Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8195

Boosting Local Economy Through Strategic Tourism Development in Indonesia


Meningkatkan Perekonomian Lokal Melalui Pengembangan Pariwisata Strategis di Indonesia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
https://orcid.org/0000-0003-4109-8449

(*) Corresponding Author

Tourism Development BUMDES Strategy Infrastructure Human Resources Economic Impact

Abstract

This research aims to analyze and describe the strategies implemented by BUMDES Sumber Lestari in developing the Sumber Dhuwur tourist attraction. Tourism development significantly influences regional and citizen income, job creation, and economic activities. Utilizing qualitative methods, data were collected through interviews with village officials, the BUMDES chairman, local residents, and visitors, along with observations and documentation. The study uses qualitative descriptive analysis, involving data reduction, presentation, and conclusion drawing. Results indicate that BUMDES Sumber Lestari has effectively focused on infrastructure and facility development, but has yet to optimize human resource management in tourism and the creative economy. The research provides insights into strategic planning for rural tourism development, emphasizing the need for comprehensive human resource strategies to enhance competitiveness and economic impact.

Highlight:

 

  1. Effective infrastructure and facility development by BUMDES Sumber Lestari.
  2. Human resource management needs optimization in tourism.
  3. Strategies enhance income and job creation.

 

Keywoard:  Tourism Development, BUMDES Strategy, Infrastructure, Human Resources, Economic Impact

PENDAHULUAN

Sebuah negara yang berpotensi pada wisata alam yang beraneka ragam, dikarenakan letak geografis dan sosial budaya setempat yang dapat menjadi pariwisata. Kepariwisataan merupakan unsur penting pembangunan nasional yang dilaksanakan sistematis, menyeluruh, berkelanjutan dan bertanggung jawab, deSngan tetap menjamin perlindungan nilai-nilai budaya dan agama yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan kualitas lingkungan hidup, serta mutu bangsa. Pariwisata adalah seluruh tindakan yang terkSait dengan perkembangan individu yang bepergian atau melakukan kunjungan sementara dari tempat asal mereka ke setidaknya satu keberatan di luar area rumah mereka, yang didorong oleh beberapa kebutuhan tanpa tujuan menghasilkan uang. Pariwisata adalah salah satu bidang penggerak ekonomi yang membutuhkan lebih banyak pertimbangan dengan tepat agar bisa berkembang [1].

Pembangunan nasional adalah bisnis atau gerakan dinamis negara Indonesia agar mencapai lingkungan yang tepat dan dapat diterima dalam lingkup kehidupan manusia. Pemerintah berusaha berkembang secara bertahap dan berkesinambungan untuk mencapai pembangunan yang adil dan merata. Berdasarkan hakikatnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang dilakukan secara sengaja, tersusun, dan konsisten dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan rakyat suatu bangsa. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang menjelaskan bahwa pelibatan, partisipasi, dan pemberdayaan masyarakat merupakan faktor kunci aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Potensi keberhasilan pengelolaan pemerintahan desa di desa, yang berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu faktor yang dapat menjamin keberhasilan program desa adalah keterlibatan pemerintah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang terkait dengan program desa. Selanjutnya, pengelolaan sumber daya yang tepat dan pemberdayaan masyarakat merupakan langkah awal menuju keberhasilan program. [2].

Perkembangan industri pariwisata akan dikaitkan dengan kategori sosial budaya, politik dan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pariwisata sangat berpengaruh dalam meningkatkan anggaran, pendapatan daerah dan warga, menciptakan lapangan kerja dan mendukung proses kegiatan ekonomi warga. Pembangunan pariwisata yang dipimpin dengan optimal oleh swasta ataupun pemerintah sudah dapat meningkatkan jumlah wisatawan dari daerah satu ke daerah yang lainnya. Aturan keberlanjutan mengenai BUMDES termuat pada peraturan daerah. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto yang memuaat mengenai BUMDES adalah Perda Kabupaten Mojokerto nomor 9 tahun 2019 Tentang Badan Usaha Milik Desa. Pemerintah Kabupaten Mojokerto semaksimal mungkin memotivasi desa untuk membangun BUMDES. [3].

Dalam hal ini, pariwisata harus dianggap sebagai industri yang memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial, baik di negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi besar di sebagian besar industri, termasuk pariwisata. Industri pariwisata di Indonesia memerlukan perhatian khusus dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mempromosikan potensi wisata. Perkembangan pariwisata itu sendiri mempunyai pengaruh yang kuat terhadap mengembangkan kawasan sekitar destinasi wisata, karena dapat berperan sebagai industri utama, khususnya industri yang dapat meningkatkan perekonomian daerah. Tujuan dari pemerintah desa membangun Objek Wisata Sumber Dhuwur yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial maupun budaya, untuk memajukan desa agar terlepas dari ketertinggalan juga dikenal banyak orang serta bertujuan untuk menggerakkan para pemuda agar aktif dan terlepas dari pengangguran. [4]

Figure 1.Objek Wisata Sumber Dhuwur

Sumber : Dokumentasi Penulis 2023

Terdapat 3 hal yang menarik perhatian khusus yaitu, pemakaian inovasi di lingkungan birokrasi, pembaharuan pemikiran, sistem dan metode kerja. Pihak BUMDES diharuskan mampu memperbarui sistem & berinovasi dalam penyelenggaraan program desa wisata. Sehingga pemerintah desa dan pihak BUMDES berinovasi agar dapat mengembangkan serta memperkuat masyarakat dengan program desa wisata. Strategi dari pihak BUMDES mengenai wisata lokal yang ada adalah dengan cara melakukan penggalian potensi untuk dijadikan objek wisata baru. Setelah potensinya digali ternyata ada banyak hal yang bisa dijadikan objek wisata. Pengelolaan wisata yang dilakukan oleh pemerintah desa adalah dengan menyerahkan sepenuhnya kepada anggota BUMDES tapi juga masih dalam pengawasan pemerintah desa. Selain itu juga melakukan pengembangan dan pengelolaan sumber daya yang sudah ada yang agar nantinya bisa sesuai dengan harapan. Dan juga melakukan evaluasi setiap pertemuan sebulan sekali. Keberhasilan program pemerintah desa akan tepat jika program tersebut selaras dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan mengembangkan industri pariwisata di desa maka kawasan ini akan dapat berkembang dan juga menjadi daya tarik wisata mengunjungi desa tersebut dan tentunya akan memajukan taraf hidup masyarakat pedesaan. Perubahan yang sudah terjadi kalau dilihat dari masyarakat yaitu yang dulunya belum mempunyai usaha, sekarang menjadi mempunyai usaha berjualan di kawasan wisata, menjaga tempat parkir, dan tiket masuk wisata meskipun tidak menyeluruh. Strategi dari pihak BUMDES selanjutnya yaitu mengembangkan wisata kuliner yang ada di Desa Wonosari. Desa Wonosari adalah desa wisata yang terkenal dengan kulinernya yang memiliki banyak sekali makanan khas dari olahan kemangi. Beragam makanan khas olahan kemangi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang

mengunjungi desa tersebut. Maka dari itu ada beberapa hal yang dilakukan pihak BUMDES dalam mengembangkan potensi dan sumber daya yang dimiliki Desa Wonosari. Dengan adanya Wisata Sumber Dhuwur yang menjadi bagian unit yang dioperasikan oleh bumdes ini, mampu meningkatkan PADesa Wonosari. [5].

No Tahun Data Pengunjung
1 2020 2567
2 2021 2834
3 2022 3718
Sumber : BUMDES Desa Wonosari 2023
Table 1.Data Pengunjung Objek Wisata Sumber Dhuwur Tahun 2020-2022

Dari data yang diperoleh dari BUMDES Sumber Lestari dapat dilihst bahwa kunjungan wisatawan domestik ke Objek Wisata Sumber Dhuwur meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 jumlah wisatawan mencapai 2567 orang per tahun. Pada tahun 2021 jumlah wisatawan mencapai 2834 orang. Pada tahun 2022 jumlah wisatawan mencapai 3718 orang.

Hal tersebut juga seiring bersama berbagai penelitian terdahulu, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rosaria Hafsary Ngupadi Putri dan Yusuf Adam Hilman Tahun 2022, dalam penelitian berjudul ‘’Strategi Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Destinasi Wisata Sawah Lungguh Untuk Kesejahteraan Masyarakat Desa Bareng Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo’’. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Persamaan dari penelitian sebelumnya yakni meneliti tentang strategi pemerintah desa dalam mengembangkan desanya untuk dijadikan desa wisata. Perbedaan penelitian sebelumnya dan saat ini, penelitian sebelumnya berfokus pada strategi pemerintah desa untuk mensejahterakan masyarakat desa, sedangkan penelitian saat ini lebih ke strategi pemerintah desa dalam mengembangkan desa wisata.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Mukhirto Tahun 2022 dalam penelitian berjudul ‘’Strategi Pemerintah Gandukepuh Terhadap Pengembangan Objek Wisata Religi’’. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama memakai metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini adalah penelitian sebelumnya lebih berfokus objek wisata religi sedangkan saat ini penelitian lebih fokus pada objek desa wisata.

Ketiga, penelitian yang dilakukan Lina Kumala Dewi dan Ekapti Wahyuni Tahun 2020, dalam penelitian dengan judul Strategi Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Wisata Lokal di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitin saat ini yaitu sama-sama meneliti tentang Strategi Pemerintah Desa. Sedangkan perbedaan dari penelitian sebeleumnya dan penelitian saat ini, peneliti sebelumnya berfokus pada pengelolaan objek wisata, sedangkan penelitian saat ini berfokus pada pengembangan objek wisata.

Pengembangan pariwisata suatu daerah akan membawa banyak manfaat bagi desa baik secara ekonomi, sosial dan budaya. Namun, jika pembangunan tersebut tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai permasalahan yang mempersulit bahkan merugikan masyarakat. Agar pariwisata dapat berkembang ke arah yang benar, berkelanjutan, membawa manfaat bagi masyarakat dan meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi, maka pengembangan pariwisata harus didahului dengan kajian yang mendalam, terutama riset semua pihak yang terlibat [6].

Ciri khas desa wisata menurut (Dr. Manahati Zebua M.Kes., 2016) adalah masyarakat yang masih mempunyai adat dan budaya yang relatif asli. Selain itu, kawasan desa wisata diwarnai oleh sejumlah faktor pendukung seperti jenis makanan yang khas, sistem pertanian dan sistem sosial. Dapat dikatakan bahwa desa wisata merupakan ciri khas dari desa tersebut itulah potensi aslinya. Potensi tersebut tidak hanya berupa kekayaan alam, tetapi juga kondisi sosial dan budaya. Berdasarkan hasil observasi lapangan, terdapat beberapa permasalahan strategi BUMDES Wonosari dalam pengembangan sarana wisata di Sumber Dhuwur, antara lain kecenderungan pihak BUMDES hanya melaksanakan program tanpa melaksanakan sosialisasi program bagi masyarakat semaksimal mungkin, sehingga masih banyak masyarakat acuh dengan pelaksanaan program desa wisata. Selain kurangnya sosialisasi oleh aparat

desa, penduduk desa cenderung lebih acuh dalam mengikuti program pihak BUMDES. Permasalahan lain yang muncul adalah masih kurangnya anggaran atau dana untuk kegiatan pariwisata, ketersediaan prasarana atau infrastruktur di desa Wonosari masih kurang, misalnya pengelolaan dan pengembangan infrastruktur masih belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Desa ini kekurangan TPA umum, sehingga sampah dapur dan daun-daun yang baru berserakan menghalangi keindahan tempat wisata. Mempertimbangkan kebersihan sebagai konsep wisata menjadi sebuah faktor penentu wisatawan bersedia datang kembali atau tidak. Selain itu, jumlah WC umum sangat terbatas sehingga harus dicari solusinya. Keberlangsungan program Desa Wisata Sumber Dhuwur dan kegiatannya, sebagai wujud implementasi program pemerintah daerah dalam pembangunan desa, tidak terlepas dari support penuh pemerintah dan masyarakat desa Wonosari. Pemerintah desa dan pihak BUMDES memerlukan suatu strategi dengan tujuan untuk pengembangan desa wisata dan mengatasi kendala yang ada agar Desa Wonosari menjadi desa wisata yang mewah dan dapat mengembangkan desa menjadi lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan dapat diakui secara nasional dan internasional sehingga pembangunan dapat dilakukan dengan baik dan masyarakat Desa Wonosari dapat sejahtera [7].

Desa wisata merupakan program yang dibentuk oleh pemerintah desa untuk memamerkan ciri khas desa. Menurut penelitian Masitah (2019:46), ciri desa wisata adalah sumber daya alam yang masih alami, keunikan desa, serta tradisi dan budaya masyarakat setempat. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dilihat dari latar belakang masalah bahwa banyak sekali permasalahan atau fenomena sosial yang kita jumpai. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi BUMDES Sumber Lestari dalam memberikan pelayanan dan kegiatan dalam mengembangkan pendidikan, keterampilan dan memberikan kehidupan yang berkualitas kepada masyarakat sekitar. Menerapkan teori strategi oleh Geoff Mulgan (2009), strategi berguna sebagai sebuah sistem yang dapat mengelola kekuatan dan sumber daya yang ada melalui organisasi publik (pemerintah) yang berfokus pada kepentingan publik. Terdapat 5 indikator, yaitu tujuan karena tujuan menentukan apa yang akan dicapai oleh pemerintah. Setelah menetapkan tujuan, fase kedua yang harus dimiliki adalah lingkungan (environment) indikator lingkungan dapat diukur dari perubahan yang terjadi pada kondisi sekitar, kemudian setelah selesainya kedua fase diatas dilanjutkan dengan fase pengarahan (direction) pada bagian pengarahan terdapat 4 indikator antara lain koordinasi, motivasi, komunikasi dan perintah. Kemudian pada bagian aksi atau tindakan (action) terdapat 3 indikator yaitu situasi eksternal, alat yang diperlukan dan pengambilan keputusan, ketiga hal ini sangat berkaitan erat ketika melakukan tindakan. Dan yang terakhir adalah pembelajaran (learnings) pada bagian ini terdapat 2 indikator penting yaitu metode perbandingan dan identifikasi. Strategi dapat dipahami sebagai rencana yang dikembangkan oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan, rencana ini dapat mencakup tujuan, kebijakan, dll. Kebijakan dan tindakan yang perlu dilakukan organisasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidupnya dan mampu untuk memenangkan persaingan, tetapi yang paling penting bagi organisasi untuk memiliki keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kemampuannya untuk daya saing. Tentu saja, cara berpikir strategis ini penting bagi suatu organisasi karena strategi merupakan langkah awal untuk memahami dan menerapkan strategi [8].

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa teks atau ucapan orang-orang dan perilaku yang diamati untuk memahami informasi dari narasumber katakan. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan menganalisis data dari Miles dan Huberman penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami serta menguraikan mengenai Strategi BUMDES Sumber Lestari dalam mengembangkan Objek Wisata Sumber Dhuwur. Dalam penelitian ini, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan pemerintah desa, Bapak Suparto Ketua BUMDES Sumber Lestari, pengelola tempat wisata, dan pengunjung. Jenis data yang diperoleh yaitu data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menerapkan teori strategi Geoff Mulgan (2009), strategi berguna sebagai sebuah sistem yang dapat mengelola kekuasaan dan sumber daya yang ada melalui organisasi publik (pemerintah) yang berfokus pada kepentingan publik. Yang memiliki 5 petunjuk, Tujuan, Lingkungan, Arah, Tindakan, Pembelajaran [9].

Figure 2.Bagan Analisis Miles dan Huberman

Sumber : Wikipedia

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam perencanaan untuk mencapai sebuah tujuan maka dalam hal pelaksanaan kebijakan dan strategi harus mampu memberi arahan dan motivasi baik manajerial, kinerja maupun perilaku sehingga setiap pihak yang terlibat dapat melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan yang tujuan yang diinginkan. Adanya perencanaan yang baik antar pemerintah desa, BUMDES, dan masyarakat dapat mengatasi persoalan yang ada dalam usaha pengembangan objek wisata. Dalam menghadapi berbagai kekurangan dan kelemahan yang berada di objek wisata. BUMDES Sumber Lestari telah memiliki beberapa strategi dalam pengembangan pariwisata yang ada. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan di masa depan. Dari sisi lain strategi adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi ini dirancang secara sistematis untuk merumuskan, menjalankan, dan mengevaluasi guna mencari nilai terbaik untuk mencapai tujuan yang telah dirancang sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lokasi, masih terdapat adanya masalah seperti pemerintah desa dan BUMDES kurang melakukan sosialisasi dengan penduduk desa, masih kurangnya anggaran untuk kegiatan wisata, ketersediaan sarana dan prasarana juga masih kurang. Selain itu di dalam mempromosikan objek wisata Sumber Dhuwur mengalami keterbatasan dana. Promosi hanya dapat dilakukan di daerah sekitarnya saja. Masyarakat lokal diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam mempromosikan objek wisata. Perhatian yang lebih akan berdampak baik untuk pengembangan objek wisata. Keberlangsungan program Desa Wisata Sumber Dhuwur dan kegiatannya, sebagai wujud implementasi program pemerintah daerah dalam pembangunan desa tidak terlepas dari support penuh pemerintah dan masyarakat desa Wonosari. Pemerintah desa dan pihak BUMDES memerlukan suatu strategi dengan tujuan untuk pengembangan desa wisata dan mengatasi kendala yang ada agar Desa Wonosari menjadi desa wisata yang unggul dan mampu membangun desa ke arah yang lebih baik dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Kebijakan Umum Implementasi Kebijakan
Peningkatan Aksesibilitas Perbaikan jalanPenambahan luas tempat parkirPenyediaan penerangan jalan
Penambahan Kelengkapan Fasilitas Wisata Pembangunan pusat informasi wisataPembangunan gazeboPenambahan wahana bermain anakPenambahan toilet umum dan tempat ibadah
Peningkatan Kebersihan Lingkungan Melakukan pembersihan di area objek wisataPenambahan tempat sampah 3. Penambahan alat alat kebersihan
Table 2.

Pengembangan merupakan setiap usaha yang dapat memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan. Dengan kata lain pengembangan menurut Soeda (2017) adalah setiap kegiatan yang bertujuan agar dapat memperbaiki tingkah laku meliputi pengetahuan, kecakapan, sikap. Pengembangan destinasi wisata adalah suatu bagian dari sebuah rencana yang memiliki tujuan agar dapat membuat maju, memperbaiki serta meningkatkan kondisi daerah setempat yang sesuai sehingga akan menambah nilai dan berguna untuk masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan wisata.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa strategi pengembangan merupakan faktor penting dalam merumuskan strategi yang diterapkan oleh pemerintah desa dan BUMDES dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari internal organisasi, demikian juga dengan peluang dan ancaman yang berasal dari faktor eksternal. Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi yang baik dalam memanfaatkan peluang dan kekuatan, menghindari ancaman dan meminimalisir kelemahan. Usaha yang dilakukan oleh BUMDES Sumber Lestari dalam mengembangkan objek wisata dengan cara mengembangkan fasilitas yang dilakukan secara bertahap untuk menarik wisatawan agar datang ke Sumber Dhuwur. Pengembangan pertama yang dilaksanakan oleh BUMDES Sumber Lestari yaitu membuat taman dan kolam dengan adanya gazebo yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai. Kemudian pengembangan yang kedua dengan melibatkan kerjasama dengan masyarakat desa sebagai pelaku usaha. Yaitu dengan adanya warung makan, kemudian juga dilengkapi dengan wahana mainan minimalis yang dapat digunakan oleh anak – anak. Kerjasama antar pemerintah desa, BUMDES, dan masyarakat sangat berpengaruh besar pada pembangunan objek wisata. Upaya yang dilakukan BUMDES dalam hal ini yaitu BUMDES Sumber Lestari mengajak masyarakat dengan cara membentuk kelompok pelaku usaha kuliner, wahana permainan, pengelolaan area parkir di Objek Wisata Sumber Dhuwur. Pembentukan kelompok masyarakat yang dilakukan oleh BUMDES Sumber Lestari yaitu dengan adanya pelatihan dari desa dan kabupaten terkait pengelolaan pengembangan desa wisata. Dari BUMDES Sumber Lestari secara mandiri melakukan pembinaan yaitu mewajibkan tenaga kerjanya mematuhi standar operating procedure(SOP) yang telah disepakati bersama di Kantor Desa Wonosari. Kemudian BUMDES di setiap akhir bulan melakukan evaluasi pelaku usaha Sumber Dhuwur yang berguna agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

1.Tujuan

Sesuai dengan indikator tujuan ialah upaya untuk mencapai hal yang menjadi sasaran yang akan dijangkau oleh organisasi atau perangkat pemerintahan. Strategi apa yang dilakukan BUMDES Sumber Lestari untuk meningkatkan kestabilan perekonomian masyarakat. Dengan membuka peluang bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dan ingin bekerja sebagai pelaku usaha objek wisata ini atau membuka usaha kios dalam lokasi objek wisata. Tujuan dibentuknya Objek Wisata Sumber Dhuwur adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial maupun budaya, untuk memajukan desa agar terlepas dari ketertinggalan juga dikenal banyak orang serta bertujuan untuk menggerakkan para pemuda agar aktif dan terlepas dari pengangguran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparto selaku pembina BUMDES Sumber Lestari.

’’ Awalnya sumber itu hanya kolam biasa, kemudian pemerintah desa mendapatkan saran dari pemuda desa untuk mengelola sumber sebagai objek wisata. Karena sumber hanya dibuat untuk memancing dan mengairi sawah. Melihat antusias dari pemuda desa sangat luar biasa. Akhirnya pemerintah desa menginstruksikan BUMDES untuk mengurus dan mengelola sumber.’’

Adapun faktor pendukung dalam pengembangan objek wisata Sumber Dhuwur yaitu sebagai berikut :

1. Memiliki potensi alam yang bisa menjadi daya tarik desa Wonosari

2. Antusias dari warga sekitar yang ingin adanya objek wisata di desa Wonosari.

Sedangkan faktor penghambat pengembangan objek wisata Sumber Dhuwur yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya peran pemerintah desa dan BUMDES Sumber Lestari dalam memberikan sebuah tindak lanjut terhadap program yang sudah disosialisasikan.

2. Adanya pandemi covid dana yang seharusnya untuk pengembangan wisata dialihkan sebagian untuk pengendalian pandemi covid.

3. Promosi dari pengelola yang masih sangat minim dan terbatas.

Karena dengan adanya potensi maka akan timbul semangat dan keyakinan untuk memunculkan potensi yang ada. Selain itu juga dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dan juga agar Desa Wonosari bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan wisatanya. Masyarakat Desa Wonosari memang mendukung pembangunan desa wisata, tetapi dalam prakteknya hanya sebagian kecil masyarakat yang terlibat. Masyarakat belum memahami kebutuhan tentang sadar wisata. Lemahnya dukungan masyarakat ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pariwisata, serta kepercayaan diri masyarakat yang masih kurang. Menginstruksikan BUMDES untuk menangani wisata Sumber Dhuwur ini adalah upaya dari pemerintah desa untuk mengembangkan desa wisata dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki desa Wonosari, serta sebagai wadah yang dibentuk pemerintah desa untuk meningkatkan kegiatan kepariwisataan yang ada di desa Wonosari sebagai upaya untuk terus mengembangkan desa Wonosari.

Fenomena yang terjadi di lapangan jika dikaitkan dengan teori strategi telah sesuai dengan pendapat Geoff Mulgan (2009) bahwa BUMDES Sumber Lestari dalam tujuan strategi sudah dikatakan cukup baik, dengan memiliki tujuan yang jelas dalam mengembangkan objek wisata Sumber Dhuwur yaitu untuk memperkenalkan desa Wonosari, meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, memperbaiki lingkungan sekitar. Dengan demikian akan menambah nilai dan berguna bagi masyarakat lokal di kawasan sekitar objek wisata.

2. Lingkungan

Jenis Sarana Prasarana Unit
Kolam Pancing 1
Warung Makan 6
Gazebo 10
Perahu Bebek 5
Toilet 4
Musholla 1
Tempat Sampah 8
Table 3.Fasilitas Objek Wisata Sumber Dhuwur

Sumber : Diolah dari Penulis 2023

Figure 3.Fasilitas musholla dan toilet

Sumber : Dokumentasi Penulis 2023

Indikator lingkungan yang berkaitan dengan pengembangan hal baru, juga meliputi aspek perubahan pada kondisi lingkungan sekitar dan seluruh kondisi di dalamnya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia. Dalam indikator lingkungan ini yang dimaksud adalah apakah ada perubahan yang dilakukan dalam pengembangan objek wisata Sumber Dhuwur ini. Perubahan lingkungan terhadap pengembangan berikan hal baru bagi wisata itu sendiri. Perubahan lingkungan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam strategi pengembangan berupa temuan baru, metode baru, sistem baru dan yang terpenting cara berfikir baru untuk dapat menambah daya tarik pengunjung dan sebagai salah satu pendapatan asli daerah (PAD). Dalam rangka pengembangan desa wisata, pemerintah desa dan BUMDES Sumber Lestari melakukan beberapa strategi untuk menunjang kegiatan wisata di Sumber Dhuwur, antara lain yang pertama yaitu memperbaiki infrastruktur desa. Infrastruktur sangat penting bagi perkembangan daerah tujuan wisata. Di Desa Wonosari sendiri pengembangan infrastruktur jalan yang menghubungkan objek wisata dengan jalan di sekitarnya sudah cukup baik, namun masih terlihat kurang maksimal sehingga pemerintah desa melakukan perbaikan di beberapa titik jalan desa. Sedangkan untuk pengembangan infrastruktur di dalam Sumber Dhuwur yaitu dengan melakukan penambahan wahana wisata, gazebo buat bersantai, penambahan tempat sampah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparto selaku pembina BUMDES Sumber Lestari

’’ Kalau jalannya udah kita perbaiki dengan cor itu yang sebelah utara sumber yang dekat sawah, kalau jalanan kecil atau gang-gang itu kita semen sama paving. Kondisinya masih cukup baik. Kita juga melakukan pembangunan gorong-gorong atau saluran air di sepanjang jalan biar gak banjir kalau hujan, dan juga melakukan perbaikan di bagian-bagian jalan yang bolong. Kita juga melakukan pembangunan di area

sumber, rencananya bulan oktober akan dibangun kolam renang buat anak-anak. Tempat sampah di areawisatasumberkitatambahjuga.Tetapijumlahtoiletumumsampaisaatinimasihsangatterbatas,rencananyatahuninikamimelakukanpembangunanuntukpeningkatantoiletumumsupayawisatawanbisalebihnyaman.

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa strategi BUMDES Sumber Lestari yang dilakukan dalam hal pengembangan objek wisata untuk menunjang fasilitas yaitu dengan perbaikan infrastruktur jalan untuk menuju Desa Wonosari penting dilakukan untuk kenyamanan para wisatawan. Jalan di Desa Wonosari bisa dibilang cukup baik untuk dilalui kendaraan kecil maupun kendaraan besar. Dalam upaya perbaikan infrastruktur di Desa Wonosari, BUMDES Sumber Lestari berkolaborasi dengan pemerintah desa melakukan perbaikan-perbaikan jalan yang berlubang dan melakukan pembangunan irigasi atau gorong-gorongdi sepanjang Desa Wonosari. Di samping itu juga, BUMDES Sumber Lestari juga melakukan pembangunan kolam renang khusus anak-anak di dalam objek wisata Sumber Dhuwur di bulan oktober nanti. Objek wisata Sumber Dhuwur sebagai daerah tujuan wisata tentu perlu ditunjang dengan fasilitas yang memadai bagi para wisatawan. Ketika fasilitas suatu objek wisata dianggap lengkap dan dapat memenuhi keinginan wisatawan, maka wisatawan pun akan betah dan tentunya tidak enggan untuk mengunjungi objek wisata tersebut.

Dalam indikator lingkungan jika dikaitkan dengan pendapat Geoff Mulgan (2009) dalam mengembangkan objek wisata telah sesuai yaitu indikator lingkungan yang berkaitan dengan pengembangan hal baru. Saat ini pemerintah desa mengembangkan infrastruktur jalan yang menghubungkan objek wisata dengan jalan di sekitarnya. Selain itu juga, BUMDES Sumber Lestari sedang membangun fasilitas yang ada di objek wisata Sumber Dhuwur yaitu dengan penambahan wahana wisata, gazebo, tempat sampah, pelebaran tempat parkir, warung makan. Pengembangan merupakan hal yang penting di daerah objek wisata.

3. Pengarahan

Figure 4.Kerja sama BUMDES Sumber Lestari bersama UNITOMO

Sumber : Dokumentasi BUMDES Sumber Lestari

Pendidikan dan pelatihan mengenai pariwisata dan akomodasi yang dilaksakan bertujuan untuk menghasilkan SDM yang siap bekerja yang sama dengan keahliannya. Sehingga di harapkan dapat menghasilkan SDM pariwisata yang unggul agar dapat bersaing dengan SDM yang lainnya. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah bagian yang dasar untuk acuan pada pelaksanaan pembangunan. SDM yang unggul dapat bersaing pada segala aspek dapat mendukung untuk meningkatkan pembangunan terutama untuk sektor pariwisata. BUMDES Sumber Lestari melaksanakan pendidikan dan pelatihan pariwisata dengan cara mengikuti seminar dan sosialisasi mengenai wisata yang dilaksanakan oleh dinas atau bidang yang berkaitan dengan pariwisata. Untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri masyarakat, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Dr.Soetomo memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai pariwisata, berharap bahwa masyarakat dapat mengembangkan desa wisata secara mandiri. Pemerintah tidak akan selamanya menunggu masyarakat untuk belajar dan mencoba hal-hal baru, maka masyarakat akan menemukan cara yang efektif dalam mengembangkan Desa Wonosari. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparto selaku pembina BUMDES Sumber Lestari

Untuk pelatihan itu kami bekerja sama dengan dosen dari Unitomo Surabaya, harapannya untuk membantu pelatihan kepada kelompok masyarakat. Dosen Unitomo ini tahun 2019 mengadakan pengabdian masyarakat di desa Wonosari, jadi mengerti kelebihan dan kekurangan yang ada disini. Sangat bersyukur ada yang membantu dalam pengembangan Objek Wisata Sumber Dhuwur, kami sangat terbuka apabila ada pihak-pihak lainnya yang menawarkan untuk pengembangan objek wisata disini”

Dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak atau dinas terkait. Kerja sama yang dilakukan antara Pemerintah Desa dan Universitas Dr.Soetomo terkait strategi pengembangan wisata dan juga marketing bertujuan untuk memasarkan Objek Wisata Sumber Dhuwur agar bisa dikenal masyarakat luas. Adanya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat yang baik terntunya akan menjadi sebuah faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu program. Peran masyarakat sangat berpengaruh besar pada pembangunan objek wisata. Sehingga strategi ini tidak saja mengupayakan pembentukan kelembagaan maupun komunitas baru, namun dengan mengusahakan kelembagaan dan komunitas masyarakat tersebut aktif dan dapat berjalan sesuai perannya di dalam mengembangkan objek wisata.

Variabel indikator pengarahan sangatlah penting dalam sebuah proses strategi mengembangkan objek wisata Sumber Dhuwur. Dimana dengan adanya indikator pengarahan ini pihak pemerintah desa dan BUMDES dapat bekerja sama dengan berbagai lembaga atau instansi. Pada variabel ini penulis dapat menyimpulkan bahwa indikator pengarahan dalam bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan proses strategi mengembangkan objek wisata Sumber Dhuwur bisa dikatakan sesuai dengan yang dikatakan oleh Geoff Mulgan (2009). Karena telah menjalankan kerja sama dengan berbagai lembaga atau instansi sehingga masyarakat desa Wonosari telah mendapatkan pelatihan serta bimbingan melalui sumber daya dari luar, meliputi kerja sama dalam pembinaan dan pengembangan potensi, tindakan promosi, membuka jaringan kerja dengan pihak lain, melakukan tindakan perlindungan bagi pengunjung objek wisata.

4. Tindakan

Dalam hal ini indikator tindakan adalah upaya yang dilakukan guna mendapatkan hal-hal yang menjadi tujuan atau sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi atau perangkat pemerintahan, merupakan suatu kebijakan pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan yaitu perbaikan dalam peningkatan kualitas sarana dan prasarana kawasan objek wisata serta juga meningkatkan standar pelayanan minimum objek wisata. Dalam rangka mencapai suatu tujuan maka dalam hal penyusunan kebijakan dan strategi harus mampu memberi arahan dan motivasi baik manajerial, kinerja maupun perilaku sehingga setiap aparatur melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan. Adanya koordinasi yang baik antara aparatur dapat mengatasi persoalan yang ada dalam usaha pengembangan objek wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparto selaku pembina BUMDES Sumber Lestari.

“ Pemerintah daerah juga aktif ketika kami meminta bantuan untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan yang ada di desa Wonosari. Jadi kita bisa meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di Sumber Dhuwur, semakin baik fasilitas disini semakin banyak juga pengunjung yang datang. Perkembangan fasilitas disini sangat kami perhatikan, dulu jalan pinggir sawah dekat sumber itu masih jalan paving sekarang udah di semen cor. Rencananya tahun ini kami melakukan pembangunan untuk toilet umum supaya wisatawan bisa lebih nyaman”

Selain itu, BUMDES Sumber Lestari juga memberikan pembinaan juga pelatihan kepada kelompok-kelompok pelaku usaha kuliner, tenaga kerja wahana permainan dan penjaga loket, serta juga pengelola tempat parkir. Tujuannya agar tenaga kerjanya mematuhi standar operating procedure (SOP). BUMDES Sumber Lestari ini sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan indikator tindakan ini dan bermanfaat bagi keberlangsungan masyarakat sekitar objek wisata Sumber Dhuwur.

Dalam indikator tindakan jika dikaitkan dengan pendapat Geoff Mulgan (2009) dalam upaya yang dilakukan BUMDES Sumber Lestari untuk mengembangkan objek wisata telah sesuai hal ini dalam meningkatkan sarana dan prasarana serta juga meningkatkan standar pelayanan yang diberikan pelaku usaha kuliner maupun tenaga kerja yang ada di objek wisata. Dimulai dari perbaikan jalan sekitar objek wisata dilanjutkan memperbaiki gorong-gorong, kemudian penambahan wahana permainan, penambahan tempat sampah, toilet, gazebo, dan pelebaran tempat parkir. Tenaga kerja di objek wisata telah memiliki kemampuan pelayanan yang baik dalam melayani pengunjung objek wisata.

5. Pembelajaran

Figure 5.Proses evaluasi yang dilakukan oleh pengelola Sumber Dhuwur

Sumber : Dokumentasi BUMDES Sumber Lestari

Dalam indikator pembelajaran adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh organisasi atau perangkat pemerintahan setelah melakukan upaya atau usaha dari strategi untuk mengembangkan objek wisata. Tahapan terakhir dari tahapan strategi mengembangkan objek wisata adalah melakukan evaluasi agar mencapai tujuan yang diharapkan. Adanya koordinasi yang baik antar aparatur dapat mengatasi persoalan yang ada dalam usaha pengembangan objek wisata, maka dalam pelaksanaannya harus mampu memberi arahan dan motivasi baik manajerial, kinerja, maupun perilaku sehingga setiap pihak yang terlibat dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparto selaku pembina BUMDES Sumber Lestari.

“ Disini setiap akhir bulan itu kita mengadakan evaluasi, gunanya sebagai perbaikan yang kita lakukan selama satu bulan aktivitas di objek wisata. Agar kedepannya lebih baik lagi.”

Adapun evaluasi yang dilakukan yaitu dalam pengelolaannya BUMDES Sumber Lestari setiap akhir bulan melaporkan ke Pemerintah Desa untuk mengetahui kinerja maupun pelaksanaan kegiatan objek wisata Sumber Dhuwur meningkat atau menurun. Setelah itu BUMDES Sumber Lestari selalu mengadakan musyawarah pertemuan rutin dengan pemerintah desa dan tenaga kerja untuk membahas mengenai agenda selanjutnya dan juga sharing antar anggota.

Dengan program evaluasi yang diterapkan dalam menunjang keberhasilan strategi mengembangkan objek wisata dapat disimpulkan bahwa indikator evaluasi yang telah dijalankan oleh BUMDES Sumber Lestari sesuai dengan yang dikatakan oleh Geoff Mulgan (2009). Dimana dengan menjalankan indikator evaluasi ini bisa memberikan dampak positif untuk mencapai tujuan Strategi BUMDES Sumber Lestari Dalam Mengembangkan Objek Wisata Sumber Dhuwur. Program evaluasi meliputi memberikan arahan dan motivasi baik manajerial, kinerja, maupun perilaku melalui sosialisasi sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi.

KESIMPULAN

Hasil pembahasan dan temuan-temuan di bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tujuan BUMDES Sumber Lestari dalam mengembangkan Sumber Dhuwur dapat dikatakan sesuai dengan yang dijelaskan oleh Geoff Mulgan (2009). Pertama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial maupun budaya, dan untuk memajukan desa agar terlepas dari ketertinggalan juga dikenal banyak orang serta bertujuan untuk menggerakkan masyarakat sekitar agar aktif dan terlepas dari pengangguran. Serta strategi yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki desa Wonosari. Kedua, strategi dalam hal Lingkungan dapat dikatakan sudah cukup baik dalam memperbaiki infrastruktur dengan memperbaiki jalan dan membuat saluran air, juga melakukan pengembangan fasilitas tempat wisata, penambahan beberapa wahana

permainan, pelebaran tempat parkir, penambahan gazebo, tempat sampah dan toilet. Ketiga, dalam indikator Pengarahan sudah dapat dikatakan cukup baik karena telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga swasta untuk memperoleh sumberdaya dari luar dalam pengembangan potensi atau keterampilan. BUMDES Sumber Lestari bekerja sama dengan Tim Pengabdi Masyarakat Universitas Dr.Soetomo dengan cara melaksanakan penyuluhan dan pelatihan pariwisata, agar nantinya masyarakat bisa mengembangkan objek wisata secara mandiri dan mencoba hal-hal baru. Keempat, dalam indikator Tindakan BUMDES Sumber Lestari dapat dikatakan cukup baik dalam memberikan arahan dan motivasi baik manajerial, kinerja, maupun perilaku dengan melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok pelaku usaha kuliner, tenaga kerja wahana permainan dan penjaga loket, serta juga pengelola tempat parkir. Tujuannya adalah agar tenaga kerja mematuhi standaroperatingprocedure(SOP). Kelima, indikator Pembelajaran ini menjelaskan proses evaluasi yang dilakukan BUMDES Sumber Lestari yaitu di setiap akhir bulan selalu mengadakan musyawarah pertemuan rutin dengan pemerintah desa dan tenaga kerja untuk membahas mengenai agenda selanjutnya dan juga sharing antar anggota. Program evaluasi meliputi memberikan arahan dan motivasi baik manajerial, kinerja, maupun perilaku melalui sosialisasi sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi.

References

  1. C.A Gunn, “Tourisme Planning,” New York City Taylor Fr., 2002
  2. Dochak Latief. 2002. Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
  3. Spillane, James,J.S.J. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
  4. Nugroho, Bonifasius Efsiko and Galih Pradana. 2021. ‘’ Peran Pemerintah Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Melalui Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Kota Surabaya.’’ 155-66
  5. Mardiasmo. 2002. Pendapatan Asli Daerah. YOGYAKARTA: ANDI
  6. Wardiyanta (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta. Andi
  7. Drs. Manahati Zebua M.Kes., M.M. (2016). Inspirasi Pengembangan Pariwisata Daerah. Deepublish
  8. Masitah, Itah. 2019. ‘’ Pengembangan Desa Wisata Oleh Pemerintah Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.’’ Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara 53(9):1689-99
  9. Djam‘an Satori dan Aan Komariah, 2010. Metodologi penelitian kualitatif, Alfabeta. Bandung
  10. Soleh, A. 2017. Strategi Pengembangan Potensi Desa. Jurnal Sungkai, 5(1), 35-52.
  11. Rohim. 2018. Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Majalah Ilmiah “PELITA ILMU,” 1(1), 33-44.
  12. Dewi, M.H. (2013). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. Kawisatra.
  13. Muljadi A.J, (2010). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Remaja Grafindo
  14. Rohmadin, S. (2016). Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Politik Pemerintahan.
  15. Primadany, Mardiyono, & Riyanto. 2013. Analisis Strategis Pengembangan Pariwisata Daerah. Jurnal Administrasi Publik, 1(4), 135-143.
  16. Santoso. (2015). Penelitian Kuantitatif. Ponorogo: Unmuh Ponorogo.
  17. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
  18. Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  19. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif (Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif. Bandung: Alfabeta.