Login
Section Business and Economics

Contextualization of Ta'zir and Amar Ma'ruf Nahi Munkar to Address Illegal Online Loans

Vol. 10 No. 2 (2025): December:

Achmad Bissri Fanani (1), Imam Shobari (2), Iqbalul Muid (3), Musthofa Ahmad Al-Mu’thi (4), Moch. Rafli Nazillur Roikhan (5)

(1) Program Studi Fikih wa Ushuluhu, Ma’had Aly PP An-Nur II Malang, Indonesia
(2) Program Studi Fikih wa Ushuluhu, Ma’had Aly PP An-Nur II Malang, Indonesia
(3) Program Studi Filsafat, STF Al-Faroby, Malang, Indonesia
(4) Program Studi Fikih wa Ushuluhu, Ma’had Aly PP An-Nur II Malang, Indonesia
(5) Program Studi Fikih wa Ushuluhu, Ma’had Aly PP An-Nur II Malang, Indonesia
Fulltext View | Download

Abstract:

General background: Financial technology (fintech) has transformed the financial services industry, offering convenience and broader access. Specific background: However, the rapid growth of online loans has also given rise to illegal lending practices, marked by exorbitant interest rates, privacy violations, and exploitative collection methods, causing serious economic and psychological harm. Knowledge gap: Previous studies have examined illegal loans from legal, economic, and social perspectives, yet few have analyzed solutions through the framework of industrial fiqh. Aims: This study seeks to contextualize the concepts of amar ma’ruf nahi munkar (enjoining good and forbidding wrong) and ta’zir (discretionary punishment) as frameworks to address the proliferation of illegal online loans. Results: Findings show that economic pressures, consumptive lifestyles, and low financial literacy are primary factors driving communities into debt traps. Illegal loans are deemed unlawful in Sharia due to elements of riba, gharar, and zulm. Novelty: By applying classical fiqh principles within the theory of industrial fiqh, this study introduces practical programs: financial literacy campaigns as amar ma’ruf and strengthened regulation and law enforcement as ta’zir. Implications: These approaches highlight the relevance of fiqh in modern socio-economic challenges, offering a Sharia-based, preventive, and corrective framework to protect society from exploitative financial practices.


Highlights:




  • Illegal online loans cause economic, social, and psychological harm.




  • Fiqh principles provide preventive and corrective solutions.




  • Novelty lies in contextualizing amar ma’ruf and ta’zir within industrial fiqh.




Keywords: Fintech, Illegal Online Loans, Industrial Fiqh, Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Ta’zir

Downloads

Download data is not yet available.

Pondasi Keunggulan Akademis dan Prestasi Siswa Berbasis Qur’anic Tahfid

Eko Wijiyono*1), Tobroni2), Joko Widodo3)

1)Doktor Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

2) Doktor Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

3) Doktor Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

*Email Penulis Korespondensi: aliefjowo07@gmail.com

Abstra ct: Memorizing the Qur'an using Qur’anic Tahfid is an important aspect of Islamic education, which is believed to influence various aspects of students' lives, including academic achievement. The relationship between psychological conditions and the potential of the Qur'anic Tahfid method has not been widely publicized despite its application under traditional conditions. This kind of gap occurs because teachers often rely on practices that are considered trustworthy and accessible, effective and efficient i psychological and the potential of the Qur'anic Tahfid method have not been widely published despite being applied under traditional conditions. This kind of gap occurs because teachers often rely on practices that are considered trustworthy and accessible, effective and efficient. This study explores the benefits of Qur'an ic Tahfid on students' academic excellence and achievement. This study used a qualitative approach, by analyzing data from indexed scientific journals. The findings of this study indicate a positive and significant relationship between the Qur'anic tahfid method and their academic achievement. The study concluded that Qur'anic tahfid has a positive effect on academic achievement, which means that students who excel in Qur'anic tahfid tend to excel academically. The study also highlights the potential of Qur'anic tahfid as a foundation for academic excellence and advocates the integration of Qur'anic tahfid into the educational curriculum to improve student achievement and overall development.

Kata kunci: Qur'a nic tahfid , Academic, performance, achievement, Memory

Abstrak : Menghafal Al-Qur'an dengan metode Qur’anic Tahfid merupakan aspek penting dalam pendidikan Islam, yang diyakini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan siswa, termasuk prestasi akademik. Hubungan antara kondisi psikologis dan potensi metode Qur’anic Tahfid belum banyak dipublikasikan walaupun sudah diterapkan dalam kondisi tradisional. Kesenjangan semacam ini terjadi karena guru sering mengandalkan praktik yang dianggap dapat dipercaya dan dapat diakses, efektif dan efisien. Penelitian ini mengeksplorasi manfaat Qur’anic Tahfidz terhadap keunggulan dan prestasi akademik siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menganalisis data dari jurnal ilmiah yang terindeks. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara metode Qur’anic tahfid dan prestasi akademik mereka. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Qur’anic tahfid berpengaruh positif terhadap prestasi akademik, yang berarti bahwa siswa yang berprestasi dalam Qur’anic tahfid cenderung berprestasi secara akademik. Penelitian ini juga menyoroti potensi Qur’anic tahfid sebagai pondasi untuk keunggulan akademis dan menganjurkan integrasi Qur’anic tahfid ke dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan prestasi dan perkembangan siswa secara keseluruhan.

Kata Kunci:Qur’anic Tahfid, Keunggulan Akademik, Prestasi Unggul, Memori

Memori memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Memori adalah kemampuan manusia untuk mengingat hal-hal atau peristiwa masa lalu dan menyimpan fakta dan ide. Kemampuan menghafal Al-Qur'an sangat mempengaruhi dimensi kognitif dan emosional, termasuk pengendalian diri. Kemampuan seseorang untuk menghafal dan melestarikan ayat-ayat Al-Qur'an membutuhkan proses pengendalian ingatan. Proses kontrol memori adalah proses aktif yang dapat dikendalikan oleh individu dan dapat berbeda dari individu ke individu . Kemampuan menghafal Al-Qur'an tidak semudah yang kita bayangkan, tetapi membutuhkan proses yang sangat panjang dan rumit. Namun, bukan tidak mungkin untuk dilakukan, karena menghafal Al-Qur'an adalah bagian dari proses pembelajaran[1], [2].

Siswa yang menghafal Al-Qur'an sering menunjukkan disiplin yang lebih tinggi. Adanya program Qur’anic Tahfid untuk seseorang biasanya melibatkan pendekatan yang sangat terstruktur dan sistematis. Misalnya, metode Sisir atau Comb, yang melibatkan menghafal dari akhir bagian hingga awal dan harus dibaca berulang kali. Metode ini dapat membantu menjaga kualitas menghafal dan menanamkan disiplin pada siswa. Disiplin ini sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Al-Qur'an dan mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Jika kurangnya disiplin dikaitkan dengan penurunan prestasi dan munculnya masalah perilaku, maka menunjukkan bahwa lingkungan hafalan Al-Quran yang terstruktur berperan penting dalam mengembangkan perilaku disiplin[3].

Siswa yang memiliki banyak metode Qur’anic Tahfid juga memiliki ingatan akan pelajaran lain. Untuk menghafal Al-Qur'an, seseorang akan melibatkan proses pengendalian memori yang signifikan, seperti latihan, motivasi, dan disiplin diri. Praktik dalam pemeliharaan hafalan memainkan peran penting dalam Qur’anic Tahfid . Orang yang mampu menghafal akan mendapatkan peningkatan keterampilan kognitif, seperti retensi memori dan perhatian terhadap detail, yang dapat meningkatkan pembelajaran dalam mata pelajaran lain [4].

Dengan Qur’anic Tahfid , seorang siswa dapat memiliki keunggulan akademik dibandingkan orang lain. Sebuah penelitian yang dilakukan pada siswa SMA menemukan hubungan positif yang signifikan antara prestasi siswa dalam menghafal Al-Qur'an dengan prestasi akademik mereka. Secara khusus, ada peningkatan nilai bagi siswa yang menghafal Al-Qur'an dan peningkatan nilai prestasi akademik sebesar 0,58. Hal ini menunjukkan bahwa seorang siswa yang unggul dalam menghafal Al-Qur'an juga akan berprestasi secara akademis[5].

Mahasiswa akan memiliki prestasi yang tinggi dengan memiliki banyak hafalan dan keunggulan akademik. Keunggulan akademik seseorang tidak hanya bergantung pada kemampuan kognitif, tetapi faktor lain juga mempengaruhinya, yaitu motivasi dan psikologi. Orang yang memiliki prestasi tinggi sering terlihat memiliki tingkat ketekunan, motivasi, dan dorongan yang lebih tinggi untuk mencapai keuntungan. Kebiasaan melakukan pembelajaran yang efektif, dengan mengatur waktu, menetapkan tujuan, dan meminimalisir gangguan, juga penting untuk keberhasilan prestasi akademik. Kebiasaan ini dapat membantu siswa mempertahankan pengetahuan dan berkinerja baik secara akademis[6].

Teori mutualisme dan model transaksional menjadi pondasi dalam hubungan positif antara peningkatan kognitif dan ketrampilan akademik siswa yang berkembang secara linier dan saling mempengaruhi diri siswa [7]. Memori sebagai salah satu komponen dalam kemampuan kognitif memiliki peran penting dalam prestasi dalam ketrampilan akademik. Selain itu, strategi dan metode hafalan mampu meningkatkan kinerja akademik, yang menunjukkan korelasi positif antara hafalan dan prestasi akademik siswa [8].

Efektivitas hafalan siswa dan pemahaman memiliki tingkatan variatif sesuai dengan sesuai dengan konteks budaya dan pendidikan. Strategi menghafal secara positif dapat memprediksi prestasi membaca, yang dapat dipengaruhi oleh faktor budaya dan perkembangan. Hal ini memberikan proyeksi bahwa menghafal Al-Qur'an mampu memberikan peningkatan kecerdasan emosional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang menghafal Al-Quran memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi daripada yang lain [9], [10]. Jika kebiasaan menghafal Al-Qur'an, dikombinasikan dengan ciri-ciri kepribadian siswa seperti ketelitian dan neurotisisme, meningkatkan pembelajaran mandiri, maka akan meningkatkan prestasi akademik[11].

Efektivitas menghafal Al-Qur'an dapat dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan, termasuk ketersediaan guru yang memadai dan metode pembelajaran yang tepat. Menghafal Al-Qur'an telah terbukti berdampak positif pada kecerdasan emosional dan perkembangan kognitif pada siswa Hal ini menunjukkan bahwa proses menghafal Al-Qur'an tidak terlalu memberatkan bahkan dapat memberikan manfaat bagi siswa [12], [13].

Lembaga pendidikan telah mengembangkan kurikulum terpadu yang menggabungkan pelajaran Al-Qur'an dengan mata pelajaran akademik secara umum. Misalnya, sekolah tahfiz di lembaga pendidikan mencakup Al-Qur'an dan mata pelajaran akademik standar, meskipun ada kesenjangan seperti kurangnya pendidikan komputer. Hasil studi menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara hafalan Al-Qur'an dan prestasi akademik. Hasil studi menunjukkan bahwa siswa yang unggul dalam menghafal Al-Qur'an cenderung berprestasi baik secara akademis[14], [15].

Tehnik muraja'ah adalah cara tradisional dan efektif untuk metode Qur’anic Tahfid. Muraja'ah dilakukan dengan membaca dan membaca ayat-ayat Al-Qur'an berulang kali hingga dihafal dan didengarkan oleh guru/ustadz. Tehnik ini memiliki jadwal hafalan yang terstruktur, seperti metode "One Day One Verse". Susunan jadwal ini bertujuan untuk memastikan kemajuan yang konsisten [15]. Salah satu variasi diantaranya adalah melakukan hafalan satu ayat dan terjemahannya setiap hari, dan harus selalu didukung dengan kegiatan membaca dan pemahaman yang sangat teratur[16].

Di satu sisi, siswa ketika menghadapi berbagai tantangan akan mengalami masalah. Identifikasi masalah diantaranya adalah masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan hingga masalah sosial seperti lingkungan keluarga yang tidak mendukung dan kurangnya sumber daya pendidikan yang memadai. Imbasnya adalah Masalah ini tidak hanya mempengaruhi nilai siswa tetapi juga kemampuan siswa untuk tetap bersekolah dan lulus, yang pada gilirannya dapat berdampak pada masa depan siswa dan masyarakat. Keterlibatan orang tua yang aktif dan intensif akan meningkatkan kinerja akademik dan emosional yang berakibat pada kesejahteraan siswa [17], [18], [19].

Dari rangkaian penelitian, belum ada penelitian yang menunjukkan kesenjangan antara praktek dan teori. Selain itu belum adanya hubungan antara kondisi psikologis dan kemampuan hafalan Al-Qur’an. Selain itu metode Qur’anic Tahfid belum banyak dipublikasikan walaupun sudah diterapkan dalam kondisi tradisional. Kesenjangan semacam ini terjadi karena guru sering mengandalkan praktik yang dianggap dapat dipercaya dan dapat diakses, yang mungkin tidak selalu berbasis bukti [20]. Oleh sebab itu butuh penelitian yang mengeksplorasi praktik pengajaran yang lebih efektif dan efisien [21].

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai pengembangan metode pengajaran yang lebih efektif dalam metode Qur’anic Tahfid . Manfaat penelitian ini untuk mengatasi kesenjangan antara penelitian dan praktik. Sementara itu, metode pengajaran terletak pada kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas praktik pendidikan. Studi ini memprioritaskan identifikasi masalah dan pemeriksaan praktik pengajaran yang sangat efektif daripada mengasumsikan pengetahuan yang ada.

Penelitian ini menawarkan solusi atas permasalahan akademik siswa. Penerapan pendekatan terstruktur dalam penelitian untuk memberikan dukungan intelektual dan emosional serta mendorong sosialisasi profesional. Penelitian ini juga untuk mengidentifikasi dan memberikan solusi atas masalah psikologis dan sosial seperti depresi, stres, dan kecemasan, yang dapat menghambat kinerja akademik Secara praktis, penelitian ini memberikan pedoman terperinci dan pendekatan multi-metode untuk membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi dan mengoperasionalkan masalah penelitian secara efektif[17], [22].

Artikel ini merupakan telaah artikel (literature review) dengan menggunakan 35 artikel utama yang telah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi [23], yaitu artikel berjenis riset orisinil dengan pembahasan mengenai metode Qur’anic Tahfidz dan pengembangan psikologis dan kognitif siswa. Review artikel dipublikasi selama lima tahun terakhir, mulai dari 2020-2025 dan artikel yang bersifat peerreviewed [24]. Kriteria eksklusi adalah artikel yang membahas kemampuan kognitif dan psikologis siswa, metode Qur’anic Tahfidz. Artikel terlebih dahulu dipilih dan didapatkan melalui database Google Scholar dan SINTA. Artikel yang telah diseleksi akan dianalisis secara deskriptif melalui identifikasi terhadap penulis dan tahun terbit artikel, lokasi penelitian, metode, subyek penelitian dan penjabaran mengenai intervensi sebagai untuk mendapatkan artikel yang sesuai dengan hasil penelitian [25], [26] .

Adanya Quranic Tahfid pada siswa memberikan pengaruh yang signifikan dalam prestasi akademik. Analisis ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Qur’anic tahfid maka akan memberikan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan kognitif. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang unggul dalam menghafal Al-Qur'an juga cenderung unggul secara akademis [5]. Studi ini diperkuat dengan metode penelitian yang berbeda yang menunjukkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa [27]. Beberapa faktor diantaranya adalah minat dalam pembelajaran dan disiplin dapat secara signifikan mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar. Motivasi merupakan modal dasar untuk ketercapaian sebuah program pembelajaran. Di satu sisi motivasi menjadi salah satu indikator kesuksesan dalam belajar. Dalam motivasi terdapat beberapa komposisi yang penting membentuk karakter siswa diantaranya rasa ingin tahu tinggi, penuh perhatian, pencapaian motivasi, motivasi intrinsik dan alur kerja sebagai peta konsep dalam ketertarikan belajar [28].

Kinerja memori kata demi kata cukup untuk memprediksi IPK, menunjukkan bahwa praktik menghafal dan melafalkan dapat bermanfaat bagi keberhasilan akademik. Dalam hal ini diketahui adanya Verbatim Memory Performance merupakan kemampuan seseorang yang mengingat informasi secara detail, perkata secara bermakna per kata. VMP memiliki kelebihan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengingat instruksi, membaca teks dengan akurat, menginat percakapan penting, detail spesifik ketika dalam pembicaraan. Kemampuan ini dipengaruhi oleh faktor usia, fokus dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh fasilitator. VMP ini akan menjadi memori jangka panjang dalam manusia karena manusia lebih mengingat intisari daripada rincian [29]. Strategi hafalan dengan metode ini mampu mempengaruhi prestasi membaca dan menjadi indikator dalam strategi pembelajaran yang lebih mendalam dan keberhasilan akademik[30].

Metode visualisasi yang mencakup strategi menghafal juga mampu menghasilkan peningkatan prestasi akademik di antara siswa yang menunjukkan efektivitas metode. Proses dan metode Qur’anic Tahfid dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif di kalangan siswa (subjective Wellbeing). Kesejahteraan subjektif ini disebabkan oleh hubungan spiritual dan rasa tenang dan nyaman yang diperoleh saat melaksanakan metode Qur’anic Tahfid , yang bermanfaat dalam mengelola stres dan depresi pada siswa [26] .

Di satu sisi, metode pembelajaran Al-Qur'an yang berbeda (visual, pendengaran, dan memori) menghasilkan keadaan emosional yang positif, seperti kebahagiaan dan motivasi, sebagaimana diukur dengan indeks Frontal Alpha Asymmetry (FAA) Nilai spiritualitas dan dukungan sosial yang dirasakan selama proses mengingat, menganalogikan, menghubungkan dan proses lain menggunakan rasa dan sumberdaya menghafal Al-Qur'an secara signifikan. Hubungan ini berkontribusi pada kesejahteraan subjektif siswa yang menghafal. Lingkungan yang mendukung ini sangat membantu siswa merasa lebih tenang dan tidak terlalu stres, yang dapat memberikan skor positif pada kinerja akademik mereka secara keseluruhan [13], [31].

Detail studi menunjukkan bahwa stimulasi warna memberikan dampak pada memori verbal jangka pendek. Ditemukan dalam penelitian bahwa kinerja memori bervariasi secara signifikan dengan warna yang berbeda, di mana warna gelap dan merah-ungu meningkatkan jangkauan memori, sementara warna hitam dan ungu tua meningkatkan efisiensi menghafal kata [32]. Studi lain menyoroti pengaruh kebiasaan pada pembelajaran dan hafalan. Studi ini menekankan bahwa diet, tidur, dan perhatian berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan dinamika pembelajaran dan retensi informasi[4]. Studi neuroimaging telah menyatakan bahwa skor kecerdasan yang lebih tinggi. Keterkaitan ini berhubungan dengan peningkatan konektivitas antar daerah otak. Proses ini juga menunjukkan pemrosesan informasi yang lebih efisien. Pemrosesan informasi ini menyoroti betapa pentingnya memahami substrat saraf kecerdasan untuk meningkatkan kinerja dalam pendidikan[33].

Prestasi siswa memiliki hubungan positif yang signifikan dalam upaya penerapan metode Qur’anic Tahfid yang bertujuan akhir dengan prestasi akademik siswa. Siswa yang unggul dalam menghafal Al-Qur'an cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik, Peningkatan nilai akademik yang signifikan dihasilkan dalam menghafal Al-Qur'an. Proses penghafalan Al-Qur'an mampu berdampak pada prestasi belajar matematika melalui pembelajaran mandiri. Indikator menunjukkan bahwa disiplin dan konsistensi untuk menghafal menghasilkan kinerja akademik yang lebih baik [5], [11].

Disiplin yang ditanamkan untuk metode Qur’anic Tahfid juga berdampak positif pada perilaku siswa. Disiplin pendidikan dipandang sebagai kebutuhan hukum yang membantu mencapai tujuan pendidikan dan mengatasi masalah perilaku, terutama yang tidak bermoral atau antisosial. Ada satu bukti bahwa tingkatan dalam metode Qur’anic Tahfid yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan minat dalam mempelajari mata pelajaran lain, seperti matematika. Peningkatan minat dan keterlibatan ini dapat menghasilkan hasil akademik yang lebih baik [11].

Proses menghafal, memasukkan memori dalam hapalan dengan metode Qur’anic Tahfid adalah bagian dari tradisi Islam dan praktik keagamaan yang penting. metode Qur’anic Tahfid bukan hanya usaha pribadi tetapi juga dipandang sebagai kewajiban spiritual. Usaha ini secara signifikan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk belajar. Dorongan ajaran agama dan keinginan untuk memenuhi kewajiban spiritual dapat menghasilkan motivasi intrinsik yang tinggi [34]. Dorongan spiritual dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sering mendorong seseorang untuk melaksanakan metode Qur’anic Tahfid . Dorongan spiritual semacam itu merupakan motivator yang kuat bagi umat Islam, karena selaras dengan keyakinan dan praktik agama mereka. Meskipun motivasi untuk belajar tinggi, terbatasnya jumlah guru dan kesulitan menghafal, metode yang tepat dalam menghafal Al-Qur'an menjadi tantangan pembelajar. Solusi inovatif seperti aplikasi pembelajaran seluler dan kerangka kerja gamifikasi adaptif disarankan untuk mengatasi tantangan ini dan mempertahankan tingkat motivasi belajar siswa yang tinggi [12], [35].

Banyak penelitian telah menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara metode Qur’anic Tahfid dan prestasi akademik. Misalnya, siswa yang unggul dalam metode Qur’anic Tahfid berkinerja lebih baik secara akademik. Lingkungan dan gaya duduk siswa mempengaruhi kinerja mereka dalam metode Qur’anic Tahfid . Siswa laki-laki akan tampil lebih baik saat duduk bersila, sedangkan siswa perempuan akan tampil serupa dalam gaya duduk yang berbeda [5], [36].

Pengembangan aplikasi seperti "Hafiz" dapat mendukung siswa dalam metode Qur’anic Tahfid dengan menyediakan fitur-fitur seperti tes hafalan, tilawah, dan pelacakan kemajuan. Integrasi teknologi dapat membuat hafalan lebih efisien dan memakan waktu, sehingga memungkinkan siswa untuk menyeimbangkan studi akademik. Di lembaga pendidikan yang menggabungkan metode Qur’anic Tahfid dengan kurikulum akademik reguler, telah terbukti bahwa siswa dapat unggul di kedua bidang tersebut. Identifikasi kecerdasan dominan, seperti kecerdasan naturalis, di antara siswa dapat lebih meningkatkan pengalaman belajar mereka. Partisipasi aktif orang tua dan masyarakat dalam memberikan dukungan dan bimbingan memiliki peran penting dalam kemampuan siswa untuk menyeimbangkan metode Qur’anic Tahfid dengan tanggung jawab akademiknya [3], [27], [37].

Beberapa tantangan yang ditemui dalam metode metode Qur’anic Tahfid antara lain ; 1) kurangnya pemahaman, sumberdaya guru dan fasilitator, 2) motivasi siswa yang rendah dalam pelaksanaan metode Qur’anic Tahfid yang memiliki persepsi dianggap berat, 3) waktu pembelajaran yang tidak seimbang, terutama diniyah di lembaga pendidikan yang lebih banyak atau terlalu sedikit, 4) pemilihan model pembelajaran dan metode pembelajaran ustadz/ustadzah yang tradisional, tidak disertai selingan dan permainan menarik siswa.

Seorang penghafal Al-Qur'an dengan niat tulus dan upaya yang konsisten, metode Qur’anic Tahfid yang tepat akan berpotensi untuk mencapai kesuksesan akademik. Integrasi teknologi, strategi motivasi, metode pendidikan terstruktur, dan sistem pendukung yang kuat adalah faktor kunci yang dapat memfasilitasi keseimbangan ini. Siswa dapat secara efektif mengelola komitmen agama dan akademik mereka menggunakan alat dan pendekatan ini untuk memastikan pengembangan dan keberhasilan holistik di kedua bidang tersebut [37].

Strategi untuk peningkatan metode Qur’anic Tahfid diantaranya adalah ; 1) Penyelenggara lembaga pendidikan sering mengikuti program terstruktur untuk memfasilitasi metode Qur’anic Tahfid. Program ini dirancang untuk memenuhi standar pendidikan, kebutuhan lokal, dan memastikan bahwa siswa dapat menerima dukungan yang komprehensif. 2) Dorongan fasilitator, motivasi ekstrinsik, seperti apresiasi dan pengakuan, akan secara signifikan meningkatkan komitmen siswa untuk metode Qur’anic Tahfid. 3) mengalokasikan jumlah waktu yang seimbang untuk kegiatan ini akan memberikan hasil yang lebih baik, selain itu tidak akan membebani psikologis siswa.

Pendekatan semacam ini telah terbukti efektif di berbagai pengaturan dan lembaga pendidikan. Menghafal Al-Qur'an dikaitkan dengan kemampuan intelektual, peningkatan prestasi akademik, dan perilaku sosial yang lebih baik. Menghafal Al-Qur'an mampu menanamkan disiplin dan meningkatkan fungsi kognitif [34], [38].

Keseimbangan dalam metode Qur’anic Tahfid dengan prestasi akademik memang membutuhkan perencanaan yang matang. Pendekatan terstruktur untuk metode Qur’anic Tahfid ini secara efektif menumbuhkan generasi Al-Qur'an, memastikan pemahaman yang mendalam tentang Al-Qur'an dan bermanfaat bagi perkembangan kognitif dan spiritual siswa [16], [34].

IV. Kesimpulan

Qur’anic Tahfid telah terbukti berdampak positif dan signifikan pada prestasi akademik siswa. Pembelajar yang unggul dalam menghafal Al-Qur'an akan cenderung berkinerja lebih baik secara akademis. Program Qur’anic Tahfid mampu menumbuhkan pertumbuhan intelektual dan perkembangan spiritual dan moral, berkontribusi pada pengalaman pendidikan yang menyeluruh. Fasilitator dapat memilih dan mengintegrasikan pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an dengan hafalan untuk meningkatkan kualitas hafalan dan dampak pendidikannya.

Pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan hafalan Al-Qur'an dengan mata pelajaran akademik dapat mendorong pendekatan pendidikan yang lebih holistik. Implikasi praktis ini dapat dikembangkan secara berkelanjutan tentang metode pengajaran inovatif dan pengembangan teknologi yang mendukung implementasi Qur’anic Tahfid akan penting dalam meningkatkan efektivitas program ini. Pemanfaatan Qur’anic Tahfid sebagai bagian dari landasan keunggulan akademik menawarkan jalan yang menjanjikan untuk meningkatkan prestasi siswa. Dengan mengatasi tantangan saat ini dan mengintegrasikan strategi pengajaran yang inovatif, lembaga pendidikan dapat secara holistik mengoptimalkan manfaat Qur’anic Tahfid untuk pengembangan siswa.

Terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya Promotor dan co. Promotor: Bapak Prof. Dr. Tobroni dan Prof. Dr. Joko Widodo.

[1]E. A. Hurriyati, E. Fitriana, S. Cahyadi, and W. Srisayekti, “The Predictive Role of IQ, Mood, Emotional Reactivity, and Effortful Control on Working Memory among Hafidz Qur’an,” Open Psychol. J., vol. 15, no. 1, Jun. 2022, doi: 10.2174/18743501-v15-e2202210.

[2]Rahman MA, Aribisala BS, Ullah I, and Omer H., “Association between scripture memorization and brain atrophy using magnetic resonance imaging,” Acta Neurobiol Exp (Wars)., vol. 80, no. 1, pp. 90–97, 2020, doi: 10.21307/ane‑2020‑009.

[3]I. Kurniailah and M. Abu Bakar, “Increasing The Quality of Memorizing The Qur`an for Santri Kalong Through the Sisir Method,” Nazhruna J. Pendidik. Islam, vol. 6, no. 2, pp. 253–270, May 2023, doi: 10.31538/nzh.v6i2.3378.

[4]M. A. Dzulkifli, A. W. Abdul Rahman, A. K. Hussain Solihu, J. A. Bashier Badi, and S. Afzal, “Optimizing human memory: An insight from the study of Al Huffaz,” in The 5th International Conference on Information and Communication Technology for The Muslim World (ICT4M), IEEE, Nov. 2014, pp. 1–4. doi: 10.1109/ICT4M.2014.7020624.

[5]N. H. Tarmuji, N. Mohamed, S. F. Hazudin, and W. A. W. Ahmad, “Linking Study of Memorising Quran with Academic Performance,” Asia Pacific J. Educ. Educ., vol. 37, no. 1, pp. 181–191, Jul. 2022, doi: 10.21315/apjee2022.37.1.9.

[6]K. A. Bin Abdulrahman, A. M. Khalaf, F. B. Bin Abbas, and O. T. Alanazi, “Study Habits of Highly Effective Medical Students,” Adv. Med. Educ. Pract., vol. Volume 12, pp. 627–633, Jun. 2021, doi: 10.2147/AMEP.S309535.

[7]M. H. Kim, T. E. Bousselot, and S. F. Ahmed, “Executive functions and science achievement during the five-to-seven-year shift.,” Dev. Psychol., vol. 57, no. 12, pp. 2119–2133, Dec. 2021, doi: 10.1037/dev0001261.

[8]S. Sankalaite, M. Huizinga, P. Warreyn, J. Dewandeleer, and D. Baeyens, “The association between working memory, teacher-student relationship, and academic performance in primary school children,” Front. Psychol., vol. 14, Sep. 2023, doi: 10.3389/fpsyg.2023.1240741.

[9]L. Cordovani, S. M. Jack, A. Wong, and S. Monteiro, “Surveying Undergraduate Medical Students’ Motivational Orientations and Learning Strategies in the First and Last Year of Medical School,” Med. Sci. Educ., vol. 34, no. 4, pp. 783–793, May 2024, doi: 10.1007/s40670-024-02067-z.

[10]S. Maulidia, S. Nur, and D. A. Ramadhani, “The Effect of Memorying The Qur’an on Emotional Intelligence,” in ICLIQE 2021: Proceeding of The 5th International Conference on Learning Innovation and Quality Education, New York, NY, USA: ACM, Sep. 2021, pp. 1–5. doi: 10.1145/3516875.3516907.

[11]M. Kibtiyah and F. M. Suud, “Relationship Between Big Five Personalities and Habit of Memorizing The Qur’an on Mathematics Learning Achievement through Mediator of Self-Regulated Learning,” Islam. Guid. Couns. J., vol. 7, no. 1, Apr. 2024, doi: 10.25217/0020247453900.

[12]S. H. Che Hassan, S. N. Wan Shamsuddin, and N. H. Yusof, “Towards Designing a Framework for Adaptive Gamification Learning Analytics in Quranic Memorisation,” Pertanika J. Sci. Technol., vol. 31, no. 1, pp. 257–278, Oct. 2022, doi: 10.47836/pjst.31.1.16.

[13]M. K. Syaifulloh, M. Hanafi, T. D. Ardyanto, N. Wiyono, P. Budianto, and J. Jumiatmoko, “Electroencephalography (EEG) Frontal Alpha Asymmetry Index as an Indicator of Children’s Emotions in the Three Quran Learning Methods: Visual, Auditory, and Memory,” Iran. J. Psychiatry, Dec. 2022, doi: 10.18502/ijps.v18i1.11417.

[14]M. S. Taat, R. Talip, and M. Mosin, “The influence of curriculum and school climate on the academic attitude of tahfiz students in Malaysia,” Int. J. Eval. Res. Educ., vol. 10, no. 3, p. 807, Sep. 2021, doi: 10.11591/ijere.v10i3.21275.

[15]A. Basir, T. Tamjidnor, S. Suraijiah, S. Karoso, S. Saidi, and M. Sholihah, “Enhancing Qur’an Reading Proficiency in Madrasahs Through Teaching Strategies,” Nazhruna J. Pendidik. Islam, vol. 7, no. 2, pp. 373–389, Jun. 2024, doi: 10.31538/nzh.v7i2.4985.

[16]E. Suryana, U. Supriadi, M. Fikri, A. Efriani, and S. Langputeh, “EXPLORING MEMORIZATION PATTERNS IN THE TAHFIDZ AND TARJAMAH QUR’AN PROGRAMS,” J. Pendidik. Islam, vol. 10, no. 2, pp. 375–386, Dec. 2024, doi: 10.15575/jpi.v10i2.29969.

[17]M. K. Alshammari, M. H. Othman, Y. O. Mydin, and B. A. Mohammed, “Social and Psychological Problems and Their Relationship with Several Variables among University Students,” Rev. Econ. Financ., vol. 21, pp. 426–429, 2023, doi: 10.55365/1923.x2023.21.44.

[18]N. R. Beckham, L. J. Akeh, G. N. P. Mitaart, and J. V Moniaga, “Determining factors that affect student performance using various machine learning methods,” Procedia Comput. Sci., vol. 216, pp. 597–603, 2023, doi: 10.1016/j.procs.2022.12.174.

[19]J. Fernández Cerero, M. Montenegro Rueda, and E. López Meneses, “The Impact of Parental Involvement on the Educational Development of Students with Autism Spectrum Disorder,” Children, vol. 11, no. 9, p. 1062, Aug. 2024, doi: 10.3390/children11091062.

[20]L. A. Beahm and B. G. Cook, “Merging Practice-based Evidence and Evidence-based Practices to Close the Research-to-Practice Gap,” 2021, pp. 47–60. doi: 10.1108/S0735-004X20210000031004.

[21]M. Askew, “Identifying Effective Mathematics Teaching: Some Questions for Research,” African J. Res. Math. Sci. Technol. Educ., vol. 24, no. 1, pp. 1–9, Jan. 2020, doi: 10.1080/18117295.2019.1710049.

[22]G. G. Marchisotti and J. R. Farias Filho, “Application of a Multi-method to Identify a Research Problem,” Rev. Adm. Contemp., vol. 26, no. 6, 2022, doi: 10.1590/1982-7849rac2022210020.en.

[23]K. Gupta, “Research Design and Methods in Social Sciences Research,” 2023, pp. 94–116. doi: 10.4018/978-1-6684-6859-3.ch007.

[24]S. Arsyad, “Arguments in the methods section of journal articles in English language education published in high-impact journals,” Discourse Interact., vol. 17, no. 1, pp. 8–29, Jun. 2024, doi: 10.5817/DI2024-1-8.

[25]D. Adi Bayu Saputra, I. Studi Islam Muhammadiyah Pacitan, and J. Timur, “Integration of islamic religious education curriculum with independent curriculum concept: steps towards holistic, inclusive and responsive education,” 2024.

[26]Badieah, S. F. C. Haviana, S. Mulyono, I. M. I. Subroto, N. S. Sulaiman, and A. Yacob, “Exploiting Content-Based Filtering for Publication Venue Recommendations,” in 2023 10th International Conference on Electrical Engineering, Computer Science and Informatics (EECSI), IEEE, Sep. 2023, pp. 600–605. doi: 10.1109/EECSI59885.2023.10295831.

[27]N. A. Zakaria, T. Ahmad, S. R. Awang, and A. Safar, “Determination of Huffaz Academic Achievement Using Binary Logistic Regression Model,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1988, no. 1, p. 012104, Jul. 2021, doi: 10.1088/1742-6596/1988/1/012104.

[28]H. Herpratiwi and A. Tohir, “Learning Interest and Discipline on Learning Motivation,” Int. J. Educ. Math. Sci. Technol., vol. 10, no. 2, pp. 424–435, Mar. 2022, doi: 10.46328/ijemst.2290.

[29]M. Pilotti, H. Alkuhayli, and R. Al Ghazo, “Memorization practice and academic success in Saudi undergraduate students,” Learn. Teach. High. Educ. Gulf Perspect., vol. 18, no. 1, pp. 19–31, Feb. 2022, doi: 10.1108/LTHE-08-2020-0030.

[30]K. Qin, J. Zhou, and Y. Wang, “Learning strategies and reading achievement in primary schools: Longitudinal relationship and gender differences,” Br. J. Educ. Psychol., vol. 94, no. 1, pp. 74–88, Mar. 2024, doi: 10.1111/bjep.12634.

[31]M. Hasanah and A. Haris, “Spirituality And Subjective Well Being in Tahfidz Students in Islamic Boarding School,” Munaddhomah J. Manaj. Pendidik. Islam, vol. 4, no. 2, pp. 220–227, Mar. 2023, doi: 10.31538/munaddhomah.v4i2.380.

[32]Y. A. Griber and A. A. Delov, “The effect of color on short-term memory performance,” Perspect. Sci. Educ., vol. 65, no. 5, pp. 500–518, Nov. 2023, doi: 10.32744/pse.2023.5.29.

[33]R. Aghanouri, “Neurobiological Definition of Intelligence: A Neuroscience Review,” Biomed. Biotechnol. Res. J., vol. 8, no. 3, pp. 261–266, Jul. 2024, doi: 10.4103/bbrj.bbrj_229_24.

[34]A. DEMİR, “Abdürreşit İbrahim Etkisiyle Mehmet Akif Ersoy’da ‘Batı-dışı Modernleşme Örneği Olarak Japonya’ Düşüncesi,” Hitit İlahiyat Derg., vol. 21, no. 2, pp. 1037–1066, Dec. 2022, doi: 10.14395/hid.1160427.

[35]Y. Hanafi, M. Saefi, M. A. Ikhsan, T. N. Diyana, A. R. Hassan, and N. Murtadho, “Developing a Questionnaire on Measuring the Learning Motivation in Reading Quran,” J. Pendidik. Islam, vol. 7, no. 1, pp. 17–32, Jun. 2021, doi: 10.15575/jpi.v7i1.12468.

[36]N. Ab Jalil et al., “Built Environment for Memorisation: Enhancing the Hafazan Performances Through Learning Spatial Quality and Sitting Styles,” 2021, pp. 173–182. doi: 10.1007/978-981-33-6560-5_19.

[37]M. R. Aditia, N. Agitha, L. H. S. Wiguna, M. K. Rahman, A. Mutmainah, and H. Khotimah, “Development of application to memorize the recitation of the Qur’an,” 2024, p. 050026. doi: 10.1063/5.0199730.

[38]I. Samhani, M. F. Reza, M. H. Jusoh, and H. Juahir, “Rhythms Synchronization Effects on Cognition during Listening to Quranic Recitation,” Malaysian J. Fundam. Appl. Sci., vol. 18, no. 5, pp. 603–617, Dec. 2022, doi: 10.11113/mjfas.v18n5.2671.

[39]Z. Hussin, N. F. Mustapha, P. Toklubok@Hajimaming, M. Alias, and M. Z. Ismail, “KEPENTINGAN SKEMATA ARAB TERHADAP KEFAHAMAN AL-QURAN DAN PENCAPAIAN HAFAZAN (The Importance of the Arabic Language Schemata towards Understanding of the Quran and Memorisation Achievement),” Malaysian J. Learn. Instr., vol. 18, 2021, doi: 10.32890/mjli2021.18.1.11.

References

[1] S. Abrianti, A. M. T. Anggraini, and I. P. Probondaru, “Dampak Pinjaman Online Bagi Masyarakat: Mensejahterakan atau Menyengsarakan? (Studi Tentang Pandangan Masyarakat di Wilayah Bintaro, Tangerang Selatan),” UNES Law Review, vol. 6, no. 4, pp. 10420–10431, 2024.

[2] W. al-Zuhayli, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Damascus, Syria: Dar al-Fikr, 2004.

[3] R. Al-Hakimi, “Al-Fasad wa al-Ifsad fi al-Ardh,” Alhassanain.org. 2025. [Online]. Available: https://alhassanain.org/arabic/?com=content&id=2211#:~. [Accessed: Aug. 25, 2025].

[4] A. bin M. Al-Jarzani, Kitab al-Ta’rifat. Beirut, Lebanon: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1983.

[5] Z. al-Malibari, Fath al-Mu’in. Beirut, Lebanon: Samela, 2020.

[6] A. bin A. bin S. Al-Qulyubi, Hasyiyah al-Qulyubi ‘ala Sharh al-Mahalli. Beirut, Lebanon: Dar al-Fikr, 1995.

[7] A. Anantama and J. K. H. Dewantara, “Ancaman Data Pribadi di Era Digital dalam Perspektif Islam,” Ath-Thariq: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol. 6, no. 2, 2022.

[8] S. Arif, “Moderasi Beragama dalam Diskursus Negara Islam: Pemikiran KH Abdurrahman Wahid,” Jurnal Bimas Islam, vol. 13, no. 1, pp. 73–104, 2020.

[9] Al-Shafi’i, Al-Umm. Beirut, Lebanon: Dar al-Fikr, 1983.

[10] J. al-Suyuthi, Al-Ashbah wa al-Nazair. Beirut, Lebanon: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1983.

[11] R. Ayuningrum, “Terungkap! Penyebab Banyaknya Orang Indonesia Terlilit Utang Pinjol,” DetikFinance, 2024.. [Online]. Available: https://finance.detik.com/moneter/d-6923622/terungkap-penyebab-banyaknya-orang-indonesia-terlilit-utang-pinjol

.[12] Dewan Komisioner OJK, “Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi Informasi,” OJK.2016. [Online]. Available: https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/peraturan-ojk/Documents/Pages/POJK-Nomor-77-POJK.01-2016/SAL%20-

.[13] H. Firmansyah et al., Teori dan Praktik Manajemen Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta, Indonesia: Penerbit Insania, 2021.

[14] A. Helim, “Otoritas Maslahat dalam Membangun Fikih Dinamis,” Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, vol. 3, no. 2, pp. 117–130, 2006.

[15] A. Hidayah, “Membongkar Sisi Gelap Fintech Peer-to-Peer Lending (Pinjaman Online) pada Mahasiswa di Yogyakarta,” Journal of Humanity Studies, vol. 1, no. 1, pp. 1–17, 2022.

[16] F. Husna, F. Lubis, S. Wardani, and S. Al Fatia, “Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya,” Journal on Education, vol. 5, no. 2, pp. 2899–2907, 2023.

[17] A. D. Kase, D. S. Sukiatni, and R. Kusumandari, “Resiliensi Remaja Korban Kekerasan Seksual di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Analisis Model Miles dan Huberman,” INNER: Journal of Psychological Research, vol. 3, no. 2, pp. 301–311, 2023.

[18] Kementerian Agama Kuwait, Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaytiyyah. Kuwait: Dar al-Salasil, 2022.

[19] J. E. Lambanon, C. J. Waha, and M. E. Kalalo, “Kajian Yuridis Penyalahgunaan Data Pribadi pada Layanan Pinjaman Online Dikaitkan dengan Hak Atas Privasi di Indonesia,” Innovative: Journal of Social Science Research, vol. 3, no. 4, pp. 718–727, 2023.

[20] M. Mabsuti and R. Nurtresna, “Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Pinjaman Online dalam Sistem Hukum Indonesia,” Bureaucracy Journal: Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance, vol. 2, no. 1, pp. 235–243, 2022.

[21] R. Machfiroh, K. Usman, and D. A. Rahmad, “Koperasi Kerakyatan Menjadi Salah Satu Solusi Gerakan Anti Pinjol,” Journal Pengabdian Masyarakat, vol. 3, no. 1, pp. 163–166, 2023.

[22] N. C. Majid, Islam, Doktrin dan Peradaban. Jakarta, Indonesia: Gramedia, 2019.

[23] J. Ma’mur, “Zakat Produktif: Studi Pemikiran KH. MA. Sahal Mahfudh,” Religia, vol. 18, no. 1, pp. 109–128, 2015.

[24] A. Marpudi, “Strategi Perbankan Syariah dalam Mengatasi Darurat Judol dan Pinjol di Indonesia,” Literasi Nusantara Abadi, 2024.

[25] A. Mina, “Kredit Pinjol Indonesia Capai Rp27 Miliar di Tahun 2024,” Goodstats. 2018. [Online]. Available: https://data.goodstats.id/statistic/kredit-pinjol-indonesia-capai-rp27-miliar-di-tahun-2024-BbpFQ

[26] S. Mudji, Filsafat Kebudayaan. Jakarta, Indonesia: Hujan Kabisat, 2022.

[27] C. Mulya, Peran Industri Keuangan Non Bank terhadap Perekonomian Nasional. Jakarta, Indonesia: OBOR, 2019.

[28] N. Niskaromah, “Telaah Utang Piutang Perspektif Islam dan Pinjol,” Journal of Innovation Research and Knowledge, vol. 3, no. 8, pp. 1721–1736, 2024.

[29] F. Novika, N. Septivani, and I. Indra, “Illegal Online Loans Become a Social Disaster for the Millennial Generation,” Management Studies and Entrepreneurship Journal, vol. 3, no. 3, pp. 1174–1192, 2022.

[30] B. Rahmadyanto and M. Ekawaty, “Tren Pinjaman Online dalam Milenial: Telaah Kontributor Internal dan Eksternal,” Journal of Development Economic and Social Studies, vol. 2, no. 2, pp. 249–258, 2023.

[31] T. Ratnaningrum, R. Dewi, and I. Ilham, “Sisi Gelap Dampak Digital Teknologi di Indonesia (Pinjaman Online Ilegal di Indonesia),” Innovative: Journal of Social Science Research, vol. 4, no. 1, pp. 11715–11726, 2024.

[32] F. Rochman, “Minimnya Literasi Keuangan Jadi Penyebab Seseorang Terjebak Pinjol,” Antara News , 2018. [Online]. Available: https://www.antaranews.com/berita/3699039/minimnya-literasi-keuangan-jadi-penyebab-seseorang-terjebak-pinjol

[33] S. bin Ali, Ahkam al-Tasni’. Cairo, Egypt: Resalah, 2015.

[34] D. P. Sari et al., “Sosialisasi Literasi Bahaya Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal dan Judi Online (Judol) di Kelurahan Karang Asem Cilegon Banten,” Jurnal Pengabdian Sosial, vol. 1, no. 11, pp. 2090–2096, 2024.

[35] A. Savitri, A. Syahputra, H. Hayati, and H. Rofizar, “Pinjaman Online di Masa Pandemi Covid-19 bagi Masyarakat Aceh,” E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, vol. 22, no. 2, pp. 116–124, 2021.

[36] R. Syahrial, “Polisi Sebut Kasus Pria Bunuh Diri karena Diteror Pinjol Terjadi di Sumsel,” Kompas Megapolitan. 2020. [Online]. Available: https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/21/15085981/polisi-sebut-kasus-pria-bunuh-diri-karena-diteror-pinjol-terjadi-di

.[37] A. B. Syatha, I’anah al-Talibin. Beirut, Lebanon: Samela, 1997.

[38] A. G. Thalib al-Hanafi, Al-Lubab fi Sharh al-Kitab. Beirut, Lebanon: al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 2021.

[39] A. Toni, Fintech Syariah: Teori dan Terapan. Surabaya, Indonesia: Scopindo, 2019.

[40] A. L. Weri, Memahami Makna Kebudayaan dan Peradaban. Bandung, Indonesia: Nusamedia, 2001.

[41] Z. Zumaroh, “Bisnis Haram dan Pengaruhnya terhadap Fisik dan Psikis Manusia,” Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi dan Keagamaan, vol. 4, no. 2, pp. 149–158, 2018.