Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8248

Macro-Factors' Impact on Stock Returns: Insights from Exchange-Diversified Shares


Dampak Faktor Makro terhadap Return Saham: Wawasan dari Saham yang Terdiversifikasi di Bursa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0003-4447-3072
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0001-5325-7721
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0001-8259-0558
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0003-3128-3712

(*) Corresponding Author

Stock returns Fundamental factors Macroeconomic factors Investment decisions Risk assessment

Abstract

This study investigates the impact of fundamental and macroeconomic factors on diversified stock returns, crucial for investment decisions. Employing purposive sampling, key analysis methods included coefficient of determination (R2), multiple regression, paired t-tests, and classic assumption tests. Results reveal that inflation, market price, profitability, and leverage insignificantly affect share prices, challenging conventional assumptions. These findings underscore the need for a reevaluation of factors influencing stock returns, prompting a rethinking of investment strategies and risk assessment in global markets.

Highlights :

  • Methodological Rigor: Utilized purposive sampling and robust statistical techniques like regression and t-tests to analyze the impact of diverse factors on stock returns.

  • Challenging Conventional Wisdom: Findings contradict traditional assumptions about the influence of inflation, market price, profitability, and leverage on share prices.

  • Implications for Investment Strategy: Emphasizes the necessity for a paradigm shift in investment strategies, urging a reassessment of risk evaluation and decision-making processes in global markets.

Keywords : Stock returns, Fundamental factors, Macroeconomic factors, Investment decisions, Risk assessment

Pendahuluan

Pada era globalisasi saat ini, dunia usaha terus berkembang dan semakin kompetitif. Untuk menghadapi persaingan, perusaaan harus mampu meningkatkan kinerja dan menerapkan kebijakan strategis agar terhindar dari kebangkrutan dan menonjol dalam persaingan. Bisnis ini membutuhkan modal yang tidak sedikit, salah satu cara mendapatkan pendanaan adalah melalui pasar modal. Informasi terkait investasi dipasar modal sekarang dapat diakses dengan mudah, sehingga semakin meningkatnya minat masyarakat dalam berinvestasi dipasar modal. Pasar modal mempertemukan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana melalui jual beli sekuritas. Pasar modal adalah suatu bentuk pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan atau bentuk sekuritas dengan jangka panjang. Bentuk instrumen keuangan tersebut bisa berupa hutang ataupun yang berasal dari modal milik sendiri atau perorangan, baik bentuk instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pihak pemerintah, institusi atau perusahaan swasta, maupun dari sebuah lembaga public authorities lainnya [1].

Diberbagai negara, pasar modal telah tersebar luas hampir seluruh negara menaruh perhatian yang cukup tinggi di pasar modal sebab dianggap mempunyai andil penting dalam pertahanan ekonomi suatu negara. Adanya pasar modal yang dijadikan media bagi perusahaan untuk menjual sahamnya ke publik untuk mendapatkan biaya sehingga kondisi ini akan membantu perekonomian nasional menjadi lebih maju dan akan terciptannya kesempatan kerja secara menyeluruh dan juga berandil dalam peningkatan pendapatan pajak bagi pemerintah.

Harapan investor menamkan uangnya berupa investasi saham pada salah satu perusahaan ialah guna mendapatkan suatu pengembalian (return) yang positif dengan menimbang resiko-resikonya. Investasi saham memiliki resiko berupa (1) Capital Loss yang disebabkan suatu entitas mengalami penurunan harga saham, (2) likuidasi perusahaan, (3) maupun keadaan perniagaan baik secara makro ataupun mikro. Return atas investasi bisa sebagai pemberian dividen ke pemegang saham atau Capital Gain yang didapatkan atas penjualan saham sebagai harga pembayaran awal saham tersebut [2].

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi return saham yaitu faktor fundamental dan faktor makroekonomi. Faktor fundamental dapat diketahui melalui laporan keuangan, lewat laporan keuangan emitan dapat diketahui tingkatan kinerja keuangan yang bagus ataupun lewat segi keunggulan dalam mendapatkan laba. Faktor makroekonomi berasal dari permasalahan ekonomi secara luas salah satunya inflasi [3].

Inflasi yang tinggi akan memberikan dampak naiknya tingkat bunga juga pada turunnya daya beli masyrakat. Kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas) dan suku bunga dipengaruhi oleh kecil besaenya laju inflasi. Terlalu tingginya inflasi dapat mengakibatkan turunnya profitabilitas yang nantinya didapatkan perusahaan hal ini juga berlaku sebaliknya. Semakin tinggi nilai profitabilitas memiliki arti bahwasannya semakin baik perusahaan menggelolah asetnya untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini menjadikan investor akan berminat dalam membeli saham milik perusahaan dan juga berpengaruh terhadap harga saham yang terus naik dan akan diikuti dengan tingkat pengembalian return saham yang tinggi [4].

Aspek keuangan yang utama dianalisis ada lima pada laporan keuangan diantara ialah nilai pasar, profitabilitas, leverange atau utang atau solvabilitas, dan aktiva atau aktivitas [5]. Dalam memprediksi return saham dipasar modal rasio-rasio keuangan dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangannya.

Rasio keuangan memperlihatkan bahwa perusahaan dimasa depan mempunyai prospek baik yang akan membuat dimata investor mempunyai nilai tambah bagi perusahaan. Signaling theory menunjukan peran laporan keungan yang dipublikasikan. Signaling theory menurut kepada asumsi apabila informasi yang didapatkan oleh masing – masing pihak tidak sesuai. Signaling theory memperlihatkan adanya ketimpangan gambaran antara pihak-pihak yang berkepentingan pada informasi dengan manajemen perusahaan. Pihak – pihak yang terlibat butuh diperlihatkan informasi via penerbitan laporan keuangan. Sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan merupkan definisi dari Signaling theory [6].

Menurut [7] teori keagenan yang merupakan pengembangan lanjutan dari sebuah teori yang mempelajari desain kontrak dalam mendorong agen bekerja dan juga bertindak langsng menggunakan nama prinsipal. Akan tetapi bisa pula terjadinya suatu masalah ketika agen tidak sejalan dengan prinsipal, pihak prinsipal memuat kontrak pada pihak agen ayng sebelumnya dikontrak oleh pihak prinsipal agar mereka dapat bekerja sesuai dengan kepentingan yang diusung oleh pihak prinsipal. Kedua belah pihak seharusnya telah memiliki sebuah tujuan yang sama yaitu memaksimalkan nilai dari sebuah perusahaan. Dengan begitu, pihak agen akan bertindaklangsung sesuai dengan kepentingan dari pihak prinsipal. Tetapi akan jauh lebih berbeda jika dari pihak agen sendiri yang membuat keputusan untuk kepentingan dari dirinya sendiri daripada kepentingan dari pihak prinsipal, dalam hal ini maka bias dikatakan timbul masalah tentang konflik keagenan. Hal tersebut biasa terjadi dikarenakan dari pihak manajer cenderung memiliki sebuah atau beberapa kepentingan yang bersifat pribadi, sehinggas pihak prinsipal atau pihak pemegang saham diharuskan untuk menambah biaya keagenan bagi perusahaan untuk dapat selalu aktif mengawasi perilaku dari pihak manajer agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya sebuah konflik kepentingan. Mekanisme yang biasanya dapat dilakukan agar kegiatan pihak manajer dapat sesuai dan searah dengan pihak para pemegang saham perusahaan adalah dengan melakukan aktivitas buyback saham. Adanya aksi atau aktivitas buyback saham ini akan dapat mengurangi terjadinya sebuah konflik keagenan yang seringkali terjadi pada pihak prinsipal dan pihak agen, karena tidak menutup kemungkinan bahwa dana yang telah terkumpul dapat distribusikan untuk kepentingan dari perusahaan secara penuh.

Tumpuan utama yang biasa digunakan sebagai acuan bagi para investor dalam membeli sebuah saham tertentu merupakan nilai dari sebuah perusahaan dimana nilai perusahaan tersebut sangat memiliki peran yang sangat penting. Naiknya kemakmuran para pemilik saham tentunya terjadi jika nilai perusahaan memiliki nilai yang tinggi. Jika harga saham tinggi, maka nilai perusahaan juga akan semakin naik. Peningkatan nilai perusahaan bisa terjadi jika kemampuan sebuah perusahaan untuk menjalin kerja sama yang cukup baik dan berkelanjutan dengan pihak lain dimiliki pihak pengelola atau manajemen perusahaan khususnya dalam menentukan kebijakan keuangan. Shareholder dan stakeholder adalah yang dimaksud pihak lain dalam hal ini. Jika tindakan yang sudah dikerjakan oleh para manajer perusahaan dengan pihak lain tersebut dapat berjalan searah dan dan sesuai dengan tujuan bersama, maka kedua belah pihak bukan tidak mungkin akan dapat mengalami pertikaian.

Harga saham dari suatu perusahaan akan sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya aktivitas permintaan saham dan penawaraan saham tersebut di pasar modal. Apabila ditemukan bahwa permintaan terhadap suatu saham itu meningkat, maka secara tidak langsung harga saham dari perusahaan tersebut secara tidak langsung akan meningkat pula. Begitu pula sebaliknya, apabila ditemukan bahwa permintaan terhadap suatu saham itu menurun, maka harga saham tersebut akan mengalami efek penurunan di dalam pasar modal. Sebagai gambaran, berikut gambar grafik harga saham pada sektor properti dan real estate di BEI yang berjalan pada periode 2017-2019.

Figure 1.Rata-rata harga saham perusahaan propertidan realestatepada periode 2017-2019

Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui informasi bahwa nilai pertumbuhan dari harga saham pada sub sektor properti dan real estate pada tahun 2018 telah mengalami suatu aktivitas penurunan sampai dengan -10,52% dan pada tahun 2019 juga kembali mengalami aktivitas penurunan sampai dengan -4,07%. Dari gambar 1 dapat disimpulkan bahwa kondisi sub sektor properti dan real estate telah mengalami aktivitas penurunan nilai pertumbuhan harga saham. Harga properti yang ditemukan mengalami penurunan terus menerus merupakan faktor yang memperkuat dipilihnya perusahaan properti dan real estate yang go public. Harga properti yang terus turun tiap tahunnya akan menjadi harapan meraih keuntungan para investor yang berinvestasi dalam bisnis properti akan kekurangan peminatnya. Akan tetapi realita kondisi di lapangan nilai saham pada industri property ini condong bersifat fluktuatif.

Adapun kesenjangan penelitian dari penelitian ini ialah mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang telah dikerjakan oleh [8] mengungkapkan bahwsannya inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham peryataan berbeda didapatkan dari [9] dan [10] mengemukakan bahwasannya inflasi memberikan pengaruh yang signifikan kepada harga saham. [11] mengungkapkan bahwa return saham tidak memiliki pengaruh terhadap Earning Per Share. mengemukakan harga saham mempunyai pengaruh kepada Nilai Pasar (EPS). Dengan begitu jika harga saham mengalami kenaikan maka nilai pasar yang diwakilkan dengan Earning Per Share (EPS) juga akan mengalami, begitupula kebalikannya. [12] dan [13] menyatakan leverage tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap harrga saham. Pernyataan berbeda didapatkan dari penelitian yang telah dikerjakan oleh [14] menyatakan leverage berpengaruh positif terhadap return saham. Dalam penelitian ini penulis akan mengevaluasi kembali pengaruh variabel makroekonomi (inflasi), nilai pasar (EPS) dan leverange (DER) terhadap harga saham dari beberapa perusahaan properti dan real estate yang telah go public di Bursa Efek Indonesia dengan memakai periode waktu yang lebih terbaru yaitu tahun 2017-2019.

Berdasarkan penjabaran permasalahan latar belakang, selanjutnya penelit memperoleh susunan rumusan masalah ialah (1) apakah variabel Inflasi berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019? (2) apakah variabel Nilai Pasar (EPS) berpengaruh terhadap harga saham saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019? (3) apakah variabel Profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019? (4) apakah variabel Leverange (DER) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019?

Pada penelitian ini telah ditentukan tujuan penelitiannya untuk mengetahui apakah terdapat sebuah pengaruh antara variabel inflasi, variable nilai pasar, variable profitabilitas, dan variable leverange tehadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI periode 2017-2019. Penyajian kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Figure 2.Kerangka Konseptual

Berdasarkan pemaparan diatas, maka hipotesis pada pengkajian ini ialah:

  1. H01 = Inflasi tidak memiliki dampak yang signifikan pada harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  2. Ha1 = Inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  3. H02 = Nilai Pasar tidak memiliki dampak yang signifikan pada harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  4. Ha2 = Nilai Pasar berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  5. H03 = Profitabilitas tidak memilik dampak yang signifikan padaharga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  6. Ha3 = Profitabilitas mempunyai dampak yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  7. H04 = Leverange tidak memiliki dampak yang signifikan pada harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019
  8. Ha4 = Leverage berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019

Metode

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan kausal komperatif. jenis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variable bebas seperti nilai pasar, profitabilitas, dan leverange terhadap variable terikat yaitu harga saham. Sampel penelitian menggunakan 21 perusahaan property dan real estate yang go public di BEI dan nanti datanya akan dikelolah selama 3 periode pengamatan (2017-2019).

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah metode kuantitatif yang bersifat sekunder. Data yang diperoleh penulis melalui Galeri Invetasi Bursa Efek Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Sifat-sifat variabel pada penelitian ini yaitu:

1) Variabel Dependen

Variabel Dependen atau variabel bebas dalam penelitian ini antara lain:

a. Inflasi

Peneliti menggunakan variabel Inflasi karena Menurut [6] Indeks harga yang selalu digunakan untuk mengukur inflasi biasa dikenal dengan indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI), yaitu indeks harga komoditas yang selalu digunakan konsumen. Tingkat inflasi IHK dapat dihitung sebagai berikut:

b. Nilai Pasar (EPS)

Peneliti menggunakan Earning Per Share (EPS) sebagai rasio pengukuran nilai pasar karena EPS ialah rasio mengungkapkan besaran keuntungan (return) yang nantinya didapatkan seorang investor atau pemegang saham. Informasi yang dihasilkan EPS menjadi pertimbangan investor membeli saham agar mendapatkan retun. Apabila laba yang didapatkan per saham rendah, maka rendah pula peluang perusahaan memberikan pengembalian (return). Jadi bisa disimpulkan investor cenderung akan suka dengan saham yang mempunyai EPS banyak sebab salah satu standard kesuksesan pada perusahaan. EPS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

c. Profitabilitas (ROA)

Peneliti menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai tingkat pengembalian, karena ROA menunjukkan efisiensi modal yang telah diinvestasikan dalam bentuk semua aset yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan sebuah keuntungan. ROA berbagi informasi tentang efektivitas suatu usaha dalam menjalankan usaha. Angka yang Anda dapatkan menunjukkan apa yang dapat Anda lakukan dengan apa yang dimiliki bisnis Anda. Semakin tinggi ROA, semakin besar kapasitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan akan membuat investor terbujuk untuk berinvestasi dengan saham perusahaan. ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

d. Leverange (DER)

Peneliti menggunakan DER sebagai leverage karena variabel indepen pada penelitian ini dalam penelitian ini. DER menjelaskan bagaimana modal owner bisa mengendalikan beban dari pihak luar. DER dapat dihitung dengan rumus (Dinata,2003) :

2) Variabel Idependen atau terikat

Pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu harga saham perusahaan Properti dan Real Estate Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan teknik analisis data yang dipakai meliputi uji normalitas, uji regresi berganda, uji koefisiensi diterminasi (R2), uji paired t-test dengan memaksimalkan bantuan aplikasi software SPSS 20.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menggunkan analisis statistic dan uji regresi agar dapat mengetahui pengruh Nilai Pasar (EPS), Profitabilits (ROA), dan Leverange (DER) terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang go public di BEI untuk periode 2017-2019. Analisis ini dikerjakan dan dianalisis hingga dapat dihitung untuk mengetahui dampak seacara kuantitatif anatara suatu modifikasi yang akan dikerjakan lewat alat uji statistik guna mencapai hasil yang relevan.

Uji Normalitas

Figure 3.Uji Normalitas

Sumber: Output SPSS 20

Gambar 3 menunjukkan bahwa grafik Normal P-P of Regression Standardized Residual yang telah mengilustrasikan gambaran dari penyebaran data di sekitar garis miring atau diagonal dan penyebarannya telah mengikuti arah garis diagonal dalam grafik tersebut. Dengan demikian maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan telah memenuhi asumsi normalitas.

Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2429.537 6603.333 -.368 .714
Inflasi (X1) 1064.271 2040.547 .064 .522 .604 .996 1.004
Nilai Pasar (X2) 15.911 4.984 .391 3.193 .002 .991 1.009
Profitabilitas (X3) 54.420 72.141 .106 .754 .454 .748 1.338
Leverange (X4) -6.346 19.386 -.046 -.327 .745 .740 1.351
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Table 1.Regresi Linier Berganda

Sumber : Output SPSS 20

Analisis Tabel 1 dapat dikatakan dalam sebuah bentuk dari persamaan regresi linier berganda dengan hasil perumusan sebagai berikut:

Y(t+1) = β0 + β1 xt1 + β2 xt2 + β3 xt3 + β4 xt4 +e

Y(t+1) = -2429.537 + 1064.271 Inflasi + 15.911 EPS + 54.420 ROA + (-6.346) DER +e

Perumusan Regresi Y= -2429.537 + 1064.271 Inflasi + 15.911 EPS + 54.420 ROA + (-6.346) DER +e, menggambarkan bahwa variabel bebas (independent) Inflasi (X1), Nilai Pasar (X2), Profitabilitas (X3), Leverage (X4) adalah nol maka besarnya Harga Saham (Y) adalah -2429.537.

Koefisiens Determinasi

Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimension0 1 .409a .167 .108 5739.472 1.864
a. Predictors: (Constant), Leverange (X4), Inflasi(X1), Nilai Pasar X2, Profitabilitas X3
b. Dependent Variable: Harga saham (Y)
Table 2.R2

Sumber: Output SPSS 20

Berdasarkan Tabel 2 maka dapat diketahui bahwa nila R2 yang dihasilkan adalah sebesar 0,167 atau 16,7%. Angka ini telah menjelaskan bahwa Harga Saham pada perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI Periode 2017-2019 dipengaruhi Inflasi (X1), Nilai Pasar (X2), Profitabilitas (X3), dan Leverange (X4) sebanyak 16,7%, sedangkan sisanya dengan nilai sebesar 83,3% adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor atau beberapa variabel lain yang tidak diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.

Uji Paired t-Test

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2429.537 6603.333 -.368 .714
Inflasi (X1) 1064.271 2040.547 .064 .522 .604 .996 1.004
Nilai Pasar (X2) 15.911 4.984 .391 3.193 .002 .991 1.009
Profitabilitas (X3) 54.420 72.141 .106 .754 .454 .748 1.338
Leverange (X4) -6.346 19.386 -.046 -.327 .745 .740 1.351
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Table 3.Paired t-test

Sumber : Ouput SPSS18

Berdasaran Tabel 3 ditemukan bahwa pada variabel inflasi (X1), seperti terlihat di atas, nilai t berada pada taraf 0,522 < t Tabel 2,04523 0,604 > 0,05. Maka, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H01 diterima dan Ha1 ditolak yang berarti bahwa inflasi (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y). Untuk variabel Nilai Pasar (X2) EPS diperoleh nilai t hitung 3,193 > t tabel 2,04523 dengan tingkat signifikansi 0,002 < 0,05. Maka, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H02 ditolak dan Ha2 diterima yang berarti bahwa Nilai Pasar (X2) EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga saham (Y). Untuk variabel Profitabilitas (X3) ROA diperoleh nilai t hitung 0,754 < t tabel 2,04523 dengan tingkat signifikansi 0,454 > 0,05 Maka, dalam penelitian ini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa H03 diterima dan Ha3 ditolak yang berarti bahwa Nilai Profitabilitas (X3) ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga saham (Y). Untuk variabel Leverange (X4) DER diperoleh nilai t hitung -0,327 < t tabel 2,04523 dengan tingkat signifikansi 0,745 > 0,05 Maka, dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa H04 diterima dan Ha4 ditolak yang berarti bahwa Nilai Leverange (X4) DER secara parsial berpengaruh negatif terhadap Harga saham (Y)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hal ini juga didukung dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh [8] dan [15] menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pernyataan berbeda didapatkan dari [9] dan [10] mengemukakan bahwasannya inflasi memberikan pengaruh yang signifikan kepada harga saham. Adapun penelitian yang dilakukan [16] mengemukakan harga saham mempunyai pengaruh kepada Nilai Pasar (EPS). Dengan begitu jika harga saham mengalami kenaikan maka nilai pasar yang diwakilkan dengan Earning Per Share (EPS) juga akan mengalami, begitupula kebalikannya. Pernyataan berbeda didapatkan dari [11] mengungkapkan bahwa return saham tidak memiliki pengaruh terhadap Earning Per Share [11]. Penelitian [17] menyimpulkan bahwa variabel profitabilitas ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sebuah saham, dalam hal ini harga saham atau return saham. Namun hasil yang didapatkan dari penelitian ini bertentangan dengan hasil dari penelitian [18] yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dapat mempengaruhi return saham karena dari tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham. Hasil penelitian [12] menyatakan leverage tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sementara hasil penelitian yang telah dilakukan oleh [19]menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap return saham.

Simpulan

Penelitian memiliki tujuan untuk mencari dampak profitabilitas, inflasi, leverage, dan nilai pasar pada harga saham perusahaan properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017 sampai 2019. Hasil penelitian yang dilakukan memperoleh beberapa kesimpulan seperti berikut:

1. Hasil survei memperlihatkan yakni Inflasi tidak memiliki dampak yang signifikan pada Harga saham yang bisa diketahui pada angka sig. (2-tailed) sebesar 0,604. Dengan kata lain (0,604 > 0,05 atau 5%) dimana ini menujukkan H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Hasil survei memperlihatkan bahwasannya nilai Pasar meiliki dampak yang signifikan terhadap harga Saham yang diketahui melalui angka sig. (2-tailed) dengan nilai 0,002. Dengan kata lain menunjukkan (0,002 < 0,05 atau 5%) kesimpulan nya H0 ditolak dan Ha diterima

3. Hasil survei memperlihatkan bahwa Profiabilitas tidak memiliki dampak yang signifikan pada harga saham yang diketahui melalui angka sig. (2-tailed) dengan nilai 0,454. Dengan kata lain menunjukkan (0,454 < 0,05 atau 5%) artinya H0 diterima dan Ha ditolak.

4. Hasil survei memperlihatkan bahwa Leverange tidak berpengaruh terhadap Harga saham yang dapat diketahui melalui niilai sig. (2-tailed) berjumlah 0,745. Dengan kata lain (0,745 < 0,05 atau 5%) yang artinyai H0 diterima dan Ha ditolak.

Keterbatasan Penelitian

Pada pengkajian ini mempunyai beberapa batasan yang peneliti miliki, yaitu:

1. Indikator variabel pada survei ini terbatas hanya Inflasi, Nilai Pasar, Profitabilitas, dan Leverange

2. Survei ini mencakup 3 periode pengkajian, yang memungkinkan adanya kejadian diluar pengkajian ini dan tidak menggunakan pengendalian yang berakibat terhadap hasil pengkajian.

3. Sampel yang dipakai pada survei ini hanya Perusahaan properti dan Real estate.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan serta simpulan yang sudah dijelaskan diatas, maka pengaji menyarankan beberapa hal yang dapat disampaikan yaitu:

1. Bagi Perusahaan

Harapkan perusahaan untuk memperhatikan pengelolaan hutang dengan baik sehingga dapat memperoleh keuntungan dalam jangka waktu pembayaran yang diharapkan.

2. Bagi Investor

Perihal berinvestasi saham, seorang investor hendaknya memperoleh informasi yang dapat mempengaruhi kondisi dalam pasar modal. Suatu peristiwa belum tentu mengandung sebuah informasi, sehingga investor diharapkan untuk tidak terburu-buru dalam hal pengambilan keputusan dalam melakukan aktifitas jual-beli saham di pasar modal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan menambah rentang periode pengamatan yang lebih lama sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Bagi penulis penelitian selanjutnya yang dimasa mendatang menggunakan topik pengkajian sejenis, dianjurkan dapat melebarkan bentuk pengkajian dengan memakai bahan penelitian yang lebih luas juga menambahkan teoru terbaru agar mendapatkan pengkajian yang dibuat dengan maksimal. Sebaiknya menambah faktor lain seperti rasio keuangan yang berbeda, nilai tukar rupee dan suku bunga sebagai variabel independen. Kecil kemungkinan bahwa rasio keuangan dan faktor ekonomi lainnya akan memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham.

References

  1. A. D. Putranto and A. Darmawan, “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN NILAI PASAR TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016),” J. Adm. Bisnis, vol. 56, no. 01, 2018, [Online]. Available: http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/2325
  2. S. E. S. E, Heriyanto, and Zilfana, “Pengaruh Capital Gain Dan Pembagian Dividen Terhadap Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” J. Manaj. dan Akunt., vol. 11, no. 01, pp. 1–8, 2022, [Online]. Available: https://www.neliti.com/publications/387811/pengaruh-capital-gain-dan-pembagian-dividen-terhadap-volume-perdagangan-saham-pa
  3. M. Veronica and R. A. Pebriani, “Pengaruh Faktor Fundamental Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Properti Di Bursa Efek Indonesia,” Islam. Bank. J. Pemikir. dan Pengemb. Perbank. Syariah, vol. 6, no. 1, pp. 119–138, 2020, doi: 10.36908/isbank.v6i1.155.
  4. R. Maronrong and K. Nugrhoho, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Otomotif Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012- 2017,” J. STEI Ekon., vol. 26, no. 02, pp. 277–295, 2019, doi: 10.36406/jemi.v26i02.38.
  5. Y. Arsita, “Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pt Sentul City, Tbk,” J. Manaj. Pendidik. Dan Ilmu Sos., vol. 2, no. 1, pp. 152–167, 2021.
  6. M. Putri and A. Noor, “Pengaruh earning per share, profitabilitas, leverage, dan sales growth terhadap nilai perusahaan pada industri makanan dan minuman yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia (BEI),” KINERJA J. Ekon. dan Manaj., vol. 19, no. 2, pp. 286–294, 2022, doi: 10.30872/jkin.v19i2.11589.
  7. B. Santoso, Keagenan (agency) : prinsip-prinsip dasar, teori, dan problematika hukum keagenan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
  8. M. W. A. dan L. K. S. Satria, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Produk Domestik Bruto Terhadap Return Saham,” E-Jurnal Manaj. Unud, vol. 5, no. 6, pp. 3392–3240, 2016.
  9. A. S. Oshaibat, “The Relationship Between Stock Returns And Each Of Inflation, Interest Rates, Share Liquidity And Remittances Of Workers In The Amman Stock Exchange,” J. Internet Bank. Commer., vol. 21, no. 2, pp. 2–18, 2016.
  10. Lindayani and S. Dewi, “Dampak Struktur Modal Dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Dan Return Saham Perusahaan Keuangan Sektor Perbankan,” E-Jurnal Manaj. Unud, vol. 5, no. 8, pp. 5274–5303, 2016.
  11. F. M. Maskat, “PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA,” STIESIA SURABAYA, 2018.
  12. D. Arif, “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, GROWTH, TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA SAHAM SEBAGAI VARIABEL INTERVENING,” 2019.
  13. R. Purnasari, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Nilai Pasar Terhadap Return Saham Dengan Trading Volume Sebagai Variabel Moderating,” 2020.
  14. D. Mariani and Suryani, “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA SOSIAL DAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015),” J. Akunt. dan Keuang., vol. 7, no. 1, pp. 59–78, 2018, [Online]. Available: http://repository.unas.ac.id/3770/1/BUKU IINVESTASI REVISI 9 OK.20.pdf
  15. M. Rizal Yulianto, Y. Hafidh Habibillah, S. Rahma Dewi, and M. Nashrullah, “Pengaruh Firm Size, Inflasi Dan Non Performing Loan Terhadap Profitabilitas Perbankan,” J. Transparan, vol. 15, no. 01, pp. 1–8, 2023.
  16. S. Agustami and P. Syahida, “Pengaruh Nilai Pasar, Profitabilitas, dan Leverage terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013—2017),” Organum J. Saintifik Manaj. dan Akunt., vol. 2, no. 2, pp. 84–103, 2019, doi: 10.35138/organum.v2i2.52.
  17. D. P. S. Lantari and I. W. Widnyana, “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Dan Nilai Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Terindeks LQ45 Pada Bursa Efek Indonesia (BEI),” Juima J. Ilmu Manaj., vol. 8, no. 1, pp. 36–49, 2018, [Online]. Available: https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/juima/article/view/38
  18. T. K. Sutendi, “PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA EMITEN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016,” Universitas Lampung, 2018.
  19. R. Budiharjo, “Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Konsumsi Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” Profita Komun. Ilm. Akunt. dan Perpajak., vol. 11, no. 3, pp. 464–485, 2018, doi: 10.22441/profita.2018.v11.03.008.