Login
Section Education

Outdoor Study Approach in Strengthening Science Learning Among Elementary Students

Pendekatan Outdoor Study dalam Penguatan Pembelajaran Sains pada Siswa Sekolah Dasar
Vol. 10 No. 1 (2025): June:

Fika Andriani (1), Apdoludin Apdoludin (2), Aldino Aldino (3)

(1) Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Muara Bungo, Indonesia
(2) Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Muara Bungo, Indonesia
(3) Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Muara Bungo, Indonesia

Abstract:

General Background: Science and Social Science (IPAS) learning in elementary schools often shows low engagement and achievement due to monotonous classroom-centered approaches. Specific Background: At SD Negeri 071/II Sungai Gambir, many students relied passively on teacher explanations and demonstrated limited participation. Knowledge Gap: Conventional methods were unable to foster active involvement and meaningful understanding of scientific concepts. Aim: This study explored the use of the outdoor study approach to strengthen the science learning process and outcomes of fourth-grade students. Results: Conducted as classroom action research in two cycles with 17 students, findings indicated consistent improvement. Teacher performance rose from 72.22% to 88.88%, student activity increased from 70.58% to 88.23%, and cognitive achievement improved from 52.94% to 88.23%. Novelty: Unlike prior works, this study integrated outdoor study with structured peer tutoring and visual media to optimize learning within limited timeframes. Implications: The results demonstrate that outdoor study can cultivate active participation, deeper conceptual understanding, and higher achievement in science learning at the elementary level.


Highlights:




  • Outdoor study increased teacher performance, student activity, and learning outcomes.




  • Visual media and peer tutoring enhanced learning during outdoor sessions.




  • Findings show outdoor study creates meaningful and enjoyable science learning.




Keywords: Outdoor Study, Science Learning, Student Engagement, Classroom Action Research, Elementary Education

Downloads

Download data is not yet available.

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal aspek terpenting dalam kehidupan kita, maka setiap orang Indonesia berhak menikmatinya dan berkewajiban untuk senantiasa mengembangkannya. Seseorang dapat memperoleh informasi melalui sekolah formal dan informal. Sebagaimana seperti yan tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 (1) yang menyebutkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikaan”. sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha yang penuh pertimbangan dan disengaja terancana untuk membantu meningkatkan pertumbuhan potensi dan keterampilan anak untuk meningkatkan kehidupan mereka sebagai warga negara dan individu dimasa yang akan tiba [1].

Kurikulum merupakan seperangkat strategi dan pengetahuan tentang tujuan, materi pelajaran, dan sumber daya pendidikan maupun cara yang dilakukan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu sebagaimana termaksuk dalam ketentuan umum UU No. 20 Tahun 2003. Kurikulum merdeka adalah merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2013 yang dirancang berlandaskan pada filosofi merdeka belajar. Dalam rencana kementerian Pendidikan dan kebudayaan tahun 2020-2024 (permendikbud nomor 22 tahun 2020) telah menunjukkan bahwa pergeseran paradigma, terutama yang berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran, didorong oleh pembelajaran mandiri. Pada Kurikulum Merdeka juga telah mengamanatkan penyelenggaraan pendidikan yang tidak hanya meningkatkan kecerdasan intelektual saja, tetapi harus mampu memberikan porsi yang lebih banyak untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional. Salah salah satu perubahan pada struktur kurikulum Penguatan dasar literasi dan numerasi merupakan hal yang unik di sekolah dasar dan kemampuan berpikirlah seperti seorang investigator dengan menggabungkan Ilmu sosial dan ilmu alam bersatu untuk satu mata pelajaran, disebut IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) [2].

IPAS atau ilmu pengetahuan alam dan sosial adalah salah satu domain diajarkan di sekolah dasar. Ilmu pengetahuan alam dan sosial mencakup pembelajaran sains dan sosial, lingkungan, geografi, sejarah, dan kebudayaan. Sesuai dengan pendapat [3] mengatakan bahwa “Pembelajaran ipas yang dilakukan seecara ilmiah akan mampu mengembangkan kemampuan anak dalam Berpikir, bertindak, dan berperilaku secara ilmiah dan menyampaikannya sebagai komponen penting dari keterampilan hidup.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). IPAS atau Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial adalah gabungan dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPAS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah dasar. IPAS memuat pembeljaran tentang sains dan sosial, yang meliputi kajian tentang alam, teknologi, lingkungan, geografis, sejarah, dan kebudayaan [3].

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti maka penerapan outdoor study, akan peneliti gunakan dalam penelitian ini. Diharapkan outdoor study siswa dapat saling berbagi informasi pengetahuan lingkungan dengan teman lainnya. dapat juga membangun semangat belajar, partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran diluar ruangan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang efektif.

Penggunaan pendekatan pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, khususnya pada mata pelajaran IPAS. Karena penggunan pendekatan yang tepat dalam upaya menarik semangat dan keaktifan siswa memang sangat diperlukan sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan berdampak pula pada hasil belajar yang di inginkan. Salah satu metode yang sesuai dengan hakekat IPAS sebagai proses adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran outdoor study yang berhubungan langsung pada lingkungan alam. Lingkungan belajar adalah ruang pembelajaran yang dilakukan diluar kelas. Pembelajaran outdoor study sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak perlu disimulasi dengan baik melalui pembelajaran outdoor study dimana hal ini anak dapat berinteraksi lebih luas dan terbuka sehingga dapat melakukan hal-hal seperti manipulasi bahan-bahan alam seperti pasir, batu atau benda yang ada disekitarnya yang bisa membantu anak untuk berkoordinasi dengan mat dan tangannya [4].

Kegiatan belajar mengajar diluar kelas mampu menyempurnakan latihan fisik dan motivasi para murid itu karena latihan ini memanfaatkan pembelajaran sambil melakukan atau mempraktik berdasarkan penugasannya. Hal ini berarti bahwa ketika siswa memperoleh diluar kelas, Mereka dapat mencakup semua orang panca indera dalam pembelajaran. Tangan, kaki, dan bagian motorik lainnya, selain mata dan telinga [5], [6].

Perlu dipahami bahwa keberhasilan proses pembelajaran IPAS ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: guru, siswa, lingkungan, proses pembelajaran, sarana dan prasarana pendukung lainnya. Kondisi pembelajaran yang relative campur dengan menggunakan metode yang sama dan menoton membuat peserta didik merasa bosan mengikuti pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya aktivitas siswa [7], [8], [9].

Berdasarkan observasi awal yang di lakukan pada tanggal 18-28 februari 2025. Dapat dilihat proses pembelajaran IPAS kelas IV SD 071/II Sungai Gambir bahwa rata-rata hasil nilai siswa dalam pembelajaran IPAS masih rendah dan belum memenuhi KKTP permasalahan yang dijumpai dalam pelaksaan pembelajaran IPAS diantara guru yang belum menggunakan pendekatan yang menarik dalam proses pembelajaran yang terkesan monoton, kurangnya semangat siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan rendahnya hasil belajar dikelas. Para siswa hanya menunggu apa di arahkan instruktur tanpa mau mencari informasi yang mereka butuhkan sendiri. Mayoritas siswa tampak tidak tertarik dan bosan antusias selama pembelajaran berlangsung di kelas permasalahan tersebut berdampak pada hasil belajar sehingga terdapat banyak siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran. Berikut Hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPAS.

No Nama KKTP Nilai Keterangan
1 A E 75 72 Lemah dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
2 A J 75 77 Mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
3 A K 75 77 Mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
4 B F 75 70 Lemah dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
5 D Y 75 80 Mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
6 D R 75 69 Belum dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
7 F A 75 78 Mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
8 F T 75 64 Belum dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
9 J K 75 71 Lemah dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
10 J H 75 77 Mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
11 L M 75 65 Belum dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
12 M A 75 71 Lemah dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
13 M Y 75 82 Sangat baik dalam mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
14 R M 75 71 Lemah dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
15 S R 75 72 Lemah dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
16 V 75 80 Mampu mengikuti pembelajaran dan memahami materi dengan baik
17 Z A 75 65 Belum dalam pemahaman mengerjakan soal secara mandiri
Jumlah peserta didik Laki-Laki 8 peserta didik
Jumlah peserta didik Perempuan 9 peserta didik
Rata-rata 75
Peserta didik yang mencapai KKTP 9 peserta didik
Persentase ketuntusan tercapai 32,4%
Peserta didik yang belum mencapai KKTP 8 peserta didik
Persentase belum tercapai 41,1%
Table 1. Nilai pembelajaran IPAS Pada SD Negeri 071/II Sungai Gambir

Permasalahan-permasalahan diatas tentu harus dicari solusinya seperti, guru harus memilih secara tepat pendekatan pembelajaran yang akan digunakan oleh guru yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPAS. Salah satu untuk mengatasi permasalahan disekolah dasar adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Dengan pendekatan ini siswa lebih aktip dalam belajar selain itu, pendidik sangat penting untuk membentuk sikap dan prilaku positif siswa dan guru perlu membuat pembelajaran menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga terlibat aktif dalam proses belajar, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar mereka. Hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPAS di kelas IV maka dalam menggunakan pendekatan pembelajaran outdoor study dengan media lingkungan sekitar. Pendekatan pembelajaran outdoor study adalah pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan dalam meminta usaha peserta didik lebih dekat dengan masyarakat dan alam, yang merupakan sumber pengetahuan sejati [10], [11], [12]. Dengan menggunakan strategi belajar di luar ruangan sebagai alternatif kreatif untuk pembelajaran sains dan studi akademis, penelitian ini berupaya menutup kesenjangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk itubelajar di luar ruangan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sains serta studi akademik pada siswa kelas IV SD Negeri 071/II Sungai Gambir.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPAS Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Outdoor Study Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 071/II Sungai Gambir”.

2. Metode

Desain dalam peneliti ini adalah penelitian Tindakan kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang menjelaskan penyebab dan akibat dari perlakuan disediakan, yang menguraikan setiap langkah prosedur dari awal perawatan hingga efeknya [13], [14].

Penelitian Tindakan yang dilaksanakan oleh pendidik di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki atau mengembangkan sistem pembelajaran yang diterapkan didalam kelas sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kualitasnya menjadi lebih baik lagi, demikian pula dengan hasil pencapaian belajar yang diperoleh peserta didik dimana penelitian tersebut bisa juga berkolaborasi dengan orang lain serta sistem penelitiannya ditempuh lewat proses siklus-siklus kegiatan.

Jadi dapat saya simpulkan bahwasanya, penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh Pendidikan didalam kelas dengan menggunakan tindaka-tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran [15], [16]. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian Tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang memuat langkah-langkah dan hasil penggunaan PTK di kelas untuk meningkatkan standar pembelajaranya [17], [18].

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan dari paparan hasil penerapan pendekatan outdoor study pelaksanaan pada siklus I dan II sudah berjalan lancar dengan baik pada setiap siklusnya. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPAS dengan menggunakan pendekatan outdoor study di kelas IV SDN 071/II Sungai Gambir.

a. Proses kinerja pendidik

Data penilaian yang telah dilaksanakan maka peneliti memperoleh data dari hasil lembar observasi pendidik pada siklus I dan siklus II. Pelaksanaan siklus I memperoleh persentase 72,22% dan meningkat kembali pada siklus II memperoleh persentase 88,88% sebagai tabel berikut ini:

Kegiatan Persentase Kategori
Siklus I 72,22% Baik
Siklus II 88,88% Sangat Baik
Table 2. Data peningkatan proses kinerja pendidik

Pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, pada siklus I mendapatkan persentase sebesar 72,22% dan pada siklus II sebesar 88,88%, pada diagram sebagai berikut

Figure 1. Rekapitulasi Proses Kinerja Pendidik

Berdasarkan diagram 1.1 di atas pada siklus I terdapat 72,22% dan pada siklus II terdapat 88,88%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan outdoor study telah terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan nilai 72,22% ke 88,88%, dalam kategori sangat baik. Peningkatan ini terjadi mengalami kenaikan pada siklus II hal ini bisa terjadi di karnakan pendidik sudah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan lembar observasi pendidik, yang dimana di awal siklus I pendidik tidak memberikan informasi kepada peserta didik tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran out door study, pendidik tidak melakukan refleksi dengan beberapa pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan semua itu sudah mulai ada perubahan pada siklus II yang mana pendidik sudah menyampaikan informasi mengenai pembelajaran Outdoor stud, pendidik sudah melakukan tanya jawab untuh melihat pemahaman peserta didik terkait materi yang telah di jelaskan. Pendidik juga menggunakan media pembelajaran yang cukup efektif dalam meningkatkan performa kinerja pendidik, untuk mendukung penjelasan materi karna mengingat pada pendekatan outdoor study alokasi waktu untuk penyampaian materi cukup singkat, sehingga peneliti memutuskan menggunakan media diagram gambar yang di tempelkan di papan tulis di siklus II supaya penyampaian materi lebih singkat namun, materi itu bisa dijelaskan dengan baik..

Pendekatan yang lebih dinamis terhadap pembelajaran di luar ruangan, seperti yang diterapkan dalam penelitian ini, dapat membawa perubahan yang lebih signifikan dalam kualitas pengajaran dan keterlibatan pendidik dengan siswa. Meskipun hasil yang diperoleh serupa dengan penelitian sebelumnya oleh [19], [20], yang juga menerapkan metode pembelajaran luar ruangan dalam pembelajaran sains, penelitian ini menunjukkan dampak yang lebih nyata dalam meningkatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Menurut [21], [22] dengan media pembelajaran, seorang pembelajar membutuhkan perantara atau yang biasa disebut dengan media pembelajaran, dimana tersedianya media pembelajaran, pendidik dapat mengaihkan perhatian peserta didik, agar tidak cepat bosan dan jenuh dalam proses belajar mengajar. Penjelasan tersebut secara langsung mendukung temuan dalam penelitian ini. Ketika guru mulai menggunakan media visual berupa gambar untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran outdoor, siswa terlihat lebih fokus dan mudah memahami konsep yang dijelaskan. Ini menunjukkan bahwa keberadaan media bukan hanya sebagai pelengkap, tapi justru menjadi kunci dalam mengoptimalkan waktu dan efektivitas pembelajaran di luar kelas [23]. Dengan demikian, hasil penelitian ini memperkuat pandangan [24] bahwa media mampu menarik perhatian siswa dan menghindari kejenuhan dalam proses belajar mengajar, terutama pada model pembelajaran aktif seperti outdoor study.

b. Proses belajar peserta didik

Berdasarkan hasil yang telah dipraktikkan, peneliti mengumpulkan informasi dari hasil lembar observasi peserta didik pada setiap siklusnya. Terjadi peningkatan proses pembelajaran siklus I ke siklus

II. Pada pelaksanaan siklus I pertemuan I dan pertemuan II, pelaksanaan siklus II pada pertemuan I dan II sebagai berikut:

Kegiatan Persentase Kategori
Siklus I 70,58% Cukup
Siklus II 88,23% Sangat Baik
Table 3. Data hasil peningkatan lembar observasi peserta didik.

Lembar observasi peserta didik pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, pada siklus I memperoleh nilai dengan rata- rata 70,58% dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata 88,23%, dalam hal ini terlihat adanya peningkatan yang baik dari siklus I ke siklus II dan dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Figure 2. Rekapitulasi Proses Kinerja Peserta Didik

Berdasarkan diagram 1.2 di atas pada siklus I terdapat 70,58%, dan pada siklus II terdapat 88,23%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan model snowbal throwing telah terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan nilai 70,58%, ke 88,23% dalam kategori sangat baik. Peningkatan ini terjadi karena guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan outdoor study sesuai dengan yang diharapkan, yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan . Pada siklus I tutor sebaya belum berjalan maksimal, anggota kelompok tidak terlalu merespon ketua kelompoknya, dan pada siklus II terjadi perubahan tingkah laku peserta didik karna pendidik mengarahkan dan menjelaskan tutor sebaya terlebih dahulu bahwa teman yang menjadi ketua kelompok itu adalah guru yang akan menjelaskan materi kepada masing- masing kelompok, maka kalian harus fokus mendengarkan ketua kelompok menjelaskan materi supaya kalian mengerti materi yang disampaikan oleh ketua kelompok.

Kelebihan outdoor study yaitu manfaat atau keuntungan belajar diluar kelas adalah: Kegiatan Pembelajaran menjadi kurang membosankan dan lebih menawan bagi siswa yang harus anda akan lebih termotivasi untuk belajar jika anda duduk berjam-jam. Esensi pembelajaran akan memiliki arti yang lebih besar. karena siswa dihadapkan pada situasi dan keadaan nyata atau alami. Materi yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih faktual untuk memastikan keakuratan kebenaran. Kegiatan belajar siswa kebih komprehensif dan lebih aktip karena hal itu dapat dilakukan dengan sejumlah metode, termasuk dengan menguji fakta, menanyakan atau mewawancarai, mengamati, membuktikan atau mendemonstrasikan, dan seterusnya [25], [26], [27]. Penelitian yang relevan terhadap proses belajar peserta didik, “Peningkatan proses dan hasil belajar IPAS menggunakan pembelajaran outdoor study [28], [29], [30], [31].

pada siswa kelas iv sd negeri 071/II sungai gambir”.

c. Peningkatan hasil belajar peserta didik

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan maka memperoleh data hasil peserta didik pada setiap siklusnya, data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel berikut:

Kegiatan Persentase Kategori
Siklus I 52,94% Cukup
Siklus II 88,23% Baik
Table 4. Data tes belajar peserta didik

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa peningkatan hasil tes belajar peserta didik pada silus I dan siklus II mengalami peningkatan, pada siklus I memperoleh nilai dengan rata-rata 52,94% dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata 88,23%. Dalam hal ini terlihat adanya peningkatan yang baik dari siklus I dan siklus II dan dapat dilihat dari diagram dibawah ini:

Figure 3. Rekapitulasi Data Belajar Peserta Didik

Berdasarkan diagram 1.3 terlihat bahwa nilai rata-rata peserta didik pada siklus I 52,94% dikategorikan cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II 88,23% dikategorikan baik. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPAS dengan menggunakan pendekatan outdoor study di kelas IV SDN 071/II Sungai Gambir dapat meningkatkan proses dan hasil belajar Ipas yang sesuai dengan indikator keberhasilan.

Peningkatan kinerja guru bukan hanya angka saja, tetapi karena guru sudah mulai lebih jelas menyampaikan prosedur pembelajaran di luar ruangan, lebih rajin melakukan tanya jawab untuk memeriksa pemahaman siswa, dan menggunakan media pembelajaran yang membantu materi tersampaikan lebih singkat tapi jelas. Begitu juga dengan aktivitas siswa yang meningkat, bukan hanya karena mereka lebih aktif, tapi karena ada arahan yang jelas soal peran tutor sebaya. Hasil belajar yang naik juga bukan suatu kebetulan, melainkan karena siswa belajar dalam suasana yang lebih nyata dan menyenangkan melalui pendekatan outdoor study, sehingga mereka lebih mudah memahami materi. Penelitian yang relevan terhadap hasil belajar peserta didik, “Penerapan pendekatan outdoor study Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPAS dikelas IV SD Negeri Pandau jaya”.

Salah satu aspek praktis yang penting dalam penerapan pembelajaran di luar ruangan adalah refleksi guru setelah setiap sesi berlangsung . Melalui refleksi, guru dapat meninjau kembali apa saja yang telah berjalan efektif dan apa yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan sebelumnya. Proses ini membantu guru merancang pembelajaran berikutnya agar lebih terarah dan bermakna. Dengan melakukan refleksi secara konsisten belajar di luar ruangan tidak hanya menjadi metode pembelajaran yang sesekali digunakan, tetapi berkembang menjadi strategi pembelajaran yang terpadu , berkelanjutan, dan berdampak nyata terhadap keterlibatan serta pemahaman siswa.

d. Data hasil wawancara

Data hasil wawancara dengan beberapa peserta didik, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang keberhasilan tindakan selama proses pembelajaran berlangsung, serta untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah diimplementasikannya pendekatan pembelajaran outdoor study.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa peserta didik tersebut diperoleh keterangan bahwa pendekatan pembelajaran outdoor study dapat membantu mempermudah peserta didik memahami materi pelajaran IPAS, sebagian peserta didik juga sudah berani bertanya ketika mengalami kesulitan dan semua responden menyatakan senang mempelajari IPAS dengan menggunakan pendekatan outdoor study. Hal ini dibuktikn dengan lebih dari 80% peserta didik yang nilainya sudah mampu mencapai KKTP.

Rahmawati ( 2018 ) dan Sujana (2020) menunjukkan Pendekatan berbasis di luar ruangan ,dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mendorong untuk lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran. Namun, penelitian ini dapat Menggunakakn alat bantu visual yang mendukung penjelasan materi secara singkat dan efektif.

4. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang meningkatkan prosedur dan hasil pendidikan ipas menggunakan pendekatan pembelajaran outdoor study pada siswa kelas IV SDN 071/II Sungai Gambir, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil observasi pendidik dalam proses pembelajaran IPAS menggunakan pendekatan pembelajaran outdoor study di kelas IV SDN 071/II Sungai Gambir ini dikatakan berhasil dan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari siklus I dengan persentase pendidik sebesar 72,22% pada siklus I dan pada siklus II dengan persentase sebesar 88,88% dengan kategori baik sekali. Hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran ipas menggunakan pendekatan pembelajaran outdoor study di kelas IV SDN 071/II Sungai Gambir pada siklus I dengan persentase peserta didik sebesar 70,58% dan siklus II dengan persentase sebesar 88,23% dengan kriteria baik sekali. Keberhasilan ini terjadi karena media pembelajaran outdoor membuat suasana belajar menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Keterlibatan siswa meningkat karena mereka langsung belajar melalui pengalaman di lingkungan sekitar, sementara guru terus melakukan refleksi untuk memperbaiki metode mengajar

2. Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran ipas menggunakan pendekatan pembelajaran outdoor study di kelas IV SDN 071/II Sungai Gambir pada siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 52,94% meningkat menjadi 88,23% pada siklus II. Peningkatan nilai ini bisa terjadi karena pendekatan outdoor study membuat siswa lebih termotivasi dan membantu mereka memahami materi secara lebih nyata dan mendalam, melalui pengalaman langsung selama belajar.

3. Meningkatnya keterlibatan siswa melalui kegiatan di lingkungan sekitar, penggunaan materi pembelajaran luar ruangan yang menarik dan kontekstual, serta refleksi rutin terhadap taktik yang digunakan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di setiap siklus merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap .kegiatan di lingkungan sekitar.

4. Potensi strategi luar ruangan pembelajaran untuk meningkatkan antusiasme siswa dan pemahaman konsep yang lebih dalam untuk meningkatkan keterlibatan aktif dan pengalaman belajar yang relevan.

5. Penelitian ini juga memberikan gambaran praktis bahwa guru-guru lain di sekolah dasar bisa menerapkan metode pembelajaran outdoor study ini untuk meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar siswa, sehingga bisa menjadi pilihan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan

Ucapan Terima Kasih

Penyusunan artikel jurnal ini dapat diselesaikan berkat ketekunan, doa, serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada pembimbing atas segala arahan, bimbingan, dan inspirasi yang diberikan selama proses penulisan dan revisi, yang sangat berperan dalam terselesaikannya artikel ini.

References

Desi Pristiwanti, B. Badariah, S. Hidayat, and R. S. Dewi, “Pengertian Pendidikan,” Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), vol. 4, no. 6, pp. 1707–1715, 2022.

Kemendikristek, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). 2022.

D. Suhelayanti, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Jakarta: PT Indeks, 2023.

A. Nurhidayah, R. Resviani, and S. Susanti, “Setting Desain Lingkungan Belajar Outdoor Dalam Meningkatkan Perkembangan Motorik Anak,” vol. 5, no. 2, pp. 166–173, 2024.

G. Ganjar Maulana and J. Saputra, “Penggunaan Metode Pembelajaran Outdoor Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Subkonsep Vertebrata,” BIOSFER: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi, vol. 3, no. 1, pp. 30–33, 2019, doi: 10.23969/biosfer.v3i2.1263.

D. Andra Ningsih, Nurhasanah, and L. Fadillah, “Efektivitas Pembelajaran di Luar Kelas dalam Pembentukan Sikap Percaya Diri Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 190 Cenning,” Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan, vol. 4, no. 2, pp. 1–12, 2019, doi: 10.47435/jpdk.v4i2.314.

Astaman, “Hakikat Belajar Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan,” Jurnal Ilmiah Edukatif, vol. 6, no. 1, pp. 35–39, 2020, doi: 10.37567/jie.v6i1.104.

S. B. Djamarah and A. Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Diadit Media, 2019.

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2020.

S. Andriani, S. D. Ardianti, and S. Masfuah, “Efektifitas Model Pembelajaran Outdoor Study Berbantu Media Audiovisual untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa,” As-Sabiqun, vol. 5, no. 2, pp. 619–631, 2023, doi: 10.36088/assabiqun.v5i2.3171.

A. A. Nugroho and N. R. Hanik, “Implementasi Outdoor Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa pada Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan Tinggi,” Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, vol. 9, no. 1, p. 41, 2015, doi: 10.20961/bioedukasi-uns.v9i1.3884.

R. Nuraini, “Penerapan Metode Outdoor Study pada Muatan IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas V Sekolah Dasar,” Journal on Education, vol. 5, no. 4, pp. 15460–15470, 2023. [Online]. Available: http://jonedu.org/index.php/joe

.

Sapriya, Evaluasi Program Pembelajaran. Bandung: Pustaka Belajar, 2019.

W. Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Cetakan Ke. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2019.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2020.

N. A. Rohmah, “Belajar dan Pembelajaran (Pendidikan Dasar),” Journal Stitaf, vol. 9, no. 2, pp. 193–210, 2021.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta, 2015.

L. Qulub, “Profesionalisme Pendidik dalam Proses Pembelajaran,” Dirasat: Jurnal Studi Islam & Peradaban, vol. 14, no. 1, pp. 29–44, 2019.

C. R. Ramadhani, “Pengaruh Penerapan Metode Outdoor Learning terhadap Hasil Belajar IPAS,” Al-Mustla: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman dan Kemasyarakatan, vol. 6, pp. 522–528, 2024, doi: 10.46870/jstain.v6i2.

N. Umamit, F. A. Umar, and M. Muslimin, “Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Outdoor Learning dalam Pelajaran Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Telaga,” Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya, vol. 11, no. 2, pp. 13–22, 2021, doi: 10.37905/jbsb.v11i2.10089.

J. Dewey, Strategi dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Mutiara, 2020.

D. Anjani and A. R. Hamdani, “Penggunaan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman,” Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, vol. 4, no. 2, pp. 243–278, 2018, doi: 10.36989/didaktik.v4i2.74.

I. R. W. Wardani, M. I. P. Zuani, and N. Kholis, “Teori Belajar Perkembangan Kognitiv Lev Vygotsky dan Implikasinya dalam Pembelajaran,” DIMAR: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 4, no. 2, pp. 332–346, 2023, doi: 10.58577/dimar.v4i2.92.

Apdoludin, Inovasi Baru Model Pembelajaran. 2021. [Online]. Available: https://drive.google.com/file/d/1paJwGaCq-CyyygisoLO3V4Xf2G1nO1pv/view

.

Herawati, “Memahami Proses Belajar Anak,” Jurnal UIN Ar-Raniry Banda Aceh, vol. 4, no. 1, pp. 27–48, 2018. [Online]. Available: https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/4515

.

K. S. Apdoludin, I. Hamzah, R. Zunarti, M. Nafis, and A. Kurniawan, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Scientific Approach. Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2023.

R. Agung, “Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada Tahap Anak Usia Operasional Konkret 7–12 Tahun dalam Pembelajaran Matematika,” Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, vol. 9, no. 1, pp. 27–34, 2019.

W. C. Matono, Heni, and L. A. Karolin, “Implementasi Model Experiential Learning sebagai Bagian dari Program Sekolah Ramah Anak,” in Membangun Sinergitas Keluarga dan Sekolah Menuju PAUD Berkualitas, pp. 159–167, 2022. [Online]. Available: https://eprints.uad.ac.id/14038/1/artikel

wahyuni christiany martono.pdf.

P. Mata and P. Ipas, “Peningkatan Keaktifan Belajar Peserta Didik Melalui Implementasi Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran IPAS,” Jurnal Kajian Pendidikan, vol. 17, no. 1, pp. 186–196, 2023, doi: 10.30595/jkp.v17i1.16091.

Purwaningsih, “Peningkatan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Penemuan pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 8 Cikarang Utara Kabupaten Bekasi,” EDUCATOR: Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan, vol. 2, no. 4, pp. 422–427, 2023, doi: 10.51878/educator.v2i4.1929.

A. M. Ihsanudin and S. Suwartini, “Peningkatan Hasil Belajar IPAS Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Peserta Didik Kelas IV SDN 1 Pokak Tahun Pelajaran 2023/2024,” vol. 1, no. 4, 2024.