Abstract
This study examines the implementation of ISAK 35 in financial reporting at SDI Tarbiyatul Ummah, highlighting its significance for transparency and accountability in educational institutions. Through qualitative methods including interviews, observations, and documentation, it was found that the institution only relied on monthly cash book reports, failing to meet ISAK 35 standards. By reconstructing financial statements according to ISAK 35 guidelines, the study demonstrates the importance of adherence to accounting standards for improved transparency and accountability. This research contributes to filling the knowledge gap regarding financial reporting practices in educational institutions and provides recommendations for enhancing financial management practices in line with ISAK 35.
Highlights:
1. ISAK 35 ensures transparency in financial reporting.
2. Qualitative methods reveal institutional practices.
3. Reconstruction enhances transparency and accountability in financial management.
Keywords: Financial Reporting, ISAK 35, Educational Institutions, Transparency, Accountability
Pendahuluan
Di era perekonomian modern saat ini, akuntansi sangat berperan penting dalam penyusunan suatu laporan keuangan. Maka diperlukan pengelolaan keuangan yang baik dan benar dalam menghasilkan sebuah laporan keuangan yang relevan. Pada dasarnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan akuntansi menyajikan sebuah informasi seputar keuangan yang berupa laporan keuangan suatu entitas yang disajikan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang bersangkutan dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam mencapai perkembangan organisasi, pengelolaan keuangan yang baik akan berpengaruh positif bagi suatu organisasi [1].
Secara umum organisasi sangat beragam, salah satunya adalah organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang dibentuk dengan tujuan utama untuk memberikan pelayanan yang baik umumnya bergerak pada bidang penididikan, keagamaan dan layanan sosial serta mendukung dan mewujudkan dalam berbagai aktivitas tanpa berorientasi untuk mendapatkan laba . Organisasi nirlaba biasanya dikelola oleh pihak swasta atau dibentuk oleh masyarakat. Salah satu bentuk dari organisasi nirlaba dalam bidang pendidikan adalah sekolah. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan sebagai sarana untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang bersifat formal maupun nonformal dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan manusia seutuhnya [2].
Sebagai organisasi nirlaba sumber sumbangan atau donatur yang tidak mengharapkan dananya untuk kembali adalah sebagai sumber dana sekolah. Penerimaan dana dari sumbangan atau donatur tersebut perlu adanya pertanggungjawaban atas dana tersebut yaitu salah satu bentuknya dengan menyajikan sebuah laporan keuangan. [3] Tujuan dari adanya laporan keuangan adalah untuk menyajikan sebuah informasi tentang keuangan yang relevan guna memenuhi kepentingan para donatur yang menyediakan sumber dana sehingga para donatur akan lebih percaya dan tidak menghentikan sumber dana yang telah diberikan selama ini. Jika tanpa adanya laporan keuangan yang secara akuntabilitas dan transparansi pada pengelolaan keuangan menimbulkan resiko yaitu nantinya para donatur akan timbul ketidakpercayaan terhadap lembaga. Seperti halnya akuntansi yang selalu diperlukan dalam organisasi bisnis, demikian pula pada organisasi nirlaba seperti sekolah yang harusnya juga diperlukan akuntansi dalam menghasilkan informasi keuangan serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas organisasi [4].
Sekolah Dasar Islam Tarbiyatul Ummah adalah sebuah lembaga pendidikan yang di dirikan pada tahun 2018. SD Islam Tarbiyatul Ummah ini berdiri dibawah naungan Yayasan Al Manshur Tarbiyatul Ummah dengan tujuan untuk memajukan pendidikan islam di sekitar lingkungan. Pengelolaan lembaga SD Islam Tarbiyatul Ummah dipimpin oleh Ibu Amilia Choirunnisa’, S.Pd selaku kepala sekolah sedangkan pada pengelola keuangan dipimpin oleh Ibu Nurul Istikomah, S.Pd selaku bendahara sekolah. Laporan keuangan yang telah dibuat oleh bendahara SD Islam Tarbiyatul Ummah ini masih sangat sederhana hanya meliputi pencatatan dalam merekapitulasi penerimaan dan pengeluaran kas. Akibatnya laporan keuangan menjadi tidak relevan maka informasi tentang laporan keuangan yang disajikan belum tepat dan meyakinkan. Sekolah pun mengalami kesulitan dalam mengetahui tentang keuangan sekolah apakah mengalami keuntungan atau kerugian dimasa akan datang.
Bagi organisasi nirlaba laporan keuangan sangat penting, untuk itu diperlukan suatu standar yang mengatur tentang penyusunan laporan keuangan agar menjadi laporan keuangan yang relevan, transparasi dan akuntabel. Standar tentang penyajian dan penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba diatur dalam Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) Nomor 35. Laporan keuangan yang disajikan dalam standar ISAK Nomor 35 yaitu : laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset netto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan [5].
Penelitian terkait rekonstruksi dan penyajian laporan keuangan sudah banyak dilakukan dengan berbagai metode. Diantaranya penelitian [1] dan [4] menjelaskan bahwa lembaga pendidikan yang diteliti untuk pencatatan keuangan masih sangat sederhana. Bentuk pencatatan keuangan yaitu berupa penerimaan dan pengeluaran kas sedangkan dalam penyusunan laporan keuangan belum menerapkan standar ISAK 35 sehingga menghasilkan laporan keuangan yang tidak relevan. Hal ini menjelaskan bahwa laporan keuangan dapat dihasilkan dengan baik jika dilakukan dengan mengimplementasikan penyusunan laporan keuangan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Penyusunan laporan keuangan berdasarkan ISAK 35 ini diharapkan dapat menyempurnakan dalam pengelolaan laporan keuangan dari yang sebelumnya hanya melakukan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran kas saja. Pentingnya penyajian laporan keuangan dengan standar ISAK 35 dilakukan sebab dari informasi laporan yang disajikan akan menunjukkan kinerja atas pengelolaan keuangan yang telah dilakukan oleh entitas karena perlu adanya suatu pertanggungjawaban keuangan pada lembaga untuk menilai atas kualitas kinerja suatu organisasi sehingga menjadi transparan dan akuntabel. Mengingat pentingnya laporan keuangan serta tuntutan prinsip laporan keuangan yang transparan dan akuntabel, sehingga perlu untuk dilakukan analisis dan pembahasan secara mendalam tentang laporan keuangan yang berlandasan ISAK 35.
Penelitian ini berfokus untuk menjelaskan tentang bagaimana melakukan rekonstruksi atas penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba yaitu lembaga SDI Tarbiyatul Ummah berdasarkan ISAK 35. Meskipun lembaga ini tidak berorientasi terhadap keuntungan tetapi penting adanya informasi yang menggambarkan kinerja pada suatu organisasi agar laporan keuangan transparan dan akuntabel [6]. Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa organisasi nirlaba harus menyusun laporan keuangan dan mempertanggungjawabkan kepada para pihak keuangan. Sehingga tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana lembaga dalam menyusun laporan keuangan dan untuk mengetahui bagaimana penyajian laporan keuangan yang berdasarkan ISAK 35 . Jika laporan keuangan yang disusun oleh lembaga belum sesuai dengan standar maka perlu dilakukannya rekonstruksi atas laporan keuangan yang berdasarkan ISAK 35. Untuk itu perlu dilakukan analisis secara mendalam tentang penerapan ISAK 35 dalam menyusun laporan keuangan serta merekontruksi laporan keuangan SD Islam Tarbiyatul Ummah berdasarkan ISAK 35 dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pada organisasi.
Metode
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan dengan melakukan penelitian secara mendalam tentang masalah dan kondisi terhadap objek tersebut [7]. Mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta yang alamiah atau natural yang menghasilkan data yang tidak berdasarkan analisis statistik dengan peneliti sebagai instrumen penelitian yang selanjutnya dilaporkan secara deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan analisis untuk mengkaji pokok permasalahan yang diteliti yang kemudian menguraikan dengan pemikiran peneliti berdasarkan data-data yang telah dianalisis [8]. Berdasarkan pendekatan tersebut, peneliti akan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan yang diperoleh dari lembaga yang menjadi obyek yang selanjutnya menganalisis dan mendeskripsikan hasil dari wawancara secara menyeluruh agar mendapatkan gambaran dalam merekonstruksi penyusunan laporan keuangan lembaga yang sesuai dengan ISAK 35.
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan Sekolah Dasar Islam Tarbiyatul Ummah sedangkan subyek dari penelitian ini adalah orang yang berhubungan dalam masalah ini yaitu seluruh bagian pengelola keuangan di Sekolah Dasar Islam Tarbiyatul Ummah. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 hingga bulan Juli 2023. Lokasi penelitian ini yaitu di Jl. Sono Indah Utara III 04/05 Desa Sidokerto Kec. Buduran Kab. Sidoarjo.
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan diantaranya :
a.Data primer merupakan data yang dikumpulkan untuk kebutuhan penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung terhadap bendahara dan staff keuangan SD Islam Tarbiyatul Ummah. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan observasi yang telah dilakukan.
b.Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh dari sumber yang sudah ada [7]. Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu profil umum tentang SD Islam Tarbiyatul Ummah dan dokumen-dokumen laporan keuangan [9].
Penelitian dengan metode kualitatif sangat membutuhkan informan kunci agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai. Peran informan kunci sangat penting karena pendapat dan pemahamannya dapat mengumpulkan data-data yang akan dianalisis [7]. Informan kunci dalam penelitian ini adalah bendahara sekolah beserta staff keuangan dan kepala sekolah pada lembaga SD Islam Tarbiyatul Ummah.
Terdapat beberapa teknik yang dilakukan dalam penelitian ini, adapun teknik pengumpulan data yang telah disusun adalah sebagai berikut :
a)Pada langkah pertama, peneliti melakukan survey lapangan yang dilakukan guna mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian serta mengambil data awal tentang gambaran umum mengenai SD Islam Tarbiyatul Ummah.
b)Wawancara secara langsung terhadap informan kunci yang bersangkutan terhadap objek yaitu kepada Ibu Amilia Choirunnisa’, S.Pd selaku kepala sekolah SDI Tarbiyatul Ummah, Ibu Nurul Istikomah, S.Pd selaku bendahara SDI Tarbiyatul Ummah serta staff keuangan lainnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi.
c)Observasi dengan melakukan pengamatan secara menyeluruh terhadap objek yang dituju untuk mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi pada lembaga SD Islam Tarbiyatul Ummah.
d)Mengambil data dan informasi dari berbagai sumber dengan teknik pendokumentasian. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan segala informasi yang berupa buku-buku, dokumen-dokumen serta tulisan angka dan gambar yang berupa laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.
Peneliti melakukan triangulasi untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini. Menurut [6] triangulasi merupakan teknik uji keabsahan data yang meberikan keyakinan pada peneliti bahwa data tersebut sudah dikonfirmasi pada sumber, toeri dan antar peneliti lain dengan metode dan waktu yang berbeda. Jenis triangulasi yang dipilih pada penelitian ini ialah triangulasi sumber yang dilakukan dengan cara membandingkan antara informasi hasil wawancara dan hasil observasi dari informan dengan dokumen laporan keuangan dan menggunakan triangulasi metode yang dilakukan dengan melihat data dokumentasi pada laporan keuangan dan melakukan observasi pada staff keuangan yang kemudian ditarik kesimpulan dari data yang telah diperoleh.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data yang dimulai dengan proses pengumpulan data-data yang diperlukan dari berbagai informan sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Maka teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)Langkah pertama adalah mengumpulkan data-data yang sudah dilakukan oleh peneliti terhadap objek penelitian.
2)Melakukan pengamatan dan mengidentifikasi terhadap objek penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi khususnya mengenai laporan keuangan di SD Islam Tarbiyatul Ummah.
3)Kemudian peneliti melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut apakah sudah sesuai berdasarkan standar ISAK 35 atau belum.
4)Dari hasil analisis tersebut kemudian peneliti melakukan rekontruksi dan menyusun kembali pada laporan keuangan SD Islam Tarbiyatul ummah yang sesuai dengan standar ISAK 35.
5)Selanjutnya peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut serta memberikan saran untuk melakukan evaluasi tentang penelitian yang telah dilakukan.
6)Berikutnya melakukan wawancara kepada kepala sekolah, bendahara beserta staff keuangan, komite sekolah dan sumber ahli mengenai adanya hasil rekonstruksi laporan keuangan berdasarkan ISAK 35 yang telah dilakukan oleh peneliti.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti telah ditemukan beberapa temuan diantaranya :
1.Pencatatan atas laporan keuangan dalam lembaga SDI Tarbiyatul Ummah ini masih menggunakan metode yang sederhana berupa melakukan pencatatan dan pengeluaran saja sehingga akan mengalami kesulitan dalam pengklasifikasian akun-akun yang ada.
2.Penyusunan laporan keuangan lembaga belum sesuai dengan pedoman ISAK 35 sehingga perlu dilakukannya rekonstruksi atas laporan keuangan yang sesuai ISAK 35.
3.Lembaga SDI Tarbiyatul Ummah menyajikan laporan keuangan sebagai informasi untuk pihak internal saja dengan menyajikan laporan keuangan secara sederhana yang meliputi rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran.
4.Lembaga SDI Tarbiyatul Ummah belum bisa memberikan bentuk pertanggung jawaban laporan keuangan kepada para donatur yang secara transparan dan akuntabel hanya secara umumnya saja sehingga tidak relevan.
5.Penyajian laporan keuangan belum sesuai dengan ISAK 35 dikarenakan bendahara hanya dibekali untuk menerapkan laporan keuangan secara sederhana oleh pihak yayasan yang hanya mengacu pada laporan keuangan. Ibu Nurul Istikomah selaku bendahara menjelaskan bahwa :
“Sebenarnya saya juga tidak faham mbak untuk laporan keuangan yang sesuai itu seperti apa, karena saya sendiri tidak ada basic akuntansi. Saya hanya diminta untuk membuat laporan keuangan yang formatnya sudah disepakati dalam rapat yayasan mbak. Yang penting keluarnya berapa terus masuknya berapa gitu aja mbak. Pokoknya penerimaan dikurangi pengeluaran ditambah saldo bulan lalu tidak minus ya sudah aman mbak”
“Jika ditanya istilah ISAK itu malah saya tidak tau mbak, apa itu ya? Apa mungkin memang itu bukan basic saya ya? Dan saya juga belum pernah diajarkan ISAK gitu-gitu mbak”.
Laporan keuangan SDI Tarbiyatul Ummah ini dibuat oleh bendahara sekolah yaitu ibu Nurul Istikomah. Dalam pengelolaannya disetiap dana yang masuk oleh bendahara dicatat sebagai bentuk penerimaan sedangkan ketika bendahara mengeluarkan kas maka dicatat sebagai pengeluaran kas. Pencatatan dilakukan secara manual yaitu ketika ada pembayaran dari wali murid ditulis dalam buku catatan pemasukan serta membuat catatan atas pengeluaran kas yang kemudian dilakukan rekapitulasi diakhir bulan pada microsoft excel dan dilaporkan pada pihak yayasan. Hal ini dilakukan setiap bulan oleh bendahara sekolah. Berikut adalah laporan keuangan SDI Tarbiyatul Ummah :
Berdasarkan bentuk laporan keuangan diatas yang telah disusun dan disajikan oleh bendahara lembaga serta hasil wawancara yang telah dilakukan masih sangat sederhana hanya meliputi pencatatan pemasukan dan pengeluaran saja seperti yang dikatakan oleh ibu bendahara sekolah :
“ Laporan keuangan di SDI ya ini mbak bentuknya, ada total pendapatan dan total pengeluaran lalu ditambahkan sisa saldo bulan kemarin jika ada”.
Menurut yang dikatakan oleh ibu bendahara sekolah bahwa lembaga SDI Tarbiyatul Ummah belum menerapkan standar ISAK 35 dalam penyusunan laporan keuangan untuk itu perlu dilakukannya rekonstruksi. Rekonstruksi pada penelitian ini adalah sebagai maksud untuk melakukan penyusunan kembali atau perbaikan atas laporan keuangan yang sesuai berdasarkan ISAK 35. Laporan keuangan yang sesuai dengan standar ISAK [5] Nomor 35 meliputi laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset netto, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Berikut hasil rekonstruksi peneliti tentang laporan keuangan SDI Tarbiyatul Ummah sesuai dengan ISAK 35 yang mempunyai 5 komponen adalah sebagai berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi terkait aset, liabilitas, dan aset neto pada suatu entitas [10]. Berikut laporan posisi keuangan pada SDI Tarbiyatul Ummah :
2. Laporan Penghasilan Komprehensif
Laporan penghasilan komprehensif adalah laporan keuangan yang mengukur keberhasilan kinerja keuangan entitas dalam satu periode tersebut dengan menyajikan informasi laporan laba rugi meliputi pendapatan, beban dan laba atau rugi neto [11]. SD Islam Tarbiyatul Ummah belum menyusun laporan ini. Bendahara hanya melakukan perhitungan dari hasil pendapatan dikurangi dengan pengeluaran yang ada. Sebagaimana dijelaskan oleh Nurul Istikomah selaku bendahara sekolah :
“Kalau mau tau rugi atau tidaknya biasanya ya saya hitung semua pendapatan lalu dikurangi semua pengelurannya lalu ketemu hasilnya , gitu mbak. Kalau minus ya artinya rugi kalau tidak minus ya tidak.”
Berikut adalah penyajian laporan penghasilan komprehensif SDI Tarbiyatul Ummah berdasarkan ISAK 35 :
3. Laporan Perubahan Aset Neto
Laporan Perubahan Aset Neto merupakan laporan yang menyajikan informasi aset neto tanpa pembatasan dengan aset neto dengan pembatasan. Laporan ini menunjukkan tentang naik turunnya modal suatu entitas dalam satu periode [12]. SD Islam Tarbiyatul Ummah belum membuat laporan perubahan aset neto sehingga pengelola keuangan kesulitan mengetahui naik turunnya modal tersebut karena ketika ada surplus atau defisit akan ditambahkan langsung dengan saldo awal kas bulan sebelumnya. Sebagaimana disampaikan oleh bendahara sekolah :
“Jika uang itu sisa akan masuk disaldo bulan depan sebaliknya jika uang itu kurang / minus maka kita ambilkan disaldo bulan sebelumnya.”
Berikut laporan keuangan perubahan aset neto pada SDI Tarbiyatul Ummah Berdasarkan ISAK 35 :
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laoran yang menunjukkan aliran keluar masuk kas atau setara kas suatu entitas dalam suatu periode. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai pengeluaran dari setiap aktivitas yang ada dalam laporan arus kas meliputi aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan [13]. Pada pengelolaan arus kas di SD Islam Tarbiyatul Ummah ini aktivitas pendanaan tidak diklasifikasikan menurut aktivitas yang sesuai dengan pengklasifikasiannya akibatnya kesulitan mengetahui dana tersebut digunakan untuk aktivitas apa saja. Bendahara menyebutkan bahwa :
“Ya saya tidak faham mbak ada klasifikasi-klasifikasian dana yang seperti itu, selama ini saya mengeluarkan dana sesuai dengan anggarannya. Misal untuk kegiatan siswa kita ambilkan dari biaya daftar ulang lalu pembayaran gaji karyawan saya ambilkan dari pembayaran SPP. Begitu mbak untuk pengklasifikasian biaya yang sudah saya terapkan.”
Penyajian Laporan keuangan arus kas SDI Tarbiyatul Ummah berdasarkan ISAK 35 adalah sebagai berikut :
5. catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan atas laporan keuangan ini memberikan informasi yang tidak terdapat dalam empat laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto dan laporan arus kas [14]. CALK ini memuat informasi tentang profil umum, kebijakan akuntansi dan informasi sebagai pendukung data yang diperlukan. Berikut CALK SDI Tarbiyatul Ummah :
Demikian pemaparan hasil rekonstruksi laporan keuangan SDI Tarbiyatul Ummah yang telah dilakukan oleh peneliti yang berpedoman berdasarkan ISAK 35. Pengelola keuangan pada lembaga SDI Tarbiyatul Ummah mengungkapkan bahwa penyusunan laporan yang sesuai dengan ISAK 35 masih terdapat beberapa kendala seperti yang telah dituturkan oleh bendahara sekolah :
“Laporan keuangan dengan standar itu cukup sulit dan rumit mbak bagi saya untuk dikerjakan karena saya baru mengenal laporan seperti itu tapi jika melihat laporan yang sesuai standar memang betul mbak lebih mudah untuk melihat kinerja arus kas yang terjadi di SD ini. Sepertinya saya harus lebih banyak belajar lagi mbak. Mungkin jika saya sudah faham dan mulai terbiasa dengan laporan seperti itu akan menjadi lebih mudah mbak.”
Penjelasan dari bendahara sekolah tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan yang berdasarkan ISAK 35 bisa diterapkan di SD Islam Tarbiyatul Ummah dengan adanya sosialisasi dan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai. Ibu Amilia Choirunnisa’, S.Pd, M.M sebagai kepala sekolah menambahkan :
“Saya setuju dengan adanya laporan keuangan yang berdasarkan ISAK 35 ini karena akan bisa lebih memantau keadaan naik turunnya aliran kas secara detail sehingga bisa menjadikan laporan keuangan kita lebih transparan dan akuntabel terhadap para pihak yang bersangkutan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan lembaga SD Islam Tarbiyatul Ummah”
Dengan demikian penyusunan laporan keuangan berdasarkan ISAK 35 ini diharapkan dapat menyempurnakan dalam pengelolaan laporan keuangan dan menjadi langkah yang lebih baik dalam upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas untuk lembaga SDI Tarbiyatul Ummah.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada lembaga SDI Tarbiyatul Ummah maka bisa disimpulkan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh bendahara SDI tarbiyatul Ummah belum sesuai dengan standar ISAK 35 karena keterbatasan pengetahuan tentang penyusunann laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Bendahara hanya menyusun laporan keuangan dengan melakukan rekapitulasi laporan buku kas bulanan. Dengan demikian belum bisa dikatakan sebagai laporan keuangan suatu entitas karena informasi yang disajikan belum memenuhi kebutuhan untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban para pihak donatur dan penyumbang dana lainnya. Sehingga peneliti melakukan rekonstruksi keseluruhan atas laporan keuangan berdasarkan ISAK 35 yang menyajikan laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset neto, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. ISAK 35 adalah pedoman bagi pengelola keuangan dalam mempertanggungjawabkan atas keuangan yang dikelola kepada pihak yang bersangkutan [15]. Selain itu dengan dilakukannya pembinaan dan sosialisasi terkait standar laporan keuangan entitas yang diatur dalam ISAK 35 lembaga akan lebih mudah untuk menerapkan standar laporan keuangan yang berlaku. Dengan laporan keuangan yang berdasarkan standar ISAK 35 lembaga bisa meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam upaya menjadi lebih baik dalam menjalankan suatu organisasi.
Kontribusi yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan rekonstruksi ini adalah bertambahnya pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya dalam pengelolaan pelaporan keuangan lembaga serta dapat diterapkan oleh pengelola keuangan secara menyeluruh sehingga staff keuangan tidak mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan.
References
- D. Ayu, Yulinartati, and Suwarno, “Rekonstruksi Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan Berdasarkan PSAK 45,” Vokasi J. Ris. Akunt., vol. 8, no. 1, pp. 25–33, 2019.
- “UU NO 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.” 1989.
- Mutammimah, Yulinartati, and A. S. Nastiti, “Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan Psak No. 45 pada Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh Besuki Situbondo,” J. Ilm. Akunt. dan Humanika, vol. 9, no. 1, pp. 264–276, 2019.
- D. A. Puspitasari, T. Lestari, and N. L. Inayah, “Penerapan dan Rekontruksi Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 45 untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan pada Lembaga TK Muslimat NU 80 Kedungturi,” UBARA Account. J., vol. 1, no. November, pp. 391–399, 2021, [Online]. Available: http://journal.febubhara-sby.org/uaj
- P. L. Keuangan and E. B. Nonlaba, “Isak 35,” 2018.
- S. A. Hermawan, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif. 2016.
- B. Arianto, “Menakar Laporan Keuangan Masjid Berbasis ISAK 35 di Kabupaten Pandeglang,” J. Akunt. Publik, vol. 2, no. 2, pp. 80–94, 2022.
- T. Harja, Dwi Ayu Kumala; Samhudi, Akhmad; Wicaksono, “AAnalisis Pelaporan Keuangan Pada Yayasan Citra Baburrahman Madinatul Ilmi Banjarbaru Berdasarkan Isak Nomor 35,” pp. 1–6.
- A. Penerapan, I. No, T. Penyajian, S. A. Anjani, and R. W. Bharata, “Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba Pada Yayasan Hati Gembira Indonesia ( Happy Hearts Indonesia ),” vol. 1, no. 4, pp. 288–298, 2022.
- M. D. A. K, N. C. Yuliarti, and A. S. Nastiti, “Rekonstruksi Laporan Keuangan Berbasis Nirlaba Berdasarkan ISAK Nomor 35 ( Studi Kasus Masjid Darussalikin Bangsalsari ),” vol. 2, no. 4, pp. 1530–1544, 2023.
- A. F. Al-muqoddam, “Analisis dan Rekonstruksi Laporan Keuangan pada SMA Excellent Al-Yasini Pasuruan ( Analysis and Reconstruction of Financial Statement at SMA Excellent Al-Yasini Pasuruan ),” Artik. Ilm. Mhs., 2016.
- S. Diviana et al., “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Berdasarkan Isak 35 Pada Masjid Baitul Haadi,” Akunt. dan Manaj., vol. 15, no. 2, pp. 113–132, 2020, doi: 10.30630/jam.v15i2.20.
- S. T. Suci, “Implementasi PSAK No. 45 Sebagai Bentuk Akuntabilitas Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta),” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, no. 45, 2021.
- M. Akuntabilitas and D. A. N. Transparansi, “Menghadirkan akuntabilitas dan transparansi: langkah rekonstruksi pelaporan keuangan masjid 1,” 2022.
- K. Laporan, K. Lembaga, P. Pada, S. D. Putra, M. Di, and P. A. Jember, “Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember,” 2020.
- D. I. Pondok and P. A. Banyuwangi, Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember. 2019.
- N. Suryadi, A. Yusnelly, M. Arif, R. L. Susanti, and L. Keuangan, “Analisis Penerapan Akuntansi Pesantren Berdasarkan ISAK 35 pada Pondok Pesantren Modern I ’ aanatuth Thalibiin Perawang,” vol. 6, pp. 193–206, 2023.
- M. Di, D. Grenden, T. Berdasarkan, and S. A. K. Etap, “e - ISSN : 2715-2480 Universitas Muhammadiyah Jember,” vol. 4, pp. 1–11, 2022.
- N. A. Sari, A. Sopanah, and D. Anggarani, “Akuntabilitas Dan Transparansi Laporan Keuangan Pada Masjid Sabilillah Di Kota Malang Berdasarkan ISAK 35,” vol. 3, no. June, pp. 22–33, 2022.
- I. Isak and P. Pelaporan, “Abstraksi,” 2022.
- U. T. Madura, “Rekonstruksi Pelaporan Keuangan Masjid Yang Disesuaikan Dengan Sak Sebagai Wujud Keluasan Pertanggungjawaban (Studi Kasus pada Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang),” pp. 81–92, 2022.
- A. Pengelolaan, K. Masjid, and S. Kota, “Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid Sabilillah Kota Malang Berdasarkan ISAK 35,” vol. 5, pp. 118–135, 2022, doi: 10.21043/aktsar.v5i1.15273.
- A. Al, B. Kota, and A. Baehaqi, “No Title,” vol. 7, no. 1, pp. 1–13, 2022.
- B. Isak, “YAYASAN AL-HUDA TEMBILAHAN,” 2022.
- R. Penyusu, N. A. N. Laporan, K. Dan, A. Pada, and M. A. Desa, “Rekonstruksi Penyusunan Laporan Keuangan Dan Akuntabilitas Pada Masjid Al-Muttaqin Desa Simalinyang (Berdasarkan Isak 35),” 2023.
- S. Kecamatan and T. Kabupaten, “Akuntabilitas pada pengelolaan keuangan masjid menurut isak 35 masjid miftahuddin desa sidodadi kecamatan tempurejo kabupaten jember,” 2022.
- B. Pedoman and A. Pesantren, “No Title,” 2019.
- S. I. Afkarina, Universitas islam negeri kiai haji achmad siddiq jember fakultas ekonomi dan bisnis islam juni 2023. 2023.
- T. Akhir, “Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan Psak 45 Pada Tk Nuruttaqwa Di Banjarmasin,” 2020.
- I. Akuntansi et al., “Implementasi Akuntansi Pesantren Sebagai Bentuk Akuntanbilitas Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Pondok Pesantren Daarul Falah Kota Batu),” 2019.