Loading [MathJax]/jax/output/HTML-CSS/config.js
Login
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.10.2025.11237

Lifestyle Mediates Financial Attitudes and Self-Concept in Student Consumption


Gaya Hidup Memediasi Sikap Keuangan dan Konsep Diri dalam Konsumsi Mahasiswa

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Indonesia
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Indonesia

(*) Corresponding Author

Lifestyle Financial Attitude Self-Concept Consumptive Behavior Overseas Students

Abstract

General Background: Urban living has influenced student lifestyles, often fostering consumptive behaviors. Specific Background: Overseas students are particularly vulnerable, facing peer pressure and environmental shifts that affect their financial decisions and self-perception. Knowledge Gap: Existing studies report inconsistent findings regarding how financial attitudes and self-concept affect consumption behavior, particularly lacking the mediating role of lifestyle. Aims: This study investigates whether lifestyle mediates the relationship between financial attitudes, self-concept, and the consumption behavior of overseas students. Results: Using a quantitative approach with SmartPLS 4 and data from 114 FEB UPN Veteran East Java students, the study found that both financial attitudes and self-concept negatively relate to lifestyle and consumption behavior, while lifestyle has a positive relationship with consumption and serves as a mediator. Novelty: The study provides novel insights by integrating lifestyle as a mediating variable, clarifying the previously inconsistent relationships among variables. Implications: The findings suggest that fostering a modest lifestyle may reduce consumptive behavior, even among students with weaker financial attitudes or lower self-concept, guiding effective interventions in student financial education and lifestyle management.
Highlight :

  • Lifestyle significantly moderates the link between financial attitude and consumptive behavior.

  • Negative self-concept does not always lead to high consumption due to financial constraints.

  • Students with high allowances and trendy environments are more prone to consumptive lifestyles.

Keywords : Lifestyle, Financial Attitude, Self-Concept, Consumptive Behavior, Overseas Students

 

Pendahuluan

Seiring berkembangnya kehidupan perkotaan, masyarakat cenderung mengikuti gaya hidup modern serta tren terbaru. Kehidupan anak muda masa kini, khususnya mahasiswa di perkotaan terlah terkontaminasi oleh gaya hidup perkotaan. Banyak mahasiswa yang pindah ke kota besar guna melanjutkan pendidikannya, yang akhirnya menajalani kehidupan yang tak sehat. Dampak buruk masyarakat modern, seperti fakta mereka yang tak hidup seperti teman sebayanya tak akan memegang teman ataupun berisiko dikucilkan. Mahasiswa rantau harus memutuskan apakah akan menjalani gaya hidup sesuai di kota nya ataupun tidak, dengan segala akibat, yang berujung pada konflik dengan diri mereka sendiri sebab gaya hidup yang dianut berbeda dari situasi keuangan keluarga ataupun dengan diri mereka sebelumnya. Oleh sebab itu, sebagian besar mahasiswa rantau mencoba guna mereasa setara dengan mencoba menjadi seperti orang lain yang ada disekitar mereka.

Mahasiswa rantau ialah seseorang yang meninggalkan kota kelahiran guna mengejar pendidikannya. Mahasiswa rantau sering kali terpengaruh oleh lingkungannya, yaitu mengikuti tren ataupun kemajuan terbaru guna memenuhi keinginannya. Mahasiswa berbondong-bondong guna melaksanakan pembelian barang-barang terbaru serta popular, meskipun barang tersebut tak terlalu penting. Hal berikut selaras dengan data prasurvey yang memperlihatkan bahwasannya mahasiswa rantau FEB, sejumlah 45,5% serta 47,7% menyatakan setuju serta sangat setuju pada insikator perilaku konsumtif yakni mahasiswa rantau melaksanakan pembelian barang hanya sebab ada penawaran khusus, seperti bundling product, ataupun free sample. Hal berikut memperlihatkan bahwasannya mahasiswa rantau melaksanakan perilaku konsumtif dengan melaksanakan pembelian barang hanya sebab ada penawaran khusus, tak mempertimbangkan kebutuhannya, hanya berlandaskan keinginan semata guna membelinya.

Figure 1.Hasil pra survey perilaku konsumtif mahasiswa rantau FEB UPN Veteran Jawa Timur

Berlandaskan hasil pra survey yang dilaksanakan pada 44 mahasiswa rantau pada program studi akuntansi, ekonomi pembangunan, kewirausahaan, serta manajemen UPN Veteran Jawa Timur memperlihatkan kecenderungan untuk terlibat pada perilaku konsumtif. Salah satu aspek perilaku konsumtif ialah pembelian baraang yang berlebihan yang dimaksudkan guna memenuhi keinginan daripada kebutuhan [1]. Kurangnya pengetahuan tentang cara menimbang prioritas ketika melaksanakan pembelian suatu produk, yang akhirnya menghasilkan pembelian ataupun penggunaan produk yang sebenarnya tak dibutuhkan oleh mahasiswa rantau [2].

Theory of Planned Behavior atau yang disebut TPB menurut [3] menjelaskan serta mempredikasi perilaku manusia yang tak semata-mata bergantung pada niat individu. Sikap (attitude toward behavior) yang menyajikan pengaruh niat serta perilaku finansial individu mencakup sikap keuangan. Gagasan tentang kemampuan diri sendiri diberikan pengaruh oleh persepssi diri sendiri, kontrol perilaku (perceived behavior control) berkaitan dengan konsep diri. Gaya hidup seseorang diberikan pengaruh oleh norma subjektif (subjective norm) sebab orang sering mempertimbangkan pendaapat serta harapan orang lain saat membuat keputusan. Niat (intention) menyajikan pengaruh perilaku konsumtif serta niat seseorang untuk terlibat pada aktivitas konsumsi yang diberikan pengaruh oleh pandangan mereka tentang konsumsi, tekanan sosial, serta rasa kendali mereka atas keuangan.

Sikap keuangan yang harus diperlihatkan oleh mahasiswa rantau ialah kecenderungan untuk berheman dengan membuat rencana pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun ada kemungkinan sebagian mahasiswa yang tak membuat rencana keuangan sebab memegang perilaku konsumtif. Mahasiswa rantau yang tinggal jauh dari rumah ataupun keluarga mengalami berbagai perubahan pada konsep diri mereka saat beradaptasi dengan lingkungan baru. Mahasiswa biasanya menjalani kehidupan yang boros saat berada pada lingkungan sosial ataupun pertemanan yang konsumtif, seperti mengunjungi kafe terbaru ataupun mengikuti tren terkini lainnya. Sikap keuangan seseorang memperlihatkan tingkat pengelolaan keuangannya [4]. Menurut temuan penelitian oleh [5] sikap keuangan tak dengan cara signifikan menyajikan pengaruh perilaku konsumtif sebab kian tinggi pengetahuan keuangannya, kian bisa mengendalikan dirinya, kian sedikit perilaku konsumtif yang diperlihatkan, serta sebaliknya. Hal berikut bertentangan dengan penelitian [6] yang memperlihatkan sikap keuangan memegang pengaruh positif serta signifikan kepada perilaku konsumtif.

Konsep diri seseorang ialah gambaran yang membentuk gagasan tentang siapa dirinya serta akan menyajikan pengaruh bagaimana ia bertindak pada situasi sosial [7]. Konsep diri seseorang kepada dirinya ialah salah satu unsur yang menyajikan pengaruh keputusan pembelian. Hal berikut mendukung penelitian [8] yang memperlihatkan konsep diri memegang pengaruh dengan cara signifikan dengan perilaku konsumtif. Mahasiswa rantau dengan konsep diri buruk akan memperlihatkan perilaku belanja yang lebih banyak, sementara mahasiswa rantau dengan konsep diri baik akan memperlihatkan perilaku belanja yang lebih sedikit serta mampu mengelolannya. Hal berikut berbeda dengan penelitian [7] yang memperlihatkan hubungan tak searah di tengah konsep diri dengan perilaku konsumtif. Kian buruk konsep diri seseorang kian banyak merekan akan melaksanakan pembelian ataupun konsumtisebaliknya kian baik konsep diri maka kian sedikit pola konsumsi serta perilaku konsumtif menurun.

Hal berikut memperlihatkan terdapatnya gap penelitian yang terjadi pada penelitian sebelumnya, khususnya pada hasil penelitian. Variabel mediasi, gaya hidup dimasukkan sebab hasil yang tak konsisten menghasilkan kesenjangan penelitian serta dipakai guna mengembangkan variabel penelitian. Menurut [9] mendefinisikan gaya hidup sebagai pola hidup individu pada hubungannya dengan lingkungan sekitar, termasuk bagaimana mereka hidup serta mengatur waktu mereka, serta bagaimana mereka menghabiskan uang mereka yang bisa memperlihatkan kencenderungan konsumtif. Sebab mereka cenderung terlibat pada perilaku konsumtif, mahasiswa yang memeiliki gaya hidup konsumtif, tak akan menguntungkan pada hidup mereka [10], mereka akan mengalami kesulitan finansial sebab gaya hidupnya yang buruk tersebut. Berlandaskan [11] gaya hidup memegang pengaruh yang positif kepada perilaku konsumtif. Berbeda pada penelitian [12] menunjukan bahwasannya gaya hidup memliki pengaruh yang terlihat dengan cara langsung maupun tak langsung terhadap perilaku konsumtif mahasiswa. Guna mengetahui peran gaya hidup pada hubungan di tengah sikap keuanga, konsep diri, dan perilaku konsumtif pada mahasiswa rantau FEB UPN Veteran Jawa Timur, penelitian berikut berikut merupakan penelitian baru baik dari variabel yang digunakan maupun pendekatan analisis mediasinya.

LITERATUR REVIEW

a. Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior memperluas Theory of Reasoned Action. TPB, menurut [3] ialah teori yang memakai niat (intention) serta tujuan suatu tindakanguna menjelaskan serta memprediksi perilaku.Menurut teori berikut, perilaku seseorang bisa dipemngaruhi oleh tiga faktor: sikap (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norm), serta kontrol perilaku (perceived behavioral control). Teori berikut menyatakan pandangan individu tentang dampak kepada hasil tindakan mereka.

b. Sikap keuangan

Sikap keuangan ialah mengevaluasi teknik pengelolaan keuangan yang merefleksikan kecenderyngan psikologis seseorang [6]. Sikap keuangan seseorang sehari-hari menyajikan pengaruh keputusan finansial yang mereka buat. Seseorang yang memegang pandangan baik kepada uang bisa mengelola keuangan mereka dengan cara efisien, yang memungkinkan mereka menyisihkan uang untuk investasi masa depan serta mengendalikan pengeluaran mereka. Disisi lain, seseorang dengan sikap buruk kepada uang akan menghabiskannya, boros, kesulitan mengelola uang mereka, serta merasa sulit guna menabung uang untuk masa depan [13]. dalam melaksanakan pengukuran sikap keuangan bisa memakai indicator, pada penelitian berikut memakai indicator menurut [14] yakni orientasi kepada keuangan pribadi, filsafat utang, keamanan uang, serta menilai keuangan pribadi.

c. Konsep diri

Konsep diri ialah cara orang memandang, memahami, serta mengevaluasi diri mereka sendiri yang bisa terbentuk dari pengalaman, interaksi sosial, serta refleksi pribadi. Seseorang persepsi sesorang dalam menilai dirinya sendiri, bagaimana cara individu melihat, memahami, serta menilai dirinya sendiri pada tataran sosial serta fisik. Seseorang yang memegang konsep diri baik ataupun positif akan percaya diri tanpa harus membuktikan melalui barang-barang yang dimiliki, tak tergoda guna mengikuti tren terbaru, serta melaksanakan konsumsi berlandaskan kebutuhan bukan sekedar gaya hidup ataupun tekanan dari sosial, sehingga perilaku konsumtif yang akan kian rendah dengan melaksanakan pembelian lebih bijak serta terkontrol. Sebaliknya seseorang dengan konsep diri negatif ataupun buruk melibatkan konsumsi guna menutupi rasa kurang percaya diri melalui fashion, gadget, serta lain sebagainya guna mencari validasi dari sosial, sehingga perilaku konsumtif akan kian tinggi sebab sering melaksanakan pembelian impulsive, tak terencana, serta boros [8]. Konsep diri sangat penting untuk diterapkan pada kehidupan sebab bisa menyajikan pengaruh perilaku, hubungan sosial, serta pemgambilan keputusan. Indikator yang bisa dipakai guna melaksanakan pengukuran tingkat konsep diri seseorang bisa meliputi pemenuhan diri, kejujuran, otonomi, serta penyesuaian emosi [15].

d. Perilaku konsumtif

Perilaku konsumtif yakni seseorang yang mengutamakan keinginan daripada kebutuhan serta melaksanakan pembelian barang ataupun jasa hanya untuk kesenangan pribadi, tanpa memperdulikan kebutuhan serta manfaatnya [16]. Ketika seseorang melaksanakan pembelian sesuatu yang sebenarnya tak mereka butuhkan sebab keinginan ataupun tekanan masyarakat seperti mengikuti tren, mendapatkan perhatidan dari orang lain, ataupun mempertahankan status yang dikenal dengan perilaku konsumtif [17]. Hal berikut memperlihatkan ketidakmampuan seseorang guna mengidentifikasi prioritas mereka. Perilaku konsumtif dicirikan dengan mereka yang dengan cara eksklusif mengadopsi kehidupan orang lain serta mengutamakan keinginan di atas kebutuhan. Melaksanakan pengukuran tingkat perilaku konsumtif seseorang bisa diukur dengan indicator menurut [16] di tengah lain melaksanakan pembelian produk guna mendapatkan hadiah ataupun penawaran harga khusus, melaksanakan pembelian suatu produk dengan kemasan yang menarik, melaksanakan pembelian produk guna menjaga penampilan dari gengsi, melaksanakan pembelian produk berlandaskan harga bukan manfaat serta kegunaan, melaksanakan pembelian produk guna menjaga simbol status, memakai produk sebab unsur kesesuaian dengan model yang mempromosikannya, melaksanakan pembelian produk mahal sebab bisa mengoptimalkan rasa percaya diri, mencoba memakai lebih dari satu produk serupa dengan merek berbeda.

e. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang, yang didefinisikan oleh manajemen waktu serta persepsi diri mereka ialah bagaiaman mereka menjalani kehidupan sehari-hari serta bisa diberikan pengaruh oleh kepribadian mereka, lingkungan sosial, serta kedudukan ekonomi [18]. Gaya hidup konsumtif didefinisikan sebagai praktik melaksanakan pembelian sejumlah besar barang yang boros, berlebihan, serta mencurahkan waktu untuk kegiatan konsumtif [19]. Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungan mereka, aktivitas, minat, serta opini mereka mengungkapkan gaya hidup mereka [20].Lingkungan, kemajuan zaman, serta keinginan individu guna mengubah gaya hidup mereka semuanya bisa menyajikan pengaruh gaya hidup mereka. Seseorang yang memegang gaya hidup mewah akan mengikuti tren serta melaksanakan pembelian barang berlandaskan keinginan mereka, sedangkan seseorang dengan gaya hidup sederhana akan melaksanakan pembelian barang berlandaskan kebutuhan mereka. Gaya hidup bisa diukur memakai indicator AIO yakni Activity (aktivitas), Interest (minat), serta Opinion (opini) [20]

Metode

Penelitian berikut jenis data yang dipakai ialah data primer didapatkan dari jawaban responden dengan instrument yang dipakai yakni kuesioner. Populasi penelitian ialah mahasiswa rantau Program Studi Sarjana Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Kewirausahaan, dan Manajemen FEB UPN Veteran Jatim. Sampel berjumlah 114 responden yang dipilih dengan memakai pendekatan purposive sampling serta metode non-probability samping. Karakteristik responden meliputi: 1) Responden mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program studi Sarjana Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Kewirasuahaan, dan Manajemen UPN Veteran Jatim angkatan 2021-2024. 2) Responden ialah mahasiswa rantau yang menempuh pendidikan di luar daerah asalnya serta bertempat tinggal di daerah kampus berada (kos, kontrak, ataupun di rumah saudara). Kuesioner dengan ukuran variabel yang memakai skor sakal likert 1 hingga 5 yang disebarkan memakai google form guna mengumpulkan data. SEM-PLS dipakai sebagai alat analisis data pada penelitian berikut sebab guna memprediksi korelasi antar konstruk, memvalidasi teori, serta menjelaskan keberadaan hubungan di tengah variabel laten.

Hasil dan Pembahasan

Berlandaskan hasil yang didapatkan dari data responden, didapatkan karakteristik dari responden seperti tabel berikut.

No. Variabel Klasifikasi Jumlah Presentase (%)
1. Jenis Kelamin Laki-laki 34 70,18
Perempuan 80 29,82
Jumlah 114 100
2. Program Studi Akuntansi 28 24,6
Ekonomi Pembangunan 19 16,6
Kewirausahaan 13 11,4
Manajemen 54 47,4
Jumlah 114 100
3. Tahun Angkatan 2021 54 47,4
2022 27 23,7
2023 10 8,7
2024 23 20,2
Jumlah 114 100
4. Uang Saku >Rp 2.000.000 114 100
Jumlah 114 100
Table 1.Respondent Characteristics

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

Berlandaskan tabel 1 mayoritas responden ialah perempuan dengan presentase 70,18%. bisa dijelaskan bahwasannya perempuan memegang kecenderung untuk belanja yang tinggi serta menerapkan gaya hidup konsumtif, serta mengikuti tren terkini sehingga perilaku konsumtif akan kian meningkat. Berlandaskan Program studi, mayoritas responden ialah program studi manajemen yakni sejumlah 47,4% ataupun 54 responden, hal berikut memungkinkan sebab diantara program studi lain, manajemen memegang jumlah mahasiswa terbanyak sehingga menyebabkan kian luas pengaruh yang ada pada lingkungan sekitarnya, seperti mengikuti tren terbaru supaya update dari temannya yang lain, memakai barang branded supaya citra diri kian baik, serta lain sebagainya. Tahun angkatan yang mendominasi yakni tahun angkatan 2021 sejumlah 47,4% yakni 54 responden. pada hal uang saku 100% mahasiswa memegang uang saku >Rp 2.000.000 pengelompokan tersebut dipakai sebab kian banyak uang saku maka kian besar kemungkinan guna melaksanakan pemborosan, gaya hidup tinggi, tak mampu mengelola keuangan, ataupun tak bisa mengendalikan dirinya dengan tingginya uang saku tersebut, sehingga perilaku konsumtif kian tinggi.

Outer model

Figure 2.Model PLS

Gambar 1. output PLS memperlihatkan besar nilai path coefficients di atas garis panah hubungan antar variabel eksogen serta endogen, serti nilai loading factor yang diperlihatkan pada anak panah yang menghubungkan variabel masing-masing indicator. dalam melaksanakan pengukuran seberapa kuat serta reliabel pada indicator-indikator penelitian berikut diperlukan guna menguji validitas serta reliabilitas.

Figure 3.Convergent Validity

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

Indicator memenuhi validitas konvergen apabila nilai factor laoding pada indicator sikap keuangan (X1) yakni X1.1 = 0.861; X2= 0.908; X3= 0,912; X4= 0,891, serta pada indicator lain yang lebih dari 0,7 sebagaimana diperlihatkan oleh tabel outer loading pada tabel 2. Seluruh indicator pada variabel penelitian, silap keuangan, konsep diri, gaya hidup, serta perilaku konsumtif memegang nilai factor laoding lebih dari (>) 0,7 yang memperlihatkan sudah memenuhi nilai validitas konvergen, sesuai pada hasil analisis tabel di atas.

Figure 4.Discriminnat Validity

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

Guna memastikan bahwasannya konstruk laten berbada satu sama lain serta tak melaksanakan pengukuran hal yang sama, bisa memakai nilai akar AVE (Average Variance Extracted). Akar AVE lebih dari (>) 0.5 model dianggap memegang validitas deskriminan yang baik. Hal berikut sebab akar AVE lebih besar daripada korelasi variabel. Setiap variabel memegang nilai akar AVE yang lebih tinggi daripada nilai korelasinya dengan faktor lain, seperti yang diperlihatkan pada tabel 3, setiap variabel memenuhi validitas diskriminan. Misalnya, akar AVE sejumlah 0,893 untuk variabel gaya hidup (Z) dengan tiga indikator (Z1 hingga Z3) lebih tinggi daripada nilai korelasi dengan variabel lain yakni -0,490; 0.572; -0.627 serta seterusnya, sehingga variabel Gaya Hidup (Z) sudah memenuhi validitas diskriminan.

Figure 5.Composite Reliability

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

Berlandaskan hasil uji composite reliability, seluruh variabel bisa diakatan reliabel sebab memegang nilai AVE lebih dari (>) 0,5. Nilai reliabilitas dari variabel juga bisa dilihat dengan nilai composite reliability dimana suatu variabel bisa dinyatakan reliabel ketika memegang composite reliabilitylebih dari(>) 0,7 yang memperlihatkan bahwasannya indikator tersebut konsisten dalam melaksanakan pengukuran variabel laten. Variabel Sikap Keuangan, Konsep Diri, Perilaku Konsumtif, serta Gaya Hidup memegang nilai composite reliability 0,7 maka disimpulkan reliabel.

Inner Model

Figure 6.R-Square

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

Nilai R2 variabel gaya hidup (Z) sejumlah 0,289 yang memperlihatkan bahwasannya variabel bebas Sikap keuangan, Konsep diri, mampu menyajikan pengaruh variabel mediasi yakni gaya hidup sejumlah 0.289 ataupun 28,9%%. Sehingga bisa dikatakan bahwasannya sejumlah 28,9% kemampuan variabel sikap keuangan serta konsep diri dalam menjelaskan gaya hidup sedangkan sisanya yaitu 71,1% diberikan pengaruh oleh variabel lain selain Sikap keuangan, Konsep diri, serta Perilaku konsumtif. Selain dari hal tersebut, nilai R-square pada variabel perilaku konsumtif yakni sejumlah 0,652 menggambarkan bahwasannya fenomena ataupun isu perilaku konsumtif bisa dijelaskan oleh model sejumlah 65,2%. Sisanya sejumlah 44,8% diakibatkan oleh faktor lain (selain Sikap Keuangan, Konsep Diri serta Gaya Hidup). Hal berikut memperlihatkan bahwasannya gaya hidup berperan sejumlah 65,2% kepada kemampuan variabel sikap keuangan serta konsep diri dalam menjelaskan fenomena perilaku konsumtif, sedangkan sisanya 34,2% diberikan pengaruh oleh faktor lain.

Model predictive relevance diperlihatkan dengan nilai Q-Square lebih besar dari (>) 0, serta nilai Q2 berada diantara rentang nilai 0 < Q2< 1. Kian mendekati nilai 1, kian baik model tersebut. Berikut berikut Q2 yang dihasilkan model berikut:

Q2 = 1 – (1-R12) (1-R22) ……… (1)

Q2 = 1- (1-0.652) (1- 0.289)

Q2 = 1 – 0,2474

Q2 = 0,7525

Model penelitian bisa dainggap memenuhi predictive relevance berlandaskan perhitungan Q2 yang memperlihatkan hasil sejumlah 0.752 ataupun 75,2%. Dengan nilai predictive relevanceyang tinggi sejumlah 75,2% anatar variabel sikap keuangan serta konsep diri serta perilaku konsumtif serta konsep diri, model tersebut bisa menjelaskan informasi yang ditemukan pada data penelitian.

Pengujian Hipotesis

Figure 7.Hypothesis Dirrect Effect

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

A. Pengaruh Sikap keuangan kepada perilaku konsumtif

Telah dibuktikan bahwasannya sikap keuangan memegang pengaruh signifikan serta negatif dterhadap perilaku konsumtif, dengan koefisien path sejumlah -0.219 serta p-values= 0.003 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%) sehingga hipotesis pertama (H1) ditolak. Meskipun terdapat hubungan yang signifikan dengan cara statistik, tetapi arah hubungan tersebut bertentangan dengan hipotesisi awal. Temuan berikut mengindikasikan mahasiswa rantau FEB UPN Veteran Jawa Timur dengan sikap keuangan buruk, seperti tak memegang pandangan ataupun kebiasaan yang baik dalam mengelola keuangan, seperti tak membuat anggaran, tak menabung, dan tak memegang tujuan keuangan jangka panjang cenderung tak berperilaku konsumtif. Hubungan berikut bisa diakibatkan oleh minimnya uang saku maupun pengaruh lingkungan sosial, yang membatasi mereka guna melaksanakan konsumsi berlebih meskipun mereka tak memegang pengelolaan keuangan yang bagus.

Hal berikut selaras dengan penelitian[21] yang memperlihatkan bahwasannya beberapa responden memegang sikap keuangan yang buruk, seperti tak membuat anggaran dan tak memegang kebiasaan menabung namun perilaku konsumtif mereka tergolong rendah. Hasil temuan berikut juga didukung oleh penelitian [22] yang memperlihatkan pengaruh negatif serta signifikan sikap keuangan kepada perilaku konsumtif.

B. Pengaruh konsep diri kepada perilaku konsumtif

Konsep diri terbukti memegang pengaruh negatif signifikan kepada perilaku konsumtif memperlihatkan koefisien path sejumlah -0.336 serta p-values= 0.001 ataupun lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%) bisa disimpulkan bahwasannya hipotesis kedua (H2) ditolak. Sebagian besar penelitian memperlihatkan bahwasannya individu dengan konsep diri buruk cenderung memperlihatkan perilaku konsumtif sebagai bentuk pelarian diri, tetapi tak semua kasus memperlihatkan pola tersebut. Beberapa mahasiswa rantau FEB UPN Veteran Jawa Timur dengan konsep diri buruk justru tak memperlihatkan perilaku konsumtif yang tinggi. Hal berikut diakibatkan oleh berbagai faktor lain, seperti keterbatasan finansial yang mengharuskan mereka bertahan dengan uang saku yang mereka miliki, yang pada akhirnya menekan keinginan mereka terlibat pada perilaku konsumtif.

Temuan berikut didukung oleh penelitian [23] memperlihatkan bahwasannya konsep diri memegang pengaruh negatif kepada perilaku konsumtif. Salah satu interpretasinya adalah bahwasannya perilaku konsumti seseorang menurun dengan konsep diri yang buruk. Selaras pula dengan penelitian oleh [24] yang menemukan bahwasannya konsep diri memegang pengaruh terhadap perilaku konsumtif.

C. Pengaruh sikap keuangan kepada gaya hidup

Sikap keuangan terbukti memegang pengaruh negatif signifikan kepada gaya hidup memperlihatkan koefisien path sejumlah -0.435 serta p-values= 0.000 ataupun < dari nilai α = 0,05 (5%) memperlihatkan bahwasannya hipotesis ketiga (H3) ditolak. Meskipun memperlihatkan terdapatnya hubungan signifikan, tetapi arah hubungan bertentangan dengan hipotesis awal. Meskipun memperlihatkan hubungan yang signifikan dengan cara statistik, tetapi arah hubungan tersebut bertentangan dengan hipotesisi awal. Temuan berikut memperlihatkan tak semua individu dengan sikap keuangan yang buruk memperlihatkan gaya hidup hedon. Hal berikut tercermin oleh mahasiswa rantau FEB UPN Jawa Timur dengan gaya hidup tak selalu ditentukan oleh sikap keuangan seseorang, namun ada faktor-faktor lain, seperti keterbatasan ekonomi dan lingkungan sekitar yang menyebabkan seseorang untuk tak mengikuti tren konsumsi seperti membeli barang bermerek ataupun makan di tempat mahal. Gaya hidup yang tak hedon berikut bukan diakibatkan oleh pengelolaan keuangan yang baik, tetapi karena kondisi yang membatasi pilihan konsumsinya. Hal berikut memperlihatkan bahwasannya memegang gaya hidup sederhana tak dengan cara otomatis memperlihatkan seseorang memegang penilaian keuangan yang baik. Dengan demikian, penelitian berikut selaras dengan penelitian [25] dan [26] yang menyatakan bahwasannya sikap keuangan memegang pengaruh negatif dan signifikan kepada gaya hidup.

D. Pengaruh konsep diri kepada gaya hidup

Konsep diri terbukti memegang pengaruh negatif signifikan kepada gaya hidup, koefisien path yakni sejumlah -0.270 serta p-values= 0.004 ataupun < dari α = 0,05 (5%), hipotesis keempat ditolak. Hubungan yang signifikan diperlihatkan dengan nilai p value, tetapi memegang arah hubungan yang bertentangan dengan hipotesis awal. Terdapat hubungan yang signifikan dengan cara statistik, tetapi memperlihatkan arah hubungan tersebut bertentangan dengan hipotesisi awal. Meskipun konsep diri yang buruk sering dikaitkan dengan kecenderungan guna mengekspresikan diri melalui konsumsi simbolik ataupun gaya hidup konsumtif, tak semua individu dengan konsep diri buruk mengikuti pola tersebut. Mahasiswa rantau FEB UPN Jawa Timur dengan konsep diri buruk mungkin merasa minder ataupun kurang percaya diri, namun tetap tak konsumtif karena terbatasnya kondisi finansial. Hal berikut diperkuat oleh penelitian [27] yang menyatakan bahwasannya konsep diri memegang pengaruh negatif signifikan kepada gaya hidup seseorang. Artinya seseorang dengan konsep diri buruk tetapi tetap memegang gaya hidup rendah bisa jadi bukan hasil dari kesadaran ataupun kendali diri, melainkan dari keterpaksaan ataupun ketidaktertarikan terhadap konsumsi yang bersifat simbolik.

E. Pengaruh gaya hidup kepada Perilaku konsumtif

Gaya hidup terbukti memegang pengaruh positif signifikan kepada perialku konsumtif, koefisien path sejumlah 0.324 serta p-values= 0.000 ataupun lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%), hipotesis kelima diterima. Gaya hidup bisa menyajikan pengaruh perilaku konsumtif, khususnya mahasiswa lebih suka menjadi pusat perhatian serta melaksanakan pembelian barang guna mengikuti tren, memakai cara hidup eksklusif yang mengutamakan kesenangan pada hidupnya. Mahasiswa rantau yang tak mampu mendahulukan kebutuhan daripada keinginan akan berujung pada pemborosan jika perilaku konsumtif berikut terus berlanjut tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Perilaku konsumtif diberikan pengaruh oleh gaya hidup, gaya hidup buruk mendorong guna melaksanakan perilaku konsumtif. Mahasiswa yang merantau di kota besar harus bisa mengendalikan gaya hidupnya. Jika mahasiswa terbawa arus pada pertemanan dengan gaya hidup tinggi seperti konsumtif maka mahasiswa tersebut akan memakai segala cara supaya tetap setara serta bisa mengikuti gaya hidup lingkungannya.

Selaras dengan penelitian yang dilaksanakan oleh [2], [28] serta [29] memperlihatkan gaya hidup memegang pengaruh positif signifikan kepada perilaku konsumtif. Mahasiswa rantau FEB UPN Jawa Timur memegang gaya hidup yang cenderung mengikuti lingkungan sekitarnya yang konsumtif sehingga perilaku konsumtifnya tinggi pula, gaya hidup yang cenderung melaksanakan pembelian barang mahal serta mengunjungi kafe terbaru, selalu mengikuti tren terbaru supaya dianggap tak ketinggalan zaman menjadi faktor tingginya perilaku konsumtif yang membuat seseorang cenderung menghabiskan uangnya guna memenuhi keinginan dibandingkan dengan kebutuhan. Hal berikut diperkuat dengan fakta bahwasannya mahasiswa kerap kali berbelanja barang-barang seperti pakaian, makeup, baik dengan cara online ataupun mengunjungi mall.

Figure 8. Mediation Test(Indirrect Effect)

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2025)

A. Pengaruh sikap keuangan kepada perilaku konsumtif yang dimediasi oleh gaya hidup

Sikap keuangan terbukti memegang pengaruh negatif serta signifikan kepada gaya hidup dengan koefisien path sejumlah -0.109 serta p-values= 0.004, > dari nilai α = 0,05 (5%), sehingga hipotesis keenam ditolak. Meskipun terdapat hubungan yang signifikan dengan cara statistik, arah hubungan yang diperlihatkan ialah bertentangan dengan hipotesis awal. Meskipun terdapat hubungan yang signifikan dengan cara statistik, tetapi arah hubungan tersebut bertentangan dengan hipotesisi awal. Meskipun seseorang memegang sikap keuangan yang buruk, melalui gaya hidup yang sederhana ataupun tak hedon maka perilaku konsumtif akan cenderung rendah.

Sikap keuangan mencerminkan sikap seseorang terhadap pengelolaan keuangan yang bisa membentuk pola konsumsi seseorang. Gaya hidup seseorang merupakan cerminan kebiasaan hidup mereka, yang dipengaruhi oleh nilai, aktivitas, dan kebiasaan konsumsi. Sehingga sikap keuanganberperan penting dalam membentuk perilaku konsumtif seseorang, tetapi pengaruhnya bisa dimediasi oleh gaya hidup. Hasil penelitian memperlihatkan bahwasannya mahasiswa rantau FEB UPN Jawa Timur meskipun memegang sikap keuangan yang kurang baik, hal tersebut tak dengan cara langsung mendorong perilaku konsumtif apabila gaya hidup mereka cenderung sederhana. Selaras dengan penelitian [21] dan [22]yang memperlihatkan bahwasannya sikap keuangan memegang pengaruh negatif signifikan kepada perilaku konsumtif.

B. Pengaruh konsep diri kepada perilaku konsumtif yang dimediasi oleh gaya hidup

Sikap keuangan terbukti memegang pengaruh negatif serta signifikan kepada gaya hidup dengan koefisien path -0.087 serta nilai p-values= 0.025 < α 0,05 (5%), hipotesis ketujuh ditolak. Hubungan mediasi yang negatif berikut memperlihatkan bahwasannya ketika seseorang dengan konsep diri buruk, melalui gaya hidup yang sederhana bisa mengurangi perilaku konsumtif seseorang. Oleh karena itu, mahasiswa rantau FEB UPN Veteran Jawa Timur yang memegang konsep diri buruk, tak akan memperlihatkan perilaku konsumtif apabila berasal dari keluarga yang sederhana karena mereka sudah terbiasa guna menjalani gaya hidup yang tak hedon dan berbelanja sesuai dengan kebutuhan saja.

Hal berikut bisa dijelaskan oleh gaya hidup yang mereka anut, yang cenderung sederhana dan tak mengikuti tren. Meskipun dengan cara psikologis rentan terhadap dorongan konsumsi simbolik, mereka tetap menjaga pola konsumsi yang terkendali, sehingga gaya hidup bisa memediasi pengaruh konsep diri terhadap perilaku konsumtif. Temuan penelitian berikut konsisten dengan penelitian [10] yang memperlihatkan hubungan mediasi negatif signifikan di tengah gaya hidup dan konsep diri terhadap perilaku konsumtif.

Simpulan

Tujuan pada penelitian berikut guna mengetahui hubungan di tengah sikap keuangan, konsep diri, serta gaya hidup memegang pengaruh pada perilaku konsumtif. Menurut temuan penelitian, sikap keuangan menyajikan pengaruh negatif kepada perilaku konsumtif. Konsep diri menyajikan pengaruh negatif kepada perilaku konsumtif. Sikap keuangan menyajikan pengaruh negatif kepada gaya hidup. Konsep diri menyajikan pengaruh negatif kepada gaya hidup. Gaya Hidup menyajikan pengaruh positif kepada Perilaku Konsumtif. Gaya hidup bisa memediasi pengaruh sikap keuangan negatif kepada Perilaku konsumtif. Gaya hidup bisa memediasi pengaruh konsep diri negatif kepada Perilaku konsumtif. Hal berikut diperlihatkan dengan nilai r-square pada variabel perilaku konsumtif yakni sejumlah 0,652 menggambarkan bahwasannya fenomena ataupun isu perilaku konsumtif bisa dijelaskan oleh model sejumlah 65,2%. Hal berikut memperlihatkan bahwasannya gaya hidup berperan sejumlah 65,2% kepada kemampuan variabel sikap keuangan serta konsep diri dalam menjelaskan fenomena perilaku konsumtif, sedangkan sisanya 34,2% diberikan pengaruh oleh faktor lain.

References

  1. A. Yahya, “Determinan Perilaku Konsumtif Mahasiswa,” J. Pengemb. Wiraswasta, Vol. 23, No. 1, P. 37, 2021.
  2. N. I. Satata And M. Anwar, “Pengaruh Media Sosial, Literasi Keuangan, Dan Tren E-Commerce Selama Pandemi Covid 19 Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur),” J. Ilm. Univ. Batanghari Jambi, Vol. 23, No. 1, P. 254, 2023, Doi: 10.33087/Jiubj.V23i1.3219.
  3. I. Ajzen, “The Theory Of Planned Behavior,” Organ. Behav. Hum. Decis. Process., Vol. 50, No. 2, Pp. 179–211, 1991, Doi: 10.1016/0749-5978(91)90020-T.
  4. D. I. Pristianti, A. D. A., & Nur, “Analisis Perilaku Keuangan Mahasiswa Di Kabupaten Jombang,” J. Sos. Ekon. Dan Hum., Vol. 8, No. 2, Pp. 292–298, 2022.
  5. N. D. Rosmayanti And A. Salam, “Pengaruh Literasi Keuangan, Sikap Keuangan Dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif,” Proceeding Student Conf., Vol. 1, No. 4, Pp. 155–165, 2023.
  6. A. F. F. Pospos, “Pengaruh Literasi Keuangan, Locus Of Control Dan Sikap Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa,” J. Investasi Islam, Vol. 9, No. 1, Pp. 36–52, 2024.
  7. F. N. Hikmah And D. Nurwidawati, “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya,” J. Penelit. Psikol., Vol. 10, No. 03, Pp. 190–202, 2023, [Online]. Available: Https://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Character/Article/View/54206
  8. G. N. Luas, S. Irawan, And Y. Windrawanto, “Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa,” Sch. J. Pendidik. Dan Kebud., Vol. 13, No. 1, Pp. 1–7, 2023.
  9. K. Chandrawati, M. Anwar, And I. Wikartika, “The Role Of Lifestyle As A Mediator Of The Influence Of Financial Knowledge On Career Women’s Financial Behavior,” Jem17 J. Ekon. Manaj., Vol. 8, No. 1, Pp. 001–024, 2023.
  10. S. Idayani, Hubungan Konsep Diri Dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Pengguna E-Commerce Shopee Di Unissula. 2023.
  11. M. N. F. Abdullah And I. S. Suja’i, “Pengaruh Gaya Hidup Dan Media Sosial Terhadap Perilaku Konsumtif,” J. Pendidik. Dewantara Media Komunikasi, Kreasi Dan Inov. Ilm. Pendidik., Vol. 8, No. 2, Pp. 72–84, 2022.
  12. L. L. Timung, R., Angi, Y. F., & Ga, “Pengaruh Gaya Hidup Dan Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Penerima Beasiswa Bank Indonesia Di Universitas Nusa Cendana,” Jakra - J. Akunt. Unwira, Vol. 1, No. 1, Pp. 8–19, 2023.
  13. B. N. Andira, A. M. W.; & Aisiyah, “Pengaruh Gaya Hidup, Sikap Keuangan Dan Kepribadian Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Pada Group Order By Oohstuf,” Juremi J. Ris. Ekon., Vol. 2, No. 4, Pp. 465–478, 2022, [Online]. Available: Https://Bnr.Bg/Post/101787017/Bsp-Za-Balgaria-E-Pod-Nomer-1-V-Buletinata-Za-Vota-Gerb-S-Nomer-2-Pp-Db-S-Nomer-12
  14. F. K. Nisa, M. A. Salim, And A. A. Priyono, “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada Pelaku Umkm Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kuliner Kabupaten Malang,” E-Jurnal Ris. Manaj., Vol. 9, No. 7, Pp. 93–106, 2020, [Online]. Available: Http://Riset.Unisma.Ac.Id/Index.Php/Jrm/Article/View/6239
  15. W. F. Nadjih, Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Di Masa Pandemi Covid-19. (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim), 2022.
  16. A. N. Mujahidah, “Analisis Perilaku Konsumtif Dan Penanganannya,” Indones. J. Sch. Couns. Theory, Appl. Dev., Vol. 1, No. 1, P. 1, 2021.
  17. A. Novianti And R. A. Suwaidi, “Analisis Perilaku Konsumtif Mahasiswa,” Vol. 7, No. 2018, 2024.
  18. M. N. Austin, J. N., & Nuryasman, “Perilaku, Sikap Dan Pengetahuan Keuangan Terhadap Kepuasan Keuangan,” J. Manajerial Dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 1, P. 61, 2021, Doi: 10.24912/Jmk.V3i1.11288.
  19. T. V. Putri And S. S. Iriani, “Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif Dan Promosi Penjualan Terhadap Pembelian Impulsif Makanan Kekinian Mahasiswa Urban Surabaya,” J. Ilmu Manaj., Vol. 8, No. 4, P. 1417, 2020, Doi: 10.26740/Jim.V8n4.P1417-1428.
  20. Y. A. Rakhman And T. K. Pertiwi, “Literasi Keuangan, Penggunaan E-Money, Kontrol Diri, Dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Belanja Online,” J. Manag. Bussines, Vol. 5, No. 1, Pp. 560–575, 2023.
  21. M. Djajadiningrat, “The Influence Of Financial Literacy On Consumptive Behavior Among High School Students In Jakarta,” J. Integr. Manag. Stud., Vol. 1, No. 2, Pp. 263–271, 2023.
  22. S. D. Lediestian, “Pengaruh Financial Literacy Dan Financial Attitude Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa ( Studi Kasus Mahasiswa Universitas Bandar Lampung ),” Vol. 5, No. 2797–7161, Pp. 109–118, 2025.
  23. D. A. Pratiwi, N. E. Lestari, And R. Afrina, “Hubungan Konsep Diri Dan Gaya Hidup Dengan Perilaku Konsumtif Penggunaan Gadget Pada Remaja,” Open Access Jakarta J. Heal. Sci., Vol. 3, No. 7, Pp. 1317–1326, 2024.
  24. T. Maulana, R. And Triyonowati, “Financial Attitude On Financial Management Behavior With Financial Inclusion As A Mediating Variable Among Generation Z In Riau,” Pp. 1060–1067, 2024.
  25. S. Ramadani, A., Marhani, M., & Suarja, Pengaruh Konsep Diri Terhadap Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa, Vol. 5, No. 2. 2024.
  26. A. Oktapiani, S., & Rusni, “Peningkatan Gaya Hidup Dan Literasi Keuangan Tehadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Rantau,” J. Ekon. Dan Bisnis Indones., Vol. 9, No. 1, Pp. 1–4, 2024.
  27. E. Isnawati And R. Y. Kurniawan, “Pengaruh Literasi Ekonomi Dan Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Melalui Gaya Hidup Sebagai Variabel Mediasi,” J. Pendidik. Ekon., Vol. 14, No. 1, Pp. 107–112, 2021.
  28. Ilmiah J. P, “The Effect Of Lifestyle And Self-Concept On Consumptive Behavior In Students Of The Department Of Economics Education Stkip Pembangunan Indonesian Makassar,” J. Adm. J. Pemikir. Ilm. Dan Pendidik. Adm. Perkantoran, Vol. 8, No. 2, Pp. 359–368, 2021.