Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.8183

The Empowering Marine Tourism in Indonesia Through the Crucial Role of BUMDES


Memberdayakan Pariwisata Bahari di Indonesia Melalui Peran Penting BUMDES

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

BUMDES Tlocor Marine Tourism community development sustainable tourism Indonesia

Abstract

This study examines the role of Village-Owned Enterprises (BUMDES) in developing the Tlocor Marine Tourism Village in Indonesia. Through qualitative research, including interviews, observations, and document analysis, the research highlights BUMDES Mitra Abadi's impact across economic, social, environmental, cultural, and political dimensions. Key findings show that BUMDES has significantly improved local economic conditions, promoted community involvement, enhanced environmental awareness, and strengthened cultural activities. However, challenges such as limited private investment and insufficient government support persist. The study underscores the need for continued backing from both the government and private sector to ensure sustainable tourism development in Tlocor.

Highlights:

1. Economic Impact: BUMDES boosts local economies through community-based tourism.
2. Community Involvement: Promotes social cohesion via diverse age group participation.
3. Environmental Awareness: Enhances waste management and conservation efforts.

Keywords: BUMDES, Tlocor Marine Tourism, community development, sustainable tourism, Indonesia

Pendahuluan

Perkembangan pariwasata dunia berkembangan pesat seiring berkembangnya gaya hidup manusia yang semakin berkembang dan kebutuhan akan menyenangkan diri sendiri semakin tinggi, Kebutuhan manusia untuk mendapatkan hiburan di tengah kesibukan bekerja dapat di penuhi dengan melakukan kegiatan wisata. Bnayak wisatawan yang melakukan kunjungan ke berbagai negara untuk berwisata dan menikmati suasana yang tidak didapat di negaranya. Aktivitas wisatawan tersebut dapat menimbulkan dampak di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Pariwisata merupakan salah satu penyebab bergeraknya perekonomian masyarajkat di negara tujuan wisata yang disebabkan oleh meningkatnya pariswasata. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata bisa dalam hal menjalankan usaha pariwisata atau sarana pariwisata, seperti daya tarik wisata , kawasan wisata, jasa transportasi wisata, jasa makanan dan minuman. Selain itu, kontribusi masyarakat dalam mengelola unit-unit pendukung, kegiatan pariwisata seperti usaha cindera mata, penukaran uang (money changer), bank serta jaringan ATM nya, Klinik Kesehatan, usaha telekomunikasi, serta lembaga-lembaga pendidikan maupun kebudayaan juga sangat di perlukan[1].

Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata. Indonesia juga merupakan dengan kepulaun terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia, pantai yang ada di Bali, tempat menyelam di bunaken, gunung rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatra merupakan objek tujuan wisata alam di Indonesia, tempat wisata itu di dukung dengan warisan budaya yang mencerminkan bahwa sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang di tuturkan di seluruh kepulauan yang ada di negara Indonesia[2].

Jawa Timur sendiri berhasil menyumbangkan desa wisata tertinggi dengan jumlah delapan wisata. Adapun delapan desa wisata terbaik peraih ADWI 2023 di antaranya Kampung Heritage Kajoetangan (Kota Malang), Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Kab Pasuruan), Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo (Situbondo), dan Desa Wisata Duren Sari Sawahan (Trenggalek). Selain itu ada pula Desa Wisata Ketapanrame (Kab Mojokerto), Desa Wisata Bira Tengah (Sampang), Desa Wisata Sendang (Pacitan) dan Desa Wisata Bowele (Kab Malang)[3].

Kehadiran Bumdes dapat membantu menguatkan dan merealisikan konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakt, Bumdes dilaksanakan oleh masyarakat dengan menjunjung prinsip kerja sama (kooperatif), keikutsertaan (partipatif), persamaan hak (emansipatif), keterbukaan (transparansi), pertanggungjawaban (akuntabel) dan berkelanjutan (sustainable), Bumdes dapat mengorganisir kegiatan pembangunan secara tertata dikarenakan dasar pendiriannya telah diatur oleh undang-undang, peraraturan pemerintah, peraturan pemerintah, serta peraturan desa, Bumdes memiliki sturuktur kepengurusan organisasi yang terdiri dari penasihat, peleksana orperasional dan pengawas. Adanya struktur kepengurusan dan kejelasan sumber dana pada Bumdes mampu menjadikan masyarakat lebih disiplin dalam mengelola kegiatan, terarah dan memiliki program pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan.

Desa wisata adalah suatu wilayah di pedesaan yang menawarkan bentuk asli dari sosial budaya, adat istiadat, keseharaian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang di siapkan dalam suatu bentuk intgrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi, akomadsi dan fasilitas pendukung[4] . Desa Kedungpandan Kecamatan Jabon Kabupaten sidoarjo, merupakan salah satu desa di antara 322 jumlah desa yang ada di sidoarjo dari 18 kecamatan, dan 31 kelurahan , secara geografis kawasan dengan kondisi lahan berupa dataran rendah, desa tepi pesisir dan juga kawasan berupa tambak , untuk letak desa kedungpandan juga berbatasan dengan beberapa desa yakni di bagian utara desa tambak kalisogo kecamatan jabon, di sebelah selatan desa kedung ringin kecamatan beji kabupaten pasuruan, sebelah timur desa kedung boto kecamatan beji kabupaten sidoarjo, di sebelah barat desa samambung kecamatan jabon.

Desa kedungpandan merupakan desa yang memiliki potensi dalam menarik wisatawan sebab lokasi atau letak desa berada di pesisir dan memiliki banyak tambak. Adanya dusun yang memliki potensi dalam menarik wisatawan ialah dusun tlocor, dusun tlocor memiliki tempat wisata yang bernama wisata bahari tlocor, kawasan wisata ini masih terbilang baru atau dalam proses pengembangan, dalam upaya pengembangan perlu adanya keikutsertaan warga terhadap pengelolaan wisata agar berjalan sesuai kepentingan dan tujuan bersama. Wisata Bahari Tlocor merupakan salah satu wisata bahari yang ada di Sidoarjo. Wisata tersebut terletak di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Tempat ini merupakan wisata alam dengan hamparan pohon bakau di sisi kanan dan kiri sungai. Selain itu juga memiliki pemandangan sungai yang tenang, terdapat beberapa perahu dan speed boat bersandar pada dermaga yang siap mengantar pengunjung untuk menyusuri sungai hingga mengarah ke laut dan juga ke Pulau Lusi yang merupakan salah satu tempat tujuan utama jika berkunjung ke Tlocor. Pada tanggal 1 November 2020, mantan Pj Bupati Bapak Hudiyono mengunjungi Wisata Bahari Tlocor dan berkunjung ke Pulau Lusi bersama rekan-rekannya. Setelah Bapak Hudiyono mengunjungi dan mengamati daerah

tersebut, menurut beliau Wisata Bahari Tlocor masih banyak kekurangan fasilitas serta sarana dan prasarana. Beliau melihat masih banyak adanya potensi yang bisa dikembangkan. Ada beberapa usulan yang dicatat oleh Bapak Hudiyono, di antaranya pembangunan aliran listrik ke Pulau Lusi, pelebaran akses jalan mulai dari jalan raya Porong sampai dengan Dermaga Tlocor, pengerukan sungai Tlocor menuju Pulau Lusi, serta pembangunan sekolah perikanan di tengah Pulau Lusi. Usulan tersebut diharapkan dapat disetujui dan cepat terlaksana supaya Wisata Bahari Tlocor serta Pulau Lusi dapat berkembang sehingga menjadi wisata yang diminati oleh banyak orang. Tidak hanya Bapak Hudiyono saja yang ingin mengembangkan tempat wisata tersebut. Bapak Kasiono selaku Kepala Badan Usaha Milik Desa di Wisata Bahari Tlocor juga ingin mengembangkan Wisata Bahari Tlocor, seperti pengembangan di bidang infrastruktur, menyediakan pusat oleh-oleh khas daerah Tlocor, pariwisata, dan juga membantu para nahkoda untuk mengembangkan usahanya. Tetapi, terdapat alasan utama yang menjadi penghambat pengembangan tersebut yaitu pengelola daerah setempat tidak memiliki cukup modal untuk mengembangkan Wisata Bahari Tlocor. Karena Wisata Bahari Tlocor dikelola secara swadaya, pengelola daerah belum bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Dalam proses pengembangan Wisata desa, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran bumdes terhadap pengembangan desa wisata bahari tlocor, penulisan ini di harapkan dapat memberikan proses percepatan dalam mengembangkan suatu wisata desa yang mampu memberikan kesejahteraan masyarakat desa dan dapat membantu dalam proses pengembangan desa wisata bahari tlocor di desa kedungpandan kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Organisasi local merupakan salah satu factor keberhasilan dalam proses pengembangan desa wisata. Wisata Bahari Tlocor terletak di desa kedungpandan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo, WIsata bahari tlocor di kelola oleh bumdes dan juga di di kelola oleh suatu organisasi local yang bernama Pokdarwis , pokdarwis ini suatu organisasi yang sadar akan wisata. Pada tahun 2019, Pokdarwis dan Bumdes ingin memulai proses pengembangan desa wisata bahari tlocor yang dari tahun sebelumnya tidak berjalan. Di sini penulis ingin mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata bahari tlocor di desa Kedungpandan Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo .

Kondisi Bumdes KedungPandan sekarang mulai melalakukan inovasi dengan mengadakan event-event untuk meramaikan desa wisata, dan juga Bumdes KedungPandan juga melakukan upaya dengan membangun banyak stand bagi para penjual dengan demikian di harapkan banyak memikat banyak wisatawan yang berkunjung dan juga di harapkan dapat mengangkat perkonomian masyrakat setempat. Untuk kondisi desa wisata sendiri masih dalam proses pembangunan stand-stand bagi para penjual dan di desa wisata sediri juga akan di bangun wahana baru guna untuk menarik pengunjung yang akan datang ke desa wisata bahari tlocor.

Model pembangunan yang memberikan kesempatan bagi masyarakat desa dalam pembangunan pariwisata di sebutt CBT (Community Based Tourism). Model pembangunan ini merupakan kegiatan dalam pembangunan yang di lakukan sepenuhnya oleh masyarakat baik ide kegiatan dan pengelolaan di lakukan oleh masyarakat secara patisipasi, dan dapat di manfaatkan secara langsung oleh masyarkat lokal. Peran CBT ialah membantu masyarakat dalam memberikan kesempatan untuk menerapkan pembangunan pariwisata. Menurut [5].

Desa wiasata merupakan bentuk pembangunan yang dilakukan agar tercpitanya suatu desa yang berbasis pariwiwsata.melalui pengembangan desa wisata di harapkan terjadi pemerataan yang sesuai dengan konsep pariwisata yang berkesenimbungan,Disamping dengan adanya pembangunan desa desa wisata ini di harapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di desa KedungPandan.

Keberadaan desa wisata memiliki nilai atau potensi untuk membantu warga dalam sector perekonomian,desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi Antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang di sajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku[6]. Adapun bentuk integrasi dalam komponen terpenting dalam desa wisata (1) Akomodasi, sebagian dari tempat tinggal penduduk setempat dan unit unit yang berkembang sesuai dengan tempat tinggal (2) atraksi , seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta latar fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif. Pengembangan desa wisata dapat di artikan suatu proses yang menekankan cara dalam memajukan desa wisata. Secara spesifik dlam pengembangan dapat di jelaksan sebagai usaha usaha dalam melengkapi dan meningkatkan fasilitas wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa selanjutnya disebut undang-undang desa memberikan kewenangan kepada Desa, antara lain: Kewenangan yang berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokasi berskala desa. Upaya pemerintah dalam meningkatkan suatu kapasitas keuangan Desa dengan melalui transfer Dana Desa dan Alokasi Dana Desa. Dengan demikian diharapkan desa lebih meningkatkan kemampuannya dalam mengurus serta mengatur kepentingan masyarakat secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa;. PERDA Kabupaten Sidoaaerjo Nomer 10 Tahun 2008 pasal 41 ayat 1 menjelaskan tentang kegiatan usaha obyek dan daya tarik wisata alam.

Masyarakat lokal berperan penting dalam pengembangan desa wisata karena sumber daya dan keunikan tradisi dan budaya yang melekat pada komunitas tersebut merupakan unsur penggerak utama kegiatan desa wisata. Di lain pihak, komunitas lokal yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu objek wisata menjadi bagian dari sistem ekologi yang saling kait mengait. Keberhasilan pengembangan desa wisata tergantung pada tingkat penerimaan dan

dukungan masyarakat lokal[7]. Masyarakat lokal berperan sebagai tuan rumah dan menjadi pelaku penting dalam pengembangan desa wisata dalam keseluruhan tahapan mulai tahap perencanaan, pengawasan, dan implementasi. Ilustrasi yang dikemukakan Wearing (2001) tersebut menegaskan bahwa masyarakat lokal berkedudukan sama penting dengan pemerintah dan swasta sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata.

menegaskan bahwa partisipasi masyarakat merupakan komponen terpenting dalam upaya pertumbuhan kemandirian dan proses pemberdayaan[8].

Masyarakat yang berada di wilayah pengembangan harus di dorong untuk mengidentifikasi tujuannya agar sendiri dan mengarahkan pembangunan desa wisata untuk meningktkan pemenuhan kebutuhan masyarakat desa KedungPandan.Selain mengikutsertakakan masyarakat local dalam pengambilan keputusan,Timothy memandang pentingnya pemangku kepentingan,yaitu pemerintah,swasta,dan masyarakat local agar turut mengambil bagian dari pengambil keputusan dan agar dapat melihat pentingnya pendidikan kepariwisataan bagi masyrakat desa KedungPandan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, dalam memanfaatkan wisata yang berada di daerah.Dengan demikian, perancanaan pembangunan pariwisata harus mengakomodasi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta memperoleh nilai dan manfaat yang maksimal dari pembangunan pariwisata. Pasrtisipasi masyrakat local sangat diperlukan dalam pengembangann desa wisata karena masyarakat local sebagai pemilik sumber daya pariwisata yang di tawarkan kepada wisatawan.

Figure 1.Rekapitulasi Data Pengunjung Wisata Bahari Tlocor 2022

Dari grafik di atas menunjukan bahwa jumlah data pengunjung di desa wisata tlocor tidak stabil karena rekap data tiap bulan menunjukan angka pengunjung naik turun, dikerenakan pada tahun 2022 masih dalam masah pemulihan dari pandemi covid 19, akan teteapi pada awal tahun 2023 Bumdes mempunyai inovasi terbaru untuk menarik wisatawan yang akan berkunjung ke desa wisata bahari tlocor.

Kawasan Wisata Bahari Tlocor akan menjadi lebih baik apabila partisipasi warga sekitar mampu memberikan peranan dalam proses pengambangan wisata bahari tlocor, sebab sumber daya dan keunikan tradisi ataupun budaya pasti akan melekat pada suatu organisasi dalam proses pengembangan kawasan desa wisata bahari tlocor. Di sini penulis ingin mengetahui bagaimana peran Bumdes dalam pengembangan desa wisata bahari tlocor di desa Kedungpandan Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Namun di sini masih terdapat kendala yaitu terkait masih belum ada pihak swasta yang mau bergabung menjadi investor di Desa Wisata Bahari Tlocor sehingga pihak Bumdes masih mengandalakan pembiayan mandiri dari wisatawan yang berkunjung kurangnya sosialisai ke masyrakat tentang masalah pembangun desa wisata tlocor sehingga pihak bumdes tidak koordinasi dengan masyarakat tentang pembangunan serta kekurang nya keikutsertaan pemerintah dalam pendanaan pembangunan wisata bahari tlocor.

Terdapat penelitian terdahulu beberapa penelitian terdahulu yang dikutip oleh penulis sebagai refrensi untuk memperkuat sebuah penelitian. Mengacu pada penelitian yang dilakukan Dida Rahmadanik[9]. Yang berjudul “ Peran Bumdes Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Cokrokembang Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan “. Hasil terdapat potensi yang dapat di kembangkan melihat beragamnya usaha yang ada di Desa Cokrokembang. Pada penelitian yang dilakukan Ratna Azis Prasetya[10] yang berjudul “Peranan Bumdes Dalam Pembangunan Dan

Pemberdsayaan Masyrakat di desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro”, dengan hasil Bumdes secara formal belum memiliki kualifikasi untuk menjakan suatu badan usaha. Pada penelitian yang dilakukan Kadek Sumiasih[11] yang berjudul “Peran Bumdes Dalam pengelolaan Sektor Pariwasta (studi di Desa Pakse Bali, Kabupaten Bali). Dengan hasil keberadaan Bumdes di Bali dapat di terima sebagai sarana peningkatan kesejahteraan, namun masih terdapat desa di Bali yang memiliki potensi wisata belum membentuk Bumdes.Barat”. Hasil yang di dapatkan menunnjukan bahwa Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partispasi terkedapat beberapa permasalah yang menjadi kendala yaitu keberhasilan masyarkat Keberhasilan pengembangan desa wisata tergantung pada tingkat penerimaan dan dukungan masyarakat lokal. Masyarakat berperan sebagai tuan rumah dan menjadi pelaku penting dalam pengembangan desa wisata dalam keseluruhan tahapan mulai tahap perencanaan, pengawasan, dan implementasi.

Dari beberapa penilitian terdahulu diatas terdapat juga pada penelitian yang berjudul Peran Bumdes Dalam Pengembangan Desa Wisata yang berlokasi di desa Kedungpandan. Terdapat permasalahan yaitu terkait masih belum ada pihak swasta yang mau bergabung menjadi investor di Desa Wisata Bahari Tlocor sehingga pihak Bumdes masih mengandalakan pembiayan mandiri dari wisatawan yang berkunjung kurangnya sosialisai ke masyrakat tentang masalah pembangun Desa Wisata Tlocor sehingga pihak bumdes tidak koordinasi dengan masyarakat tentang pembangunan serta kekurangnya keikutsertaan pemerintah dalam pendanaan pembangunan wisata bahari tlocor. Hal seperti ini seharusnya pemerintah harus lebih memperhatikan lagi agar perkembangan wisata bahari tlocor lebih berkembangan dalam segi pembangunan dan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Peran merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam suatu peristiwa. Menurut Poerwadinata yang dimaksudkan suatu aktivitas yang dilakukan individu ataupun sekumpulan orang yang dalam suatu kejadian tersebut ialah tingkah laku yang diharapkan, yang dimiliki olehh individu ataupun sekumpulan orang yang berada di masyarakat[12]. Peran Bumdes dalam pegelolaan desa wisata. Lima peran tersebut, sebagai berikut: 1). Peran Bumdes sebagai dimensi ekonomi peran sebagai perkembangan ekonomi, penerapan perkembangan pariwisata berbasis masyarakat., 2). Peran Bumdes sebagai dimensi sosial yaitu peran sebagai kualitas peningkatan hidup dengan menyetarakan golongan muda dan golongan tua untuk membangun penguatan organisasi., 3) Peran Bumdes sebagai dimensi Budaya untuk mendorong masyarakat menghormati adat istiadat, dan membantu perkembangan pertukaran budaya dan membangun erat budaya lokal., 4). Peran Bumdes sebagai dimensi lingkungan carryng capasity area atau pengaturan pembuangan sampah, peningkatan keperduliannya atas konservasi, dan juga sebagai tuan rumah memiki peran utama dalam menciptakan suasanan yang kondusif., 5). Peran sebagai dimensi politik dengan indikator peningkatan partisipasi masyarakat dari penduduk lokal, peningkatan kekuasan komunitas yang lebih luas dan menjamin hak-hak dalam pengelolaan sumber daya alam.

Metode

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Dalam Penelitian ini berfokus pada “Peran Bumdes dalam Pengembangan Desa Wisata Bahari Tlocor Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo”, dan kendala dalam Peran Bumdes dalam Pengembangan Desa Wisata Bahari Tlocor Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Adapum alasan penulis mengambil lokasi di desa kedungPandan, karena melihat adanya indikasi masalah yang di temukan penulis terkait masih belum ada pihak swasta yang mau bergabung menjadi investor di Desa Wisata Bahari Tlocor sehingga pihak Bumdes masih mengandalakan pembiayan mandiri dari wisatawan yang berkunjung,serta kurangnya keikutsertaan pemerintah dalam pendanaan pembangunan wisata Bahari tlocor.

Dalam penelitian ini informan adalah selaku narasumber yang dipergunakan untuk memenuhi data, memahami permasalahan yang akan diteliti, dan kesediaan untuk memberikan sebuah informasi yang akurat, jelas, dan lengkap. Penelitian ini ini menggunakan Teknik purposivesumplingyaiutu Teknik dalam penentuan sampel. Dalam penelitian ini Teknik penentuan informan yang digunakan yaitu perpuse sampling, Adapun informan tersebut meliputi mas Mubarrok selaku perangkat desa, dan bapak Kasiono selaku ketua Bumdes selaku informan utama dalam menyampaikan jenis data yang di tanyakan. Jenis data yang diperoleh yaitu data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan menggunakan metode analisis data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini di lakukan di Desa KedngPandan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo, Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada informan guna untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai dengan yang diinginkan penulis berdasarkan teori dari Suansri (Peran Bumdes adalah gagasan untuk berlangsungnya

perkembangan pembangunan Badan Usaha Milik Desa 2003:21-22)[13], terdapat lima Indikator peran bumdes sebagai berikut :

1. Peran Sebagai Perkembangan Ekonomi

Peran sebagai perkembangan ekonomi, penerapan perkembangan pariwisata berbasis masyarakat, melalui prinsp dimensi ekonomi, dimensi ekonomi terdiri dari indikator : adanya dana untuk pengembangan kelompok, terciptanya lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan munculnya pendapatan bagi masyarakat lokal dari Desa wisata Bahari Tlocor.

Prinsip ekonomi dalam CBT yang ada di desa Wisata Bahari Tlocor adanya dana untuk pengembangan kelompok, dana mandiri (kelompok) dan dana dari Pemdes. Kegiatan pengembangan kelompok dengan dua sumber dana tersebut kini telah mengantarkan desa Wisata Bahari Tlocor semakin berkembang. Pengembangan desa Wisata Bahari Tlocor menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat di berbagai bidang. Selain di bidang pariwisata, peluang usaha juga dapat tercipta di bidang usaha perdagangan, pertanian, pertanian, peternekan, kuliner, dan kerajinan. Maka sudah semestinya, usaha di atas dapat di lakukan oleh Bumdes Desa Wisata Bahari Tlocor. Sehingga kegiatan pariwisata tidak hanya mengacu pada pekerjaan yang ada di objek pariwisata melainkan bidang lain yang dapat di integerasi pada kegiatan pariwisata. Hal tersebut dikarenakan dalam pelayanan dalam kegiatan pariwisata berupa perahu-perahu atau bis air yang akan mengantrakn pengunjung ke pulau lusi.Bagi masyarakat yang kritis lapangan pekerjaan maka akan muncul pengembangan pariwisata berbasisi masyarakat pada tingkatan kehidupan masyarakat yang mendorong masyarakat untuk lebih maju. Integrasi beberapa bidang pada kegiatan pariwisata dapat di lihat melalui tabel 1, berikut ini :

No Jenis Kegiatan pariwisata Jumlah kegiatan Pariwisata Jumlah Orang
1 BIS AIR 4 5
2 SPEED BOAT 3 5
3 Kuliner 15 30
Table 1.Kegiatan Pariwisata Desa Wisata Bahari Tlocor

Dari data tabel di simpulkan bahwa kegiatan pengelolaan desa wisata bahari tlocor masih kurang nya wahana yang di sajikan di wisata tersebut, maka dapat di ketahui bahwasanya kegiatan pariwisata masih belum belum mendorong masyarakat untuk mencari peluang usaha pada bidang yang berkaitan dengan pariwisata yang ada di desa wisata bahari tlocor.

Figure 2.Jenis Kegiatan Pariwisata Bahari Tlocor

Berikut adalah gambar jenis kegiatan pariwisata di Wisata Bahari Tlocor dimana kegiatan tersebut tersapat beberapa jenis wisata yang dapat di akses oleh para wistawan, salah satunya adalah bus air yang dimana bus air tersebut dapat menampung 16 wisatawan dan membawa mereka berkeliling memutarai sungai, dan tidak hanya itu terdapat juga jet skei yang dapat nikmati oleh para wisatawan yang mencoba berkeleling dan menikmati indahnya sungai secara berdua.

Terciptanya lapangan pekerjaan berkaitan dengan yang diperoleh masyarakat pada sektor pariwisata. Pendapatan yang diperoeh masyarakat Desa KedungPandan mengalami kenaikan dan juga mengalami penuruna. Peningkatan terjadi ketika pihak Bumdes Mitra Abadi mengadakan suata event atau semacam kegiatan perkumpualan suatu organisasi sehingga di sana banyak wisatawan. Sementara itu penurunan terjadi akibat pandemi covid 19 sehingga wisata bahari tlocor mengaami penurunan pengunjung.

Disini punulis juga menemukan bahwasanya pemdes desa KedungPanadan memeberikan keluluasan bagi Bumdes Mitra Abadi untuk pengelelohan desa wisata bahari tlocor sepenuhnya kepihak Bumdes Mitra Abadi, dan juga pihak pemdes masih kurang memperhatikan pengelolaan desa wisata pihak pemdes sendiri hanya memberikan bantuan dana sekitar 50 jt per tahun, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan ketua Bumdes Mitra Abadi bapak kasiono.

untukDesaWisatainisendirisangatmemabantuperkonomianDesaKedungPandanmas,contohnya yang di nahkoda bis air. Dulu sebelum jadi nahkoda bis air wisata mereka nelayanmusiman. Dengan jadi nahkoda mereka bisa di bilang punya penghasilan tetap..”(wawancara 15 September 2023).

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara tersebut bahwa pihak Bumdes Mitra Abadi dapat membantu perokonomian masyarakat Desa KedungPanda karena dulunya orang yang menjadi nahkoda di wahana bis air, mereka hanyalah nelayan yang tidak mempunyai penghasilan tetap, jadi dengan adanya Desa Wisata Bahari Tlocor ini masyrakat setempat dapat terbantu perekonoiannya.

Dari penjelasan diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiami Rahayu dan Utami Dewi M.PP., FIS, UNY dengan judul “ Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourisme) di desa Nglangrang, Kecamatan Batuk, Kabupaten kidul” bahwa pengembangan berbasis masyarakat di Desa Ngalngrang dapat dilaksanakan oleh masyarakat dan Bumdes di Desa Nglangrang[14].

2. Peran Sebagai Dimensi Sosial

Perkembangan yang masuk dalam dimensi sosial yaitu kualitas peningkatan hidup, kebanggan komunitas, dengan adanya pembagian peran yang adil anatara perampuan dan laki-laki, golongan muda, orang tua serta membangun penguatan organisai komunitas. Perkembangan dimensi sosial yang dinilai dengan penguatan indikator kualitas peningkatan hidup dilakukan dengan adanya peningkatan kapasitas masyarakat serta sarana dan prasarana. Hal tersebut dapat dilihat dari pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat Desa Wisata Bahari Tlocor, baik secara berkenjutan atau tidak. Sedangkan dari perbaikan sarana dan prsarana Bumdes Mitra Abadi masih mencari infestor dari pihak swasta agar dapat mengembangkan lagi pembangunan desa wisata bahari tlocor. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan penulis ke ketua Bumdes Mitra Abadi bapak Kasiono.

“Untuk masalah peningatan kualitas hidup masyarakat kuncinya koordinasi yang baik mas, kitayakinkan mereka bahwasanya kita ini di beri suatu tempat yang strategis, dan juga kita juga dianugerahi suatu pulau yang iconic, yang mana pulau ini di bentu dari sedimentasi nya lumpurlapindo.”( wawancara 15 September 2023)

Dapat di simpulkan dari hasil wawancara tersebut bahwa disini pihak Bumdes Mitra Abadi menyakinkan masyarakat bahwasannya mereka di anugerahi tempat yang strategis dan juga ada pulau yang iconic karena

terbentuk dari sedimentasi lumpur lapindo, dari sini punulis menyimpulkan bahwa pihak Bumdes Mitra Aabdi perlu bersabar dengan proses yang mereka bangun sehingga dapat membuat Desa Wisata Bahari Tlocor ini akan berkembang dan membuat banyak wisatawan yang berkunjung.

Figure 3.Pelatihan dan Pendidikan Masyarakat Wisata Bahari Tlocor

Gambar di atas merupakan bentuk kegiatan pelatihan dan pendidikan masyarakat Desa Wisata Bahari Tlocor sebagai upaya untuk sosialisasi peningkatan kualitas hidup dan juga sebagai sosialisasi pembagian peran yang adil dan merata antara perempuan dan laki-laki, golongan muda orang tua serta membangun penguatan komunitas.

Dari penjelasan yang diatas sesuai dengan penelitin yang dilakukan oleh Komang Sahita, Lulup Indah Trilupi, Made Ari Trianan dengan judul “Peran Badan Usaaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Peningkatan Kesejahateraan Anggota Ditinjau Dari Kewirausahaan Sosial“, bahwa upaya dalam peningkatan kesejahteraan anggota Bumdes di tinaju dari melalui kewisrausahaan sosial. Dan dari pnelitian ini Bumdes Bhuana Utama berperan dalam usaha peningkatan kesejahteraan kewirausahaan sosial[15].

3. Peran Sebagai Dimensi Budaya

Prinsip dalam dimensi budaya dilihat dengan indikator berupa mendorong masyarakat untuk menghormati berbeda dan, membantu berkembangan pertukaran budaya, budaya pembangunan erat dengan budaya lokal. Pada prinsip ini dimensi budaya dapat berjalam demgan baik, terbukti dengan keasrian budaya lokal yang menjadi ciri khas masyrakat lokal yang menjadi ciri khas untuk memiakat daya tarik wisatawan, Adopsi budaya yang di sajikan oleh masyarakat Desa KedungPandan yaitu menggunakan kesenian yang masih tradisoanal dan masih menggunakan alat tradisonal, kegiatan pariwisata yang dilakukan di Desa Wisata Bahri Tlocor memperlihatkan budaya lokal asli Jawa Timur sehingga Bumdes Mitra Abadi memberikan kesan bahwa kesenian jawa timur layak untuk di dipertontonkan bagi wisatawan/pengunjung Desa Wisata Bahari Tlocor, akan tetapi di sini Bumdes Mitra Abadi mengadakan pertujukan hanyak setahun sekali itupun bertepatana dengan slametan desa/sedakah bumi seperti yang di sampaikan oleh ketua Bumdes Mitra Abadi bapak Kasiono.

“kamiselaku pihakBumdesMitraAbadijugamengadakankesenianmas,tepatnya kamiadakandiDesa wisata tetapi kesenian tersebut tidak kami adakan setiap minggu tetapikami adakan setiaptahunbebarengandenganslametanDesa/sedekahbumi,,denganmempertontonkanwayangkulit,ludruk dankesinialainnya.”(wawancara 06 September 2023)

Dapat disumpulkan dari hasil wawancara dengan bapak Kasoiono selaku ketua Bumdes Mitra Abadi bahwa pihak Bumdes Mitra Abadi seharusnya mengadakan kegiatan kesenian itu jangan setahun sekali akan tetapi bisa satu bulan sekali ataupun seminggu sekali untuk menarik wisatawanan agar lebih tertarik lahi berkunjung ke Desa Wisata Bahari Tlocor, akan tetapi pihak Bumdes Mitra Abadi juga masih berusaha melakukannya tapi masih terhalang oleh dana di karenakan mereka masih membutuhkan pihak swasta untuk di ajak kerjasama dalam mengelolah desa wisata untuk melakukan kegaiatan pentas seni seperti wayang kulit,ludruk dan juga kesenian lainnya. Maka dari pihak Bumdes Mitra Abadi melakukan kegiatan pentas seni budaya setahun sekali dan juga bebarengan dengan slametan desa/ sedkah bumi. Adapun peran Bumdes Mitra Abadi sebagai fasilitator/penggerak dalam pengembangan dimensi budaya antara lain: Bumdes Mitra Abadi selaku pengelolah desa wisata memberikan contoh kepada generasi muda agar selalu melakukan kegiatan slametan desa/sedakah bumi dengan mengadaka acara pertunjukan acara seni budaya seperti wayang kulit,ludruk dan kesenian lainnya, Bumdes Mitra Abadi juga sebagai penggerak masyrakat untuk melakukan kegitan sedekah bumi yang dilakukan tempat wisata bahari tlocor, karena pihak Bumdes Mitra Abadi selaku penanggung

jawan pengelolaan Desa Wisata Bahari Tlocor maka pihak Bumndes dan di bantu oleh pihak Pemerintah Desa KedungPandan sebagai motor penggerak masyrakat dalam pelaksanaan sedekah bumi yang dilaksanakan di Desa Wisata Bahari Tlocor yang dilalukuan setiap setahun sekali dan berikut gambar proses sedekah bumi yang di lakukakn masyarakat Desa Wisata Bahari Tlocor.

Figure 4.Proses Acara Sedekah Bumi

Gambar di atas merupakan rangkain acara proses adat melakukan kegiatan sedekah bumi atau acara melakukan syukuran kepada tuhan karena di berikan hasil bumi yang melimpah dengan cara membuat tumpeng yang besar dan di taruh di kapal serta memanjatkan doa kepada tuhan. Acara ini biasanya dilakukan setahun sekali.

Dari penjelasan di atas sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rezy Rinnada dan Sjafiatul Mardliyah “Peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Dalam Pengembangan Adat Wisata Keimiren” dengan hasil dimensi budaya yaitu, sebagai motivator dengan memberikan contoh serta menularkan pada generasi muda rasa bangga pelastarian adat dan tradisi Desa Kemiren. Sebagai kominkator, dengan membantu ketua adat memberikan informasi kepada masrakat sekitar terkait pelaksanaa kegiatan adat dan menjadi komunikator untuk wisatawan mengenai Desa Kemiren. Sebagai fasilitator/penggerak dengan mengenalkan adat istidata Desa Kemiren[16].

4. Peran Sebagai Dimensi Lingkungan

Pengembangan pariwisata memalui dimensi lingkungan carryngcapasityarea, pengaturan pembuangan sampah, peningkatan keperduliannya atas konservasi, dan juga sebagai tuan rumah, memiliki peran utama dalam menciptakan susana yang kondusif melalui sapta pesona sebagai perwujudan dari unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan unsur kenangan[17]. Desa Wisata Bahari Tlocor telah mempunyai daya dukung wilayah. Sehingga untuk masalah penangana pemebuangan sampah dilakukan di skeitar kawasan Desa Wisata Bahari Tlocor. Untuk kawasan Desa Wisata Bahari Tlocor sendiri di kelilingi tambak-tambak ikan sehingga para wistawan dapat mendapatkan view perjalanan ke Desa Wisata Bahari Tlocor. Selain hasil wawancara dengan Ketua Bumdes Mitra Abadi bapak Kasiono.

“untukmasalahpembuangansampahinisendirimaskamiselalumenekankankepadaparawisatawanagarmerekatidakmeninggalkansampahsembarangan,dankamijugaselalumenyediakandisetiapsudutDesaWisataterdapattongsampah.”(wawancara 15 September 2023)

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan bapak Kasiono selaku ketua Bumdes Mitra Abadi bahwa untuk penegeleloaan sampahnya di bilang sudah efektiv dengan cara di bakar/di timbun, akan tetepi di sini masih ada yang sendikit menggajanjal di karenakan pembuangan sampah nya dilakukakn di areah desa wisata. Seharusnya untuk pembuangan sampah dilakukan agak jauh dari Desa Wisata, di khawatirkan jika terjadi penumpukan sampah dan kalau terkena dengan genangan air maka akan menimbulkan bau yang kurang sedap sehingga mengganggu para wisatawan yang datang ketempat Desa Wisata Bshari Tlocor.

Figure 5.Proses Kegiatan Bersih-Bersih di Desa Wisata Bahari Tlocor

Gambar diatas merupakan proses kegiatan bersih-bersih di Wisata Bahari Tlocor agar menciptakan susana yang nyaman, asri sehingga para wisatawan dapat nyawan dan betah di Desa Wisata di keranakan tempat wisata tersebut bersih, dan juga di dari gambar di atas juga terlihat di setiap sudut terdapat tong sampah supaya wisatawan dapat membuang sampah sesuai dengan tempatnya.

Dari penjelasan diatas sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rafi Alfiansyah dengan judul “Peran Bumdes Dalam Pengelolaan Sampah Dengan Insinerator dan Kompostor di Desa Sumbergondo, Batu” dengan hasil peran Bumdes Rejeki Barokah dalam merancang program dan menciptakan alat untuk menciptakan program pengelolaan sampah di Desa Sumbergondo bisa menyelsaikan permasalahan di desa tersebut. Alat insinerator dapat menanggulamgi permasalah sampah rumah tangga yang tidak dapat diolah atau di daur ulang dengan cara di bakar[18].

5. Peran Sebagai Dimensi Politik

Pada dimensi politik dinilai dengan indikator, dengan peningkatan partisipasi masyarakat dari penduduk lokal, peningkatan kekusaan komunitas yang lebih luas dan menjamin hak-hak dalam pengelolaan sumber daya alam. Usaha dalam peningkatan partisipasi masyaarakat Desa Wisata Bahari Tlocor dilakukan dengan cara sosialisasi dengan masyarakat, sedangkan untuk peningkatan wisatawan guna untuk memperluas kukasaan yang lebih luas, pihak Bumdes Mitra Abadi melakukan dengan cara memperluas jalinan kerjasama melalui pelatihan, sosilisasi, dan pembinaan dari berbagi instansi pemerintah dan swasta sehingga memperkuat bantuan dari kebutuhan Desa Wisata Bahari Tlocor dalam penyidiaan sarana dan prasarana. Akan tetapi hasil wawancara dengan ketua Bumdes Mitra Abadi bapak kasiono.

“untuk peningkatan partsipasi masyarakat kita yakinkan ke mereka dengan cara kita melakukansosialisasidenganmasyarakadenganmenekankanpengelolaankearifanlokalmas,karenadengankearifanlokalotomatisbaikpenghasilanataupenerimamanfaatituakansangatdirasakanmasyarakatdusunTlocor,khususnyaDesaKedungPandan.Danuntukmemperluasjalinandenganpihaklain,kitajalimnkerjasamadenganpelakuwisatadariDesalainatautravel-travelwisata.”(wawancara 15 September 2023)

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan bapak Kasiono selaku ketua Bumdes Mitra Abadi bahwasanya pihak Bumdes Mitra Abadi sudah melalukan kerjasama dengan pelaku usaha swasta yaitu travel- travel wisata, akan tetapi seharusnya mereka tidak menggadeng pihak travel tetapi juga harus mengajak kerjasama pihak lainnya seperti jawapos, penerbit berita lainnya, sehingga Desa Wisata Bahari Tlocor dapat di kenal luas masyarakat dan akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata tersebut.Sedangkan penjaminan hak-hak atas pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan peraturan daerah berlaku, serta adanya kerjsama dari pihak maka terdapat bukti tetulis berupa dokumen perjanjian dimana hak-hak dan kewajiban telah tertulis dan di bubuhi kesepakatan bersama dari pihak yang bersangkutan. Kegiatan tersebut dapat memberikan pola mengembangkan pengelolaan Desa Wisata Bahari Tlocor hingga dapat memajukan Desa Wisata Bahari Tlocor tersebut, berikut foto sosialisai kepada masyarakat.

Figure 6.Acara Kegiatan Soisalisasi Masyarakat KedungPandan

Gambar di atas merupkan acara proses kegiatan sosialisasi kepada masyarakat Desa KedungPandan tentang pentingnya pengembangan potensi Wisata Bahari Tlocor sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, dan juga sosialasi tentang pentingnya mempererta jalin kerjasama terhadap pihak luar sehingga dapat memperluas jaringan.

Dari penjelesan di atas sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Muhamad, Sri Rahayu Budiani , Nurul Chamidah, Endah Nurhawaeny Kardiyati ,Mardiyanto Adjieh dengan judul “ Peran Bumdes Dalam Pembangunan Pariwata Yang Berkualitas di Lereng Sumbing, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang “ dengan hasil sebagai berikut Pariwisata di Kecamatan Kaliangkrik yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, menjadi salah satu lokasi yang tengah masif mengembangkan potensi pariwisata, khususnya desa wisata. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwasanya jalinan yang kuat antara desa sebagai pemilik objek pariwisata yang bersifat alamiah dan juga BUMDes sebagai suatu lembaga yang berfungsi mensupport desa dan juga masyarakat sehingga tercipta suatu pariiwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di lereng gunung sumbing. Nepal van Java yang berada di Desa Temanggung mulai familiar karena keunikan kawasan pemukiman tersebut yang kemudian diviralkan oleh publik melalui berbagai macam cara yang salah satunya adalah melalui media sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pihak desa menunjuk BUMDes dan Pokdarwis untuk mengelola Destinasi Pariwisata supaya berkualitas dan berkelanjutan. Salah satunya adalah melakukan kerjasama dengan berbagai unsur, diantaranya adalah Perguruan Tinggi, Dinas Kabupaten Magelang, dan Pihak Swasta, hasilnya adalah adanya tren pengurangan penurunan pada wisatawan[19].

B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pengelolaan Objek Wisata Bahari Tlocor Dalam Menarik Wisatawan Domestik

a. Faktor Pendukung

1. Panorama Indah

Panorama yang dimiliki oleh Wisata Bahri Tlocor sangatlah berbeda dari Desa Wisata yang lain, di Desa Wisata Bahari Tlocor ini manyajikan pemandangan sungai brantas yang langsung menuju ke laut, dan juga akan disuguhkan dengan pemandangan jalan yang di kelilingi dengan tambak ikan dan di sebelah selatan langsung dapat melihat pemandangan gunung penanggungan. Ponorama yang indah akan mengundang daya tarik bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Desa Wisata Bahari Tlocor. Karena panorama suatu wisata dapat mamanjakan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke wisata tersebut.

Figure 7. View Sungai Brantas dan Gunung Penanggungan

Wisata Bahari Tlocor ini memiliki panorama yang indah dan memiliki ciri khas sendiri. Dengan adnaya ciri khas khusunya wisata ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Salah satu ciri khas dari Desa Wisata Bahari Tlocor yaitu dengan menyajikan pemandangan sungai brantas porong, jalan yang dikelilingi dengan tambak ikan dan juga langsung dapat melihat viewgunung penanggungan.

2. Infrastuktur yang memadai

Infrastruktur yang memadai membuat Desa Wisata Bahari Tlocor ini banyak diminati oleh wisatawan. Jalan yang memadai membuat kendaraan darat dapat memasuki area wisata ini. Untuk penyebrangan ke pulau lusi, terdapat juga kendaraan bis air yang keadaannya masih bagus dan masih layak pakai. Disana juga terdapat speed boat yang berjumlah 4 biji dan juga ada bis air yang dapat menampung 16 wiatawan.

Figure 8.Bis Air di Wisata Bahari Tlocor

b. Faktor Penghambat

1. Kurangnya Biaya

Biaya dalam pembangunan wisata sangatlah berpanguruh. Karena pembangunan dalam wisata harus tetap berjalan. Biaya yang digunakan untuk menngelola Wisata Bahari Tlocor dari pemerintah desa yang hanya di berikan setahun sekali dan juga dari hasil patungan dari pihak Bumdes Mitra Abadi yang menjadi pengelelola wisata tersebut, biaya memang menjadi salah satu faktor pembangunan Desa Wisata Bahari Tlocor. Kuranangnya biaya yang dialami Wisata Bahar Tlocor dapat mengambat perencanaan untuk pengembangan Desa Wisata Bahari Tlocor yang sudah di rencanakan mulai awal pembentukan Desa Wisata.

2. Promosi Objek Wisata Yang Belum Maksimal

Dunia kepariwisataan tentunya tidak dapat berkembang dan maju jika tidak dibarengi dengan kegiatan promosi karena hanya melalui promosi makan wisatawan baik domestik maupun mancanegara dapat melihat desa wisata yang akan di tuju dengan akurat dan pasti. Kendala dalam promosi pada Wisata Bahari Tlocor adalah kurangnya pemanfaatan media sosial yang sudah berkembang di zaman sekarang. Media sosial kurang update untuk terus mempromosikan wisata tersebut. Harusnya, media sosial di manfaatkan dengan maksimal untuk melakukan promosi setiap harinya.

Figure 9.Media Sosial Wisata Bahari Tlocor

Simpulan

Peran Bumdes Mitra Abadi Dalam Pengembangan Desa wisata Bahari Tlocor dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama Peran Sebagai Perkembangan Ekonomi bahwa pihak Bumdes Mitra Abadi dapat membantu perokonomian masyarakat Desa KedungPanda karena dulunya orang yang menjadi nahkoda di wahana bis air, mereka hanyalah nelayan yang tidak mempunyai penghasilan tetap, jadi dengan adanya Desa Wisata Bahari Tlocor ini masyrakat setempat dapat terbantu perekonoiannya, kedua Peran Sebagai Dimensi Sosial bahwa disini pihak Bumdes Mitra Abadi menyakinkan masyarakat bahwasannya mereka di anugerahi tempat yang strategis dan juga ada pulau yang iconic karena terbentuk dari sedimentasi lumpur lapindo, dari sini punulis menyimpulkan bahwa pihak Bumdes Mitra Aabdi perlu bersabar dengan proses yang mereka bangun sehingga dapat membuat Desa Wisata Bahari Tlocor ini akan berkembang dan membuat banyak wisatawan yang berkunjung, ketiga Peran Sebagai Dimensi Budaya bahwa pihak Bumdes Mitra Abadi seharusnya mengadakan kegiatan kesenian itu jangan setahun sekali akan tetapi bisa satu bulan sekali ataupun seminggu sekali untuk menarik wisatawanan agar lebih tertarik lahi berkunjung ke Desa Wisata Bahari Tlocor, akan tetapi pihak Bumdes Mitra Abadi juga masih berusaha melakukannya tapi masih terhalang oleh dana di karenakan mereka masih membutuhkan pihak swasta untuk di ajak kerjasama dalam mengelolah desa wisata untuk melakukan kegaiatan pentas seni seperti wayang kulit,ludruk dan juga kesenian lainnya. Bumdes sendiri semakin manguatkan budaya lokal, hal tersebut sudah di buktikan dengan mengadakan pentas seni yang menampilakan wayang kulit dan luduruk akan tetapi masih dilakukan setahun sekali, keempat Peran Sebagai Dimensi Lingkungan bahwa untuk masalah kebersihan sendiri pihak Bumdes Mitra Abadi sendiri selalu menekankan kepada para wistawan untuk selalu tidak meninggalkan sampah disembarang tempat, akan tetapi seharusnya pihak Bumdes sendiri juga harus memberikan seperti rambu dilarang membuang sampah sembarangan atupun dengan cara memberikan denda kepada wisatwan jika kalau mereka ketahuan membuang sampah sembarangan, sehingga Desa Wisata Bahari Tlocor ini menjadi bersih, indah, dan tertib, kelima Peran Sebagai Dimensi Politik bahwasanya pihak Bumdes Mitra Abadi sudah melalukan kerjasama dengan pelaku usaha swasta yaitu travel-travel wisata, akan tetapi seharusnya mereka tidak menggadeng pihak travel tetapi juga harus mengajak kerjasama pihak lainnya seperti jawapos, penerbit berita lainnya, sehingga Desa Wisata Bahari Tlocor dapat di kenal luas masyarakat dan akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata tersebut.

Dari semua indikator yang sudah di jelaskan diatas penulis menyimupulkan bahwa Peran Bumdes Dalam Pengelolaan Desa Wisata Bahari Tlocor sudah berjalan maksimal dilihat dari segi dimensi ekonomi dan juga dimensi kebudayaan akan tetapi pihak Bumdes Mitra Abadi belum melakukan promosi ke jawa pos atau penerbit berita lainnya sehingga untuk tempat Desa Wisata Bahari Tlocor sendiri masih belum banyak masyrakat yang tau akan tempat Desa Wisata. Ada juga sedikit kendala mengenai pendanaan dan juga pihak swasta yang masih belum menemukan pihak swata yang mau menanankam modal untuk mebangun sarana dan prasarana agar memajukan Desa Wisata Bahari Tlocor

References

  1. M. T. Astuti, "Potensi Agrowisata dalam Meningkatkan Pengembangan Pariwisata," 2014.
  2. M. P. Lewis, Ed., "Languages of the World," Dallas, TX: SIL International, 2009.
  3. Jatim Newsroom, "Delapan Desa Wisata di Jawa Timur Raih ADWI 2023," Kominfo Jatim, 2023.
  4. Darsono, "Pengertian Desa," 2005.
  5. R. Sidiq, A. J., and Resnawaty, "Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Linggarjati Kuningan, Jawa Barat," Pros. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masyarakat, vol. 4, 2017.
  6. W. Nuryanti, "Tourism and Local Communities," Yogyakarta: UGM Press, 1999.
  7. M. Wearing and S. L. Donald, "The Development of Community Based Tourism: Re-Thinking the Relationship Between Tour Operators and Development Agents as Intermediaries in Rural and Isolated Area Communities," 2001.
  8. W. Adiyoso, "Menggugat Perencanaan Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat," Jakarta: ITS Press, 2009.
  9. D. Rahmadanik, "Peran BUMDES dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Cokrokembang Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan," Prog. Stud. Adm. Publik, Fak. Ilmu Sos. dan Ilmu Polit. Univ. 17 Agustus 1945, Surabaya, 2015.
  10. R. A. Prasetyo, "Peranan BUMDES Dalam Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pejambon Kecamatan Sumberejo Kabupaten Bojonegoro," Departermen Sosiologi FISIP Univ. Airlangga, vol. XI, no. 1, 2016.
  11. K. Sumiasih, "Peran BUMDES dalam Pengelolaan Sektor Pariwisata (Studi di Desa Pakse Bali, Kabupaten Klungkung," Prog. Stud. Magister Ilmu Hukum, Fak. Huk. Univ. Udayana, vol. 7, no. 1, 2018.
  12. I. A. R. I. Lagaligo, "Kebijakan Pengelolaan," Negara, Fak. Ilmu, Ilmu Politik Univ. Andi Djemma, "Jurnal I La Galigo | Public Adm. J.," 2018.
  13. P. Suansri, "Handbook Community Based Tourism," vol. 22, no. 21, 2003.
  14. S. Rahayu and U. Dewi, "Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) di Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul," 2017.
  15. K. S. Utami, L. E. Tripalupi, and M. A. Meitriana, "Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam Peningkatan Kesejahteraan Anggota Ditinjau Melalui Kewirausahaan Sosial," J. Pendidik. Ekon., vol. 11, no. 2, 2019.
  16. S. M. R. Riannada, "Peran Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kencana dalam Pengembangan Desa Wisata Adat Osing Kemiren," J+Plus UNESA, vol. 10, no. 1, pp. 315–328, 2021.
  17. R. Firmansyah, "Buku Pedoman Kelompok Sadar Wisata," Jakarta, 2012.
  18. R. Alfiansyah, "Peran BUMDES dalam Pengelolaan Sampah dengan Insinerator dan Komposter di Desa Sumbergondo, Kota Batu," J. Ekol. Masy. Sains, vol. 2, no. 1, 2021.
  19. S. R. Budiani, N. Chamidah, E. Nurhawaeny, Kardiyati, and M. Adjie, "Peran BUMDES dalam Pembangunan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan di Lereng Sumbing, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang," J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 4, pp. 211–220, 2022.