Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer
Business and Economics
DOI: 10.21070/acopen.9.2024.5273

Behavioral Aspects and Their Impact on Purchasing Accounting System Implementation: A Quantitative Study


Aspek Perilaku dan Dampaknya pada Implementasi Sistem Akuntansi Pembelian: Studi Kuantitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Behavioral Aspects Purchasing Accounting System Influence Implementation Organization

Abstract

This study aims to investigate the influence of behavioral aspects, including attitudes, perceptions, and emotions, on the implementation of a purchasing accounting system in an organization. The research was conducted on employees of a specific company, with a sample size of 40 individuals, using accidental sampling as the quantitative research method. The findings reveal a significant positive impact of behavioral aspects on the implementation of the purchasing accounting system. This study underscores the importance of considering behavioral factors in effectively and efficiently implementing systems within organizations, providing valuable insights for companies seeking to optimize their operations and achieve their goals.

Highlights :

  • This study examines how attitudes, perceptions, and emotions impact the implementation of a purchasing accounting system in organizations.
  • The research involved 40 employees of a specific company, utilizing accidental sampling as the research method.
  • The results emphasize the significant positive influence of behavioral aspects on the successful implementation of purchasing accounting systems, highlighting the importance of considering these factors for organizational efficiency and goal achievement.

Keywords: Behavioral Aspects, Purchasing Accounting System, Influence, Implementation, Organization

Pendahuluan

Ada beberapa sumber daya pada manusia yang dapat dikatakan sangat berkualitas. Tentunya, tidak hanya dapat memperoleh keterampilan dan memanfaatkannya dengan baik, tetapi juga mendapatkan perilaku yang baik. Perilaku yang sangat baik dapat dipengaruhi oleh motivasi dan sikap seseorang untuk mendorong dan melaksanakannya dalam mengambil keputusan. Salah satunya adalah perilaku pegawai, yang merupakan faktor berpengaruh yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Perilaku pegawai juga secara tidak langsung atau tanpa kita sadari akan berdampak pada hasil laporan keuangan yang akan menjadi pembanding untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan pengguna lainnya

Oleh sebab itu, sangat perlu mempertimbangkan aspek perilaku dalam merancang, menganalisis, dan mengelola sistem akuntansi tersebut. [1] Akuntansi perilaku sendiri memiliki arti yang merupakan suatu bidang ilmu akuntansi yang didalamnya terdapat sesuatu yang dapat menghubungkan antara perilaku manusia itu sendiri dengan perilaku pada sistem informasi yang ada dalam ruang lingkupnya yang meliputi akuntansi itu sendiri dan akuntansi manajemen.

Aspek perilaku sendiri terdiri dari beberapa aspek, salah satunya adalah aspek psikologis, dan psikologi sosial khususnya terletak pada emosi, persepsi, dan sikap pegawai tersebut, yang merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan secara matang oleh perusahaan. [2] Mengatakan bahwa psikologi sosial adalah bidang ilmu sosial yang mencari pemahaman tentang asal mula dan penyebab terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam situasi-situasi sosial. Antara lain tentang proses-proses individual bersama, seperti emosi, bahasa, sikap sosial, dan perilaku meniru. Dalam definisi ini, lebih menekankan pada pentingnya pemahaman terhadap asal mula dan penyebab terjadinya perilaku dan pikiran. Perusahaan yang tidak dapat memperhatikan hal-hal tersebut, memilih pegawai khususnya dalam pengelolaan keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan berdampak sangat buruk terhadap laporan keuangan perusahaan dan otomatis akan berdampak buruk pula terhadap citra perusahaan. Beberapa risiko yang akan terjadi atas setiap penyalahgunaan atau penyalahgunaan data dan informasi dapat berdampak buruk bahkan bisa saja merugikan perusahaan dari segi keuangan dan citra perusahaan. Semua perusahaan yang ingin berkembang dan selalu mengikuti perkembangan zaman pasti memiliki elemen pengendali yang sangat baik.

“Akuntansi perilaku (behavioral accounting) merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi,” sertai dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya. [3] “Dengan demikian, definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan.” [4] “Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan,” yang mencerminkan bagaimana merasa tentang orang, objek, atau kejadian dalam lingkungannya. “Persepsi adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitarnya.” Sejalan dengan usianya, emosi seseorang individu pun akan terus berkembang. Proses pembentukan melewati setiap fase perkembangan, yang didukung oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya usia dan lingkungan keluarga. Sedangkan faktor eksternal seperti teman sebaya, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Pola emosi setiap orang berbeda dan memiliki karakteristik masing-masing. Emosi dapat memengaruhi perilaku bekerja. [5] Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu.”

Pengolahan kegiatan operasional perusahaan, dimana persediaan adalah salah satu unsur terpenting dalam interaksi. Bagi perusahaan CV. Cipta Nusa, yang merupakan salah satu perusahaan di bidang industri produsen carton box, tentunya memiliki suplai yang sangat besar bagi konsumen. Dalam persediaan tersebut merupakan sebuah komponen utama karena setiap aktivitas dalam perusahaan pasti melibatkan banyak pergerakan persediaan. Dalam hal tersebut, maka perusahaan harus memiliki sistem untuk mengatur dan mengontrol pembelian agar efektif dan efisien serta memiliki unsur pengendalian yang memadai sehingga dapat menghindari terjadinya kecurangan dalam sistem tersebut. Perilaku pegawai yang baik dapat menjadi faktor pendukung keberhasilan sistem akuntansi dalam pembelian mengingat karyawan merupakan pihak yang menjalankan sistem yang diterapkan perusahaan. Terlepas dari sistem akuntansi yang dijalankan, unsur perilaku, yaitu psikologi sosiologi dan psikologi sosial khususnya sikap, persepsi, dan emosi karyawan yang ada pada perusahaan tersebut harus memang benar-benar diperhatikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai "Analisis Perilaku Karyawan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pembelian pada CV. Cipta Nusa".

Metode

Berdasarkan pada batasan masalah, rumusan masala dan tujuan dari masalah tersebut, maka penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kuantitatif menggunakan teknik accidental sampling.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berada di perusahaan CV.CIPTA NUSA, yang beralamatkan di pergudangan Safe n Lock, Jl. Lingkar Timur, Ds. Rangkah Kidul, Sidoarjo.

B. Definisi Operasional dan Identifikasi Variabel

1. Definisi Operasional

a) Sikap (X1)

Sikap pada hakikatnya merupakan kecenderungan pernyataan seseorang, baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, yang mencerminkan bagaimana merasa tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya [4].

b) Persepsi (X2)

Persepsi adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan sekitarnya [4]. Persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu [5].

c) Emosi (X3)

Emosi dapat mempengaruhi perilaku bekerja. Emosi merupakan perasaan intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu [6]. Pola asuh orang tua, pengalaman traumatik, temperamen, jenis kelamin, dan usia merupakan pengaruh dari persepsi [7]

2. Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

Variabel bebas pada penelitian ini terletak pada Sikap, Persepsi dan Emosi. Sedangkan untuk variabel terikat pada penelitian ini yakni Sistem Akuntansi Pembelian.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi : populasi dari penelitian ini yakni semua karyawan pada perusahaan CV.CIPTA NUSA yang jumlah 40 orang.

2. Sampel : teknik pengambilan sampel sendiri menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan menyebarkan kuesioner yang berjumlah 45 orang. Sedangkan yang kembali hanya 40 orang saja.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a) Data Primer

Data primer yang ditampilkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden berupa kuesioner yang dibagikan yang berisi pertanyaan yang struktur dan materinya berhubungan tentang aspek keperilakuan serta hubungannya dengan penerapan sistem akuntansi pembelian.

b) Data sekunder

Data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh penulis dari dokumen-dokumen perusahaan dan buku-buku literatur yang memberikan informasi tentang sistem akuntansi pembelian di perusahaan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer. Dimana sumber data primer ini menggunakan metode kuisioner untuk membagikan pertanyaan kepada para karyawan CV.CIPTA NUSA Sidoarjo.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan kesesuaian antara tingkat atau skala pengukuran dan teknik pengumpulan data, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada para responden dengan jawaban yang diberikan, maka jenis kuesioner yang diajukan bersifat langsung dan dengan pertanyaan bersifat tertutup, dengan maksud memberikan keleluasaan responden memberikan jawaban-jawabannya. Pada tiap-tiap item kuesioner disediakan alternatif jawaban sebanyak lima buah dan dijenjang pembobotan skornya, sehingga masing-masing variabel terukur menurut skala interval. Kuisioner dalam penelitian ini diberikan kepada para responden yang termasuk dalam sampel dan dimaksudkan untuk menggali data, baik data untuk variabel bebas atau variabel X maupun variabel terikat atau variabel Y. Dalam penelitian ini, jawaban yang diberikan oleh pegawai kemudian diberi skor dengan mengacu pada skala Likert. [8] menyatakan bahwa: skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan metode atau cara yang digunakan dalam mengelola suatu data menjadi informasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan software SPSS v.25, dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda, hal ini menunjukkan hubungan (korelasi) antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lainnya.

G. Kerangka Konseptual

Figure 1.

H. Hipotesis

Dari perumusun masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat hipotesisi dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

H1 : Sikap berpengaruh terhadap sistem akuntansi pembelian.

H2 : Persepsi berpengaruh terhadap sistem akuntansi pembelian.

H3 : Emosi berpengaruh terhadap sistem akuntansi pembelian.

Hasil dan Pembahasan

Tujuan dari Analisis Regresi Linier Berganda ialah untuk mengetahui pengaruh signifikan antara independen (X) dan variabel independen (Y). Dan hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat dari tabel coefficientsª dibawah ini :

A. Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,017 4,123 1,944 ,060
Sikap (X1) ,177 ,086 ,245 2,053 ,047
Persepsi (X2) ,522 ,146 ,468 3,573 ,001
Emosi (X3) ,453 ,142 ,375 3,195 ,003
Sumber : Data Primer SPSS yang diolah (2022)
Table 1. Hasil Uji Analisis Linier Berganda

a) Nilai a = konstanta adalah 8,017

Merupakan nilai konstanta atau keadaan saat variabel sistem akuntansi pembelian belum dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu variabel sikap (X1), persepsi (X2), dan emosi (X3). Jika variabel independen tidak ada atau = 0 atau konstanta, maka variabel sistem akuntansi pembelian tidak mengalami perubahan. Maka, sistem akuntansi pembelian adalah sebesar 8,017.

b) Nilai b1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar 0,177

Menunjukkan bahwa variabel sikap (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap sistem akuntansi pembelian yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel sikap maka akan mempengaruhi sistem akuntansi pembelian sebesar 0,177, dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam penelitian ini.

c) Nilai b2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar 0,522

Menunjukkan bahwa variabel persepsi (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap sistem akuntansi pembelian yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel persepsi maka akan mempengaruhi sistem akuntansi pembelian sebesar 0,522, dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam penelitian ini.

d) Nilai b3 (nilai koefisien regresi X3) sebesar 0,453

Menunjukkan bahwa variabel emosi (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap sistem akuntansi pembelian yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel emosi maka akan mempengaruhi sistem akuntansi pembelian sebesar 0,453, dengan asumsi bahwa variabel lain tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Uji koefisien determinasi ini dapat dilihat di aplikasi SPSS ketika kita menganalisis regresi linier berganda, pada model summary dan tertulis pada R Square dari data SPSS. Jika nilai R² kecil maka bisa dijelaskan bahwa variabel bebas tersebut sangatlah terbatas. Berikut hasil dari uji koefisien determinasi R² melalui tabel model summary yaitu :

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,807a ,651 ,622 2,26864
Sumber : Data Primer SPSS yang diolah (2022)
Table 2. Uji Koefisien Deteminasi (R²)

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.9 bahwa yang ditetapkan menggunakan tingkat signifikan 5% ( a = 0,05) dengan degree of freedom sebesar k = 2 dan df2 = n – k – 1 ( 40 – 3 – 1 = 36 ) sehingga diperoleh t-tabel sebesar 1,68830, maka hasil uji hipotesis yang dilakukan secara parsial atau individu sebagai berikut :

3 . Uji secara Parsial (Uji T)

Tujuan dari adanya uji secara parsial atau uji T yaitu untuk mengetahui hipotesis secara parsial pada variabel Sikap (X1), Pesepsi (X2), dan Emosi (X3) secara masing-masing atau secara parsial terhadap Sistem Akuntansi Pembelian (Y). Uji parsial juga dapat menganalisis bahwa variabel independen dapat berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen.

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,017 4,123 1,944 ,060
Sikap (X1) ,177 ,086 ,245 2,053 ,047
Persepsi (X2) ,522 ,146 ,468 3,573 ,001
Emosi (X3) ,453 ,142 ,375 3,195 ,003
Sumber : Data Primer SPSS yang diolah (2022)
Table 3. Hasil Uji Parsial (Uji T)

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.9 bahwa yang ditetapkan menggunakan tingkat signifikan 5% ( a = 0,05) dengan degree of freedom sebesar k = 2 dan df2 = n – k – 1 ( 40 – 3 – 1 = 36 ) sehingga diperoleh t-tabel sebesar 1,68830, maka hasil uji hipotesis yang dilakukan secara parsial atau individu sebagai berikut :

a . Sikap (X1)

Hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Sikap (X1) sebesar 2,053. Dengan t-hitung > t-tabel (2,053 > 1,68830) dan nilai signifikansi sebesar 0,047 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel independen Sikap (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen sistem akuntansi pembelian (Y). Kesimpulannya, H1 diterima dan H0 ditolak.

b . Pesepsi (X2)

Hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Persepsi (X2) sebesar 3,573. Dengan t-hitung > t-tabel (3,573 > 1,68830) dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel independen Persepsi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen sistem akuntansi pembelian (Y). Kesimpulannya, H2 diterima dan H0 ditolak.

c. Emosi (X3)

Hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Emosi (X3) sebesar 3,195. Dengan t-hitung > t-tabel (3,195 > 1,68830) dan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel independen Emosi (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen sistem akuntansi pembelian (Y). Kesimpulannya, H3 diterima dan H0 ditolak.

B. Pembahasan

Dari hasil uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek keperilakuan sikap (X1), persepsi (X2), dan emosi (X3) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sistem akuntansi pembelian pada perusahaan CV. CIPTA NUSA Sidoarjo.

1. Pengaruh Aspek Keperilakuan Sikap Terhadap Sistem Akuntansi Pembelian pada CV. CIPTA NUSA

Pada penelitian uji hipotesis yang pertama, hasil menunjukkan bahwa "aspek keperilakuan sikap mampu memberikan kontribusi yang baik dan sangat penting terhadap suatu instansi untuk mencapai tujuan instansi secara optimal." Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap sistem akuntansi pembelian, sehingga menghasilkan hasil hipotesis (H1) diterima dan (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari uji t yang menunjukkan nilai signifikansi dari aspek keperilakuan sikap (X1) sebesar 0,047, nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang ditetapkan sebesar 0,05 (0,047 < 0,05). "Hal tersebut berarti menyatakan bahwa semakin baik aspek keperilakuan sikap, maka akan meningkatkan penerapan sistem akuntansi pembelian yang baik pada CV. CIPTA NUSA Sidoarjo." Aspek keperilakuan sikap yang baik, didukung oleh kompetensi (keahlian) dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pengalaman dibidangnya, berkontribusi dalam menerapkan sistem akuntansi pembelian dalam perusahaan dan dapat terwujudnya sistem akuntansi pembelian yang baik. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [9], [10], [11], yang mengatakan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi persediaan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh [12], [13], yang menyatakan bahwa aspek keperilakuan sikap berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi.

2. Pengaruh“Aspek Keperilakuan Persepsi Terhadap Sistem Akuntansi Pembelian pada CV. CIPTA NUSA.”

Pada penelitian uji hipotesis yang kedua, hasil menunjukkan bahwa aspek keperilakuan persepsi mampu memberikan kontribusi yang baik dan sangat penting terhadap suatu instansi untuk mencapai tujuan instansi secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa aspek keperilakuan persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sistem akuntansi pembelian, sehingga menghasilkan hasil hipotesis (H2) diterima dan (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari uji t yang menunjukkan nilai signifikan dari aspek keperilakuan persepsi (X2) sebesar 0,001, nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang ditetapkan sebesar 0,05 (0,001 < 0,05). "Hal tersebut berarti menyatakan bahwa semakin baik aspek keperilakuan persepsi, maka akan meningkatkan penerapan sistem akuntansi pembelian yang baik pada CV. CIPTA NUSA Sidoarjo." Aspek keperilakuan persepsi yang baik, didukung oleh kompetensi (keahlian) dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pengalaman dibidangnya, berkontribusi dalam menerapkan sistem akuntansi pembelian dalam perusahaan dan dapat terwujudnya sistem akuntansi pembelian yang baik. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [14].

3. Pengaruh Aspek Keperilakuan Emosi Terhadapa Sistem Akuntansi Pembelian pada CV.CIPTA NUSA.

Pada penelitian uji hipotesis yang ketiga atau yang terakhir, hasil menunjukkan bahwa aspek keperilakuan emosi juga mampu memberikan kontribusi yang baik dan sangat penting terhadap suatu instansi untuk mencapai tujuan instansi secara optimal. Dapat disimpulkan bahwa aspek keperilakuan emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sistem akuntansi pembelian, sehingga menghasilkan hasil hipotesis (H3) diterima dan (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari uji t yang menunjukkan nilai signifikan dari aspek keperilakuan emosi (X3) sebesar 0,003, nilai tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang ditetapkan sebesar 0,05 (0,003 < 0,05). "Hal tersebut berarti menyatakan bahwa semakin baik aspek keperilakuan emosi, maka akan meningkatkan penerapan sistem akuntansi pembelian yang baik pada CV. CIPTA NUSA Sidoarjo." Aspek keperilakuan emosi yang baik, didukung oleh memiliki kompetensi (keahlian) dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pengalaman dibidangnya, berkontribusi dalam menerapkan sistem akuntansi pembelian dalam perusahaan, dan dapat terwujudnya sistem akuntansi pembelian yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [15].

Simpulan

Pada pembahasan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait Analisis Perilaku Karyawan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pembelian pada CV. CIPTA NUSA

1. Penelitian ini membuktian bahwasanya aspek keperilakuan Sikap (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi pembelian di CV. CIPTA NUSA Sidoarjo dengan nilai signifikan sebesar 0,047.

2. Penelitian ini juga telah membuktian bahwasanya aspek keperilakuan Persepsi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi pembelian di CV. CIPTA NUSA Sidoarjo dengan nilai signifikan sebesar 0,001.

3. Pada aspek keperilakuan Emosi (X3) menunjukkan bahwa emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan sistem akuntansi pembelian pada CV. CIPTA NUSA Sidoarjo dengan nilai sinifikan sebesar 0,003.

4. Nilai R Square sebesar 0,651 atau 65,1%. Angka tersebut menunjukkan bahwasanya kontribusi variabel aspek keperilakuan sikap, aspek keperilakuan persepsi, dan aspek keperilakuaniemosi menjelaskan tentang variabel penerapan dalam sistem akuntansi pembelian.

References

  1. . R. A. Supriyono, "Akuntansi Keperilakuan," Gadjah Mada University Press, 2018.
  2. . R. A. Baron, D. Bryne, and N. Branscombe, "Social Psychology (1st Ed.)," Boston, P. Boston, 2006.
  3. . I. Wayan Suartana, "Akuntansi Keperilakuan Teori Dan Implementasi," Andi, Jakarta, 2010.
  4. . Wibowo, "Perilaku Dalam Organisasi," Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2014.
  5. . A. I. Lubis, "Akuntansi Keperilakuan," Salemba Empat, Jakarta, 2010.
  6. . Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D," Alfabeta, Bandung, 2011.
  7. . E. M. Akay, A. T. Poputra, and M. Y. Kalalo, "Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan Pada Pt. Surya Wenang Indah Manado," Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, vol. 4, no. 1, pp. 688-697, 2016.
  8. . D. Y. Capricia, "Analisis Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan Pada PT. Indofruit Surabaya," Wijaya Kusuma Surabaya University, 2018.
  9. . B. S. Wandhana, M. Firdaus, and N. Widaninggar, "Analisis Aspek Keperilakuan Pada Penerapan Sistem Akuntansi Persediaan Di Cv. Senyum Media," Jakuma: Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Keuangan, vol. 2, no. 2, pp. 17-30, 2021
  10. . M. Fahad, "Pengaruh Aspek Perilaku Individu Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di Gresik," Universitas Muhamadiyah Gresik, 2017.
  11. . R. A. Novita Sari, "Pengaruh Aspek Keperilakuan Terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Pada PT. Rajawali Nusindo Palembang," 2020.