Abstract
The purpose of this study was to find out how an understanding of sports activities affects the overall development of young children, with a focus on motor development, cognitive, social and emotional well-being. The research was conducted through a mixed approach by conducting qualitative interviews, direct observations, and quantitative surveys with children, parents, and teachers. The results showed that children's motor development, cognitive progress, social skills and emotional well-being were positively correlated with children's sports understanding. This study has practical consequences, including the suggestion that sports activities should be incorporated into early childhood education to enhance their overall growth. This study provides the basis for a more comprehensive approach to education, providing a better understanding of the role of sport in optimizing children's development in the early stages of their development.
Highlights:
-
Holistic Influence: Examining sports understanding's broad impact on early childhood development, encompassing motor skills, cognition, and socio-emotional well-being.
-
Robust Analysis: Employing qualitative interviews, direct observations, and quantitative surveys with children, parents, and teachers to provide a multifaceted understanding of the relationship.
-
Educational Integration: Positive correlations between sports comprehension and motor development, cognitive progress, social skills, and emotional well-being underscore the need for incorporating sports activities into early childhood education.
Keywords: Early Childhood, Sports Understanding, Holistic Development, Motor Skills, Cognitive Progress
Pendahuluan
Periode perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang sangat penting bagi anak usia dini. Pengalaman dan stimulasi yang diterima memiliki efek yang signifikan karena otak anak sedang berkembang pesat saat ini [1]. Untuk memastikan pertumbuhan dan pembentukan karakter yang optimal, pemahaman mendalam tentang hubungan antara olahraga dan perkembangan anak pada usia dini sangat penting [2].
Olahraga memainkan peran krusial dalam perkembangan motorik anak usia dini [3]. Pada tahap ini, anak sedang aktif mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya melalui aktivitas bermainnya. Melalui kegiatan olahraga, seperti berlari, melompat, dan melempar, anak dapat meningkatkan keterampilan motorik kasarnya [4]. Selain itu, olahraga juga membantu meningkatkan koordinasi mata dan tangan serta daya konsentrasi, memberikan landasan penting untuk perkembangan motorik halus yang diperlukan untuk keterampilan sehari-hari [5].
Olahraga tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga memberikan pengaruh positif pada perkembangan kognitif anak usia dini [6]. Melalui partisipasi dalam kegiatan olahraga, anak-anak belajar mengenali pola, mengembangkan pemahaman spasial, dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah [7]. Latihan dan permainan olahraga memberikan pengalaman sensorik yang kaya, merangsang perkembangan otak dan membantu membentuk dasar kemampuan kognitif yang lebih kompleks di masa mendatang.
Olahraga juga berperan sebagai sarana penting dalam pembentukan karakter dan keterampilan sosial anak usia dini [8]. Melalui interaksi dengan teman sebaya dan aturan-aturan permainan, anak-anak belajar mengenai kerjasama, komunikasi, dan keadilan. Keterlibatan dalam tim olahraga memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, kepemimpinan, serta mengatasi tantangan bersama-sama [9]. Semua ini memberikan landasan penting untuk pembentukan karakter yang positif dan keterampilan sosial yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Aktivitas fisik yang terlibat dalam olahraga tidak hanya baik untuk tubuh tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan emosional anak usia dini [10]. Olahraga dapat menjadi saluran untuk melepaskan energi dan stres, membantu mengelola emosi, serta meningkatkan mood [11]. Melalui prestasi dan partisipasi dalam kegiatan olahraga, anak-anak dapat membangun rasa percaya diri dan rasa harga diri yang positif, membentuk dasar yang kokoh untuk kesehatan mental mereka [12].
Keterlibatan aktif orang tua dan pendidik sangat penting dalam mendukung anak usia dini dalam kegiatan olahraga [13]. Mereka dapat memberikan dorongan positif, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan membimbing anak-anak dalam memahami nilai-nilai fair play dan sportivitas. Dengan demikian, melibatkan anak dalam olahraga tidak hanya memberikan manfaat fisik dan kognitif, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan holistik mereka dalam aspek fisik, mental, dan social [14].
a. State of the art
Beberapa penelitian sebelumnya telah mengamati hubungan antara keterlibatan dalam kegiatan olahraga dan perkembangan anak, pendidikan holistic dalam pelayanan kebutuhan anak usia dini, dan pengembangan motoric kasar pada anak usia dini. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa olahraga hanya berfokus dalam memberikan manfaat fisik, oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengembangkan pemahaman olahraga anak usia dini yang berdampak pada aspek-aspek motoric, kognitif, sosial, dan emosional anak. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, penting untuk memahami bagaimana kegiatan olahraga dapat menjadi sarana yang efektif dalam memfasilitasi perkembangan optimal pada setiap aspek kehidupan anak [15].
b. Gap
Meskipun banyak penelitian telah menyoroti pentingnya olahraga dalam perkembangan anak, masih ada kekurangan penelitian yang secara khusus mengeksplorasi dampak kegiatan olahraga pada peserta didik di anak usia dini. Terdapat celah pengetahuan tentang jenis olahraga yang paling bermanfaat, intensitas yang tepat, dan bagaimana memadukan kegiatan olahraga dengan pendekatan pendidikan anak usia dini yang efektif.
c. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan tersebut dengan menyelidiki hubungan antara pemahaman dalam kegiatan olahraga dan perkembangan anak usia dini. Tujuan khususnya melibatkan identifikasi jenis olahraga yang paling relevan, penentuan intensitas yang sesuai, serta pengembangan pedagogi olahraga yang dapat digunakan untuk mendukung perkembangan optimal anak usia dini di tingkat ini. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga dalam pengembangan strategi pendidikan yang holistik dan berbasis bukti untuk anak usia dini melalui pemahaman dalam kegiatan olahraga.
Metode
Untuk mengetahui pengaruh pemahaman dalam kegiatan olahraga pada perkembangan holistik anak usia dini, penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif (Sugiono, 2013). Penelitian ini melibatkan anak-anak usia dini dari tiga hingga enam tahun di lembaga pendidikan anak usia dini. Sampel akan dipilih secara acak berdasarkan gender, latar belakang sosial ekonomi, dan keterlibatan olahraga. Instrument penelitian yang digunakan yaitu : (1) Survei kuantitatif, Untuk mengumpulkan data kuantitatif tentang perkembangan motorik, perkembangan kognitif, kesejahteraan emosional, kompetensi sosial, dan pemahaman olahraga anak; (2) Observasi langsung, Untuk mengukur pemahaman dan perkembangan keterampilan motorik anak, pengamatan langsung akan dilakukan selama sesi olahraga di lembaga pendidikan anak usia dini; (3) Analisis data, Analisis data kuantitatif akan dilakukan dengan teknik statistik deskriptif dan inferensial. Teknik analisis data yang digunakan antara lain : Analisis Kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif,menggunakan program statistik SPSS. Analisis melibatkan menguji korelasi antara tingkat pemahaman dalam kegiatan olahraga menggunakan observasi dan lembar observasi, perkembangan motorik menggunakan observasi dan lembar observasi, perkembangan kognitif menggunakan tes berupa soal pilihan ganda, kompetensi social menggunakan observasi dan lembar observasi, dan kesejahteraan emosional menggunakan observasi dan lembar observasi.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian ini berusaha membuktikan pemahaman dalam kegiatan olahraga pada perkembangan holistik anak usia dini dan diperoleh hasil dari masing – masing kategori sebagai berikut :
Tingkat pemahaman olahraga rata-rata 4,2 dari 1-5, menunjukkan bahwa anak-anak umumnya aktif. Menurut distribusi tingkat pemahaman, sebagian besar anak memiliki tingkat pemahaman sedang (50%), diikuti oleh tingkat pemahaman tinggi (35%), dan tingkat pemahaman rendah (15%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak terlibat dengan cukup baik, tetapi sebagian kecil terlibat dengan rendah.
Dari skala 1-10, anak-anak memiliki skor perkembangan motorik kasar rata-rata 8,7 dan perkembangan motorik halus rata-rata 9,2. Ini menunjukkan bahwa anak-anak secara umum memiliki perkembangan motorik yang baik.
Dari skala 0-100, skor kognitif rata-rata 85,4. Ini menunjukkan bahwa anak-anak umumnya memiliki kecerdasan kognitif yang baik. Sebagian besar anak memiliki tingkat kemampuan kognitif sedang (60%), diikuti oleh tingkat tinggi (30%) dan rendah (10%).
Anak-anak umumnya memiliki kemampuan sosial yang baik, dengan skor rata-rata 4,5 dari skala 1-5. Menurut distribusi tingkat kemampuan sosial, sebagian besar anak berada pada tingkat kemampuan sosial sedang (40 persen), diikuti oleh tingkat kemampuan sosial tinggi (40 persen), dan tingkat kemampuan sosial rendah (20 persen).
Dengan skor rata-rata 75,8 dari skala 0-100, anak-anak umumnya memiliki kesejahteraan emosional yang baik. Mayoritas anak memiliki tingkat kesejahteraan emosional sedang (50%), diikuti oleh tingkat tinggi (35%), dan rendah (15%).
Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di populasi tersebut memiliki perkembangan motorik yang baik, kemampuan kognitif yang baik, kemampuan sosial yang baik, dan kesejahteraan emosional yang baik. Namun, variasi dalam setiap kategori penting untuk dipertimbangkan agar dapat membuat intervensi atau program yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak secara khusus.
B. Pembahasan
Hubungan antara Perkembangan Motorik dan Keterlibatan dalam Kegiatan Olahraga :
Hasil menunjukkan korelasi positif antara tingkat keterlibatan dalam kegiatan olahraga dan perkembangan motorik kasar (r = 0,72, p = 0,001) dan motorik halus (r = 0,68, p = 0,001). Teori perkembangan motorik anak mendukung temuan ini dan menekankan bahwa aktivitas fisik memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan motorik [16].
Keterlibatan Olahraga terhadap Kemampuan Kognitif :
Temuan menunjukkan korelasi positif antara kemampuan kognitif dan keterlibatan dalam kegiatan olahraga (r = 0,58, p < 0,001). Ini didukung oleh [17], yang menyatakan bahwa interaksi fisik dengan lingkungan dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.
Olahraga Membentuk Kemampuan Sosial :
Hasilnya menunjukkan korelasi positif antara kemampuan sosial dan keterlibatan olahraga (r = 0,45, p < 0,01). Menurut [12], keterampilan sosial anak dapat ditingkatkan dengan bekerja sama dalam kegiatan olahraga.
Keterlibatan dalam Olahraga dan Pengaruhnya terhadap Kesejahteraan Emosional :
Hasil menunjukkan korelasi positif antara keterlibatan dalam kegiatan olahraga dan kesejahteraan emosional (r = 0,36, p < 0,05). Ini didukung oleh [18], yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik sangat penting untuk meningkatkan mood dan kesejahteraan emosional anak.
Simpulan
Penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana keterlibatan dalam pemahaman olahraga berpengaruh pada perkembangan secara keseluruhan anak usia dini. Menurut data kuantitatif, perkembangan motorik, kemajuan kognitif, kemampuan sosial, dan kesejahteraan emosional anak usia dini secara signifikan terkait dengan pemahaman dalam kegiatan olahraga.
Temuan ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara pemahaman olahraga dan perkembangan motorik kasar dan halus anak. Penemuan ini mendukung teori perkembangan motorik anak, yang mengatakan bahwa olahraga adalah cara yang bagus untuk meningkatkan keterampilan motorik anak usia dini.
Selain itu, ada korelasi antara berpartisipasi dalam pemahaman olahraga dan peningkatan kemampuan kognitif anak. Penemuan ini sejalan dengan teori piagetian, yang menekankan peran interaksi fisik dengan lingkungan dalam perkembangan kognitif.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan dalam pemahaman olahraga meningkatkan kemampuan sosial anak. Penemuan ini sejalan dengan teori interaksionis sosial, yang menekankan betapa pentingnya berkolaborasi dalam pemahaman olahraga untuk meningkatkan keterampilan sosial anak.
Terakhir, ada hubungan antara keterlibatan dalam pemahaman olahraga dan kesejahteraan emosional anak. Data menunjukkan bahwa anak-anak yang berpartisipasi dalam pemahaman olahraga memiliki tingkat kesejahteraan emosional yang lebih tinggi. Teori kesejahteraan psikologis mendukung hubungan ini dengan menekankan peran aktivitas fisik dalam meningkatkan mood dan kesejahteraan emosional.
Oleh karena itu, kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa integrasi keterlibatan dalam pemahaman olahraga dapat menjadi strategi yang efektif untuk mencapai perkembangan holistik yang optimal pada anak usia dini. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pembuatan program pendidikan yang berfokus pada kegiatan olahraga sebagai elemen penting dari pengalaman belajar anak usia dini. Dengan memahami dan memperkuat hubungan ini, kita dapat membangun pendekatan pendidikan yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
References
- R. Adatul, A. Puspita, N. Abelia, R. Apriliani, I. Agama, and I. Al-qur, “Perkembangan Kognitif dan Motorik Anak Usia Dini melalui Pendekatan Pembelajaran,” KHIRANI J. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 1, no. 4, 2023, doi: https://doi.org/10.47861/khirani.v1i4.631.
- A. Usia, D. Di, T. K. Insan, P. Baubau, and E. Budiarti, “Penerapan Model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter dalam Mengembangkan Karakter Mandiri , Disiplin dan Tanggungjawab,” JCE (Journal Child. Educ., vol. 7, no. 1, pp. 177–186, 2023, doi: https://doi.org/10.30736/jce.
- B. K. Juliandra, “Peran Guru dalam Mengembangkan Motorik Kasar melalui Permainan Bola Keranjang bagi Anak Usia Dini di TK PGRI Prayungan Sawoo Ponorogo,” J. Pendidik. Anak Usia Dini Indones., vol. 01, no. 02, pp. 83–94, 2022.
- Y. Yudanto and A. M. Alim, “Perceptual motor test for children 5-6 years old,” J. Keolahragaan, vol. 9, no. 1, pp. 9–17, 2021.
- A. M. Mahmoud, A. M. Al-Tohamy, and A. M. Abd-Elmonem, “Usage time of touch screens in relation to visual-motor integration and the quality of life in preschooler children,” J. Taibah Univ. Med. Sci., vol. 16, no. 6, pp. 819–825, 2021, doi: 10.1016/j.jtumed.2021.06.003.
- A. Supriyanto, E. S. Kriswanto, Y. Prasetyo, and S. D. Andrianto, “The difference between male and female student’s physical activity in urban region during school recess,” J. Keolahragaan, vol. 9, no. 2, pp. 202–209, 2021, doi: 10.21831/jk.v9i2.36586.
- P. C. Jackman, E. J. Dargue, J. P. Johnston, and R. M. Hawkins, Flow in youth sport, physical activity, and physical education: A systematic review, vol. 53. Elsevier Ltd, 2021. doi: 10.1016/j.psychsport.2020.101852.
- W. Wulandari, “Penanaman Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional ‘Gempuran,’” J. Anak Usia Dini Holistik Integr., vol. 4, no. 2, p. 56, 2022, doi: 10.36722/jaudhi.v4i2.924.
- E. Dugas and B. Ben Ali, “Reflection on traditional sporting games: the impact of bodily involvement on empathic dimensions,” Front. Psychol., vol. 14, no. May, 2023, doi: 10.3389/fpsyg.2023.1123519.
- A. Iswanto and E. Widayati, “Pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dan berkualitas,” MAJORA Maj. Ilm. Olahraga, vol. 27, no. 1, pp. 13–17, 2021, doi: 10.21831/majora.v27i1.34259.
- V. Boateng-Nimoh, W. N.-A. J. of S. Sciences, and undefined 2020, “The state of folk games and their educational implications on children’s academic achievement,” Abjournals.Org, vol. 3, no. 4, p. 53, 2020.
- I. G. N. E. Putra, T. Astell-Burt, D. P. Cliff, S. A. Vella, and X. Feng, “Do physical activity, social interaction, and mental health mediate the association between green space quality and child prosocial behaviour?,” Urban For. Urban Green., vol. 64, no. June, p. 127264, 2021, doi: 10.1016/j.ufug.2021.127264.
- A. R. Sonjaya, Z. Arifin, and I. S. Nurzaman, “Peranan Orang Tua Terhadap Minat Dan Bakat Olahraga Siswa Usia Dini,” Holist. J. Sport Educ., vol. 1, no. 2, p. 35, 2022, doi: 10.52434/hjse.v1i2.1945.
- V. Alcaraz-Muñoz, M. I. Cifo Izquierdo, G. M. Gea García, J. I. Alonso Roque, and J. L. Yuste Lucas, “Joy in Movement: Traditional Sporting Games and Emotional Experience in Elementary Physical Education,” Front. Psychol., vol. 11, no. November, pp. 1–11, 2020, doi: 10.3389/fpsyg.2020.588640.
- K. Hajati, “Pelaksanaan Pendidikan Holistik-Integratif dalam Pelayanan Kebutuhan Dasar Anak Usia Dini di Kabupaten Mamuju,” Indones. J. Educ. Sci., vol. 1, no. 1, pp. 17–24, 2018, doi: https://doi.org/10.31605/ijes.v1i1.133.
- P. T. Suri, A. Komaini, D. Damrah, A. Arsil, and F. Zarya, “MULTILATERAL : Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Evaluasi kurikulum bidang motorik : Meningkatkan perkembangan anak usia dini di TK pertiwi kota Pekanbaru Motor curriculum curriculum evaluation : Improving early childhood development in pertiwi kinde,” vol. 22, no. 3, pp. 260–276, 2023, doi: http://dx.doi.org/10.20527/multilateral.v22i3.17031.
- A. Herniawati, “Metode Bermain: Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Di Era Kurikulum Merdeka,” J. Intisabi, vol. 1, no. 1, pp. 10–18, 2023, doi: 10.61580/itsb.v1i1.2.
- R. Arjanggi and M. Arizqina Fauziah, “Kesejahteraan Psikologis Ditinjau dari Regulasi Emosi pada Ibu yang Mendampingi Anak Sekolah dari Rumah,” J. Psikol. Integr., vol. 9, no. 1, pp. 62–75, 2021, doi: https://doi.org/10.14421/jpsi.v9i1.2105.