Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.5647

Exploring Financial Fraud in Indonesian Manufacturing: 2016-2019 Analysis


Analisis Keuangan dan Kecurangan: Manufaktur Indonesia 2016-2019.

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Financial Stability External Pressure Personal Financial Needs Financial Targets Fraud Financial Statements Fraud Triangle

Abstract

This study aims to determine the effect of Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets on Financial Statement Fraud with a Fraud Triangle Perspective in Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2019. The sampling method used is purposive sampling method. The number of companies sampled in this study were 13 Food and Beverage Companies Listed on the IDX for the 2016-2019 Period. The data used is secondary data. The data analysis method used in this research is Multiple Linear Regression. The results of this study indicate that Financial Stability affects Financial Statement Fraud with a Fraud Triangle Perspective on Food and Beverage Companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2016-2019 period. External Pressure affects Financial Statement Fraud with a Fraud Triangle Perspective on Food and Beverage Companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2016-2019 period. Personal Financial Need affects Financial Statement Fraud with a Fraud Triangle Perspective on Food and Beverage Companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2016-2019 period.

Highlights:

  • Fraud Triangle Perspective: The study adopts a Fraud Triangle perspective, emphasizing the interplay of Financial Stability, External Pressure, and Personal Financial Need in contributing to Financial Statement Fraud among Food and Beverage Companies on the Indonesia Stock Exchange.

  • Sample Precision: With a purposive sampling method, the study meticulously selects 13 Food and Beverage Companies listed on the IDX for the 2016-2019 period, ensuring a focused examination of the chosen entities.

  • Key Findings: The research reveals significant associations, indicating that Financial Stability, External Pressure, and Personal Financial Need all play substantial roles in influencing Financial Statement Fraud within the specified timeframe for the selected companies on the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Needs, Financial Targets , Fraud Financial Statements, Fraud Triangle

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi. Laporan keuangan menggambarkan kondisi perusahaan didalam suatu periode tertentu yang sangat penting karena mampu mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh sebuah perusahaan [1]. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) [2]. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK (2017) menyatakan tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangandalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data atau aktivitas perusahaan dengan pihak tertentu yang membutuhkan data keuangan atau aktivitas operasional perusahaan tersebut [3]. Laporan keuangan akan berfungsi secara maksimal jika disajikan sesuai dengan unsur kualitatif, antara lain: mudah dipahami, andal, dapat dibandingkan (comparable), dan relevan [4].

Data yang terdapat dalam laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting, karena dapat menggambarkan kondisi suatu perusahaan pada periode tertentu. Pentingnya informasi tersebut dapat memotivasi manajer untuk meningkatkan hasil kinerja perusahaan agar mendapat penilaian yang baik oleh para stakeholders [5]. Hasil kinerja yang tertuang dalam laporan keuangan terkadang lebih bertujuan untuk mendapatkan kesan baik dari berbagai pihak. Dorongan atau motivasi untuk selalu terlihat baik oleh berbagai pihak akan memaksa perusahaan untuk melakukan manipulasi pada bagian-bagian tertentu didalam laporan keuangan, sehingga informasi yang disajikan tidak semestinya dan akan merugikan banyak pihak [6].

Penilaian pada laporan keuangan sangat penting untuk menghindari kemungkinan adanya masalah Fraud (kecurangan) dalam laporan keuangan. Fraud (kecurangan) diartikan sebagai penipuan yang bertujuan memperoleh keuntungan secara material maupun non material [7]. Perbuatan melawan hukum secara sengaja yang dilakukan oleh orang-orang di luar maupun di dalam organisasi dengan tujuan memperoleh manfaat individu maupun kelompok yang merugikan berbagai pihak dengan melakukan kesalahan atau memberikan laporan yang salah kepada pihak lain [8].

Fraud yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak pada investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan yang salah. Kecurangan merupakan perbuatan yang menyimpang dan melanggar hukum salah satunya yaitu kecurangan dalam laporan keuangan. Salah satu bentuk kecurangan tersebut yaitu dengan sengaja menyajikan laporan keuangan lebih baik atau buruk dari aslinya. Laporan keuangan yang disajikan lebih baik dari aslinya dilakukan dengan cara menggelembungkan nilai aset dan pendapatan tujuannya untuk mendapat keuntungan dengan melalui penjualan saham dengan begitu akan menarik investor untuk berinvestasi.

Dunia bisnis saat ini sedang berlomba-lomba untuk dapat memajukan perusahaannya, tidak heran jika kecurangan menjadi hal yang biasa. Dampak atas tindak kecurangan tersebut dapat menyebabkan kerugian karena telah memberikan informasi keuangan yang menyesatkan. Pihak investor adalah pihak yang paling dirugikan karena mereka telah menginvestasikan modalnya yang dapat berdampak kegagalan untuk mendapatkan keuntungan kembali atas penanaman modalnya tersebut.

Kasus kecurangan pada PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk tahun 2021 yang membawa dua terdakwa yaitu mantan direksi dari PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. Pasalnya kedua terdakwa tersebut merekayasa laporan keuangan dengan menaikkan piutang enam perusahaan distributor dengan tujuan untukmeningkatkan penjualan sehingga kinerja perusahaan dapat terlihat baik. Rekayasa lain yang dilakukan oleh mantan direksi yaitu dengan melambungkan harga saham yang dimulai pada tahun 2016 dan memuncak pada tahun 2017 dengan harga Rp 2.360 per lembar. Dengan melonjaknya harga saham tersebut banyak investor yang membeli sahamnya. Salah satunya yaitu Deny Alfianto yang membeli sahamnya karena melihat harganya yang sangat murah dari harga wajarnya. Namun pada tahun 2018 saham PT Tiga Pilar Sejahatera Tbk dibekukan oleh Bursa karena beberapa kasus yaitu mulai dari gagal membayar bunga obligasi dan suku ijarah, perkara kepailitan, dan rekayasa laporan keuangan yang dilakukan oleh kedua mantan direksinya tersebut. Setelah dilakukan suspensi dan pergantian direksi selama 2 tahun tepatnya yaitu pada September 2020 ada sekitar 1.100 investor PT Tiga Pilar yang kurang lebih 9 % dananya terendap di saham PT Tiga Pilar.

Menurut SAS no. 99, terdapat empat jenis tekanan yang mungkin mengakibatkan kecurangan pada laporan keuangan. Jenis tekanan tersebut adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets. SAS no. 99 mengklasifikasikan peluang yang mungkin terjadi pada kecurangan laporan keuangan menjadi tiga kategori. Jenis peluang tersebut termasuk nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure. Rasionalisasi adalah bagian ketiga dari fraud triangle yang paling sulit diukur. Penelitian menunjukkan bahwa kejadian kegagalan audit dan litigasi meningkat dengan cepat setelah adanya pergantian auditor maka pergantian auditor (Audchang) disertakan sebagai proksi untuk rasionalisasi [9].

Atas dasar uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi dan memprediksi financial statement fraud menggunakan analisis fraud triangle. Masih belum adanya penelitian di Indonesia untuk mendeteksi dan memprediksi financial statement fraud menggunakan analisis fraud triangle mendorong untuk dilakukan pengujian terhadap variabel tersebut.

Kecurangan dalam laporan keuangan semakin mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu. Banyaknya kasus fraud menjadikan dorongan untuk perusahaan dalam mencegah terjadinya kasus fraud. Dari penelitian terdahulu dapat memberikan gambaran tentang praktik kecurangan yang terjadi, namun masih banyak perbedaan dari hasil penelitain-penelitian terdahulu. Kasus seperti itu terjadi pada Enron, Global Crossing, Worldcom di Amerika Serikat. Kasus serupa juga terjadi di Indonesia seperti PT Kimia Farma, PT Pakuwon Jati Tbk, dan PT Sari Husada. Beberapa salah saji pada kasus tersebut, meskipun belum tentu terkait dengan kecurangan, tetapi faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan kecurangan oleh manajemen terbukti ada. Faktor risiko kecurangan yang diadopsi dalam SAS No.99 didasarkan pada teori faktor risiko kecurangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya tiga dari tujuh variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap penipuan laporan keuangan. Tiga variabel yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan adalah tekanan stabilitas keuangan yang diukur dengan perubahan rasio aset (Achange), target keuangan diukur dengan rasio ROA dan sifat industri yang diukur dengan rasio piutang. Variabel kebutuhan keuangan pribadi diukur dengan Kepemilikan saham manajerial (Oship) tekanan eksternal diukur dengan rasio leverage, pemantauan tidak efektif diukur dengan proporsi dewan komisaris independent (Ind) Dan Rasionalisasi Diukur Dengan Omset Perusahaan Akuntan Publik (CPA).

Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan yang berguna untuk mengetahui hasil temuan yang jika diterapkan pada kondisi lingkungan dan waktu yang berbeda, karena dalam fenomena di atas dan juga penelitian terdahulu masih menghasilkan temuan yang tidak konsisten. Maka dari itu dalam penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Financial Statement Fraud dengan menggunakan periode waktu dan obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya, sehingga akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula dengan penelitian terdahulu.

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019). Perlu dilakukan adanya penelitian lanjutan untuk melengkapi penelitian terdahulu mengenai Financial Statement Fraud yang pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan variable Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets , dan Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya pada populasi, waktu dan sampel yang digunakan yaitu Perusahaan Makanan dan Minuman Yang terdaftar di BEI Periode 2016-2019. Penelitian ini memilih perusahaan food and beverages sebagai objek penelitian dikarenakan berbagai alasan. Pertama, perusahaan food and beverages merupakan bagian dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah perusahaan paling banyak yaitu 13 perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang termasuk perusahaan manufaktur. Kedua, food and beverages merupakan salah satu sektor usaha yang terus mengalami pertumbuhan. Seiring meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap food and beverages pun terus meningkat. Masih banyak perusahaan food and beverages yang ekspansi, seperti memperluas pabrik, dan mencari pangsa pasar yang baru. Kecenderungan masyarakat indonesia untuk menikmati makanan ready to eat menyebabkan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru dibidang food and beverages ini. Sisi daya tahan, perusahaan food and beverages ini dinilai paling kuat, saham-saham makanan juga masih menarik dan cenderung likuid jika dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, tahun 2016-2019 dipilih karena periode ini merupakan tahun yang memungkinkan untuk dijadikan populasi penelitian terkait kelengkapan data penelitian.

Dari uraian latar belakang diatas, peneliti mengambil judul “PENGARUH FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD DENGAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2016-2019)”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle ?

2. Apakah External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle ?

3. Apakah Personal Financial Need berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle ?

4. Apakah Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle ?

METODE

A.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data sekunder sebagai sumber data. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan tahunan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019. Penelitian ini menganalisa dan menjelaskan Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle.

B. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif serta menggunakan pengujian hipotesis untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. Sebagai langkah awal peneliti mencari acuan studi literature dari jurnal, artikel, maupun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle. Tahap kedua dan selanjutnya peneliti menetapkan rumusan masalah, menentukan hipotesis, dan data-data yang akan diperlukan.Pengumpulan data berasal dari data sekunder berupa data historis yang diperoleh dari berbagai sumber melalui media perantara. Data sekunder tersebut meliputi buku referensi, literature, laporan keuangan dan informasi mengenai Financial Statement Fraud.

C. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

a. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1) Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen (terikat) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Financial Statement Fraud. Financial Statement Fraud merupakan kesenjangan ataupun kelalaian dalam pelaporan keuangan dimana pelaporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Financial statement fraud dalam penelitian ini diukur menggunakan Fraud Score Model atau yang dikenal dengan sebutan F-Score, model perhitungan ini dengan menentukan rata-rata dan standar deviasi dari F-score, komponen variabel pada F-Score meliputi dua hal yang dapat dilihat di laporan keuangan yaitu accrual quality yang diproksikan dengan RSST accrual dan financial performance yang dihitung dengan perubahan pada akun piutang, perubahan pada akun persediaan, perubahan pada akun penjualan tunai, dan perubahan pada akun modal.

F-Score = Accrual Quality + Financial Performance

2) Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, dan Financial Targets.

1) Financial Stability

Financial stability merupakan masalah keuangan yang dialami suatu perusahaan yang disebabkan oleh kondisi industri, kondisi ekonomi, dan kondisi operasi perusahaan. Bentuk kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan. Stabilitas keuangan perusahaan dapat diukur berdasarkan jumlah pertambahan total aset dari tahun ke tahun [10].

ACHANGE = Total Aset t - Total Aset t-1 : Total Aset t

2) External Pressure

External pressure merupakan tekanan berlebihan yang dirasakan manajemen untuk memenuhi persyaratan dan harapan dari pihak luar atau pihak ketiga. Tekanan eksternal diproksikan dengan menggunakan rasio leverage yaitu perbandingan antara total kewajiban dengan total asset.

LEV=Total Hutang : Total Aset

3) Personal Financial Need

Personal financial need merupakan suatu kondisi dimana keuangan perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan [11]. Personal financial need diproksi dengan OSHIP. Proksi OSHIP merupakan persentase kumulatif dari kepemilikan pada perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam. Saham yang dimiliki oleh manajemen dibagi dengan saham biasa yang beredar. OSHIP digunakan sebagai salah satu proksi dalam penelitian [12].

OSHIP= The cumulative percentage of ownership in the firm held by insiders. Shares owned by management divided by the common shares outstanding

4) Financial Targets.

Financial Target di ukur dengan rasio Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak dan menunjukan seberapa besar tingkat pengembalian asset yang di miliki perusahaan. ROA merupakan bagian dari rasio dari hasil profitabilitas dalam analisis keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan. ROA dapat dihitung dengan rumus [13]:

Figure 1.

b. Indikator Variabel

Figure 2. Indikator Variabel

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti dan dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Dalam penelitian ini data populasi yang digunakan adalah semua perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan yang dilakukan dari periode 2016-2019. Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI periode 2016-2019 ada 15 perusahaan.

b. Sampel

Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian. Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau karakteristik tertentu.

Kriteria dari pemilihan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo periode tahun 2016-2019

2. Menyajikan laporan keuangan lengkap pada periode tahun 2016-2019

3. Mengungkapkan laporan keuangan nya melalui web

4. Memiliki laba positif selama tahun penelitiano

Ada 13 perusahaan yag digunakan sampel , sebagai berikut :

No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo periode tahun 2016 - 2019 15
2. Perusahaan yang tidak lengkap Menyajikan laporan keuangan pada periode tahun 2016 - 2019 (0)
3. Perusahaan yang tidak mengungkapkan laporan keuangannya di web (0)
4 Perusahaan yang tidak Memiliki laba positif selama tahun penelitian dari tahun 2016 - 2019 (2)
6 Jumlah perusahaan yang diteliti 13
7 Jumlah observasi 13 x 4 tahun 52
Table 1. Kriteria penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menjelaskan mengenai bagaimana pengambilan data penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Studi Dokumentasi yaitu Metode yang dilakukan dengan cara mendapatkan data berupa laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2016-2019. Data tersebut bisa diperoleh di Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

b. Metode Studi Pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu. Dalam hal ini data diperoleh dari jurnal, artikel, buku-buku, penelitian terdahulu, serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

F. Teknik Analisis

a. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda, maka perlu adanya uji asumsi klasik. Mengingat bahwa model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik apabila memenuhi uji asumsi klasik, yang terdiri sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skewness untuk semua variabel dependen dan independen. Uji lainnya yang digunakan adalah uji ststistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

· Jika nilai signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

· Jika nilai signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal.

b) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model [16]. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.Identifikasi keberadaan multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Varience Inflation Factor (VIF). Nilai Cotof yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya mulkolonieritas adalah nilai Tolerence< 0,10 atau sama denagn nilai VIF < 10. Jika besarnya nilai VIF lebih kecil dari 10 (<10), ini memberi indikasi tidak ada problem multikolinearitas, demikian pula sebaliknya. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas).

Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila ada pola pada grafik ditunjukkan dengan titk-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

d) Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji durbain waston dengan ketentuan apabila :

· Nilai DW < 1,10 : ada autokorelasi

· Nilai DW antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan

· Nilai DW antara 1,55 s.d 2,46 : tidak ada autokorelasi

· Nilai DW antara 2,46 s.d 2,90 : tanpa kesimpulan

· Nilai DW > 2,91 : ada autokorelasi

b. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara ringkas variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam menginteprestasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Alat analisis yang digunakan dalam uji statistic deskriptif antara lain adalah nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi [17]. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel. Ukuran numerik ini merupakan bentuk penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada suatu penjelasan dan penafsiran.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah cara menganalisis data yang berbentuk angka yang dibandingkan antara yang satu dengan yang lain [18]. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji statistik regresi linier berganda.Untuk menguji kebenaran dan hipotesis yang diajukan maka di uji dengan regresi linier berganda yaitu sebagai berikut:

Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e

Keterangan :

Y = Financial Statement Fraud

a = Konstanta

X1 = Financial Stability

X2 = External Pressure

X3 = Personal Financial Need

X4 = Financial Targets

b1 = koefisien regresi untuk variabel X1

b2 = koefisien regresi untuk variabel X2

b3 = koefisien regresi untuk variabel X3

b4 = koefisien regresi untuk variabel X4

e = Error (variabel lain tidak dijelaskan)

d. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk pengujian hipotesis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan uji koefisien determinasi, dan uji t.

1. Uji Parsial (Uji t)

Menurut [19] Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variable bebas terhadap variable terikat. Apakah variable bebas berpengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variable terikat. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai thitungi dengan ttable. Apabila thitungi lebih besar dari ttable artinya terdapat alasan yang kuat untuk hipotesis satu (H1) diterima. Selain itu dapat pula dengan menggunakan uji signifikan. Dengan ketentuan jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 alpha, maka artinya terdapat alasan untuk hipotesis satu (H1) diterima.

2. Koefisien Korelasi Berganda (R)

Koefisien korelasi berganda dipergunakan untuk menghitung tingkat keeratan hubungan antara variable bebas dengan variable terikat. Jangkauan nilai R berkisar antara 0-1, artinya semakin mendekati 1 maka semakin kuat hubungan antara variable bebas secara bersama-sama dan variable terikat. Semakin mendekati 0 berarti hubungannya semakin lemah atau bahkan tidak sama sekali antara variable bebas secara bersama-sama dan variable terikat.

jika nilai R (korelasi) tersebut bernilai positif, artinya hal ini menandakan bahwa jika terjadi peningkatan nilai pada variable bebas, maka akan menyebabkan peningkatan nilai variable terikat, artinya terjadi hubungan yang searah antara variable bebas secara bersama-sama terhadap varaibel terikat. Tetapi jika nilai R (korelasi) tersebut bernilai negatif, maka hubungan yang terjadi adalah hubungan yang berbalik arah. Hubungan berbalik arah tersebut mengandung arti bahwa jika terjadi peningkatan nilai pada variable bebas secara bersama-sama maka akan menyebabkan penurunan nilai pada variabel terikat. Dan sebaliknya jika terjadi penurunan nilai pada variable secara bersama-sama maka akan menyebabkan peningkatan nilai pada variable terikat.

3. Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Digunakan untuk menghitung kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan variable yang tergantung akibat variasi variable bebas. Nilai koefisien determinasi berganda adalah antara nol dan satu (0-1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variable terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi terikati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Analisis Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Financial Stability 52 -37.51 .41 8.6694 5.21391
External Pressure 52 .04 2.69 7.4491 .36043
Personal Financial Need 52 .00 .25 7.0434 .06640
Financial Targets 52 .18 159.00 65.4638 23.36416
Financial Statement Fraud 52 -42.57 2.10 8.5396 6.00015
Valid N (listwise) 52
Table 2. Descriptive Statistics

Berdasarkan hasil perhitungan pada table 3 tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengamatan dalam penelitian ini ada 13 Perusahaan Makanan dan Minuman yang menjadi sample dimana 13 perusahaan tersebut dikalikan periode tahun pengamatan (4 tahun), sehingga observasi dalam penelitian ini sebanyak 52 observasi (13 x 4 = 52). Berdasarkan perolehan data diketahui hasil sebagai berikut :

1. Financial Statement Fraud ( Y 1 )

Financial Statement Fraud (Y) mempunyai nilai minimum sebesar -42.57, dengan nilai maksimum sebesar 2.10, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 8.5396 dengan nilai standar deviasi sebesar 6.00015 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Financial Statement Fraud (Y) sudah normal.

2. Financial stability ( X 1 )

Financial stability (X1) mempunyai nilai minimum sebesar -37.51, dengan nilai maksimum sebesar 0.41, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 8.6694 dengan nilai standar deviasi sebesar 5.21391 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Financial stability (X1) sudah normal.

3. External Pressure ( )

External pressure (X2) mempunyai nilai minimum sebesar 0.04, dengan nilai maksimum sebesar 2.69, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 7.4491 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.36043 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel External pressure (X2) sudah normal.

4. Personal financial need ( )

Personal financial need (X3) mempunyai nilai minimum sebesar 0.00, dengan nilai maksimum sebesar 0.25, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 7.0434 dengan nilai standar deviasi sebesar 0.06640 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Personal financial need (X3) sudah normal.

5. Financial Targets ( )

Financial Targets (X4) mempunyai nilai minimum sebesar 0,18, dengan nilai maksimum sebesar 159.00, sedangkan nilai rata-ratanya (mean) sebesar 65.4638 dengan nilai standar deviasi sebesar 23.36416 menunjukkan simpangan data yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-ratanya sehingga menunjukkan bahwa data variabel Financial Targets (X4) sudah normal.

Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan tahapan pertama sebelum dilakukan perhitungan regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen.

a. Uji Normalitas

Financial Stability External Pressure Personal Finansial Need
N 52 52 52
Normal Parametersa,b Mean -.6694 .04491 .4434
Std. Deviation 5.21391 .36043 .06640
Most Extreme Differences Absolute .479 .245 .332
Positive .418 .245 .332
Negative -.479 -.143 -.256
Test Statistic .479 .245 .332
Asymp. Sig. (2-tailed) .800c .945c .368c
Table 3.Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Financial Targets Financial Statement Fraud
N 52 52
Normal Parametersa,b Mean 14.4638 -1.5396
Std. Deviation 23.36416 6.00015
Most Extreme Differences Absolute .288 .390
Positive .288 .327
Negative -.270 -.390
Test Statistic .288 .390
Asymp. Sig. (2-tailed) .623c .555c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Table 4.Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diketahui bahwa angka signifikan setiap variabel menunjukkan angka lebih besar dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan dapat di lanjutkan ke pengujian selanjutnya.

b. Uji M ultikolinieritas

Colinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Financial Stability .979 1.022
External Pressure .981 1.019
Personal Financial Need .984 1.017
Financial Targets .985 1.016
Table 5. Hasil Uji M ultikolinieritas

Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa hasil uji multikolinieritas, nilai tolerance masing-masing variable-variabel independen > 0,10 sedangkan nilai VIF < 10. Dengan demikian, hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam table berikut:

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .995a .991 .990 .60571 2.211
Table 6. Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson sebesar 2.211. Sehingga nilai DW antara 1,55 s/d 2,46. Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam rangka menguji Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle, maka digunakan analisis regresi berganda. Perhitungan dilaksanakan dengan program SPSS versi 25 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std.error Beta t Sig.
1 (Constant) 7.954 .163 5.857 .000
Financial Stability 1.141 .016 .991 69.356 .000
External Pressure 4.020 .238 .241 16.919 .000
Personal Financial Need 2.065 1.288 .023 5.604 .005
Financial Targets 7.001 .004 .004 6.270 .008
Table 7. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Pada table tersebut mengenai hasil pengolahan SPSS, maka dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 7.954 + 1.141 + 4.020 + 2.065 + 7.001

Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan bahwa :

1. Konstanta adalah sebesar 7.954. Hal ini berarti jika tidak dipengaruhi Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets maka besarnya Financial Statement Fraud sebesar 7.954.

2. Koefisien variabel Financial Stability sebesar 1.141. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Financial Stability sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 1.141 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.

3. Koefisien variabel External Pressure sebesar 4.020. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan External Pressure sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 4.020 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.

4. Koefisien variabel Personal Financial Need sebesar 2.065. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Personal Financial Need sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 2.065 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.

5. Koefisien variabel Financial Targets sebesar 7.001. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Financial Targets sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 7.001 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.

Pengujian Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .995 a .991 .990 .60571 2.211
Table 8. Hasil Uji R Square

Pada table diatas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi R adalah 0.995 atau mendekati 1. Artinya terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara variabel bebas yang meliputi Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle. Adapun analisis determinasi berganda, dari tabel diatas diketahui presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditujukan oleh nilai R square adalah 0,991 maka koefisien determinasi berganda 0,991 x 100%= 99,1% dan sisanya 100%-99,1%= 0,9%. Hal ini berarti naik turunnya variabel terikat yaitu Financial Statement Fraud dipengaruhi oleh veriabel bebas yaitu Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets sebesar 99,1%. Sedangkan sisanya sebesar 0,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pada uji hipotesis ini menggunakan uji t dipergunakan untuk mengukur tingkat pengaruh signifikansi secara parsial antara variabel independen yang meliputi Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle pada perusahaan Perbankan Makanan dan Minuman. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (a=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

  1. Konstanta adalah sebesar 7.954. Hal ini berarti jika tidak dipengaruhi Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need, Financial Targets maka besarnya Financial Statement Fraud sebesar 7.954.
  2. Koefisien variabel Financial Stability sebesar 1.141. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Financial Stability sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 1.141 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.
  3. Koefisien variabel External Pressure sebesar 4.020. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan External Pressure sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 4.020 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.
  4. Koefisien variabel Personal Financial Need sebesar 2.065. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Personal Financial Need sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 2.065 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.
  5. Koefisien variabel Financial Targets sebesar 7.001. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan Financial Targets sebesar satu satuan maka Financial Statement Fraud juga mengalami peningkatan sebesar 7.001 dengan asumsi bahwa faktor lainnya adalah konstan atau tetap.
  6. Uji Koefisien Determinasi (R²)
  7. Uji t (Uji parsial)
  8. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
  9. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
  10. Dengan df = n – k-1, 52 – 4 - 1 = 47 sehingga diperoleh t tabel (0,05) sebesar 1.67793 Nilai t hitung yang diperoleh dari hasil pengolahan SPSS versi 25.

Hasil perhitungan SPSS versi 25 mengenai analisis uji t (uji parsial) ditunjukkan oleh table dibawah ini :

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std.error Beta t Sig.
1 (Constant) 7.954 .163 5.857 .000
Financial Stability 1.141 .016 .991 69.356 .000
External Pressure 4.020 .238 .241 16.919 .000
Personal Financial Need 2.065 1.288 .023 5.604 .005
Financial Targets 7.001 .004 .004 6.270 .008
Table 9. Hasil Uji Parsial (Uji t)

1. Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa Financial Stability Berpengaruh Terhadap Financial Statement Fraud menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 69.356 dan t tabel 1.67793. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 69.356 > 1.67793 dan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, sehingga H1yang menyatakan bahwa variabel Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle diterima.

2. Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 16.919dan t tabel 1.67793. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 16.919> 1.67793 dan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, sehingga H2yang menyatakan bahwa variabel External Pressure Berpengaruh Terhadap Financial Statement Fraud diterima.

3. Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa Personal Financial Need berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.005, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 5.604dan t tabel 1.67793. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 5.604> 1.67793 dan tingkat signifikan 0.005 < 0,05, sehingga H3yang menyatakan bahwa variabel Personal Financial Need Berpengaruh Terhadap Financial Statement Fraud diterima.

4. Pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda pada hipotesa Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,008, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 6.270dan t tabel 1.67793. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 6.270> 1.67793 dan tingkat signifikan 0,008 < 0,05, sehingga H4yang menyatakan bahwa variabel Financial Targets Berpengaruh Terhadap Financial Statement Fraud diterima.

No. Uraian Hasil Keterangan
1 H1 = Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle Diterima 69.356 > 1.67793 0,000 < 0,05
2 H2 = External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle Diterima 16.919> 1.67793 0,000 < 0,05
3 H3 = Personal Financial Need berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle Diterima 5.604> 1.67793 0.005 < 0,05
4 H4 = Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle Diterima 6.270> 1.67793 0,008 < 0,05
Table 10. Hasil Pengujian Hipotesis

B. Pembahasan

1. Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle

Hasil pengujian dengan SPSS menunjukkan variabel Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle pada perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019 karena hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi dibawah 0,05 dengan hasil t statistik diatas t tabel.

Hal ini menunjukan keadaan yang dapat terjadi ketika para manajer tidak serta-merta memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan ketika rata-rata pertumbuhan berada di bawah rata-rata industri akan memperparah kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Keadaan demikian akan mempersulit perusahaan dalam menerima bantuan atau investasi dari pihak eksternal maupun internal untuk meyelamatkan perusahaan mereka ketika terancam kondisi ekonomi global sehingga membuat perusahaan sulit berkembang dan samakin buruk di masa depan.

Ketika suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil maka nilai perusahaan akan naik dalam pandangan investor, kreditor, dan publik. Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan profitabilitas yang terancam oleh keadaaan ekonomi, industri, atau situasi entitas yang beroperasi. Dalam kasus dimana perusahaan mengalami pertumbuhan yang berada di bawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh ([20]; [21]; [22]; [23] ; [24] ; [25]) membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka probabilitas dilakukannya tindak kecurangan pada laporan keuangan perusahaan tersebut semakin tinggi. Tetapi penelitian yang di lakukan oleh ([26]; [27]; [28]) menunjukkan bahwa Financial Stability tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle.

2. External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle

Hasil pengujian dengan SPSS menunjukkan variabel External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle pada perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019 karena hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi dibawah 0,05 dengan hasil t statistik diatas t tabel.

External pressure merupakan bagian dari pressure dalam fraud triangle. Tekanan dari pihak eksternal sering dialami oleh perusahaan. Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan investasi. Perusahaan dengan rasio arus kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain. Perusahaan dengan rasio arus kas bebas tinggi bisa diduga lebih survive dalam situasi yang buruk.

Teori agensi menyatakan adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agen. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan manajemen sebagai agen mengalami tekanan untuk memenuhi harapan principal, salah satunya yaitu untuk mendapatkan sumber dana dan pembiayaan dari pihak eksternal. Tekanan tersebut mendorong manajemen untuk melakukan segala cara agar memenuhi harapan pihak eksternal dengan menampilkan kinerja yang terbaik, meskipun dilakukan dengan melakukan manipulasi laporan keuangan. Dengan demikian, temuan dalam penelitian ini mampu menjawab teori tersebut, karena berdasarkan uji hipotesis menunjukkan bahwa external pressure berpengaruh positif dan signifikan terhadap fraudulent financial statement.

Hal ini dikarenakan semakin besar hutang yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin ketat pengawasan yang dilakukan oleh pihak kreditur dalam melihat riwayat kredit suatu perusahaan. Selain itu, apabila hutang perusahaan besar dan perusahaan melakukan kecurangan dengan mempercantik laporan keuangan (menyembunyikan nilai hutang yang dimiliki) hal ini malah akan memperparah keadaan perusahaan, lama-kelamaan perusahaan akan bangkrut. Ini berarti bahwa tekanan berlebihan dari pihak eksternal untuk memenuhi persyaratan dan kewajiban kredit akan meningkatkan motivasi manajemen melakukan kecurangan pada laporan keuangan. Motivasi penyajian informasi akuntansi yang manipulatif bertujuan untuk menampilkan performa keuangan untuk menjaga kepercayaan kreditur.

Penelitian yang dilakukan oleh ([29]; [30]; [31];) membuktikan bahwa External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle. Tetapi penelitian yang di lakukan oleh ([32]; [33]) menunjukkan bahwa External Pressure tidak berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle.

3. Personal Financial Need berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle

Hasil pengujian dengan SPSS menunjukkan variabel Personal Financial Need berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle pada perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019 karena hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi dibawah 0,05 dengan hasil t statistik diatas t tabel.

Kebijakan finansial yang dibuat oleh manajemen belum terlalu efektif dalam menekan tindakan curang yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan meskipun komposisi pihak manajerial yang memiliki saham perusahaan sangatlah sedikit. Personal financial need adalah keadaan finansial perusahaan yang diakibatkan oleh keadaan finansial para eksekutifnya. Saat peran yang dimiliki oleh para eksekutif tersebut efektif terhadap perusahaan maka personal financial need dapat berdampak baik pada kinerja finansial perusahaan. Jika kinerja finansial perusahaan membaik maka secara personal para eksekutif yang memiliki saham perusahaan juga akan ikut membaik keadaan finansialnya. Begitu pula sebaliknya, jika kinerja finansial perusahaan memburuk maka secara personal para eksekutif yang memiliki saham perusahaan juga akan ikut memburuk keadaan finansialnya. peningkatan yang terjadi pada financial personal need dengan proksi kepemilikan saham oleh internal manajemen maka akan terjadi penurunan tingkat kecurangan dalam financial report perusahaan.

Ketika para eksekutif perusahaan (dewan komisaris dan dewan direksi) memiliki peranan yang kuat di dalam perusahaan maka personal fianncial need dari para eksekutif tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan perushaaan. Semakin besar rasio kepemilikan saham oleh pihak internal perusahaan maka semakin besar kesempatan manajemen untuk melakukan kecurangan. Hal ini disebabkan karena manajemen memiliki peran ganda sebagai pelaksana sekaligus sebagai pemilik sehingga dapat dengan mudah melakukan kecurangan dengan membuat capaian performa tertentu untuk memperoleh deviden dan return saham yang tinggi .

4. Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle

Hasil pengujian dengan SPSS menunjukkan variabel Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle pada perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019 karena hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikansi dibawah 0,05 dengan hasil t statistik diatas t tabel.

Teori agensi menyebutkan bahwa agen dan prinsipal memiliki kepentingan yang berbeda. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemegang saham, oleh karena itu manajer harus bertanggungjawab kepada pemegang saham, salah satunya dengan memberikan return yang sesuai dengan target dari prinsipal. Namun, terkadang target tersebut tidak mampu dipenuhi, sehingga manajemen melakukan tindakan fraud untuk menampilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keinginan prinsipal.

Manajemen menghadapi tekanan untuk menghasilkan kinerja keuangan yang ditetapkan oleh prinsipal. Manajemen akan memanfaatkan penggunaan aset untuk menghasilkan laba yang diinginkan oleh perusahaan dan memperlihatkan kinerja yang baik. Pemanfaatan aset untuk mencapai hasil keuangan perusahan mendorong manajemen melakukan tindakan diskresi atau kebebasan dalam pengambilan keputusan. Tindakan ini dapat menyebabkan terjadinya perilaku disfungsional. Perilaku ini berpotensi menimbulkan kecurangan karena menyajikan laporan keuangan yang tidak sebenarnya.

Teori keagenan menjelaskan peran manajer yang diberikan wewenang oleh pemilik dalam pengambilan keputusan pada sebuah perusahaan. Manajer akan memperlihatkan kinerja yang baik kepada pemilik dengan melakukan berbagai cara agar laporan keuangan terlihat baik di mata pemilik dan mendapatkan keuntungan untuk kepentingan dirinya sendiri. Konsep fraud triangle menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan. Salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan adalah tekanan. Tekanan yang diberikan kepada manajemen untuk mencapai financial target mengakibatkan manajemen melakukan berbagai cara termasuk memanipulasi laba agar kinerja manajemen terlihat baik. Kecurangan terjadi karena target yang diberikan kepada manajemen berlebihan dan sulit untuk dicapai.

SIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Financial Stability berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Trianglepada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019

2. External Pressure berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Trianglepada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019

3. Personal Financial Need berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Trianglepada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019

4. Financial Targets berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Trianglepada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2019

References

  1. A. A. I. W. Maheswari, N. N. A. Suryandari, And A. A. P. G. B. A. Susandya, “Pendeteksian Fraudulent Financial Statement Dalam Perspektif Fraud Triangle,” J. Kharisma, Vol. 3, No. 2, Pp. 47–51, 2021.
  2. D. Lestari, “Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Dan Financial Target Terhadap Financial Statement Fraud (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2014-2018 ),” Angew. Chemie Int. Ed. 6(11), 951–952., No. 2017, Pp. 2013–2015, 2021.
  3. D. Budiarti, “Pengaruh Financial Target, Ineffective Monitoring, Total Asset, Dan Perubahan Direksi Terhadap Fraudulent Financial Statement Dengan Perspektif Fraud Diamond (Study Pada Perusahaan Basic Materials Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2018-2020),” 2021.
  4. D. Rosel, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Diamond Pada Perusahaan Manufaktur Yang …,” Skripsi-2016, 2017.
  5. D. Anzani And H. Tugiman, “Analisis Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015 …,” Eproceedings …, Vol. 7, No. 1, Pp. 618–629, 2020.
  6. E. S. Fathmaningrum And G. Anggarani, “Fraud Pentagon And Fraudulent Financial Reporting: Evidence From Manufacturing Companies In Indonesia And Malaysia,” J. Account. Invest., Vol. 22, No. 3, Pp. 625–646, 2021, Doi: 10.18196/Jai.V22i3.12538.
  7. Fadrul, C. Clara Desli, And Azmi. Zul, “Analysis Of Testing With Fraud Diamond And On Effect On Financial Statement Fraud On Go Public Companies Lq-45 Listed In Indonesia Stock Exchange (Idx) Period 2015-2019,” J. Ilm. Akunt., Vol. 5, No. 2, Pp. 135–152, 2021.
  8. Ghozali, “Metode Penelitian,” J. Chem. Inf. Model., Vol. 53, No. 9, Pp. 1689–1699, 2018.
  9. H. Nugroho, “Analisis Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Triangle Fraud Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014,” J. Stie Gentiaras, Vol. Ix, No. 1, Pp. 1–9, 2017.
  10. H. Agusputri And S. Sofie, “Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan Analisis Fraud Pentagon,” J. Informasi, Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuang. Publik, 2019, Doi: 10.25105/Jipak.V14i2.5049.
  11. I. G. P. O. S. Utama, I. W. Ramantha, And I. D. Badera, “Analisis Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud Triangle Sebagai Prediktor Fraudulent Financial Reporting I Gusti Putu Oka Surya Utama 1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Email : Gbokasurya@Gmail.Com Fakultas Ekonomi,” E-Jurnal Akunt. Univ. Udayana, Vol. 7, No. 1, Pp. 251–278, 2018.
  12. J. H. Mustakini, “Metode Penelitian Bisnis. Edisi Ke-6. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.,” 2014.
  13. Junardi, “Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Dengan Menggunakan Model Altman (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia),” 2017.
  14. L. Imtikhani And S. Sukirman, “Determinan Fraudulent Financial Statement Melalui Perspektif Fraud Hexagon Theory Pada Perusahaan Pertambangan,” J. Akunt. Bisnis, Vol. 19, No. 1, P. 96, 2021, Doi: 10.24167/Jab.V19i1.3654.
  15. M. D. C. Wijaya, “Pengaruh Financial Stability, External Pressure Dan Financial Target Terhadap Financial Statement Fraud,” 2019.
  16. M. Yesiariani And I. Rahayu, “Deteksi Financial Statement Fraud: Pengujian Dengan Fraud Diamond,” J. Akunt. Audit. Indones., Vol. 21, No. 1, Pp. 49–60, 2017, Doi: 10.20885/Jaai.Vol21.Iss1.Art5.
  17. M. Yesiariani And I. Rahayu, “Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2014).,” Simp. Nas. Akunt. Xix, Lampung, 2016., 2016.
  18. N. Pratiwi, N. M. Sunarsih, And I. A. B. Munidewi, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif Fraud Diamond Pada Perusahaan Manufaktur …,” Karma (Karya Ris. Mhs. …, Pp. 876–884, 2021.
  19. N. K. D. Susianti And I. B. A. Yasa, “Pengaruh Variabel Fraud Triangle Terhadap Financial Statement Fraud Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” J. Valid, Vol. 12, No. 4, Pp. 417–428, 2015.
  20. N. Maghfiroh, K. Ardiyani, And Syafnita, “Analisis Pengaruh Financial Stability , Personal Financial Need , External Pressure , Dan Ineffective Monitoring Pada Financial Statement Fraud Dalam Nur Maghfiroh Komala Ardiyani Syafnita Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan,” Ekon. Dan Bisnis, Vol. 16, No. 1, Pp. 51–66, 2015.
  21. Nasirudin And A. H. D. Nugroho, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Perspektif Fraud Triangel,” Nusant. J. Ilmu Pengetah. Sos., Vol. 7, No. 2, Pp. 408–420, 2021.
  22. N. D. Luvita, “Pengaruh External Pressure, Financial Stability, Ineffective Monitoring Dan Rationalization Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Perspektif Fraud Triangle,” 2021
  23. R. Aprilia, “Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need, Ineffective Monitoring, Change In Auditor Dan Change In Director Terhadap Financial Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Diamond (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efe,” Vol. 4, No. 1, 2017.
  24. R. Jao Et Al., “Pengaruh Financial Target Dan Financial Stability Terhadap Financial Statement Fraud,” Yume J. Manag., Vol. 3, No. 3, Pp. 27–42, 2020, Doi: 10.37531/Yum.V11.76.
  25. S. T. Sari, “Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Financial Targets, Ineffective Monitoring, Rationalization Pada Financial Statement Fraud,” Jom Fekon, Vol. 3, No. 1, Pp. 664–678, 2016.
  26. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Cv Alfabeta. 2017.
  27. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2016.
  28. Sugiyono, “Sugiyono, Metode Penelitian,” Penelitian, 2017.
  29. Skousen, Akuntansi Keuangan Menengah– Buku Satu, 1st Ed. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
  30. V. M. Hanggarista, “Pengaruh External Pressure, Financial Target, Ineffective Monitoring Dan Rationalization Terhadap Financial Statement Fraud Dengan Perspektif Fraud Triangle (Bank Umum Swasta Nasional Devisa 2015 – 2019),” Stie Perbanas Surabaya, 2021.
  31. W. Sujarweni, Metodologi Penelitian (Bisnis & Ekonomi). Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
  32. Y. Damanik, Pengaruh External Pressure, Financial Stability, Dan Rationalization Terhadap Financial Statement Fraud Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2019. 2020.
  33. Z. Sabatian And F. M. Hutabarat, “The Effect Of Fraud Triangle In Detecting Financial Statement Fraud,” J. Akunt., Vol. 10, No. 3, Pp. 231–244, 2020, Doi: 10.33369/J.Akuntansi.10.3.231-244.