Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Education
DOI: 10.21070/acopen.8.2023.8157

Improving The Learning Concentration Of Children Aged 4-5 Years Through The Tebona Game Method (Patting Colored Balls) In TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare


Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode Permainan Tebona (Tepuk Bola Warna) Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Learning Concentration Tebona Games Early Childhood

Abstract

Learning concentration is an important component in the learning process, with high learning concentration for each child, it will be able to support the child to be ready for further education. This research aims to increase the learning concentration of children aged 4-5 years through the tebona game method (patting colored balls) at Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidoakre Kindergarten. This type of research uses classroom action research (PTK), the design used in this research is the Kemmis and Mc Taggrat model of classroom action research design. The subjects of this research were 10 students in group A3 aged 4-5 years, children. Data collection techniques by means of observation, documentation and interviews. The results of the research show that children's learning concentration increases in each cycle. Before the action, the concentration percentage only reached 46% in the pre-cycle, 66.5% in cycle 1 and 94.5% in cycle II. So it can be concluded that increasing the learning concentration of children aged 4-5 years through the tebona playing method at Kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare was declared successful.

Highlights:

  • Importance of Learning Concentration: Learning concentration is crucial for children's readiness for further education.

  • Tebona Game Method: Tebona game method involves patting colored balls to enhance concentration.

  • Classroom Action Research (PTK): PTK design allows for systematic observation and assessment of educational interventions.

Keywords: Learning Concentration, Tebona Games, Early Childhood

Pendahuluan

Menurut Slameto konsentrasi adalah memfokuskan perhatian pada satu hal dan mengecualikan semua hal lainnya yang tidak bersangkutan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung [1]. Menurut Damyati & Mudjiono dikutip dalam Candra et al, menyatakan bahwa konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pembelajaran, pemusatan perhatian pada isi bahan pelajaran dan proses memperolehnya[2]. Konsentrasi belajar pada anak adalah suatu keadaan dimana anak dapat memfokuskan pikirannya selama menyelesaikan kegiatan yang ditugaskan oleh guru di dalam kelas [3]. Konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap kesiapan belajar peserta didik, apabila anak yang belum bisa konsentrasi dengan baik, maka proses pembelajaran menjadi tidak optimal [4]. Oleh karena itu konsentrasi pada anak adalah kemampuan memfokuskan dan terjaga pikiran terhadap satu hal. Saat siswa yang konsentrasi, objek yang difokuskan hanya pada kegiatan utama yang akan menjadi target anak berkonsentrasi sesuai dengan tahap perkembangan usia anak.

Menurut Makmun Indikator yang dapat dijadikan acuan dalam mengukur konsentrasi belajar peserta didik ciri-cirinya antara lain:1) Fokus pandangan, melihat sumber suara, baik pendidik, maupun alat atau media yang digunakan, 2) Perhatian, memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru, pembicara atau video pembelajaran yang digunakan dengan sesama, 3) sambutan lisan, dengan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui informasi atau kurang memahami materi, 4) Menjawab, seperti menjawab benar atau salah, sesuai atau tidak sesuai baik berupa lisan maupun tertulis,5) Respon psikomotorik, dengan mengerjakan atau menjawab tugas, menulis informasi, berkreasi dengan bahan atau media yang digunakan [5].

Konsentrasi belajar pada anak usia 4-5 tahun merupakan suatu kondisi dimana seorang anak dapat memusatkan pikirannya pada sesuatu yang diperintahkan oleh gurunya di kelas. Pada anak usia 4-5 tahun kurangnya konsentrasi dapat dilihat pada apa yang terjadi disekolah. Ada beberapa dampak negatif pada peserta didik yang kesulitan konsentrasi saat belajar di dalam kelas, menurut Ambarnianti anak akan mengalami kesusahan saat menyelesaikan kegiatan yang diperintahkan oleh guru, sering melupakan apa yang dikatakan oleh guru, anak tidak menperhatikan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru, karena sulit bagi anak untuk duduk dan memperhatikan sesuatu dalam jangka waktu yang lama[6].

Berdasarkan data awal yang peneliti lakukan di TK Aisyiyah Bustanul Atfhal 3 Bulusidokare pada anak usia 4-5 tahun, dari 1 kelas kelompok A dengan jumlah 10 orang anak, 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Pada observasi awal peserta didik kelompok A3 dengan jumlah peserta didik 10 anak sebanyak 40% mampu berkonsentrasi dan sebanyak 60% yang belum dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan kegiatan, guru harus terus mengingatkan peserta didik untuk fokus dengan instruksi berulang kali. Permasalahan yang dihadapi peserta didik kelompok A di TK Aisyiyah 3 Bulusidokare tertuju pada:1) kurangnya minat dan semangat anak pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran 2) anak kurang memperhatikan guru saat kegiatan belajar, perhatiannya mudah beralih sehingga tidak bisa memusatkannya 3) anak asik main sendiri, anak senang berlari-lari menyebabkan kurangnya konsentrasi belajar.

Faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan dalam berkonsentrasi dikarenakan dalam pembelajarannya guru sering menggunakan metode bercerita sehingga anak-anak nampak kurang minat dan tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran, dilihat dari anak yang tidak mau menyelesaikan kegiatan dan kurang ketertarikan anak pada materi pembelajaran. Slameto menjelaskan terdapat dua faktor yang terpengaruh dalam konsentrasi belajar anak yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri anak sendiri seperti kesehatan jasmani dan rohani, anak kurang berminat pada mata pembelajaran yang dipelajari. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak, terganggu oleh kondisi sekitar seperti bising, terganggu oleh teman-temannya yang lain dan bosan terhadap pelajaran di sekolah [7].

Dengan lingkungan belajar yang menggunakan strategi, metode atau media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik, maka peseta didik dapat mengikuti kegiatan dengan cara yang menyenangkan [8]. Maka dari itu diperlukan metode dan tehnik yang menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan konsentrasi pada anak. Salah satu metode untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak yaitu melalui metode permainan tebona (tepuk bola warna) dalam proses pembelajaran.

Metode permainan adalah sesuatu yang mengandung keasyikan dan dilakukan secara sukarela, bebas dan tanpa paksaan bertujuan memperoleh kesenangan pada saat melaksanakan kegiatan. Permainan sangat penting untuk perkembangan jiwa peserta didik. oleh karena itu anak harus diberi kesempatan dan sarana di dalam permainannya[9]. Menurut Santrock permainan adalah suatu jenis kegiatan yang digunakan untuk bermain, yang menyenangkan dan dilakukan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri[10]. Sedangkan bermain adalah suatu aktivitas utama yang dilakukan dengan atau tanpa alat. Melalui kegiatan bermain banyak hal yang yang dikembangkan dari seorang individu anak, yaitu saraf-saraf motoriknya, baik kasar maupun halus, emosional, kedisiplinan, kecerdasan dan bekerjasma[11]. Tetapi semua perkembangan tersebut hanya bisa diperoleh dari permainan yang bermakna. Permainan yang bermakna adalah kegiatan bermain yang diarahkan dan dibuat dengan metode, prinsip dan tujuan yang menekankan pada unsur terciptanya kesenangan, motivasi, berkembangnya motorik yang memicu bekerjanya neuron atau saraf otak, dan bukan paksaan sekaligus berisi pembelajaran[12].

Permainan tebona merupakan kombinasi tepuk tangan dan bola warna. Permainan tepuk dapat digunakan pada pembelajaran anak usia dini, permainan tepuk dapat dibuat sesuai dengan materi dan dirasakan langsung pada tubuh anak[13]. Sedangkan bola warna digunakan sebagai media dalam bermain tebona dan anak dapat berkesempatan untuk bereksplorasi dalam mengenal warna dan bentuk[14].

Permainan tebona (tepuk bola wara) ini dikembangkan oleh Novianti et al., dengan menggunakan media bola warna[15]. Permainan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar anak usia dini, dengan permainan tebona, kemampuan konsentrasi anak dapat dikembangkan dengan cara menyenangkan dan sesuai dengan karakteristik anak. Permainan tebona ini didukung oleh hasil uji coba dari validator ahli materi dan validator ahli permainan. Untuk ahli materi, permainan tebona dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam memahami angka dan pola tepuk. Sedangkan untuk ahli permainan, permainan ini dapat menimbulkan merasa senang dan kreativitas anak dengan cara bermain tepuk sesuai dengan jumlah bola yang sudah disediakan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada penelitian terdahulu meneliti konsentrasi anak dengan menggunakan permain bola warna dan wadah untuk melatih konsentrasi anak usia 5-6 tahun. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan permainan tebona, tepuk tangan dan bola warna saja untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun.

Keuntungan dari metode permainan tebona selain dapat meningkatkan konsentrasi belajar, permainan tebona juga dapat meningkatkan koordinasi mata, tangan serta kognitif anak melalui kegiatan bertepuk tangan. Desmariani menyatakan bahwa bermain tepuk bisa meningkatkan kemampuan anak, selain itu dengan bertepuk sambil bernyanyi bisa melatih anak untuk mengenal pola pada saat mengiringi nyanyian[16].

Adapun permasalahan yang signifikan dalam penelitian ini yaitu mengenai kurangnya konsentrasi belajar pada anak usia 4-5 tahun. Berdasarkan pendahuluan diatas, rumusan masalah yang digunakan yaitu: Bagaimana penerapan metode permainan tebona dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun dan bagaimana peningkatan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun dengan metode permainan tebona di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare. Maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui penerapan metode permainan tebona dalam meningkatkan konsentrasi belajar pada anak usia 4-5 tahun 2. Untuk mengetahui peningkatan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun dengan metode permainan tebona di TK Aisyiyah 3 Bulusidokare. Diharapkan dengan menggunakan metode permainan tebona ini dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak.

Metode

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan penelitian yang berhubungan dengan kelas yang dilakukan untuk memecahkan masalah pelajaran yang dilakukan oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang bisa dilakukan oleh individu ataupun kelompok. PTK individu merupakan dimana seorang guru melakukan penelitian di dalam kelasnya maupun di kelas guru lain. Sedangkan PTK kelompok ialah dimana penelitian ini dilakukan oleh beberapa guru yang melakukan penelitian di kelasnya dan anggota lain berkunjung untuk mengamati kegiatan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki kondisi didalam kelas dengan menggunakan tindakan ataupun kegiatan lain yang baik dilakukan di dalam kelas. Ada beberapa ahli yang mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, akan tetapi dalam pembahasan ini ditemukan pendapat tentang model penelitian yaitu: Kurt Lewin, McTaggart dan Jonh Elliot. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggrat, dimana terdapat empat tahapan yang harus dilalui yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi), refleksi evaluasi (refleks) [17].

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah RKH (lembar rangkaian kegiatan harian) dan lembar indikator penilaian peningkatan konsentrasi belajar anak dengan menggunakan permainan tebona (tepuk bola warna).

Lembaran RKH (Rencana Kegiatan Harian) merupakan alat yang digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan bola warna. Sedangkan lembar indikator ini digunakan untuk mengamati kemampuan konsentrasi belajar anak dalam proses pembelajaran. Indikator kemampuan konsentrasi yang dinilai yaitu, Fokus pandangan (melihat), perhatian, sambutan lisan, menjawab, sambutan psikomotorik.

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan konsentrasi belajar anak melalui permainan tebona (tepuk bola warna) yang dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian dalam bentuk check-list. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data atau fakta yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak pada saat melakukan kegiatan pembelajaran melalui foto. Sedangkan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemikiran , konsep atau pengalaman mendalam dari informasi, pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara tidak berstruktur. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas yang membahas tentang perkembangan dari subjek sesaat setelah peneliti melakukan penelitian, mencari pemecahan masalah serta kelanjutan untuk meningkatkan konsentrasi belajar melalui permainan tebona dari subjek peneliti.

Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data hasil observasi selama proses belajar mengajar dengan menggunakan metode permainan tebona, sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini merupakan hasil presentase dari konsentrasi belajar anak menggunakan statistik. Adapun untuk mengetahu kriteria berhasil atau tidaknya penelitian ini diukur dengan indikator keberhasilan yaitu: Apabila hasil presentase nilai ketuntasan individu dan nilai ketuntasan keseluruhan menunjukan 75%-100%, maka metode permainan tebona dinyatakan berhasil dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak dan apabila hasil presentase nilai ketuntasan individu dan nilai ketuntasan keseluruhan kurang dari 75% maka metode permainan tebona dinyatakan tidak berhasil dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsentrasi belajar pada anak usia 4-5 tahun kelompok A3 di TK Aisyiyah 3 bulusidokare. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan diketahui kemampuan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun belum berkembang dengan baik.Pada observasi awal peserta didik kelompok A3 dengan jumlah peserta didik 10 anak sebanyak 40% mampu berkonsentrasi dan sebanyak 60% masih belum mampu berkonsentrasi. kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode bercerita sehingga membuat anak kurang tertarik dan tidak fokus dengan materi yang di ajarkan. Dari permasalahan tersebut peneliti ingin mengambil tindakan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar peserta didik melalui metode permainan tebona (tepuk bola warna). Pada setiap individu terdapat krakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda termasuk pada kemampuan konsentrasi, dimana kemampuan konsentrasi akan terbentuk jika dilatih dan distimulus secara optimal melalui aktivitas bermain dan penggunaan metode yang tepat.

A. Pra Siklus

Adapun rancangan tindakan pada pra siklus yang dilakukan pada penelitian ini yaitu: Kegiatan pelaksanaan pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00WIB. Penerapan kegiatan oleh peneliti dilaksanakan pada kegiatan akhir (penutup) selama 30 menit sebelum pulang sekolah pada pukul 10.00-10.30 WIB. pembukaan dilakukan oleh guru kelas, mulai dari salam, berdo,a hingga kegiatan inti, selesai melakukan kegiatan utama, peserta didik istrahat makan siang bersama dari pukul 09.15-09.50, setelah selesia istrahat, jam 10.00-10.30 peneliti mulai melakukan penelitian. Prasiklus dilaksanakan selama satu kali pertemuan, yang dilakukan pada hari senin, 22 mei 2023. Dari satu kali pertemuan tersebut, peneliti memberikan kegiatan bercerita untuk melatih konsentrasi anak. Pada saat pengamatan berlangsung peneliti melihat rendahnya kemampuan konsentrasi pada anak kelompok A3, hal ini terlihat pada saat guru bercerita anak-anak banyak yang tidak mendengar, memperhatikan dan menyimak. Peserta didik hanya mampu menyimak sekitar 5-8 menit saja, selebihnya anak-anak bergerak bebas seperti berbicara dengan temanya, menoleh, berjalan atau berpindah tempat. Dari hasil pengamatan pra siklus, menunjukan belum terlihat adanya peningkatan kemampuan konsentrasi belajar anak melalui kegiatan bercerita, dengan jumlah keberhasilan keseluruhan 46% dan sisanya masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik. Dalam kegiatan bercerita anak-anak maih tertarik dengan kegiatan sediri. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena anak sedang mengalami proses pengesuaian dari pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi belajar, yang semula pembelajaran bersifat abstrak kemudian pembelajaran dengan kegiatan yang nyata dan kegiatan tersebut dialami langsung oleh peserta didik. Sebagaimana yang terdapat pada tabel 1 bahwa hasil pra siklus tersebut menunjukan presentase keberhasilan baru mencapai 46%, melihat target keberhasilan dalam penelitian ini adalah 75%-100% sehingga penelitian pada pra siklus ini belum dinyatakan berhasil. Dan akan dilanjutkan dengan tindakan pada siklus I, pada siklus I ini peneliti melakukan perbaikan dengan metode permaian tebona (tepuk bola warna) untuk melihat sejauh mana perkembangan kemampuan konsentrasi belajar anak dengan menggunakan metode permainan tebona [18].

B. Siklus I

Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti membuat persiapan kegiatan tindakana yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang meliputi: Dimana dengan mempersiapkan rencana kegiatan harian (RKH) dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk bermain tebona, peneliti menarik perhatian anak, memberitahukan kepada peserta didik tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bermain tebona. Kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00 WIB. Penerapan kegiatan permainan tebona oleh peneliti dilaksanakan pada kegiatan akhir yaitu pukul 10.00-10.45 WIB. Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 23 mei 2023 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu 24 mei 2023. Dari dua kali pertemuan tersebut, peneliti menerapkan dan memberikan penjelasan tentang cara bermain pada metode permaianan tebona. Guru mengarahkan kepada anak untuk melihat dan mengamati cara bermain tepuk warna pada metode permainan tebona yang dicontohkan, Anak mampu memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru mengenai metode permaianan tebona, anak melihat dan mengamati contoh cara bermain tepuk bola warna, anak mampu bertanya terkait cara bermain tebona. Anak cukup mampu menjawab setiap pertanyaan dari guru, langkah selanjutnya guru meminta anak untuk mengulangi cara bermain tepuk bola warna sesuai dengan intruksi seperti yang dicontohkan oleh guru, anak mampu mengikuti intruksi bermain tebona dengan jumlah bola dan mengikuti instruksi tepuk yang telah dicontohkan. Tahap observasi ini dilakukan pada saat peneliti menerapkan metode permainan tebona ( tepuk biola warna). pada tahap siklus 1 ini peneliti melakukan pengamatan yang sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perolehan mengenai peningkatan kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 4-5 tahun. Dari hasil siklus I menunjukan adanya peningkatan kemampuan konsentrasi belajar anak melalui metode permainan tebona (tepuk bola warna) dengan perolehan nilai rata-rata 66,5% dengan jumlah anak yang berhasil 70% berkembang sesuai harapan (BSH) dari jumlah anak keseluruhan dan anak yang belum berhasil sebanyak 30% peserta didik, hal ini dapat dilihat dari anak yang masih kebingungan saat melakukan kegiatan, tidak memperhatika guru, masih ada anak yang bingung pada saat bermain tebona. Bisa dikatakan bahwa tindakan yang diberikan pada siklus I tersebut menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi belajar pada anak usai 4-5 tahun. Sebagaimana hasil siklus I pada tabel 1 tersebut menunjukan bahwa presentase keberhasilan mencapai 66,5% termasuk dalam kategori baik, akan tetapi belum memenuhi target capaian penilaian. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian lagi pada fase berikutnya yaitu pada siklus II untuk mengatasi kekurangan pada penerapan kegiatan dengan waktu yang singkat di siklus I dan pada siklus II harus diperbaiki dengan bermain tebona yang lebih efektif, kegiatan pembelajaran pada metode permainan tebona akan ditingkatkan.

C. Siklus II

Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti membuat persiapan kegiatan tindakana yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang meliputi: Dimana dengan mempersiapkan rencana kegiatan harian (RKH) dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk bermain tebona. Kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00 WIB. Penerapan kegiatan permainan tebona oleh peneliti dilaksanakan pada awal hingga akhir kegiatan yaitu pada pukul 08.00-10.45 WIB. Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis 25 mei 2023 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat 26 mei 2023. Dari dua kali pertemuan tersebut, peneliti menerapkan dan memberikan penjelasan tentang cara bermain tebona, Adapun komponen kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus II yaitu: baris masuk kelas, bernyanyi salam dan doa, presensi, penjelasan kegiatan. Peneliti menjelaskan aturan dan cara bermain tebona, kegiatan tepuk bola warna dengan menambahkan jumlah bola pada saat permain dilakukan, peneliti menjelaskan cara bermain, seperti pada tepuk pertama hanya ada masing- masing satu bola warna merah dan warna kuning, kemudia pada pada tepuk bola warna yang kedua, peneliti menambahkan jumlah bola menjadi dua bola warna merah dan tiga bola warna kuning, peserta didik melakukan tepuk tangan dua kali dan tepuk tangan di pangkuan tiga kali. Ketika peserta didik sudah paham cara bermain tebona, peneliti menambahkan jumlah bola warna sampai lima kali secara bergantian bola warna pada saat permainan, hal ini dilakukan untuk melihat melihat kemampuan anak dalam berkonsentrasi. Sesudah selesai peneliti memberikan reward kepada anak dengan memberikan pujian dan tepuk tangan kepada peserat didik yang berhasil melakukan permainan sesuai instruksi dari peneliti.

Dari hasil pengamatan ada siklus II terdapat perkembangan yang signifikan terhadap peningkatan konsentrasi belajar anak melalui metode permainan tebona kegiatan tepuk bola warna. Hasil pada siklus II menunjukan bahwa peserta didik mampu menyelesaikan kegiatan bermain tebona dengan kategori sangat baik sehingga presentase konsentrasi belajar anak meningkat menjadi 94,5% keseluruhan dari peserta didik tersebut. Berdasarkan data pada hasil siklus II yang terdapat pada tabel 1 tersebut, dapat dilihat bahwa dari peserta didik keseluruhan telah mencapai kriteria berkembang sangat baik (BSB). Hal ini membuktikan metode permainan tebona dapat meningkatkan konsetrasi belajar anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare

No Nama Anak
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Celmira 50% 80% 100%
2 Dina 55% 80% 100%
3 Bella 35% 75% 90%
4 Hasna 65% 90% 100%
5 Khalif 60% 70% 100%
6 Farzan 40% 70% 85%
7 Javier 30% 60% 85%
8 Dafin 65% 100% 100%
9 Obi 30% 50% 75%
10 Alka 30% 60% 90%
Presentase 46% 66,5% 94,5%
Table 1.Hasil Penilaian Peningkatan Konsentrasi Belajar Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode Permainan Tebona (tepuk bola warna) di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare.

Dari tabel diatas diperoleh hasil dari meningkatkan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun melalui metode permainan tebona. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra siklus memperoleh sebesar 46% yaitu belum dinyatakan berhasil, pada siklus I memperoleh hasil sebesar 66,5% yaitu bisa dikatakan meningkat akan tetapi belum memenuhi target keberhasilan, dan pada siklus II memperoleh hasil sebesar 94,5% yaitu dinyatakan berhasil dan memenuhi target keberhasilan yang sudah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, metode yang digunakan dapat menarik perhatian peserta didik sehingga anak-anak senang pada saat melakukan kegiatan, anak juga dapat bermain bebas dengan metode permainan tebona sehingga anak leluasa untuk menggerakkan anggota tubuhnya sehingga anak tidak bosan. Peserta didik juga bermain secara berkelompok, hal ini mengajarkan kepada anak -anak bisa mengelola emosi dan mengendalikan diri. Guru kelas juga mendukung peneliti untuk mengembangkan permainan tebona ini, sehingga peneliti tanpa ragu untuk mempraktekkanya dan mengajak anak-anak untuk bermain bersama [19].

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakuan oleh Noviati et al, dalam penelitianya yang berjudul “ Tebona Permainan Untuk Melatih konsentrasi anak” , jenis penelitian ini adalah Dengan menggunakan Research and Development (RnD) desain Born dan Gall,. Subjek penelitian ini adalah 15 anak di kelompok B TK PGRI Kertamukti. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan menggunakan permainan tebona dapat melatih konsentrasi anak. Selain dapat meningkatkan konsentrasi belajar bermain bola warna juga dapat meningkatkan kognitif anak dengan mengenal warna[18]. Selain itu menurut Ida Nuraida bermain bola warna juga dapat memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan secara sederhana[19]. Alasan menggunakan metode permainan tebona dalam meningkatkan kosentrasi belajar anak bertujuan untuk mengajarkan konsep belajar dengan cara yang menyenangkan, membuat anak penasaran dan juga menarik perhatian anak agar dapat lebih fokus dalam belajar sambil bermain. Dan juga dengan metode permainan dan bermain anak dapat memenuhi aspek perkembangan kognitif, efektif, sosial emosional, motorik dan bahasa.

Metode permainan tebona dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak, karena pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah yang sesuai dalam menjelaskan cara bermain tepuk bola warna. peneliti juga memberikan motivasi dan pengarahan kepada anak karena dengan memberikan motivasi anak dapat melakukan kegiatan dengan gembira dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini dan serta dari beberapa penelitian lain yang relafan maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan tebona (tepuk bola warna) dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak. Kegiatan bertepuk tangan sesuai intruksi guru dapat membantu anak dalam belajar melatih konsentrasi di dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini mudah diterapkan bagi guru dan metode yang digunakan mudah dipahami oleh anak-anak. Dengan demikian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa metode bermain tebona (tepuk bola warna) dapat meningkatkan konsentrasi anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare.

Simpulan

Dari hasil pembelajaran yang dilakukan selama tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus I. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kemampuan konsentrasi belajar pada peserta didik sebelum dan sesudah adanya penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam rangka peningkatan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun melalui metode permainan tebona (tepuk bola warna) di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare. Selain itu untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah penelitian. Penggunaan metode permainan tebona dalam penelitian ini dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak. metode permainan tebona dilengkapi dengan bola warna sebagai media untuk bermain tepuk bola warna. langkah-langkah bermain tebona yaitu peneliti menyediakan bola warna di depan anak-anak, kemudian peserta didik bermain sesuai dengan jumlah bola yang sudah di sediakan. peneliti menjelaskan cara bermain, seperti pada tepuk pertama hanya ada masing- masing satu bola warna merah dan warna kuning, kemudian pada pada tepuk bola warna yang kedua, peneliti menambahkan jumlah bola menjadi dua bola warna merah dan tiga bola warna kuning, peserta didik melakukan tepuk tangan dua kali dan tepuk tangan di meja tiga kali. Begitu pun seterusnya peneliti lima kali menambah jumlah bola secara bergantian bola warna pada saat permainan dilakukan untuk melihat kemampuan anak dalam berkonsentrasi. Dari penerapan metode permainan tebona ini dapat dilihat anak-anak sangat tertarik dan berminat dengan kegiatan menggunakan metode permainan tebona, terbukti dari hasil penelitian pra siklus sebesar 46% pada siklus I menjadi 66,5% dan pada siklus II meningkat sebesar 94,5%. Dari peningkatan prosentase nilai rata-rata siklus I dan siklus II dapat dinilai sudah sesuai target yang ditentukan maka hasil penelitian pada kelompok A3 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Bulusidokare dinyatakan berhasil.

References

  1. D. Fitrianingsih and M. Karmila, “Upaya Meningkatan Konsentrasi Melalui Kegiatan Meronce Pada Anak Kelompok B Tk Pamekar Budi Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2013/2014,” Paudia J. Penelit. Dalam Bid. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 2, no. 2, pp. 92–110, 2017, doi: 10.26877/paudia.v2i2.1643.
  2. C. Candra, Djaelani, and H. Ruli, “Hubungan Antara Konsentrasi Belajar Dengan Kemampuan Menghafal Al-Quran Pada Kelompok B di PAUD Palma, Banjarsari Surakarta,” J. Penelit. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 6, no. 1, pp. 1–7, 2018. [Online]. Available: http://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/atfaluna/article/download/771/541
  3. M. P. Manurung and D. Simatupang, “Meningkatkan Konsentrasi Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penggunaan Metode Bercerita di TK ST Theresia Binjai,” J. Usia Dini, vol. 5, no. 1, p. 65, 2019.
  4. S. H. Khotimah, T. Sunaryati, and S. Suhartini, “Penerapan Media Gambar Sebagai Upaya dalam Peningkatan Konsentrasi Belajar Anak Usia Dini,” J. Obs. J. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 5, no. 1, p. 676, 2020, doi: 10.31004/obsesi.v5i1.683.
  5. D. G. de Arruda, “ Melatih Konsentrasi Melalui Permainan Sensorimotor Pada Anak Kelompok A Dalam Pembelajaran Masa Kenormalan Baru Di RA Muslimat NU 10 Banit Banat Gresik,” p. 6, 2021.
  6. M. Ambarnianti, “Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Tandur Terhadap Konsentrasi Belajar Anak Kelompok B Di Tk Putra Harapan Bojonegoro,” PAUD Teratai, vol. 2, no. 2, pp. 1–6, 2013.
  7. Nurhusnah Kamil et al., “ Efektivitas Media Wire Game Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak Di TK Negeri Pembina Kabupaten Tanah Datar,” Bitkom Res., vol. 63, no. 2, pp. 1–3, 2018. [Online]. Available: http://forschungsunion.de/pdf/industrie_4_0_umsetzungsempfehlungen.pdf
  8. A. Zaini, “Bermain sebagai Metode Pembelajaran bagi Anak Usia Dini,” ThufuLA J. Inov. Pendidik. Guru Raudhatul Athfal, vol. 3, no. 1, p. 118, 2019, doi: 10.21043/thufula.v3i1.4656.
  9. A. Khobir, “Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif,” Forum Tarb., vol. 7, no. 2, pp. 195–208, 2009. [Online]. Available: http://repository.iainpekalongan.ac.id/id/eprint/3
  10. B. Sujiono and Y. N. Sujiono, “Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak,” PT Indeks, vol. 1, no. 2, pp. 131–144, 2010.
  11. O. Farhurohman, “Kata Kunci: pendidikan anak usia dini,” J. Fak. Ilmu Pendidikan, Univ. Negeri Yogyakarta, vol. 2, no. 1, pp. 27–36, 2017.
  12. S. Nurhayati and K. Zarkasih Putro, “Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini,” J. Pendidik. Islam Anak Usia Dini, vol. 4, no. 1, pp. 52–64, 2021.
  13. M. Fauziddin, “Pemanfaatan Permainan Tepuk Dalam Mengembangkan Aspek Fisik Motorik Pada Anak Usia Dini,” Angew. Chemie Int. Ed., vol. 6(11), 951–952, vol. 2, no. 5, pp. 1371–1372, 2018.
  14. Suparyanto dan Rosad (2015, “済無No Title No Title No Title,” Suparyanto dan Rosad (2015, vol. 5, no. 3, pp. 248–253, 2020.
  15. R. Novianti, D. Marega, and D. Wahyuni, “Tebona: Permainan untuk melatih konsentrasi anak,” Raudhatul Athfal J. Pendidik. Islam Anak Usia Dini, vol. 6, no. 1, pp. 1–11, 2022, doi: 10.19109/ra.v6i1.13292.
  16. E. Desmariani, “Buku Ajar Metode Perkembangan Fisik Anak Usia Dini.” 2020. [Online]. Available: https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=lUP2DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=keseimbangan+and+sepatu+roda&ots=s0jLOyEyJW&sig=oyXyV_oWSPbyygGCzdvFmGtAXVs
  17. Ani Widayati, “Penelitian Tindakan Kelas,” J. Pendidik. Akunt. Indones. Vol. VI No. 1 – Tahun 2008 Hal. 87 - 93 Penelit., vol. VI, no. 1, pp. 87–93, 2008.
  18. N. Nurwahidah, M. L. Alim, M. Fauziddin, U. Pahlawan, and T. Tambusai, “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Mengenal Warna Melalui Kegiatan Bermain Bola Warna Warni pada Anak Usia 5-6 Tahun,” vol. 1, no. 1, pp. 18–34, 2023.
  19. E. Suhaeti, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran Menulis Pengumuman Sederhana Melalui Metode Pemberian Tugas (Kelas VI Semester II SD Negeri Buahkapas Tahun Ajaran 2015/2016),” J. Online Unigal, pp. 15–28, 2015.