Loading [MathJax]/jax/output/HTML-CSS/config.js
Login
Magister Management
DOI: 10.21070/acopen.10.2025.11222

Digital Leadership Advancing Teacher Performance in Junior High Schools


Kepemimpinan Digital Memajukan Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama

Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Indonesia
Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Indonesia
Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Indonesia
Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Indonesia
Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Indonesia

(*) Corresponding Author

Digital Leadership Teacher Performance Educational Innovation School Management

Abstract

General Background: Digital transformation in education necessitates adaptive leadership to optimize institutional performance. Specific Background: In the context of SMPN 1 Gedangan and SMPN 1 Porong, the role of principals as digital leaders remains underexplored, particularly in influencing teacher performance.
Knowledge Gap: Prior studies often overlook the qualitative implications of digital leadership in middle schools with evolving technological infrastructure. Aims: This study investigates the impact of school principals' digital leadership—including digitized systems, innovation programs, and collaboration—on enhancing teacher performance. Methods: Using a qualitative approach, data were gathered through in-depth interviews and observations, analyzed descriptively, and validated via Focus Group Discussions (FGD) and data triangulation. Results: Findings reveal that digital leadership significantly improves teacher capabilities, as evidenced by improvements in PMM E-performance reports, attendance tracking, training participation, digital program initiatives, and principal supervision. Novelty: This study provides practical, observation-based insights on how digital leadership directly correlates with measurable performance indicators at the school level. Implications: The study offers actionable implications for educational leadership, emphasizing synergy between principals and staff in advancing digital transformation within public junior high schools.

Highlights: 

  • Highlights the role of digital leadership in enhancing teacher effectiveness.

  • Emphasizes qualitative methods using FGD and triangulation for data validation.

  • Shows measurable outcomes through E-performance and school innovation metrics.

Keywords: Digital Leadership, Teacher Performance, Educational Innovation, School Management 

Pendahuluan

Semakin berkembangnya zaman dan teknologi setiap lembaga pendidikan dituntut untuk mengikuti perkembangan digital. Tidak terkecuali diantaranya pola kepimimpinan seorang kepala sekolah. Mereka harus mampu mengikuti perkembangan zaman dalam pola /gaya kepemimpinannya. Agar lebih mudah untuk diikuti dan di contoh oleh para anak buah/guru yang saat ini rata-rata merupakan kalangan muda pecinta teknologi. Sekaligus sebagai upaya untuk memberi motivasi/semangat dalam meningkatkan kinerja guru [1].

Fokus penelitian terhadap model kepemimpinan digital, Peneliti hanya melihat 3 komponen utama dalam gaya kepemimpinan ini. Yakni adanya kolaborasi, inovasi, dan pemanfaatan teknologi digital. Fokus penelitian ada pada peningkatan kinerja guru. Baik itu yang berupa kesidiplinan waktu kerja, maupun persiapan pembelajaran di kelas (assesmen, perangkat, penilaian) hingga observasi. Contoh temuan mutkhair kepemimpinan digital di dunia pendidikan misalnya Model pembelajaran berbasisi AI, Coding, Komputasi, rumah belajar digital. Penggunaan aplikasi PMM dan E-kinerja untuk keinakan jabatan ASN Guru. Serta platform belajar dan aplikasi adminitrasi lain yang banyak digunakan dalam menjerial sekolah.

Peneliti memilih SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong karena dua sekolah ini memiliki karater yang hampir sama, terutama untuk karakteristik kapasitas program digitasilasi sekolah yang hampir sama. Yakni meliputi web sekolah, sekolah virtual, pemasaran melalui program media sosial, IG, FB, Tittok, podcast sekolah, jurnal sekolah. Juga melakukan kegiatan pelatihan dan program kolaborasi pendidik dengan pemanfaatn platform digital untuk kemajuan sekolah. Sedangkan di sekolah lain, masih belum seoptimal itu perkembangan digitalisanya. Oleh karena itu perlu kiranya du situs tersebut dijadikan tempat penelitian/ bahan acuan untuk sekolah lain yang ingin berkembang.

Dalama peneltian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan digital kepala sekolah melalui inovasi untuk peningkatan kinerja guru di SMPN 1 Gedangan dan SMP 1 Porong . Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan digital kepala sekolah melalui kolaborasi untuk peningkatkan kinerja Guru di SMPN 1 Gedangan dan SMP 1 Porong . Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan digital kepala sekolah melalui pemanfatan tekhnologi terbaru untuk peningkatkan kinerja guru di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong. Dengan menggunkaan pendekatan Kulaittaif, dalam penelitian ini dilakukan trianggulasi data baik yang meliputi proses observasi, wawancara, serta dokumntasi.

Dalam penelitian ini di tekankan pada 3 ranah utama yang terkait Digitalisasi kepemimpina, antara lai : (1) Inovasi digital dalam kepemimpan, pembaharuan/ seseuatu yang unik/langkah merupakan terobsan yang dapat menjadikan suatu tolok ukur keberhasilan/efektifitas sebuah kepemimpina. Selain itu, dlam kepemimpinan digital juga diperlukan adanya suatu (2) Kolabolarasi digital dalam kepemimpinan, karena prisnsip pemimpin yang baik bukanlah hanya berkepentingan untuk mengembangkan d iri sendiri, meliankan mengembangkan orang lain secara bersama-sama. Sehingga perlu diperhatika juga adanya keharusan untuk (3) Penguasaan digital / teknologi komunikasi dari Pemimpin itu sendiri. Dengan kat alain seorang pemimpin tidak hany amemrintah, meliankanmemberikan contoh/tauladan bagi anak buahnya dalam rangkah mewujudkan visi-misi organisasi. Pada akhirnya penilitian ini diharapkan dapat memberikan implentasi yang maksimal untuk kemajauan sekolah terutama dalam sisiem kinerja guru dan kepala sekolah. Dengan mengoptimalkan penggunaan program berbasis digitalisasi yang sesuai di sekolah.

Metode

A. Setting dan Partisipan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam Menejemen kepemimpinan Digital Kepala Sekoah di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara. Mendalam (In-depth Interviews): Objek penelitian ini adalah Kepala sekolah, guru, siswa, pengawas. Baik dari SMPN 1 Gedangan maupun dari SMPN 1 Porong. Selain itu kami juga mengambil data dari SKP/PMM/Obervasi/Supervisi. Peneliti hanya mengambil sebagian dari sample guru. Misal dari masing-masing sekolah hanya wewancarai staf/waka, serta beberapa guru. Total masing-masing sekolah sekitar 5 orang. Selain itu kita peneliti juga melakukan observasi intensif baik itu di kelas, maupun juga di kegiatan-kegiatan sekolah ynag lain.

B. Teknik Pengumpulan Data

Penulis memilih kualitatif karena penelitian ini lebih mudah dilakukan dan pelaporannya juga relatif lebih sederhana, menggunakan dokumentasi selama proses wawancara dan observasi. Penelitian menggunakan pedoman wawancara yang tersusun sistematis dan lengkap. Dimana hanya berupa point penting terhadap masalah yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur dilakukan oleh penelitiuntuk melakukan studi pendahuluan sebagai akar permasalahan yang diangkat untuk latar belakang penelitian. Salah satu butir pertnayaan yang peniliti gunakan di dalam penelitian ini misalnya terkait bagiamankaah bentuk inovasi digital yang telah di laksanakan di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong. Bagaimanakah bentuk kolaborasi digital yang diterapkan di SMPN 1Gedangan dan SMPN 1 Porong ? Selain itu, peneliti secara sistematis mengumpulkan data melalui catatan lapangan. Dengan demikian, peneliti dapat mendalami objek penelitian secara mendalam. Fokus observasi mencakup kegiatan intra kurikuler maupun kokurikuler serta aktivitas yang relevan dengan topik penelitian. Dokumentasi yang digunakan peneliti meliputi semua data sekolah dan foto kegiatan yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu: Laporan PMM, program kegiatan pembalajaran yan terkait digitalisasi, program kegiatan sekolah yang terkait digitalisasi, atau bentuk -bentuk kegiatan kokurikuler siswa dan guru yang terkait digitalisasi.

Menurut Moeong, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yakni penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya. Secara holistk, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode. Hingga menghasilkan suatu kesimpulan/ data. Dikutip dari laman ranah research, menurut Creswell dalam Sugiyono [2], pendekatan penelitian kualitaif berjenis Grounded theory ( Grounded theory adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, yang mana peneliti bisa menarik generalisasi apa yang diamati/dianalisis secara induktif, teori abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti) dan Case studies ( Case studies adalah penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan).

C. Teknik Analis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan narative analysis dan Discourse Analysis. Jika suatu data memiliki unsur cerita di dalamnya, akan lebih baik peneliti menggunakan narrative analysis. Narrative analysis lebih memberikan banyak insight karena memiliki data-data penting yang tidak hanya berkaitan dengan konteks, namun juga waktu, tempat, spesifikasi produk, pengalaman penggunaan produk, dan mungkin terdapat saran yang juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Kompleksitas data tersebut dapat dianalisis menggunakan tools Delve atau ATLAS. Beberapa kelebihan dari narrative analysis yaitu; Mengenal lebih dalam pelanggan dan sudut pandangnya terhadap produk tertentu. Dapat membuat atau mengembangkan produk lebih spesifik karena adanya informasi yang detail Memperoleh profil pelanggan secara tidak langsung dan lengkap sesuai segmentasinya. Analisis wacana (discourse analysis) adalah sebuah metode analisis teks, audio, atau video untuk mengetahui keterhubungan teks tersebut terhadap suatu konteks.

[3] Menyatakan bahwa pengertian reduksi data menurut Miles dan Huberman adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa, sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi. Dari sini peneliti akan mencoba untuk menyaring dan memilah data yang sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian.

Contoh Kode Etik Persetujuan Pencantuman Informasi dari Kepala Sekolah

PERSETUJUAN PENCANTUMAN INFORMASI

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama: [Nama Individu]

Jabatan/Status: [KS/Guru/ dll.]

Dengan ini menyatakan persetujuan untuk:

* Informasi yang dicantumkan meliputi: [Detail informasi yang akan dicantumkan]

* Tujuan penggunaan informasi: [Tujuan penggunaan informasi]

* Saya menyadari bahwa informasi ini akan digunakan secara terbatas dan tidak akan disebarluaskan tanpa izin saya.

* Saya menyadari bahwa saya memiliki hak untuk mencabut persetujuan ini kapan saja.

Saya menyetujui pernyataan di atas.

Tanda tangan: _______________

Tanggal: _______________

Kepala Sekolah:

Nama: [Nama Kepala Sekolah]

Tanda tangan: _______________

Tanggal: _______________

Dari data / contoh kode etik di atas, penelitian yang dilakukan di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong merupakan bentuk penelitian studi kasus. Diantara kedua situs ini memiliki banyak kesamaan, namun tetap ada perbedaan diantaranya terkait pengelolaan konsep podcast dan juga terkait bentuk jurnal yang dimiliki sekolah. Perlu dikaji lebih dalam pengaruh kepemimpina terhadap perbedaan dan efek secara tidak lansgung terhadap kinerja gurunya.

Hasil dan Pembahasan

Informasi dalam riset ini mencakup data yang relevan dengan fokus penelitian, yaitu ketrkaitan antara kepemimpinan digital kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja guru. jurnal penelitian dari database Google Scholar dalam periode tertentu. yang membahas fokus penelitian tersebut dengan menggunakan kata kunci: Kepemimpinan digital, Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Inovasi, Kolaborasi.

No Tema Strategis Temuan Utama Sumber Jurnal
1 Menilik menejerial kepemimpinan Signifikansi antara gaya kepimimpinan yang dimili olehnseornag kepala sekolah terhadap kinerja gurunya, kemudian dampak tidak langsung atas kinerja guru mempengaruhi prestasi yang diraih oleh siswa. Pengeruh Gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru dan prestasi siswa /2024
2 Menilik ke Menejerial kepemimpianan Berisi tentang gaya dan jenis kepemimpinan Teori dan Jenis Gaya KepemimpinanSofyan Iskandar .2023
3 Meneliti pemimpin/menejerial Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Rusnindo Expertiza Inspekcia Ahmad Fahroby. Pengaruh GayaKepimimpinan trehadap kineraj karyawan PT Rusnindo Expertiza Inspekcia Pekan Baru 2020
4 Menelitigaya kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bawahan, namun pengaruh tersebut dapat secara tidak langsung atau melalui variabel intervening. Penelitian ini berusaha mencari bukti empiris dengan peran kepemimpinan bagi kinerja karyawan baik secara langsung maupun dimediasi oleh motivasi dan kepuasan kerja. Mbayak Ginting, Pioner Pelawi, Sherly Joe. AnalisisPeranan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Secara Langsung Dan Melalui Motivasi Dan Kepuasan Kerja. 2021
5 Manenjemenkepemimpinan/gaya kepemimpinanSiti Nur Azizah Rita Rahmawati Rusliandi Cecep wahyudin Perilaku pimpinan sangat berpengaruh secar asignifikan terhadap kinerja pegawai, karena secara mendasar untuk meningkatan kinerja pegawai bergantung pada keahlian seorang pimpinan Pengaruh;kepemimpinan terhadap kinerja pegawai2024
6 Membahasperan kepemimpinan digital Peran Kepemimpinan Digital di Era Digital bertujuan untuk mengidentifikasi, memberikan gambaran ide terkait kepemimpinan digital. Dengan cara deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dengan tinjauan literatur makalah ini berupaya untuk mengidentifikasi konsep kepemimpinan digital; untuk menganalisis keterampilan ini dan efeknya secara mendalam saat era digital baru seperti ini. Wujarso, riyanto; pitoyo, Bayu Seno; PRAKOSO, Roy. Peran Kepemimpinan Digital Dalam Era Digital. 2023
7 Meninjau karyawan milenial dibandingkan guru Melihat inovasi kepemimpinan digital Dina Arasy . Kepemimpinan Digital .2024
8 Mengenai materi Strategi Digital leadership Melibatkan pemimpin yang mampu mengarahkan transformasi digital dan menerapkan strategi yang inovatif untuk memanfaatkan teknologi digital. Ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan Erlangga,Education Centre . Definisi Digital Leadership dan Contohnya. 2022
9 Digital Leadership Kepala Sekolah Digital Leadership Kepala Sekolah Hubungannya dengan Kinerja Guru dan Kompetensi Siswa Era Abad 21 Agus Timan, Mustiningsih Mustiningsih, Ali Imron2022
10 Kolaborasi antara Kepala Sekolah Sama-sama membahas mengenaai hubungan /kolaborasi dengan guru, inovasi, dan digitalisasi. Muhamamd Fuad Nadjib. . Kolaborasi antara Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan adalah Kunci Keberhasilan. 2023
11 Teknologi Pendidikan Pengaruh teknologi terhadap kinerja guru Lydia Karmila Sari . Pengaruh Komitmen Kerja, Kompetensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar2022
12 Penerapan Digitalisasi dalam Pengelolaan Kinerja Guru yang Kompeten dan Berkualitas pengembangan aplikasi penilaian kinerja berbasis web atau E-Kinerja, penyediaan pelatihan teknologi untuk guru, dan peningkatan dukungan teknis (Sama-sama memanfaatkan teknologi) Kontributor. Penerapan Digitalisasi dalam Pengelolaan Kinerja Guru yang Kompeten dan Berkualitas2024
13 Kepala Sekolah Di Era Digital kinerja guru yang baik juga dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran adalah variabel guru Humas. Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Di Era Digital. 2023
Table 1.Jurnal yang selaras dengan penelitian

Hasil Wawancara awal dengan kepala SMPN 1 Gedangan

“ Pimpinna itu harus tahu, tidak hanya menyerahkan kepada guru yang ahli IT. Melaiankan kepala sekolah harus punya Net Work dan hubungan ang baik. Harus memiliki sifat kewirausaan, (Sodial, Lepribadian, Supervisi, menejerial) Dalam wirausaha ini harus bisa menengai kondisi yang feksibel. Misal kerja sama dengan Kominfo. Misal di Gedangan mencoba bekerja sama dengan Komdigi. Fokus Komunikasi juga dengan pembelaaran digital. Harus update. Bahkan dengan sistem membawa HP/tidak juga tetap tidak berpengaruh. Saat butuh bisa digunakan. Missal di sekolah ada Crome Book dan PC yang lain juga bisa digunakan. Yang sudah diterapkan di Gedangan adalah bentuk penugasan menggunakan digitalaisasi. Kuis, game dll.”

“Dampak terhadap kinerja guru. Guru sangat dimudahkan untuk mengajar. Guru bisa menggunakan Ai dan sebagainya. Ketika itu nanti di manfaatkan dengan tepat, maka akan sangat terbantu. Asal bsia menggunakan prom yang jelas. Kecuali bagi yang sudah berusia lanjut/ dan kesulitan menggunakan IT. Tapi kebanyakan guru sekarang masih muda, terutama guru Gen Z. yang sangat cocok dan pas bagi mereka.”

“Dari kementrian dalam negeri BKD, BKSDM kementrian endidikan Kemendikdasmen . semua palikasi yang diberiakn masuk menggunkaan Digital. Missal kalua dulu mau naik pangkat harus mennggunkana berkas. Sekarang bisa menggunakan PMM. Cukup menggunakan 1 Akun bisa melakukaan penilaian dan meilhat progress.”

“Manfaat kolaborasi para guru bisa menggunakan Teknologi bisa bekerja sama dengan guru laian dalam membuat program pembelajaran. Contoh Event : Kombel SAGED TANDUR. Setiap hari Sabtu teman2 yang memiliki kemampuan digital memberikan in house training. Seperti berbagai praktik baik menngunakan Quiziz dan lainnya. Rencana kedepan mau ada pelatihan di KOMDIGI terkait Koding dan AI. Ditahun selanjutny aakan ada materi pembelajaran Koding.”

“Dampaknya kepada siswa dalam KBM Sangat nyata. Sedangkan untuk guru sudah difasilitasi oleh kementrian. Missal semua akaun dan semua kegiatan yang terakait PMM/My ASN/e-Kinerja semua difasilitasi dengan gratis. Semua diseusaikan dengan pemahaman dan kemmapuan guru”.

“Dari kementrian memberikana aplikasi, eksekusinya di sekolah. Coaching, perencanaa, eksekusi, pelaksanaan, implementasi. Setalah itu ada rekom yang harus dikerjakan. Semua itu ada di penilaian kinerja. Kinerja guru Gedangan:Pelu pembenahan,harus ada perubahan yang signifikan walupun tidak cepat, karena kemampuan berbeda, Karena itu bukanlah keinginan, tapi kebutuhan. Penilaian di E-Kineraja bersifat deskriptif, semua yang menilai sisiem. Angka muncul Semua tertulis/terekam secara digital. Ada info grafik yang menunjukkan nilai yang berbeda masing-masing guru. Cara peningkatan kinerja dengan memperhatikan target prilaku, kerjasama/diskusi dengan waka/staf. “

Sedangkan data dari SMPN 1 Porong menunjukan bahwa di era gigital, semual lembaga pelayanan melakukana digitalisasi. Karena itu sudah menjadi keniscayaan. Semua yang dilakukan termasuk pembelajaran menggunakan digital. Sehingga dapat memberikaan pelayana, mudah, efektif, efisien. Dengana adanya digitalisasi ini jangkauan lebih banyak.

“Sekaarang tak perlu paper/cetak. Bisa menggunakan fasilitas digital ada inovasi / digitalisaai mampu meningkatkan mutu/prestasi. Alhamdulillah dengan adiigitalisai ini terbantu, bpembelajaran lebih menari, lebih muda dicapat. Sekitar 80-90 porsen. Di sekolah ini beberapa anak mampu menorahkan prestasi di bidang digital. “

“Ada juara 1 dari siswa kelas 7D, Finaslis poster digital kelas 9. November 2024. Web dan Disaint. Yang juara web membantu di podcast. Bermanfaat untuk sekolah. Tim literasi, tim web, pningkatan kualitas pembelajaran, pengaktifan MGMPS. Mengadakan lomba dan sebaginya. Peningkatan mutu dan sebagainya. PMM dan program Merdeka belajar. Kolaborasi di era digital suatu keniscayaan. KS kolaborasi dengan staf dan tim digital. Bersama mencapai Bersama. Pelatihan untuk sekolah : era digital kebanyakn pelatihan menyisipkan teknologi, penggunaan media pembelaajran, AI dan semacamya. Misal terbaru belajar menggunakan website/ game. Quizizi, Kahoot.”

“Kegiatan kolaborasi disekolah :Ada tim literasi anatar guru dan guru. Antara guru dan siswa

Guru bertanggung jawab di event tertentu, lomba ,Tim web/ media social. Ada yang bertanggung jawab di IG, Podcast. Pemenfaatan Digital dalam pembelajaran : Membuat perangkat pembelajaran , menggunakan modul menggunakan Chat GBT. Mempermudah, Ada web yang didalamnya tertuang materi. Tugas, dan link pengumpulan tugas. Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja guru. Guru muda yang menguasai IT membimbing guru yang masih kurang (kolaborasi) . berajalan sesuai harapan”.

[4] Banyak sekali halangan yang ada dari para peneliti kepemimpinan tradisional telah mengikuti ke masa digital.Pertanyaan-pertanyaan tersebut sekarang bisa dijawab dengan menggunakan alat digital, seperti bentuk pemodelan komputasi, algoritma pembelajaran mesin, dan big data. Dan yang sekarang marak AI dan Coding, Misalnya, alat digital dapat memfasilitasi studi tentang kepemimpinan dalam eksperimen alam. Akan tetapi, pertanyaan baru telah muncul seiring dengan berkembangnya peristiwa seputar topik kepemimpinan. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat terjawab dengan memakai alat baru juga alat lama yang telah diketahui/banyak digunakan. Pekerjaan eksperimental dalam hal digital telah dilakukan misalnya, penelitian sebelumnya telah melihat konferensi video atau obrolan berbasis teks. Demikian pula, kita telah melihat pemanfaatan penelitiandan pelaksanaan simulasi.

Sesuai dengan yang disampaikan Wujarso di atas, tepat sekali yang disampikan oleh kedua kepala sekolah. Bapak Aris Setiawan, S.Pd., M.Pd. ( Kepala Sekolah SMPN 1 Gedangan) dan Bapak Al-Hadi,S.Pd,M.Pd.I. (Kepala SMPN 1 Porong). Kedua sekolah ini telah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan program-program berbasis digital. Demikian juga dengan program inovasi dan kolabrasinya. Sebut saja Pemanfaaatan AI dan Coding dalam pembelajaran.

[5] Para ahli mengatakan bahwa cara administrasi publik untuk bertahan di era disrupsi yang diakibatkan oleh adanaya revolusi industri 4.0 hal ini merupakan bagian dari para pejabat publik yang harus memiliki kemampuan agar mudah beradaptasi dengan teknologi canggih yang berkembang. Selaras dengan pendapat tersebut pula. Kepala SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong menyampaiakn bahwa mereka siap menjadi rule mode bagi para guru dan karyawan. Sehingga memiliki jabatan sebgai kepa tidak semata berfungsi untuk memrintah, melainkan untuk memberikan contoh/ mmapu mengoperasikan kecanggihan digital itu sendiri.

No Daftar Pertanyaan SMPN 1 Gedangan SMPN 1 Porong
1 Bagaimana kepemimpinan digital kepala sekolah melalui inovasi dalam peningkatan kinerja guru di SMPN 1 Gedangan dan SMP 1 Porong ? Pimpina itu harus tahu, tidak hanya menyerahkan kepada guru yang ahli IT. Melaiankan kepala sekolah harus punya Net Work dan hubungan ang baik. Harus memiliki sifat kewirausaan, (Sosial, Kepribadian, Supervisi, menejerial) Dalam wirausaha ini harus bisa menengai kondisi yang feksibel. Dalam hal ini kepala sekolah harus bertindak sebagai edukator [6]kepala sekolah sebagai pendidik, jabatan kepala sekolah adalah tugas tambahan yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai pengendali sistem sekolah secaraKeseluruhan. Mampu memberikan contoh/ide yang adaktif untuk inovasi sekolah. Sekarang tak perlu paper/cetak. Bisa menggunakan fasilitas digital ada inovasi / digitalisaai mampu meningkatkan mutu/prestasi. Alhamdulillah dengan digitalisai ini terbantu, pembelajaran lebih menarik, lebih muda dicapai. Sekitar 80-90 porsen. Di sekolah ini beberapa anak mampu menorahkan prestasi di bidang digital. [7] Ada juara 1 WEB Diain 7D, Finaslis poster digital kelas 9. November 2024. Web dan Disaint. Yang juara web membantu di podcast. Bermanfaat untuk sekolah.
2 Bagaimana kepemimpinan digital kepala sekolah melalui kolaborasi dalam peningkatan kinerja Guru di SMPN 1 Gedangan dan SMP 1 Porong ? Dari kementrian dalam negeri BKD, BKSDM kementrian Pendidikan Kemendikdasmen . semua palikasi yang diberiakn masuk menggunkaan Digital. Missal kalua dulu mau naik pangkat harus mennggunkana berkas. Sekarang bisa menggunakan PMM. Cukup menggunakan 1 Akun bisa melakukaan penilaian dan meilhat progress. [8] Manfaat kolaborasi para guru bisa menggunakan Teknologi bisa bekerja sama dengan guru laian dalam membuat program pembelajaran. Tim literasi, tim web, peningkatan kualitas pembelajaran, pengaktifan MGMPS. Mengadakan lomba dan sebaginya. Peningkatan mutu dan sebagainya. PMM dan program Merdeka belajar. Kolaborasi di era digital suatu keniscayaan. KS kolaborasi dengan staf dan tim digital. Bersama mencapai Bersama. [9]Pelatihan untuk sekolah : era digital kebanyakan pelatihan menyisipkan teknologi, penggunaan media pembelaajran, AI dan semacamya. Misal terbaru belajar menggunakan website/ game. Quizizi, Kahoot. Kegiatan kolaborasi disekolah :Ada tim literasi anatar guru dan guru, antara guru dan siswa, Guru bertanggung jawab di event tertentu, Lomba, Peper, Link, Tim web/ media social. Ada yang bertanggung jawab di IG, Podcast.
3 Bagaimana kepemimpinan digital kepala sekolah melalui pemanfatan tekhnologi terbaru dalam peningkatan kinerja guru di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong? Dampaknya kepada sisiwa dalam KBM. Sedangkan untuk guru sudah difasilitasi oleh kementrian. Missal semua akaun dan semua kegiatan yang terakait PMM/My ASN/e-Kinerja semua difasilitasi dengan gratis. Semua diseusaikan dengan pemahaman dan kemmapuan guru. [10] .Dari kementrian memberikana aplikasi, eksekusinya di sekolah. Coaching, perencanaa, eksekusi, pelaksanaan, implementasi. Setalah itu ada rekom yang harus dikerjakan. Semua itu ada di penilaian kinerja. Pemenfaatan Digital dalam pembelajaran :1Membuatperangkat pembelajaran,menggunakan modul menggunakan Chat GBT. (Meempermudah) 2.Ada web yang didalamnya tertuang materi. Tugas, dan link pengumpulan tugas3.Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kinerja guru. Guru muda yang menguasai IT membimbing guru yang masih kurang (kolaborasi) . berajalan sesuai harapan.[11] Pemanfaatan tersebut sangat membantu program KBM di sekolah.
Table 2. Hasil Wawancara dari SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong

Berikut Peneliti sajikan diagraf batang yang menunjukkna frekuensi kata yang sering muncul selama proses wawancara.

Figure 1.Diagram Frekuensi Kemunculan Kata Kunci Selama Wawancara

Sumbu X menunjukkan jenis/bunyi kata yang sering muncul

Sumbu Y menunjukkan julah kata / frekuensi kata yang sering muncul

Warna Ungu Menunjukkan kata Guru

Warna hijau menunjukkan Kata Kolaborasi/Kerjasama

Warna Biru Menunjukkan kata Teknologi/IT

Warna kuning Menunjukkan Kata Digitalisasi

Warna Merah menunjukkan kata Siswa

Warna Abu-abu menunjukkan kata Kinerja Guru

Bisa digambarkan dalam bentuk diagram pengaruh/sumbangsi kepeimpinan digital Kepala Sekolah terhadap peningkatan kinerja guru sebagai berikut

Figure 2.Diagram Konseptual Sumbangsih Kepemimpinan Digital terhadap Kinerja Guru

Dapat disimpulkan dari tabel di atas, bahwa Kepemimpinan Digital Kepala Sekolah dapat memunculkan inovasi, kolaborasi, dan kinerja guru yang optimal.

Selain data wawancara di atas, dapat diambil suatu kajian terkait kepemimpinna digital, antara lain; Kepemimpinan sebagai suatu proses pengaruh sosial yang selalu melibatkan huungan fenomena kompleks yang akan terus menumbuhkan tingkat interdisipliner. Dalam masa digital ini, fenomena secara umum dapat berubah, demikian juga alat yang kita pakai ketika mempelajari kepemimpinan, menngharuskan hadirnya lensa baru untuk memaknai fenomena yang ada. Kepemimpinan sekarang dapat dengan mudah dipahami dalam konteks virtual, dalam konteks non virtual tetapi dapat memanfaatkan teknologi dan digitalisasi seperti misalnya pembelajaran mesin dan pemodelan topik, dan penggunaan pemodelan komputasi. Kepemimpinan digital dapat menjadikan sebuah kesempatan/ kemungkinan bagi seorang pemimpin untuk terwujud dalam cara tidak formal, seperti melalui media. [12]

Paramarta,VIP; dkk [13] menyatakan defini berikut . Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk membuat orang berkenan melakukan sesuatu yang secara ingtintif pada dasarnya/awalnya tidak murni/ tidak ingin mereka lakukan. Hal ini menunjukkan betapa hebatnya eksistensi seorang pemimpin. Ia akan mampu membuat orang lain yang awalnya / sebelumnya tidak mau, manjadi taat dan mereka mau melakukan.

Kepemimpinan lebih merupakan state of mind dari realitas objektif. Shield [14] mengemukakan bahwa “Leader are neigther born nor developed, they are merely invented”. Pada mekanisme ini proses mengidentifikasikan sebagai seorang pemimpin yang efektif hanya berlaku selama atau setelah pemimpin tersebut dapat memperlihatkan perilaku-perilaku tertentu yang dianggap sebagai “Leadaer like behaviours”. Memasuki situasi ini keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin tidak hanya di dasarkan atas kekuatannyya maupun pengaruhnya, namun demikian karena pengikutnya dapat mengimplementasikan dalam bentuk tindakan, yang pada asalnya tidak sesuai lagi dengan keinginan dan idealisme dari dalam diri mereka sendiri.

Vip permata dalam bukunya Kepemimpinan digital [15] menyatakan bahwa kepemimpinan digital adalah bentuk kepemimpinan strategis dengan pemenfataan kecangggihan teknologi, khususnya aset digital untuk dapat mencapai tujuan perusahaan/ lembaga/sekolah. Meski deikian, digital leadership tidak hanya sekadar memanfaatkan teknologi, misalnya email dan software untuk menjalankan administrasi perusahaan. Lebih penting dari itu, digital leadership harus dapat memanfaatkan data untuk menggerakkan perusahaan/lembaga ke tujuan yang lebih baik/optimal.

Kepemimpinan digital bisa didefinisikan juga sebagai sebuah bentuk kemmapuan seseorang dari jabatn supervisor atau manajer/ kepala sekolah yang memiliki digital attitude/kemmapuan digital. sekaligus keterampilan kpemimpinan yang mumpuni dalam mengarahkan para pekerja perkantoran/guru di sekolah untuk menyokong pencapaian sasaran bisnis/ visi-misi sekolah. Di sisi lain dukungan organisasional ialah susdut pandang subyektif dari para pegawai terhadap dukungan yang diberikan dari organisasi terhadap mereka baik dalam masalah perlakuan yang merata/sama (perceived justice), dukungan yang berasal dari pimpinan (supervisor support), dan termasuk penghargaan (reward) pada hasil dan kontribusi yang dipersembahkan oleh para pegawai kepada perusahaan/sekolah selaku organisasi tempat bekerja.

Orben & Okellar [16] menyatakan bahwa kepemimpinan digital merupakan sebuah cara yang sangat efektif, lintas hierarki, berorientasi tim, dan kooperatif, dengan fokus kuat pada inovasi, mewujudkan lingkungan yang lebih kondusif yang memungkinkan talenta bisa berkreativitas dengan leluasa dan memiliki kompetensi pribadi pemimpin.

Digital leadership merupakan bentuk kepemimpinan yang memanfaatkan serta mempergunakan teknologi digital dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Digital leadership merupakan kepemimpinan digital yang timbul akibat dari berkembangnya lingkungan berbasis elektronik atau e-Environment. • Empat karakteristik yang membedakan kepemimpinan biasa dengan e-Leadership : yang pertama yakni kemampuan komunikasi : digital leader menggunakan perangkat media sosial untuk terus terkoneksi dengan anggota di dalam maupun luar organisasi. Selanjutnya, digital leader memiliki kemampuan berpikir dan bekerja sama tanpa adanya batasan waktu, ruang, dan rintangan budaya dimana pengawasan dan interaksi tatap muka tidak lagi diperlukan. Kemudian, digital leader memiliki kemampuan memantau dan mengelola pekerjaan dengan efektif secara virtual. Selain itu, kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi menuntut penyesuaian perubahan yang berjalan dengan cepat agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai. “ Suatu tantangan tersendiri juga bagi digital leader untuk mengelola generasi yang berbeda, generasi milenial dan baby boomers dalam satu organisasi agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai,” lanjutnya. pemimpinan Digital.

[17] kemampuan yang dibutuhkan di era sekarang bukan hanya yang bersifat hard-skills semata, tetapi juga kemampuan soft skills seperti komunikasi, koordinasi, dan otonomi. Para digital leaders sekarang harus berorientasi tidak hanya menciptakan tenaga kerja digital di saat ini, tetapi mengembangkan tenaga kerja masa depan yang bisa melihat gambaran besarnya dan mampu mengidentifikasi peluang serta tantangan.

Kapabilitas Kepemimpinan Digital [18], menyatakan ada 5 Skill Digital Leadership yang Harus Dimiliki oleh Seorang Pemimpin antara lain (1) Paham akan Teknologi Dunia Digital (2) Komunikasi, (3) Inovatif (4) Visioner (5) Mampu Beradaptasi. Selai itu mereka harus memiliki kpmpetensi Transformasi Kognitif (Berpikirsecara Berbeda), antara lain (1) Mengkonseptualisasikan kemungkinan dalam dunia maya, (2) Menangani Peningkatan kompleksitas kognitif, (3) Berpikir divergen mengenaicara-cara baru dalam melakukan sesuatu, (4) Membuat keputusan secara cepat tanpa informasisecara keseluruhan (Kemampuan analitik yang tinggi).

Memiliki transformasi perilaku (bertindak secara berbeda), antara lain: (1) Beradaptasi dengan mengalihkan kekuatan dan pengaruh secara konstan, (2) Berkolaborasi dengan berbagai tim yang berbeda, (3) Kemampuan menilai kontribusi dari patner kerja baru dan grup yang memiliki perbedaan minat, (4) nvestasi energi yang besar dalam menjadikan sesuatu secara benar melalui uji coba berkali-kali.Memiliki transformasi emosi (merespon secara berbeda), contohnya ; (1) Toleransi pada lingkungan dengan resiko dan ambiguitas tinggi , (2) Menunjukkan ketahanan dalam menghadapi perubahan konstan, (3) Berani menjawab tantangan mengenai bagaimana hal-hal dilakukan, (4) Memiliki kepercayaan diri untuk memimpin dalam mendorong perubahan.

Ciri-ciri kepemimpinan digital yang baik/ efektif.

1. Inovasi

Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi anggotanya untuk selalu berinovasi dan menemukan serta mempertahankan ide-ide, dan organisasi harus memiliki kesiapan untuk beradaptasi dalam menyambut transformasi digital.

2. Kolaborasi

Digital leadership dan dukungan suatu organisasi terhadap nilai kepuasan dan posisi kerja, kepemimpinan digital dari para supervisor atau pun manajer dapat berdampak positif dan berkesinambungan terhadap kepuasan ataupun keterlekatan pekerja. Prilaku pimpinan yang positif dalam menyingkapai teknologi digital dan diselaraskan dengan kapabilitas leader menjadi sumber daya pelaksana bagi pekerja. Hal ini dapat megokohkan sumber daya yang dikuasai oleh pegawai dalam menemui tantangan pekerjaan yang kian banyak sebagai tanggung jawab dari perubahan digital yang dilaksanakan oleh lembaga. Implikasi manajerial menunjukkan bahwa pemimpin digital jika tidak dapat menciptakan visi masa depan yang kurang jelas dan tidak menarik serta tidak memfokuskan energi mereka pada visi, tujuan jangka panjang, tidak menyelaraskan dan mengubah sistem serta mengembangkan dan melatih orang lain.

3. Memanfaatkan Teknologi Digital

Keuntungan digital leadership dalam era digital adalah pemimpin digital dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat waktu respons terhadap pelanggan. Mereka juga dapat mengumpulkan dan menganalisis data untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Berdasarkan pendapat dari (Wang et al, 2021), digital leadership bisa dijadikan sebuah keunggulan kompetitif pada kekuatan seprang individu dalam pemimpin yang memiliki efek untuk organisasinya agar bisa meningkatkan profesionalisme kerja. Teknologi digital telah membuat akses terhadap informasi lebih mudah dan cepat. Dengan internet, informasi dari seluruh dunia dapat diakses dengan hanya beberapa kali klik. Ini mendukung pembelajaran, riset, dan akses pada berita aktual. Kemajuan dalam Komunikasi. Perkembangan media sosial, pesan instan, dan panggilan video telah merampingkan komunikasi jarak jauh. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau rekan kerja di seluruh dunia dengan mudah, mengatasi hambatan ruang dan waktu. Peningkatan efisiensi, automasi dan sistem digitalisasi memungkinkan proses bisnis dan pekerjaan menjadi lebih efisien. Hal ini menghemat waktu dan biaya, serta meminimalkan risiko kesalahan.

Dari Semua data wawancara yang muncul. Dapat digenerasasi bahwa mayoritas guru yang ada di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong, sangat terabntu denagn adany ainovasi, kolaborasi, dan pemenafaatan teknologi infirmasi dalam kegiatan pembelajaran. Baik itu yang secara berkisanambungan, maupun ynag isidental.

Simpulan

Kepemimpinan digital ini, memberikan kemudahan. Bapak ibu guru bisa semangat bekerja. Misal cara membuat perangkat, dan terpenting dengan digital ini kinerja meningkat. Kita sudah dipermudah mengerjakan pekerjaan sengan mengisi lewat platform, baik BKD-BKN. Termasuk NON ASN. Kolaborasi paling penting. Tidak bisa bekerja/beajar sendiri. Bekerja sama itu penting. Terus dikembangkan dalam kebersamaman. Akan menajdi lebih baik. Kebaikan itu akan Kembali kepada kita.

Kepemimpinna digital dengan melibatkan: (1) kolaborasi disini banyak ditemukan kegiatan positif yang menunjukkan kolaborasi natar guru dalm grup/ komunitas belajar digital (eam literasi digital), juga kegiatan kolaborasi dan kerja sama dengan pihak luar (misal peltihan dengan Komdigi). (2) inovasi, dalam Inovasi ini beberapa hal muncul dalam hasil penlitian, antara lain kossitensi dlam menggunakan platform PMM dalam penilian kinerja guru, dan pemanfaatan penguasaan IT dalam keterampilan desain WEB oleh siswa, hingga menajdikanny ajuara. dan (3) Pemenfaatan teknolgi digital merupakan suatu angkah positif daalam memberikan implikasi praktis bagi dunia pendidikan, terutama di SMPN 1 Gedangan dan SMPN 1 Porong. Di dua sekolah ini sudah membeiasakan Bapak/Ibu guru untuk menggunkaan IT dalam pembelajaran, misal pengunaan AI, Coding, Quiziziz, Word word Dan lainnya selama proses pebelajaran. Dengan kata lain, kepala sekolah , tendik, dan tenaga kependidikan sekolah dapat bersinrgi secara optimal dalam memajukan/mengembangkan sekolah.

Kedepan diharapakan bagi setiap kepala sekolah di era milenial dapat meningkatkan skill/ kemampuan digitalnya agar selalu bisa berproses dan mengikut perkembangan zaman. Bagi Pihak sekolah diharapkan terus mengembangkan inovsi dan kolaborasi terutama dalam rana digital. Dengan demikian akan tercipta lingkungan kerja yang efektif dan unggul. Bagi guru terus melanjutkan pelatihan Coding dan AI dengan bekerja sama dengan KOMDIGI atau istansi lain yag relefan. Selain itu, bagi siswa diharapkan tetap adaktif denagn berbagai model pembelajaran yang ada, termasuk dengan adanya pemanfaatan teknologi pembelajaran. Khusuny abagi kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan progra-program kepemimpinna digital yang ada di sakolah agar dapat meningkatkan efektifitas dan kondusifitas lingkungan sekolah.

Saran bagi penulis/penelti selanjutnya, agar kiranya dapat menjadikan tulisan in sebagai referensi yang melatarbelakangi/ menemukan penelitian selanjutnya yang lebih baik/ sempurna. Misalnya memilih secara sepsifik bentuk inovasi/ bentuk kolaborasi digital terhadap signifikansi kinerja guru yang terukur nyata di PMM/Supervisi. Memenemukan/ memilih lembaga lain yang terbukti baik/ mampu dalam pengelolaan digitalisasi sekolah secara optimal.

References

  1. S. C. Abraham, Strategic Planning: A Practical Guide for Competitive Success. Canada: Thomson-South-Western, 2006.
  2. D. Acemoglu and J. A. Robinson, Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty, 1st ed. New York: Crown Publishing Group, 2012.
  3. M. Darwin Almubaraq, Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Multi Situs di SMAN 1 Sampit dan SMAN 2 Sampit). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 2022.
  4. R. Armstrong and F. Soder, Armstrong's Handbook of Management and Leadership: A Guide to Managing for Results. London: Kogan Page, 1987.
  5. J. Antonakis and D. V. Day, The Nature of Leadership, 3rd ed. Thousand Oaks, CA: Sage Publications, Inc., 2018.
  6. V. I. P. Pramarta, Digital Leadership. Yogyakarta: Deepublish (CV Budi Utama), 2024.
  7. N. L. Azizah et al., Upaya Global dalam Mengatasi Ketimpangan Akses Pendidikan. Yogyakarta: Universitas PGRI, 2025.
  8. N. A. Dwinita, Efektivitas Supervisi Kepala Sekolah melalui Platform Merdeka Mengajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 2023.
  9. D. P. Kusuma, Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Dosen terhadap Perubahan Organisasi dengan Efek Moderasi Budaya Organisasi di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Madura. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 2023.
  10. A. Najmi, Konsep Profesionalisme Guru dalam Pendidikan. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat, 2021.
  11. V. I. P. Paramata, Digital Leadership: Kepemimpinan Digital. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2014.
  12. A. Saputra, Pendidikan dan Teknologi: Tantangan dan Kesempatan. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, 2020.
  13. A. Soehati, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Yayasan Hang Tuah Cabang Surabaya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 2023.
  14. O. C. Setyawan, Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Hasil Belajar Siswa di Lingkungan Yayasan Mardi Wiyata Se-Indonesia. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 2023.
  15. H. Rohman, Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru. Sumedang: SMA Yayasan Karsa Madya, Tanjungsari, 2020.
  16. A. Timas et al., Digital Leadership Kepala Sekolah: Hubungannya dengan Kinerja Guru dan Kompetensi Siswa Era Abad 21, 2021.
  17. H. Usman, Kepemimpinan Efektif: Teori, Penelitian, dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2020.
  18. R. Wujarso et al., “Peran Kepemimpinan Digital dalam Era Digital,” Journal of Information System, Applied, Management, Accounting, and Research, vol. 7, no. 1, pp. 1–9, 2023, doi: 10.52362/jismar.v7i1.720.