Sherly Gaspersz (1), Marissa Swanda Tupamahu (2), Fretty Matahelumual (3)
General Background: Language preservation is essential in maintaining cultural identity and fostering intercultural harmony, particularly in multicultural regions like Sorong City, Papua. Specific Background: The decline in regional language use, such as the Moi language, threatens local wisdom and social cohesion, especially among younger generations. Knowledge Gap: Limited community-based initiatives integrate trilingual education with cultural tolerance training in non-formal learning settings. Aims: This study aimed to implement and evaluate the Lestarikan Bahasa Papua (LABEPA) Movement at the Egad Kairos Learning House to strengthen children’s basic vocabulary in Moi, Indonesian, and English while promoting social tolerance. Results: Conducted through staged activities—preparation, socialization, training, testing, and monitoring—the program improved children’s vocabulary mastery from 45% (pre-test) to 78% (post-test). Interactive methods, including singing, games, and cultural storytelling, enhanced engagement and comprehension. Novelty: LABEPA uniquely combines trilingual learning with cultural and tolerance education in a playful, community-driven approach, supported by tailored teaching tools such as illustrated dictionaries and flipbooks. Implications: The findings suggest that culturally grounded, multisensory language programs can effectively enhance linguistic skills and social values, offering a scalable model for language preservation and tolerance education in other multicultural contexts
Highlights:
Improves children’s vocabulary in Moi, Indonesian, and English.
Promotes cultural awareness and social tolerance.
Uses engaging, play-based and multimedia learning methods.
Keywords: Language Preservation, Social Tolerance, Trilingual Education, Cultural Identity, Community Learning
D. Pristiwanti, B. Badariah, S. Hidayat, and R. S. Dewi, “Pengertian Pendidikan,” Jurnal Pendidikan dan Konseling, vol. 4, no. 2, pp. 173–179, 2022.
J. Jenilan, “Filsafat Pendidikan,” El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis, vol. 7, no. 1, pp. 43–54, 2018, doi: 10.29300/jpkth.v7i1.1588.
L. Izzatunnisa, A. D. A. Ramdhani, R. F. Pratama, and R. S. Maulana, “Motivasi Belajar Siswa Selama Pandemi Dalam Proses Belajar Dari Rumah,” Jurnal Pendidikan, vol. 9, no. 2, pp. 86–94, 2021, doi: 10.36232/pendidikan.v9i2.811.
F. N. Arifa, “Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19,” Info Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis, vol. 12, no. 7, pp. 6–10, 2020.
N. S. Kurnia and R. Suhartini, “Efektivitas Rumah Belajar Bagi Siswa SMK,” Jurnal Online Tata Busana, vol. 10, no. 2, pp. 45–52, 2021.
V. Iswantiningtyas, “Perkembangan Kognitif Anak Selama Belajar di Rumah,” Efektor, vol. 8, no. 1, pp. 28–36, 2021, doi: 10.29407/e.v8i1.15835.
A. Kurniasari, F. S. P. Pribowo, and D. A. Putra, “Analisis Efektivitas Pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) Selama Pandemi Covid-19,” Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, vol. 6, no. 3, pp. 246–253, 2020, doi: 10.26740/jrpd.v6n3.p246-253.
D. Bangun, “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Perhatian Orang Tua, Kelengkapan Fasilitas Belajar, dan Penggunaan Waktu Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar Ekonomi,” Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol. 5, no. 1, pp. 53–64, 2008, doi: 10.21831/jep.v5i1.604.
Y. Pramusinta and L. P. Dewi, “Peran Rumah Inspirasi Belajar Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Anak Desa,” I-Com: Indonesian Community Journal, vol. 3, no. 3, pp. 236–244, 2023, doi: 10.33379/icom.v3i3.3182.
N. A. Rahmi and L. K. Sari, “Variabel-Variabel yang Memengaruhi Ketuntasan Wajib Belajar di Provinsi Papua Tahun 2020,” in Seminar Nasional Official Statistics, 2022, pp. 371–379, doi: 10.34123/semnasoffstat.v2022i1.1285.
I. Sukiastini, “Dunia Pendidikan di Wilayah Pedalaman Papua Sebelum dan Setelah Terdampak Covid-19,” Jurnal STMIK Agamua, vol. 6, no. 2, pp. 101–108, 2020.
A. C. P. Harahap, D. P. Harahap, and S. W. Simarmata, “Belajar Dari Rumah (Daring): Kemandirian Belajar Mahasiswa,” Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, vol. 11, no. 1, pp. 15–24, 2021, doi: 10.30829/al-irsyad.v11i1.9298.
W. C. Dewi, “Kontribusi Manajemen Waktu, Lingkungan di Rumah, dan Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK,” Media Manajemen Pendidikan, vol. 2, no. 2, pp. 140–152, 2019, doi: 10.30738/mmp.v2i2.4908.
R. A. Rahma and I. M. Arcana, “Tingkat Risiko Putus Sekolah Pada Remaja di Provinsi Papua Tahun 2018,” in Seminar Nasional Official Statistics, 2021, pp. 287–294, doi: 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.468.
H. Hidayani, S. Supriadi, I. Rusani, Z. Anwar, and M. I. E. Budiarti, “Peran Guru dan Orang Tua Dalam Membangun Pendidikan Anak di Sekolah Dasar Negeri 5 Pulau Raam,” Abdimas Papua: Jurnal Community Service, vol. 1, no. 2, pp. 77–84, 2021, doi: 10.33506/pjcs.v1i2.1399.