Education
DOI: 10.21070/acopen.10.2025.10264

Fostering Patriotism Through National Songs in Elementary Education


Menumbuhkan Patriotisme Melalui Lagu Nasional di Pendidikan Dasar

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0001-8930-4163

(*) Corresponding Author

Character Education Patriotism Merdeka Curriculum National Songs Elementary Students

Abstract

Background: Character education is crucial for developing patriotism in students, particularly within Indonesia's Merdeka Curriculum. Gap: The effectiveness of using national songs to foster love for the motherland remains underexplored. Aim: This study examines the role of national songs in promoting patriotism among Grade 5 students at SDN Wunut II Porong. Results: Regular singing of national songs, coupled with understanding their lyrics, enhanced students' nationalist behaviors, though some struggled with unfamiliarity and inconsistent practices. Novelty: It highlights the practical use of daily singing routines in character education. Implications: Structured activities like this can strengthen national identity in schools implementing similar curricula.

Highlights:

  • Singing national songs fosters patriotism by integrating daily routines with character education.
  • Understanding song lyrics enhances students’ appreciation of national identity and values.
  • Regular practice promotes consistent nationalist behaviors despite initial challenges.

Keywords: Character Education, Patriotism, Merdeka Curriculum, National Songs, Elementary Students

Pendahuluan

Generasi muda merupakan harapan bangsa dan dapat disebut sebagai “Tujuan bangsa” karena mereka akan menjadi generasi emas yang akan mewarisi cita cita perjuangan kemerdekaan dan meneruskan pembangunan bangsa Indonesia nasib masa depan bangsa Indonesia terletak di tangan generasi muda yang berkarakter kuat, bermoral dan mempunyai semangat juang yang tinggi

Banyak sekali pembahasan dalam dunia pendidikan mengenai pendidikan karakter. Faktanya di era globalisasi, karakter siswa mengalami kemerosotan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan munculnya pendidikan karakter di masyarakat akibat era digital. Era globalisasi merupakan era yang memberikan peluang dan peluang yang luar biasa bagi semua orang yang mau dan mampu memanfaatkanya dengan baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kemaslahatan seluruh umat manusia. Namun era globalisasi memberikan dampak buruk bagi mereka yang tidak mampu mengembangkan berbagai sifat akhlak mulia sehingga sering menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti merosotnya akhlak dikalangan remaja. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan peserta didik untuk tumbuh, berkembang dan beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya dalam kehidupan.

Kementerian pendidikan mengatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah lingkungan belajar dan lingkungan yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya seperti kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, individualitas dan kekuatan spiritual. Menjadi usaha sadar dan sengaja untuk menciptakan suatu proses pembelajaran kecerdasan,akhlak mulia, dan keterampilan mereka dibutuhkan oleh diri sendiri, masyarakat, Negara dan bangsa. Untuk itu pemerintah memberikan penekanan pada pendidikan lainya tidak diperhitungkan namun sampai batas tertentu berbeda [1].

Pendidikan menjadi kegiatan yang sangat menarik jika siswa ingin melakukan kegiatan belajar secara terus menerus. Saat ini , pendidikan karakter semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia , khususnya di berbagai lingkungan akademis . Sikap dan perilaku masyarakat Indonesia sekarang berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang dijunjung dan dibentuk dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Nilai-nilai privat seperti keadilan , kasih sayang, solidaritas, dan lambat laun telah terkikis oleh budaya Barat yang lebih hedonistik, materialistis, dan religius . Individualisme adalah ketika nilai karakter tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, nilai tersebut tidak dianggap penting [2]. Pembangunan karakter adalah jalan kemajuan dalam masyarakat kita. Situasi sosial saat ini menjadi alasan utama lembaga kita segera melaksanakan characterbuilding [3]. Untuk meminimalkan aspek negatif , Anda juga perlu mengembangkan kepribadian Anda sehingga Anda dapat menjauhi hal-hal negatif. Kemendikbud memiliki 18 nilai karakter yaitu agama, kejujuran, disiplin, toleransi, kesabaran, inovasi, kemandirian, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, syukur atas prestasi, persahabatan/komunikasi. Mendefinisikan cinta damai. Suka membaca, perlindungan lingkungan, masalah sosial, tanggung jawab. Nilai-nilai karakter tersebut harus diintegrasikan pada semua jenjang dan bidang pendidikan [4].

Semua sikap, perilaku, motif, dan kemampuan disebut kepribadian, dan kepribadian seseorang dibentuk oleh kebiasaannya, perilakunya dalam lingkungannya, dan apa yang dia katakan kepada orang lain.Ini akan diberikan kepada orang yang tepat [5]. Karakter berasal dari kata Yunani yang berarti "tanda", dan diarahkan pada cara kebaikan dapat diterapkan dalam bentuk tindakan atau meningkatkan tindakan. Kita dapat mengatakan bahwa orang yang tamak dan menipu adalah orang yang jahat; sebaliknya, seseorang yang bertindak sesuai dengan prinsip moral dianggap memiliki akhlak yang mulia [6]. Budaya seperti ini tidak hanya berdampak pada masyarakat kurang terdidik, namun juga berdampak pada masyarakat terpelajar seperti pelajar, bahkan para pelajar hingga elit negara. Kurangnya rasa cinta tanah air dapat disebabkan oleh keanekaragaman macam faktor, di antaranya tidak ditumbuhkan rasa cinta kepada tanah air sejak awal dan tingginya rasa bangga terhadap budaya daerah lain, salah satu penyebab remaja tidak mencintai negaranya adalah karena mereka tidak diajarkan untuk mencintai negaranya, remaja sendiri belum mengetahui arti nasionalisme, namun sebaagai generasi penerus bangsa mempunyai kewajiban untuk memahami negaranya sendiri terlebih dahulu

Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan rasa kesetiaan yang tinggi terhadap bangsa dan Negara. Indikator cinta tanah air yakni:

1) Mengagumi keunggulangeografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.

2) Menyenangi keberagaman budaya dan seni di Indonesia.

3) Mengagumi keberagaman hasil pertanian, perikanan, flora dan fauna Indonesia.

4) Mengagumi kekeyaan hutan di Indonesia.

5) Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Beberapa indikator keberhasilan karakter cinta tanah air yang hampir sama yakni sebagai berikut:

1) Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

2) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3) Memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden serta simbol-simbil Negara lainnya.

4) Bangga dengan karya bangsa.

5) Melestarikan seni dan budaya bangsa.

Indikator cinta tanah air dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membantu peneliti dalam mengukur perubahan perilaku yang menunjukkan bagaimana anak tersebut dapat dikatan mencintai tanah airnya.[1]

Rasa cinta tanah air ialah untuk menjaga kelangsungan hidup negara. Rasa bangga terhadap budaya, bahasa, tradisi, dan adat istiadat serta selalu menjaga dan melestarikannya disebut cinta tanah air. Pendidikan patriotik harus ditanamkan tidak hanya pada landasan teoritis tetapi juga pada landasan praktis. Pembelajaran karakter di sekolah tidak hanya didasarkan pada pengetahuan teoritis saja. Namun, setelah masing-masing departemen diajarkan di rumah, nilai-nilai moral, etika, dan budi pekerti yang baik juga harus ditanamkan dan segera dipraktikkan.

Melalui pendidikan karakter kita dapat mengajar anak-anak negara untuk bertindak bijaksana setiap hari agar dapat berintegrasi ke dalam sosial dan memberi manfaat bagi lingkungan. Pendidikan karakter dapat berupaya untuk mengenalkan, mengembangkan dan memahami nilai karakter agar generasi berikutnya berkarakter dan berguna bagi orang lain. Selain itu, melalui pendidikan karakter dilakukan upaya untuk membantu siswa memahami perilaku manusia dalam hubungannya dengan penciptanya, masyarakatnya, negaranya, dan dirinya sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, pengajaran tetap dilakukan di sekolah dan merupakan bagian dari upaya pembentukan kepribadian siswa secara positif. Oleh karena itu, diperlukan beberapa perbaikan untuk menanamkan pendidikan karakter di setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa.

Kurikulum merdeka sebagai upaya terbaru dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air (Tribunnews, 2023). Dalam konteks ini, pembelajaran pancasila menjadi salah satu elemen utama dalam mencapai tujuan tersebut. Penyelidikan terhadap efektivitas pembelajaran pancasila dalam kurikulum merdeka menjadi penting, karena menyangkut pembentukan karakter dan identitas nasional generasi muda Indonesia.

Generasi muda sudah sangat kurang akan rasa cinta terhadap negara dan nasionalismenya, sebab prinsip pancasila hanyalah teori, dan sebagian besar masyarakat Indonesia hanya tahu tentangnya, tetapi tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Referensi didapatkan dari sebuah teori atau berbagai temuan penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan untuk mendukung ini. Hasil penelitian sebelumnya yang temanya mirip dengan hasil penelitian diantaranya : Ami Dwi Lestari Dkk, membuat artikel ilmiah dengan judul "Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Lagu Nasional Di SDN Rejoso 02 Semarang" penelitian bertujuan untuk mengerti bagaimana lagu nasional mendidik karakter di SDN Rejoso 02 Semarang [7] . Nur Tri Atika Dkk, menulis artikel dalam jurnal ilmiah bernama "Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Membentuk Karakter Cinta Tanah Air" analisis ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana menggunakan kegiatan penguatan pendidikan karakter di SDN Pandean Lamper 04 Semarang untuk menerapkan karakter cinta tanah air. Mengingat kasus yang terjadi diatas maka penting dalam memberikan pengertian oleh karena itu tema, pendidikan karakter dimaksudkan untuk menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda saat ini “Penerapan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Lagu-Lagu Nasional pada Siswa SD Kelas 5 di SDN Wunut II Porong”. Berdasarkan observasi peneliti SD Negeri Wunut II sendiri penerapan karakter rasa cinta tanah air sudah dilakukan dengan cara menyanyikan lagu nasional disaat sebelum pembelajaran dimulai dan setelah pembelajaran dimulai. Terutama di kelas atas sudah diterapkan penumbuhan rasa cinta tanah air.

Metode

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif ini adalah salah satu dari jenis penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki kejadian, fenomena kehidupan individu-individu dan meminta seorang atau sekelompok individu untuk menceritakan kehidupan mereka. Informasi ini kemudian diceritakan kembali oleh peneliti dalam kronologi deskriptif [8]. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter cinta tanah air melalui lagu-lagu nasional siswa kelas lima di SDN Wunut II Porong. Penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran pada SDN Wunut II Porong berkaitan dengan pembiasaan siswa mendengarkan serta menyanyikan lagu nasional untuk keseharian di sekolah.

Subjek penelitian ini merupakan kepala sekolah, guru kelas 5, dan siswa kelas 5 SDN Wunut II Porong. Tempat penelitian ini dilakukan yakni di SDN Wunut II Porong. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan secara langsung menggunakan lembar observasi dengan mendatangi lokasi penelitian misalnya mengetahui kondisi lingkungan sekolah, suasana saat melakukan kegiatan belajar mengajar, dan pembiasaan yang dilakukan sebelum memulai pembelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada kepala sekolah, guru kelas 5 dan siswa kelas 5 melalui lembar wawancara. Dokumentasi yang peneliti gunakan yakni berupa data jumlah siswa kelas 5, foto saat kegiatan menyanyikan lagu nasional sebelum memulai pembelajaran dan foto kegiatan belajar mengajar.

Alasan dipilihnya SDN Wunut II Porong sebagai objek penelitian dikarenakan perkembangan zaman semakin pesat menjadikan karakter siswa sekarang mulai menurun, apalagi dengan lagu-lagu nasional masih banyak yang kurang memahami apa itu lagu nasional. Dengan permasalahan demikian SDN Wunut II adalah salah satu sekolah yang memiliki profil pendidikan karakter rasa cinta tanah air pada kurikulum merdeka kelas 5. Selain itu, nilai-nilai pendidikan karakter juga sudah tertuang dalam visi misi sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter sebagai upaya untuk mewujudkan rasa cinta tanah air pada kurikulum merdeka.

Untuk menganalisis data yang diperoleh peneliti menggunakan tiga tahapan yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Jika data tersebut sudah dianalisis maka untuk memastikan keabsahan data peneliti menggunakan pengecekan keabsahan data. Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh [9]. Penelitian ini difokuskan pada teknik triangulasi dalam proses pemeriksaan data pada penelitian dengan judul penerapan karakter rasa cinta tanah air melalui lagu-lagu nasional pada siswa kelas 5 di SDN Wunut II Porong yakni melalui teknik triangulasi metode, sumber data dan teori.

Hasil dan Pembahasan

Menurut penelitian yang sudah dilakukan diatas, tujuannya adalah untuk menentukan kegiatan siswa dalam mempraktikkan semangat nasionalisme melalui lagu kebangsaan di kelas 5 ‎SDN Wunut II dihasilkan dari tiap subjek yang ada.‎ Maka dari itu peneliti membuat tabel indikator permasalahan dan tabel wawancara siswa dan guru. Berikut tabel indikator dan sub indikator permasalahan.

No. Indikator Sub Indikator
1. Pembiasaan menyanyikan lagu kebangsaan atau nasional 1. Penerapan
2. Persiapan
3. Assessment
2. Hambatan dalam penerapan karakter cinta tanah air melalui lagu nasional atau kebangsaan 1. Disaat guru menyanyikan lagu nasional yang mana ada beberapa siswa yang masih belum hafal lagu kebangsaan atau nasional.
2. Sebagian besar peserta didik tidak menghafal lagu nasional yang sedang dinyanyikan sehingga memerlukan bantuan teks lirik lagu.
3. Solusi mengatasi hambatan 1. Menyiapkan Teks atau lirik lagu nasional atau kebangsaan
2. Menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kemampuan menyanyikan lagu kebangsaan siswa 1. Menyanyikan lirik lagu dengan intonasi yang benar
2. Menyanyikan lagu dengan kompak
3. Menyanyikan lagu kebangsaan dengan percaya diri
4. Menghafal minimal 10 lagu
Table 1.Indikator dan Sub Indikator Cinta Tanah Air

Menurut tabel di atas diketahui bahwa indikator membawakan lagu kebangsaan saat belum dimulai maupun sesudah pembelajaran menunjukkan bahwa saat pelaksanaan pendidikan karakter dilihat dengan persaaan cinta tanah air sesuai dengan ukuran yang sudah ada , berikut tutur kepala sekolah:

Yang melatarbelakangi terkait pendidikan karakter ini dilihat berdasarkan adanya kebutuhan dan kemampuan. Di dalam karakter itu kan banyak item akan tetapi di dalam item kita memilih berdasarkan kebutuhan dan kemampuan. kebutuhan itu untuk siswanya dan kemampuan itu untuk gurunya. Jadi kalau kita menerapkan pendidikan karakter di sini itu dengan cara melihat bagaimana kemampuan guru. Sehingga kalau guru memang mampu kita terapkan karakter rasa cinta tanah air."‎ (Wawancara, Jumat 05 Januari 2024)‎

Beliau menambahkan bahwa:‎

Jadi sebenarnya yang melatarbelakangi adanya penerapan pendidikan karakter rasa cinta tanah air melalui lagu-lagu nasional yaitu kemampuan dan keinginan. Kita ingin menerapkan ke siswa tersebut agar berbeda dengan sekolah lain. Itu juga bukan sebatas "kita menerapkan tapi kita tidak dapat melihat kemampuan yang di dalam". Tapi kita melihat bagaimana kemampuan itu. Kita melihat kemampuan di dalam terlebih dahulu kalau memang guru-guru dari kami siap untuk melaksanakan dan mempunyai background di situ maka kami akan melaksanakannya. Dan yang jelas tujuannya yaitu ingin menjadikan anak didik untuk mengenang jasa para pahlawan dan kita juga bisa menerapkannya dengan baik dan di senangi siswa siswi di sini, tetapi ada beberapa yang masih kurang paham maka kita harus lebih giat lagi menerapkannya dengan baik.”‎ (Wawancara, Jumat 05 Januari 2024)‎

Dengan kata lain, apa yang dijelaskan kepala sekolah diatas adalah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, perlu dipelajari terlebih dahulu kualitas-kualitas seorang guru sebelum meberikan pendidikan karakter. Dengan melihat apakah guru bersedia melakukannya, sebagai berikut dikatakan oleh guru wali kelas 5:

Menurut pernyataan diatas diketahui bahwa pengajar di kelas mengarahkan semua untuk menyanyikan lagu-lagu nasional sehingga mereka dapat menerapkan pendidikan karakter yang kuat.

Berdasarkan hasil analisis ‎temuan penelitian mengenai siswa SD kelas 5 di SDN Wunut II Porong menerapkan karakter cinta tanah air melalui lagu lagu nasional sebagai contoh berikut‎:

1. Pembiasaan menyanyikan lagu kebangsaan atau nasional

Berdasarkan hasil analisis ‎temuan penelitian mengenai siswa SD kelas 5 di SDN Wunut II Porong menerapkan karakter cinta tanah air melalui lagu lagu nasional sebagai contoh berikut‎:

a. Untuk memberikan semangat nasional siswa SDN Wunut II dengan memberikan pengetahuan untuk penerapan setiap hari. Tujuan identifikasi nilai penerapan Karakter adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa memahami dan memanfaatkan berbagai nilai pendidikan karakter untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kegiatan sekolah mulai mempromosikan patriotisme.

b. Lagu kebangsaan sering dinyanyikan di sekolah memulai pembelajaran untuk memperkuat rasa cinta tanah air melalui lagu kebangsaan. Lagu umumnya menjadi sumber favorit masyarakat, mulai dari anak kecil sampai dewasa untuk lagu itu sendiri harus membentuk karakter dan ciri khas bangsa dan semua orang di masyarakat, kata psikolog lagu untuk kebangsaan dan nasionalisme diyakini dapat mempengaruhi individu dan membimbingnya menuju tujuan khusus. Tujuan dari lagu ini adalah untuk mengobarkan semangat serta menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air dan menumbuhkembangkan karakter prestasi belajar dan juga lagu kebangsaan merupakan lagu yang dibuat oleh para penulis lagu untuk menghargai perjuangan heroik. Di SDN Wunut II Porong setiap hari sebelum bunyi bel, guru memperdengarkan lagu kebangsaan yang dinyanyikan sekolah agar dapat didengar oleh seluruh siswa disekolah dengan bertujuan untuk merangsang keinginan belajar siswa dan memudahkan dalam menghafal lagu kebangsaan selain itu lagu kebangsaan juga dinyanyikan dihalaman sekolah setiap kegiatan upacara.

2. Hambatan dalam penerapan karakter cinta tanah air melalui lagu nasional atau kebangsaan

Menurut temuan peneliti di bidang ini, sulitnya siswa kelas 5 SDN Wunut II dalam membiasakan sifat cinta tanah air melalui menyanyikan lagu nasional tidak terlihat di seluruh aktivitas di sekolah lalu lagu nasional tidak dipraktikan ketika kelas akan di mulai serta dalam upacara yang diadakan secara rutin pada hari senin, serta hari libur nasional lainnya.

Pendidikan karakter khususnya di sekolah dasar sangatlah penting, sebab pembelajaran nilai pembentukan karakter disekolah dasar memberikan landasan karakter yang baik kepada siswa. Orang yang ramah adalah orang yang mampu mengambil keputusan dan mau menerima tanggung jawab atas akibat dari keputusan yang sudah diambil demikian dapat ditegaskan bahwa seketika siswa mencapai jenjang selanjutnya, karakter yang baik akan memberikan mereka kesempatan mengahadapi realita sesungguhnya.

Kebiasaaan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum masuk sekolah dan menanamkan karakter pada siswa tersebut. Belajar menyanyikan lagu kebangsaan pada siswa SDN Wunut II Porong , pembiasaan adalah proses yang hampir otomatis dan permanen yang membentuk sikap dan perilaku melalui proses pembelajaran interaktif yang berulang dan juga biasa untuk menyanyikan lagu nasional di awal suatu kegiatan pembelajaran adalah serangkaian tindakan yang akan dipraktikkan.

3. Solusi mengatasi hambatan

Menurut penemuan peneliti dibidang tersebut menyanyikan lagu nasional juga adalah upaya untuk memajukan pendidikan patriotisme di SDN Wunut II Porong. Lagu kebangsaan dapat didengarkan di luar dan di dalam kelas, untuk diluar kelas biasanya diterapkan pada upacara pagi hari serta lagu nasional dinyanyikan sebelum kelas dimulai. Kesadaran cinta tanah air juga mencakup cara bertindak dan memahami yang mendefinisikan patriotisme, budaya, perhatian dan kesetiaan.

Siswa paham makna dari lagu kebangsaan yang dinyanyikannya dan juga dapat dilihat jika siswa bernyanyi keras. Artinya siswa menghafal lirik lagu nasional dan memahaminya. dan mereka mulai mengekspresikan rasa cinta tanah airnya di dalam dan di luar sekolah. Pemberian nama lagu kebiasaaan yang berbeda-beda dapat menambahkan kebanggaan tersendiri pada negara dan bangsa karena menunjukan bahwa memiliki beragam budaya, sejarah, dan salah satu cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air dalam diskusi sekolah adalah dengan menyanyikan lagu kebangsaan yang dibuat dan dinyanyikan oleh masyarakat sendiri. juga sudah menjadi rutinitas sehari-hari menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pembelajaran. Berbagai macam lagu dinyanyikan setiap harinya mulai dari Indonesia raya, Syukur, Cipta sunyi, Sabang sampai Merauke, Garuda Pancasila, Hari Kemerdekaan, Ibu kartini, Hymne guru dan masih banyak lagi.

Siswa harus mengetahui lagu kebangsaan Indonesia dengan latihan menyanyikan lagu kebangsaan hal itu juga dapat membimbing siswa untuk menghitung nilai pembentukan karakter dan menunjukan tindakan sehari-hsri yang menunjukan rasa cinta tanah air. Dengan dilarangnya diskusi tentang cinta tanah air, siswa dipaksa untuk melakukan refleksi terhadap Tindakan yang menunjukan rasa cinta tanah air yang dibicarakan . Rajin belajar, menaati etika, saling bekerjasama, dan mentaati aturan institusi pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan pendidikan nasionalisme (1) Mengembangkan dasar moralitas dan karakter;(2) Memperkuat dan mengembangkan sikap multicultural bangsa;(3) Memperkuat peradaban nasional yang berdaya saing dalam pendidikan.

4. Kemampuan menyanyikan lagu kebangsaan siswa

Bisa dibilang kemampuan menyanyinya sangat bagus. Peneliti memilih lagu nasional untuk membentuk karakter siswa karena kurangnya pemahaman tentang lagu nasional saat ini. Kemampuan siswa untuk menyanyikan lagu nasional menunjukkan rasa cinta atau apresiasi terhadap tanah air. Menurut KBBI, lagu terdiri dari banyak bunyi dan nada yang berirama.

Artinya kebangsaan berasal dari masyarakat itu sendiri. Ini dapat dipahami sebagai melodi atau ritme tertentu yang bersifat nasional dan milik negara itu sendiri. Lirik lagu kebangsaan mencerminkan patriotisme dan nasionalisme baik sebelum maupun sesudah perang kemerdekaan. Selanjutnya, patriotisme adalah cara berpikir dan berperilaku yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan rasa hormat terhadap budaya.

Pembentukan kepribadian seseorang atau siswa sangat dipengaruhi oleh karakter pendidikan. Pendidikan karakter harus dimulai sejak masa kanak-kanak, atau masa emas yang oleh para psikolog disebut sebagai masa emas karena masa ini terbukti sangat menentukan perkembangan potensi seorang anak. Pembentukan karakter struktural dapat dimulai di keluarga sebagai lingkungan pendidikan nonformal, di sekolah dan perguruan tinggi sebagai lingkungan pendidikan formal, dan akhirnya di masyarakat sebagai lingkungan pendidikan informal [10] .

Oleh karena itu, pendidikan menjadi menarik ketika siswa tertarik dengan proses pembelajaran. Pendidikan karakter semakin popular di kalangan masyarakat Indonesia terutama di kalangan akademisi. Sikap masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai luhur yang tercermin dalam perilaku sehari-hari semakin diperbincangkan.

Guru harus memiliki kemampuan untuk menggali potensi dan menanamkan rasa bangga agar siswa dapat mencintai negaranya sendiri. Cinta tanah air adalah sikap mental yang dilandasi cinta, rela berkorban, dan siap membela tanah air, bangsa, dan negara. Mereka berhasil mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa karena semangat dan cinta yang kuat terhadap negara dan bangsa, seperti yang dilakukan oleh para penjajah. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam mengajarkan patriotisme melalui pembelajaran di sekolah [11]. Pendidikan karakter dimaksudkan untuk membentuk budaya sekolah atau madrasah pada tingkat satuan pengajaran. Simbol-simbol yang digunakan oleh siswa dan komunitas sekitar merupakan bagian dari budaya ini. Nilai-nilai ini juga membentuk perilaku, tradisi, dan kebiasaan sehari-hari. Budaya sekolah atau madrasah adalah identitas, atribut, atau reputasi sekolah di mata masyarakat [12].

Lagu kebangsaan adalah lagu yang mewakili kehidupan bangsa Indonesia dan memperkuat semangat perjuangan mereka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lagu adalah kumpulan bunyi berirama, sedangkan kebangsaan adalah kewarganegaraan yang berasal dari orang itu sendiri. Lirik lagu kebangsaan mencerminkan patriotisme, nasionalisme, dan semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan [13]. Membangun karakter suatu negara membutuhkan waktu dan harus terus menerus. Kepribadian unik Indonesia baru-baru ini muncul sebagai hasil dari proses yang panjang daripada secara instan. Selama bertahun-tahun, media cetak dan elektronik telah menggambarkan kekerasan, kekejaman, dan ketidakjujuran anak di tanah air [14].

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, keimpulannya akan dapat di berlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betul betul reprsentatif (mewakili).

Teknik Sampling

1. Probility Sampling

Stratified random sampling merupakan teknik pengambilan sampling dengan cara menetapkan kelompok dari tingkatan tertentu. Sama halnya dengan menyanyikan lagu nasional peneliti mengambil beberapa siswa yang mana siswa tersebut di beri pertanyaan dan di beri masukan oleh peneliti tersebut, sehingga peserta didik mampu menyannyikan lagu nasional dengan baik dan bagus. Maka dari itu peneliti memilih Stratified Random Sampling.

2. Non Probility Sampling

Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampling yang dipakai dengan cara wawancara secara korespondensi. Peneliti akan meminta informasi kepada sampel sampai terpenuhi kebutuhan penelitiannya. Biasanya teknik ini dipakai untuk penelitian yang memiliki sifat sensitif dan memerlukan privasi dari respondennya.

Di Indonesia, Kurikulum Merdeka merupakan respons adaptif terhadap perubahan dinamika pendidikan yang berkembang pesat [15]. Kurikulum ini dirancang dengan tujuan utama untuk mengakomodasi berbagai aspek pembelajaran, termasuk penilaian perkembangan dan pendidikan karakter. Pendekatan yang diambil oleh Kurikulum Merdeka bersifat lebih luas dan kontekstual, dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang beragam dan relevan bagi siswa. Kurikulum ini berupaya mengembangkan kompetensi siswa tidak hanya dalam hal pengetahuan akademis, tetapi juga dalam membentuk karakter yang kuat dan sikap positif.

Meskipun Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan yang inovatif, pelaksanaannya tidak terlepas dari tantangan. Integrasi yang efektif dari pendekatan ini dalam proses pembelajaran dan penilaian masih memerlukan solusi yang matang. Meskipun upaya untuk mengembangkan kurikulum baru dilakukan, implementasi yang sukses dan kesesuaian dengan kebutuhan pembelajaran seringkali menjadi permasalahan krusial. Bagaimana penilaian perkembangan siswa dapat terintegrasi secara sinergis dalam konteks Kurikulum Merdeka serta bagaimana pendidikan karakter dapat diwujudkan dalam berbagai aspek pembelajaran dan penilaian, merupakan pertanyaan yang memerlukan analisis mendalam.

Simpulan

Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk subjek pertama mempunyai rasa cinta tanah air yang luar biasa. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa subjek tersebut mampu menyebutkan beberapa lagu nasional, menyanyikannya dan menyebutkan siapa pencipta lagu tersebut.

2. Untuk subjek kedua mempunyai karakter rasa cinta air yang cukup baik karena mampu menyanyikan dan menyebutkan beberapa lagu nasional serta pencipta lagu tersebut. Untuk subjek ketiga mempunyai karakter rasa cinta tanah air yang kurang karena belum bisa menyanyikan lagu nasional dan tidak tertarik dengan lagu-lagu nasional tersebut.

Untuk itu, penerapan karakter rasa cinta tanah air dalam lagu-lagu nasional sangat penting untuk perkembangan siswa di sekolah dasar. Hal ini dilakukan untuk memberi tahu mereka betapa pentingnya mengetahui lagu kebangsaan kita yang saat ini jarang dinyanyikan oleh generasi muda.

Ucapan Terima Kasih

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya karena diberikan kelancaran dalam melakukan penelitian dan peneliti mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat telah memberikan izin untuk melakukan penelitian tersebut di SDN Wunut II Porong yakni bapak kepala sekolah, bapak/ibu guru kelas 5 dan siswa siswi kelas 5. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini. Dan tak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman teman yang membantu dan mendukung peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

References

  1. Kementerian Pendidikan Nasional, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2010.
  2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  3. K. Della and F. U. Najicha, "Eksistensi Lagu Nasional di Era Globalisasi sebagai Pembentuk Nasionalisme Siswa SDN 1 Kendal," Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan, vol. 5, no. 2, pp. 57-64, 2022.
  4. B. Nasti, A. R. Putri, Desyandari, and F. Mayar, "Peran Guru dalam Pembiasaan Menyanyikan Lagu Nasional untuk Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air pada Siswa SD," Jurnal Cerdas Proklamator, vol. 10, no. 2, pp. 136-143, 2022.
  5. N. T. Atika, H. Wakhuyudin, and H. Fajriah, "Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Membentuk Karakter Cinta Tanah Air," Jurnal Mimbar Ilmu, vol. 24, no. 1, pp. 105-113, 2019.
  6. S. A. Lestari, "Peningkatan Karakter Nasionalisme Anak Bangsa Melalui Lagu Nasional di Sekolah Perbatasan," Jurnal Pendidikan Dewantara: Media Komunikasi, Kreasi dan Inovasi Ilmiah Pendidikan, vol. 9, no. 1, pp. 24-29, 2023.
  7. A. Hadi, "Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Lembaga Formal," Jurnal Inspirasi, vol. 3, no. 1, pp. 1-31, 2019.
  8. M. Rusli, "Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/Deskriptif dan Studi Kasus," Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, vol. 2, no. 1, pp. 48-60, 2021.
  9. J. W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Methods. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
  10. Suprayitno and W. Wahyudi, Pendidikan Karakter di Era Milenial. 2020.
  11. N. Darsinah and Ernawati, "Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa SD," Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, vol. 10, no. 2, pp. 355-365, 2023, doi: 10.38048/jipcb.v10i2.1271.
  12. N. N. Simamora, W. A. Putri, M. Iqbal, A. Ramadhanti, and E. F. S. Rini, "Description of Student Discipline Attitudes at SMP Negeri 16 Jambi City," Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 8, no. 2, pp. 76-84, 2020.
  13. N. T. Atika, "Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter Membentuk Karakter Cinta Tanah Air," Jurnal Mimbar Ilmu, vol. 24, no. 1, pp. 105-122, 2019.
  14. A. Khansa, "Analisis Pembentukan Karakter Siswa di SDN Tangerang 1," B.A. thesis, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Tangerang, Indonesia, 2020.
  15. P. M. Thana and S. Hanipah, "Kurikulum Merdeka: Transformasi Pendidikan SD untuk Menghadapi Tantangan Abad ke-21," in Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, vol. 4, pp. 281-288, 2023.