Hafidz Raif Harashta (1), Enny Aryanny (2)
General background: Effective inventory control is essential for manufacturing firms to ensure operational continuity and cost efficiency. Specific background: Methanol production facilities often experience persistent overstock of supporting chemicals such as Caustic Soda Flake (NaOH) and Sulphuric Acid (H₂SO₄), resulting in increased storage costs and heightened safety risks. Knowledge gap: Prior studies predominantly apply the Silver Meal heuristic to primary raw materials, with limited evidence of its effectiveness for fluctuating supporting materials in high-risk chemical industries. Aims: This study aims to optimize supporting-material inventory using the Silver Meal method to reduce total inventory costs and improve ordering policies. Results: The method produced lower total costs—Rp 4.144.915.411 for Caustic Soda and Rp 1.096.242.822 for Sulphuric Acid—representing reductions of 4.6% and 8.5% compared to the existing approach commonly used in industry. Novelty: The study introduces the application of a heuristic lot-sizing method to hazardous supporting materials using actual operational data, demonstrating its feasibility in chemically sensitive environments. Implications: Findings provide a practical decision-support model for companies to minimize overstock, enhance operational efficiency, and mitigate safety hazards associated with chemical accumulation.
Highlights:
Highlights the efficiency of the Silver Meal method in reducing total inventory costs.
Addresses overstock issues of hazardous supporting materials in methanol production.
Provides a practical model for safer and more economical inventory management.
Keywords: Inventory Control, Silver Meal, Methanol Production, Supporting Materials, Cost Optimization
Penelitian sebelumnya telah menekankan pentingnya efisiensi dalam manajemen persediaan, terutama dalam menyeimbangkan kebutuhan produksi dengan bahan baku yang tersedia di gudang. Volume pembelian yang tidak direncanakan dan jumlah yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara kekurangan dan kelebihan persediaan. Ketidakseimbangan ini dapat meningkatkan biaya persediaan ketika pesanan melebihi kebutuhan aktual 7. Biaya yang terkait dengan persediaan bahan baku dapat berdampak signifikan pada keuntungan perusahaan 8. Terdapat berbagai teknik untuk menghitung ukuran lot, yang umumnya dikategorikan menjadi dua kelompok utama: model ukuran lot statis dan model ukuran lot dinamis 9. Salah satu metode efektif untuk mengoptimalkan pengendalian persediaan adalah penggunaan teknik heuristik, seperti metode Silver Meal. Metode ini digunakan dalam perencanaan persediaan untuk menentukan ukuran pesanan atau waktu pesanan berdasarkan perkiraan konsumsi atau permintaan 10. Metode Silver Meal menggunakan pendekatan heuristik yang bertujuan memberikan solusi optimal dan sangat cocok untuk menentukan ukuran lot dalam kondisi permintaan yang fluktuatif. Tujuan heuristik Silver Meal adalah meminimalkan biaya rata-rata per periode 11. Keuntungan metode ini adalah kemudahan implementasinya dan efektivitasnya dalam mengurangi frekuensi pesanan tanpa menyebabkan kekurangan stok. Namun, dari penelitian terdahulu, penerapan metode Silver Meal sebagian besar hanya diuji untuk bahan baku utama dan belum banyak yang mengaplikasikannya secara spesifik untuk bahan baku penunjang dengan permintaan yang tidak stabil. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan kebaruan dengan metode Silver Meal menawarkan solusi menjanjikan untuk mengatasi masalah kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku penunjang di perusahaan.
Salah satu perusahaan petrokimia di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur adalah produsen methanol yang menggunakan gas alam sebagai bahan baku utamanya, bersama dengan bahan pendukung seperti Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄). Saat ini, perusahaan tersebut mengalami masalah kelebihan stok beberapa bahan pendukung, yang menunjukkan ketidakefisienan dalam pengendalian persediaan. Kelebihan stok ini tidak hanya meningkatkan biaya penyimpanan tetapi juga menimbulkan risiko keselamatan akibat penumpukan bahan kimia korosif dan berbahaya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menerapkan metode Silver Meal guna mengoptimalkan pengelolaan persediaan bahan pendukung di perusahaan tersebut.
Metode
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ, yang berlokasi di Kalimantan Timur. Penelitian ini berlangsung dari Februari 2025 hingga data yang cukup terkumpul. Data yang digunakan diambil langsung dari perusahaan dan bersifat valid. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pasokan bahan baku methanol dengan memanfaatkan pendekatan Silver Meal guna meminimalkan biaya persediaan.
B. Alur Pemecahan Masalah
Berikut merupakan alur pemecahan masalah pada penelitian ini yang dimana bisa dilihat pada Gambar 1 dibawah.
Gambar 1. Alur Pemecahan Masalah
Langkah-langkah untuk pemecahan masalah yang perlu dilakukan pada penelitian ini yaitu bisa dilihat pada penjelasan sebagai berikut:
C. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data: data primer dan data sekunder. Data primer merujuk pada informasi yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sumber pertama yang telah mengalami atau familiar dengan fenomena yang diteliti. Artinya, data ini berasal dari individu atau objek yang memiliki pemahaman langsung tentang keadaan atau situasi yang sedang diteliti. Karena dikumpulkan langsung dari sumbernya, data primer bersifat asli, akurat, dan belum diolah atau ditafsirkan oleh pihak lain 12. Di sisi lain, data sekunder terdiri dari informasi yang tidak diperoleh langsung dari sumber utama, melainkan diambil dari sumber lain yang telah mengumpulkannya sebelumnya. Dalam hal ini, pengguna data sekunder tidak memiliki pengalaman langsung dengan fenomena yang diteliti dan sebaliknya memperoleh informasi dari sumber primer yang telah dikumpulkan sebelumnya 13. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini meliputi pembelian dan penggunaan bahan baku methanol, biaya pesanan, biaya penyimpanan, harga satuan, dan lead time.
D. Pengendalian Persediaan d engan Metode Perusahaan ( TC Awal)
Pada tahap ini, biaya persediaan total dihitung berdasarkan metode yang saat ini digunakan oleh perusahaan. Perhitungan ini mencakup biaya persediaan total (TC), yang meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pembelian. Hasil perhitungan ini berfungsi sebagai acuan awal untuk mengevaluasi efektivitas metode alternatif yang akan dibandingkan. Persamaan yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
(1)
E. Pengendalian Persediaan Dengan Metode Silver Meal ( TC Usulan)
Pada tahap ini, kami akan menghitung total biaya yang diperoleh dari metode Silver Meal menggunakan data aktual perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan kebutuhan bahan baku untuk setiap periode dan menemukan jumlah pesanan optimal dengan menguji berbagai periode masa depan. Proses ini berlanjut hingga titik di mana biaya rata-rata per periode mulai meningkat. Hasil dari metode ini memberikan total biaya usulan (TC Usulan) yang dapat dibandingkan dengan metode awal. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
(2)
(3)
Dimana:
H = Biaya simpan
A = Biaya pengadaan
Dm = Permintaan pada periode ke-m
K(m) = Rata-rata biaya persediaan per unit waktu
M = Periode
1. TC Awal > TC Usulan
Tujuan langkah ini adalah untuk mengevaluasi seberapa efektif metode Silver Meal dibandingkan dengan pendekatan yang sudah ada di perusahaan. Jika TC Usulan lebih rendah dari TC Awal, hal ini menunjukkan bahwa metode Silver Meal lebih efisien dan berpotensi menghemat biaya bagi perusahaan.
F . Peramalan
Pada tahap ini, dilakukan peramalan untuk memperkirakan kebutuhan masa depan, mencakup kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan sambil meminimalkan kesalahan peramalan. 1415. Peramalan bergantung pada data permintaan historis dan menggunakan metode statistik sepertiMoving Average, Single Exponential Smoothing, dan Winter. Hasil peramalan memberikan perkiraan kebutuhan bahan baku untuk periode mendatang dan menjadi dasar pengambilan keputusan pengendalian persediaan.
G . Pengendalian Persediaan d engan Metode Silver Meal (Data Peramalan)
Pada fase ini, data permintaan yang digunakan berasal dari hasil peramalan, bukan data aktual. Metode Silver Meal kemudian diterapkan pada data peramalan ini untuk mengidentifikasi jumlah pesanan optimal dan waktu yang diperlukan untuk meminimalkan biaya persediaan total.
Hasil dan Pembahasan
A. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, sangat penting untuk menggunakan sumber data yang akurat. Sumber-sumber ini merujuk pada subjek atau asal-usul dari mana data diperoleh. Data yang dikumpulkan untuk studi ini dijelaskan di bawah ini.
1. Data Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku Penunjang Methanol
Data persediaan awal, data pembelian, data pemakaian, dan data kelebihan Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) dari April 2024 hingga Maret 2025 adalah seperti pada tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Data Pembelian dan Pemakaian Caustic Soda Flake(NaOH)
Tabel 2. Data Pembelian dan Pemakaian Sulphuric Acid (H₂SO₄)
2. Data Biaya Pesan
Data biaya pesan pada PT. XYZ meliputi biaya pengiriman, biaya inspeksi, dan biaya administrassi. Biaya yang dikeluarkan Perusahaan untuk sekali pesan Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) adalah seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Data Biaya Pesan Caustic Soda Flake(NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄)
4. Data Biaya Simpan
Data biaya simpan pada PT. XYZ meliputi biaya operasional gudang, biaya tahunan perawatan gudang, biaya listrik gudang. Biaya yang dikeluarkan Perusahaan untuk menyimpan Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) per tahun adalah seperti pada tabel 4.
5. Data Harga Per Unit
Data harga beli per unit Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) pada PT. XYZ adalah seperti pada tabel 5.
6. Data Lead Time
Lead time yang dibutuhkan sejak Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) dipesan hingga diterima adalah adalah seperti pada tabel 6.
B. Pengendalian Persediaan Dengan Metode Perusahaan (TC Awal)
Perhitungan biaya inventaris total untuk periode April 2024 hingga Maret 2025, menggunakan metode perusahaan dan menerapkan Persamaan 1 sehingga menghasilkan biaya total untuk setiap periode. Total biaya Persediaan Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) untuk periode April 2024 hingga Maret 2025 yang dapat dilihat pada tabel 7 dan 8.
Tabel 7. Total Biaya Persediaan Caustic Soda Flake (NaOH) Dengan Metode Perusahaan (TC Awal)
Tabel 8. Total Biaya Persediaan Sulphuric Acid (H₂SO₄) Dengan Metode Perusahaan (TC Awal)
C. Pengendalian Persediaan Dengan Metode Silver Meal (TC Usulan)
Perhitungan biaya persediaan total selama periode ini menggunakan metode Silver Meal bergantung pada permintaan sebagai dasar untuk menyesuaikan variabel pada periode berikutnya. Kriteria metode Silver Meal menetapkan bahwa ukuran lot yang dipilih harus meminimalkan biaya total per periode. Untuk menentukan biaya persediaan rata-rata per unit untuk Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) pada setiap periode, maka digunakan persamaan 3 sehingga hasil yang didapatkan adalah seperti pada tabel 9 dan 10:
Berdasarkan tabel 9, maka selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya persediaan Caustic Soda Flake(NaOH) menggunakan metode Silver Meal (TC Usulan) dengan frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali sebagai berikut:
1. T otal Persediaan Caustic Soda Flake (NaOH)
Biaya pesan= biaya 3 kali pesan
= Rp 5.781.177
Biaya simpan= Rp 744.276 + Rp 1.130.714 + 1.259.244
= Rp 3.134.234
Biaya pembelian= pembelian x harga beli/ ton
= 160 x Rp 25.850.000
= Rp 4.136.000.000
Total Persediaan = biaya pesan+ biaya simpan+ biaya pembelian
= Rp 5.781.177 + Rp 3.134.234 + Rp 4.136.000.000
= Rp 4.144.915.411
Tabel 10. Total Biaya PersediaanSulphuric Acid (H₂SO₄)Dengan Metode Silver Meal (TC Usulan)
Berdasarkan tabel 10, maka selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya persediaan Sulphuric Acid (H₂SO₄) menggunakan metode Silver Meal (TC Usulan) dengan frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali sebagai berikut:
2. T otal Persediaan Sulphuric Acid (H₂SO₄)
Biaya simpan= Rp 486.642 + Rp 772.902 + 1.102.101
= Rp 2.361.645
Biaya pembelian= pembelian x harga beli/ IBC
= 117 x Rp 9.300.000
= Rp 1.088.100.000
= Rp 5.781.177 + Rp 2.361.645 + Rp 1.088.100.000
= Rp 1.096.242.822
D. Perbandingan Metode Perusahaan dengan Metode Silver Meal
Berdasarkan perhitungan biaya total untuk persediaan Caustic Soda Flake (NaOH), dilanjutkan membandingkan biaya persediaan yang diperoleh dari metode Perusahaan (TC Awal) dengan yang dihitung menggunakan metode Silver Meal(TC Usulan). Hasil perbandingan ini disajikan dalam tabel 11.
Tabel 11. Perbandingan TC Awal Dengan TC Usulan
Keterangan:
1. Caustic Soda Flake (NaOH)
Selisih biaya = TC Awal – TC Usulan
= Rp 4.342.937.308 – Rp 4.144.915.411
= Rp 198.021.897
Persentase penghematan =
=
= 4,6 %
2. Sulphuric Acid (H₂SO₄)
= Rp 1.197.543.987 – Rp 1.096.242.822
= Rp 101.301.165
= 8,5 %
Sehingga dapat disimpulkan bahwa TC Awal > TC Usulan. Dengan hal ini maka metode Silver Mealditerima dan dilanjutkan untuk peramalan kebutuhan Perusahaan selanjutnya.
E. Peramalan
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa metode Silver Meal mengoptimalkan biaya persediaan dengan mengurangi biaya secara signifikan dibandingkan dengan metode Perusahaan. Untuk mengelola fluktuasi permintaan Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) secara proaktif, selanjutnya dilakukan peramalan permintaan. Hal ini akan membantu Perusahaan menetapkan strategi pembelian yang sesuai untuk menghindari kelebihan dan kekurangan persediaan. Peramalan permintaan untuk Caustic Soda Flake (NaOH) dan Sulphuric Acid (H₂SO₄) selama 12 bulan ke depan dihitung menggunakan metode Winter dengan bantuan perangkat lunak Minitab. Hasil perhitungan peramalan permintaan ini dijelaskan secara rinci dalam tabel 12.
Tabel 12. Rekapitulasi Peramalan
F. Pengendalian Persediaan d engan Metode Silver Meal (Data Peramalan)
Perhitungan biaya persediaan total dari April 2024 hingga Maret 2025 menggunakan metode Silver Meal didasarkan pada perkiraan permintaan, yang menjadi dasar untuk menentukan variabel pada periode-periode berikutnya. Untuk menghitung biaya persediaan rata-rata per unit untuk setiap periode, maka digunakan Persamaan 3 dengan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Total Biaya PersediaanCaustic Soda Flake(NaOH)Dengan Metode Silver Meal (Data Peramalan)
Berdasarkan tabel 13, maka selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya persediaan Caustic Soda Flake(NaOH) hasil peramalan menggunakan metode Silver Meal dengan frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali sebagai berikut:
1. Total Persediaan Caustic Soda Flake (NaOH)
Biaya simpan= Rp 801.276 + Rp 1.087.548 + 1.144.080
= Rp 3.032.904
Biaya pembelian = pembelian x harga beli/ ton
= 158 x Rp 25.850.000
= Rp 4.084.300.000
= Rp 5.781.177 + Rp 3.032.904+ Rp 4.084.300.000
= Rp 4.093.114.081
Tabel 14. Total Biaya PersediaanSulphuric Acid(H₂SO₄) Dengan Metode Silver Meal (Data Peramalan)
Berdasarkan tabel 14, maka selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya persediaan Sulphuric Acid(H₂SO₄) hasil peramalan menggunakan metode Silver Meal dengan frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali sebagai berikut:
2. Total Persediaan Sulphuric Acid (H₂SO₄)
Biaya simpan= Rp 500.955 + Rp 1.846.377 + 100.191
= Rp 2.447.523
= 109 x Rp 9.300.000
= Rp 1.013.700.000
= Rp 5.781.177 + Rp 2.447.523+ Rp 1.013.700.000
= Rp 1.021.928.700
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku methanol di PT. XYZ dapat dioptimalkan menggunakan metode Silver Meal, yang lebih efisien daripada metode yang saat ini digunakan oleh perusahaan. Pendekatan baru ini telah secara signifikan mengurangi biaya persediaan total, dengan penghematan sebesar 4,6% untuk jenis bahan baku yaitu Caustic Soda Flake (NaOH) dan 8,5% untuk Sulphuric Acid (H₂SO₄). Sebelumnya, biaya persediaan untuk Caustic Soda Flake (NaOH) sebesar Rp 4.342.937.308 dan untuk Sulphuric Acid (H₂SO₄) sebesar Rp 1.197.543.987. Biaya ini kini dapat diminimalkan masing-masing menjadi Rp 4.144.915.411 dan Rp 1.096.242.822.
Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggabungkan metode Silver Meal dengan teknik optimasi modern berbasis kecerdasan buatan, seperti Genetic Algorithm atau Particle Swarm Optimization. Kombinasi ini dapat membantu mengatasi dinamika permintaan yang lebih kompleks. Selain itu, peneliti di masa depan sebaiknya mempertimbangkan untuk memasukkan variabel eksternal, seperti fluktuasi harga bahan baku, kapasitas gudang, dan risiko keterlambatan pengiriman, guna mengembangkan model pengendalian persediaan yang lebih adaptif dan realistis yang mencerminkan kondisi industri di dunia nyata.
T. V. Rahmadhani and D. Ernawati, "Optimalisasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Mie Menggunakan Metode Min-Max Stock Untuk Meminimumkan Biaya Persediaan Pada PT Dapur Boga Lestari," Ekon. J. Econ. Bus., vol. 8, no. 1, p. 117, 2024, doi: 10.33087/ekonomis.v8i1.1277.
N. Sari, "Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Barang Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Gudang," J. Bisnis, Logistik dan Supply Chain, vol. 2, no. 2, pp. 85–91, 2022, doi: 10.55122/blogchain.v2i2.542.
Novalita and S. Rahmiati, "Analisis Audit Operasional Persediaan Barang Dagang (Kasus Pada LPG Non Subsidi Pada PT Harapan Panca Sukma Bandar Lampung)," J. Adm. Sos. dan Hum., vol. 4, no. 2, pp. 81–93, 2021, doi: 10.56957/jsr.v4i2.162.
N. Hilalia B. and J. Jumriani, "Optimalkan Pengelolaan Persediaan Untuk Mengurangi Kerugian: Strategi Menghadapi Permasalahan Persediaan Rusak," As-Syirkah Islamic Economics and Finance Journal, vol. 3, no. 2, pp. 767–778, 2024, doi: 10.56672/syirkah.v3i2.200.
N. L. Rachmawati and M. Lentari, "Penerapan Metode Min-Max Untuk Minimasi Stockout dan Overstock Persediaan Bahan Baku," J. INTECH Tek. Ind. Univ. Serang Raya, vol. 8, no. 2, pp. 143–148, 2022, doi: 10.30656/intech.v8i2.4735.
R. Hany and N. Khairani, "Perencanaan Kebijakan Persediaan Vaksin Booster Dengan Metode Continuous Review (s, S) Untuk Mengurangi Overstock di Rumah Sakit Tentara Kota Pematangsiantar," J. Ris. Rumpun Mat. dan Ilmu Pengetahuan Alam, vol. 2, no. 2, pp. 35–52, 2023, doi: 10.55606/jurrimipa.v2i2.1180.
S. Antinah, "Optimasi Persediaan Barang Dengan Pendekatan Theory of Constraints, Heuristic Silver Meal, dan Least Unit Cost Untuk Meminimalkan Biaya," J. Ind. Eng. Syst., vol. 5, no. 1, pp. 1–12, 2024.
A. Nazwa and E. Eriswanto, "Analisis Pengelolaan Persediaan Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku Dalam Upaya Meningkatkan Laba," Account. Res. Unit (ARU Journal), vol. 5, no. 2, pp. 75–84, 2024, doi: 10.30598/arujournalvol5iss2pp75-84.
M. R. Hasan, L. Ahmad, N. Chairany, and A. Fole, "Evaluasi Efektivitas Metode Silver Meal Dalam Optimalisasi Persediaan Tepung Roti Pada UMKM Malikah Bakery Makassar," J. Ind. Eng. Innov., vol. 2, no. 1, pp. 21–27, 2024, doi: 10.58227/jiei.v2i01.119.
M. Yetrina, R. Muhida, and A. Bakri, "Penerapan Metode Silver Meal Heuristic Untuk Minimasi Biaya Persediaan Bahan Baku Tahu," J. Teknol., vol. 13, no. 1, pp. 26–32, 2023, doi: 10.35134/jitekin.v13i1.89.
R. Sulistyasari, M. A. Bisma, and E. Sanggala, "Analisis Pengendalian Persediaan Kebutuhan Produk Oshinbeauty Dengan Menggunakan Heuristic Silver Meal di PT XYZ," J. Ilm. Manaj., vol. 4, no. 2, pp. 167–181, 2023, doi: 10.15575/jim.v4i2.28427.
N. M. Haifa, I. Nabilla, V. Rahmatika, R. Hidayatullah, and H. Harmonedi, "Identifikasi Variabel Penelitian, Jenis Sumber Data Dalam Penelitian Pendidikan," Dinamika Pembelajaran: J. Pendidikan dan Bahasa, vol. 2, no. 2, pp. 256–270, 2025, doi: 10.62383/dilan.v2i2.1563.
F. Jabnabillah, A. Aswin, and M. R. Fahlevi, "Efektivitas Situs Web Pemerintah Sebagai Sumber Data Sekunder Bahan Ajar Perkuliahan Statistika," Sustain. J. Kaji. Mutu Pendidik., vol. 6, no. 1, pp. 59–70, 2023, doi: 10.32923/kjmp.v6i1.3373.
S. Kurniawan, M. H. Saragih, and V. Angelina, "Inventory Control Analysis With Continuous Review System and Periodic Review System Methods At PT XYZ," Bus. Econ. Commun. Soc. Sci. J., vol. 4, no. 2, pp. 97–109, 2022, doi: 10.21512/becossjournal.v4i2.8143.
Raodah, Erniyani, and I. Ramdhan, "Penentuan Peramalan Permintaan Dengan Metode Peramalan Single Exponential Smoothing Pada Industri Percetakan," J. Ind. Eng. Innov., vol. 1, no. 1, pp. 10–17, 2023.