Erny Junardi (1), Sulfasyah (2), Ratnawati (3)
General Background: Writing skills are fundamental competencies in elementary education, essential for fostering literacy, critical thinking, and communication abilities. However, many Grade V students in Cluster II, Ujung Pandang, Makassar, exhibit low proficiency in explanatory text writing. Specific Background: Existing instructional materials lack interactivity, visual appeal, and differentiation, leading to limited student engagement and inadequate support for diverse learning needs. Knowledge Gap: Previous studies have explored digital media for education but have not integrated Canva-based digital materials with a differentiated instructional approach specifically to enhance writing skills in elementary schools. Aim: This research aimed to develop and evaluate Canva-based digital teaching materials using the ADDIE model to improve Indonesian language writing skills among fifth-grade students. Results: The developed materials demonstrated high validity (0.77), practicality (teacher responses: 93%, student responses: 94%), and effectiveness (post-test mastery: 92.38% vs. 15.24% pre-test), significantly enhancing students’ ability to write explanatory texts. Novelty: This study introduces an innovative combination of Canva’s visual capabilities and differentiated instruction, providing adaptive, engaging, and accessible learning experiences for diverse learners. Implications: Findings suggest that integrating digital tools with differentiated pedagogy can substantially improve writing competencies and inform future instructional design in elementary education.Highlight :
Canva-based materials with differentiation enhance writing skills of Grade V students.
Validity and practicality scores indicate high effectiveness.
Learning outcomes improved significantly after implementation.
Keywords : Digital Teaching Materials, Canva, Differentiation, Indonesian, Learning Outcomes
Dokumen Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana. Proses pendidikan dapat berlangsung melalui berbagai jalur, salah satunya adalah pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah (Dewi & Yuniarsih, 2020). Kemampuan menulis dan minat terhadap literasi memegang peranan penting dalam pendidikan dasar, karena keduanya menjadi fondasi dalam pengembangan keterampilan akademik dan sosial siswa. Menulis bukan hanya sekadar aktivitas menghasilkan teks, tetapi juga cara untuk menuangkan ide, mengekspresikan pemikiran, dan memperkuat kemampuan komunikasi. Dalam pendidikan dasar, kemampuan ini penting untuk mendukung pembelajaran lintas mata pelajaran. Minat terhadap menulis dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar, menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan bermakna. Signifikansi dari kemampuan menulis tidak hanya terbatas pada kebutuhan akademis tetapi juga berperan penting dalam mengembangkan literasi dan keterampilan berpikir kritis. Literasi mencakup kemampuan membaca, memahami, dan mengolah informasi secara kritis, sedangkan menulis adalah sarana untuk mengejawantahkan hasil pemikiran tersebut. Dalam proses ini, siswa dilatih untuk menyusun argumen, mengevaluasi informasi, dan menghasilkan teks yang terstruktur. Hal ini membantu mereka untuk berpikir secara logis dan analitis, yang merupakan keterampilan esensial dalam kehidupan modern. Selain itu, menulis juga memberikan siswa kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka, yang berkontribusi pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi yang menjadi fokus utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Namun, pada kenyataannya, kemampuan menulis siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar masih tergolong rendah. Banyak siswa kesulitan untuk mengungkapkan ide secara tertulis dengan baik. Hal ini diperburuk oleh kurangnya bahan ajar yang menarik dan relevan yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis. Sebagaimana diungkapkan oleh Trianto, bahan ajar yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa memahami materi lebih mudah, sementara bahan ajar yang monoton justru dapat mengurangi motivasi belajar siswa. Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi siswa, termasuk dalam keterampilan menulis Bahasa Indonesia. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar, ditemukan bahwa hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis masih tergolong rendah.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis siswa antara lain bahan ajar yang kurang interaktif dan minim elemen visual atau interaktif, sehingga siswa merasa bosan. Guru umumnya menggunakan buku teks dan LKS sebagai sumber utama pembelajaran tanpa memanfaatkan media digital. Selain itu, pembelajaran yang monoton membuat siswa kesulitan dalam mengembangkan ide menulis mereka. Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru mengungkapkan bahwa mereka menghadapi tantangan dalam mengakomodasi perbedaan individu di kelas yang heterogen. Setiap siswa memiliki tingkat pemahaman dan gaya belajar yang berbeda, namun bahan ajar yang tersedia belum dirancang secara diferensiasi. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi siswa dalam menulis dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilannya.
Pendekatan diferensiasi menjadi solusi yang memungkinkan guru menyesuaikan metode pengajaran dengan kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa. Menurut Tomlinson (2001), pendekatan ini membantu siswa belajar sesuai potensinya. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan bahan ajar digital berbasis Canva menjadi salah satu alternatif untuk menjawab tantangan ini. Urgensi inovasi dalam pembelajaran telah menjadi perhatian utama dalam kebijakan pendidikan nasional. Hal ini tercermin dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menekankan pentingnya transformasi pembelajaran yang lebih relevan, kontekstual, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Selain itu, inisiatif Profil Pelajar Pancasila menuntut pengembangan karakter dan kompetensi abad ke-21, termasuk kreatifitas, berpikir kritis, dan penggunaan teknologi digital dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, penggunaan alat digital seperti Canva menjadi salah satu strategi inovatif yang sejalan dengan visi nasional pendidikan. Canva memungkinkan guru merancang bahan ajar dengan elemen visual interaktif seperti infografis, gambar, dan video, sehingga lebih menarik bagi siswa. Mahardika dan Azhari (2020) menemukan bahwa penggunaan Canva dapat meningkatkan minat belajar siswa secara signifikan. Selain manfaat bagi siswa, pemanfaatan Canva juga meningkatkan kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar yang inovatif dan sesuai kebutuhan siswa. Nurjanah dan Handayani (2022) menyatakan bahwa integrasi teknologi dalam pembelajaran meningkatkan efektivitas dan kreativitas guru dalam mengembangkan materi ajar. Hal ini selaras dengan Kurikulum Merdeka yang mendorong pemanfaatan teknologi dalam pendidikan Hidayat dan Sari (2022).
Data observasi menunjukkan bahwa dari total 346 siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar, sekitar 70% atau 241 siswa mengalami kesulitan dalam mencapai nilai memuaskan dalam keterampilan menulis. Mereka kesulitan mengembangkan ide, memahami struktur teks, dan menyusun paragraf yang koheren. Selain itu, keterbatasan bahan ajar yang tersedia membuat pembelajaran menjadi kurang efektif. Urgensi pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi muncul sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan hasil belajar menulis siswa. Modul ajar berbasis Canva yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa belum banyak dikembangkan, sehingga penelitian ini menjadi langkah strategis dalam mengisi kesenjangan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan diferensiasi, bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pengembangan bahan ajar berbasis Canva menjadi solusi praktis dalam mengatasi tantangan pembelajaran menulis di kelas V Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar. Dengan adanya bahan ajar ini, siswa lebih termotivasi untuk belajar menulis, sedangkan guru dapat mengajar dengan lebih variatif dan efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi guna meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar. Dari latar belakang tersebut, pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan Diferensiasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi rendahnya kemampuan menulis siswa di kelas V Gugus 2 Makassar. Tidak hanya dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan menulis siswa, bahan ajar ini juga membantu guru dalam mengembangkan kompetensi profesional untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Adapun kesenjangan dalam penelitian ini adalah belum ada penelitian yang secara khusus mengembangkan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V sekolah dasar. Oleh karena itu, riset ini dilakukan untuk mengisi kekosongan tersebut dan memberikan kontribusi nyata pada pengembangan desain instruksional yang kontekstual dan inovatif.
Novelty (kebaruan) dalam penelitian ini adalah Kebaruan dalam penelitian ini terletak pada pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva yang dipadukan dengan pendekatan diferensiasi dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V sekolah dasar. Canva sebagai media digital dipilih karena memiliki keunggulan visual yang menarik, mudah diakses, dan memungkinkan guru untuk menyusun materi ajar yang interaktif dan fleksibel. Sementara itu, pendekatan diferensiasi memberikan ruang bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, gaya belajar, serta minat masing-masing. Kolaborasi antara media digital Canva dan pendekatan diferensiasi ini belum banyak ditemukan dalam penelitian sebelumnya, khususnya dalam konteks pengembangan keterampilan menulis pada siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru dalam pengembangan strategi pembelajaran yang inovatif, adaptif, dan sesuai dengan arah kebijakan pendidikan nasional. Belum ada penelitian sebelumnya yang mengembangkan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi untuk siswa SD di Gugus II Makassar
Penelitian ini menggunakan model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate) sebagai pendekatan dalam pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada pelajaran menulis kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar. Pemilihan model ADDIE didasarkan pada pertimbangan efisiensi, fleksibilitas, dan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian yang berfokus pada pengembangan bahan ajar digital. Dibandingkan dengan model lain seperti 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate) dan Borg & Gall, model ADDIE memiliki struktur yang lebih sederhana namun tetap komprehensif, mencakup seluruh tahapan penting dalam proses pengembangan instruksional. Model 4-D cenderung digunakan untuk pengembangan perangkat pembelajaran yang lebih kompleks dan bersifat teknis, sedangkan model Borg & Gall lebih cocok untuk penelitian skala besar yang memerlukan uji coba berulang secara luas. Sementara itu, model ADDIE lebih praktis diterapkan pada pengembangan bahan ajar dalam skala terbatas, seperti pada tingkat sekolah dasar. Model ini juga memberikan ruang untuk refleksi dan perbaikan secara sistematis di setiap tahap, mulai dari analisis kebutuhan hingga evaluasi produk. Oleh karena itu, ADDIE dinilai paling sesuai untuk mendukung proses pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi yang menekankan keberagaman kebutuhan belajar siswa.
Figure 1.
Figure 2. Prosedur Penelitian
1.1 Analisis kurikulum.
Pada tahap analisis kurikulum dikaji pada modul ajar pada kurikulum merdeka di semester 2.
1.2 Analisis kebutuhan.
Pada tahap analisis kebutuhan dilakukan pendataan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan keterbacaan bahan ajar.
1.3 Analisis karakteristik siswa.
Pada tahap analisis karakteristik siswa, dilakukan pengkajian teori tentang tahap perkembangan kognitif siswa. Sesuai dengan klasifikasi menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif siswa pada jenjang kelas V Gugus II kecamatan Ujung Pandang Makassar berada pada tahap operasional formal. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas. Hasil analisis ini digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan bahan ajar digital berbasis canva. Adapun analisis indikator bahan ajar, canva dan diferensiasi sebagai berikut:
a. Bahan Ajar
Menurut Anderson & Krathwohl, indikator dalam penelitian ini adalah:
1. Menyusun bahan ajar yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Merancang tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja operasional (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan).
3. Mengembangkan soal evaluasi berdasarkan level taksonomi Bloom.
b. Canva
Menurut Ruben Puentedura, (2010), adapun indikator dalam penelitian ini adalah:
1. Mengintegrasikan media pembelajaran berbasis visual menggunakan Canva.
2. Mengembangkan media pembelajaran interaktif yang menarik dan mudah dipahami siswa.
3. Menilai efektivitas penggunaan Canva dalam meningkatkan pemahaman siswa.
c. Diferensiasi
Menurut Carol Ann Tomlinson, (2001) Differentiated Instruction adapun indikatornya sebagai berikut:
1. Menerapkan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa.
2. Menyusun konten, proses, dan produk pembelajaran yang berbeda untuk setiap siswa.
3. Mengukur dampak diferensiasi terhadap hasil belajar siswa.
Tahap perancangan terdiri atas pembuatan rancangan produk bahan ajar berupa bahan ajar digital berbasis canva serta instrumen penilaian kualitas produk yang meninjau aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Langkah-langkah perancangan bahan ajar adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan rancangan Modul ajar
2. Penyusunan peta kebutuhan Modul
3. Penyusunan kerangka bahan ajar digital berbasis canva
4. Perencaan alat evaluasi
5. Validasi instrumen
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan referensi yang relevan sebagai dasar perencanaan produk, lalu mengembangkan bahan ajar sesuai desain sebelumnya. Selanjutnya, bahan ajar dinilai oleh ahli menggunakan instrumen penilaian.
Peneliti menyampaikan materi kepada siswa untuk mendapatkan masukan dan menilai kepraktisan serta keefektifan bahan ajar digital berbasis Canva melalui angket respon dan hasil kerja siswa.
Evaluasi bertujuan menilai kualitas bahan ajar dari aspek validitas, kepraktisan, dan keefektifan. Revisi dilakukan berdasarkan saran dari angket dan observasi, lalu bahan ajar siap digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini mengutamakan pendekatan berbasis teknologi dalam pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan pendapat Hwang et al. (2019), pemanfaatan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta memungkinkan terciptanya pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Sementara itu, teori diferensiasi yang dikemukakan oleh Tomlinson (2020) mendukung prinsip bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dalam belajar, yang dapat diakomodasi dengan desain pembelajaran yang fleksibel dan responsif.
Subjek penelitian adalah sekolah yang berada dalam Kompleks SD. Negeri Sudirman, yaitu SDN. Sudirman 1, 2, 3, dan 4.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari tes menulis, dan lembar observasi.
Teknik analisis data dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan statistik deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan data hasil pengembangan guna mengetahui tingkat keefektifan modul yang dihasilkan.
Data validitas dari para ahli dianalisis dengan memperhatikan masukan, komentar, dan saran dari validator, yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam merevisi modul. Analisis validitas isi oleh dua pakar dilakukan menggunakan rumus Gregory.
Vi= D/(A+B+C+D)
(Kolom D dibagi dengan A+B+C+D) atau dengan bantuan tabel tabulasi silang 2x2 seperti dibawah ini:
Keterangan:
Vi= Validasi Konstruk
A= Kedua rater tidak setuju
B = Rater 1 setuju, rater II tidak setuju
C= Rater 1 tidak setuju, rater II setuju
D= Ketuda rater setuju
Skor validitas yang diperoleh mewakili keseluruhan butir tes dan dibandingkan dengan tabel kategori koefisien validitas isi untuk menentukan tingkat validitasnya.
Sumber: ( Retnawati, 2016: 40)
Analisis data kepraktisan dilakukan melalui angket respon yang diberikan kepada guru dan siswa, kemudian hasil jawaban dinilai dan diolah. Respon guru dijabarkan berdasarkan jawaban dari setiap pertanyaan dalam angket. Menghitung persentase tiap komponen dengan menggunakan rumus berikut:
Figure 3.
P= Persentase skor
Σx= Jumlah nilai jawaban responden suatu item
Σxi= Jumlah Skor ideal
Uji kepraktisan mengacu pada tafsiran Arikunto (Ulya et al., 2017) melalui tabel kepraktisan. Modul dinyatakan praktis jika tingkat kepraktisannya minimal masuk dalam kategori tinggi, sebagai berikut:
Tingkat keefektifan produk berupa modul ini dilakukan melalui pengamatan terhadap aktvitas hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dan dengan membagikan kepada peserta didik. Selanjutnya Uji keefektifan menggunakan tafsiran Saifuddin Azwar (2012) dengan tabel uji keefektifan sebagai berikut :
a. Hasil Analysis (Analisis)
Tahap pertama pada penelitian ini adalah Analysis (Analisis). Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa.
b. Hasil Design (Perancangan)
Tahap kedua dalam model pengembangan ini adalah tahap design (Perancangan). Pada tahap ini, peneliti mulai merancang bahan ajar digital yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik materi. Desain dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip diferensiasi, estetika, dan kemudahan akses melalui platform Canva
c. Hasil Develop (Pengembangan)
Tahap ketiga dari model pengembangan ini adalah tahap develop (pengembangan). Tahap ini bertujuan untuk menguji kelayakan bahan ajar Bahasa Indonesia pembelajaran yang telah dirancang. Penilaian kelayakan dilakukan oleh para ahli melalui proses validasi, mencakup aspek materi, kontruks, dan bahasa. Berdasarkan hasil validasi, bahan ajar Bahasa Indonesia kemudian direvisi sesuai dengan kritik dan saran yang diberikan oleh para validator agar bahan ajar Bahasa Indonesia tersebut layak digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi instrumen dilakukan untuk menilai kelayakan alat penelitian, meliputi lembar materi, konstruksi, bahasa, efektivitas, kepraktisan, respon siswa dan guru, serta aktivitas siswa dan guru. Penilaian dilakukan oleh dua ahli sesuai bidangnya. Analisis Kepraktisan Bahan ajar Bahasa Indonesia
Uji kepraktisan merupakan bagian penting dalam tahapan evaluasi produk pengembangan bahan ajar, khususnya untuk mengetahui sejauh mana bahan ajar dapat digunakan secara nyata dalam pembelajaran dan memberikan kemudahan bagi pengguna. Kepraktisan mengacu pada kemudahan penggunaan, kejelasan penyajian, serta kesiapan bahan ajar untuk diimplementasikan oleh guru dan dipahami oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Guru menilai kepraktisan dari sudut pandang implementasi di kelas, sedangkan siswa memberikan penilaian berdasarkan pengalaman siswa dalam menggunakan bahan ajar tersebut selama pembelajaran keterampilan menulis. Respon dari kedua kelompok digunakan untuk menilai apakah bahan ajar yang dikembangkan layak, mudah digunakan, dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang sesungguhnya di lapangan.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari 7 orang guru kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar, hasil ini menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pelajaran menulis kelas V Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar dinilai sangat praktis oleh para guru yang menjadi responden dalam penelitian ini.
d. Analisis Efektifitas Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Analisis efektivitas bahan ajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi mampu memberikan dampak positif terhadap proses dan hasil belajar siswa. Efektivitas dalam konteks ini tidak hanya dilihat dari pencapaian hasil belajar, tetapi juga dari keterlibatan aktif siswa dan keterlaksanaan pembelajaran di kelas. Penilaian efektivitas dilakukan melalui lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa menunjukkan minat tinggi, terlibat aktif dalam kegiatan menulis, dan mampu mengikuti alur pembelajaran dengan baik. Guru juga mengamati bahwa bahan ajar mudah diimplementasikan, memfasilitasi kebutuhan belajar siswa yang beragam, dan membantu mencapai tujuan pembelajaran. Temuan ini mengindikasikan bahwa bahan ajar yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V.
Sumber: Data primer 2022
Vi= 7/(0+1+1+7)
Vi= 7/9
Vi=0,78
Berdasarkan tabel di atas, hasil validasi observasi aktivitas siswa oleh validator menunjukkan bahwa aktivitas siswa berada dalam kategori sangat efektif, dengan rata-rata skor dari seluruh aspek penilaian sebsar 0,78. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis siswa kelas V Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar layak digunakan dengan sangat baik dalam mendukung keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran.
Vi= 5/(0+1+0+5)
Vi= 5/6
Vi=0,83
Berdasarkan tabel di atas, hasil validasi lembar keaktifan guru oleh validator menunjukkan bahwa aktivitas guru berada salam kategori sangat efektif, dengan rata-rata skor dari seluruh aspek penilaian sebesar 0,83. Hal ini mengindikasikan bahwa bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis siswa kelas V Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar sangat layak digunakan khususnya dalam mendukung keterlibatan aktif guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Figure 4. Diagram Batang Perbandingan Nilai Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Menulis
e. Hasil Implementation (Penerapan)
Tahap keempat dalam model ADDIE adalah implementasi. Setelah bahan ajar Bahasa Indonesia dinyatakan layak oleh validator, bahan tersebut digunakan dalam pembelajaran di kelas selama 8 pertemuan, masing-masing berlangsung 3 jam pelajaran (3×45 menit). Berikut adalah jadwal pelaksanaan tahap implementation :
Sumber: Data primer 2025
Pada tahap implementasi, peneliti melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan alur dan desain yang terdapat dalam bahan ajar digital berbasis Canva yang telah dikembangkan
f. Hasil Evaluation (Penilaian)
Tahap kelima dari model pengembangan ADDIE adalah tahap evaluation. Setelah tahap implementation dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap bahan ajar Bahasa Indonesia pembelajaran yang telah digunakan. Pada tahapan ini, aspek yang dinilai meliputi kepraktisan dan keefektifan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi. Aspek kepraktisan dinilai melalui pengisian angket respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar Bahasa Indonesia, sedangkan aspek keefektifan dilihat dari hasil nilai post-test siswa setelah mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan post-test dan pengisian angket respon siswa dilakukan pada tanggal 14 Juni 2025, sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap kualitas dan dampak penggunaan bahan ajar dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas V Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar. Data angket respon siswa digunakan untuk menilai kepraktisan bahan ajar Bahasa Indonesia berdasarkan aspek kelayakan isi, penyajian materi, bahasa, dan tampilan visual. Berikut rekap hasil angket siswa.
Berdasarkan hasil analisis data pre-test dan post-test pada siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang, diperoleh perbandingan yang menunjukkan peningkatan hasil belajar secara signifikan setelah penggunaan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi. Dengan demikian, produk bahan ajar yang dikembangkan sangat layak diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar.
Prototipe bahan ajar digital yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebuah produk pembelajaran interaktif yang disusun menggunaka platform canva, dengan fokus utama pada keterampilan menulis teks eksplanasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas V SD. Pengembangan ini berlandaskan pada fase C Kurikulum Merdeka, di mana siswa diharapkan mampu menulis berbagai bentuk teks faktual dan imajinatif secara utuh, logis, serta sesuai dengan kaidah kebahasaan dan struktur teks yang tepat. Untuk itu, bahan ajar digital ini dirancang tidak hanya untuk menyampaikan materi, tetapi juga untuk mendorong keterlibatan aktif, kreativitas, dan ekspresi tulisan siswa secara lebih bermakna. Secara struktur, prototipe bahan ajar digital ini terdiri dari tiga bagian utama: bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal mencakup sampul, kata pengantar, daftar isi, dan peta kompetensi. Bagian isi merupakan inti pembelajaran yang memuat materi tentang teks eksplanasi, seperti pengertian, struktur (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi), ciri kebahasaan, dan contoh teks. Materi disajikan secara visual dalam bentuk slide interaktif, infografis, video singkat, dan template tugas digital yang dapat diakses melalui perangkat digital. Selanjutnya, bagian akhir berisi refleksi, penilaian, dan lembar kerja siswa yang dirancang untuk mengukur keterampilan menulis secara bertahap dan kontekstual. Prototipe ini menerapkan prinsip diferensiasi pembelajaran, baik dari sisi konten, proses, maupun produk. Dari sisi konten, siswa disediakan pilihan teks, video, dan gambar yang sesuai dengan minat siswa. Dari sisi proses, bahan ajar memungkinkan siswa memilih cara belajar masing-masing, seperti membaca mandiri, berdiskusi kelompok, atau membuat catatan visual. Dari sisi produk, hasil belajar siswa dapat berupa ringkasan teks, peta konsep, cerita bergambar, atau tulisan naratif sesuai gaya belajar (visual, auditori, atau kinestetik). Semua elemen visual dan interaktif yang terdapat dalam prototipe bahan ajar ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang menarik, adaptif, dan mendorong keterampilan menulis siswa secara bertahap sesuai kemampuan masing-masing. Dengan desain yang ringkas, komunikatif, dan terintegrasi secara digital melalui Canva, prototipe bahan ajar ini tidak hanya memenuhi tuntutan kurikulum, tetapi juga menjadi solusi inovatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang menekankan pada keaktifan, pemahaman mendalam, dan keberagaman siswa di kelas V sekolah dasar.
Bahan ajar digital berbasis Canva yang dikembangkan dalam penelitian ini ditujukan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis pada siswa kelas V SD di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar, dengan mengacu pada fase C Kurikulum Merdeka. Fokus utama pengembangan adalah pada materi menulis teks eksplanasi, yang mencakup kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasan, hasil pengamatan, serta menjelaskan hubungan sebab-akibat secara runtut dan logis. Untuk memastikan bahan ajar ini sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa, dilakukan proses validasi oleh para ahli terhadap tiga aspek utama, materi, konstruksi, dan bahasa. Dari hasil validasi yang dilakukan oleh dua orang ahli, diperoleh skor kevalidan sebagai berikut: aspek materi memperoleh skor 0,8, yang menunjukkan tingkat kevalidan tinggi; aspek konstruksi memperoleh skor 0,75, juga berada pada kategori tinggi; dan aspek bahasa memperoleh skor 0,875, yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan, nilai-nilai ini menunjukkan bahwa bahan ajar digital berbasis Canva ini valid dan layak digunakan dalam pembelajaran. Aspek materi dinilai telah sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Capaian Pembelajaran fase C, mencakup kelengkapan isi, kedalaman, dan relevansi topik. Konstruksi bahan ajar dinilai telah memenuhi prinsip sistematika, logika alur penyajian, dan integrasi antara teks dan elemen visual. Sementara itu, penggunaan bahasa dinilai sudah sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa kelas V, mudah dipahami, dan komunikatif. Dengan tingkat kevalidan yang tinggi pada ketiga aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar digital berbasis Canva yang dikembangkan tidak hanya sesuai dengan kurikulum, tetapi juga representatif terhadap kebutuhan dan karakteristik siswa di Gugus II. Kevalidan yang dicapai menjadi dasar kuat untuk melanjutkan bahan ajar ini ke tahap implementasi dan pengujian keefektifan dalam pembelajaran nyata di kelas, sebagai upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis.
Tingkat kepraktisan bahan ajar digital berbasis Canva untuk kelas V Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar diukur untuk mengetahui sejauh mana bahan ajar tersebut mudah digunakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran nyata dan mampu mendukung proses belajar mengajar secara efektif. Kepraktisan diuji melalui respon guru dan siswa setelah siswa menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada keterampilan menulis teks eksplanasi. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada 7 orang guru, diperoleh rata-rata skor 4,65 dari skala 5, yang jika dikonversi menjadi 93%, termasuk dalam kategori “sangat tinggi”. Hal ini terjadi karena desain visual bahan ajar yang menarik dan intuitif, berkat pemanfaatan Canva yang memungkinkan penyajian materi dalam bentuk visual yang bersih, berwarna, dan mudah dipahami. Selain itu, fleksibilitas konten yang dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan minat siswa melalui pendekatan diferensiasi juga menjadi alasan penting mengapa bahan ajar ini dinilai praktis. Guru dapat dengan mudah memodifikasi atau memilih bagian materi yang relevan dengan kebutuhan masing-masing siswa, tanpa harus menyusun ulang seluruh materi dari awal. Di sisi lain, keterlibatan aktif siswa selama penggunaan bahan ajar menunjukkan bahwa produk ini mampu menarik perhatian dan mendorong partisipasi mereka, yang turut memperkuat persepsi terhadap kemudahan penggunaan. Refleksi ini menunjukkan bahwa kepraktisan tidak hanya diukur dari aspek teknis, tetapi juga dari sejauh mana bahan ajar mampu menciptakan pengalaman belajar yang positif, adaptif, dan efisien di kelas.
Hal ini menunjukkan bahwa guru menilai bahan ajar digital yang dikembangkan sangat praktis, mudah diakses, memiliki tampilan yang menarik, serta sesuai dengan struktur dan waktu pembelajaran di kelas. Guru juga menyatakan bahwa bahan ajar ini membantu siswa menyampaikan materi menulis secara sistematis dan mendorong partisipasi aktif siswa. Sementara itu, dari 105 siswa kelas V, diperoleh rata-rata skor kepraktisan 3,76 dari skala 4, atau setara dengan 94%, yang juga termasuk kategori “sangat tinggi”. Siswa merasa bahan ajar mudah dipahami, menyenangkan, dan membantu siswa menulis dengan lebih percaya diri. Tampilan visual yang menarik dan fleksibilitas aktivitas membuat siswa merasa nyaman belajar sesuai dengan gaya belajar siswa, baik visual, auditori, maupun kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepraktisan bahan ajar digital berbasis Canva berada pada kategori “sangat praktis”, baik dari sudut pandang guru maupun siswa. Hal ini memperkuat bahwa produk yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V, dan mampu mengakomodasi kebutuhan belajar siswa secara nyata di lingkungan sekolah dasar Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar.
Keefektifan bahan ajar digital berbasis Canva dalam penelitian ini dianalisis untuk mengetahui sejauh mana bahan ajar yang dikembangkan mampu memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis teks eksplanasi. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa, yang digunakan untuk menilai tingkat keterlibatan, partisipasi aktif, dan kualitas pelaksanaan pembelajaran selama penerapan bahan ajar berlangsung. Observasi dilakukan secara sistematis selama delapan kali pertemuan di kelas V sekolah dasar Gugus II Kecamatan Ujung Pandang, dengan memperhatikan berbagai indikator yang mencerminkan efektivitas proses belajar mengajar. Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa, ditemukan bahwa penggunaan bahan ajar digital ini mampu menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, aktif, dan menyenangkan. Siswa terlihat terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang disajikan melalui media Canva, seperti mengamati gambar, menonton video pendek, berdiskusi dalam kelompok kecil, serta mengerjakan tugas menulis yang dirancang secara bertahap. Aktivitas siswa tidak hanya terbatas pada mendengarkan atau mencatat, tetapi mencakup proses berpikir kritis, menyusun gagasan, menanggapi pendapat teman, dan mengekspresikan ide secara tertulis. Berdasarkan penilaian yang diisi oleh dua orang pengamat, diperoleh skor rata-rata sebesar 0,78, yang berada dalam kategori sangat efektif. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan berhasil mendorong siswa untuk belajar aktif, mandiri, dan kreatif sesuai dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Selain siswa, guru juga menunjukkan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan bahan ajar digital berbasis Canva. Guru dapat dengan mudah menggunakan bahan ajar untuk menyampaikan materi secara sistematis dan menarik. Fitur visual seperti slide interaktif, infografis, dan elemen desain lainnya membantu guru dalam menjelaskan struktur dan ciri kebahasaan teks eksplanasi dengan cara yang lebih mudah dipahami siswa. Guru juga menunjukkan kemampuan yang baik dalam memfasilitasi pembelajaran diferensiasi dengan menyediakan berbagai bentuk aktivitas dan produk akhir sesuai minat dan kemampuan siswa. Dalam proses observasi, guru mampu mengelola kelas dengan baik, memberikan bimbingan yang tepat waktu, serta melakukan evaluasi dengan instrumen yang tersedia dalam bahan ajar, seperti rubrik penila ian dan lembar kerja. Rata-rata skor observasi aktivitas guru Dengan demikian, berdasarkan hasil lembar observasi guru dan siswa selama penerapan di kelas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi sangat efektif dalam mendukung proses pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V, khususnya dalam keterampilan menulis teks eksplanasi. Bahan ajar ini mampu menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan inklusif, memfasilitasi kebutuhan belajar yang beragam, serta memperkuat peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran yang adaptif dan berpusat pada siswa. Keefektifan ini menjadikan bahan ajar digital tersebut layak untuk diimplementasikan secara luas di sekolah dasar, sejalan dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan semangat pembelajaran abad ke-21.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi secara nyata dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia, khususnya pada aspek keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar. Produk yang dikembangkan dirancang sesuai dengan fase C Kurikulum Merdeka, yang menuntut siswa mampu menulis teks eksplanasi secara utuh, logis, serta menggunakan struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat. Selain itu, pendekatan diferensiasi yang diterapkan memungkinkan guru untuk menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran dengan gaya belajar, minat, serta kesiapan siswa yang berbeda-beda. Proses pengembangan bahan ajar melalui platform Canva menghasilkan media digital yang interaktif, kontekstual, dan mudah diakses. Bahan ajar disusun dalam bentuk slide, infografis, video pendek, dan LKPD digital yang mengarahkan siswa secara bertahap untuk memahami struktur teks eksplanasi, menyusun ide, hingga menghasilkan tulisan akhir. Aktivitas pembelajaran juga dirancang secara fleksibel untuk mendukung gaya belajar visual, auditori, maupun kinestetik siswa. Misalnya, siswa dengan gaya visual dapat belajar melalui diagram dan gambar, siswa auditori mendapatkan manfaat dari narasi video dan diskusi, sedangkan siswa kinestetik diajak membuat proyek kreatif seperti mind map atau cerita bergambar.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan nilai pre-test dan post-test. Sebelum intervensi (pre-test), rata-rata nilai siswa adalah 53,05 dengan hanya 16 siswa (15,24%) yang mencapai ketuntasan belajar. Setelah pembelajaran dengan bahan ajar digital (post-test), rata-rata nilai meningkat menjadi 78,48, dan jumlah siswa yang tuntas melonjak menjadi 97 siswa (92,38%), sementara siswa yang tidak tuntas menurun drastis menjadi hanya 8 orang (7,62%). Data ini memberikan bukti empiris bahwa penggunaan bahan ajar digital berbasis Canva yang dikembangkan melalui pendekatan diferensiasi berdampak signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Selain aspek kognitif, keberhasilan pengembangan bahan ajar juga tercermin dari keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Observasi menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif, antusias, dan percaya diri dalam menulis. Siswa mampu menyusun teks eksplanasi dengan struktur yang benar dan bahasa yang sesuai konteks. Guru juga melaporkan bahwa bahan ajar ini mempermudah proses pengajaran karena materi tersaji secara sistematis, menarik, dan mudah disesuaikan dengan kondisi kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi terbukti efektif, praktis, dan sesuai digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V di Gugus II Kecamatan Ujung Pandang Makassar. Produk ini sangat relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka yang menekankan partisipasi aktif, pemahaman bermakna, dan diferensiasi sesuai kebutuhan siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi guna meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar digital berbasis Canva dengan pendekatan diferensiasi terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teks eksplanasi. Pembelajaran menjadi lebih adaptif, sesuai kebutuhan siswa, serta berdampak pada peningkatan keterampilan menulis secara signifikan, baik dari sisi struktur, isi, maupun penggunaan bahasa. Sebagai refleksi, keberhasilan bahan ajar ini membuka potensi implementasi jangka panjang di lingkungan sekolah dasar, terutama dalam mendukung pembelajaran yang lebih personal, adaptif, dan berbasis teknologi. Dengan modul ini, guru memiliki peluang untuk lebih adaptif dalam mengakomodasi keberagaman siswa, baik dari segi gaya belajar, minat, maupun kemampuan. Oleh karena itu, sekolah dan pendidik disarankan untuk mulai mengeksplorasi dan memanfaatkan platform digital seperti Canva dalam pengembangan bahan ajar yang inovatif dan sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka serta Profil Pelajar Pancasila.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah dan guru kelas V SD. Negeri Sudirman, yaitu SDN. Sudirman 1, 2, 3, dan 4 atas izin dan kerjasamanya selama pengumpulan data. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh siswa Kelas V yang telah berpartisipasi dalam uji coba produk, dan juga kepada seluruh pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu namun telah memberikan kontribusi bagi kelancaran penelitian ini.
F. Ardiansyah, "Pemanfaatan Canva Dalam Pendidikan," Jurnal Teknologi Pembelajaran, vol. 12, no. 1, pp. 45–52, 2020.
M. Ally, Technology in Education: Enhancing Learning Outcomes. London, UK: Routledge, 2020.
L. W. Anderson and D. R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York, NY, USA: Pearson, 2021.
W. Anderson, Creative Learning and Differentiation in the Classroom. New York, NY, USA: Academic Press, 2020.
T. Anderson and J. Dron, Teaching and Learning Online: Frameworks and Practices. New York, NY, USA: Routledge, 2021.
M. Arif and S. Mustafa, Application of ADDIE Model in Instructional Design. Jakarta, Indonesia: Pustaka Media, 2020.
Z. Arifin and R. Kusuma, "Menulis Sebagai Media Ekspresi Emosi," Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, vol. 12, no. 2, pp. 34–45, 2022.
D. Ary, L. C. Jacobs, C. Sorensen, and D. Walker, Introduction to Research in Education. Boston, MA, USA: Cengage Learning, 2020.
R. M. Branch, Advanced Concepts in Instructional Design. Boston, MA, USA: Pearson, 2022.
C. Coubergs, K. Struyven, and G. Vanthournout, Differentiated Instruction: Theory and Practice. London, UK: Routledge, 2021.
N. Dewi, "Peran Menulis Dalam Pengembangan Berpikir Kritis Siswa," Jurnal Literasi dan Pembelajaran, vol. 8, no. 1, pp. 22–30, 2021.
R. Fadilah, R. Hasanah, and A. Priyanto, "Enhancing Students' Writing Skills Through Project-Based Learning," Elementary Education Journal, vol. 5, no. 3, pp. 207–215, 2020.
A. Fitriyani, "Analisis Kelebihan dan Kekurangan Canva Sebagai Media Pembelajaran," Jurnal Inovasi Pendidikan, vol. 9, no. 2, pp. 78–85, 2021.
B. Friedman and S. Phillips, Interactive Learning Materials for the 21st Century. San Francisco, CA, USA: Jossey-Bass, 2021.
R. M. Gagné, W. W. Wager, K. C. Golas, and J. M. Keller, Principles of Instructional Design, 5th ed. London, UK: Routledge, 2020.
L. R. Gay, G. E. Mills, and P. W. Airasian, Educational Research: Competencies for Analysis and Applications, 12th ed. Boston, MA, USA: Pearson, 2021.
G. P. P. Hapsari and Zulherman, "Development of Canva Application-Based Animated Video Media to Increase Student Motivation and Achievement," Journal of Educational Media and Technology, vol. 7, no. 1, pp. 12–23, 2021.
L. Hakim and N. Wahyuni, "Differentiation Strategies in Language Teaching," Language Learning Journal, vol. 10, no. 4, pp. 302–317, 2021.
R. Halim, S. Hermawan, and A. Hidayat, "Integrating Digital Media in Language Learning," Journal of Digital Education, vol. 8, no. 2, pp. 101–119, 2022.
J. Harmer, The Practice of English Language Teaching, 5th ed. London, UK: Longman, 2020.
D. Harini and E. Rahmawati, "Integrasi Media Digital Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia," Jurnal Pendidikan dan Teknologi, vol. 15, no. 3, pp. 101–110, 2021.
J. Lee, Canva in Education: A Practical Guide. London, UK: EduTech Press, 2020.
R. Lestari and A. Wijaya, "Karakteristik Platform Canva Dalam Pembelajaran Digital," Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, vol. 6, no. 1, pp. 43–51, 2022.
I. Mulyati, I. Astuti, and E. Ernawaty, "Development of Canva Application-Assisted Learning Media in Class XII Advanced Study Materials with 4-D Models," Educational Development Journal, vol. 10, no. 2, pp. 34–48, 2022.
T. Nugraha et al., "Using Canva for Creative Writing Projects," Journal of Literacy Education, vol. 12, no. 3, pp. 67–79, 2020.
Nurhadi et al., "Challenges in Teaching Creative Writing," Education Quarterly Review, vol. 15, no. 2, pp. 87–98, 2022.
I. Nurjanah and S. Handayani, "Pemanfaatan Teknologi Dalam Meningkatkan Kreativitas Guru," Jurnal Inovasi Pendidikan, vol. 14, no. 3, pp. 67–78, 2022.
D. Prasetyo and T. Marlina, "Efektivitas Canva Dalam Meningkatkan Hasil Belajar," Jurnal Pendidikan Modern, vol. 10, no. 3, pp. 112–121, 2023.
A. Putra and S. Anggraeni, "Peran Canva Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek," Jurnal Pendidikan Inovatif, vol. 5, no. 4, pp. 65–72, 2023.
I. Putri and H. Wibowo, "Improving Student Engagement Through Innovative Language Learning Strategies," Journal of Language Education Research, vol. 8, no. 1, pp. 43–59, 2021.
M. Rahman et al., "Project-Based Learning for Writing Skills Development," Elementary Pedagogy Journal, vol. 14, no. 4, pp. 120–133, 2021.
H. Ratnawati, H. Haslinda, and M. Akhir, "Keefektifan Penggunaan Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Sekolah Menengah Pertama," Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya, pp. 183–202, 2022.
T. Santangelo and C. A. Tomlinson, Differentiation in Practice: A Resource Guide for Differentiating Curriculum. London, UK: Routledge, 2021.
R. Sulfasyah and Rukli, "The Effect of Reading Comprehension and Language Attitudes on the Summary Writing Skills of Class IV Students," Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unipa Surabaya, pp. 249–258, 2022.
M. Widyastuti and A. Putra, "Fungsi Menulis Dalam Proses Pembelajaran," Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, vol. 15, no. 1, pp. 12–23, 2023.