Abstract
Background: Mathematics learning in elementary schools often faces challenges in fostering student interest and understanding due to abstract concepts and lack of contextualization. Specific Background: Traditional classroom methods may limit engagement, leading to passive learning and superficial comprehension. Knowledge Gap: There is limited research exploring the systematic integration of Outdoor Learning as a strategy to enhance mathematical understanding at the elementary level. Aim: This study aims to examine the implementation of Outdoor Learning in mathematics education and its effects on elementary students’ interest and conceptual understanding. Results: The findings reveal that Outdoor Learning significantly enhances students’ learning interest and deepens mathematical understanding by providing active, hands-on, and contextual experiences. Students engage more meaningfully when mathematical concepts are connected to real-life contexts through outdoor activities. Novelty: This study presents an in-depth case study approach in exploring how Outdoor Learning promotes meaningful learning in mathematics, filling a gap in current educational research. Implications: The study suggests that integrating Outdoor Learning in mathematics curricula can serve as an effective alternative to conventional methods, promoting higher engagement and better learning outcomes among elementary students. It underscores the need for curriculum designers and educators to adopt innovative, experiential strategies in early mathematics education.
Highlights:
-
Active Learning: Outdoor Learning promotes hands-on engagement in mathematics.
-
Contextual Approach: Real-world contexts enhance understanding of abstract concepts.
-
Student Motivation: Outdoor Learning increases interest and participation.
Keywords: Outdoor Learning, Mathematics Education, Student Engagement, Merdeka Curriculum
Pendahuluan
Pembelajaran matematika pada siswa Sekolah Dasar (SD) sering menghadapi tantangan berupa rendahnya minat dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Kondisi ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung monoton sehingga membuat siswa merasa bosan dan kurang termotivasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penerapan pembelajaran berbasis Outdoor Learning menjadi alternatif yang menjanjikan karena memberikan pengalaman belajar yang aktif, kontekstual, dan menyenangkan di luar ruang kelas [1]. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan inovasi dalam strategi pembelajaran yang mampu menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan, bermakna, dan kontekstual. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berbasis outdoor learning, yaitu pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Outdoor learning memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung, eksplorasi, dan interaksi dengan objek nyata yang relevan dengan materi pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji implementasi pembelajaran matematika berbasis Outdoor Learning dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa SD. Ruang lingkup penelitian meliputi proses penerapan metode Outdoor Learning, strategi pembelajaran yang digunakan, serta dampaknya terhadap motivasi dan pemahaman konsep matematika siswa [2]. Penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan gambaran empiris tentang efektivitas Outdoor Learning sebagai metode pembelajaran matematika yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini [3]
Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa model pembelajaran Outdoor Learning dapat meningkatkan hasil dan minat belajar matematika siswa. Misalnya, Agustina (2021) menemukan bahwa penerapan Outdoor Learning Mathematics meningkatkan minat belajar dan hasil belajar matematika siswa SMP. Penelitian lain di SD Negeri 59 Parepare juga melaporkan peningkatan proses dan hasil belajar matematika setelah penerapan model Outdoor Learning [4]. Namun, sebagian besar penelitian tersebut masih berfokus pada hasil belajar tanpa mengkaji secara mendalam proses implementasi dan faktor pendukung serta kendala yang muncul selama pembelajaran. Kesenjangan penelitian ini terletak pada kurangnya studi yang mengkaji secara komprehensif bagaimana implementasi Outdoor Learning dapat meningkatkan minat sekaligus pemahaman konsep matematika siswa SD secara holistik [5]. Penelitian ini berupaya mengisi kekosongan tersebut dengan mengeksplorasi secara detail proses pembelajaran, strategi yang diterapkan, serta respon siswa terhadap metode Outdoor Learning dalam konteks pembelajaran matematika di SD [6]. Implementasi pembelajaran matematika berbasis outdoor learning diyakini dapat meningkatkan minat belajar siswa karena menghadirkan suasana yang berbeda dan lebih dinamis dibandingkan pembelajaran konvensional. Selain itu, pendekatan ini juga memungkinkan siswa membangun pemahaman konsep melalui pengalaman konkret, sehingga proses internalisasi materi menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penerapan outdoor learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa sekolah dasar.
Bahwa implementasi pembelajaran matematika berbasis Outdoor Learning secara signifikan dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa SD terhadap materi matematika [7]. Variabel yang diselidiki meliputi metode pembelajaran Outdoor Learning sebagai variabel bebas dan minat serta pemahaman matematika siswa sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang mendalam dan komprehensif. metode pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media belajar, sedangkan “minat belajar” diartikan sebagai dorongan dan ketertarikan siswa untuk aktif mengikuti pembelajaran matematika, dan “pemahaman” adalah kemampuan siswa dalam menguasai konsep dan materi matematika secara mendalam [8]
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif eksploratif untuk menggali peran lingkungan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD secara mendalam. Subjek penelitian terdiri dari siswa kelas 2, guru matematika, dan kepala sekolah yang dipilih secara purposive berdasarkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran [9] Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kondisi fisik, interaksi sosial, dan suasana psikologis di kelas. Analisis data dilakukan secara tematik dengan tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan, serta divalidasi melalui triangulasi dan member checking agar hasilnya akurat dan terpercaya. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SD dengan karakteristik lingkungan kelas yang berbeda untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran matematika berbasis outdoor learning dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan di kelas 2 SD Nurul Ulum Pegiringan Jumlah siswa dalam kelas sebanyak 25 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan pendekatan tindakan kelas, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap awal, pembelajaran dilakukan dengan pendekatan konvensional di dalam kelas. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang antusias dan hanya beberapa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes awal, hanya 60% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan sebagian besar siswa kesulitan memahami konsep luas dan keliling bangun datar [10]
Pada siklus I, pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Siswa diajak keluar kelas untuk melakukan pengukuran langsung terhadap benda nyata seperti lapangan, taman, dan bangku sekolah untuk menghitung panjang, lebar, keliling, dan luas. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa. Sebanyak 13 siswa (52%) menunjukkan minat tinggi terhadap pembelajaran dan 15 siswa (60%) mampu mencapai nilai di atas KKM. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu memahami konsep secara menyeluruh, khususnya dalam penerapan rumus matematika.
Setelah dilakukan refleksi dan perbaikan, siklus II dilaksanakan dengan kegiatan yang lebih terstruktur dan penggunaan alat bantu belajar yang lebih konkret seperti penggaris besar, pita ukur, dan lembar kerja berbasis aktivitas luar ruang. Hasilnya, minat siswa mengalami peningkatan signifikan. Sebanyak 20 siswa (80%) menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti kegiatan, aktif bertanya, dan berdiskusi dalam kelompok. Dari segi pemahaman, 22 siswa (88%) berhasil mencapai nilai di atas KKM. Siswa mampu menjelaskan kembali konsep luas dan keliling serta mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan secara mandiri [11]
Figure 1.Persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Peningkatan persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran matematika berbasis outdoor learning:
1. Siklus I: 62,5% siswa mencapai KKM
2. Siklus II: 87,5% siswa mencapai KKM
Peningkatan ini mencerminkan efektivitas pendekatan outdoor learning dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, sekaligus menunjukkan keterkaitan dengan prinsip Kurikulum Merdeka, seperti pembelajaran kontekstual dan asesmen formatif.
Hasil ini menunjukkan bahwa outdoor learning memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Dengan belajar di luar kelas, siswa dapat langsung mengamati, mengukur, dan menghitung objek nyata, sehingga konsep yang dipelajari menjadi lebih konkret dan mudah dipahami. Hal ini mendukung pendapat Rahmawati (2021) bahwa pembelajaran berbasis lingkungan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami proses belajar secara langsung melalui interaksi dengan dunia nyata [12]
Dari sisi minat belajar, pembelajaran luar ruang memberikan suasana baru yang menyenangkan dan memicu rasa ingin tahu siswa. Siswa yang semula pasif menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Kondisi ini selaras dengan temuan Fitriani et al. (2020) yang menyatakan bahwa aktivitas pembelajaran yang melibatkan gerak fisik dan eksplorasi dapat meningkatkan motivasi dan konsentrasi belajar siswa [13]. Meskipun demikian, penerapan outdoor learning juga memiliki tantangan, seperti kebutuhan perencanaan yang matang, keterbatasan waktu, serta pengawasan siswa di luar kelas. Namun, dengan persiapan yang baik dan dukungan pihak sekolah, kendala tersebut dapat diminimalkan [14].
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, terlihat bahwa penerapan pembelajaran matematika berbasis outdoor learning memberikan dampak positif terhadap peningkatan minat dan pemahaman siswa SD. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas mampu menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, interaktif, dan kontekstual. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika tidak harus selalu dilakukan di dalam kelas dengan pendekatan konvensional, tetapi dapat dikemas secara menarik melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media belajar [15].
Peningkatan minat belajar siswa terlihat dari perubahan perilaku siswa selama proses pembelajaran. Pada awalnya, siswa cenderung pasif, kurang antusias, dan mudah bosan saat menerima materi di dalam kelas. Namun setelah diterapkannya pembelajaran berbasis outdoor learning, sebagian besar siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, aktif dalam bertanya, berdiskusi, serta terlibat secara langsung dalam kegiatan pengukuran dan pengamatan di luar kelas. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran konstruktivistik, yang menyatakan bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami dan membangun sendiri pemahamannya melalui pengalaman langsung [16].
Selain minat, pemahaman konsep matematika juga mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa menjadi lebih mudah memahami konsep luas, keliling, dan pengukuran karena mereka dapat mengamati dan menghitung langsung objek-objek nyata yang ada di sekitar sekolah. Kegiatan seperti mengukur panjang dan lebar lapangan, menghitung luas taman, atau mengidentifikasi bentuk bangun datar dari benda sekitar membantu siswa menghubungkan konsep matematika dengan situasi nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pemahaman yang bersifat kontekstual ini memberikan kesan bahwa matematika bukanlah pelajaran yang abstrak dan sulit, melainkan sesuatu yang dekat dan aplikatif [17].
Peningkatan hasil belajar siswa juga terlihat dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minim [18] al (KKM) dari siklus I ke siklus II. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran outdoor mampu membantu siswa memahami materi secara lebih efektif dibandingkan metode konvensional. Pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik, kerja kelompok, dan eksplorasi lingkungan terbukti dapat meningkatkan daya serap informasi dan kemampuan berpikir logis siswa [19].
Namun demikian, pelaksanaan outdoor learning memerlukan perencanaan yang matang. Guru perlu menyesuaikan materi dengan kondisi lingkungan, menyiapkan alat bantu, serta mengelola waktu dan kelas dengan baik agar kegiatan berlangsung efektif dan tetap kondusif. Tantangan lainnya adalah cuaca dan kondisi fisik lingkungan yang kadang tidak mendukung [20]. Oleh karena itu, dibutuhkan fleksibilitas dan kreativitas guru dalam merancang kegiatan yang adaptif. Secara keseluruhan, pembelajaran matematika berbasis outdoor learning merupakan strategi yang efektif dalam menciptakan proses belajar yang menyenangkan, kontekstual, dan bermakna bagi siswa sekolah dasar. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami materi secara kognitif, tetapi juga terlibat secara afektif dan psikomotorik, sehingga pembelajaran menjadi lebih utuh dan menyeluruh [21].
S impulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran matematika berbasis outdoor learning secara efektif mampu meningkatkan minat dan pemahaman konsep matematika siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruang kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar terbukti mampu menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan interaktif. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan keterlibatan aktif siswa, rasa ingin tahu, serta keinginan mereka untuk belajar matematika.
Selain itu, pengalaman belajar secara langsung di lingkungan nyata memungkinkan siswa untuk memahami konsep matematika, khususnya pada materi pengukuran panjang dan keliling, secara lebih konkret dan mendalam. Siswa tidak hanya mampu menghafal prosedur, tetapi juga dapat menjelaskan proses dan alasan penggunaan konsep berdasarkan pengalaman empiris mereka. Dengan demikian, outdoor learning tidak hanya meningkatkan aspek afektif (minat belajar), tetapi juga aspek kognitif (pemahaman konsep).
Pembelajaran matematika berbasis outdoor learning juga sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis pengalaman, diferensiasi, dan relevansi konteks kehidupan nyata siswa. Oleh karena itu, pendekatan ini direkomendasikan untuk diterapkan oleh guru sebagai strategi inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, penulis menyampaikan apresiasi kepada Kepala Sekolah, guru, dan siswa MI Nurul Ulum Pegiringan yang telah memberikan dukungan dan partisipasi aktif selama proses pengumpulan data. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen pembimbing dan rekan sejawat yang telah memberikan masukan serta arahan dalam penyusunan artikel ini. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan strategi pembelajaran matematika di sekolah dasar dan menjadi inspirasi bagi para pendidik dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
References
- N. B. August, A. Darmansyah, dan A. Muktadir, "Pengaruh Penerapan Metode Outdoor Learning dengan Memanfaatkan Barang Bekas terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik," JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan Dasar, vol. 4, no. 2, pp. 179–189, 2021. [Online]. Tersedia: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/juridikdasunib/article/view/20342
- R. M. Ahmad dan F. Arkiang, "Pengaruh Penggunaan Web Module Fisika Berbasis Kearifan Lokal NTT terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif," Journal of Nusantara Education, vol. 1, no. 1, pp. 33–39, 2021. [Online]. Tersedia: http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2832491&val=25337
- S. Andriani, S. D. Ardianti, dan S. Masfuah, "Efektifitas Model Pembelajaran Outdoor Study Berbantu Media Audiovisual untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa," As-Sabiqun, vol. 5, no. 2, pp. 619–631, 2023. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.36088/assabiqun.v5i2.3171
- S. Anggraini, "Improving the Quality of Basic Mathematics for Children Aged 8–11 Years Through Outdoor Learning Guidance in Empus Village," International Journal of Technology and Educational Learning (INJOTEL), vol. 1, no. 2, pp. 9–15, 2024.
- D. B. Astuti dan M. Budiyanto, "Efektivitas Penerapan Project-Based Learning Berbasis Outdoor Study dengan Bantuan Microsoft Teams untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep," Pensa E-Journal: Science Education, vol. 10, no. 2, pp. 305–312, 2022. [Online]. Tersedia: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/45286
- H. N. Azizah, H. Ulfa, R. Amalia, S. Aisyah, F. Andrian, dan N. Adiwijaya, "Penerapan Outdoor Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar," Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS), vol. 5, no. 1, pp. 350–359, 2025.
- D. D. Sari, D. Kinanti, P. D. Sartika, R. A. Pramesti, dan R. S. Aidah, "Studi Proses Outdoor Learning dalam Pembelajaran Biologi," DIAJAR: Journal of Education and Learning, vol. 2, no. 2, pp. 160–166, 2023. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.54259/diajar.v2i2.1370
- I. Abimanyu, H. Narulita, dan L. L. D. Purwani, "Kajian Proses Outdoor Learning dalam Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar: Studi Literatur," JEMARI (Jurnal Edukasi Madrasah Ibtidaiyah), vol. 6, no. 1, pp. 25–33, 2024. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.30599/jemari.v6i1.3197
- K. Khoirunnisa dan Amidi, "Studi Teoritis: Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Outdoor Learning dengan Model Connected Mathematics Project (CMP) dan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Koneksi Matematis," Prosiding Seminar Nasional Matematika (PRISMA), vol. 5, pp. 559–564, 2022.
- A. F. D. Jazuli, H. N. Fauziah, M. K. Anwar, dan T. Sayekti, "Efektivitas Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Outdoor Learning," Jurnal Tadris IPA Indonesia, vol. 1, no. 3, pp. 305–313, 2021.
- I. N. Mulyaningsih, A. Sujana, dan R. G. Nugraha, "Pengaruh Pendekatan Outdoor Learning terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Bagian Tubuh Tumbuhan," Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, vol. 9, no. 3, pp. 1693–1697, 2024. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.51169/ideguru.v9i3.1102
- Z. Muspita dan L. P. Ningsih, "Meningkatkan Kemampuan Numerasi Siswa melalui Pendekatan Kontekstual Berbasis Permainan Edukatif," Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 2, no. 2, pp. 66–77, 2024.
- A. Novianto, N. Fitriani, A. S. Deniswa, M. H. Izzati, F. Firdaus, N. Ningrum, dan R. C. Dewi, "Analisis Kesulitan Belajar Matematika dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar," Jurnal Ilmiah Pendidikan, vol. 12, no. 2, pp. 946–960, 2024.
- Y. B. Nursanti, B. A. Saputra, G. K. Gibran, U. S. Maret, dan I. Artikel, "Systematic Literature Review: Efektivitas Penerapan Pendekatan Etnomatematika dalam Pembelajaran," Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 12, no. 3, pp. 107–113, 2024.
- K. H. Primayana, W. I. Lasmawan, dan P. B. Adnyana, "Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Lingkungan terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Minat Belajar Outdoor pada Siswa Kelas IV," Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, vol. 9, no. 2, pp. 72–79, 2019.
- S. Rofiana, S. T. Budi, dan A. Satrio, "Tinjauan Modul Digital Terintegrasi Model PjBL dengan Pendekatan Outdoor Learning terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah," Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, vol. 2020, pp. 121–130, 2023.
- A. Rohim dan A. T. Asmana, "Efektivitas Outdoor Learning dengan Pendekatan PMRI pada Materi SPLDV," Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, vol. 5, no. 3, pp. 217–229, 2018. [Online]. Tersedia: http://jurnal.uns.ac.id/jpm
- P. Sari, N. Fadieny, dan S. Safriana, "Studi Literatur: Analisis Kemampuan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran Fisika SMA," Jurnal Pendidikan dan Ilmu Fisika, vol. 4, no. 1, pp. 89–96, 2024. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.52434/jpif.v4i1.3955
- J. M. Sihombing, S. Syahrial, dan U. S. Manurung, "Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Materi Perkalian dan Pembagian di Sekolah Dasar," Jurnal Didaktik Pendidikan Dasar, vol. 7, no. 3, pp. 1003–1016, 2023. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.26811/didaktika.v7i3.1177
- R. Sulistyowati, N. Syafitri, D. Y. Rakhmawati, L. N. Aini, S. Izzahtus, S. Brilianita, dan S. Andhini, "Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Kegiatan Outdoor Learning Batik Jumputan," ABIMANYU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, vol. 4, no. 2, pp. 1–12, 2023.
- P. Utami dan Amidi, "Tinjauan Teoritis: Pengembangan Bahan Ajar Matematika Bertema STEAM Berbasis Outdoor Learning dengan Model PBL untuk Meningkatkan Koneksi Matematis," Prosiding Seminar Nasional Matematika (PRISMA), vol. 5, pp. 551–558, 202