Loading [MathJax]/jax/output/HTML-CSS/config.js
Login
Education
DOI: 10.21070/acopen.10.2025.11072

Optimizing School Operational Support Fund Management to Support Teacher Performance Improvement


Optimalisasi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah untuk Mendukung Peningkatan Kinerja Guru

Magister Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Indonesia
Magister Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Indonesia
Magister Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Indonesia

(*) Corresponding Author

BOS Fund Management Teacher Performance Educational Quality School Governance Resource Allocation

Abstract

General Background: Education quality is closely linked to how financial resources are managed, particularly in public schools. Specific Background: BOS (School Operational Assistance) funds are crucial in Indonesia's educational framework, yet their effectiveness in improving teacher performance remains underexplored at the micro level. Knowledge Gap: Few studies have examined how structured fund management influences teacher performance through school-based planning and implementation. Aims: This study aims to analyze the management of BOS funds at SMP N 62 Muaro Jambi, focusing on four administrative aspects—planning, organizing, implementation, and evaluation—and how these influence teacher performance. Results: Using a qualitative descriptive approach with inductive analysis, findings indicate that BOS fund management follows a systematic process led by a designated team. Effective allocation supports teacher development through improved facilities and professional training. Novelty: The study highlights the role of strategic planning and stakeholder coordination in maximizing limited resources while addressing challenges like delayed disbursement. Implications: Strengthening internal coordination and improving fund disbursement mechanisms can significantly enhance educational outcomes by empowering teachers, suggesting that governance reforms at the school level may yield broader systemic benefits.

Highlights:

  • Structured Management: BOS funds are managed through planning, organizing, implementation, and evaluation.
  • Performance Impact: Effective fund use enhances teacher performance via training and facilities.

  • Challenge & Solution: Delays and limited funds are tackled through improved coordination and planning.

Keywords: BOS Fund Management, Teacher Performance, Educational Quality, School Governance, Resource Allocation

 

Pendahuluan

Pendidikan merupakan kebutuhan utama di era modern yang serba canggih ini, yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga membentuk karakter individu untuk menghadapi tantangan masa depan. Pemerintah Indonesia mewajibkan warga negaranya untuk menempuh pendidikan minimal 12 tahun, dengan anjuran untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah berkewajiban untuk menjamin tersedianya dana untuk pendidikan wajib bagi warga negara berusia 7 sampai 15 tahun, serta pendidikan dasar gratis [1]. Kualitas pendidikan sangat bergantung pada berbagai faktor, salah satunya adalah infrastruktur yang memadai.

Prasarana pendidikan yang memadai tidak hanya menunjang kenyamanan dan efektivitas proses belajar mengajar, tetapi juga berperan penting dalam peningkatan kompetensi guru dan mutu pembelajaran di kelas [2]. Namun, di banyak daerah, terutama yang masih terbelakang, terdapat tantangan besar dalam menyediakan infrastruktur yang memadai. Faktor-faktor yang membatasi seperti keterbatasan dana dan letak geografis yang sulit dijangkau menyebabkan terjadinya disparitas kualitas pendidikan yang berdampak pada pemerataan pendidikan di Indonesia.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan pemerataan sekolah dan memperbaiki fasilitas di seluruh Indonesia, seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan fasilitas teknologi yang mendukung pembelajaran. Dalam hal ini, pengelolaan dana pendidikan yang efisien dan efektif menjadi sangat penting. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu sumber pendanaan utama bagi sekolah di Indonesia yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa miskin dan memberikan bantuan untuk meningkatkan mutu pendidikan [3]

Namun, pengelolaan dana BOS sering kali menjadi tantangan tersendiri. Dana BOS dialokasikan langsung ke sekolah untuk membiayai berbagai kegiatan operasional, termasuk pengembangan kompetensi guru. Namun, banyak sekolah, terutama di daerah terpencil seperti SMP Negeri 62 Muaro Jambi, menghadapi kesulitan dalam mengelola dana tersebut secara optimal. Penerimaan dana BOS yang rendah dan kurangnya partisipasi siswa menyebabkan keterbatasan dalam pengadaan sarana dan prasarana serta pengembangan kompetensi guru [4]. Sekolah harus mengelola dana BOS dengan baik sehingga dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang bermutu.[5]

Pengelolaan dana BOS yang efektif dan efisien memerlukan manajemen yang baik, dimana kepala sekolah dan guru memiliki peran penting dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi penggunaan dana tersebut [6] Pengelolaan yang baik akan memastikan bahwa dana tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah, seperti gaji guru, fasilitas belajar, dan fasilitas pendukung lainnya. Tanpa pengelolaan yang baik, dana BOS tidak akan memberikan dampak yang maksimal terhadap mutu pendidikan [7]

Peningkatan kinerja guru merupakan faktor penting dalam peningkatan mutu pendidikan [8]. Guru yang kompeten dan berdedikasi tinggi sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Pengembangan kompetensi guru dapat dilakukan melalui pelatihan, workshop, dan studi banding, namun semua itu memerlukan anggaran yang memadai. Dana BOS memegang peranan penting dalam mendukung pengembangan kompetensi guru. Dengan pengelolaan yang baik, dana BOS dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pengajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berbagai penelitian sebelumnya telah membahas manajemen dana pendidikan dan pemanfaatan dana BOS dalam meningkatkan mutu pendidikan. Misalnya, studi oleh [9] menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah, sementara [10] menunjukkan adanya korelasi positif antara penggunaan dana BOS dan peningkatan kompetensi guru. Studi lain [11] menyoroti tantangan distribusi dana di daerah terpencil yang berdampak pada efektivitas pelaksanaannya. Meskipun kajian-kajian tersebut memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika pengelolaan dana pendidikan, sebagian besar belum mengkaji secara mendalam konteks sekolah dengan keterbatasan anggaran dan tantangan geografis, seperti yang dihadapi oleh SMP Negeri 62 Muaro Jambi. Oleh karena itu, perlu adanya studi yang lebih spesifik dan kontekstual dalam menjawab persoalan ini

Di SMP Negeri 62 Muaro Jambi misalnya, penerimaan dana BOS yang rendah menjadi kendala dalam pengelolaan operasional sekolah, terutama dalam mendukung kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan kompetensi guru. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga mempengaruhi minat mereka untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaan dana BOS yang transparan dan efektif di sekolah ini sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mendukung keberhasilan program wajib belajar 12 tahun.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, untuk menganalisis secara mendalam proses manajemen dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 62 Muaro Jambi yang mencakup empat tahapan penting, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai bagaimana dana BOS dikelola di lingkungan sekolah yang memiliki keterbatasan sumber daya. Kedua, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana manajemen dana BOS berkontribusi terhadap peningkatan kinerja guru di sekolah tersebut. Fokus ini penting mengingat kualitas guru sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan secara keseluruhan. Ketiga, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pengelolaan dana BOS, serta mengeksplorasi solusi yang telah atau dapat diterapkan oleh pihak sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan dana BOS, khususnya di sekolah-sekolah dengan kondisi serupa.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami fenomena yang terjadi di SMP Negeri 62 Muaro Jambi terkait pengelolaan dana BOS dan peningkatan kinerja guru. Metode kualitatif dipilih karena mampu menggali data secara mendalam yang lebih banyak berupa kata-kata dan narasi, bukan angka-angka, yang dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang bagaimana pengelolaan dana BOS dilaksanakan di sekolah ini. Penelitian ini juga mengandalkan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk menggali informasi dari berbagai sumber yang terlibat langsung dalam proses tersebut.

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 62 Muaro Jambi yang terletak di Dusun Talang Bandung, Desa Talang Kerinci, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi ini dipilih karena relevan dengan fokus penelitian tentang pengelolaan dana BOS dan dampaknya terhadap kinerja guru. Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan, mulai bulan Desember sampai dengan bulan Januari 2024.

Informan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu informan dipilih berdasarkan relevansinya dengan topik yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Bendahara, dan Guru. Kepala Sekolah memegang peranan penting karena memiliki wawasan yang luas terhadap pengelolaan sekolah secara keseluruhan, termasuk penggunaan dana BOS. Bendahara sekolah merupakan informan kunci karena bertanggung jawab dalam mengelola administrasi keuangan BOS. Sementara itu, guru dipilih karena terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang akan terpengaruh oleh pengelolaan dana tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari informan melalui wawancara, observasi langsung, dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder berupa dokumen resmi yang dapat melengkapi data primer, seperti profil sekolah, visi misi, laporan pertanggungjawaban keuangan BOS, dan dokumen relevan lainnya.

Pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik utama, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk melihat langsung keadaan di sekolah terkait pengelolaan dana BOS dan peningkatan kinerja guru. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur yang memungkinkan peneliti untuk menggali lebih dalam pandangan dan pendapat informan terkait topik penelitian. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen resmi terkait pengelolaan dana BOS dan proses pembelajaran di sekolah.

Untuk memastikan keabsahan data yang terkumpul, penelitian ini menggunakan dua teknik utama, yaitu: observasi cermat dan triangulasi. Observasi cermat dilakukan dengan cara mengamati secara terus-menerus fenomena yang terjadi di lapangan, untuk memperoleh data yang konsisten dan akurat. Triangulasi dilakukan dengan cara memeriksa data dari berbagai sumber dan metode yang berbeda, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi, untuk memvalidasi kebenaran hasil penelitian [12]. Keandalan atau kredibilitas data juga diuji dengan menggunakan teknik triangulasi sumber, metode, dan peneliti lain. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar-benar mencerminkan kenyataan yang terjadi di lapangan. Pengecekan kredibilitas dilakukan dengan berdiskusi dengan rekan sejawat, serta melakukan verifikasi data dengan informan untuk memastikan kebenarannya.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu: pertama, reduksi data, yaitu mengidentifikasi dan memberi kode pada setiap unit data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Kedua, penyajian data, yaitu dilakukan dalam bentuk narasi atau bagan untuk memudahkan pemahaman dan analisis lebih lanjut. Ketiga, penarikan simpulan dan verifikasi, yaitu penarikan simpulan dari hasil analisis data dan verifikasi terhadap temuan untuk memastikan bahwa temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap utama, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada tahap persiapan, peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data, serta memilih informan. Setelah itu, pada tahap pelaksanaan, peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta mulai menganalisis data yang diperoleh. Terakhir, pada tahap penyelesaian, peneliti menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan yang memaparkan temuan terkait pengelolaan dana BOS dan peningkatan kinerja guru di SMP Negeri 62 Muaro Jambi.

Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengelolaan dana BOS dan bagaimana hal ini mempengaruhi kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 62 Muaro Jambi.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

1. Profil Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 62 Muaro Jambi yang terletak di Desa Talang Kerinci, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Sekolah ini terletak di RT 07 Dusun Talang Bandung, dengan koordinat geografis -1.7354 LS dan 103.7123 LS. Berada di lingkungan yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota, SMP Negeri 62 Muaro Jambi menjadi tempat yang ideal bagi siswa sekitar desa untuk menimba ilmu. Selain sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah ini memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat setempat. Dengan fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar, sekolah ini juga turut berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan di daerah yang relatif terpencil, sekaligus membuka kesempatan bagi anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Keberadaannya turut mendukung program pemerintah dalam pemerataan pendidikan di daerah yang memang membutuhkan perhatian lebih.

SMP Negeri 62 Muaro Jambi memiliki visi yang sangat jelas, yaitu menghasilkan lulusan yang unggul, beriman, dan mandiri. Visi tersebut mencerminkan harapan sekolah agar peserta didiknya tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan siap menghadapi tantangan hidup dengan mandiri. Untuk mencapai visi tersebut, sekolah ini merumuskan misi yang menjadi pedoman dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, seperti menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya. Selain itu, sekolah juga berupaya meningkatkan manajemen pendidikan yang adaptif dan berbasis karakter, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan intelektual dan sosial, serta menjamin hak belajar bagi setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus.

SMP Negeri 62 Muaro Jambi memiliki sejumlah sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, mulai dari ruang kelas, laboratorium IPA, hingga sarana sanitasi yang disediakan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan. Struktur organisasi di sekolah ini terdiri dari kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya yang bekerja sama untuk memastikan kelancaran operasional dan tercapainya tujuan pendidikan. Setiap kelompok belajar diatur sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Selain itu, dengan jumlah siswa yang sedikit, proses pembelajaran dapat dilakukan secara lebih intensif dan personal.

Keberadaan SMP Negeri 62 Muaro Jambi menjadi bagian penting dalam pengembangan pendidikan di Kabupaten Muaro Jambi, khususnya di Desa Talang Kerinci dan sekitarnya. Sekolah ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkembang, tidak hanya dalam hal akademis tetapi juga dalam hal pembentukan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.

2. Pengelolaan Dana BOS Ditinjau dari Aspek Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Evaluasi

a. Perencanaan

Rencana penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMPN 62 Muaro Jambi disusun dengan pendekatan yang sangat terstruktur dan melibatkan berbagai pihak terkait untuk menjamin efektivitas dan akuntabilitas pengelolaan dana. Proses perencanaan diawali dengan evaluasi kebutuhan dasar sekolah yang disesuaikan dengan prioritas peningkatan mutu pendidikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh [13] Perencanaan yang matang dan partisipatif dapat mengoptimalkan penggunaan dana BOS untuk kebutuhan sekolah, terutama untuk infrastruktur dan pengembangan mutu pembelajaran.

Perencanaan penggunaan dana BOS disusun dalam Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RKAS) setiap tahunnya. Kemudian Kepala SMP N 62 Muaro Jambi menyampaikan bahwa:

“Proses penyusunannya melibatkan tim BOS sekolah yang terdiri dari kepala sekolah

“sekolah, guru, bendahara dan komite sekolah dalam penyelesaiannya juga disesuaikan dengan kebutuhan yang menjadi prioritas sekolah” (informan A)

Kepala sekolah, bendahara, dan komite sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam penyusunan rencana penggunaan dana BOS. Hal senada juga diungkapkan oleh bendahara BOS dalam wawancara dengan peneliti:

“Dalam penyusunan RKAS yang terlibat adalah kepala sekolah, bendahara, guru, dan komite sekolah yang tergabung dalam tim BOS sekolah” (Informan LS)

Kepala sekolah sebagai pemimpin utama bertanggung jawab dalam menentukan arah penggunaan dana sesuai dengan visi dan misi sekolah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh [14], kepala sekolah tidak hanya bertindak sebagai pembuat keputusan, tetapi juga sebagai fasilitator yang memastikan keterlibatan semua pihak terkait dalam proses perencanaan.

Bendahara sekolah berperan dalam melakukan perhitungan dan penyusunan anggaran berdasarkan hasil perencanaan yang telah disepakati. Keterlibatan bendahara dalam tahap ini penting untuk memastikan setiap penggunaan dana tercatat dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam wawancara dengan bendahara SMPN 62 Muaro Jambi, beliau menjelaskan bahwa:

“Yang pertama adalah mengikuti petunjuk teknis kepala sekolah yang berlaku dalam perencanaannya dan juga harus melibatkan tim kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Untuk mencapai tujuan tertentu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penggunaan dana BOS. Yang pertama adalah menentukan komponen-komponen yang dianggap penting dan disesuaikan dengan kebutuhan yang menjadi prioritas sekolah. Yang kedua adalah penggunaan dana BOS untuk kegiatan yang berorientasi pada siswa dan pengembangan kualitas guru. Selanjutnya, penggunaan dana BOS juga digunakan untuk membeli peralatan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pembelajaran” (Informan LS)

Selain itu, komite sekolah yang terdiri dari perwakilan orang tua dan masyarakat juga terlibat dalam proses perencanaan. Komite sekolah berfungsi sebagai pengawas eksternal yang memastikan bahwa alokasi dana dilakukan secara transparan dan akuntabel. Sebagaimana yang diungkapkan oleh [15]. Dalam teori manajemen partisipatif, keterlibatan semua pihak dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen dan rasa tanggung jawab terhadap hasil yang ingin dicapai.

Rencana penggunaan dana BOS yang telah disusun juga memuat penetapan indikator keberhasilan yang jelas. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana dana yang digunakan memberikan dampak terhadap mutu pendidikan di SMPN 62 Muaro Jambi. Beberapa indikator yang telah ditetapkan antara lain peningkatan mutu pembelajaran yang diukur dari hasil ujian dan evaluasi siswa, peningkatan sarana dan prasarana seperti peralatan dan bahan ajar, serta peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan yang dibiayai dana BOS. Hal ini sejalan dengan pendekatan penganggaran berbasis hasil yang dijelaskan oleh [16] di mana pengelolaan dana tidak hanya didasarkan pada anggaran yang tersedia, tetapi juga pada hasil yang ingin dicapai.

b. Pengorganisasian

Struktur organisasi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMPN 62 Muaro Jambi dirancang untuk memastikan alokasi dana yang transparan, akuntabel, dan sesuai peraturan. Pengelolaan dana BOS di sekolah ini melibatkan berbagai pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas, mulai dari kepala sekolah hingga komite sekolah. Struktur organisasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dana BOS dan membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh [17] struktur organisasi yang jelas dan pembagian tugas yang rinci menjadi kunci keberhasilan pengelolaan dana BOS. Struktur yang tepat dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan dana dan memastikan dana digunakan sesuai peruntukannya. Di SMPN 62 Muaro Jambi, struktur organisasi pengelolaan dana BOS meliputi beberapa pihak yang bekerja sama, yaitu kepala sekolah, bendahara, komite sekolah, dan tim pengelola keuangan.

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah keterlibatan berbagai pihak terkait, termasuk guru, dalam proses perencanaan dan pengalokasian dana. Di SMPN 62 Muaro Jambi, keterlibatan guru dalam perencanaan dan pengalokasian dana BOS diakui sebagai salah satu langkah strategis untuk memastikan bahwa dana yang tersedia digunakan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan, terutama untuk kebutuhan yang secara langsung mendukung proses pembelajaran.

Proses perencanaan penggunaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi diawali dengan diskusi bersama antara kepala sekolah, bendahara, komite sekolah, dan guru. Dalam wawancara dengan kepala sekolah, dijelaskan bahwa guru diberi kesempatan untuk memberikan masukan mengenai kebutuhan yang dianggap mendesak dalam pengajaran. Misalnya, guru mengusulkan alokasi dana untuk pembelian alat peraga pembelajaran, seperti buku, proyektor, dan perangkat komputer yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.

Selain itu, guru-guru di SMPN 62 Muaro Jambi juga dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran yang lebih rinci, terutama yang terkait dengan kebutuhan langsung di kelas. Bendahara sekolah menambahkan bahwa dalam setiap rapat perencanaan, guru-guru berkesempatan untuk menyampaikan usulan terkait kebutuhan sarana prasarana yang penting untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

Keterlibatan guru dalam perencanaan dan pengalokasian dana BOS berdampak sangat positif, baik terhadap penggunaan dana yang lebih efisien maupun terhadap motivasi guru. Dengan keterlibatan ini, guru merasa memiliki suara dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka lebih bertanggung jawab dan berkomitmen untuk menggunakan dana tersebut secara optimal.

c. Implementasi

Pelaksanaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMPN 62 Muaro Jambi dilakukan secara sistematis dan terencana untuk mendukung berbagai kegiatan yang telah dirancang sebelumnya. Pengelolaan dana tersebut meliputi berbagai bidang, mulai dari sarana prasarana, kegiatan pembelajaran, hingga pemberian honor bagi tenaga pendidik. Penelitian oleh [18] menyatakan bahwa pemanfaatan dana BOS secara efisien harus mengacu pada perencanaan yang matang, dengan mempertimbangkan kebutuhan yang paling mendesak dan strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sejalan dengan pernyataan kepala sekolah mengenai pelaksanaan pemanfaatan dana BOS, yaitu:

“Pelaksanaan penggunaan dana BOS di sekolah ini berdasarkan RKAS yang telah dirancang” (Informan A)

Hal ini juga didukung oleh pernyataan bendahara BOS tentang pelaksanaan penggunaan dana BOS yaitu:

“Pelaksanaan Penggunaan Dana BOS di SMP 62 Muaro Jambi dalam pelaksanaanya sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan” (LS Informan)

Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) di SMP N 62 Muaro Jambi adalah sebagai berikut:

Pengelolaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi dilakukan secara terstruktur dan difokuskan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan. Dana BOS digunakan untuk peningkatan sarana dan prasarana, seperti ruang kelas, buku pelajaran, dan alat peraga pembelajaran, dengan fokus utama pada pengembangan perpustakaan, pemeliharaan perangkat komputer, dan pengadaan perangkat multimedia pada tahun 2024. Selain itu, dana BOS juga dialokasikan untuk pengadaan bahan ajar dan modul pembelajaran guna mendukung peningkatan mutu pengajaran.

Selain itu, dana BOS digunakan untuk memberikan honorarium kepada staf pengajar dan staf pendukung lainnya yang penting untuk menjaga motivasi dan kesejahteraan mereka. Dana ini juga mendukung kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, dan pramuka, yang memungkinkan siswa mengembangkan bakat mereka di luar pembelajaran formal. Selain itu, dana digunakan untuk mendukung evaluasi pembelajaran, termasuk pengadaan alat evaluasi dan pelatihan instrumen evaluasi, untuk memastikan tercapainya tujuan pembelajaran.[19]

Yang tak kalah penting, dana BOS juga dialokasikan untuk pelatihan dan pengembangan kompetensi pendidik, yang akan meningkatkan kualitas pengajaran dan profesionalisme mereka. Secara keseluruhan, penggunaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi efektif dalam mendukung berbagai aspek pendidikan, mulai dari sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran, hingga pengembangan kompetensi pendidik, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.Penggunaan dana BOS bagi pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting untuk menunjang mutu pembelajaran Beberapa cara dana BOS dapat digunakan untuk mendukung pendidik dan tenaga kependidikan adalah pelatihan dan pengembangan profesi, pengadaan buku dan referensi, insentif dan tunjangan, program kesejahteraan pendidik, peningkatan kualitas tenaga kependidikan, pengembangan tim kerja.[20]

d. Evaluasi

Evaluasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan bagian penting untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan yang direncanakan . [21] Di SMPN 62 Muaro Jambi, evaluasi dilakukan secara rutin dengan melibatkan berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan dana BOS, seperti kepala sekolah, bendahara, komite sekolah, dan tim pengelola keuangan. Kepala sekolah menjelaskan bahwa:

“Evaluasi penggunaan dana BOS diaudit oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” (Informan A)

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMP N 62 Muaro Jambi, Bendahara BOS juga menyatakan bahwa:

“Evaluasi penggunaan dana BOS dipantau oleh kepala sekolah dan tim pengelola BOS serta dievaluasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi” (LS Informan)

Evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana dana BOS yang diterima dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan untuk meningkatkan serta mengoptimalkan pemanfaatan dana tersebut di masa mendatang. Proses evaluasi di SMPN 62 Muaro Jambi diawali dengan pengumpulan data tentang penggunaan dana BOS selama kurun waktu yang ditentukan, yang meliputi rincian pengeluaran untuk sarana dan prasarana, kegiatan pembelajaran, honorarium, dan pembinaan siswa. Dalam wawancara dengan bendahara sekolah, beliau menjelaskan bahwa:

“Pengawasan dan monitoring ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dimana pihak sekolah wajib memberikan laporan mengenai keuangan yang telah dilaksanakan selama 3 bulan tersebut” (Informan LS)

Pengumpulan data ini dilakukan untuk memastikan setiap pengeluaran sesuai dengan rencana anggaran yang telah disetujui. Evaluasi dilakukan melalui rapat yang melibatkan kepala sekolah, bendahara, dan komite sekolah. Dalam rapat evaluasi tersebut, mereka akan membahas pencapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya, seperti efektivitas penggunaan dana dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan fasilitas sekolah.

“pengawasan dan monitoring dilakukan berdasarkan SPJ yang telah dilaporkan” (Informan LS)

Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk mengetahui apakah tujuan yang diharapkan telah tercapai atau masih terdapat kekurangan dalam pemanfaatan dana BOS yang perlu diperbaiki.

3. Pengelolaan Dana BOS Untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SMPN 62 Muaro Jambi

a. Alokasi Dana BOS untuk Kinerja Guru

Pengembangan kapasitas dan kualitas guru menjadi salah satu prioritas dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMPN 62 Muaro Jambi. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, dana BOS digunakan untuk menyelenggarakan pelatihan dan workshop bagi guru. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran yang lebih efektif, serta mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.

SMPN 62 Muaro Jambi secara rutin menyelenggarakan berbagai pelatihan dan lokakarya yang didanai oleh dana BOS. Kepala sekolah menjelaskan dalam sebuah wawancara bahwa salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui berbagai pelatihan. Misalnya, pelatihan literasi digital dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini sangat relevan, mengingat pesatnya perkembangan teknologi yang memengaruhi dunia pendidikan.

Selain itu, dana BOS juga dialokasikan untuk pelatihan yang berfokus pada pengelolaan kelas dan penyusunan bahan ajar kreatif. Bendahara sekolah menambahkan, pelatihan ini melibatkan narasumber yang kompeten dan profesional di bidangnya, baik dari dalam maupun luar daerah. Melalui pelatihan ini, guru tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga memperbarui pengetahuannya dalam metode pengajaran yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kebutuhan siswa.

b. Pengaruh Pengelolaan Dana BOS terhadap Kinerja Guru

Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang efektif dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada sarana dan prasarana sekolah, tetapi juga pada motivasi dan kinerja guru. Di SMPN 62 Muaro Jambi, alokasi dana BOS untuk peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran terbukti berdampak langsung pada kualitas kinerja guru, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa pelatihan yang diterimanya berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran.

“Dana BOS memberikan kontribusi pada pengembangan profesionalisme guru, seperti pembiayaan Kombel+62, buku atau sumber belajar yang tersedia dari dana BOS, penyediaan transportasi bagi guru untuk menghadiri MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)” (Informan NE)

Seorang guru sains mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan dalam program ini, ia termotivasi dan menjadi pemecah masalah dalam pembelajaran.

“Program Kombel+62 rutin dilaksanakan setiap hari senin 2 kali dalam sebulan untuk memberikan motivasi dan belajar bersama apa saja kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar” (Informan NE)

Peningkatan fasilitas yang didanai oleh dana BOS tidak hanya meningkatkan motivasi guru, tetapi juga berdampak pada peningkatan kinerja mereka. Seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah, fasilitas yang lebih baik memungkinkan guru untuk lebih optimal dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang melibatkan teknologi. Hal ini juga memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi metode pembelajaran yang lebih inovatif, yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian oleh [22] menunjukkan bahwa peningkatan sarana dan prasarana di sekolah yang didukung oleh pengelolaan dana BOS yang baik dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Peningkatan sarana dan prasarana memungkinkan guru untuk menerapkan teknik mengajar yang lebih bervariasi dan terkini, seperti penggunaan alat bantu pembelajaran digital yang dapat membantu menjelaskan konsep yang kompleks dengan cara yang lebih mudah dipahami siswa.

b. Kepuasan Guru

Kepuasan guru juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kinerja guru. Pengelolaan dana BOS yang transparan dan tepat sasaran akan menciptakan rasa puas di kalangan guru, karena mereka merasa fasilitas dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk mengajar dengan baik telah tersedia. Sebagaimana dijelaskan oleh [23] Kepuasan kerja erat kaitannya dengan motivasi dan kinerja, dan fasilitas yang memadai merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kepuasan tersebut. Kinerja guru dalam konteks pendidikan meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan kemampuan dan upaya guru dalam meningkatkan mutu pengajaran. Ada beberapa dimensi penting yang perlu diperhatikan, antara lain pedagogi, metode pengajaran, dan pengembangan profesi. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga aspek tersebut: Pedagogi, metode pengajaran, dan pengembangan profesi guru merupakan tiga unsur yang saling berkaitan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Pedagogi mencakup kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan memahami karakteristik siswa, mengelola kelas, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Metode pengajaran yang tepat, seperti ceramah, diskusi, pemecahan masalah, berbasis proyek, dan teknologi, penting untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Sementara itu, pengembangan profesional guru melalui pelatihan, lokakarya, pendidikan berkelanjutan, dan kolaborasi antar sesama guru membantu meningkatkan kompetensi dan keterampilan profesional mereka. Ketiga aspek ini saling mendukung, dengan pedagogi yang baik memengaruhi penerapan metode pengajaran, dan pengembangan profesional berkelanjutan meningkatkan kualitas keduanya. Penggunaan dana BOS dapat diarahkan untuk mendukung ketiga aspek tersebut, seperti pelatihan guru untuk meningkatkan pedagogi dan metode pengajaran yang lebih inovatif, Pengadaan sumber daya pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung berbagai metode pengajaran, termasuk alat bantu pembelajaran berbasis teknologi, Program pengembangan karier guru seperti sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan yang dapat didanai melalui dana BOS. Jika dana BOS dikelola dengan baik, maka peningkatan kinerja guru dapat dicapai, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

4. Solusi Mengatasi Kendala Penggunaan Dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi

a. Kendala yang Dihadapi dalam Penggunaan Dana BOS

Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) memegang peranan penting dalam menunjang berbagai kegiatan pendidikan di sekolah, termasuk di SMPN 62 Muaro Jambi. Meskipun dana BOS ditujukan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah, baik dari segi administrasi, teknis, maupun pemahaman tentang pengelolaan dana yang baik. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, bendahara, dan pengelola dana BOS, ditemukan beberapa permasalahan utama dalam pengelolaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi, seperti kurangnya dana, keterlambatan pencairan dana, kurangnya pemahaman pengelola dana, serta kendala administratif yang mempengaruhi kelancaran penggunaan dana. Permasalahan yang timbul dalam pengelolaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi tersebut menyebabkan kurang efektif dan efisiennya penggunaan dana. Kepala sekolah menyampaikan:

“Dana BOS disesuaikan dengan jumlah siswa, sehingga dana yang diterima sedikit” (Informan A)

Pernyataan Kepala Sekolah menjelaskan bahwa tim pengelola BOS mengalami kesulitan dalam mengelola dana BOS. Guru juga menjelaskan bahwa:

"Harapan saya ke depannya agar lebih transparan dan lebih efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Pengelolaan BOS di sekolah saya sudah baik, tetapi perlu ditingkatkan dan lebih transparan, seperti menyusun RKAS yang lebih rinci dengan prioritas peningkatan mutu pembelajaran." (Informan NE).

b. Solusi yang Diimplementasikan

Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dana BOS, SMPN 62 Muaro Jambi telah mengambil berbagai langkah strategis untuk meningkatkan pengelolaan, koordinasi, dan pelaporan dana BOS. Beberapa upaya perbaikan yang dilakukan antara lain:

Upaya peningkatan kapasitas pengelola dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi dilakukan melalui beberapa langkah strategis. Salah satunya dengan memberikan pelatihan rutin bagi pengelola dana, seperti bendahara dan kepala sekolah, untuk mengatasi permasalahan kurangnya pemahaman terkait tata cara penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOS. Pelatihan ini meliputi aspek teknis pengelolaan dana, penyusunan laporan keuangan yang jelas dan akuntabel, serta pemahaman perubahan kebijakan dana BOS, dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan administrasi. Selain itu, pihak sekolah juga menyederhanakan prosedur administrasi, seperti pemetaan kebutuhan dan alokasi dana yang lebih rinci di awal tahun ajaran. Dengan menggunakan sistem digital untuk pencatatan dan pelaporan keuangan, pengelolaan menjadi lebih efisien dan meminimalisir kesalahan administrasi. Koordinasi antar pihak terkait, seperti kepala sekolah, bendahara, guru, dan komite sekolah juga diperkuat untuk memastikan penggunaan dana BOS sesuai dengan rencana. Komite sekolah diberi peran penting dalam memberikan masukan terkait prioritas penggunaan dana, yang meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Terakhir, sistem pelaporan dana BOS disempurnakan dengan menerapkan digitalisasi yang membuat proses pelaporan menjadi lebih cepat, efisien, dan transparan, memudahkan audit, serta meminimalkan kesalahan administrasi. Semua upaya ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan dana BOS yang pada akhirnya mendukung mutu pendidikan di SMPN 62 Muaro Jambi.

B. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada tiga aspek utama, yaitu proses manajemen dana BOS, pengaruhnya terhadap kinerja guru, serta tantangan yang dihadapi beserta solusi yang diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 62 Muaro Jambi telah dilakukan secara sistematis melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap perencanaan, sekolah menyelenggarakan rapat manajemen yang melibatkan kepala sekolah, bendahara, guru, dan komite sekolah. Hal ini mengindikasikan adanya praktik anggaran partisipatif, sesuai dengan teori anggaran partisipatif yang menekankan pentingnya pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam proses penyusunan dan pengambilan keputusan anggaran. Meskipun demikian, keterlibatan pihak eksternal seperti orang tua siswa masih terbatas, sehingga prinsip inklusivitas dalam teori tersebut belum sepenuhnya terwujud.

Dari sisi pelaksanaan, penggunaan dana BOS difokuskan pada pembiayaan operasional sekolah dan peningkatan kapasitas guru, seperti pengadaan alat bantu ajar dan pelatihan. Ini menunjukkan adanya kecenderungan penerapan prinsip manajemen berbasis hasil, di mana anggaran digunakan untuk mencapai target yang terukur. Namun, indikator keberhasilan yang digunakan masih bersifat administratif dan belum sepenuhnya mencerminkan capaian kualitas pembelajaran secara menyeluruh. Sementara itu, evaluasi dilakukan melalui pelaporan dan supervisi oleh pengawas sekolah, meskipun belum terdapat mekanisme evaluasi berbasis umpan balik dari guru dan siswa secara sistematis. Kondisi ini menunjukkan bahwa siklus evaluasi belum sepenuhnya mengarah pada perbaikan berkelanjutan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa pengelolaan dana BOS memberikan dampak positif terhadap peningkatan kinerja guru. Guru merasa lebih termotivasi untuk mengikuti pelatihan, mempersiapkan pembelajaran, dan meningkatkan penggunaan media ajar. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan anggaran dapat berkontribusi pada peningkatan profesionalisme guru. Dalam konteks ini, kepemimpinan kepala sekolah yang mampu mengelola dana secara strategis memperlihatkan praktik kepemimpinan transformasional. Kepala sekolah tidak hanya berperan sebagai administrator, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu mendorong perubahan dan peningkatan kinerja tim pengajar. Namun, peran tersebut masih terbatas pada aspek operasional dan belum sepenuhnya menyentuh dimensi pengembangan inovasi dan motivasi jangka panjang sebagaimana digambarkan dalam teori kepemimpinan transformasional.

Di sisi lain, penelitian ini juga mengungkap sejumlah tantangan dalam pengelolaan dana BOS, antara lain keterlambatan pencairan dana dan keterbatasan anggaran. Kondisi ini selaras dengan temuan di banyak sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), di mana kendala birokrasi menjadi hambatan utama dalam optimalisasi pemanfaatan dana BOS. Dalam perspektif teori manajemen risiko birokratis, sekolah telah mengambil langkah mitigatif seperti penjadwalan ulang program dan prioritisasi anggaran. Selain itu, koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan pelaporan tepat waktu menjadi upaya untuk mempercepat proses pencairan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan.

Menariknya, jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 62 Muaro Jambi lebih bersandar pada inisiatif lokal dan kepemimpinan internal. Hal ini menunjukkan bahwa teori-teori seperti anggaran partisipatif dan kepemimpinan transformasional yang dikembangkan dalam konteks pendidikan perkotaan belum tentu sepenuhnya relevan di wilayah dengan keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, perlu refleksi kritis terhadap pendekatan teoretis yang digunakan, termasuk kemungkinan pengembangan model alternatif seperti kemitraan berbasis komunitas atau pendekatan berbasis kebutuhan lokal (local needs-based approach) yang lebih responsif terhadap kondisi sekolah di daerah rural.

Secara keseluruhan, pembahasan ini memperlihatkan bahwa pengelolaan dana BOS yang dilakukan secara transparan, partisipatif, dan terencana memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam mendorong kinerja guru. Namun, berbagai tantangan yang bersifat struktural dan kontekstual tetap memerlukan strategi adaptif dan dukungan kebijakan yang lebih responsif terhadap kondisi nyata di lapangan

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi telah berjalan dengan baik dan terstruktur. Proses pengelolaan dana diawali dengan tahap perencanaan yang melibatkan berbagai pihak, seperti kepala sekolah, bendahara, komite sekolah, dan guru. Mereka bersama-sama menentukan prioritas penggunaan dana BOS, disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan. Dengan pengorganisasian yang jelas, masing-masing pihak yang terlibat memiliki tugas tertentu, sehingga proses pelaksanaan dana dapat berjalan dengan lancar.

Dalam pelaksanaannya, dana BOS digunakan untuk berbagai kegiatan yang menunjang operasional sekolah, seperti pengadaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memantau penggunaan dana dan memastikan penggunaan dana sesuai dengan rencana. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada periode berikutnya, sehingga pengelolaan dana BOS menjadi lebih efisien dan efektif.

Fokus utama pengelolaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi adalah peningkatan mutu pembelajaran dan kinerja guru. Dana tersebut digunakan untuk membeli alat peraga pembelajaran, serta untuk pelatihan dan lokakarya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan guru. Keterlibatan guru dalam perencanaan dan pengalokasian dana tersebut berdampak positif, yaitu meningkatkan rasa tanggung jawab dan motivasi mereka untuk terus berupaya meningkatkan mutu pengajaran.

Terkait kendala yang muncul dalam pengelolaan dana BOS seperti keterlambatan pencairan dana dan kendala administrasi, pihak sekolah telah mengambil langkah-langkah penyelesaian yang efektif. Pelatihan rutin bagi pengelola dana dilakukan untuk meningkatkan pemahaman, sedangkan prosedur administrasi disederhanakan untuk mempercepat proses. Selain itu, koordinasi antar pihak terkait seperti kepala sekolah, bendahara, guru, dan komite sekolah juga telah ditingkatkan. Pemanfaatan teknologi untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan keuangan menjadi salah satu langkah yang dilakukan untuk mengurangi kesalahan administrasi dan meningkatkan transparansi.

Secara keseluruhan, pengelolaan dana BOS di SMPN 62 Muaro Jambi menunjukkan perkembangan yang positif. Dengan fokus pada perencanaan partisipatif, pengorganisasian yang terstruktur, pelaksanaan yang efisien, dan evaluasi yang berkelanjutan, sekolah telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan. Upaya untuk mengatasi kendala yang ada dan meningkatkan kapasitas pengelola dana telah memberikan dampak yang signifikan, sehingga pengelolaan dana BOS menjadi lebih efisien dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini yang berjudul Analisis Pengelolaan Dana BOS di SMP Negeri 62 Muaro Jambi. Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 62 Muaro Jambi beserta jajaran yang telah memberikan izin dan dukungan selama proses penelitian berlangsung. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada bendahara sekolah serta tim pengelola dana BOS yang telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan secara terbuka dan kooperatif. Tidak lupa, penghargaan yang tulus disampaikan kepada para guru dan staf administrasi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi melalui wawancara maupun pengisian instrumen penelitian. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi atas arahan dan dukungan yang diberikan. Akhir kata, peneliti menghargai semua bentuk bantuan, baik moral, materiil, maupun teknis, dari seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga kebaikan yang diberikan mendapatkan balasan yang setimpal.

References

  1. M. Muspawi and M. Lukita, "Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Sekolah Dasar," Lectura: Jurnal Pendidikan, vol. 14, no. 1, pp. 99–110, Feb. 2023, doi: 10.31849/lectura.v14i1.12237.
  2. S. Solechan, Z. N. Afif, B. Sintasari, M. Azizah, and A. Kartiko, "Pelatihan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di Madrasah Melalui Manajemen Mutu Terpadu," An Naf’ah: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 2, no. 2, pp. 84–91, Jul. 2024, doi: 10.54437/annafah.v2i2.1638.
  3. D. Pebriyanti and R. R. Aliyyah, "Manajemen Keuangan: Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Sekolah Dasar," Karimah Tauhid, vol. 3, no. 3, pp. 2716–2737, Mar. 2024, doi: 10.30997/karimahtauhid.v3i3.12221.
  4. M. Noprika, N. Yusro, and S. Sagiman, "Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan," Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, vol. 2, no. 2, pp. 224–243, Aug. 2020, doi: 10.36671/andragogi.v2i2.99.
  5. A. Nugraha, N. K. Hairani, and R. Prisila, "Strategi Pengelola Dana BOS dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia yang Berkualitas," Pema: Jurnal Pendidikan dan Pengabdian kepada Masyarakat, vol. 3, no. 2, pp. 75–80, Jun. 2023, doi: 10.56832/pema.v3i2.355.
  6. T. R. Noor and E. Monita, "Efisiensi Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada Masa Pandemi Covid-19," JDMP: Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, vol. 6, no. 1, pp. 51–58, Oct. 2022, doi: 10.26740/jdmp.v6n1.p51-58.
  7. A. Syahbuddin, "Manajemen Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah untuk Menaikkan Mutu Pendidikan (Studi di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Kota Langsa)," EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, vol. 6, no. 1, pp. 62–69, Mar. 2020, doi: 10.30596/edutech.v6i1.4396.
  8. P. M. Hasibuan and Y. Hadijaya, "Implementasi Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Guru," Journal of Education Research, vol. 5, no. 3, pp. 2802–2809, Jul. 2024, doi: 10.37985/jer.v5i3.1284.
  9. S. Sutariyono et al., "Sosialisasi Manajemen Keuangan di Pondok Pesantren Baitul Qurro Tangerang Selatan," Nusantara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 1, no. 4, pp. 105–118, Nov. 2021, doi: 10.55606/nusantara.v1i4.3056.
  10. J. Al-Fikrah et al., "Challenges of Elementary School Teachers in Understanding the Achievements of School Management Components," Jurnal Manajemen Pendidikan, vol. 5, no. 2, pp. 134–145, 2021. [Online]. Available: http://ww
  11. R. Sukodoyo, R. K. Dewi, A. F. Sari, S. S. Rahayu, and Sukarmin, "Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Menengah di Indonesia: Dampak, Tantangan, dan Implikasi Kebijakan," Jurnal Ilmiah Edukatif, vol. 11, no. 1, pp. 296–310, May 2025, doi: 10.37567/jie.v11i1.3793.
  12. L. Judijanto et al., Research Design (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), vol. 1, Jambi: Sonpedia Publishing, 2024.
  13. A. R. M. Arfin, I. Bagea, and T. Tomi, "Mengoptimalkan Lingkungan Pendidikan: Studi Kasus Manajemen Sarana dan Prasarana," Journal of Leadership, Management and Policy in Education, vol. 1, no. 2, pp. 55–64, Dec. 2023, doi: 10.51454/jlmpedu.v1i2.429.
  14. C. S. L. Ambawani, I. Saputra, T. M. M. Kusuma, B. Sumardjoko, and A. Fathoni, "Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Penggerak di TK," Journal of Education Research, vol. 5, no. 4, pp. 4810–4823, Oct. 2024, doi: 10.37985/jer.v5i4.1578.
  15. F. Amani and H. Halmawati, "Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial pada Perhotelan di Kota Padang," Jurnal Eksplorasi Akuntansi, vol. 4, no. 2, pp. 299–310, May 2022, doi: 10.24036/jea.v4i2.528.
  16. I. D. A. D. J. C. Dewi and I. P. D. Yudharta, "Implementasi Kebijakan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Badung," Socio-Political Communication and Policy Review, vol. 1, no. 6, Dec. 2024, doi: 10.61292/shkr.184.
  17. Perani and M. P. Banding, Meningkatkan Kinerja Sekolah Melalui Dana BOS: Analisis Efektivitas, 1st ed., Jawa Barat: Mega Press Nusantara, 2024.
  18. R. Darmawan, "Tata Kelola Pembiayaan Bebas Uang SPP: Studi Likuiditas dan Arus Kas pada PKBM dengan Solusi BOSP," Mutiara: Multidisciplinary Scientific Journal, vol. 2, no. 6, Jun. 2024, doi: 10.57185/mutiara.v2i6.277.
  19. N. Fatonah, "Manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap Mutu Proses Pembelajaran," Jurnal Pendidikan Universitas Garut, vol. 15, no. 2, pp. 474–483, 2021. [Online]. Available: www.journal.uniga.ac.id
  20. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2022.
  21. K. Turambi, N. S. Budiarso, and M. Y. B. Kalalo, "Evaluasi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 76 Manado," Riset Akuntansi dan Portofolio Investasi, vol. 2, no. 2, pp. 180–197, Jul. 2024, doi: 10.58784/rapi.150.
  22. F. Fitriyana, Y. Dwiyono, and U. Haryaka, "Manajemen Penilaian Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di SD Negeri Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur," Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, vol. 8, no. 4, p. 1521, Oct. 2024, doi: 10.35931/am.v8i4.4068.
  23. N. M. D. K. Sari, "Pengembangan Media Komik Digital Berbasis Pendidikan Karakter pada Topik Norma dan Aturan dalam Kehidupan Sehari-Hari untuk Siswa Kelas IV SD," Universitas Pendidikan Ganesha, Denpasar, 2024.