Abstract
This study aims to determine whether profitability, leverage, institutional ownership, firm size and firm age have an effect on Tax Avoidance. profitability, leverage, institutional ownership, company size and company age have an effect on Tax Avoidance in consumer goods manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014 – 2017. The population in this study are manufacturing companies in the consumer goods industry sector which are actively traded and listed on the Indonesian Stock Exchange. Indonesia Stock Exchange 2014-2017 period. The research sample was taken using purposive sampling method which used multiple regression analysis with panel data approach. There are 8 companies used in the research sample. From the analysis of the results of the R test, it can be concluded that the R Square value is 0.769, this means that the influence of profitability, leverage, institutional ownership, company size and company age simultaneously influence tax avoidance by 76%.
Highlights:
-
Comprehensive Analysis: The study provides a thorough examination of key factors—profitability, leverage, institutional ownership, company size, and age—in relation to tax avoidance, offering a holistic view of their combined impact.
-
Significant Influence: With a robust R Square value of 0.769, the research underscores the substantial influence of the specified factors, collectively explaining 76% of the variance in tax avoidance among consumer goods manufacturing companies in Indonesia.
-
Methodological Precision: Employing a purposive sampling method and a panel data approach with multiple regression analysis, the study ensures a methodologically sound exploration of the chosen companies within the specified timeframe on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Profitability, Leverage, Institutional ownership, Company size, Company age, Tax avoidance
PENDAHULUAN
Indonesia negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa [1]. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan terletak pada kondisi geografis yang sangat strategis, dimana indonesia menjadi kawasan lalu lintas perdagangan dunia. Pajak yang dipungut oleh negara di fungsikan sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah dan di fungsikan sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan di bidang ekonomi dan social serta digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat [2].
Di Indonesia usaha untuk meningkatkan atau mengoptimalkan penerimaan sector pajak ini di lakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pajak (surat direektur jendral pajak No.S-14/PJ.7/2003). Namun usaha untuk mengoptimalkan penerimaan sector ini bukan tanpa kendala terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah dan perusahaan. Pajak dimata negara merupakan sumber penerimaan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, tetapi bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih yang di hasilkan perusahaan. Adanya perbedaan kepentingan tersebut antara pemerintah dengan perusahaan menyebabkan timbulnya ketidakpatuhan wajib pajak melalui perlawanan terhdapa pajak, bahkan tidak sedikit perusahaan yang melakukan penghindaran pajak [3].
Strategi perlawanan terhadap pajak salah satunya dilakukan dengan cara penghindaran pajak (tax avoidance) dimana perusahaan berupaya untuk mengurangi beban pajaknya dengan cara yang legal ini merupakan cara yang di perbolehkan oleh undang-undang perpajakan yang berlaku. Tindakan peghindaran pajak ini mengakibatkan mempengaruhi penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun pemerintah belum mampu merealisasikan penerimaan pajak sesuai target yang di tetapkan. Ada beberapa tahapan yang dilakukan perusahaan dalam upaya meminimalkan beban pajaknya [4] [5]:
1. perusahaan berupaya menghindari pajak baik secara ilegal maupun non ilegal.
2. mengurangi beban pajak seminimal mungkin dan apabila gagal dilakukan maka perusahaan akan membayar pajaknya.
Menyatakan di dalam penelitiannya bahwa, ada beberapa faktor yang harus di perhatikan demi terciptanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sehingga kberadaan perusahaan di tengah lingkungan masyarakat dapat membuat perubahan yang positif [6]. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh bagi perusahaan dalam membayar pajaknya diantaranya profitabilitas, leverage, kepemilikan institusi, ukruan perusahaan dan umur perusahaan.
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan [7]. Rasio ini juga digunakan untuk memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen perusahaan. Selain ROA, salah satu indikatro yang juga bisa dijadikan sebagai alat dalam penghindaran pajak adalah DER [8].
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karrena sample yang digunakan adalah perusahaan manufaktur subsektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 hingga 2017. Peneliti memilih sampel barang konsumsi karena disebabkan perusahaan consumer good merupakan perusahaan yang tidak bisa di lepaskan dari kehidupan manusia terutama perusahaan susektor barang konsumsi.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil tema yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusi, Ukuran Perusahaan, Umur perusahaan terhadap Tax Avoidance Studi Pada Perusahaan Manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 201-2017”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah dala penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap tindakan Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2014-2017?
2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap tindakan Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2014-2017?
3. Apakah Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap tindakan Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2014-2017?
4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap tindakan Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2014-2017?
5.Apakah Umur Perusahaan berpengaruh terhadap tindakan Tax Avoidance pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi tahun 2014-2017?
METODE
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Sebuah metode penelitian yang menggambarkan suatu variable berdasarkan analisis data yang ada secara kuantitatif menggunakan prosedur statistic untuk menguji hipotesis ditolak atau diterima.
B. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif serta menggunakan pengujian hipotesis untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. Sebagai langkah awal peneliti mencari acuan studi literature dari jurnal, artikel, maupun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel Pengaruh Profitabilitas, leverage, Kepemilikan institusi, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Tahap kedua dan selanjutnya peneliti menetapkan rumusan masalah, menentukan hipotesis, dan data-data yang akan diperlukan. Pengumpulan data berasal dari data sekunder berupa data historis yang diperoleh dari berbagai sumber melalui media perantara. Data sekunder tersebut meliputi buku referensi, literature, laporan keuangan.
C. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel
a.Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1)Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (terikat) adalah tiper variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen salam penelitian ini adalah Tax Avoidance. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Cash Efective Tax Rate (CETR). Semakin kecil nilai Cash ETR menunjukkan bahwa semakin besar penghindaran pajak yang dilakukan, begitupun sebalinya.”
Rumus menghitung Tax Avoidance adalah:
CETR= Beban Pajak : Laba sebelum pajak
2)Variabel Independen (X)
Variabel independent adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel independent dalam penelitian ini adalah Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusi, Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan.
2.a)Profitabilitas (X1)
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur profit bersih yang diperoleh dari pemakaian aktiva. Jadi, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih [9]. Kemudian akan meningkatkan daya tarik perusahaan pada investor dan membuat perusahaan tersebut mendapatkan respon lebih karena tingkat pengembalian semakin tinggi. dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba setelah pajak : Total Aset
2.b)Laverage (X2)
Laverage merupakan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya [10]. Rasio ini memiliki fungsi untuk mengetahui setiap modal sendiri dalam rupiah yang dijadikan jaminan uang. Semakin tinggi jumlah pendanaan utang yang digunakan oleh perusahaan maka semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang.
DER = Total utang : Total Aktiva
2.c)Kepemilikan Institusi (X3)
Kepemilikan institusi adalah presentase saham yang dimiliki oleh pihak insider shareholder dan pihak outsider shareholder [11].
KINST = Jumlah saham institusi / Jumlah saham beredar x 100%%
2.d)Ukuran perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar total asset yang dimiliki. Upaya menekan beban pajak seminimal mungkin perusahaan melakukan tax planning untuk mengurangi peenghasilan kena pajak [12].
ukuran perusahaan = Ln Total aset
2.e) Umur Perusahaan
Umur perusahaan yaitu seberapa lama perusahaan itu berdiri dan bertahan di BEI
b.Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan dari Perusahaan Manufaktur barang konsumsi Tahun 2014-2017. Dari data-data yang sudah terkumpul akan dapat dibagi menjadi variabel independen dan variabel dependen. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel untuk kemudian dijadikan sebagai tolak ukur pengumpulan data.
c.Indikator Variabel
No | Variabel | Indikator | Skala Pengukuran |
1 | Profitabilitas | ROA= Laba setelah pajak : Total Aset | Rasio |
2 | leverage | DER = Total utang : Total Aset | Rasio |
3 | Kepemilikan Institusi | jumlah saham yang dimiliki / jumlah saham beredar x100% | Rasio |
4 | Ukuran perusahaan Umur perusahaan Tax avoidance | Size = Ln Total Asset T | Rasio |
5 | Umur perusahaan | Tahun penelitian-tahun berdiri | Rasio |
6 | Tax avoidance | ETR= Beban pajak : Pendapatan sebelum pajak | Rasio |
D. Populasi dan Sampel
a.Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang berjumlah 27 perusahaan yang tercatat di BEI.
b. Sampel
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian.
Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau karakteristik tertentu.
Kriteria dari pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
1.Menyajikan laporan keuangan lengkap pada periode tahun 2014 – 2017
2.Perusahaan yang memiliki laporan secara lengkap
No | Kriteria Sampel | Jumlah Perusahaan |
1. | Perusahaan Manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo periode tahun 2014 – 2017 | 27 |
2. | Tidak Menyajikan laporan keuangan lengkap pada periode tahun 2019 – 2021 | -19 |
3. | Jumlah sampel | 8 |
4 | Jumlah perusahaan yang diteliti | 32 |
E. Teknik Analisis
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 25 sebagai alat untuk menganalisis data. Analisis ini diawali dengan statistic deskriptif dan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik itu sendiri terdiri dari uji multikolinearitas, uji normalitas, uji heterokadisitas dan uji autokolerasi. Selanjutnya data yang terkumpul dilakukan analisis regresi berganda dan uji koefisien determinasi, uji korelasi, uji t dan uji f.
1)Uji Asumsi Klasik
Model Regresi Linear Berganda digunakan dalam pengujian hipotesis untuk dapat memenuhi uji asumsi klasik dalam penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat menghindari adanya estimasi yang bias karena tidak semua data dapat menggunakan model regresi.
a.Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian perlu dilakukan karena dalam menguji model regresi berganda apakah dalam penelitian tersebut variabel pengganggu atau nilai residualnya memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti yang telah diketahui bahwa uji f dan t mengasumsikan bahwa nilai residualnya mengikuti distribusi normal atau tidak, apabila dalam penelitian yang dilakukan melanggar asumsi tersebut, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang rendah. Uji Kolmogorov Smirnov satu arah juga dapat untuk menguji uji normalitas data. Menilai nilai signifikansi dalam penelitian harus dapat mengambil kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data telah mengikuti distribusi normal atau tidak. Jika signifikannya > 0,05 maka variabel berdistrubusi normal dan sebaliknya jika signifikannya < 0,05 maka variabel tidak terdistribusi normal.
b.Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan jika dalam penelitian dengan model regresi yang dilakukan terjadi korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam penelitian tidak terjadi korelasi di antara variabel independen merupakan model regresi yang baik. Karena jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol disebut dengan varaibel orthogonal [12]. Metode yang digunakan untuk menguji adanya multikoliniearitas ini dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflantion factor (VIF). Batas yang ditentukan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas atau tidak dari nilai tolerance
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
c.Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance antara residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance antara residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat diartikan dengan homokedasitas dan jika berbeda diartikan dengan heterokedasitas. Model regresi yang baik yaitu yang homokedasitas atau yang tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya Heteroskedastisitas pada penelitian ini, maka penelitian ini diuji dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dan dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heterokedasitas adalah sebagai berikut:
1. Jika dalam pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu secara teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka menandakan telah terjadinya heterokedasitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta terdapat titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 yang ada pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedasitas.
Pengujian heterokedasitas dilakukan untuk merespon variabel X sebagai variabel independen dengan nilai absolut unstandardized residual regresi sebagai variabel dependen. Apabila hasil uji diatas level signifikan (r > 0,05) maka tidak terjadi Heteroskedastisitas, sedangkan jika dibawah level siginifikan (r < 0,05) berarti terjadi Heteroskedastisitas.Uji Autokorelasi
d.Uji autokorelasi
Uji autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah model regresi berganda dalam penelitian yang dilakukan terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 atau sebelumnya. Apabila telah terjadi korelasi, maka dapat dinyatakan dengan adanya problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena disebabkan adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Masalah ini timbul dikarenakan residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas antara satu observasi dengan observasi yang lainnya. Hal ini juga sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena adanya “gangguan” pada seseorang individu/kelompok yang cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Dalam penelitian model regresi yang bebas dari autokorelasi, merupakan model regresi yang baik. Salah satu cara untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan Uji Durbin – Watson. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi:
a.Nilai DW < 1,10 : ada autokorelasi
b.Nilai DW antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan
c.Nilai DW antara 1,55 s.d 2,46 : tidak ada autokorelasi
d.Nilai DW antara 2,46 s.d 2,90 : tanpa kesimpulan
e.Nilai DW > 2,91 : ada autokorelasi
2)Pengujian Hipotesis
1.Uji Koefisien Korelasi
Dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi yang menjadi perhatian adalah besarnya nilai R hasil dari SPSS 25. Jika besarnya nilai R mendekati angak 1 berarti variabel independen memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika besarnya nilai R jauh dari angka 1 berarti pengaruh variabel independennya masih lemah terhadap variabel dependen.
2.Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) yaitu koefisien yang menunjukkan presentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Presentase tersebut menunjukkan tentang seberapa besar variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependennya. Semakin tinggi koefisien determinasinya atau nilai R2 semakin mendekati 100% maka semakin baik variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya. Hal ini, persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasikan nilai variabel dependennya.
3.Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan hubungan linear antara 2 (dua) atau lebih variabel prediktor (independen) dan satu variabel respon (dependen). Hasil dari analisis korelasi hanya untuk mengetahui seberapa besar tingkat keeratan atau kekuatan hubungan linear berganda antar variabel saja, sedangkan analisis yang digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan linear seberapa (pengaruh) antara variabel adalah analisis regresi. Penelitian ini menggunakan hipotesis dengan analisis linear berganda. Dimana terdapat 5 variabel independen dan 1 variabel dependen. Yaitu: Profitabilitas (X1), leverage (X2), Kepemilikan Institusi (X3), Ukuran Perusahaan (X4) dan Umur Perusahaan (X5) serta 1 variabel dependen Tax Avoidance (Y)
4.Uji t (Uji parsial)
Uji statistik t pada dasarnya memperlihatkan seberapa jauh pengaruh satu variabel atau independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen []. Uji ini dilakukan untuk melihat nilai thitung dan nilai signifikan t setiap variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS 25 dengan significance (α = 5%). Sedangkan ttabel memiliki nilai sesuai tabel t.
1.Jika t hitung < t tabel dan signifikansi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis tersebut ditolak
2.Jika t hitung > t tabel dan signifikan lebih kecil dari α, maka hipotesis tersebut diterima (koefisien regresi signifikan) yang berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a.Uji Normalitas
Unstandardized Residual | ||
---|---|---|
N | 32 | |
Normal Parametersa,b | Mean | ,0000000 |
Std. Deviation | ,17501334 | |
Most Extreme Differences | Absolute | ,189 |
Positive | ,106 | |
Negative | -,189 | |
Kolmogorov-Smirnov Z | 1,067 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | ,205 |
Dalam uji normalitas memiliki tujuan yakni, untuk menguji apakah model dalam regresi, variabel independent dan dependen atau keduanya saling berdistribusi normal atau tidak[2]. Berdasarkan hasil Normalitas diketahui nilai Signifikansi 0,205 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi Normal. Maka hasil analisis dapat lanjut ke analisis regresi karna syarat dalam uji asumsi klasik nilai distribusinya bersifat normal.
b.Uji Multikolinearitas
Dalam uji multikolinearitas memiliki tujuan yakni, untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel independen dalam persamaan regresi [2]. Apabila di dalam variabel independen satu dengan yang lain tidak terjadi hubungan, maka model regresi tersebut dapat dikatakan baik. Berikut ini hasil uji multikolinearitas:
Model | Collinearity Statistics | ||
---|---|---|---|
1 | Tolerance | VIF | |
(Constant) | |||
PROFITABILITAS | ,258 | 3,873 | |
LEVERAGE | ,804 | 1,244 | |
KEPEMILIKAN INSTITUSI | ,469 | 2,133 | |
UKURAN PERUSAHAAN | ,518 | 1,929 | |
UMUR PERUSAHAAN | ,231 | 4,324 |
Melihat hasil VIF pada semua variabel penelitian yang berada dibawah nilai 10 (< 10), dan nilai Tolerance untuk variabel profiabilitas 0,258 , Tolerance variabel leverage sebesar 0,804 , Tolerance variabel kepemilikan institusi sebesar 0,469, Tolerance variabel ukuran perusahaan sebesar 0,518, Tolerance variabel umur perusahaan sebesar 0,231. Semua variabel lebih dari atau sama 0,10 (>0,10) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala Multikolinieritas.
c.Uji autokorelasi
Model | Adjusted R | Std. error of | |||
---|---|---|---|---|---|
R | R Square | Square | the Estimate | Durbin Watson | |
1 | ,608a | ,769 | ,248 | ,19110 | 2,081 |
Berdasarkan Tabel diperoleh angka Durbin Watson sebesar 2,081. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson berada diantara du < d < 4-du atau (1,8187 < 2,081 < 2,8908) dan berdasarkan kriteria keputusan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
d.Uji heteroskedastisitas
Dalam uji heterosekedasitas memiliki tujuan yakni, untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual peneliti satu dengan lainnya [13]. Dikatakan baik apabila variance residual tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.Uji heterosekedasitas memiliki tujuan yakni, untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual peneliti satu dengan lainnya. Dikatakan baik apabila variance residual tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas
e.Uji T Parsial
Model | |||
---|---|---|---|
1 | Tolerance | VIF | |
(Constant) | ,588 | ,562 | |
PROFITABILITAS | 2,965 | ,034 | |
LEVERAGE | 2,335 | ,028 | |
KEPEMILIKAN INSTITUSI | 2,449 | ,047 | |
UKURAN PERUSAHAAN | 2,169 | ,037 | |
UMUR PERUSAHAAN | 1,233 | ,232 |
A.Variabel struktur profitabilitas
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel Struktur profitabilitas memiliki nilai Signifikan 0,034 < 0,05 dan nilai t hitung 2,965 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H1 Diterima yang berarti terdapat pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance.
B.Variabel struktur leverage
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel leverage memiliki nilai Signifikan 0,028 < 0,05 dan nilai t hitung 2,335 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H2 Diterima yang berarti terdapat pengaruh terhadap tax avoidance.
C.Variabel struktur Kepemilikan Institusi
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel kepemilikan institusi memiliki nilai Signifikan 0,047 < 0,05 dan nilai t hitung 2,449 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H3 Diterima yang berarti terdapat pengaruh terhadap tax avoidance.
D.Variabel Ukuran Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai Signifikan 0,037 < 0,05 dan nilai t hitung 2,169 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H4 Diterima yang berarti terdapat pengaruh terhadap tax avoidance.
E.Variabel Umur Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel umur perusahaan memiliki nilai Signifikan 0,232 > 0,05 dan nilai t hitung 1,223 < t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H4 Ditolak yang berarti tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
F.Koefisien Determinasi (R2)
Model | Adjusted R | Std. error of | |||
---|---|---|---|---|---|
R | R Square | Square | the Estimate | Durbin Watson | |
1 | ,608a | ,769 | ,248 | ,19110 | 2,081 |
Berdasarkan hasil analisis tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai R Square sebesar 0,769 hal ini mengandung arti bahwa pengaruh profitabilitas, leverage, kepemilikan institusi, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance sebesar 76%.
B. Pembahasan
1.Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel Struktur profitabilitas memiliki nilai Signifikan 0,034 < 0,05 dan nilai t hitung 2,965 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H1 Diterima yang berarti terdapat pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance. Profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance karena perusahaan yang memiliki ROA tinggi berarti mampu melakukan operasinya dengan efisien dan oleh pemerintah hal ini akan dihargai dengan memberikan tarif pajak efektif yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang melakukan operasinya dengan kurang efisien (tax subsidy). Hal ini di dukung dengan penelitian yang di lakukan oleh [3] [4], bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Perusahaan yang memiliki ROA tinggi akan wajib untuk membayar pajak lebih tinggi sehingga manajemen perusahaan memiliki kecenderungan untuk melakukan tax avoidance, bahkan mengurangi kemungkinan dilakukannya tax avoidance.
2.Pengaruh leverage terhadap tax avoidance.
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel leverage memiliki nilai Signifikan 0,028 < 0,05 dan nilai t hitung 2,335 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H2 Diterima yang berarti terdapat pengaruh terhadap tax avoidance.
Leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance karena utang yang mengakibatkan munculnya beban bunga dapat menjadi pengurang laba. Beban bunga yang dapat digunakansebagai pengurang laba kena pajak adalah beban bunga yang muncul akibat adanya pinjaman kepada pihak ketiga. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian [14]. Bahwa leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
3.Pengaruh Kepemilikan Institusi terhadap Tax Avoidance
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel kepemilikan institusi memiliki nilai Signifikan 0,047 < 0,05 dan nilai t hitung 2,449 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H3 Diterima yang berarti terdapat pengaruh terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian [7]. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan. Semakin kuat kendali yang dilakukan pemilik institusional, maka semakin mengurangi prilaku manajemen internal perusahaan untuk melakukan kecurangan keuangan termasuk penghindaran pajak.
4.Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance.
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai Signifikan 0,037 < 0,05 dan nilai t hitung 2,169 > t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H4 Diterima yang berarti terdapat pengaruh terhadap tax avoidance
Semakin tinggi nilai ukuran perusahaan maka semakin membuat perusahaan lebih ahli dalam mengatur pengelolaan pajaknya yang berdasarkan pengalaman pengalaman sebelumnya. Hsil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian [15].
5.Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Tax Avoidance.
Berdasarkan hasil analisis dari tabel diatas bahwa variabel umur perusahaan memiliki nilai Signifikan 0,232 > 0,05 dan nilai t hitung 1,223 < t tabel 2,055 sehingga dapat diartikan bahwa H4 Ditolak yang berarti tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hsil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian [16].
Perusahaan besar canderung memiliki total aset lebih besar dan mengindikasikan memiliki laba lebih tinggi sehinggga mereka harus membayar pajak lebih tinggi, namun pihak perusahaan untuk menjaga citra perusahaan supaya tetap baik, manajemen akan menurunkan kecenderungan menghindari pajak, jadi semakin tinggi ukuran perusahaan akan semakin rendah penghindaran pajak atau Tax Avoidance.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Dari hasil uji F dilakukan secara bersama-sama (simultan) yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tax avoidance dan kelima variabel kontrol profitabilitas, leverage, kepemilikan institusi,ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi pada tahun 2014-2017.
2.Dari hasil uji T dilakukan secara individu (parsial) yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, kepemilikan institusi, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap tax avoidance sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur industri barang konsumsi pada tahun 2014-2017, sehingga hipotesis H5 yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance Ditolak.
3.Dari analisis hasil uji R dapat disimpulkan bahwa nilai R Square sebesar 0,769 hal ini mengandung arti bahwa pengaruh profitabilitas, leverage, kepemilikan institusi, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance sebesar 76%.
References
- R.D. Anggraini, R. D. Pengaruh Profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan Terhadap tax avoidance. Skripsi universitas Diponegoro Semarang. 2011.
- R. Agusti. Pengaruh Economic Performance Dan Political Visibility Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility, 2006.
- L. Ale (n.d.). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan tax avoidance, 2011, 1–19.
- G. A. D. I. I. B.P, Astika. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Kepemilikan Saham Publik Pada Pengugkapan CSR, 3, 816–828, 2014.
- D. Andriany, W.S Yuliandari, D. Zutilisna. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Dan Pengungkapan Media Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responbility (Studi pada Perusahan BUMN di Indonesia tahun 2014-2015), 4(3), 2017, 2723–2733.
- C. Evandini. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. 2013.
- C. Fadila. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Ukuran Dewan komisaris Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan CSR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). 2013.
- Fibrianti, N.P Emmy, D.Wisada, I. G. S. Pengaruh hutang, profitabilitas, dan tanggung jawab lingkungan pada csr disclosure perusahaan pertambangan, 2, 2015, 341–355.
- I. G. A Pradnyani, E.A Sisdyani. Pengaruh Ukuran Perusahaan , Profitabilitas , Pengungkapan Tanggung Jawab Sosisl Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia menunjukkan hasil yang berbeda . Penelitian mengenai variabel ukuran, 2, 2015, 384–397.
- I. Ghozali, A. Chariri. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007
- A.D. Krisna, N. Suhardianto. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial, 18(2), 2016, 119–127. https://doi.org/10.9744/jak.18.2.119-128
- I. G., A. Suaryana. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Political Visibility, 1, 2014, 259–272.
- L., Jawa, T. Csr, Sri. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri, Ukuran Perusahaan. 2019.
- P. L., Jawa, Csr, Sri. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, BUMN Dan Non BUMN Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR DISCLOSURE) Pada Perusahaan Di BEI Tahun 2009, 1–28.
- I. Pratiwi. Analisis Pengaruh Sensitivitas Politik Terhadap Biaya Politik. Jurnal Universitas Diponegoro, (June). 2016.
- P. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. 2014.
- A. Runtulalu, S Atmadja. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Stock Return Dengan Firm Performance Sebagai Variabel Mediasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2015, 313–324.
- Subagio. Pengaruh Political Visibility, Leverage, dan Kepemilikan Saham Institusional Terhadap Pengungkapan tax avoidance pada perusahaan.2016.
- Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung, Alfabeta. 2009.
- Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitasif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2015
- S. Ani, D. Fitri, Poppy. “Pengaruh Leverage, Size Perusahaan Dan Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Jurnal Akuntansi. Universitas Bung Hatta. Padang. 2016.
- W. Usada. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laverage, Profitabilitas, Manajemen Laba Terhadap Pengungkapan CSR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). 2017.