
2. Meningkatnya hasil siswa di pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 224/II Sijau dengan menggunakan strategi Course Review Horey dari siklus I tuntas sebanyak 62,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 94%. Berarti disetiap siklus mengalami peningkatan yang baik.
3. Khusus untuk teks yang membutuhkan pemahaman bacaan, guru dapat menggunakan model Course Review Horey sebagai pendekatan alternatif yang lebih dinamis dan partisipatif dalam pengajaran bahasa Indonesia. Disiplin ilmu lain, seperti ilmu sosial atau kewarganegaraan, yang menuntut keterlibatan dan keterlibatan kognitif aktif juga dapat menggunakan model ini.
4. Dengan menerapkan model CRH pada berbagai jenjang kelas atau tingkatan, atau dengan membandingkannya dengan model pembelajaran aktif lainnya, penelitian ini dapat diperluas. Disarankan juga untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengkaji dampak jangka panjang penerapan metodologi ini terhadap antusiasme membaca dan kemampuan literasi anak secara umum.
Ucapan Terima Kasih
Terselesaikannya penulisan naskah jurnal ini tentunya berkat dukungan, bantuan, serta peran berharga dari berbagai pihak yang senantiasa mendampingi penulis sepanjang prosesnya. Dengan penuh hormat dan ketulusan, penulis menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing atas bimbingan, masukan yang berarti, motivasi, dan koreksi yang konstruktif, sehingga karya ini dapat terselesaikan dengan lebih baik serta memiliki nilai yang optimal.
N. Avana, T. Wiyoko, and A. Wulandari, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together Pada Siswa Kelas V Sdn 219/Ii Btn Lintas Asri Kecamatan Bungo Dani,” Jurnal Tunas Pendidikan, vol. 2, no. 2, pp. 87–96, 2020. [Online]. Available: https://doi.org/10.52060/pgsd.v2i2.254
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, “Sistem Pendidikan Nasional,” Bab II, Pasal 30, 2003. [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-2003
A. Apdoludin and N. Nurhayati, “Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Bahsa Indoenesia Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping,” Jurnal Muara Pendidikan, vol. 8, no. 2, pp. 497–510, 2023. [Online]. Available: https://doi.org/10.52060/mp.v8i2.1536
W. B. Sulfemi, "Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Peserta Didik di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah," Center for Open Science, Jun. 2020. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.35542/osf.io/k6as2
N. Azizah, “Peran guru dalam mendidik secara profesionalisme,” Center for Open Science, Apr. 2021. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/jgk48
R. Z. Abidin, Y. Ruhiat, and L. Nurhakim, “Pengaruh Metaverse Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran,” Naturalistic: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 9, no. 2, pp. 709–713, Apr. 2025. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.35568/naturalistic.v9i2.5797
Supriyanto, “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Literasi Dasar Membaca dan Minat Baca Siswa dengan Metode Adaptasi PRAHTAM-TARL,” Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar, vol. 8, no. 3, pp. 1205–1222, Nov. 2024. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.26811/didaktika.v8i3.1677
J. Jamarudin, "Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Yang Diajar Menggunakan Model Course Review Horay (CRH) dan Model Number Head Together (NHT) Pada Siswa SMA Negeri 11 Kendari," KULIDAWA, vol. 1, no. 2, pp. 65, Nov. 2020. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.31332/kd.v1i2.2026
Universitas Hamzanwadi, “JPEK (Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan),” vol. 6, no. 2, Dec. 2022. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.29408/jpek.v6i2.7073
R. R. Restalillah, “Strategi Mengatasi Tantangan Mengimplementasikan Proses Uji Coba Terbatas dalam Penelitian Tindakan Kelas,” PTK: Jurnal Tindakan Kelas, vol. 6, no. 1, pp. 113–125, Jul. 2025, doi: 10.53624/ptk.v6i1.660.
H. Parapat, "Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Materi Menulis di Kelas VII MTs Alhakimiyah Paringgonan," PANTAK: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, vol. 1, no. 2, pp. 56–61, Dec. 2024, doi: 10.64733/journalpantak.v1i2.29.
I. S. Anggraini, “Motivasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh: Sebuah Kajian pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa,” Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, vol. 1, no. 2, Nov. 2016. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.25273/pe.v1i02.39
M. As’ad, “Membangun Karakter Religius Siswa Melalui Pembelajaran Membaca dan Menghafal Al-Qur’an: Ditinjau dari Peran Sekolah dan Orang Tua Siswa,” Muaddib: Studi Kependidikan dan Keislaman, vol. 12, no. 1, pp. 129–143, Jun. 2022. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.24269/muaddib.v1i1.4814
Baihaqi, “Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar,” Visipena Journal, vol. 1, no. 1, pp. 17–35, Jun. 2010. [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.46244/visipena.v1i1.20
M. Hakiki and D. P. Cinta, “Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Index Card Match di Kelas V SD Negeri 60/II Muara Bungo Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Bungo,” Jurnal Inovasi Pendidikan dan Teknologi Informasi (JIPTI), vol. 2, no. 1, pp. 18–24, Feb. 2021, doi: 10.52060/pti.v1i2.632.