Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Medicine
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8276

The Devastating Psychological Impact on Elementary School Students of Bullying in Indonesia


Dampak Psikologis yang Menghancurkan pada Siswa Sekolah Dasar Akibat Perundungan di Indonesia

Universitas muhammadiyah sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Bullying Psychological effects Elementary school Qualitative study Anti-bullying programs

Abstract

This study examines bullying at Larangan Sidoarjo Public Elementary School in South Sidoarjo and its psychological effects on victims. Using a qualitative case study method, data were collected through interviews and observations with teachers, parents, and victims, supplemented by secondary sources. Analysis followed the Miles and Huberman approach. Findings indicate that bullying includes both physical and verbal forms, leading to psychological issues such as low self-confidence, environmental anxiety, trauma in forming new friendships, and communication embarrassment. One notable case involved a student, RDF, who became introverted and sad due to verbal bullying about physical differences. The study underscores the need for effective anti-bullying programs and psychological support in schools.

Highlights:

1. Bullying Types: Physical and verbal forms identified.
2. Psychological Impact: Low self-confidence, anxiety, trauma in friendships.
3. Case Highlight: RDF became introverted from verbal bullying about physical differences.

Keywords: Bullying, Psychological effects, Elementary school, Qualitative study, Anti-bullying programs

Pendahuluan

Tren saat sekarang menunjukkan bahwa anak-anak seringkali menjadi korban dalam isu-isu sosial yang dipublikasikan melalui media. Salah satunya adalah masalah perilaku bullying. Kondisi ini sangat menyedihkan karena seharusnya lingkup dari sekolah merupakan suatu tempat perlindungan yang tenang nyaman dan aman bagi anak-anak. Hal ini sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 mengenai perlindungan anak yang menegaskan bahwasanya setiap insan yakni anak memiliki keadilan atas hak untuk hidup dengan tenang, tumbuh dengan baik dan berkembang sebagaimana mestinya dan mendapatkan perlindungan atas bermacam-macam bentuk tindakan refresif dan diskriminasi.

Bullying merujuk pada tindakan yang dapat mengakibatkan terlukanya fisik baik kasat mata dan tidak maupun mental bagi korban yang kerap kali dilakukan secara berkala. Secara mendasar, perilaku bullying di sekolah disebabkan oleh berbagai faktor dan bentuknya, sebagaimana dijelaskan oleh Mohan & Bakar (2021), di mana sebagian besar perilaku bullying disebabkan oleh adanya hierarki kekuasaan yang dimiliki oleh anak dan disalahgunakan dalam perilaku yang tidak pantas. Bentuk-bentuk perilaku bullying yang muncul di sekolah dapat berupa kekerasan fisik, pelecehan verbal, dan isolasi sosial.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying di antaranya adalah perbedaan status ekonomi, agama, jenis kelamin, adat istiadat, serta keinginan dari siswa senior untuk mendisiplinkan siswa junior mereka. Hal ini seringkali dipicu oleh dorongan untuk mempengaruhi korban secara fisik maupun secara seksual, serta adanya rasa balas dendam atau kecemburuan. [1]

Pelaku bullying tersebut juga melakukan dengan harapan untuk mendapatkan ketenaran di antara teman sebaya mereka. Berdasarkan data yang didapat pada hasil wawancara dan observasi di Sekolah Dasar Negeri Larangan Sidoarjo, terlihat bahwa bullying tidak selalu dalam bentuk kekerasan fisik, tetapi bisa juga berupa tindakan non-verbal seperti

Ejekan, sindiran, dan ekspresi wajah yang merendahkan. Salah satu bentuk perilaku bullying yang sering terjadi adalah ketika siswa terlibat dalam perilaku nakal dan berujung pada pertengkaran atau perkelahian, misalnya menendang bangku teman atau memanggil teman dengan sebutan yang merendahkan. Ini mencakup ucapan kasar yang ditujukan kepada teman, seperti mengolok-olok penampilan fisik mereka. [2]

Peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai jenis bullying yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Larangan Sidoarjo , efek psikologis yang dialami oleh para korban tindakan bullying. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman mengenai masalah refresif di lingkungan sekolah, dan dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk kegiatan pendidikan. [3]

Studi kasus ini menjelaskan efek bullying pada psikologi anak sekolah dasar dengan di gambarkan keadaan anak tersebut dalam studi kasus dibawah ini.

Nama : An. Nn. RDF

Umur : 9 Tahun

Asal Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Larangan Sidoarjo

Karakteristik Umum : Memiliki postur tubuh dengan tinggi 155cm dan berat 77 kg dengan kecenderungan obesitas, selain itu memiliki warna kulit coklat gelap. Karakteristik sifat yang dapat digambarkan menjadi pendiam, pemurung dan sulit bergaul dengan teman teman sebaya.

Hasil Kajian : Dengan berat yang diatas rata-rata teman sebaya serta warna kulit yang cenderung coklat gelap mengakibatkan RDF mendapat bullying oleh teman-teman sekolahnya dalam bentuk perkataan dan julukan yang kasar sehingga mengakibatkan RDF mengalami dampak psikologis yaitu menjadi pendiam dan pemurung serta sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya [4]

Perilaku bullying yang dialami oleh RDF telah menciptakan dampak yang serius pada psikologinya. Sebagai anak sekolah dasar, pengalaman tersebut dapat memengaruhi kepercayaan dirinya, kesejahteraan emosional, dan kemampuannya dalam bersosialisasi. Ini menggarisbawahi betapa pentingnya penanganan dan pendekatan yang baik dalam mengatasi masalah bullying di lingkungan sekolah, serta pentingnya dukungan bagi korban untuk memulihkan kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi dari guru, orang tua siswa, dan siswa yang menjadi korban. Selain itu, informasi dari jurnal dan buku juga menjadi sumber data. Setelah pengumpulan data, analisis dilakukan menggunakan pendekatan Miles dan Huberman, meliputi pengumpulan data, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bullying yang terjadi meliputi bullying fisik dan verbal. Dampak psikologis dari bullying tercermin dalam ketidakpercayaan diri siswa, kekhawatiran terhadap lingkungan sekitar, trauma dalam membangun pertemanan baru, perasaan malu dalam berbicara.

Figure 1. Pasien Korban Bullying RDF S iswa Sekolah Dasar SDN Larangan

No Nama Umur Karakteristik Umum Hasil Kajian
1 An.RDF (Siswa Sekolah Dasar SDN Larangan) 9 Tahun Memiliki postur tubuh dengan tinggi 155cm dan berat 77 kg dengan kecenderungan obesitas, selain itu memiliki warna kulit coklat gelap. Karakteristik sifat yang dapat digambarkan menjadi pendiam, pemurung dan sulit bergaul dengan teman teman sebaya. Dengan berat yang diatas rata-rata teman sebaya serta warna kulit yang cenderung coklat gelap mengakibatkan RDF mendapat bullying oleh teman-teman sekolahnya dalam bentuk perkataan dan julukan yang kasar sehingga mengakibatkan RDF mengalami dampak psikologis yaitu menjadi pendiam dan pemurung serta sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya Perilaku bullying yang dialami oleh RDF telah menciptakan dampak yang serius pada psikologinya. Sebagai anak sekolah dasar, pengalaman tersebut dapat memengaruhi kepercayaan dirinya, kesejahteraan emosional, dan kemampuannya dalam bersosialisasi. Ini menggarisbawahi betapa pentingnya penanganan dan pendekatan yang baik dalam mengatasi masalah bullying di lingkungan sekolah, serta pentingnya dukungan bagi korban untuk memulihkan kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Table 1. Gambaran Umum Kesadaran Klien

Hasil dan Pembahasan

A. Bentuk Bullying Terhadap Siswa RDF SDN Larangan

Tindakan tidak terpuji seperti Bullying ini merupakan kekerasan yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar oleh individu maupun secara berkelompok, yang dilakukan pula secara verbal maupun secara fisik. Hal ini menjadikan perilaku yang agresif saat individu atau dalam bentuk kelompok berupaya menyerang yang lebih lemah dengan mengerahkan tindakan verbal dan non verbal terhadap korban.

Kejadian bullying semakin banyak terjadi di Indonesia, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, dan sudah menjadi hal umum serta menyebar luas di mana-mana. Efek dari perilaku tidak terpuji dalam kasus bullying ini ialah tekanan batin dan fisik yang dirasakan oleh korban terutama RDF yang menyebabkan efek berbahaya pada sisi psikologis yaitu depresi, kecemasan, isolasi, rendah diri bahkan yang terburuk yaitu resiko bunuh diri. Para korban juga cenderung akan mengingat hal ini sebagai pengalaman buruk sehingga menjadikan fobia di masa yang akan datang maupun masa dewasanya akan tidak stabil secara emosional karena perasaan tidak nyaman.

Di SDN Larangan Sidoarjo, terdapat catatan pelanggaran siswa yakni kasus bullying juga sering terjadi di sekolah ini. Bullying bisa berupa verbal, seperti ejekan dan fitnah, serta fisik, seperti pemukulan. Namun, belum terdapat kasus meludah. Bullying relasional juga terjadi, di mana seorang siswa mengabaikan temannya karena berbaga.

alasan seperti bau badan, najis, dan ekspresi muka yang tidak disukai, dilakukan untuk memuaskan dirinya sendiri. Bullying ini terjadi karena kurangnya interaksi dan sosialisasi antarsiswa, adanya rasa dendam, iri, dan ketidaksukaan.

Berdasarkan observasi, bisa disimpulkan bahwa perilaku bullying diSDN Larangan Sidoarjo maupun sekolah atau tempat lainnya masih banyak ,masih sering terjadi dalam bentuk verbal dan fisik terutama apa yang dilakukan kepada RDF dengan perkataan yang menghina fisik nya baik secara ukuran warna kulit.Untuk mengatasi masalah ini, tindakan penindakan perlu dilakukan agar perilaku bullying tidak terus menyebar luas. Guru dan siswa telah sepakat terhadap konsekuensi jika siswa melanggar peraturan tersebut, mulai dari nasihat, hukuman, hingga melibatkan orang tua. Dari berbagai macam perilaku bullying, yang paling umum terjadi adalah bullying verbal dan fisik.

Bullying merupakan permasalahan serius yang dapat memberikan dampak psikologis yang signifikan, terutama pada anak-anak di lingkungan sekolah. Bullying dalam bentuk verbal, yang melibatkan perkataan kasar, ejekan, atau penghinaan, telah terbukti memiliki dampak yang mendalam pada korban, seperti yang dialami oleh RDF, seorang murid Sekolah Dasar Negeri Larangan Sidoarjo. Hinaan atas fisik yang obesitas diucapkan oleh teman-teman sebayanya tanpa mengetahui efek kepada RDF itu sendiri, sehingga respon yang dihasilkan pun mempengaruhi pribadi RDF

Meskipun kasus RDF tidak menyebutkan adanya cedera fisik, namun pengalaman bullying verbal dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius.Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Developmental Psychology", pengalaman bullying dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan menurunkan tingkat kepercayaan diri anak. Bullying verbal, seperti ejekan dan perkataan kasar, dapat menyebabkan perubahan perilaku, isolasi sosial, dan gangguan emosional pada korban.

Pengalaman bullying verbal yang dialaminya mungkin mempengaruhi persepsi dan sikapnya terhadap sekolah.Anak-anak yang mengalami bullying seringkali mengembangkan ketakutan atau kecemasan terkait situasi di mana bullying terjadi, misalnya sekolah. Mereka mungkin merasa takut untuk berinteraksi dengan teman.sekelasnya, khawatir akan pengulangan bullying, atau memiliki kecemasan sosial yang lebih besar.

Dalam konteks RDF, kemungkinan adanya ketakutan atau kecemasan terkait dengan kembali ke lingkungan sekolah dapat dipertimbangkan. Perubahan perilaku menjadi pendiam, pemurung, dan kesulitan bergaul mungkin menunjukkan bahwa RDF merasakan dampak psikologis yang signifikan setelah mengalami bullying. RDF tetap bersekolah namun dibarengi dengan rasa kecemasan yang dihasilkan atas perilaku bullying sehingga membuat khawatir akan terjadi hal yang serupa. Hal tersebut menunjukan pengaruh dari Bullying sangat besar hingga mempengaruhi banyak aspek.

Menurut observasi yang dilakukan bahwa pelaku bullying terhadap RDF yaitu teman sekelasnya dan kakak kelasnya, mereka menggangap RDF sebagai objek bullyan karena fisik RDF yang sedikit berbeda dari mereka, ditambah reaksi RDF yang semakin murung dan pendiam ketika dilakukan hal tersebut menambah rasa percaya diri dan sifat buruk pada diri pembully untuk terus melakukan hal yang serupa kepada RDF.

B. DAMPAK BULLYING TERHADAP PSIKOLOGIS

Perilaku bullying terhadap korban dapat berimbas pada kondisi fisik maupun psikologisnya. Bahkan, beberapa korban mengalami depresi dan merasa terasing dari lingkungan sosialnya. Menurut penelitian Zulqurnain & Thoha (2022), perilaku bullying membuat anak merasa takut, rendah diri, sulit berkonsentrasi saat belajar, sulit berinteraksi dengan lingkungan, bahkan menolak untuk sekolah. Di SDN Larangan Sidoarjo, terjadi berbagai bentuk bullying seperti ejekan nama orang tua, panggilan kasar, hingga tindakan fisik seperti pukulan dan perkelahian antar siswa. Bullying terjadi sebagai ekspresi kekuasaan pelaku, kekesalan, dan lelucon yang berlebihan.

Efek dari bullying diSDN Larangan Sidoarjo menyebabkan RDF kehilangan kepercayaan diri, cemas terhadap lingkungannya, malu, marah, bahkan trauma. Selain itu, RDF sebagai korban bullying juga dapat mengalami stres tingkat tinggi, ketidakpercayaan diri, serta penurunan harga diri yang dapat merusak citra positif

tentang diri mereka sendiri. Di sekolah, RDF masih berani bercerita kepada guru tentang perundungan yang dialami, namun merasa tidak nyaman jika tanpa kehadiran guru dan lingkungan dekat dengan pelaku.

Dampak psikologis dari bullying juga mengganggu kemampuan korban dalam membangun hubungan sosial yang sehat. RDF mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain, mengalami isolasi sosial, dan menghindari interaksi sosial yang berpotensi menimbulkan perilaku tidak menyenangkan. Selain itu, korban bullying mengalami trauma dalam membangun hubungan sosial dan merasa takut untuk mendekati pelaku. Siswa juga sering menunjukkan tanda-tanda malu, marah, hingga kesulitan mengendalikan emosi terutama saat tak tahan dengan perlakuan tidak baik yang mereka terima.

Dampak psikologis dari korban bullying di SDN Larangan Sidoarjo meliputi penurunan rasa percaya diri, rasa takut terhadap lingkungan tanpa guru, trauma dalam membangun hubungan, malu, serta sulit mengendalikan emosi saat mendapat perlakuan buruk. Penelitian ini sejalan dengan hasil studi Hopeman et al. (2020) yang menyatakan bahwa korban bullying sering mengalami trauma, ketakutan, penurunan prestasi belajar, dan terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Jelita et al. (2021) juga menemukan bahwa dampak bullying berbeda-beda pada kepercayaan diri anak, dimana pada beberapa kasus meningkatkan rasa percaya diri sementara pada lainnya menurunkan kepercayaan diri.Oleh karena itu, perilaku bullying tidak hanya merugikan secara sosial tetapi juga berdampak besar terhadap kehidupan dan kesejahteraan psikologis korban di masa yang akan datang.

C. DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING VERBAL

Berdasarkan penelitian dari Juvonen dan Graham (2014), bullying verbal mampu menciptakan dampak yang serius pada kesejahteraan psikologis anak. Anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami penurunan kepercayaan diri, stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan percaya pada orang lain.

RDF, dengan karakteristiknya yang pendiam, pemurung, dan sulit bergaul dengan teman sebaya, menunjukkan reaksi yang serupa. Pengalaman bullying verbal yang dia alami telah merusak percaya dirinya, menyebabkan isolasi sosial, dan mempengaruhi kemampuannya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Tentunya ini menjadi dampak yang besar karena dihasilkan oleh perilaku tidak terpuji yakni Bullying yang dimana mempengaruhi psikologis anak.

D. KAITAN PSIKOLOGIS KEBIDANAN

Psikologi kebidanan menekankan pada pemahaman perkembangan individu dari lahir hingga dewasa. Menurut teori Erikson tentang tahapan perkembangan psikososial, anak usia sekolah dasar sedang dalam tahap inisiasi versus rasa malu. Pengalaman bullying dapat mempengaruhi identitas dan rasa percaya diri pada tahap ini.

Dalam konteks perkembangan anak, bullying dapat memicu dampak jangka panjang yang berpengaruh pada kesejahteraan emosional dan mental mereka. Hal ini memerlukan penanganan yang sensitif dan mendalam, sesuai dengan prinsip-prinsip psikologi kebidanan.Psikolog kebidanan memiliki peran penting dalam membantu anak- anak yang mengalami dampak psikologis dari bullying. Berdasarkan riset dari (Glew G, 2007), intervensi psikologis terbukti efektif dalam membantu anak mengatasi trauma dan perubahan perilaku akibat bullying.

Dengan pendekatan yang holistik, psikolog kebidanan dapat membantu anak mengekspresikan perasaan mereka, membangun kembali rasa percaya diri, serta mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan dalam menghadapi situasi serupa di masa depan.Kesadaran akan pentingnya peran psikologi kebidanan dalam memahami dampak psikologis pada anak yang mengalami bullying sangatlah penting. Hal ini membantu dalam memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak.pengetahuan tentang teori perkembangan anak, risiko psikologis dari bullying dapat diminimalkan. Psikolog kebidanan juga berperan dalam memberikan solusi holistik untuk mendukung kesehatan mental dan emosional anak-anak di masa pertumbuhan mereka.

E. PENANGANAN BULLYING PIHAK ORANG TUA, KELUARGA, BIDAN KEPADA ANAK

Orang tua memiliki peran sentral dalam memberikan dukungan emosional kepada anak yang mengalami bullying. Mereka perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah. Komunikasi terbuka dan mendengarkan perasaan anak merupakan langkah awal yang penting. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam "Journal of Child and Family Studies," dukungan emosional dari orang tua memainkan peran kunci dalam mengurangi dampak psikologis dari bullying.

Keluarga juga perlu turut serta dalam memberikan dukungan. Anggota keluarga lain dapat menjadi sumber kekuatan dan dukungan emosional bagi anak. Penguatan kepercayaan diri, peningkatan keterampilan sosial, dan pemberian kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman tersebut dapat membantu anak merasa didukung secara emosional.

Peran Bidan dalam penanganan psikologis yakni dengan pengetahuan psikologi kebidanan, memiliki peran penting dalam mendukung anak dalam menghadapi dampak psikologis dari bullying. Mereka dapat memberikan konseling, melakukan evaluasi psikologis, serta memberikan intervensi yang tepat dalam memberikan pendekatan yang holistik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak.Intervensi bidan dapat meliputi terapi kognitif-perilaku, pengembangan strategi coping, serta penguatan aspek psikososial yang diperlukan dalam mengatasi dampak psikologis dari bullying. Dengan memahami perubahan perilaku dan emosional yang dialami anak, bidan dapat memberikan bantuan yang sesuai dan mendukung proses pemulihan anak.

F. Hasil Kajian

Dengan berat yang diatas rata-rata teman sebaya serta warna kulit yang cenderung coklat gelap mengakibatkan RDF mendapat bullying oleh teman-teman sekolahnya dalam bentuk perkataan dan julukan yang kasar sehingga mengakibatkan RDF mengalami dampak psikologis yaitu menjadi pendiam dan pemurung serta sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya

Perilaku bullying yang dialami oleh RDF telah menciptakan dampak yang serius pada psikologinya. Sebagai anak sekolah dasar, pengalaman tersebut dapat memengaruhi kepercayaan dirinya, kesejahteraan emosional, dan kemampuannya dalam bersosialisasi. Ini menggarisbawahi betapa pentingnya penanganan dan pendekatan yang baik dalam mengatasi masalah bullying di lingkungan sekolah, serta pentingnya dukungan bagi korban untuk memulihkan kesejahteraan mental dan emosional mereka.

Simpulan

Bullying menjadi aspek yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi efek psikologis dari korban terutama pada kasus ini yaitu RDF seorang siswa SD menjadi Introvert, pendiam dan pemurung akibat dari tindakan bullying oleh teman-temannya karena ejekan verbal terkait fisik yang sedikit berbeda dari teman-teman sebaya nya.

References

  1. C. A. W. L. L. L. L. P. R. W. N. M. Fuaddilah Ali Sofyana, "Bentuk Bullying dan Cara Mengatasi Masalah Bullying di Sekolah Dasar," Jurnal Multidisipliner, vol. 1, no. 1, pp. 9, 2022.
  2. I. Usman, "Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying," Bullying, vol. X, no. 5, pp. 12, 2013.
  3. G. S. Juvonen and J. Graham, "Bullying in Schools: The Power of Bullies and the Plight of Victims," Bullying in Schools, vol. 5, no. 159, pp. 85, 2014.
  4. N. S. D. I. P. and A. K. Jelita, "Dampak Bullying Terhadap Kepercayaan Diri Anak," Jurnal Ilmiah Kependidikan, vol. 2, pp. 11, 2021.
  5. T. A. Mohan and B. A. Y. A. Mohan, "A Systematic Literature Review on the Effects of Bullying at School," Schoulid: Indonesian Journal of School Counseling, vol. 6, no. 1, pp. 35, 2021.
  6. T. A. S. K. and W. Hopeman, "Dampak Bullying Terhadap Sikap Sosial Anak Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sekolah Tunas Bangsa Kodya Denpasar)," PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, vol. 4, no. 1, pp. 52, 2020.
  7. A. I. Gamar Abdullah, "Pencegahan Perilaku Bullying pada Anak Usia Sekolah Dasar Melalui Pelibatan Orang Tua," Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 3, pp. 8, 2023.
  8. M. A. and T. M. Zulqurnain, "Analisis Kepercayaan Diri pada Korban Bullying," Edu Consilium: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, vol. 3, no. 2, pp. 13, 2022.
  9. G. R. F. and F. C. Glew, "Bullying: Children Hurting Children," Pediatrics in Review, vol. 3, pp. 7, 2007.
  10. G. R. F. and F. C. Glew, "Bullying: Children Hurting Children," Pediatrics in Review, pp. 7, 2007.
  11. M. T. H. Ramadhanti, "Strategi Guru dalam Mengatasi Perilaku Bullying Siswa di Sekolah Dasar," Jurnal Basicedu, vol. 6, pp. 8, 2022.
  12. T. L. Jessica Angeline De Eloisa Tobing, "Pengaruh Mental Anak Terhadap Terjadinya Peristiwa Bullying," Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 5, pp. 8, 2021.
  13. M. K. L. O. O. B. A. Hijrawatil Aswat, "Eksistensi Peranan Penguatan Pendidikan Karakter," Jurnal Basicedu, vol. 6, pp. 13, 2022.
  14. N. K. A. S. N. L. P. S. D. L. M. P. Putu Venessa, "Relation Between The Incidence Of Bullying and Student Assertive Behavior in SMA Negeri 4 Denpasar," Jurnal Genta Kebidanan, vol. 10, pp. 6, 2020.
  15. M. A. M. S. A. P. E. G. Lu’luin Najwa, "Sosialisasi Pencegahan Perilaku Bullying Melalui Edukasi Pendidikan Karakter dan Pelibatan Orang Tua," Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 3, pp. 5, 2023.